Anda di halaman 1dari 13

UJI KANDUNGAN BORAKS PADA BAHAN MAKANAN

oleh ikakokisagi pada November 14, 2012



Pekan ini saya mengadakan praktikum Uji kandungan boraks pada bahan makanan di kelas 6.
Praktikum yang dilakukan untuk menunjang materi yang sedang dipelajari, yaitu tentang pengawetan
bahan makanan.
Setelah mencari-cari dan bertanya-tanya mengenai informasi tentang cara uji kandungan boraks yang
sederhana, maka diketemukanlah uji kandungan boraks dengan menggunakan kunyit. Karena kunyit
memiliki senyawa yang dapat bereaksi dengan boraks. Berikut alat dan bahan, serta langkah kerja uji
kandungan boraks dengan menggunakan kunyit.

Alat dan bahan yang dibutuhkan:
Kertas saring, air kunyit, boraks, pipet tetes, gelas plastik, cobek+ulekan, dan bahan-bahan makanan
yang akan diuji coba, seperti bakso, tahu, sosis, mie basah, dan lainnya.


Langkah kerja:
Buat kertas indikator dengan cara mencelupkan kertas saring ke dalam air kunyit, lalu diangin-anginkan
sampai kering. Inilah yang akan menjadi kertas indikator ada kandungan borak atau tidak pada bahan
makanan
Pre-test: dengan menggunakan pipet, teteskan air pada kertas indikator, maka tidak akan terjadi
perubahan warna. Lalu larutkan sedikit borak pada air, kemudian teteskan pada kertas saring maka akan
terjadi perubahan warna menjadi merah kecoklatan pada kertas indikator. Warna merah kecoklatan
inilah yang akan menjadi indikator adanya kandungan boraks.
Selanjutnya, lumatkan salah satu bahan makanan (misalnya tahu) dengan menggunakan cobek dan
ulekan sampai halus dan beri sedikit air. Setelah itu, masukkan ke dalam gelas plastik. Lalu, letakkan
potongan kertas indicator ke dalam gelas sehingga mengenai bahan makanan yang sedang diuji.
Perhatikan apakah terjadi perubahan warna pada kertas indikator atau tidak.
Apabila terjadi perubahan warna pada kertas indikator, berarti bahan makanan yang diuji mengandung
boraks. Bila tidak terjadi perubahan warna, maka insyaalloh bahan makanan tersebut tidak mengandung
boraks dan aman untuk dikonsumsi.
Lanjutkan dengan menguji bahan makanan lainnya (misalnya sosis dan bakso). Tapi, perlu diperhatikan,
sebelum memulai proses pelumatan bahan makanan dengan menggunakan cobek+ulekan, maka
cobek+ulekan yang telah digunakan untuk bahan makanan yang sebelumnya harus dicuci bersih terlebih
dahulu agar tidak terjadi kontaminasi silang antara dengan bahan makanan berikutnya.

Judul : Pemeriksaan Formalin
Tujuan : Untuk mengetahui formalin pada sampel makanan

Alat :
1. Labu Kjeldahl 7. Neraca analitik
2. Pendingin 8. Tabung reaksi
3. Destilation set 9. Selang
4. Alu dan Mortil 10. Gelas ukur
5. Pipet ukur 11. Kompor listrik
6. Balb 12. Erlenmeyer
Bahan :
1. Sampel (mie ayam) 4. Aquadest
2. Asam Fosfat (H3PO4) 5. Air kran
3. Larutan asam kromatofat

Cara Kerja :
1. Timbang 100 gr sampel (mie) ke dalam erlenmeyer dengan menggunakan neraca analitik
2. Haluskan (tumbuk) sampel dengan alu dan mortil
3. Tambahkan 100 ml aquadest hingga sampel menjadi cair/encer
4. Masukkan sampel ke dalam labu kjeldahl, lalu tambahkan 1 ml asam fosfat (H3PO4)
5. Hubungkan labu kjeldahl dengan pendingin yang dipakai untuk destilasi. Pendingin
dihubungkan dengan selang yang berhubungan dengan kran untuk memasukkan air dan
selang pada ujung satunya untuk keluarnya air. Pada ujung keluarnya air hasil destilasi
diberi erlenmeyer.
6. Nyalakan air kran kemudian nyalakan kompor listrik
7. Secara perlahan sampel didestilasi sehingga diperoleh destilat sebanyak 10 ml.
8. Masukkan 5 ml asam khormatofat ke dalam tabung reaksi, lalu tambahkan 1 ml destilat
9. Campur larutan tersebut sampai homogen
10. Amati perubahan warna yang terjadi, apabila berubah warna menjadi ungu berarti sampel
positif formalin. Apabila belum berubah warna menjadi ungu, masukkan ke dalam
pemanas yang mendidih selama 15 menit. Amati kembali perubahan warna yang terjadi,
apabila sampel berubah warna menjadi ungu, berarti sampel positif formalin.

