Anda di halaman 1dari 28

Pentingnya Peran Visi dan Misi

Dalam hal pencapaian suatu tujuan di perlukan suatu perencanaan dan tindakan nyata untuk
dapat mewujudkannya, secara umum bisa di katakan bahwa visi dan misi adalah suatu konsep
perencanaan yang disertai dengan tindakan sesuai dengan apa yang di rencanakan untuk mencapai
suatu tujuan.

Faktor-faktor Penyusunan Visi dan Misi:
Sejarah
Preferensi Masa Kini
Lingkungan Pasar
Sumber Daya
Kompentensi yang membedakan

Menurut Wibisono (2006, p. 43), visi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan cita-
cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan. Dapat
dikatakan bahwa visi merupakan pernyataan want to be dari organisasi atau perusahaan. Visi juga
merupakan hal yang sangat krusial bagi perusahaan untuk menjamin kelestarian dan kesuksesan
jangka panjang. Dalam visi suatu organisasi terdapat juga nilai-nilai, aspirasi serta kebutuhan
organisasi di masa depan seperti yang diungkapkan oleh Kotler yang dikutip oleh Nawawi (2000:122),
Visi adalah pernyataan tentang tujuan organisasi yang diekspresikan dalam produk dan pelayanan
yang ditawarkan, kebutuhan yang dapat ditanggulangi, kelompok masyarakat yang dilayani, nilai-nilai
yang diperoleh serta aspirasi dan cita-cita masa depan. Jadi dapat disimpulkan bahwa visi adalah cita
- cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan untuk
menjamin kelestarian dan kesuksesan jangka panjang.

Visi membicarakan hal-hal sebagai berikut:
1. Wawasan yang menjadi tolak ukur pertumbuhan bisnis Anda.
2. Sosok Anda atau usaha Anda di masa mendatang.
3. Bentuk usaha Anda sebesar apa.
4. Alasan Anda memasuki usaha di bnidang tersebut
5. Imajinasi mengenai posisi usaha Anda dan kemana bisnis Anda mau di bawa.

Visi yang ideal harus sebagai berikut:
Sederhana (simple)
Terukur (measurable)
Tejangkau (reachable)
Beralasan (reasonable)
Ambisius
Periode waktu (time frame)
Bersifat strategis (strategic)
Bersifat strategis (strategic)
Perspektif kondisi
Komunikatif

Tujuan penetapan visi perusahaan,yaitu:
Mencerminkan sesuatu yang akan dicapai perusahaan.
Memiliki orientasi pada mas adepan perusahaan.
Menimbulkan komitmen tinggi dari seluruh jajaran dan lingkungan perusahaan
Menentukan arah dan fokus strategi perusahaan yang jelas
Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi perusahaan

Syarat dan Kriteria Visi Perusahaan:
Dapat dibayangkan oleh seluruh jajaran organisasi perusahaan
Dapat dikomunikasikan dan dapat dimengerti oleh seluruh jajaran organisasi perusahaan
Berwawasan jangka panjang dan tidak mengabaikan perkembangan zaman
Memiliki nilai yang memang diinginkan oleh anggota organisasi perusahaan
Terfokus pada permasalahnan instansi perusahaan agar dapat beroperasi

Misi (mission) adalah apa sebabnya kita ada (why we exist / what we believe we can
do). Menurut Prasetyo dan Benedicta (2004:8), Di dalam misi produk dan jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan, pasar yang dilayani dan teknologi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan dalam pasar tersebut. Pernyataan misi harus mampu menentukan kebutuhan apa yang
dipuasi oleh perusahaan, siapa yang memiliki kebutuhan tersebut, dimana mereka berada dan
bagaimana pemuasan tersebut dilakukan. Menurut Drucker (2000:87), pada dasarnya misi
merupakan alasan mendasar eksistensi suatu organisasi. Pernyataan misi organisasi, terutama di
tingkat unit bisnis menentukan batas dan maksud aktivitas bisnis perusahaan. Jadi perumusan misi
merupakan realisasi yang akan menjadikan suatu organisasi mampu menghasilkan produk dan jasa
berkualitas yang memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggannya (Prasetyo dan
Benedicta, 2004:8). Menurut Wheelen sebagaimana dikutip oleh Wibisono (2006, p. 46-47) misi
merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan tujuan atau alasan eksistensi organisasi yang
memuat apa yang disediakan oleh perusahaan kepada masyarakat, baik berupa produk ataupun
jasa. Jadi dapat disimpulkan bahwa Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh
lembaga dalam usahanya mewujudkan Visi. Dalam operasionalnya orang berpedoman pada
pernyataan misi yang merupakan hasil kompromi intepretasi Visi. Misi merupakan sesuatu yang
nyata untuk dituju serta dapat pula memberikan petunjuk garis besar cara pencapaian Visi.

Unsur-unsur pokok sebuah misi adalah sebagai berikut:
Kiat dan usaha untuk mewujudakan visi
Nilai-nilai dasar organisasi yang dinyatakan dalam misi organisasi
Segmen pasar dan pelanggan
Pernyataan tentang produk atau jasa yang di masuki (dijualnya)
Keyakinan yang kuat, asumsi-asumsi dan budaya kerja dengan orientasi mutu
Pernyataan strategis jangka panjang dan jangja pendek

Misi akan efektif bila bersifat:
Ringkas dan jelas
Unik
Fleksible
Bisa membantu untuk mengambil keputusan
Budaya perusahaan
Memberikan inspirasi

Cara Merumuskan Misi Perusahaan:
Melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan
Menyelaraskan kegiatan proses utama dengan sumber daya yang ada, untuk memeungkinkan
perusahaan melaksanakan kegiatannya lebih baik dan dengan seefesien mungkin
Menentukan lingkungan yang sangat berguna untuk menentukan apakah misi organisasi perusahaan
tidak bertentangan secara internal dan eksternal

Fungsi Misi:
Memberikan arah usaha
Memfokuskan langkah-langkah yang akan diambil
Objektif, target dan program perusahaan dirancang berdasarkan misi yang suadah dibentuk
Membimbing aksi dalam berbagai tingkat
Membantu mencegah karyawan agar tidak salah melangkah


Berikut adalah contoh-contoh visi dan misi dari perusahaan go public :

No. Nama
Perusahaan
Visi Misi
1. PT. Sampoerna Menjadi perusahaan
paling terkemuka di
Indonesia.


1. Memproduksi rokok
berkualitas tinggi dengan
harga yang wajar bagi
perokok dewasa
2. Memberikan kompensasi
dan lingkungan
kerja yang baik kepada
karyawan dan membina
hubungan baik dengan
mitra usaha
3. Memberikan sumbangsih
kepada masyarakat luas

2. PT. Unilever "To become the first
choice of consumer,
costumer and community

Menjadi yang pertama dan
terbaik di kelasnya dalam
memenuhi kebutuhan dan
aspirasi konsumen
Menjadi rekan yang utama bagi
pelanggan, konsumen dan
komunitas.
Menghilangkan kegiatan yang tak
bernilai tambah dari segala
proses.
Menjadi perusahaan terpilih bagi
orang-orang dengan kinerja yang
tinggi.

3. PT. Pertamina Menjadi lembaga
pembinaan usaha kecil dan
koperasi terkemuka yang
dapat mengangkat citra
pertamina di
mata masyarakat
indonesia.

Menjadikan usaha kecil dan
koperasi mitra binaan
pertamina sebagai unit usaha
yang produktif, efisien, profitable
dan dapat mendukung usaha dan
mengangkat citra pertamina.
Menjadikan usaha kecil dan
kopersai mitra binaan
pertamina sebagai unit usaha
penghasil produk berkualitas dan
inovatif yang mampu bersaing di
pasar lokal, regional dan global.
Menjadikan usaha kecil dan
koperasi mitra binaan
pertamina sebagai unit usaha
yang mampu memenuhi
permintaan dan kepuasan
pelanggan secara dinamis dan
berkelanjutan.
Menjadikan usaha kecil dan
koperasi sebagai soko
guru perkonomian nasional.
4. PT. Kimia Farma Menjadi perusahaan
pelayanan kesehatan
utama di Indonesia dan
berdaya saing global.

Untuk mencapai visinya, PT. Kimia
Farma (Persero) Tbk mempunyai misi
sebagai berikut :


1. Menyediakan produk dan jasa
layanan kesehatan yang unggul
untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dan meningkatkan
mutu kehidupan.
2. Mengembangkan bisnis
pelayanan kesehatan untuk
meningkatkan nilai perusahaan
bagi pemegang saham,
karyawan dan pihak lain yang
berkepentingan, tanpa
meninggalkan prinsip-prinsip tata
kelola perusahaan yang baik.
3. Meningkatkan kompetensi dan
komitmen sumber daya manusia
guna pengembangan
perusahaan, serta dapat
berperan aktif dalam
pengembangan industri
kesehatan nasional.

5. PT. Agri Astra Menjadi Perusahaan
Agroindustri Benih Nasional
Kelas Dunia
Menghasilkan Produk Agroindustri
Bermutu Melalui Pemanfaatan
Sumber Daya Perusahaan Secara Efisien
Dan Efektif Untuk Memberikan
Manfat Optimal Bagi Stakeholders
6. PT. Telkom To become a leading
InfoCom player in the
region

One Stop InfoCom Services with
Excellent Quality and Competitive Price
and To Be the Role Model as the Best
Managed Indonesian Corporation
7. PT. Coca Cola Our vision serves as the
framework for our
Roadmap and guides every
aspect of our business by
describing what we need to
accomplish in order to
continue achieving
sustainable, quality growth.

