Anda di halaman 1dari 57

PERBEDAAN STRESS KERJA POLISI DI TINJAU DARI FUNGSI

TUGAS POLISI DI POLRES SITUBONDO


SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syaat Untuk Mem!e"leh Gela
Stata I #S$I% Sajana P&ik"l"'i Pa(a Fakulta& P&ik"l"'i
Uni)e&ita& Muhamma(iyah Jem*e
Oleh +
Ai, Ra-hman .akim
NIM /01/012/10
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNI3ERSITAS MU.AMMADI4A. JEMBER
2/15
1
BAB I
PENGANTAR
A6 Lata Belakan'
Stres akibat kerja merupakan isu yang kompleks dengan berbagai
macam variasi masalah yang ada didalamnya. Di negara maju contohnya,
problem stres kerja ini mendominasi isu lain yang terkait dengan stres
misalnya stres keluarga, stres keuangan ataupun stres yang diakibatkan
oleh sebab lainnya. Stres kerja pada saat sekarang ini meningkat menjadi
sebuah masalah yang umum dalam kehidupan modern.
Ada banyak faktor yang dapat mengakibatkan stres (stresor), contoh paling
umum adalah tuntutan pekerjaan, kelebihan beban kerja, konflik peran,
ambiguitas peran, kerepotan sehari-hari, pengendalian yang dirasakan atas
peristia yang muncul dalam lingkungan kerja dan karakteristik pekerjaan
(dalam !reitner " !inicki, #$$%).
&enelitian yang pernah dilakukan mengenai stres kerja dengan
sampel polisi mendapatkan hasil penelitian baha derajat stres kerja polisi
secara keseluruhan berada pada tingkat menengah ( 'ayanegara, #$$().
Selain itu, direktur utama A)*+ ( American )ivil *iberties +nion), ,ra
-lasser (dalam Amaranto, #$$.) juga menyatakan baha polisi adalah
pekerjaan yang mencakup banyak aspek, sulit, berbahaya, stressfull.
2
/e, 0hao, dan Archbold (dalam 1agdalena, #$$2) menyebutkan
baha secara umum, petugas polisi menempati posisi dimana ia
mengalami interaksi yang langsung dan sering dengan publik dan
dihadapkan pada elemen-elemen mensyarakat yang paling mengancam,
antisosial dan tidak dapat dipercaya. 1ereka ini adalah orang-orang yang
melanggar hukum dan melakukan tindakan yang membahayakan orang
lain. 1isalnya saja pembunuh, teroris atau massa yang mengamuk. !ontak
langsung dan sering dengan publik yang membuat polisi rentan terhadap
efek negatif dari stres. /oard juga menuliskan baha pekerjaan sebagai
polisi juga dapat dikatakan sebagai pekerjaan yang stresful karena petugas
polisi tidak memiliki kontrol atas penugasan yang diberikan kepadanya
dan sulitnya pelaku kejahatan yang dihadapi.(/oard,dkk, #$$3, dalam
1agdalena, #$$2).
Dalam profesi sebagai polisi, lingkungan kerja mereka memiliki
kemungkinan tinggi mengalami hal-hal yang menakutkan, mengejutkan
atau mengakibatkan trauma psikologis sehingga dapat menimbulkan
terjadinya stres dan terjadi perubahan dalam kepribadian seseorang dari
pengalaman yang dialaminya.
&olisi peka terhadap variasi yang luas dari tekanan pekerjaan atau
4penyebab stres.4 &enyebab stres ini dapat dikelompokkan dalam kategori
yang berikut5 (6) di luar departemen polisi, yang meliputi keputusan
pengadilan yang tak menguntungkan, ketiadaan dukungan masyarakat, dan
potensi kekerasan arga bahkan ketika berhadapan dengan penyelidikan
3
lalu-lintas rutin atau pertengkaran rumah tangga. (#) sumber internal,
yang meliputi gaji rendah, kemajuan karir yang terbatas, pengembangan
atau perangsang profesional yang kecil, dan ketiadaan dukungan
administratif7 dan (.) penyebab stres yang berasal pada peran polisi itu
sendiri, termasuk perputaran shift, kerja administratif yang berlebihan, dan
harapan publik baha polisi harus menjadi semua hal terhadap semua
orang (1utiningrum, #$$%).
8aktor-faktor penyebab stres dalam pekerjaan sangatlah banyak.
&ada polisi, stresor yang dapat mempengaruhi stres mereka dapat
dikarenakan oleh banyak faktor, baik karena faktor kondisi pekerjaan
ataupun faktor organisasi. (,ndri, #$6$).
/al lain yang dapat menjadi sumber stres pada polisi adalah
konflik peran. Dimana konflik peran ini mengenai harapan-harapan dari
seseorang untuk aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan peran yang
mereka jalankan. /arapan yang diinginkan akan mengakibatkan tekanan
pada pemegang peranan untuk menunjukkan kinerja yang lebih baik antara
satu dengan yang lain. /al ini dapat mengarah pada konflik peran, dimana
pelaksanaan kegiatan atau kerja dengan satu tekanan dapat menyulitkan
hal yang lain dengan tekanan yang menyertainya.
Demikian pula halnya dengan konflik peran, pengembangan karir,
dan iklim organisasi, juga merupakan merupakan pembangkit stres
potensial. Dalam hal ini pengembangan karir mencakup ketidakpastian
pekerjaan, promosi berlebih, dan promosi yang kurang. !epuasan dan
4
ketidakpuasan kerja berkaitan dengan penilaian dari struktur dan iklim
organisasi. 8aktor stres yang ditemui terpusat pada sejauh mana tenaga
kerja dapat terlibat atau berperan serta dalam organisasi.
/al lain yang dapat mempengaruhi stres kerja pada polisi adalah
umur dan masa kerja. 9urcahyo membenarkan baha umur memiliki
pengaruh dalam stres, karena dari umur tersebut berhubungan dengan
kematangan seseorang secara psikologis dan fisik. Sedangkan masa kerja
pada polisi dihubungkan dengan adaptasi dengan pekerjaan dan kenaikan
jabatan:karir dalam pekerjaannya.
!emungkinan besar beban dan tuntutan tugas serta tungtutan diluar
tugas melebihi kemampuan yang dimiliki para anggota, kondisi ini akan
memberikan dampak pada munculn ya stres kerja yang berkepanjangan.
Stres yang berkepanjangan ini dapat merubah perilaku anggota menjadi
perilaku yang tidak diterima di lingkungn tugas maupun diluar lingkungan
tugas. /ubungan antar sesama anggota menjadi kurang harmonis, penuh
kecurigaan yang dpat menimbulkan kemarahan serta perilaku agresi,
seperti yang ditunjukkan oleh beberapa anggota &olri(Sumantri, #$66).
Dampak stres pada polisi dijelaskan oleh 1orash dan /aar
(1orash, /aar " !ak, #$$;) dimana petugas polisi yang mengalami
tingkat stres kerja yang tinggi mengalami masalah psikologi dan fisik yang
tinggi. &ada umumnya, mereka mengalami kesehatan yang buruk, sering
absen dari pekerjaan, mengalami burnout, dan tidak puas terhadap
pekerjaan mereka, dan karena lemahnya komitmen organisasi yang
5
dimiliki maka mungkin petugas polisi tidak seutuhnya melibatkan diri
dalam pekerjaan atau mereka mungkin akan berhenti dari pekerjaannya
lebih aal.
<iga kasus teratas yang paling sering dilakukan didapat dari data
pelanggaran disipilin anggota &olri =esort Situbondo <.A. #$6$ yaitu 6)
tidak mentaati peraturan dan perundang-unfangan yang berlaku secara
umum >pasal . (g) &&=,#:#$$.? sebanyak 36,.(@, #) meninggalkan
ilayah tugas tanpa ijin pimpinan >pasal ; (b) &&=, #:#$$.? sebanyak
#3,6.@, dan .) tidak mentaati perintah kedinasan yang sah dari atasan
yang berenang >pasal 3(f) &&=, #:#$$.?sebanyak 6.,(A@. Dan pada
<.A. #$66 tiga kasus teratas yang paling sering dilakukan yaitu 6) tidak
mentaati peraturan dan perundang-undangan yang berlaku secara umum
>pasal . (g) &&=,#:#$$.? sebanyak 36,6(@, #) <idak menjaga citra dan
kehormatan &olri >pasal % (a) &B=!A& (:#$$;? sebanyak 6(,;3@ .)
penyalahgunaan eenang >pasal ; (C) &&=, #:#$$.? sebanyak 66,(;@
(S,&=D&A1 &olres Situbondo). Dari data ketidakhadiran satuan atau
fungsional polri polres situbondo september #$66 didapatkan yang tidak
hadir tanpa keterangan SA< SAE/A=A sebanyak ;3,#2@, SA< *A9<AS
sebanyak %.,%(@, dan SA< =BSB=SB sebanyak #6,3#@. Sedangkan
satuan atau fungsional polri polres situbondo yang terlambat apel SA<
,9<B*!A1 sebanyak .$,3$@, EA- S+1DA sebanyak #3,#$@, dan
SA< *A9<AS sebanyak ##,;.@ (Sie Provos res Situbondo).
6
Dleh karena itu, berdasarkan data pelanggaran disiplin polisi pada
SA< SAE/A=A, SA< *A9<AS, SA< =BSB=SB, SA< ,9<B*!A1,
EA-. S+1DA, di &olres Situbondo maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian 7 &erbedaan Stress !erja &olisi Di <injau Dari
8ungsi <ugas &olisi Di &olres Situbondo86
B6 Rumu&an Ma&alah
Adakah 7 &erbedaan Stress !erja &olisi Di <injau Dari 8ungsi <ugas
&olisi Di &olres Situbondo86
96 Tujuan Penelitian
+ntuk mengetahui mengetahui 7 &erbedaan Stress !erja &olisi Di
<injau Dari 8ungsi <ugas &olisi Di &olres Situbondo86
D6 Man,aat Penelitian
16 Man,aat &e-aa te"iti&
/asil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu
pengetahuan bagi perkembangan dan kemajuan di bidang psikologi
industri, organisasi, dan psikologi sosial.