Hasil Pemeriksaan :
Dari pengamatan sampel makanan mie produk X, terjadi perubahan warna sampel menjadi ungu pekat,
sehingga sampel positif mengandung formalin.

Kesimpulan :
Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan, sampel makanan mie produk X mengandung
formalin, dengan kadar formalin yang tinggi karena warna ungu pekat.
Judul : Pemeriksaan Asam Salisilat Pada Saos
Tujuan : Untuk mengetahui ada atau tidaknya Asam salisilat pada saos tomat

Alat dan Bahan :
1. Corong pisah 8. Kompor
2. Gelas ukur 25 ml 9. Pipet tetes
3. Pipet ukur 10. Sampel Saos tomat Del monte 50 gr
4. Beaker glass 11. Aquadest
5. Erlenmeyer 12. Hcl (1 : 3)
6. Statif 13. Larutan Fecl3
7. Cruistang 14. Eter

Cara Kerja :
1. Timbang 50 gr sampel ke dalam erlenmeyer dengan menggunkan neraca analitik.
2. Masukkan sampel ke dalam corong pisah.
3. Tambahkan 5 ml Hcl (1 : 3) ke dalam corong pisah.
4. Tambahkan 25 ml ether ke dalam corong pisah, lalu homogenkan sampai kedua lapisan
memisah
5. keluarkan endapan sampel yang diperiksa dari corong pisah.
6. Cuci dan tambahkan 5 ml aquadest sampai dengan lapisan atas bening/bersih.
7. Bila sudah bersih, pindahkan cairan hasil ekstrasi ke dalam erlenmeyer.
8. Uapkan cairan dalam erlenmeyer diatas penangas air (dalam beaker glass yang berisi air yang
9. sudah dihangatkan dengan panas 40-50C selama 15 menit).
10. Bila sudah terjadi residu, tambahkan 1 tetes larutan Fecl3 6,5%.
11. Amati perubahan warna yang terjadi, apabila berubah warna menjadi ungu/violet berarti sampel
dinyatakan positif Asam Salisilat.



Hasil Pemeriksaan :
sampel saos, positif Asam salisilat karena terjadi perubahan warna mejadi warna pink.
Kesimpulan :
Dari hasil pengamatan pada sampel saos tomat Del M terjadi perubahan warna menjadi warna pink,
sehingga sampel mengandung Asam Salisilat walaupun dengan kadar yang rendah.
Judul : Pemeriksaan merkuri pada kosmetik
Tujuan : Untuk mengetahui ada tidaknya merkuri pada kosmetik

Alat : 1. Batang Pengaduk
2. Api Bunsen
3. Pinset
4. Balb
5. Pipet
6. Erlenmeyer/Gelas ukur

Bahan : 1. Kawat tembaga
2. Bedak Pixy
3. Amplas
4. Aquadest 50 ml
5. HCl pekat 20 ml


Cara kerja :
1. Potong kawat tembaga sepanjang 7 cm.
2. Ujung kawat tembaga di amplas hingga warna tembaga berubah.
3. Timbang 50 gr sampel (seadanya).
4. Masukkan ke dalam erlenmeyer 20 ml.
5. Tambahkan 50 ml aquadest, lalu tambahkan 20 ml HCl pekat.
6. Kawat tembaga yang sudah di amplas celupkan ke dalam cairan/larutan.
7. Bakar kawat tembaga, jika ada warna perak pada api berarti sampel positif merkuri.

Hasil Pemeriksaan :
Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan, dari sampel bedak X terdapat warna hiaju pada api, tidak ada
warna perak pada nyala api, sehingga bedak X negatif merkuri.