Our Roadmap starts with our mission,
which is enduring. It declares our purpose
as a company and serves as the standard
against which we weigh our actions and
decisions.

To refresh the world...
To inspire moments of
optimism and happiness...
To create value and make a difference.


Setelah mengetahui pengertiannya dan beberapa contoh mengenai visi dan misi perusahaan
dapat dipastikan bahwa tanpa adanya visi dan misi, sebuah perusahaan tidak akan bisa mencapai
tujuan yang diimpikan. Contoh mudahnya, kita misalkan membangun perusahaan sama halnya
dengan memulai sebuah perjalanan. Sebelum memulai perjalanan, Anda tentukan terlebih dahulu
kota tujuan Anda. Tanpa memiliki tujuan tempat atau kota yang akan dikunjungi, orang tersebut tidak
akan pernah beranjak kemanapun. Sama halnya dengan perusahaan yang belum memiliki visi,
perusahaan tersebut juga belum bisa bergerak kemanapun karena belum memiliki tujuan usaha. Tak
kalah pentingnya dengan visi, misi perusahaan juga berpengaruh terhadap perjalanan perusahaan.
Jika perusahaan tidak memiliki misi, keadaannya akan sama dengan orang yang sudah memiliki kota
tujuan (misalnya : perjalanan ke kota Jogja ) namun belum memiliki rencana sarana transportasi yang
akan digunakan dan kapan waktu keberangkatan. Sehingga perjalanan menuju Jogja hanya sekedar
anganangan, yang belum bisa diwujudkan. Dari contoh tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
tanpa adanya visi dan misi perusahaan yang saling bersinergi, mustahil rasanya bila sebuah
perusahaan dapat berjalan dengan baik.


Pengertian Visi dan Misi
Dalam hal pencapaian suatu tujuan di perlukan suatu perencanaan dan tindakan nyata untuk dapat
mewujudkannya, secara umum bisa di katakan bahwa Visi dan Misi adalah suatu konsep perencanaan yang di
sertai dengan tindakan sesuai dengan apa yang di rencanakan untuk mencapai suatu tujuan.

Bagi mereka yang berkecimpung dalam kegiatan organisasi tentu tidak asing dengan kalimat Visi dan Misi di
karenakan suatu organisasi, kelompok atau badan suatu instansi pasti memiliki Visi dan Misi untuk
mewujudkan tujuannya, tapi apakah Visi dan Misi hanya bisa di miliki dan di terapkan oleh Suatu Organisasi,
kelompok atau bandan suatu instansi? Jawabnya tentu tidak, Visi dan Misi pun bisa di miliki dan di terapkan
secara personal dan individu.

Lalu apakah pengertian dari Visi dan Misi?
Dari referensi materi berikut ada beberapa pengertian dari Visi dan Misi yang mudah-mudahan dapat memberi
manfaat...

Pengertian Visi
Visi adalah suatu pandangan jauh tentang perusahaan, tujuan - tujuan perusahaan dan apa yang harus dilakukan
untuk mencapai tujuan tersebut pada masa yang akan datang. Visi itu tidak dapat dituliskan secara lebih jelas
menerangkan detail gambaran sistem yang ditujunya, dikarenakan perubahan ilmu serta situasi yang sulit
diprediksi selama masa yang panjang tersebut. Beberapa persyaratan yang hendaknya dipenuhi oleh suatu
pernyataan visi:

- Berorientasi ke depan
- Tidak dibuat berdasarkan kondisi saat ini
- Mengekspresikan kreatifitas
- Berdasar pada prinsip nilai yang mengandung penghargaan bagi masyarakat

Pengertian Misi
Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh lembaga dalam usahanya mewujudkan Visi.
Misi perusahaan adalah tujuan dan alasan mengapa perusahaan itu ada. Misi juga akan memberikan arah
sekaligus batasan proses pencapaian tujuan.

Arti lain :
a. Visi adalah suatu pernyataan tentang gambaran keadaan clan karakteristik yang
ingin di capai oleh suatu lembaga pada jauh dimasa yang akan datang. Banyak
intepretasi yang dapat keluar dari pernyataan keadaan ideal yang ingin dicapai
lembaga tersebut. Visi itu sendiri tidak dapat dituliskan secara lebih jelas
menerangkan detail gambaran sistem yang ditujunya, oleh kemungkinan kemajuan
clan perubahan ilmu serta situasi yang sulit diprediksi selama masa
yang panjang tersebut. Pernyataan Visi tersebut harus selalu berlaku pada
semua kemungkinan perubahan yang mungkin terjadi sehingga suatu Visi hendaknya
mempunyai sifat/fleksibel. Untuk itu ada beberapa persyaratan yang hendaknya
dipenuhi oleh suatu pernyataan Visi: 1) Berorientasi pada masa depan; 2) Tidak
dibuat berdasar kondisi atau tren saat ini; 3) Mengekspresikan kreativitas; 4)
Berdasar pada prinsip nilai yang mengandung penghargaan bagi masyarakat ; 5)
Memperhatikan sejarah, kultur, clan nilai organisasi meskipun ada perubahan
terduga ; 6) Mempunyai standard yang tinggi, ideal serta harapan bagi anggota
lembaga ; 7) Memberikan klarifikasi bagi manfaat lembaga serta tujuan-
tujuannya ; 8 ) Memberikan semangat clan mendorong timbulnya dedikasi pada
lembaga ; 9) Menggambarkan keunikan lembaga dalam kompetisi serta citranya ;
10) Bersifat ambisius serta menantang segenap anggota lembaga (Lewis&Smith,1994).

b. Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh lembaga dalam
usahanya meng-ujud-kan Visi. Dalam operasionalnya orang berpedoman pada
pernyataan misi yang merupakan hasil kompromi intepretasi Visi. Misi merupakan
sesuatu yang nyata untuk dituju serta dapat pula memberikan petunjuk garis
besar cara pencapaian Visi. Pernyataan Misi memberikan keterangan yang jelas
tentang apa yang ingin dituju serta kadang kala memberikan pula keterangan
tentang bagaimana cara lembaga bekerja. Mengingat demikian pentingnya
pernyataan misi maka selama pembentukannya perlu diperhatikan masukan-masukan
dari anggota lembaga serta sumber-sumber lain yang dianggap penting. Untuk
secara Iangsung pernyataan Misi belum dapat dipergunakan sebagai petunjuk
bekerja.

Intepretasi lebih mendetail diperlukan agar pernyataan Misi dapat
diterjemahkan ke langkah-langkah kerja atau tahapan pencapaian tujuan
sebagaimana tertulis dalam pernyataan Misi. Untuk memberikan tekanan pada
faktor komprehensif dari pernyataan misi maka pernyataan tersebut hendaknya
mampu memberikan gambaran yang menjawab pertanyaan pertanyaan sbb (Lewis &
Smith 1944) : 1) Keberadaan lembaga adalah untuk berbuat apa; 2) Apa produk
atau jasa yang utama dari lembaga; 3) Apa yang bersifat unik dari lembaga ; 4)
Siapa konsumen utama dari lembaga; 5) Mengapa mereka merupakan konsumen utama
; 6) Pihak lain mana yang berkepentingan dengan lembaga dan mengapa; 7) Apa
Core Values / nilai dasar lembaga; 8 ) Apa yang berbeda pada lembaga 5 th
yang lalu dan sekarang ; 9) Mengapa berbeda ; 10) Apa yang berbeda pada
lembaga saat sekarang dan 5 th dari sekarang; 11) Mengapa hal itu akan menjadi
beda; 12) Apa produk atau jenis jasa yang akan diberikan lembaga di masa
depan; 13) Apa yang harus dikerjakan lembaga untuk menyiapkan produk baru
tersebut; 14)Apakah jawaban pertanyaan-pertanyaan di atas merefleksikan Visi
lembaga ? ; 15) Bila tidak, pertanyaan mana yang harus ada dan apa jawabannya.
materi referensi:RKAP EXSAM

Dari sumber lain yang mendefinisikan tentang Visi dan Misi diantaranya:
Visi adalah cara pandang jauh ke depan kemana organisasi harus dibawa agar
dapat eksis, antisipatif dan inovatif. Visi adalah suatu gambaran yang menantang
tentang keadaan masa depan yang diinginkan oleh organisasi.

Misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan organisasi dan sasaran yang
ingin dicapai. Pernyataan misi membawa organisasi kepada suatu fokus. Misi
menjelaskan mengapa organisasi itu ada, apa yang dilakukannya, dan bagaimana
melakukannya.

Misi adalah sesuatu yang harus dilaksanakan oleh organisasi agar tujuan
organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Dengan pernyataan misi
tersebut, diharapkan seluruh pegawai dan pihak yang berkepentingan dapat
mengenal organisasi dan mengetahui peran dan program-programnya serta hasil
yang akan diperoleh dimasa mendatang.

Visi adalah pandangan/pemikiran pada yang akan datang (cita cita)
Misi adalah sedang/akan melakukan apa yang sudah ada dalam visi itu.