26 Man,aat &e-aa !akti&
a6 Ba'i In&titu&i
1asukan bagi polres situbondo dalam usahanya untuk
mencegah terjadinya kecenderungan stres kerja pada anggota polisi
yang bekerja di polres tersebut.
*6 Ba'i Peneliti
/asil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
megenai hal-hal yang ingin diketahui dalam memperoleh suatu
pemahaman yang lebih baik tentang mengetahui 7 &erbedaan Stress
7
!erja &olisi Di <injau Dari 8ungsi <ugas &olisi Di &olres
Situbondo86
-6 Ba'i Su*yek Penelitian
1emperoleh pengalaman baru dan informasi mengenai
mengetahui 7 &erbedaan Stress !erja &olisi Di <injau Dari 8ungsi
<ugas &olisi Di &olres Situbondo86
E6 Kea&lian Penelitian
Skripsi ini berjudul F&erbedaan Stress !erja &olisi Di <injau
Dari 8ungsi <ugas &olisi Di &olres Situbondo86 <elah ada beberapa
penelitian yang meniliti tentang stres kerja di kepolisian salah satunya
penelitian yang berjudul FAnalisis 8aktor-8aktor yang 1empengaruhi
Stres !erja pada &olisi *alu *intasG namun terdapat perbedaan mendasar
antara penelitian yang telah pernah dilakukan dengan penelitian dalam
penulisan ini yaitu penelitian ini mengupas perbedaan stres kerja yang
dialamui polisi di SA< SAE/A=A, SA< *A9<AS, SA< =BSB=SB, SA<
,9<B*!A1, EA-. S+1DA, sedangkan pada penelitian lain lebih
terfokus pada stres kerja &olisi *alu *intas saja.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A6 Ste& keja
6. &engertian
Eerkaitan dengan pekerjaan, setiap orang pasti pernah
mengalami stres. Stres kerja itu sendiri yaitu tekanan yang muncul pada
seseorang berkaitan dengan tuntutan terhadap pekerjaan. Stres kerja
muncul karena adanya rangsangan yang berasal dari lingkungan kerja
atau dalam pekerjaan yang menjadikan stres dan individu tersebut tidak
dapat mengatasinya (/uber, #$$$).
Stres dapat terjadi pada hampir semua pekerja, baik tingkat
pimpinan maupun pelaksana. !ondisi kerja yang lingkungannya tidak
9
baik sangat potensial untuk menimbulkan stres bagi pekerjanya. Stres
dilingkungan kerja memang tidak dapat dihindarkan, yang dapat
dilakukan adalah bagaimana mengelola, mengatasi atau mencegah
terjadinya stres tersebut, sehingga tidak menggangu pekerjaan
(9otoatmodjo, #$$#).
1enurut =ice (6AA#, dalam Anies, #$$%) seseorang dapat
dikategorikan mengalami stres kerja, apabila stres yang dialami
melibatkan juga pihak organisasi perusahaan tempat orang yang
bersangkutan bekerja.
#. 8aktor-faktor &enyebab Stres !erja
<erdapat dua faktor penyebab atau sumber muncuinya stres atau
stres kerja, yaitu faktor /ngkungan kerja dan faktor personal (Diyanti,
#$$65(%). 8aktor lingkungan kerja dapat berupa kondisi fisik, manajemen
kantor maupun hubungan sosial di lingkungan pekerjaan. Sedang faktor
personal bisa berupa tipe kepribadian, perislia:pengalaman pribadi
maupun kondisi sosial-ekonomi keluarga di mana pribadi berada dan
mengembangkan diri. Eetapapun faktor kedua tidak secara langsung
berhubungan dengan kondisi pekerjaan, namun karena dampak yang
ditimbulkan pekerjaan cukup besar, maka faktor pribadi ditcmpatkan
sebagai sumber atau penyebab munculnya stres. Secara umum
dikelompokkan sebagai berikut (Diyanti, #$$65((-(A)5
10
a. <idak adanya dukungan sosial. Artinya, stres akan cendcrung muncul
pada para karyaan yang tidak mendapat dukungan dari lingkungan
sosial mereka. Dukungan sosial di sini bisa berupa dukungan dari
lingkungan pekerjaan maupun lingkungan keluarga. Eanyak kasus
menunjukkan baha, para karyaan yang mengalami stres kerja
adalah mercka yang tidak mendapat dukungan (khususnya moril) dari
keluarga, seperti orang tua, mertua, anak, teman dan semacamnya.
Eegitu juga ketika seseorang tidak memperoleh dukungan dari rekan
sekerjanya (baik pimpinan maupun baahan) akan cenderung lebih
mudah terkena stres. /al ini disebabkan oleh tidak adanya dukungan
sosial yang menyebabkan ketidaknyamanan menjalankan pekerjaan
dan tugasnya.
b. <idak adanya kesempatan bcrpartisipasi dalam pembuatan keputusan
di kantor. /al ini berkaitan dengan hak dan keenangan seseorang
dalam menjalankan tugas dan pekerjaannya. Eanyak orang mengalami
stres kerja ketika mereka tidak dapat memutuskan persoalan yang
menjadi tanggung jaab dan kecnangannya. Stres kerja juga bisa
terjadi ketika seorang karyaan tidak dilibatkan dalam pembuatan
keputusan yang menyangkut dirinya.
c. !ondisi lingkungan kerja. !ondisi lingkungan kerja fisik ini bisa
berupa suhu yang terlalu panas, terlalu dingin, tcrlalu sesak, kurang
cahaya, dan semacamnya. =uangan yang terlalu panas menyebabkan
ketidaknyamanan seseorang dalam menjalankan pekerjaannya, begitu
11
juga ruangan yang terlalu dingin. &anas tidak hanya dalam pengertian
temperatur udara tetapi juga sirkulasi atau arus udara. Di samping itu,
kebisingan juga memberi andil tidak kecil munculnya stres kerja,
sebab beberapa orang sangat sensitif pada kebisingan dibanding yang
lain (1uchinsky dalam 1argiati, 6AAA5(.).
d. 1anajemen yang tidak sehat. Eanyak orang yang stres dalam
pekerjaan ketika gaya kepemimpinan para manajernya cenderung
neurotis, yakni seorang pemimpin yang sangat sensitif, tidak percaya
orang lain (khususnya baahan), perfeksionis, terlalu mendramatisir
suasana hati atau peristia sehingga mempengaruhi pembuatan
keputusan di tempat kerja. Situasi kerja atasan selalu mencurigai
baahan, membesarkan peristia:kejadian yang semestinya sepele dan
semacamnya, seseorang akan tidak leluasa menjalankan pekerjaannya,
yang pada akhirnya akan menimbulkan stres (1inner dalam 1argiati,
6AAA5(.).
e. <ipe kepribadian. Seseorang dengan kcpribadian tipe A cenderung
mengalami sires dibanding kepribadian tipe E. Ecbcrapa ciri
kepribadian tipe A ini adalah sering merasa diburu-buru dalam
menjalankan pekerjaannya, tidak sabaran, konsentrasi pada lebih dan
satu pekerjaan pada aktu yang sama, cenderung tidak puas terhadap
hidup (apa yang diraihnya), cenderung berkompetisi dengan orang lain
meskipun dalam situasi atau peristia yang non kompetitif. Dengan
begitu, bagi pihak perusahaan akan selalu mengalami dilema kctika
12
mengambil pegaai dengan kepribadian tipe A. Sebab, di satu sisi
akan memperoleh hasil yang bagus dan pekerjaan mereka, namun di
sisi lain perusahaan akan mendapatkan pegaai yang mendapat resiko
serangan:sakit jantung (1inner dalam 1argiati, 6AAA5(.).
f. &eristia:pengalaman pribadi. Stres kerja sering disebabkan
pengalaman pribadi yang menyakitkan, kematian pasangan, perceraian,
sekolah, anak sakit atau gagal sekolah, kehamilan tidak diinginkan,
peristia traumatis atau menghadapi masalah (pelanggaran) hukum.
Eanyak kasus menunjukkan baha tingkat stres paling tinggi terjadi
pada seseorang yang ditinggal mati pasangannya, sementara yang
paling rendah disebabkan oleh perpindahan tempat tinggal. Disamping
itu, ketidakmampuan memenuhi kebutuhan sehari-hari, kesepian,
perasaan tidak aman, juga termasuk kategori ini (Earon " -reenberg
dalam 1argiati, 6AAA5(.).
Davis dan 9estrom (dalam 1argiati, 6AAA5(.) stres kerja disebabkan5
(6). Adanya tugas yang terlalu banyak. Eanyaknya tugas tidak selalu
menjadi penyebab stres, akan menjadi sumber stres bila
banyaknya tugas tidak sebanding dengan kemampuan baik fisik
maupun keahlian dan aktu yang tersedia bagi karyaan.
(#). Supervisor yang kurang pandai. Scorang karyaan dalam
menjalankan tugas sehari-harinya biasanya di baah bimbingan
sekaligus mempertanggungjaabkan kepada supervisor. 'ika
seorang supervisor pandai dan menguasai tugas baahan, ia akan
13
membimbing dan memberi pengarahan atau instruksi secara baik
dan benar.
(.). <erbatasnya aktu dalam mengerjakan pekerjaan. !aryaan
biasanya mempunyai kemampuan normal menyelesaikan tugas
kantor:perusahaan yang dibebankan kepadanya. !emampuan
bcrkaitan dengan keahlian, pcngalaman, dan aktu yang dimiliki.
