Anda di halaman 1dari 3

Kalkulus gigi (tartar)

Kalkulus, lapisan keras yang terbentuk pada gigi, sudah sejak lama mempunyai
hubungan dengan penyakit periodontal. Bersama sama dengan kalsifikasi patologis
yang lain misalnya batu ginjal dan batu kandung kemih, kalkulus gigi dapat
ditentukan pada tulisan-tulisan sejarah masa lalu. Kalkulus adalah massa kalsifikasi
yang terbentuk dan melekat pada permukaan gigi, dan objek solid lainnya di dalam
mulut, misalnya restorasi dan geligi tiruan, yang tidak terpapar friksi. Kalkulus
adalah plak kalsifikasi. Tahap-tahap pembentukannya dapat dipantau dengan
mengamati vener plastic yang terpasang pada gigi-geligi atau geligi tiruan.
Kalkulus jarang ditemukan paada gigi susu dan tidak sering ditemukan pada
gigi permanen anak usia muda. Meskipun demikian, pada usia 9 tahun, kalkulus
sudah dapat diteukan pada sebagian besar rongga mulut, dan pada hampir seluruh
rongga mulut individu dewasa.
Deposit terkalsifikasi menurut hubungannya terhadap tepi gingiva, misalnya
supragingiva atau subgingiva.
Kalsulus supragingiva
Menurut definisinya, kalkulus ini dapat ditemukan di sebelah koronal dari tepi
gingiva. Kalkulus terdeposit mula-mula pada permukaan gigi yang berlawanan
dengan letak duktus saliva, pada permukaan lingual insisivus bawah dan permukaan
bukal molar atas, tetapi dapat juga terdeposit pada setiap gigi dan geligi tiruan yang
tidak dibersihkan dengan baik, misalnya permukaan oklusal gigi yang tidak
mempunyai antagonis. Warnanya agak kekuningan kecuali bila tercemar oleh faktor
lain (misalnya tembakau, anggur, pinang), cukup keras, rapuh dan mudah dilepas dari
gigi dengan alat khusus.
Kalkulus subgingiva
Melekat pada permukaan akar dan distribusinya tidak berhubungandengan
glandula saliva tetapi dengan adanya inflamasi gingiva dan pembentukan poket, suatu
fakta yang terefleksi dari namanya kalkulus seruminal. Warnanya hijau tua atau
hitam, lebih keras daripada kalkulus supragingiva dan melekat lebih erat pada
permukaan gigi. Kalkulus ini dapat ditemukan pada akar gigi di dekat batas apical
poket yang dalam, pada kasus yang parah bahkan dapat ditemukan jauh lebih dalam
sampai ke apeks gigi.
Komposisi kalkulus
Komposisi kalkulus bervariasi sesuai dengan lama deposit, posisinya di dalam
mulut, dan bahkan lokasi geografi dari individu.
Terdiri dari 80% massa anorganik, air, dan massa organic dari protein dan
karbohidrat, juga sel-sel epithelial deskuamasi, bakteri filament gram positif, kokus
dan leukosit. Proporsi filament pada kalkulus lebih besar daripada di bagian mulut
lainnya. Fraksi anorganik terutama terdiri dari kalsium fosfat, dalam bentuk
hidroksiapatit, brushite, whitlockite, dan fosfat oktakalsium, selain itu, juga terdapat
sejumlah kecil kalsium karbonat, magnesium fosfat, dan klorida. Kandungan florida
dari kalkulus beberapa kali lebih besar daripada plak.
Permukaan kalkulus tertutup oleh plak bakteri tetappi pada pusat deposit yang
tebal ada kemungkinan steril.
Perbedaan bentuk dan distribusi yag nyata dari kalkulus supragingiva dan
subgingiva menunjukkan bahwa komposisi dan cara deposisinya juga berbeda.
Komposisi kalkulus subgingiva sangat mirip seperti kalkulus supragingiva
kecuali bahwa rasio Ca/P nya lebih tinggi dan kandungan sodiumnya lebih besar.
Protein saliva tidak ditemukan pada kalkulus subgingiva, menunjukkan bahwa
deposit ini sumbernya non-saliva.
Desposisi kalkulus
Kalkulus adalah plak bakteri yangtermineralisasi tetapi tidak semua plak
termineralisasi. Kalkulus supra ingiva jarang terlihat pada permukaan fasia molar
bawah tetapi sering ditemukan pada permukaan fasial molar atas yang berlawanan
dengan muara duktus parotis. Mungkin 90% dari kalkulus supragingiva yang terdapat
pada gigi-geligi ditemukan pada insisivus bawah yang terpapar saliva langsung dari
glandula saliva submandibularis dan sublingualis. Presipitasi garam-garam mineral
kedalam plak mungkin dapat dilihat hanya beberapa jam setelah deposisi plak tetapi
umumnya keadaan ini berlangsung 2-14 hari setelah terbentuknya plak. Mineral pada
kalkulus supragingiva berasal dari sliva, sedang pada kalkulus subgingiva berasal dari
eksudat cairan gingiva. Pada plak yang baru terbentuk, konsentrasi kalsium dan ion
fosfornya sangat tinggi; umumnya konsentrasi kalsium pada plak sekitar duapuluh
kali libih besar daripada di saliva, tetapi tidak terlihat adanya Kristal apatit. Selain itu,
juga terlihat bahwa Kristal hidroksiapati terbentuk spontan di dalam saliva. Beberapa
diantaranya kelihatan dibutuhkan dan umumnya dianggap bahwa beberapa elemen
pada plak berfungsi sebagai daerah pembenihan atau nukleasi dimana akan mulai
terjadi kristalisasi. Pemeriksaan dengan mikroskop electron menunjukkan bahwa
Kristal apatit terbentuk baik pada atau di dalam filament mikroorganisme sehingga
ada kemungkina bahwa ada faktor lain yang berfungsi sebagai benih. Bila kalsifikasi
sudah berlangsung, kalsifikasi akan terus berlanjut melalui pertumbuhan Kristal.
Ada beberapa teori yang sudah diperkirakan sehubungan mekanisme mineralisasi
awal :
1. Saliva dapat diangggap sebagai larutan supersaturasi yang tisak stabil dari
kalsium fosfat. Karena tegengan CO
2
relatif rendah di dalam mulut, CO
2
akan
keluar dari saliva bersama dengan deposisi kalsium fosfat yang tidak larut.
2. Selama tidur, aliran saliva berkurang dan ammonia terbentuk dari urea saliva,
menaikkan pH yang memungkinkan terjadinya presipitasi kalsium fosfat.
3. Protein dapat mempertahankan konsentrasi kalsium yang tinggi tetapi apabila
saliva berkontak dengan gigi, protein akan dikeluarkan dari larutan,
menyebabkan presipitasi kalsium dan fosfor.
Mekanisme apapun yang berlangsung di sini deposit kalsifikasi tetap melekatkan
plak pada posisinya terhadap gigi dan gingiva. Kalkulus melekat pada pelikel, pada
ketidakteraturan permukaan gigi atau melalui filament organisme yang menembus
permukaan sementum.

Anda mungkin juga menyukai