Pentingnya Visi dan Misi Perusahaan
Adanya visi dan misi merupakan syarat wajib bagi sebuah perusahan atau organisasi. Setiap perusahaan
memiliki visi dan misi yang berbeda, sesuai dengan tujuan.
15 October 2010 10 Komentar Tips & Motivasi Bisnis
Adanya visi dan misi merupakan syarat wajib bagi sebuah perusahan atau organisasi. Setiap perusahaan
memiliki visi dan misi yang berbeda, semua tergantung tujuan yang akan dicapai oleh masing masing
perusahaan. Biasanya visi dan misi dibuat saat perusahaan sedang akan dibangun, karena visi dan misi
perusahaan menjadi landasan dasar bagi sebuah perusahaan. Oleh karena itu tak perlu ditanyakan lagi, bahwa
peranan visi dan misi perusahaan sangatlah penting.
Namun sebelum mengetahui pentingnya visi dan misi perusahaan, mari kita bahas terlebih dahulu apa itu
pengertian visi dan misi perusahaan :
Istilah visi berasal dari kata vision yang berasal dari bahasa Inggris yang memiliki arti penglihatan. Bisa
diartikan yang dimaksud visi adalah sebuah pandangan tentang tujuan jangka panjang perusahaan
atau rencana yang akan dicapai oleh suatu perusahaan. Visi biasanya berisi pernyataan yang singkat
dan jelas, namun bisa mencakup semua tujuan dan cita cita perusahaan. Contoh visi PT. Khalifah
Niaga Lantabura : Membantu Siapa Saja Bisa Sukses Berbisnis
Sedangkan misi adalah kegiatan atau aktifitas yang mengarahkan perusahaan Anda pada tujuan yang
menjadi impian perusahaan tersebut. Jadi bisa dikatakan bahwa misi adalah kegiatan atau aktivitas
yang dilakukan untuk mendukung perusahaan hingga mencapai tujuannnya. Contoh misi PT. Khalifah
Niaga Lantabura : menciptakan para pengusaha Indonesia yang berkarakter, membantu menyediakan
berbagai prospektus bisnis berkualitas dan tepat guna, menciptakan inovasi bagi dunia bisnis,
menciptakan jaringan bisnis, menciptakan lapangan kerja, sehingga kemandirian ekonomi bangsa
dapat terwujud.
Setelah mengetahui pengertiannya dapat dipastikan bahwa tanpa adanya visi dan misi, sebuah perusahaan tidak
akan bisa mencapai tujuan yang diimpikan. Contoh mudahnya, kita misalkan membangun perusahaan sama
halnya dengan memulai sebuah perjalanan. Sebelum memulai perjalanan, Anda tentukan terlebih dahulu kota
tujuan Anda. Tanpa memiliki tujuan tempat atau kota yang akan dikunjungi, orang tersebut tidak akan pernah
beranjak kemanapun. Sama halnya dengan perusahaan yang belum memiliki visi, perusahaan tersebut juga
belum bisa bergerak kemanapun karena belum memiliki tujuan usaha.
Tak kalah pentingnya dengan visi, misi perusahaan juga berpengaruh terhadap perjalanan perusahaan. Jika
perusahaan tidak memiliki misi, keadaannya akan sama dengan orang yang sudah memiliki kota tujuan (
misalnya : perjalanan ke kota Jogja ) namun belum memiliki rencana sarana transportasi yang akan digunakan
dan kapan waktu keberangkatan. Sehingga perjalanan menuju Jogja hanya sekedar angan angan, yang belum
bisa diwujudkan.
Dari contoh diatas dapat di ambil kesimpulan bahwa tanpa adanya visi dan misi perusahaan yang saling
bersinergi, mustahil rasanya bila sebuah perusahaan dapat berjalan. Maka bagi Anda yang berminat untuk
membuka usaha baru, siapkan pondasi bisnis Anda dengan membuat visi dan misi yang kuat. Semoga dapat
bermanfaat dan salam sukses.

BAB 2 - PERILAKU INDIVIDU dan PENGARUHNYA terhadap
ORGANISASI
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT serta rahmat dan hidayah_NYA yang
dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW,saya berupaya dalam penyusunan makalah ini
untuk member sedikit penjelasan dan pandangan tenteng lebih jauh PERILAKU INDIVIDU
DAN PENGARUHNYA TERHADAP ORGANISASI , maupun penjelasan latar belakang
tentang terjadinya kasus PERILAKU INDIVIDU DAN PENGARUHNYA TERHADAP
ORGANISASI di indonesiasecara umum dan upaya mengatasi kasus studi tentang organisasi
untuk meningkatkan Kualitas bagi masyarakat.selain itu saya sebagai penyusun makalah juga
bersedia menerima masukan,kritik maupun saran.dan saya selaku penyusun mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pengumpulan materi ini:
Akhir kata saya berharap makalah ini bias diterapkan dan menjadi tolak ukur kita terhadap
dunia social sebaik mungkin.Amin


Bekasi,23 Februari 2011

Penyusun







BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pada awalnya, organisasi merupakan suatu jembatan dalam membentuk suatau komponen
yang dapat dijadikan anggota untuk memecahkan suatu masalah yang menjadi
permasalahan.Inti organisasi belajar adalah kemampuan organisasi untuk memanfaatkan
kapasitas mental dari semua anggotanya guna menciptakan sejenis proses yang akan
menyempurnakan itu. Organisasi di mana orang-orangnya secara terus-menerus
mengembangkan kapasitasnya guna menciptakan hasil yang benar-benar mereka inginkan, di
mana pola-pola berpikir baru dan berkembang dipupuk, di mana aspirasi kelompok diberi
kebebasan, dan di mana orang-orang secara terus-menerus belajar mempelajari (learning to
learn) sesuatu secara bersamaAkan tetapi secara umum organisasi sempat menjadi wacana
dalam aktifitas yang dapat dijadikan sebagai bagian dari kelompok. pada dasarnya adalah
karena manusia adalah makhluk sosial yang dalam konteks ini adalah homo socius . Fakta
tersebut adalah sebuah sifat kodrati. Manusia tidak mungkin dapat hidup seorang diri, lepas
dari masyarakat, kelompok maupun kehidupan bersama komunitasnya. Manusia adalah
makhluk yang berfikir dan dapat berkembang. Setiap manusia memiliki naluri untuk hidup
bermasyarakat. Untuk mmemenuhi berbagai macam kebutuhan tersebut maka manusia harus
melakukan kerjasama karena dia tidak akan mampu memenuhi kebutuhan dirinya sendiri. Di
situlah tingkat keterbatasan manusia yang merupakan cerminan bahwa manusia memerlukan
kerjasama dan wadah itu terdapat dalam organisasi.
Sedangkan yang dimaksud dengan Metode adalah suatu tata kerja yang dapat mencapai
tujuan secara efisien. Dan tidak mungkin manusia dapat mengerjakan semua itu seorang diri,
karena manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk social. Dibawah ini saya akan
menjelaskan secara singkat bagaimana pembentukan suatu organisasi serta dasar-dasar
pembentukan organisasi secara umum.
2. Tujuan
Tujuan saya menyusun makalah ini adalah untuk memberikan sedikit gambaran mengenai
betapa pentingnya studi tentang organisasi bagi mahasiwa.
3. Sasaran
Sasaran utama dari pembuatan makalah ini adalah seluruh mahasiswa yang telah atau belum
tergabung dalam studi tentang Organisasi














BAB 11
Variabel yang mempengaruhi perilaku Individu

Variabel yang Mempengaruhi Perilaku Organisasi
A. Variabel-Variabel Dependen
Yaitu factor-faktor kunci yang ingin dijelaskan atau diperkirakan dan yang terpengaruh
sejumlah factor lain (suatu respons yang dipengaruhi oleh suatu variable bebas.
Variabel-variabel dependen tersebut antara lain :
1. Produktivitas
Yaitu suatu ukuran kinerja yang mempengaruhi keefektifan dan efisiensi.
2. Keabsenan (kemangkiran)
Yaitu gagal atau tidak melapor untuk bekerja
3. Pengunduran diri (keluar masuknya karyawan)
Yaitu penarikan diri secara sukarela dan tidak sukarela dari suatu organisasi
4. Kepuasan kerja
Yaitu suatu sikap umum terhadap pekerjaan seseorang atau selisih antara banyaknya ganjaran
yang diterima seorang pekerja dan banyaknya yang mereka yakini seharusnya mereka terima.
B. Variabel-Variabel Independen
1. Variabel-variabel level individu
a. Usia
c. Status perkawinan
b. Jenis kelamin
d. Masa kerja
2. Variabel-variabel level kelompok
3. Variabel-variabel level system organisasi