Dalam kondisi tertentu, pihak atasan seringkali memberikan tugas
dengan aktu yang lerbatas. Akibatnya, karyaan dikejar aktu
untuk menyelesaikan tugas sesuai tepat aktu yang ditetapkan
atasan.
(3). !urang mendapat tanggungjaab yang memadai. 8aktor ini
berkaitan dengan hak dan keajiban karyaan. Atasan sering
memberikan tugas kepada baahannya tanpa diikuti keenangan
(hak) yang memadai. Sehingga, jika harus mengambil keputusan
harus berkonsultasi, kadang menyerahkan sepenuhnya pada
atasan.
(%). Ambiguitas peran. Agar menghasilkan performan yang baik,
karyaan perlu mengetahui tujuan dari pekerjaan, apa yang
diharapkan untuk dikerjakan serta scope dan tanggungjaab dari
pekerjaan mereka. Saat tidak ada kepastian tentang definisi kerja
dan apa yang diharapkan dari pekerjaannya akan timbul
ambiguitas peran.
14
(;). &erbedaan nilai dengan perusahaan. Situasi ini biasanya terjadi
pada para karyaan atau manajer yang mempunyai prinsip yang
berkaitan dengan profesi yang digeluti maupun prinsip
kemanusiaan yang dijunjung tinggi (altruisme).
((). 8rustrasi. Dalam lingkungan kerja, perasaan frustrasi memang bisa
disebabkan banyak faktor. 8aktor yang diduga berkaitan dengan
frustrasi kerja adalah terhambatnya promosi, ketidakjelasan tugas
dan eenang serta penilaian:evaluasi staf, ketidakpuasan gaji
yang diterima.
(2). &erubahan tipe pekerjaan, khususnya jika hal terscbul tidak umum.
Situasi ini bisa timbul akibat mutasi yang tidak sesuai dengan
keahlian dan jenjang karir yang di lalui atau mutasi pada
perusahaan lain, meskipun dalam satu grup namun lokasinya dan
status jabatan serta status perusahaannya berada di baah
perusahaan pertama.
(A) !onflik peran. <erdapat dua tipe umum konflik peran yaitu (a)
konflik peran intersender, dimana pegaai berhadapan dengan
harapan organisasi terhadapnya yang tidak konsisten dan tidak
sesuai7 (b) konflik peran intrasender, konflik peran ini
kebanyakan terjadi pada karyaan atau manajer yang menduduki
jabatan di dua struktur. Akibatnya, jika masing-masing struktur
memprioritaskan pekerjaan yang tidak sama, akan berdampak
pada karyaan atau manajer yang berada pada posisi dibaahnya,
15
terutama jika mereka harus memilih salah satu alternative.
Sumber stres yang menyebabkan seseorang tidak berfungsi
optimal atau yang menyebabkan seseorang jatuh sakit, tidak saja
datang dari satu macam pembangkit tetapi dari beberapa
pembangkit stres. Sebagian besar dari aktu manusia bekerja.
!arena itu lingkungan pekerjaan mempunyai pengaruh yang
besar terhadap kesehatan seseorang yang bekerja. &embangkit
stres di pekerjaan merupakan pembangkit stres yang besar
perannya terhadap kurang berfungsinya atau jatuh sakitnya
seseorang tenaga kerja yang bekerja. 8aktor-faktor di pekerjaan
yang bcrdasarkan penelitian dapat menimbulkan stres dapat
dikelompokkan ke dalam lima kategon besar yaitu faktor-faktor
intrinsik dalam pekerjaan, peran dalam organisasi, pengembangan
karir, hubungan dalam pekerjaan, serta stniktur dan iklim
organisasi /urrel (dalam 1unandar, #$$65.26 - 3$6)5
(a). 8aktor-faktor ,ntrinsik dalam &ekerjaan
<ermasuk dalam kategori ini ialah tuntutan fisik dan
tuntutan tugas. <untutan fisik misalnya faktor kebisingan.
Sedangkan faktor-faktor tugas mencakup5 kerja malam,
beban kerja, dan penghayatan dari resiko dan bahaya.
- <untutan fisik 5 kondisi fisik kerja mempunyai pengaruh
terhadap faal dan psikologis diri seorang tenaga kerja.
!ondisi fisik dapat merupakan pembangkit stres
16
(stressor). Suara bising selain dapat menimbulkan
gangguan sementara atau tetap pada alat pendengaran
kita, juga dapat merupakan sumber stres yang
menyebabkan peningkatan dari kesiagaan dan
ketidakseimbangan psikologis kita. !ondisi demikian
memudahkan timbulnya kecelakaan. 1isalnya tidak
mendengar suara-suara peringatan sehingga timbul
kecelakaan. ,vancevich " 1atteson (dalam 1unandar,
#$$65.26-.2.) bependapat baha bising yang berlebih
(sekitar 2$ desibel) yang berulangkali didengar, untuk
jangka aktu yang lama, dapat menimbulkan stres.
Dampak psikologis dari bising yang berlebih ialah
mengurangi toleransi dari tenaga kerja lerhadap
pembangkit stres yang lain, dan menurunkan motivasi
kerja. Eising oleh para pekerja pabrik dinilai sebagai
pembangkit stres yang membahayakan.
- <untutan tugas 5 penelitian menunjukkan baha
shift:kerja malam merupakan sumber utama dan stres
bagi para pekerja pabrik (1onk " <epas dalam
1unandar, #$$65.2.-.2A). &ara pekerja shift malam
lebih sering mengeluh tentang kelelahan dan gangguan
perut daripada para pekerja pagi:siang dan dampak dari
kerja shift terhadap kebiasaan makan yang mungkin
17
menyebabkan gangguan-gangguan perut. Eeban kerja
berlebih dan beban kerja terlalu sedikit merupakan
pembangkit stres. Eeban kerja dapat dibedakan lebih
lanjut ke dalam beban kerja berlebih:terlalu sedikit
4kuantitatifH, yang timbul sebagai akibat dari tugas-
tugas yang terlalu banyak:sedikit diberikan kepada
tenaga kerja untuk diselesaikan dalam aktu tertentu,
dan beban kerja berlebih:terlalu sedikit 4kualitatif, yaitu
jika orang merasa tidak mampu untuk melakukan suatu
tugas, atau tugas tidak menggunakan ketrampilan
dan:atau potensi dari tenaga kerja. Disamping itu beban
kerja berlebih kuantitatif dan kualitatif dapat
menimbulkan kebutuhan untuk bekerja selama jumlah
jam yang sangat banyak, yang merupakan sumber
tambahan dari stres. Bverly " -irdano (dalam
1unandar, #$$65.23-.2A) menambahkan kategori lain
dari beban kerja, yaitu kombinasi dari beban kerja
berlebih kuantitatif dan kuahtatif. Eeban berlebih
secara fisikal ataupun mental, yaitu harus melakukan
terlalu banyak hal, merupakan kemungkinan sumber
stress pekerjaan. +nsur yang menimbulkan beban
berlebih kuantitatif ialah desakan aktu, yaitu setiap
tugas diharapkan dapat diselesaikan secepat mungkin
18
secara tepat dan cermat &ada saatsaat tertentu, dalam
hat tertentu aktu akhir (dead line) justru dapat
meningkatkan motivasi dan menghasilkan prestasi kerja
yang tinggi. 9amun, bila desakan aktu menyebabkan
limbulnya banyak kesalahan atau menyebabkan kondisi
kesehatan seseorang berkurang, maka ini merupakan
cerminan adanya beban berlebih kuantitatif. Eeban
kerja terlalu sedikit kuantitatif juga dapat
mempengaruhi kesejahteraan psikologis seseorang.
&ada pekerjaan yang sederhana, dimana banyak terjadi
pengulangan gerak akan timbul rasa bosan, rasa
monoton. !ebosanan dalam kerja rutin sehari-hari,
sebagai hasil dari terlampau sedikitnya tugas yang
harus dilakukan, dapat menghasilkan berkurangnya
perhatian. /al ini, secara potensial membahayakan jika
tenaga kerja gagal untuk bertindak tepat dalam keadaan
darurat Eeban berlebihan kualitatif merupakan
pckerjaan yang dilakukan olehmanusia makin beralih
titik beratnya pada pekerjaan otak. &ekerjaan makin
menjadi majemuk. !emajemukan pekerjaan yang harus
dilakukan seorang tenaga kerja dapat dengan mudah
berkembang menjadi beban berlebihan kualitatif jika
kemajemukannya mcmerlukan kemampuan teknikal
19
dan intelektual yang lebih tinggi daripada yang
dimiliki. &ada titik tertentu kemajemukan pekerjaan
tidak lagi produktif, tetapi menjadi destruktif. &ada titik
tersebut kita telah meleati kemampuan kita untuk
memecahkan masalah dan menalar dengan cara yang
konstruktif. <imbullah kelelahan mental dan reaksi-
reaksi emosional dan fisik. &enelitian menunjukkan
baha kelelahan mental, sakit kepala, dan gangguan-
gangguan pada perut merupakan hasil dari kondisi
kronis dari beban berlebih kualitatif. Eeban terlalu
sedikit kualitatif merupakan keadaan dimana tenaga
kerja tidak diberi peluang untuk menggunakan
ketrampilan yang diperolehnya, atau untuk
mengembangkan kecakapan potensialnya secara pemih.
Eeban terlalu sedikit disebabkan kurang adanya
rangsangan akan mengarah ke semangat dan motivasi
yang rendah untuk kerja. <enaga kerja akan merasa
baha ia 4tidak maju-maju4, dan merasa tidak berdaya
untuk memperlihatkan bakat dan ketrampilannya
(Sutherland " )ooper dalam 1unandar, #$$65.2().
(b). &eran ,ndividu dalam Drganisasi
Setiap tenaga kerja bekerja sesuai dengan perannya
dalam organisasi, artinya setiap tenaga kerja mempunyai
20
kelompok tugasnya yang harus dilakukan sesuai dengan
aturan-aturan yang ada dan sesuai dengan yang diharapkan
oleh atasannya. 9amun demikian tenaga kerja tidak selalu
berhasil untuk memainkan perannya tanpa menimbulkan
masaiah. !urang baik berfungsinya peran, yang merupakan
pembangkit stres yaitu meiiputi5 konflik peran dan ketaksaan
peran (role ambiguity).
- !onflik peran 5 konflik peran timbul jika seorang tenaga
kerja mengalami adanya5
&ertentangan antara tugas-tugas yang harus ia
lakukan dan antara tanggung jaab yang ia
miliki.
<ugas-tugas yang harus ia lakukan yang
menurut pandangannya bukan merupakan
bagian dari pekerjaannya.
<untutan-tunlutan yang bertentangan dari
atasan, rekan, baahannya, atau orang lain yang
dinilai penting bagi dirinya.
&ertentangan dengan nilai-nilai dan keyakinan
pribadinya seaktu melakukan tugas
pekerjaannya.
- !etaksaan peran 5 jika seorang pekerja tidak memiliki
cukup informasi untuk dapat melaksanakan tugasnya,
21
atau tidak mengerti atau merealisasi harapan-harapan
yang berkaitan dengan peran lertentu. 8aktor-faktor
yang dapat menimbulkan ketaksaan meliputi5
!etidakjelasan dari saran-saran (tujuan-tujuan) kerja.
!esamaran tentang tanggung jaab.
!etidakjelasan tentang prosedur kerja.
!esamaran tentang apa yang diharapkan oleh
orang lain.
!urang adanya balikan, atau ketidakpastian
tentang produktifitas kerja.
1enurut !ahn, dkk (dalam 1unandar,
#$$65.A#), stres yang timbul karena ketidakjelasan
sasaran akhirnya mengarah ketidakpuasan
pekerjaan, kurang memiiiki kepercayaan diri, rasa
tak berguna, rasa harga diri menurun, depresi,
motivasi rendah untuk bekerja, peningkatan tekanan
darah dan delak nadi, dan kecenderungan untuk
meninggaikan pekerjaan.
(c). &engembangan !arir
+nsur-unsur penting pengembangan karir meliputi5
- &eluang untuk menggunakan ketrampilan jabatan
sepenuhnya
- &eluang mengembangkan kctrampilan yang baru
22
- &enyuluhan karir untuk memudahkan keputusan-
keputusan yang menyangkut karir. &engembangan karir
merupakan pembangkit stres potensial yang mencakup
ketidakpastian pekerjaan, promosi berlebih, dan
promosi yang kurang.
'ob ,nsecurity 5 perubahan-perubahan lingkungan
menimbulkan masalah baru yang dapat mempunyai
dampak pada perusahaan. =eorganisasi dirasakan
perlu untuk dapat mcnghadapi perubahan
lingkungan dengan lebih baik. Sebagai akibatnya
ialah adanya pekerjaan lama yang hilang dan adanya
pekerjaan yang baru. Dapat terjadi baha pckerjaan
yang baru memerlukan ketrampilan yang baru.
Setiap reorganisasi menimbulkan ketidakpastian
pekerjaan, yang merupakan sumber stres yang
potensial.
Dver dan +nder-promotion 5 setiap organisasi
industri mempunyai proses pertumbuhan masing-
masing. Ada yang tumbuhnya cepat dan ada yang
lambat, ada pula yang tidak tumbuh atau setelah
tumbuh besar mengalami penurunan, organisasi
menjadi lebih kecil. &ola pertumbuhan organisasi
industri berbeda-beda. Salah satu akibat dari proses
23
pertumbuhan ini ialah tidak adanya kesinambungan
dari mobilitas vertical dari para tenaga kerjanya.
&eluang dan kecepatan promosi tidak sama setiap
saat. Dalam pertumbuhan organisasi yang cepat,
banyak kedudukan pimpinan mcmerlukan tenaga,
dalam keadaan sebaliknya, organisasi terpaksa harus
mcmperkecil diri, tidak ada pcluang untuk
mendapatkan promosi, malahan akan timbul
kecemasan akan kehilangan pekerjaan. &eluang yang
kecil untuk promosi, baik karena keadaan tidak
mengiIinkan maupun karena dilupakan, dapat
merupakan pembangkit stres bagi tenaga kerja yang
rnerasa sudah aktunya mendapatkan promosi.
&erilaku yang mengganggu, semangat kerja yang
rendah dan hubungan antarpribadi yang bermutu
rendah, berkaitan dengan stres dari kesenjangan
yang dirasakan antara kedudukannya sekarang di
organisasi dengan kedudukan yang diharapkan.
Sedangkan stres yang timbul karena over-promotion
memberikan kondisi beban kerja yang berlebihan
serta adanya tuntutan pengetahuan dan ketrampilan
yang lidak sesuai dengan bakatnya.
(d). /ubungan dalam &ekerjaan
24
/ubungan kerja yang tidak baik terungkap dalam
gejala-gejala adanya kepercayaan yang rendah, dan minat
yang rendah dalam pemecahan masalah dalam organisasi.
!etidakpercayaan secara positif berhubungan dengan
ketaksaan peran yang tinggi, yang mengarah ke komunikasi
antar pribadi yang tidak sesuai antara pekerja dan
ketegangan psikologikal dalam bcntuk kepuasan pekerjaan
yang rendah, penurunan dari kodisi kesehatan, dan rasa
diancam oleh atasan dan rekan-rekan kerjanya (!ahn dkk,
dalam 1unandar, #$$65.A%).
(e). Struktur dan iklim Drganisasi
8aktor stres yang dikenali dalam kategorf ini adalah
terpusat pada sejauh mana tenaga kerja dapat tcrlihat atau
berperan serta pada support sosial. !urangnya peran serta
atau partisipasi dalam pengambilan keputusan berhubungan
dengan suasana hati dan perilaku negalif. &eningkatan
peluang untuk berperan serta menghasilkan peningkatan
produktivitas, dan peningkatan taraf dari kesehatan mental
dan fisik.
(f). <untutan dari *uar Drganisasi:&ekerjaan
!ategori pembangkit stres potensial ini mencakup
segala unsur kehidupan seseorang yang dapat berinteraksi
dengan peristia-peristia kehidupan dan kerja di dalam
25
satu organisasi, dan dapat memberi tekanan pada individu.
,su-isu tentang keluarga, krisis kehidupan, kesulitan
keuangan, keyakinan-keyakinan pribadi dan organisasi
yang bertentangan, konflik antara tuntutan keluarga dan
tuntutan perusahaan, semuanya dapat merupakan tekanan
pada individu dalam pekerjaannya, sebagaimana halnya
stres dalam pekerjaan mempunyai dampak yang negatif
pada kehidupan keluarga dan pribadi.
(g). )iri-ciri ,ndividu
1enurut pandangan intcraktif dari stres, stres
ditcntukan pula oleh individunya scndiri, sejauh mana ia
melihat situasinya scbagai penuh stres. =eaksi-reaksi sejauh
mana ia melihat situasinya sebagai penuh stres. =eaksi-
reaksi psikologis, fisiologis, dan dalam bentuk perilaku
terhadap stres adalah hasil dari interaksi situasi dengan
individunya, mcncakup ciri-ciri kepribadian yang khusus
dan pola-pola perilaku yang didasarkan pada sikap,
kebutuhan, nilai-nilai, npengalaman masa lalu, kcadaan
kehidupan dan kecakapan (antara lain intcligensi,
pendidikan, pelatihan, pembelajaran). Dengan demikian,
faktor-faktor dalam diri individu berfungsi sebagai faktor
pengaruh antara rangsang dari lingkungan yang merupakan
pembangkit stres potensial dengan individu. 8aktor
26
pengubah ini yang menentukan bagaimana, dalam
kenyataannya, individu bereaksi terhadap pembangkit stres
potensial.
- !epribadian 5 mereka yang berkepribadian introvert
bereaksi lebih negatif dan menderita ketegangan yang
lebih besar daripada mereka yang berkepribadian
eJtrovert, pada konflik peran. !epribadian yang fleJible
(orang yang lebih lerbuka terhadap pengaruh dari orang
lain sehingga lebih mudah mendapatkan beban yang
berlebihan) mengalami ketegangan yang lebih besar
dalam situasi konflik, dibandingkan dengan mereka
yang berkepribadian rigid.
- !ecakapan 5 merupakan variabel yang ikut menentukan
stres tidaknya suatu situasi yang sedang dihadapi, 'ika
seorang pekerja menghadapi masalah yang ia rasakan
tidak mampu ia pecahkan, sedangkan situasi tersebut
mempunyai arti yang &anting bagi dirinya, situasi
tersebut akan ia rasakan sebagai situasi yang
mengancam dirinya sehingga ia mengalami stres.
!etidakmampuan menghadapi situasi menimbulkan
rasa tidak berdaya. Sebaliknya jika merasa mampu
menghadapi situasi orang justru akan merasa ditantang
dan motivasinya akan meningkat.