BAB 111
Teori dan Prinsip Motivasi
TEORI MOTIVASI
Motivasi dapat diertikan sebagai faktor pendorong yang berasal dalam diri manusia,
yang akan mempengaruhi cara bertindak seseorang. Dengan demikian, motivasi kerja akan
berpengaruh terhadap performansi pekerja.
Menurut Hilgard dan Atkinson, tidaklah mudah untuk menjelaskan motifasi sebab :
1.Pernyataan motif antar orang adalah tidak sama budaya yang berbeda akan menghasilkan
ekspresi motif yang berbeda pula.
2.Motif yang tidak sama akan diwujudkan dalam berbagai perilaku yang tidak sama.
3.Motif yang tidak sama dapat iekspresikan melalui perilaku yang sama.
4.Motif dapat muncul dalam bentuk-bentuk perilaku yang sulit dijelaskan.
5.Suatu ekspresi perilaku dapat muncul sebagai perwujudan dari berbagai motif.
Berikut ini dikemukakan huraian mengenai motif yang ada pada manusia sebagai
factor pendorong dari prilaku manusia
Motif Kekuasaan
Merupakan kebutuhan manusia untuk memanipulasi manusia lain melalui keunggulan-
keunggulan yang dimilikinya. Clelland menyimpulkan bahwa motif kekuasaan dapat berfifat
negatif atau positif. Motif kekuasaan yang bersifat negatif berkaitan dengan kekuasaan
seseorang. Sedangkan motif kekuasaan yang bersifat positif berkaitan dengan kekuasaan
social (power yang dipergunakan untuk berpartisipasi dalam mencapai tujuan kelompok).
Motif Berprestasi
Merupakan keinginan atau kehendak untuk menyelesaikan suatu tugas secara sempurna, atau
sukses didalam situasi persaingan (Chelland). Menurut dia, setiap orang mempunyai kadar n
Ach (needs for achievement) yang berlainan. Karakteristik seseorang yang mempunyai kadar
n Ach yang tinggi (high achiever) adalah :
1. Risiko moderat (Moderate Risks) adalah memilih suatu resiko secara moderat
2. Umpan balik segera (Immediate Feedback) adalah cenderung memilih tugas yang segera
dapat memberikan umpan balik mengenai kemajuan yang telah dicapai dalam mewujudkan
tujuan, cenderung
3. Kesempurnaan (accomplishment) adalah senang dalam pekerjaan yang dapat memberikan
kepuasaan pada dirinya.
4. Pemilihan tugas adalah menyelesaikan pekerjaan yang telah di pilih secara tuntas dengan
usaha maiksimum sesuai dengan kemampuannya

Motif Untuk Bergabung
Menurut Schachter motif untuk bergabung dapat diartikan sebagai kebutuhan untuk berada
bersama orang lain. Kesimpulan ini diperoleh oleh Schachter dari studinya yang mempelajari
hubungan antara rasa takut dengan kebutuhan berafiliansi.
Motif Keamanan (Security Motive)
Merupakan kebutuhan untuk melindungi diri dari hambatan atau gangguan yang akan
mengancam keberadaannya. Di dalam sebuah perusahaan misalnya, salah satu cara untuk
menjaga agar para karyawan merasa aman di hari tuanya kelak, adalah dengan memberikan
jaminan hari tua, pesangon, asuransi, dan sebagainya
Motif Status (Status Motive)
Merupakan kebutuhan manusia untuk mencapai atau menduduki tingkatan tertentu di dalam
sebuah kelompok, organisasi atau masyarakat. Parsons, seorang ahli sosiologi menyimpulkan
adanya beberapa sumber status seseorang yaitu :
1.Keanggotaan di dalam sebuah keluarga. Misalnya, seorang anggota keluarga yang
memperoleh status yang tinggi oleh karena keluarga tersebut mempunyai status yang tinggi di
lingkungannya.
2. kualitas perseorangan yang termasuk dalam kualitas perseorangan antara lain karakteristik
fisik, usia, jenis kelamin, kepribadian.
3. Prestasi yang dicapai oleh seseorang dapat mempengaruhi statusnya. Misalnya, pekerja
yang berpendidikan, berpengalaman, mempunyai gelar, dsb.
4. Aspek materi dapat mempengaruhi status seseorang di dalam lingkungannya.
Misalnya, jumlah kekayaan yang dimiliki oleh seseorang.
Kekuasaan dan kekuatan (Autoriry and Power). Dalam suatu organisasi, individu yang
memiliki kekuasaan atau kewenangan yang formal akan memperoleh status yang lebih tinggi
dibandingkan dengan individu-individu yang ada di bawahnya.

















BAB IV
Penerapan Motivasi Dalam Organisasi
Lima fungsi utama manajemen adalah planning, organizing, staffing, leading, dan
controlling. Pada pelaksanaannya, setelah rencana dibuat (planning), organisasi dibentuk
(organizing), dan disusun personalianya (staffing), maka langkah berikutnya adalah
menugaskan/mengarahkan karyawan menuju ke arah tujuan yang telah ditentukan. Fungsi
pengarahan (leading) ini secara sederhana adalah membuat para karyawan melakukan sesuatu
sesuai dengan apa yang diinginkan dan harus mereka lakukan. Memotivasi karyawan
merupakan kegiatan kepemimpinan yang termasuk di dalam fungsi ini. Kemampuan manajer
untuk memotivasi karyawannya akan sangat menentukan efektifitas manajer. Manajer harus
dapat memotivasi para bawahannya agar pelaksanaan kegiatan dan kepuasan kerja mereka
meningkat.
Berbagai istilah digunakan untuk menyebut kata motivasi (motivation) atau motif, antara
lain kebutuhan (need), desakan (urge), keinginan (wish), dan dorongan (drive). Dalam hal ini,
akan digunakan istilah motivasi yang diartikan sebagai keadaan dalam pribadi seseorang
yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna
mencapai tujuan.
Motivasi menunjuk kepada sebab, arah, dan persistensi perilaku. Kita bicara mengenai
penyebab suatu perilaku ketika kita bertanya tentang mengapa seseorang melakukan sesuatu.
Kita bicara mengenai arah perilaku seseorang ketika kita menanyakan mengapa ia lakukan
suatu hal tertentu yang mereka lakukan. Kita bicara tentang persistensi ketika kita bertanya
keheranan mengapa ia tetap melakukan hal itu (Berry, 1997).
Suatu organisme (manusia/hewan) yang dimotivasi akan terjun ke dalam suatu aktivitas
secara lebih giat dan lebih efisien daripada yang tanpa dimotivasi. Selain menguatkan
organisme itu, motivasi cenderung mengarahkan perilaku (orang yang lapar dimotivasi untuk
mencari makanan untuk dimakan; orang yang haus, untuk minum; orang yang kesakitan,
untuk melepaskan diri dari stimulus/rangsangan yang menyakitkan (Atkinson, Atkinson, &
Hilgard, 1983).
Sampai pada abad 17 dan 18, para pakar filsafat masih berkeyakinan bahwa konsepsi
rasionalisme merupakan konsep satu-satunya yang dapat menerangkan tindakan-tindakan
yang dilakukan manusia. Konsep ini menerangkan bahwa manusia adalah makhluk rasional
dan intelek yang menentukan tujuan dan melakukan tindakannya sendiri secara bebas
berdasarkan nalar atau akalnya. Baik-buruknya tindakan yang dilakukan oleh seseorang
sangat tergantung dari tingkat intelektual orang tersebut. Pada masa-masa berikutnya, muncul
pandangan mekanistik yang beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia
timbul dari adanya kekuatan internal dan eksternal, diluar kontrol manusia itu sendiri. Hobbes
(abad ke-17) mengemukakan doktrin hedonisme-nya yang menyatakan bahwa apapun alasan
yang diberikan oleh seseorang atas perilakunya, sebab-sebab terpendam dari semua
perilakunya itu adalah adanya kecenderungan untuk mencari kesenangan dan menghindari
kesusahan.













BAB V
Tekanan (Stress) Individu
Stress Individu
Stress adalah tekanan atau ketegangan yang dihadapi seseorang dan mempengaruhi emosi,
pikiran, serta kondisi keseluruhan dari orang tersebut.
Faktor pemicu stress disebutstressor
Stressor dibagi menjadi dua, antara lain :

1. Stressor On The Job (dari dalam lingkungan pekerjaan)
a) Beban kerja berlebih (overload)
b) Desakan waktu (deadline)
c) Kualitas pembimbingan rendah/low supervise
d) Iklim politis tidak aman/low comfort
e) Umpan balik kerja rendah/low feedback
f) Wewenang tidak memadai/low authority
g) Ketidakjelasan peranan/role ambiguity
h) Frustasi/putus asa
i) Konflik antar pribadi atau kelompok
j) Perbedaan nilai individu dan organisasi
k) Perubahan situasi kantor yang mengejutkan

2. Stressor Off The Job (dari luar lingkungan pekerjaan)
a) Krisis keuangan pribadi atau keluarga
b) Permasalahan-permasalahan tentang anak
c) Permasalahan-permasalahan tentang fisik
d) Permasalahan-permasalahan dalam perkawinan
e) Perubahan situasi rumah atau lingkungan
f) Permasalahan-permasalahan lainnya

Dampak stressor dipengaruhi oleh berbagai factor yaitu :
1. Sifat stressor
Yaitu pengetahuan individu tentang stressor tersebut dan pengaruhnya pada individu
tersebut.
2. Jumlah stressor
Yaitu banyaknya stressor yang diterima individu dalam waktu bersamaan.
3. Lama stressor
Yaitu seberapa sering individu menerima stressor yang sama
4. Pengalaman masa lalu
5. Tingkat perkembangan