27
- 9ilai dan kebutuhan 5 setiap organisasi mempunyai
kebudayaan masing-masing. !ebudayaan yang terdiri
dari keyakinan-keyakinan, nilai-nitai dan norma-norma
perilaku yang menunjang organisasi dalam usahanya
mengatasi masalah-masalah adaptasi ekstemal dan
internal. &ara tenaga kerja diharapkan berperilaku
sesuai dengan norma-norma perilaku yang diterima
dalam organisasi. 8aktor organisasional yang menjadi
sumber atau mempengaruhi stress cukup banyak
jumlahnya, Ecbcrapa diantaranya yang penting dan
telah sering ditcliti adalah sebagai berikut5
Role ambiguity and role conflict (kekaburan
peran dan konflik peran). Role ambiguity atau
kekaburan peran adalah suatu kesenjangan
antara jumlah informasi yang dimiliki seseorang
dengan yang dibutuhkannya untuk dapat
melaksanakan perannya dengan tepat (Erief et
al. dalam 9imran, 6AAA52;). !arenanya
kekaburan peran adalah bersifat pembangkit
stres sebab ia menghalangi individu untuk
melakukan tugasnya dan menyebabkan
timbulnya perasaan tidak aman dan tidak
menentu. Seseorang dapat dikatakan berada
28
dalam kekaburan peran apabila ia menunjukkan
ciri-ciri antara ,ain sebagai berikut5 (a) <idak
jelas benar apa tujuan peran yang
dimamkannya7 (b) tidak jelas kepada siapa ia
ertanggung jaab dan siapa yang melapor
kepadanya7 (c) tidak sepenuhnya mengerti apa
yang diharapkan dari padanya dan (d) tidak
memahami benar peranan daripada
pekerjaannya dalam rangka pencapaian tujuan
secara keseluruhan. Di lain pihak, role conflict
atau konflik peran didefinisikan oleh Erief et al
(dalam 9imran, 6AAA52() sebagai 4the
incongruity of eJpectations associated ith a
role4. 'adi, konflik peran itu adalah adanya
ketidakcocokan antara harapanharapan yang
berkaitan dengan suatu peran. Secara lebih
spcsifik, *eigh et al (dalam 9imran, 6AAA52(-
22) menyatakan baha 4=ole conflict is the
result of an employee facing the inconsistent
BJpectations of various parlies or personal
needs, values, etc. 4 Artinya, konflik peran
merupakan hasil dari ketidakkonsistenan
harapan-harapan berbagai pihak atau persepsi
29
adanya ketidakcocokan antara tuntutan peran
dengan kebutuhan, nilai-nilai individu, dan
sebagainya. Sebagat akibatnya, seseorang yang
mengalami konflik peran akan berada dalam
suasana terombang-ambing, terjepit, dan serba
salah. )iri-ciri seseorang yang berada dalam
konflik adalah sebagai berikut5 (a) mengerjakan
hal-hal yang tidak perlu7 (b) terjepit di antara
dua atau lebih kepentingan yang berbeda (atasan
dan baahan)7 c) mengerjakan sesuatu yang
diterima oieh pihak yang satu tetapi tidak oleh
yang lain7 (d) menerima perintah:permintaan
yang bertentangan, (e) mengerjakan sesuatu
atau bcrhadapan dengan keadaan di mana
saluran komando dalam organisasi tidak
dipatuhi. !ahn et al. (dalam 9imran, 6AAA52A)
menemukan baha kekaburan peran
berhubungan negarif dengan kesehatan fisik dan
psikis. &ara peneliti ini melaporkan baha
individu yang mengaiami kekaburan peran yang
tinggi cenderung merasa kurang puas terhadap
pekerjaannya dan melaporkan tekanan
pekerjaan yang tinggi dibandingkan dengan
30
mereka yang rendah kekaburan perannya atau
perannya lebih jelas.
#. Work Overload (kelebihan beban kerja)
Work overload atau kelebihan beban kerja oleh 8rench " )aplan
(dalam 9imran, 6AAA52A) dibedakan dalam Cuantitative overload dan
Cualitative overload. 1enurut istilah mereka yang bersifat kuantitatif
adalah 4having too much to do4, sedangkan yang bersifat kualitatif yang
disebutkan sebagai 4too difficult.4 'adi manakala para pekerja merasa
baha terlalu banyak pekerjaan yang harus dikerjakan, terlalu beragam hal
yang harus dilakukan, atau tidak cukup aktu yang tersedia untuk
menyelesaikan lugas yang dibebankan, maka keadan ini disebut kelebihan
beban kerja kuantitatif atau quantitative overload ,vancevich " 1atteson
(dalam 9imran, 6AAA5A$).
.. Dampak Stres !erja &ada &erusahaan
=endall Schuller (dalam =ini, #$$#5.) mengidentifikasi beberapa
perilaku negatif karyaan yang berpengaruh terhadap organisasi. 1enurut
peneliti ini, stres yang dihadapi oleh karyaan berkorelasi dengan
penurunan prestasi kerja, peningkatan ketidakhadiran kerja serta tendesi
mengalami kecelakaan. Secara singkat beberapa dampak negatif yang
ditimbulkan oleh stres kerja dapat berupa5
a. <erjadinya kekacauan, hambatan baik dalam manajcmen maupun
operasional kerja
b. 1engganggu kenormalan aktivitas kerja
31
c. 1enurunkan tingkat produktivitas
d. 1enurunkan pemasukan dan keuntungan perusahaan. !erugian
financial yang dialami perusahaan karena tidak imbangnya antara
produktivitas dengan biaya yang dikeluarkan untuk membayar gaji,
tunjangan, dan fasilitas lainnya.
3. Dampak Stres !erja &ada !aryaan
&engaruh stres kerja ada yang menguntungkan maupun merugikan
bagi perusahaan. 9amun pada taraf tertentu pengaruh yang
menguntungkan perusahaan diharapkan akan rnemacu karyaan untuk
dapat menyelesaikan pekerjaan dengan scbaik-baiknya. =eaksi terhadap
stress dapat merupakan reaksi bersifat psikis maupun fisik. Eiasanya
pekerja atau karyaan yang stress akan menunjukkan perubahan perilaku.
&erubahan perilaku tcrjadi pada din manusia sebagai usaha mengatasi
stres. +saha mengatasi stres dapat berupa perilaku melaan stres (flight)
atau freeIe (berdiam diri). Dalam kehidupan sehari-hari ketiga reaksi ini
biasanya dilakukan secara bergantian, tergantung situasi dan bentuk stres.
&erubahan-perubahan ini di tempat kerja merupakan gejala-gejala individu
yang mengalami stres antara lain (1argiati, 6AAA5(2-(A) 5 (a) bekerja
meleati batas kemampuan, (b) kelerlambatan masuk kerja yang sering,
(c) ketidakhadiran pekerjaan, (d) kesulitan membuat kepulusan, (e)
kesalahan yang sembrono, (f) kelaiaian menyelesaikan pekerjaan, (g) lupa
akan janji yang telah dibuat dan kegagalan diri sendiri, (h) kesulitan
berhubungan dengan orang lain, (i) kerisauan tentang kesalahan yang
32
dibuat, (j) 1enunjukkan gejala fisik seperti pada alat pencernaan, tekanan
darah tinggi, radang kulit, radang pernafasan. 1unculnya stres, baik yang
disebabkan oleh sesuatu yang menyenangkan atau sesuatu yang tidak
menyenangkan akan memberikan akibat tertentu pada seseorang. )oJ
(dalam /andoyo, #$$65;(-;2) membagi empat jenis konsekuensi yang
dapat ditimbulkan stres, yaitu5
(6). &engaruh psikologis, yang berupa kegelisahan, agresi, kelesuan,
kebosanan, depresi, kelelahan, kekeceaan, kehilangan kesabaran,
harga diri yang rendah.
(#). &engaruh perilaku, yang berupa peningkatan konsumsi alkohol, tidak
nafsu makan atau makan berlebihan, penyalahgunaan obat-obatan,
menurunnya semangat untuk berolahraga yang berakibat timbulnya
beberapa penyakit. &ada saat stres juga terjadi peningkatan intensitas
kecelakaan, baik di rumah, ditcmpat kerja atau di jalan.
(.). &engaruh kognitif, yaitu ketidakmampuan mengambil kcputusan,
kurangnya konsentrasi, dan peka terhadap ancaman.
(3). &engaruh fisiologis, yaitu menyebabkan gangguan pada kesehatan
fisik yang berupa penyakit yang sudah diderita sebelumnya, atau
memicu timbulnya penyakit tertentu.
B6 P"li&i
!epolisian 9egara =epublik ,ndonesia, adalah salah satu instansi
pemerintah yang bertugas sebagai ujung tombak penegakan hukum di
33
,ndonesia. <ugas yang diemban ini tidaklah ringan karena akan
berhadapan dengan masyarakat.
&enegakan hukum, bukan saja masyarakat harus sadar hukum dan
taat hukum, tetapi lebih bermakna pada pelaksanaan hukum sebagaimana
mestinya dan bagi yang melanggar harus pula ditindak menurut prosedur
dan ketentuan hukum yang berlaku.
+ndang-+ndang 9omor # <ahun #$$# tentang !epolisian 9egara
,ndonesia, bila dikaji secara mendalam ternyata berisi harapan-harapan,
yang diarahkan pada hal-hal sebagai berikut 5
(6) <erujudnya aparatur kepolisian yang mandiri, berkualitas dan
profesional.
(#) <erlaksana tugas dan tanggung jaab kepolisian dengan baik,
benar dan berkualitas, dengan mengedepankan keadilan, kepolisian
hukum dan hak-hak aIasi manusia.
(.) <erujudnya ketertiban, keamanan, kedamaian dalam masyarakat,
melalui peningkatan kesadaran hukum, ketaatan terhadap hukum
dan penegakan hukum sebagaimana mestinya.
/ukum sebagai suatu bentuk peraturan yang bersifat mengikat
setiap tingkah laku masyarakat, memerlukan suatu kepedulian masyarakat
agar setiap tingkah laku dan perbuatan baik dalam suatu badan organisasi,
pemerintahan, maupun dalam kehidupan sehari-hari hendaknya setiap
34
tingkah laku selalu dibatasi oleh suatu aturan agar tercipta suatu keamanan
dan ketertiban.
&olisi sebagai penegak hukum yang bertugas memelihara
ketertiban dan menjamin keamanan umum, memelihara keselamatan
negara serta memelihara keselamatan orang, benda dan masyarakat
termasuk memberi perlindungan dan pertolongan dan memberi serta
mengusahakan ketaatan arga negara dan masyarakat terhadap segala
bentuk-bentuk peraturan.
16 Tu'a& (an Fun'&i P"li&i
!epolisian adalah segala hal ihal yang berkaitan dengan fungsi
dan lembaga polisi. Demikian dinyatakan dalam +ndang-undang =,
9omor # tahun #$$# tentang !epolisian 9egara =,. 8ungsi kepolisian
merupakan salah satu fungsi pemerintahan negara di bidang pemeliharaan
keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan,
pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat (&asal #). !epolisian
bertujuan untuk meujudkan keamanan dalam negeri yang meliputi
terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya
hukum, terselenggaranya perlindungan, pengayoman dan pelayanan
kepada masyarakat serta terbinanya ketenteraman masyarakat dengan
menjunjung tinggi hak asasi manusia (&asal 3).
8ungsi dan tujuan kepolisian semacam itu kemudian dijabarkan lebih
lanjut dalam tugas pokok kepolisian yang meliputi5 (6) memelihara
keamanan dan ketertiban masyarakat (#) menegakkan hukum dan (.)
35
memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat
(&asal 6.).
Dalam melaksanakan tugas pokoknya tersebut, &asal 63 menyatakan,
kepolisian bertugas untuk5 (a) melaksanakan pengaturan, penjagaan,
pengaalan dan patroli terhadap kegiatan masyarakat dan pemerintah
sesuai kebutuhan (b) menyelenggarakan segala kegiatan dalam menjamin
keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas di jalan (c) membina
masyarakat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, kesadaran hukum
masyarakat serta ketaatan arga masyarakat terhadap hukum dan
peraturan perundang-undangan (d) turut serta dalam pembinaan hukum
nasional (e) memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum (f)
melakukan koordinasi, pengaasan dan pembinaan teknis terhadap
kepolisian khusus, penyidik pegaai negeri sipil dan bentuk-bentuk
pengamanan sakarsa7 (g) melakukan penyelidikan dan penyidikan
terhadap semua tindak pidana sesuai dengan hukum acara pidana dan
peraturan perundang-undangan lainnya7 (h) menyelenggarakan identifikasi
kepolisian, kedokteran kepolisian, laboratorium forensik dan psikologi
kepolisian untuk kepentingan tugas kepolisian7 (i) melindungi keselamatan
jia raga, harta benda, masyarakat dan lingkungan hidup dari gangguan
ketertiban dan:atau bencana termasuk memberikan bantuan dan
pertolongan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia7 (j) melayani
kepentingan arga masyarakat untuk sementara sebelum ditangani oleh
instansi dan:atau pihak yang berenang7 (k) memberikan pelayanan
kepada masyarakat sesuai dengan kepentingannya dalam lingkup tugas
36
kepolisian7 (l) melaksanakan tugas lain sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Selanjutnya &asal 6% menjelaskan baha dalam menjalankan tugasnya
tersebut kepolisian berenang untuk5 (a) menerima laporan dan:atau
pengaduan7 (b) membantu menyelesaikan perselisihan arga masyarakat
yang dapat mengganggu ketertiban umum7 (c) mencegah dan
menanggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat7 (d) mengaasi aliran
yang dapat menimbulkan perpecahan atau mengancam persatuan dan
kesatuan bangsa7 (e) mengeluarkan peraturan kepolisian dalm lingkup
keenangan administratif kepolisian7 (f) melaksakan pemeriksaan khusus
sebagai bagian dari tindakan kepolisian dalam rangka pencegahan7 (g)
melakukan tindakan pertama di tempat kejadian7 (h) mengambil sidik jari
dan identitas lainnya serta memotret seseorang7 (i) mencari keterangan dan
barang bukti7 (j) menyelenggarakan &usat ,nformasi !riminal 9asional7
(k) mengeluarkan surat iIin dan:atau surat keterangan yang diperlukan
dalam rangka pelayanan masyarakat7 (l) memberikan bantuan pengamanan
dalam sidang dan pelaksanaan putusan pengadilan, kegiatan instansi lain,
serta kegiatan masyarakat7 (m) menerima dan menyimpan barang temuan
untuk sementara aktu6
a6 Tu'a& (an ,un'&i Sat6 Sa*haa
Sat Sabhara adalah unsur pelaksana tugas pokok &olres yang berada
dibaah !apolres.
Sat Sabhara bertugas menyelenggarakan dan membina fungsi Samapta
Ehayangkara yang mencangkup tugas &olisi umum, yang meliputi
pengaturan, penjagaan, pengaalan, patroli termasuk pengamanan
37
kegiatan masyarakat dan obyek vital, pengambilan tindakan pertama
ditempat kejadian perkata (<&<!&) penanganan tindak pidana ringan,
pengendalian massa dalam rangka pemeliharaan keamanan dan
ketertiban masyarakat.
*6 Tu'a& (an ,un'&i Sat6Re&e&e
Sat =eskrim adalah unsur pelaksana tugas pokok &olres yang berada
dibaah !apolres.
Sat =eskrim bertugas menyelenggarakan:membina fungsi penyelidikan
dan penyidikan tindak pidana secara transparan dan akuntabel dengan
penerapan S&#/&, memberikan pelayanan dan perlindungan khusus
terhadap korban dan peaku anak dan anita, menyelenggarakan fungsi
identifikasi baik untuk kepentingan penyidikan maupun pelayanan
umum, menyelenggarakan pembinaan, koordinasi dan pengaasan
&&9S baik dibidang operasional maupun administrasi penyidikan
sesuai ketentuan hukum dan per undang-undangan
-6 Tu'a& (an ,un'&i Sat6Lanta&
Sat *antas adalah unsur pelaksana tugas pokok &olres yang berada
dibaah !apolres.
Sat *antas bertugas menyelenggarakan dan membina fungsi *alu
*intas !epolisian yang meliputi pengaturan, penjagaan, pengaalan,
patroli, pendidikan masyarakat dan rekayasa lalu lintas, registrasi dan
identifikasi pengemudi: kendaraan bermotor, penyidikan kecelakaan
lalu lintas dan penegakkan hukum dibidang lalu lintas, guna
memelihara keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu
lintas
(6 Tu'a& (an ,un'&i Sat6Intelkam
38
Sat ,ntelkam adalah unsur pelaksana tugas pokok &olres yang berada
dibaah !apolres.
Sat ,ntelkam bertugas menyelenggarakan dan membina fungsi ,ntelijen
bidang keamanan, termasuk perkiraan intelijen, persandian,
memberikan pelayanan dalam bentuk surat iIin:keterangan yang
menyangkut orang asing, senjata api dan bahan peledak, kegiatan
sosial politik masyarakat dan surat keterangan catatan kepolisian
(S!)!) kepada masyarakat serta melakukan pengamanan,
pengaasan terhadap pelaksanaannya.
e6 Tu'a& (an ,un'&i Sat6Binma&
Sat Einmas adalah unsur pelaksana tugas pokok &olres yang berada
dibaah !apolres.
Sat Einmas bertugas menyelenggarakan pembinaan masyarakat yang
meliputi pembinaan tekhnis &olmas dan kerja sama dengan instansi
pemerintah: lembaga: organisasi masyarakat, pembinaan bentuk-
bentuk pengamanan sakarsa serta pembinaan kemananan dan
ketertiban masyarakat dalam rangka memberdayakan upaya
pencegahan masyarakat terhadap kejahatan serta meningkatkan
hubungan sinergitas &olri-masyarakat
96 .i!"te&i&
/$ 5 Ada &erbedaan Stress !erja &olisi Di <injau Dari 8ungsi <ugas
&olisi Di &olres Situbondo6
/6 5 <idak Ada &erbedaan Stress !erja &olisi Di <injau Dari 8ungsi
<ugas &olisi Di &olres Situbondo6
D6 Kean'ka K"n&e!
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A6 De&ain Penelitian
Desain penelitian merupakan strategi untuk mencapai tujuan
penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman:penuntun
penelitian pada seluruh proses penelitian (Sastroasmoro, #$$#). Eerdasarkan
pada tujuan penelitianya itu mengetahui 7 &erbedaan Stress !erja &olisi Di
40
<ugas dan 8ungsi
polisi
Stres !erja
<injau Dari 8ungsi <ugas &olisi Di &olres Situbondo86. 1aka peneliti
menggunakan desain penelitian analitik observasional dengan pendekatan
cross sectional yaitu penelitian yang dilakukan dengan pengamatan sesaat
atau dalam satu periode tertentu dan setiap subyek studi hanya dilakuakan
satu kali pengamatan selama penelitian (9otoatmojo, #$6$).
B6 Tem!at (an :aktu Penelitian
&enelitian ini dilakukan di &olres Situbondo pada bulan Desember #$6..
96 3aia*el (an De,ini&i O!ea&i"nal
3aia*el Penelitian Stres kerja
16 De,ini&i O!ea&i"nal
Kariabel Definisi Alat ukur /asil ukur Skala
Stres
kerja
Stres kerja adalah setiap
keadaan: peristia yang
mengalami tekanan
ditempat kerja dan yang
menyebabkan perubahan
dalam kehidupan
seseorang, sehingga
seseorang tersebut harus
beradaptasi di
Diukur dengan
menggunakan skala
likert, dengan
ketentuan skor untuk
pertanyaan positiv jika
jaaban Sangat setuju
(SS) maka diberikan
skor5%, jika jaaban
Setuju (S) maka
+ntuk
mendeskripsikan
hasil ukur pada
penelitian ini
digunakan skor
tingkat stres
tertinggi dengan
nilai A$ dengan
skor terendah
,nterval
41
8ungsi
<ugas
&olisi
lingkungan kerja.