Berikut adalah 7 tips mengatasi pemecahan masalah karena stress dalam kehidupan :
1. Lakukan pemijitan tubuh (body massage), karena pemijitan baik sekali untuk relaksasi dan
penormalan tekanan darah. Setelah pemijitan, anda akan mengalami perbaikan kualitas tidur
yang tentu saja akan memulihkan lebih baik keletihan anda.
2. Berolahraga teratur merupakan hal yang sangat penting dalam memerangi stress.
Berolahraga akan memobilisasi otot-otot kita, mempercepat aliran darah dan membuka paru-
paru untuk mangambil lebih banyak oksigen. Dampaknya anda akan memperoleh tidur yang
lebih nyenyak dan kesehatan yang lebih baik.
3. Lakukan hobi anda, seperti memancing, mendaki gunung atau apapun yang anda senangi.
Anda bisa juga melakukan petualangan yang belum pernah anda alami sebelumnya seperti
berarung jeram misalkan.
Melakukan kegiatan-kegiatan seperti ini dapat menghilangkan pikiran yang menyebabkan
stress.
4. Banyak asumsi yang mengatakan bahwa bir, anggur atau whiskey dapat menghilangkan
stress. Pada kenyataannya, air putih lah yang dapat menghilangkan stress. Penelitian
menunjukkan bahwa minum segelas atau 2 gelas anggur memang dapat menyebabkan kita
relax saat itu, tetapi setelah efek alkoholnya hilang, stress kemungkinan besar akan
membangunkan anda di tengah malam.
Dengan banyak minum air putih akan membantu memulihkan tubuh kita dari kekurangan
cairan, karena kekurangan cairan dapat menimbulkan keletihan.
5. Lakukan meditasi. Para ahli kesehatan mengatakan bahwa alat yang sangat ampuh dalam
mengatasi stress adalah meditasi. Meditasi sangat membantu membersihkan pikiran kita dan
meningkatkan konsentrasi. Telah terbukti bahwa meditasi selama 15 menit sama dengan kita
beristirahat selama 1 jam. Meskipun anda hanya melakukan meditasi selama 2 menit, tetap
akan cukup membantu.
Meditasi akan sangat membantu anda melupakan hal-hal yang dapat menyebabkan stress.
6. Ketika seseorang mengalami stress, suatu reaksi yang alamiah jika orang tersebut
kemudian melampiaskannya dengan mengkonsumsi banyak makanan. Perlu anda ketahui
bahwa mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat tinggi dapat meningkatkan
kadar insulin di dalam tubuh, dimana insulin ini dapat membuat tubuh menjadi cepat lelah
dan mood anda menjadi jelek.
7. Jika tubuh kita sedang lelah, tidak mudah bagi kita dalam mengendalikan stress. Tidak
cukup tidur akan mempengaruhi keseluruhan hari kita, dan biasanya kita mengalami hari
yang buruk karena kurang tidur menyebabkan kita tidak dapat berkonsentrasi dan melihat
suatu permasalahan lebih buruk dari yang seharusnya. Tidur yang baik bagi orang dewasa
adalah 7 jam sehari.






BAB V
PENUTUP
I. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas disimpulkan bahwa factor-faktor yang berpengaruh terhadap
komiten Perilaku Individu dan Pengaruhnya terhadap organisasi diantaranya adalah kejujuran
dalam pekerjaan,perhatian,kepedulian dan kepercayaan terhadap karyawan,perbedaan
karakteristik individu (usia,tingkat pendidikan ,jenis kelamin, , karakteristik yang
berhubungan dengan pekerjaan, karakteristik struktural (formalitas, desentralisasi),
pengalaman dalam kerja, kepercayaan dan penerimaan yang penuh atas nilai-nilai dan tujuan
organisasi, keinginan bekerja keras demi kepentingan organisasi, dan keinginan untuk
mempertahankan diri agar tetap menjadi anggota organisasi.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek komitmen Perilaku Individu
dan Pengaruhnya terhadap organisasi meliputi kemauan yang kuat untuk mempertahankan
keanggotaannya dalam organisasi yang ditandai dengan kesetiaan pada organisasi atau
perusahaan, kemampuan yang kuat berusaha semaksimal mungkin demi kemajuan dengan
ikut mendukung kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan sasaran organisasi serta adanya
penerimaan nilai, tujuan dan sasaran organisasi. Aspek-aspek yang akan dijadikan alat ukur
adalah perasaan manunggal dengan organisasi, perasaan terlibat pada Perilaku Individu dan
Pengaruhnya terhadap organisasi, dan perasaan setia dan loyal pada perusahaan.


Dampak Prilaku Individu dalam Organisasi
4
<p>Your browser does not support iframes.</p>

Berbicara prilaku organisasi tentu kita berbicara dua hal yang berbeda namun dalam satu
pemaknaan. Yakni prilaku dan organisasi. Dalam definisi, tentu kita perlu mengkaji satu per
satu, guna mendapatkan pemaknaan yang benar-benar relevan dengan konteks.

Pertama, berbicara prilaku tentu dalam pandangan kita merupakan sebuah aktifitas pribadi
yang sifatnya melekat. Atau bahkan sering kali mengakibatkan sebuah pelabelan baik
buruknya seseorang. Kemudian yang kedua, yaitu organisasi sendiri dalam definisi
selazimnya merupakan sekumpulan individu yang memiliki tujuan bersama dengan mengacu
pada aturan yang ada.

Sementara jika berbicara mengenai prilaku organisasi pada dasarnya merupakan sesuatu yang
komplek. Namun, mengingat perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin melesat. Hal
tersebut kemudian dikembangkan menjadi suatu kajian yang harapannya dapat memberikan
nilai lebih terhadap pelaku ataupun organisasi itu sendiri.

Dalam tingkat Universitas misalnya, kajian mengenai prilaku organisasi terus mengalami
perkembangan dan peminat yang meningkat. Hal ini juga tidak terlepas dari asa demokrasi itu
sendiri, tentang kebebasan berserikat. Atas dasar hal tersebut kemudian muncul bagaimana
idealnya sebuah organisasi/lembaga, mulai dari struktural hingga pada tahapan peneliti
prilaku.

Prilaku individu
Berbicara prilaku individu tentu kita akan mengoreksi personal atau pribadi seseorang. Jika
dalam organisasi merupakan paduan dari personal-personal yang ada dalam suatu
perkumpulan. Artinya, dalam hal ini kita akan mendapati berbagai macam karakter,
pemikiran, hingga prilaku yang berbeda-beda.

Lalu apa kaitan prilaku individu dengan prilaku organisasi?

Dalam menjawab pertanyaan tersebut tentu kita perlu kembali kepada makna organisasi
secara definisi. Seperti yang dipaparkan diatas, bahwa organisasi merupakan perkumpulan
suatu kelompok atau individu dengan tujuan bersama. Tentu sangat erat kaitannya, sebab
individu-individu tersebut yang nantinya bakal ada dan berupaya dalam menggerakan suatu
organisasi/lembaga.

Prilaku Organisasi
Sementara prilaku organisasi itu sendiri merupakan suatu disiplin ilmu yang mengkaji
tentang prilaku kelompok, organisasi, hingga pelaku organisasi. Baik itu dari segi positif
maupun negatifnya.

Artinya, secara sederhana prilaku organisasi juga merupakan sebuah citra yang dibangun oleh
organisasi tersebut dalam menjalankan dan mentranformasikan visi misinya. Dan hal tersebut
juga tidak bisa dipisahkan dari prilaku-prilaku individu yang ada dalam suatu
organisasi/lembaga tersebut.

Sebab dalam kacamata universal, prilaku organisasi selain dilihat dari budaya yang coba
dibangun oleh organisasi tersebut juga dilihat dari prilaku-prilaku individu didalamnya.
Maka, jangan heran ketika ada suatu organisasi/lembaga yang memiliki budaya bagus dalam
mewujudkan visi misinya, namun secara prilaku personal/individu didalamnya tidak
mencerminkan hal itu, tentu citra organisasi tersebut sebagai organisasi yang memiliki
budaya baik dalam mewujudkan visi misinya akan hilang.

Karena itu, sebenarnya Prilaku Organisasi dan Prilaku individu merupakan sebuah satu
kesatuan yang sejatinya saling mendukung serta menguatkan dalam mewujudkan visi misi
organisasi/lembaga. Atau bisa dikatakan keduanya memiliki hubungan berdampak, baik
prilaku individu yang berdampak pada prilaku organisasi maupun sebaliknya.



PERILAKU INDIVIDU DALAM ORGANISASI

Kata Pengantar

Assalamualaikum wr. wb.
Puji syukur saya ucapkan selaku penulis kepada Allah SWT atas rahmat-Nya, Alhamdulillah saya
selaku penulis dan anggota kelompok saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Perilaku
Individu dalam Organisasi. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas untuk mata kuliah
Perilaku Keorganisasian .
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih terdapat banyak kekurangan, baik pada
teknis penulisan maupun materi. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari
semua pihak baik dari dosen pengajar maupun dari teman-teman saya harapkan demi
penyempurnaan makalah ini dan agar dalam pembuatan makalah-makalah selanjutnya dan di waktu
yang akan datang bisa lebih baik lagi.

Saya bersama anggota kelompok saya berharap, semoga makalah yang kami buat ini berguna dan
bermanfaat bagi semua orang yang membacanya.
Terima kasih.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb. ...


Maros, 16 Maret 2012


Penulis






i
Daftar Isi

Kata Pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii

BAB I
Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1

BAB II
Pokok Permasalahan
1. Dasar-dasar Perilaku
Individu dalam Organisasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
2. Perilaku Individu
dalam Organisasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5

BAB III
PENUTUP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13

DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14







ii
BAB I
Pendahuluan

a. Latar Belakang
Perilaku manusia adalah sebagai suatu fungsi dari interaksi antara individu dengan individu
lainnya atau individu dengan lingkungannya, dan perilaku setiap individu itu sangat berbeda antara
satu dengan yang lainnya. Dilihat dari sifatnya, perbedaan perilaku manusia itu disebabkan karena
kemampuan, kebutuhan, cara berpikir untuk menentukan pilihan perilaku, pengalaman, dan reaksi
affektifnya yang berbeda dengan satu sama lain.
Hasil interaksi antara individu-individu dalam organisasinya disebut perilaku dalam organisasi,
oleh karena itu untuk memahami perilaku organisasi sebaiknya diketahui terlebih dahulu individu-
individu sebagai pendukung organisasi tersebut.

b. Rumusan masalah :

1. Membahas tentang dasar-dasar perilaku individu dalam organisasi,
2. membahas tentang bagaimana mengenali perilaku individu dalam organisasi.



c. Tujuan :

Adapun tujuan pembuatan makalah ini, yaitu supaya teman-teman bisa mengetahui sifat-sifat
dan perilaku setiap individu. Serta menambah wawasan dan ilmu pengetahuan untuk teman-teman
dan bagi setiap pembaca.