8ungsi kepolisian adalah
menyelenggarakan
keamanan dan ketertiban
masyarakat, penegakan
hukum, perlindungan,
pengayoman dan
pelayanan kepada
diberikan skor5 3,
jaaban =agu-ragu
(=) diberi skor5 .,
jaaban <idak Setuju
(<S) diberikan skor5 #
dan jaaban Sangat
tidak setuju(S<S)
maka diberikan skor5
6, untuk pernyataan
negativ, jika jaaban
sangat tidak setuju
(S<S) maka diberikan
skor %, jika pernyataan
tidak setuju (<S)
diberikan skor 3,
=agu-ragu diberi skor5
., jaaban Setuju (S)
diberi skor5 #, dan jika
jaaban Sangat setuju
((SS) maka diberikan
skor5 6
Diukur menggunakan
skala likert5
&ertanyaan positif 5
dengan nilai 6.
1aka stres kerja
ringan5
Eila skor 6-(#
Sedang5
Eila skor (.-633
Eerat5
Eila skor 63%-
#6;
6 L kurang, ( M
median .$)
# L baik, ( N
median .$)
Drdinal
42
masyarakat dalam rangka
terpeliharanya keamanan
dalam negeri.
<ugas kepolisian dapat
dibagi dalam dua
golongan, yaitu tugas
represif dan tugas
preventif. <ugas represif
ini adalah mirip dengan
tugas kekuasaan eJecutive,
yaitu menjalankan
peraturan atau perintah
dari yang berkuasa apabila
telah terjadi peristia
pelanggaran hukum.
Sedangkan tugas preventif
dari kepolisian ialah
menjaga dan mengaasi
agar peraturan hukum
tidak dilanggar oleh
siapapun.
3 L sangat setuju
. L setuju
# L tidak setuju
6 L sangat tidak setuju
&ertanyaan negatif 5
6 L sangat setuju
# L setuju
. L tidak setuju
3 L sangat tidak setuju
43
26 P"!ula&i (an Sam!el Penelitian
#a% P"!ula&i Penelitian
&opulasi adalah keseluruhan objek penelitian yang akan
diteliti (9otoatmodjo, #$$#). &opulasi dalam penelitian ini adalah
semua polisi yang bekerja di kesatuan polres situbondo yang
berjumlah #$$ personil.
#*% Sam!el
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi. Sampel juga merupakan akil populasi
yang akan diteliti (Arikunto,#$$;).
&enghitungan sampel pada penelitian ini menggunakan
=umus menurut <aro Oamane (#$$() 5
n L 9
9d
#
P 6
n L 'umlah sampel
9 L 'umlah populasi yang diketahui
d L &resisi yang ditetapkan
n L #$$
#$$ ($,6)
#
P6
L #$$
.
L ;( P #$@
L ;( P 6.
L 2$ orang.
44
Eerdasarkan perhitungan dengan rumus di atas maka
diperoleh besar sampel sebanyak 2$ orang. Adapun cara
pengambilan sampel yaitu dengan stratified random sampling adalah
suatu teknik sampling dimana populasi kita bagi kedalam sub
populasi(strata), karena mempunyai karakteristik yang heterogen dan
heterogenitas tersebut mempunyai arti yang signifikan terhadap
pencapaian tujuan penelitian, maka penelitian dapat mengambil
dengan cara ini. Setiap stratum dipilih sampel melalui proses simple
random sampling.
#-%Teknik Pen'am*ilan Sam!el
<eknik sampling adalah cara untuk teknik-teknik yang
digunakan untuk menentukan sampel sehingga mampu meakili
populasi (9otoatmodjo, #$$#). <eknik pengambilan sampel pada
penelitian ini adalah teknik probability sampling jenis stratified
random sampling yaitu metode random sampling yang lebih
representatif. !arena disini sample tidak secara gampangan dipilih
dari semua populasi yang ada. Stratified Sampling tetap memilih
secara Acak (=andom) tetapi banyaknya item sample harus meakili
karateristik kelompok-kelompok dalam populasi6
#(% Kiteia Sam!el
#1% Kiteia Inklu&i
45
!riteria ,nklusi adalah karakteristik umum subyek
penelitian dari populasi target yang terjangkau yang akan
diteliti (Sastroasmoro, #$$#). !arakteristik inklusi dalam
sampel ini adalah responden yang dikaji dalam lembar
kuesioner dengan syarat sebagai berikut 5
- Eekerja sebagai anggota polri di kesatuan polres
situbondo.
- Eersedia mengisi informed consent.
- 1asa kerja di atas % tahun.
- Eerusia di baah 3$ tahun.
#2% Kiteia Eklu&i
- Anggota polri yang tidak masuk kerja.
-
;6 Teknik !en'um!ulan (ata
a6 Jeni& !en'um!ulan (ata
Dalam pengumpulan data dibagi dalam dua macam data yaitu 5
#1% Data Pime
Data primer yaitu data yang dikumpulkan sendiri
oleh perorangan atau suatu organisasi langsung melalui
obyeknya ('. Supranto, hal 6#$, 6AA( ), metodenya
dilakukan dengan cara 5
Met"(e kui&i"ne
1etode kuisioner berupa sejumlah pertanyaan
tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi
46
dari responden. Dalam penelitian ini kuisioner di
bagikan kepada polisi yang memenuhi kriteria inklusi
sebagai responden. Adapun alasan yang digunakan
dalam metode kuisioner ini sebagai alat pengumpul
data dalam penelitian adalah sebagai berikut 5
- ,nterprestasi subyek terhadap pertanyaan yang
diajukan kepada responden adalah sesuai
dengan maksud peneliti.
- Dalam menjaab pertanyaan responden dapat
lebih leluasa, karena tidak dipengaruhi oleh
sikap mental hubungan antar responden
dengan peneliti.
- Data yang terkumpul dapat dengan mudah
dianalisa, masing-masing jaaban akan diberi
skala nilai sesuai dengan pilihan jaaban.
Dalam penelitian ini menggunakan data
primer yaitu metode kuisioner dengan menyebar
kuisioner ke responden yang bekerja di &olres
Situbondo.
#2% Data Sekun(e
Data sekunder diperoleh dari literatur, studi
kepustakaan, jurnal-jurnal penelitian yang berhubungan dan
mendukung penelitian.
*6 Teknik !en'um!ulan (ata
+ntuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
digunakan skala psikologi. Skala psikologi yang digunakan pada
47
penelitian ini adalah tes yang mengungkap performansi tipikal,
yaitu performansi yang ditampakkan oleh individu sebagai
proyeksi dari kepribadiannya sendiri sehingga indikator perilaku
yang diperlihatkannya merupakan kecenderungan umum dirinya
dalam menghadapi situasi tertentu (AIar, #$$.). Alat ukur yang
digunakan dalam penelitian adalah skala yang disusun untuk
mengungkap stres kerja dan fungsi tugas polisi, yaitu5
#1% Skala Ste& Keja
Skala stres kerja didasarkan pada teori dari =ice
(6AAA) dan =obbins (6AA2) yang mencakup aspek
psikologis, fisik, tingkah laku, dan organisasional yang
meliputi intrinsik tugas, peran, interaksi personal dan
iklim organisasi. Skor skala semakin tinggi menunjukkan
semakin tinggi tingkat stresnya, sebaliknya skor skala
semakin rendah menunjukkan semakin rendah tingkat
stresnya. Skala tersebut memuat (# item yang terbagi
menjadi tiga (3) aspek yaitu 5
(a.) Aspek fisiologis, meliputi meningkatnya detak
jantung, tekanan darah dan resiko potensial terkena
gangguan kardiovaskuler, meningkatnya sekresi dari
hormon stres (misalnya adrenalin dan noradrenalin),
gangguan gastrointestestinal misalnya iritasi
sindrom boel. 1eningkatnya frekuensi terlukanya
48
tubuh atau kecelakaan. gangguan pernapasan,
termasuk akibat dari sering marah (jengkel),
gangguan kulit, pusing, sakit kepala belakang,
tegangan otot, gangguan tidur, menurunnya fungsi
imun misalnya, dan meningkatnya resiko terkena
kanker.
(b.) Aspek psikologis, meliputi kecemasan, ketegangan,
kebingungan, sensitif atau mudah marah, merasa
frustrasi, mudah marah, sensitif yang berlebihan,
emosional, dan hiperaktif, mengalami ketertekanan
perasaan, menarik diri, depresi, berkurangnya
kemampuan komunikasi yang efektif, bosan, tidak
puas terhadap pekerjaan, mengalami kelelahan
mental, menurunnya fungsi intelektual, kehilangan
konsentrasi, hilangnya spontanitas, kreativitas, dan
rendahnya harga diri
(c.) Aspek perilaku, yaitu perubahan dalam produktivitas,
absensi, pergantian (turnover) pada karyaan, ada
perubahan kebiasaan makan, meningkatnya perilaku
merokok, mengkonsumsi alkohol, berbicara terlalu
cepat, merasa gelisah, gangguan tidur, melakukan
penundaan, menghindari pekerjaan, absen,
menurunnya performansi, menurunnya
49
produktivitas, meningkatnya penggunaan rokok,
alkohol, makan secara berlebihan sebagai pelarian,
menuju obesitas, nafsu makan menurun sebagai
penarikan diri dan kehilangan berat badan, biasanya
dikombinasikan dengan tanda-tanda depresi,
meningkatnya sikap agresi, vandalisme dan mencuri
(kejahatan), menurunnya hubungan dengan teman
dan keluarga, mencoba untuk bunuh diri atau
memiliki keinginan untuk bunuh diri.