1
BAB II
Pokok Permasalahan

1. DASAR-DASAR PERILAKU INDIVIDU DALAM ORGANISASI
Dalam ilmu manajemen, seorang manager harus mengetahui perilaku individu. Dimana setiap
individu ini tentu saja memiliki karakteristik individu yang menentukan terhadap perilaku individu,
yang pada akhirnya menghasilkan sebuah motivasi individu.

Karakteristik individu dalam organisasi, antara lain :

A. Karakteristik Biografis

1. Usia
Hubungan antara usia dan kinerja diperkirakan akan terus menjadi isu yang penting dimasa
yang akan datang. Hal ini disebabkan setidaknya oleh 3 alasan, yaitu :

1. Keyakinan yang meluas bahwa kinerja merosot seiring dengan usia,
2. realita bahwa angkatan kerja me-nua,
3. mulai adanya perundang-undangan yang melarang segala macam bentuk pensiun yang
bersifat perintah.

bagi karyawan profesional : umur meningkat, kepuasan kerja juga meningkat

karyawan non-profesional : kepuasan merosot selama usia tengah baya dan kemudian
naik lagi dalam tahun-tahun selanjutnya. Bila digambarkan dalam bentuk kurva, akan
berbentuk kurva U ("U" curve).

2. Jenis kelamin

Dari segi jenis kelamin, umumnya tidak ada perbedaan yang konsisten antara pria dan wanita
dalam hal kemampuan memecahkan masalah, keterampilan analisis, dorongan kompetitif, motivasi,
sosiabilitas, produktivitas pekerjaan, kepuasan kerja, atau kemampuan belajar. Namun hasil studi
menunjukkan bahwa wanita lebih bersedia mematuhi wewenang, dibandingkan pria yang lebih
agresif dan lebih besar kemungkinannya dalam memiliki pengharapan untuk sukses, namun tetap
saja perbedaannya kecil.

Biasanya, yang membuat adanya perbedaan adalah karena posisi wanita sebagai ibu yang
juga harus merawat anak-anaknya. Ini juga yang mungkin menimbulkan anggapan bahwa wanita
lebih sering mangkir daripada pria. Jika anak-anak sakit, tentulah ibu yang akan merawat dan
menemani dirumah.



2
hubungan gender - turnover = beberapa studi menjumpai bahwa wanita mempunyai tingkat keluar
yang lebih tinggi, dan studi lain menjumpai tidak ada perbedaan antara hubungan keduanya.

hubungan gender - absensi = wanita mempunyai tingkat absensi yang lebih tinggi (lebih sering
mangkir). dengan alasan : wanita memikul tanggung jawab rumah tangga dan keluarga yang lebih
besar, juga jangan lupa dengan masalah kewanitaan.

3. Status Perkawinan
Hasil riset menunjukkan bahwa karyawan yang menikah lebih sedikit absensinya, mengalami
pergantian yang lebih rendah, dan lebih puas terhadap pekerjaan mereka. Dengan adanya
perkawinan, karyawan memiliki peningkatan tanggung jawab yang besar seperti memiliki pekerjaan
tetap atau kehidupan yang mapan.

4. Masa Kerja

Masa kerja adalah peramal yang cukup baik mengenai kecenderungan karyawan seperti
diatas. Karyawan yang telah menjalankan suatu pekerjaan dalam masa tertentu, produktivitas dan
kepuasannya akan meningkat, sementara tingkat kemangkiran berkurang, dan kemungkinan keluar
masuk karyawan lebih kecil.

Masa kerja juga tidak mempunyai alasan bahwa karyawan yang lebih lama bekerja (senior)
akan lebih produktif dari pada yang junior. Senioritas/masa kerja berkaitan secara negatif dengan
kemangkiran dan dengan tingkat turnover.

Berikut ilustrasinya :

masa kerja tinggi = tingkat absensi dan turnover rendah
masa kerja rendah = tingkat absensi dan turnover tinggi
Kedua hal di atas berkaitan secara negatif

masa kerja tinggi = kepuasan kerja tinggi
masa kerja rendah = kepuasan kerja rendah
Kedua hal di atas berkaitan secara positif


B. Kemampuan

Yaitu merupakan suatu kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu
pekerjaan, diantaranya kemampuan fisik yang merupakan kemampuan dalam melakukan tugas-
tugas yang menuntut stamina, kecekatan, kekuatan, dan keterampilan, serta kemampuan dalam hal
intelektual yaitu suatu kemampuan dalam hal mental.



3
Kemampuan juga mempengaruhi langsung terhadap tingkat kinerja dan kepuasan. Pertama,
suatu analisis pekerjaan akan memberikan informasi mengenai pekerjaan-pekerjaan yang saat ini
sedang dilakukan dan kemampuan yang diperlukan individu untuk melakukan pekerjaan dengan
memadai. Kedua, keputusan promosi dan transfer yang mempengaruhi individu yang sudah
dipekerjakan dalam organisasi hendaknya mencerminkan kemampuan para calon. Dan alternatif
yang paling baik adalah dengan memberikan pelatihan pada karyawan.

Kemampuan dibagi menjadi 2, yaitu :

1. Kemampuan fisik

adalah kemampuan tugas-tugas yang menuntut stamina, keterampilan, kekuatan, dan
karakteristik serupa. Penelitian terhadap berbagai persyaratan yang dibutuhkan dalam ratusan
pekerjaan telah mengidentifikasi sembilan kemampuan dasar yang tercakup dalam kinerja dari
tugas-tugas fisik. Setiap individu memiliki kemampuan dasar tersebut secara berbeda-beda.

2. kemampuan intelektual

adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas mental, menalar,
dan memecahkan masalah. Individu dalam sebagian besar masyarakat menempatkan kecerdasan,
dan untuk alasan yang tepat, pada nilai yang tinggi. Individu yang cerdas juga lebih mungkin menjadi
pemimpin dalam suatu kelompok.

Tujuh dimensi yang paling sering disebutkan yang membentuk kemampuan intelektual adalah
:
1. kecerdasan angka
2. pemahaman verbal
3. kecepatan persepsi
4. penalaran induktif
5. penalaran deduktif
6. visualisasi spasial











4
2. PERILAKU INDIVIDU DALAM ORGANISASI

Perilaku manusia sangat berbeda antara satu dengan lainnya. Perilaku itu sendiri adalah suatu
fungsi dari interaksi antara seseorang individu dengan lingkungannya. Ditilik dari sifatnya, perbedaan
perilaku manusia itu disebabkan karena kemampuan, kebutuhan, cara berpikir untuk menentukan
pilihan perilaku, pengalaman, dan reaksi affektifnya berbeda satu sama lain.

Pendekatan yang sering dipergunakan untuk memahami perilaku manusia adalah pendekatan
kognitif, reinforcement, dan psikoanalitis. Berikut penjelasan ketiga pendekatan tersebut dilihat dari
penekanannya, penyebab timbulnya perilaku, prosesnya, kepentingan masa lalu di dalam
menentukan perilaku, tingkat kesadaran, dan data yang dipergunakan.

1. Penekanan

Pendekatan kognitif menekankan mental internal seperti berpikir dan menimbang. Penafsiran
individu tentang lingkungan dipertimbangkan lebih penting dari lingkungan itu sendiri.

Pendekatan penguatan (reinforcement) menekankan pada peranan lingkungan dalam perilaku
manusia. Lingkungan dipandang sebagai suatu sumber stimulisasi yang dapat menghasilkan dan
memperkuat respon perilaku.

Pendekatan psikoanalitis menekankan peranan sistem personalitas di dalam menentukan
sesuatu perilaku. Lingkungan dipertimbangkan sepanjang hanya sebagai ego yang berinteraksi
dengannya untuk memuaskan keinginan.

2. Penyebab Timbulnya Perilaku

Pendekatan kognitif, perilaku dikatakan timbul dari ketidakseimbangan atau ketidaksesuaian
pada struktur kognitif, yang dapat dihasilkan dari persepsi tentang lingkungan.

Pendekatan reinforcement menyatakan bahwa perilaku itu ditentukan oleh stimuli lingkungan
baik sebelum terjadinya perilaku maupun sebagai hasil dari perilaku.

Menurut pendekatan psikoanalitis, perilaku itu ditimbulkan oleh tegangan (tensions) yang
dihasilkan oleh tidak tercapainya keinginan.

3. Proses

Pendekatan kognitif menyatakan bahwa kognisi (pengetahuan dan pengalaman) adalah
proses mental, yang saling menyempurnakan dengan struktur kognisi yang ada. Dan akibat
ketidaksesuaian (inconsistency) dalam struktur menghasilkan perilaku yang dapat mengurangi
ketidaksesuaian tersebut.

5
Pendekatan reinforcement, lingkungan yang beraksi dalam diri individu mengundang respon
yang ditentukan oleh sejarah. Sifat dari reaksi lingkungan pada respon tersebut menentukan
kecenderungan perilaku masa mendatang.