Eerikut adalah blue print skala stres kerja yang
didasarkan pada teori stres kerja =ice (6AAA) dan =obbins
(6AA2) yang dapat dilihat pada <abel 6 di baah ini5
Ta*el 16 Blue !int Skala Ste& Keja
9o Aspek 8avourable +nfavourable 'umlah
item
Eobot
(@)
6 8isiologis 6,#,(6,A,6$,6A,..,.
3,3A,%$,%A,.;,(#,.
(,3$,36
%,%6,.%,.2 #$ .$,A
# &sikologis .,3,66,6#,.A,6%,($,
63,;,#2,6;,.#,.$,
.6,%6,3#,%#,33,3.
6.,;$,3% ## ..,2
. &erilaku %3,%%,%;,%(,32,;6,
3;,;.,3(,#6,#$,#.,
#(,#3,#%
%.,.2,;#,;3,##,
;2,#;,;%
#. .%,.
<otal %% 6% ;% 6$$
50
!eterangan5
6. 8isiologis 5 !ecemasan, ketegangan, bingung,
marah, sensitif, memendam perasaan, komunikasi
tidak efektif, mengurungkan diri, depresi, merasa
terasing dan mengasingkan diri, kebosanan,
ketidakpuasan kerja, lelah mental, menurunnya
fungsi intelektual, kehilangan daya konsentrasi,
kehilangan spontanitas dan kreativitas, kehilangan
semangat hidup, menurunnya harga diri dan rasa
percaya diri.
#. &sikologis 5 Detak jantung dan tekanan darah tinggi,
meningkatnya sekresi adrenalin dan neoadrenalin,
gangguan gastrointestinal seperti gangguan
lambung, mudah terluka, mudah lelah secara fisik,
kematian, gangguan kardiovaskuler, gangguan
pernafasan, lebih sering berkeringant, gangguan
pada kulit, migraine, kanker, ketegangan otot, sulit
tidur.
.. &erilaku 5 1enunda pekerjaan:tugas, penurunan
prestasi dan produktivitas, meningkatnya
penggunaan minuman keras dan mabuk, perilaku
sabotase, meningkatnya frekuensi absensi, perilaku
makan yang tidak normal, kehilangan nafsu makan
51
dan penurunan drastis berat badan, meningkatnya
kecendrungan perilaku beresiko tinggi seperti
berjudi, meningkatnya agresivitas dan kriminalitas,
penurunan kualitas hubungan interpersonal dengan
keluarga dan teman, kecendrungan bunuh diri.
Skor untuk tiap-tiap aitem bergerak dari 6-3
dengan memperhatikan sifat item favourabel
(mendukung) dan unfavourabel (tidak mendukung). Skor
dari item favourabel adalah 3 untuk pilihan jaaban
sangat sesuai (SS), . untuk pilihan jaaban sesuai (S), #
untuk jaaban tidak sesuai (<S), dan 6 untuk jaaban
sangat tidak sesuai (S<S), sedangkan skor pada aitem
unfavourabel (tidak mendukung) adalah 6 untuk pilihan
jaaban sangat sesuai (SS), # untuk pilihan jaaban
sesuai (S), . untuk jaaban tidak sesuai (<S), dan 3 untuk
jaaban sangat tidak sesuai (S<S). <otal skor skala yang
diperoleh dari subjek penelitian ini dipakai dalam analisis
data.
#2% Skala ,un'&i tu'a& !"li&i
Ta*el 26 Blue Pint Skala P",e&i"nali&me !a(a
P"li&i
9o )iri 'umlah item 'umlah
8avourable +nfavourable
6 A 3 3 2
# E 3 3 2
52
. ) 3 3 2
3 D 3 3 2
% B 3 3 2
#$ #$ 3$
Ketean'an+
A 5 1enyelenggarakan keamanan dan ketertiban
masyarakat
E 5 &enegakan hukum, perlindungan, pengayoman
kepada masyarakat
) 5 &elayanan kepada masyarakan sehingga
terpeliharanya keamanan dalam negeri
D 5 1eliputi tugas represif
B 5 1eliputi tugas preventif
56 Alu !enelitian
<6 Met"(e Anali&a Data
Analisis data merupakan proses mengolah, mengorganisasikan, dan
mengurutkan data ke pola, kategori, dan suatu uraian dasar. &engolahan
dilakukan pada data-data yang telah dikumpulkan, sehingga dapat
53
&opulasi Sampel
&engisian
angket
pengolahan dan
analisa data
&elaporan Seminar
ditemukan tema dan makna, sesuai yang disarankan oleh data (!riyantono,
#$6$5 6;.).
(6) +ji Kaliditas
Kaliditas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur
mengukur apa yang ingin diukur (Singarimbun dan Bffendi,
6A2A56#3). !arena penelitian menggunakan kuesioner, maka
kuesioner yang disusun harus mengukur apa yang ingin diukur. +ji
validitas yang akan digunakan pada penelitian ini adalah validitas
konstruk. Kaliditas konstruk adalah kerangka dari suatu konsep
(Singarimbun dan Bffendi, 6A2A5 6#%).
(#) +ji reliabilitas
=eliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dapat
dipercaya dan konsisten dari aktu ke aktu (Saifuddin AIar,
#$$3). Dalam pembuatan tes ini digunakan reliabilitas singeltrial.
/al ini dikarenakan dalam tes ini hanya di administrasikan sekali
pada suatu kelompok subyek. !arena tes ini mengukur suatu hal
atau konstruk tertentu yang diujudkan dalam item-item tesnya
maka konsistensi subyek dapat dilihat pada semua item-item dalam
tes. +ntuk itu diperlukan adanya konsistensi internal salah satu
caranya adalah dengan mencari koefisien reliabilitas konsistensi
internal. Dalam pembuatan tes ini, teknik untuk mencari koefisien
internal menggunakan teknik ronbach !lpha.
(.) +ji !orelasi
54
&erhitungan korelasi rank spearman digunakan untuk
mengetahui berapa jumlah koefisien korelasi dari variabel terikat
dapat diterangkan oleh variasi variabel bebas, serta untuk
mengetahui tingkat hubungan yang ada antara variabel Q dan
varibel O.
(3) +ji Signifikansi
+ji signifikansi yang digunakan pada penelitian ini adalah
+ji-t dan pengolahan data dilakukan dengan program S&SS #$.$.
DAFTAR PUSTAKA
Aditama, A. #$$3. "enomena #urnout pada Polisi. 1ajalah Bmphaty. Bdisi
'uli./al 36-3#
55
Ahmad, '. #$$3. $enjadi Polisi dengan %ati &urani. 1ajalah Bmphaty. Bdisi
'uli./al #-3
Anoraga, &. 6AA#. Psikologi 'erja. (akarta ) &< =ineka )ipta
Damayanti, =D. #$$;. %ubungan !ntara Self*efficacay dan internal locus of
control dengan prokastinasi pada karya+an ,epak. !abupaten &urorejo.
Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta5 +niversitas 1uhammdiyah
Surakarta.
1argiati, * .6AAA. Stres 'erja ) -atar #elakang Penyebab ,an !lternatif
Pemecahannya. 'urnal 1asyarakat, !ebudayaan, dan &olitik, .5 (6-2$.
Surabaya 5 8akultas !esehatan 1asyarakat +niversitas Airlangga.
1aslach, ). (6AA2). #urnout ) ! multidimensional theory of burnout ) .n theories
oforgani/ational stress.(Bditor 5 ). *. )ooper). DJford 5 +niversity &ress.
9otoatmodjo S. #$6$. .lmu Perilaku 'esehatan. 'akarta. =ineka cipta
&urnomo Eudi Setiyaan dan Raridin. #$$;. Pengaruh ,isiplin 'erja 'arya+an
dan #udaya Organisasi terhadap 'inerja di ,ivisi Radiologi RS0P
,okter 'aryadi Semarang. 'urnal =iset Eisnis ,ndonesia Kol.#, 9o.#, 'uli,
hlm.626-6A2.
=ice, Kirginia / .#$$$. 1ype ! behaviour pattern and cardiovascular health.
Dalam Brika 8riedmann " sue Ann <homas (Bds.), /andbook of stress,
coping, and health5 ,mplications for nursing research, theory, and
practice(h..A%).9e Delhi5 Sage &ublication, ,nc.
56
=obbins, S. &. 6AAA. Organi/ational #ehavior. oncepts2 ontroversies2
!pplications. Bigth Bdition. 9e 'ersey 5 &rentice /all ,nternational, ,nc
Sastroasmoro, S . #$$#. ,asar*,asar $etodologi Penelitian 'linis. Bdisi !e S #.
'akarta5 Sagung Seto.
SchultI, Duane &., SchultI, Sydney B .#$$;. Psychology and +ork today ) !n
introduction to industrial and organi/ational psychology. 9e
'ersey5&earson Bducation, ,nc.
Sugiarto, B. 6AAA. Psikologi Pelayanan dalam .ndustri (asa. 'akarta5
-ramedia&ustaka +tama.
<anner, S., et. al. #$$#. 1he Process of #urnout in White*ollar and #lu*ollar
(obs 5 Bigth-Oear &rospective Study of BJhaustion. 'ournal
ofDrganiIational Eehavior. Kol #.. &ages %%%-%($
<hoha, 1, 6AAA. Perilaku Organisasi 'onsep ,asar dan !plikasinya2 'akarta 5
=aja -rafindo &ersada.
Oulianti, & .#$$$. Pengaruh Sumber*Sumber Stres 'erja 1erhadap 'epuasan
'erja 1enaga 3dukatif 1etap "akultas .lmu Sosial 0niversitas !irlangga
,i Surabaya. <esis tidak diterbitkan. Surabya5 &rogram &ascasarjana ,lmu
1anajemen +niversitas Airlangga.
57

Anda mungkin juga menyukai