Dalam pendekatan psikoanalitis, keinginan dan harapan dihasilkan dalam Id (Identitas diri)
kemudian diproses oleh Ego dibawah pengamatan Superego.

4. Kepentingan Masa lalu dalam menentukan Perilaku

Pendekatan kognitif tidak memperhitungkan masa lalu (ahistoric). Pengalaman masa lalu
hanya menentukan pada struktur kognitif, dan perilaku adalah suatu fungsi dari pernyataan masa
sekarang dari sistem kognitif seseorang, tanpa memperhatikan proses masuknya dalam sistem.

Teori reinforcement bersifat historic. Suatu respon seseorang pada suatu stimulus tertentu
adalah menjadi suatu fungsi dari sejarah lingkungannya.

Menurut pendekatan psikoanalitis, masa lalu seseorang dapat menjadikan suatu penentu
yang relatif penting bagi perilakunya. Kekuatan yang relatif dari Id (identitas diri), Ego dan Superego
ditentukan oleh interaksi dan pengembangannya dimasa lalu.

5. Tingkat dari Kesadaran

Dalam pendekatan kognitif memang ada aneka ragam tingkatan kesadaran, tetapi dalam
kegiatan mental yang sadar seperti mengetahui, berpikir dan memahami, dipertimbangkan sangat
penting.

Dalam teori reinforcement, tidak ada perbedaan antara sadar dan tidak. Biasanya aktifitas
mental dipertimbangkan menjadi bentuk lain dari perilaku dan tidak dihubungkan dengan kasus
kekuasaan apapun. Aktifitas mental seperti berpikir dan berperasaan dapat saja diikuti dengan
perilaku yang terbuka, tetapi bukan berarti bahwa berpikir dan berperasaan dapat menyebabkan
terjadinya perilaku terbuka.

Pendekatan psikoanalitis hampir sebagian besar aktifitas mental adalah tidak sadar. Aktifitas
tidak sadar dari Id dan Superego secara luas menentukan perilaku.

6. Data

Dalam pendekatan kognitif, data atas sikap, nilai, pengertian dan pengharapan pada dasarnya
dikumpulkan lewat survey dan kuestioner.

Pendekatan reinforcement mengukur stimuli lingkungan dan respon materi atau fisik yang
dapat diamati, lewat observasi langsung atau dengan pertolongan sarana teknologi.



6
Pendekatan psikoanalitis menggunakan data ekspresi dari keinginan, harapan, dan bukti
penekanan dan bloking dari keinginan tersebut lewat analisa mimpi, asosiasi bebas, teknik proyektif,
dan hipnotis.

Perilaku Individu dalam organisasi antara lain :

a. Produktivitas kerja
b. Tingkat absensi
c. Tingkat turnover
d. Kepribadian
e. Proses belajar
f. Pembelajaran
g. Persepsi
h. Sikap
i. Kepuasan kerja

Berikut penjelasannya masing-masing :

a. Produktivitas Kerja

adalah kemampuan menghasilkan suatu kerja yang lebih banyak daripada ukuran biasa yang
telah umum. Pengertian produktivitas pada dasarnya mencakup sikap mental yang selalu
mempunyai pandangan bahwa kehidupan di hari lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik
dari baik dari hari ini.

Secara teknis produktivitas adalah suatu perbandingan antara hasil yang dicapai (output)
dengan keseluruhan sumber daya yang diperlukan (input). Produktivitas mengandung pengertian
perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran tenaga kerja persatuan waktu.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa produktivitas kerja adalah kemampuan
karyawan dalam berproduksi dibandingkan dengan input yang digunakan, seorang karyawan dapt
dikatakan produktif apabila mampu menghasilkan barang atau jasa sesuai dengan diharapkan dalam
waktu yang singkat atau tepat.













7
Faktor - faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja

Untuk mencapai produktivitas yang tinggi suatu perusahaan dalam proses produksi, selain
bahan baku dan tenaga kerja yang harus ada juga didukung oleh faktor faktor sebagai berikut :

1) Pendidikan 7) Motivasi
2) Keterampilan 8) Gizi dan kesehatan
3) Sikap dan etika kerja 9) Hubungan individu
4) Tingkat penghasilan 10) Teknologi
5) Jaminan sosial 11) Produksi.
6) Tingkat sosial dan iklim kerja
Pengukuran Produktivitas Kerja

Pengukuran produktivitas kerja sebagai sarana untuk menganalisa dan mendorong efisiensi
produksi. Manfaat lain adalah untuk menentukan target dan kegunaan, praktisnya sebagai standar
dalam pembayaran upah karyawan. Untuk mengukur suatu produktivitas dapat digunakan dua jenis
ukuran jam kerja manusia yakni jam jam kerja yang harus dibayar dan jam jam kerja yang harus
dipergunakan untuk bekerja.

Ada dua macam alat pengukuran produktivitas, yaitu :

a.Physical productivity, yaitu produktivitas secara kuantitatif seperti ukuran (size), panjang, berat,
banyaknya unit, waktu, dan biaya tenaga kerja.

b.Value productivity, yaitu ukuran produktivitas dengan menggunakan nilai uang yang dinyatakan
dalam rupiah, yen, dollar dan seterusnya.

b. Tingkat Absensi

adalah Presensi yang merupakan kehadiran pegawai yang berkenaan dengan tugas dan
kewajibannya. Pada umumnya instasi atau lembaga selalu memperhatikan pegawainya untuk datang
dan pulang tepat waktu, sehingga pekerjaan tidak tertunda. Ketidakhadiran seorang pegawai akan
berpengaruh terhadap produktivitas kerja, sehingga instansi atau lembaga tidak bisa mencapai
tujuan secara optimal.

Presensi atau kehadiran pegawai dapat diukur melalui :
a. Kehadiran karyawan ditempat kerja.
b. Ketepatan keryawan datang atau pulang.
c. Kehadiran pegawai apabila mendapat undangan untuk mengikuti kegiatan atau acara dalam
instansi.

8
Dengan adanya tingkat absensi yang baik maka dapat meningkatkan disiplin pegawai.
Sedangkan yang dimaksud dengan disiplin adalah suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan yang
sesuai dengan peraturan dari perusahan atau instansi baik tertulis maupun tidak (Nitisemito, 1982;
199).
Tingkat disiplin kerja dapat dilihat dari :
a. Ketepatan waktu,
b. Mampu memanfaatkan dan menggerakkan perlengkapan dengan baik,
c. Menghasilkan pekerjaan yang memuaskan,
d. Mengikuti cara kerja yang ditentukan oleh perusahaan (kepatuhan pada peraturan),
e. Memiliki tanggung jawab yang tinggi.

c. Tingkat Turnover

Turnover adalah perputaran karyawan atau keinginan berpindah karyawan dari satu tempat
kerja ke tempat kerja lainnya. Turnover juga merupakan petunjuk kestabilan karyawan. Semakin
tinggi turnover, berarti semakin sering terjadi pergantian karyawan.

Dampak turnover bagi organisasi tentu akan merugikan perusahaan. Sebab, apabila seorang
karyawan meninggalkan perusahaan akan membawa berbagai biaya seperti :

a. Biaya penarikan karyawan, menyangkut waktu dan fasilitas untuk wawancara dalam proses seleksi
karyawan, penarikan dan mempelajari pergantian.

b. Biaya latihan, menyangkut waktu pengawas, departemen personalia dan karyawan yang dilatih.

c. Apa yang dikeluarkan buat karyawan lebih kecil dari yang dihasilkan karyawan baru tersebut.

d. Tingkat kecelakaan para karyawan baru, biasanya cenderung tinggi.
e. Adanya produksi yang hilang selama masa pergantian karyawan.
f. Peralatan produksi yang tidak bisa digunakan sepenuhnya.
g. Banyak pemborosan karena adanya karyawan baru.
h. Perlu melakukan kerja lembur, kalau tidak akan mengalami penundaan penyerahan.
Turnover yang tinggi pada suatu bidang dalam suatu organisasi, menunjukkan bahwa bidang
yang bersangkutan perlu diperbaiki kondisi kerjanya atau cara pembinaannya.

9
d. Kepribadian

Merupakan sifat dari seorang individu dalam bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain,
serta cara individu tersebut bekerja dalam organisasi. Kepribadian terbentuk dari faktor keturunan,
lingkungan (budaya, norma keluarga dan pengaruh lainnya), dan juga situasi.

Ciri dari kepribadian merupakan karakteristik yang bertahan, yang membedakan perilaku seorang
individu dengan individu lainnya, seperti sifat malu, agresif, mengalah, malas, ambisius, setia, dsb.

e. Proses belajar

Adalah bagaimana kita dapat menjelaskan dan meramalkan perilaku, dan pahami bagaimana
orang belajar. Belajar adalah setiap perubahan yang relatif permanen dari perilaku yang terjadi
sebagai hasil pengalaman.

Proses belajar melibatkan perubahan (berupa perubahan baik ataupun buruk), perubahan
harus relatif permanen. Proses belajar berlangsung jika ada perubahan tindakan atau perilaku.
Beberapa bentuk pengalaman diperlukan untuk belajar, pengalaman dapat diperoleh lewat
pengamatan langsung atau tidak langsung (membaca) atau lewat praktek.

f. Pembelajaran

Pembelajaran dalam hal ini berkaitan dengan pengalaman agar suatu pekerjaan atau suatu
hal itu bisa lebih baik dari sebelumnya. Dalam memiliki pengalaman, karyawan juga perlu memiliki
kemampuan intelektual yang tinggi. Yang dimaksud dengan kemampuan intelektual ini adalah
kemampuan yang diperlukan untuk melakukan kegiatan mental. Ada banyak tes yang dapat
dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan intelektual seseorang, seperti : tes IQ, SAT, ACT,
GMAT, LSAT, dan MCAT.
Ada 7 dimensi yang membentuk kemampuan intelektual seseorang, yaitu :

1. kemahiran berhitung,
2. pemahaman verbal,
3. kecepatan perpetual,
4. penalaran induktif,
5. penalaran deduktif,
6. visualisasi ruang,
7. dan ingatan.

Tes atas semua dimensi diatas akan menjadi prediktor yang tepat untuk menilai kinerja
keseluruhan karyawan, setelah kemampuan intelektual ada yang disebut kemampuan fisik, yaitu
kemampuan yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina, kecekatan,
kekuatan, dan keterampilan fisik lainnya.




10
Kemampuan fisik ini tentu saja disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang dijalankan, seorang
manajer dapat menilai seberapa banyak kemampuan intelektual dan fisik yang harus dimiliki
karyawannya. Ada 9 kemampuan fisik dasar yang porsinya dimiliki secara berbeda-beda oleh tiap
individu, tentu saja porsi yang dituntut oleh tiap jenis pekerjaan juga beda-beda.

Kemampuan fisik dasar tersebut adalah : kekuatan dinamis, kekuatan tubuh, kekuatan statis,
kekuatan pikiran, keluwesan extent, keluwesan dinamis, koordinasi tubuh, keseimbangan, dan
stamina.

Agar kinerja yang baik dapat dicapai, kesesuaian antara pekerjaan dengan kemampuan yang
dimiliki karyawan sangat penting. Apabila karyawan kekurangan kemampuan yang disyaratkan,
kemungkinan besar mereka akan gagal. Jika karyawan memiliki kemampuan tambahan yang tidak
disyaratkan dalam pekerjaan, tentu hal tersebut dapat menjadi nilai tambah. Namun jika jumlah
kelebihan jauh melampaui apa yang dibutuhkan pekerjaan, akan ada ketidakefisienan organisasi dan
kepuasan karyawan mungkin merosot, bahkan manajer juga mungkin perlu membayar upah yang
lebih tinggi atas kelebihan tersebut.

g. Persepsi

Merupakan suatu proses dengan individu-individu, mengorganisasikan dan menafsirkan
kesan-kesan indera mereka agar memberikan makna bagi lingkungannya.

Distorsi persepsi (penyimpangan persepsi) :

persepsi selektif, orang-orang yang secara selektif menafsirkan apa yang mereka saksikan
berdasarkan kepentingan, latar belakang, pengalaman, dan sikap.
efek halo, menarik suatu kesan umum mengenai individu berdasarkan suatu karakteristik tunggal
(kesan pertama).
efek kontras, evaluasi dari karakteristik seseorang yang dipengaruhi oleh perbandingan dengan
orang lain yang baru dijumpai, yang berperingkat lebih tinggi atau lebih rendah pada karakteristik
yang sama.
proyeksi, menghubungkan karakteristik pribadinya terhadap karakteristik pribadi orang lain.
stereotype, menilai seseorang atas dasar persepsi kita terhadap kelompok dari orang tersebut
(menggeneralisasikan).

h. Sikap

Adalah pernyataan atau pertimbangan evaluatif (menguntungkan atau tidak menguntungkan)
mengenai objek, orang dan peristiwa. Sikap mencerminkan bagaimana seseorang merasakan
mengenai sesuatu. Dalam perilaku organisasi, pemahaman atas sikap penting, karena sikap
mempengaruhi perilaku kerja.



11
komponen sikap :

kognitif, segmen pendapat atau keyakinan dari suatu sikap,
afektif, segmen emosional dari suatu sikap,
perilaku, suatu maksud untuk perilaku dalam suatu cara tertentu terhadap seseorang atau sesuatu.

i. Kepuasan kerja

Adalah suatu sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya. atau perasaan senang
atau tidak senang terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja dapat mempengaruhi sikap kerja
seseorang.

Apa yang menetukan kepuasan kerja ?

Yaitu : kerja yang secara mental menantang, kesempatan menggunakan
ketrampilan/kemampuan, tugas yang beragam, kebebasan, umpan balik, sistem upah, kebijakan
promosi yang adil, kondisi kerja yang mendukung, lingkungan kerja yang aman, nyaman, fasilitas
yang memadai, rekan kerja yang mendukung, rekan kerja yang ramah dan mendukung, atasan yang
ramah, memahami, menghargai dan menunjukan keberpihakan kepada bawahan, kesesuaian
kepribadian dengan pekerjaan, bakat dan kemampuan karyawan sesuai dengan tuntutan pekerjaan.

Metode Pembentukan Perilaku/Sikap Individu

Ada 4 metode pembentukan perilaku/sikap, yaitu :

- Penguatan positif : bila suatu respon diikuti dengan sesuatu yang menyenangkan, misalnya
pujian.
- Penguatan negatif : bila suatu respon diikuti oleh dihentikannya atau ditarik kembalinya
sesuatu yang tidak menyenangkan, misalnya berpura-pura bekerja lebih rajin
sangat pengawas berkeliling.
- Hukuman : mengakibatkan suatu kondisi yang tidak enak dalam suatu usaha untuk
menyingkirkan perilaku yang tidak diinginkan. Misalnya : Penskorsan.
- Pemunahan : menyingkirkan penguatan apa saja yang mempetahankan perilaku. Misalnya
tidak mengabaikan masukan dari bawahan akan menghilangkan keinginan
mereka untuk menyumbangkan pendapat.

Dari hasil riset, didapati bahwa melalui penguatan akan didapati hasil yang lebih mengesankan
dibandingkan melalui hukuman dan pemunahan.





12
BAB III

PENUTUP


Kesimpulan :

Setiap Individu adalah pribadi yang unik. Manusia pada hakekatnya adalah kertas kosong yang
di bentuk oleh lingkungan mereka. Perilaku manusia merupakan fungsi dari interaksi antara person
atau individu dengan lingkungannya. Mereka berperilaku berbeda satu sama lain karena ditentukan
oleh masing masing lingkungan yang memang berbeda.
Secara biografis individu memiliki karakteristik yang jelas bisa terbaca, seperti usia, jenis
kelamin, status perkawinan, yang semua itu memiliki hubungan signifikan dengan produktivitas atau
kinerja dalam suatu organisasi dan merupakan isu penting dalam dekade mendatang. Dari kajian
beberapa bukti riset, memunculkan kesimpulan bahwa usia tampaknya tidak memiliki hubungan
dengan produktivitas. Dan para pekerja tua yang masa kerjanya panjang akan lebih kecil
kemungkinannya untuk mengundurkan diri. Demikian pula dengan karyawan yang sudah menikah,
angka keabsenan menurun, angka pengunduran diri lebih rendah serta menunjukkan kepuasan kerja
yang lebih tinggi daripada karyawan yang bujangan.

Setiap individu pun memiliki kemampuan yang berbeda, kemampuan secara langsung
mempengaruhi tingkat kinerja dan kepuasan karyawan melalui kesesuaian kemampuan pekerjaan.
Dari sisi pembentukan perilaku dan sifat manusia, perilaku individu akan berbeda di karenakan oleh
kemampuan yang dimilikinya juga berbeda. Pembelajaran merupakan bukti dari perubahan perilaku
individu. Pembelajaran terjadi setiap saat dan relatif permanen yang terjadi sebagai hasil dari
pengalaman.

Saran :

Adapun saran dari penulis adalah :
1. Apabila ingin mengetahui lebih banyak mengenai materi perkuliahan PERILAKU ORGANISASI,
rekan-rekan Mahasiswa dapat mencari bahannya di Perpustakaan atau media lainnya.
2. Apabila ada kekurangan dalam Makalah ini bagi si pembaca, mohon kritik dan sarannya yang
bersifat membangun.




13
DAFTAR PUSTAKA


http://syadiashare.com/panduan-organisasi-pengaruh-prilaku-individu-terhadap-efektifitas-
organisasi.html

http://akuntansi-manajemen2.blogspot.com/2011/07/dasar-dasar-perilaku-individual-serta.html

http://generasiberpendidikan.blogspot.com/2010/04/makalah-analisis-perilaku-individu.html

http://berandakampus.wordpress.com/2011/01/14/makalah-dasar-dasar-prilaku-individu/

Poerwadarminta. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka : Jakarta.
The Liang Gie. 1987. Ensiklopedia Administrasi. Ghalia Indonesia : Jakarta.
Ravianto, J. 1985. Produktivitas dan Manajemen. SIUP : Jakarta.
Riyanto, J. 1986. Produktivitas dan Tenaga Kerja. SIUP : Jakarta
http://irasetiawati.wordpress.com/2009/04/30/kepribadian-individu-dan-perilakunya-dalam-
organisasi/
http://skripsi-manajemen.blogspot.com/2011/02/pengertian-definisi-produktivitas-kerja.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Kemampuan
http://widiastuti09.blogspot.com/2011/11/makalah-analisis-tingkat-absensi-dan.html
http://lukmancoroners.blogspot.com/2010/04/perilaku-individu-dalam-organisasi.html
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/08/turnover-intentions-definisi-indikasi.html

Anda mungkin juga menyukai