Kesimpulan :
Berdasarkan pemeriksaan merkuri yang kami lakukan, tidak terdapat kandungan merkuri pada
sampel bedak X, karena warna api hijau, tidak berwarna perak.
Judul : Pemeriksaan Asam Cyanida Pada Singkong
Tujuan : Untuk mengetahui ada tidaknya cyanida pada singkong

Alat dan Bahan :
1. Tabung reaksi 6. Kertas uji asam pikrat
2. Neraca analitik 7. Asam tartat 10%
3. Gelas ukur 8. Larutan natrium karbonat jenuh
4. Pipet tetes 9. Aquadest
5. Waterbath 10. Sampel

Cara Kerja :
1. Buatlah larutan jenuh asam pikrat dalam petridish.
2. Buat potongan kertas saring kemudian celupkan ke dalam larutan asam pikrat jenuh, lalu
keringkan.
3. Buatlah larutan asam tartat 10% (10 gr asam tartat dalam 100 ml aquadest).
4. Timbang 100 mg sampel (singkong), masukkan ke dalam tabung reaksi.
5. Tambahkan 10 ml asam tartat 10%, dan letakkan kertas uji asam pikrat yang sudah kering
diatas tabung reaksi.
6. Tetesi kertas uji dengan natrium karbonat jenuh sebanyak 1 tetes.
7. Hangatkan tabung reaksi diatas waterbath atau beaker glass berisi air yang sudah
dihangatkan pada suhu 40-50C selama 15 menit.
8. Amati perubahan warna yang terjadi. Jika pada kertas uji terbentuk warna merah muda,
maka sampel positif cyanida.

Hasil Pemeriksaan :
Singkong yang diambil dari Pasar X negatif mengandung cyanida karena pada kertas uji asam pikrat tidak
terbentuk warna merah muda.

Kesimpulan :
Dari hasil pemeriksaan pada sampel singkong yang diambil dari pasar X tidak mengandung cyanida,
karena pada kertas uji asam pikrat tidak terbentuk warna merah muda.
Titrasi Asam-Basa

Titrasi merupakan suatu metoda untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang
sudah dikethaui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di
dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam
basa. Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai titrant dan biasanya diletakan di dalam
Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai titer dan biasanya
diletakkan di dalam buret. Baik titer maupun titrant biasanya berupa larutan. Jika larutan bakunya
asam disebut asidimetri dan jika larutan bakunya basa disebut alkalimetri.


Prinsip Titrasi Asam basa

Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant. Titrasi asam basa
berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan
sebaliknya.

Titrant ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen ( artinya secara
stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi). Keadaan ini disebut sebagai titik ekuivalen.

Pada saat titik ekuivalent ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian kita mencatat volume titer yang
diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titrant, volume dan
konsentrasi titer maka kita bisa menghitung kadar titrant.

Cara Mengetahui Titik Ekuivalen

Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam basa.

1. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan, kemudian membuat
plot antara pH dengan volume titrant untuk memperoleh kurva titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi
tersebut adalah titik ekuivalent.

2. Memakai indicator asam basa. Indikator ditambahkan pada titrant sebelum proses titrasi dilakukan.
Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekuivalen terjadi, pada saat inilah titrasi kita hentikan.

Rumus Umum Titrasi

Pada saat titik ekuivalen maka mol-ekuivalent asam akan sama dengan mol-ekuivalent basa, maka hal ini
dapat kita tulis sebagai berikut:

mol-ekuivalen asam = mol-ekuivalen basa

Mol-ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian antara Normalitas dengan volume maka rumus diatas dapat
kita tulis sebagai:

NxV asam = NxV basa

Normalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas (M) dengan jumlah ion H+ pada asam atau
jumlah ion OH pada basa, sehingga rumus diatas menjadi:

nxMxV asam = nxVxM basa

keterangan :
N = Normalitas
V = Volume
M = Molaritas
n = jumlah ion H+ (pada asam) atau OH (pada basa)

Jenis-Jenis Titrasi Asam Basa

Titrasi asam basa terbagi menjadi 5 jenis yaitu :

1. Asam kuat - Basa kuat

2. Asam kuat - Basa lemah

3. Asam lemah - Basa kuat

4. Asam kuat - Garam dari asam lemah

5. Basa kuat - Garam dari basa lemah
Cara Melakukan Titrasi Asam Basa

1. Zat penitrasi (titran) yang merupakan larutan baku dimasukkan ke dalam buret yang telah ditera

2. Zat yang dititrasi (titrat) ditempatkan pada wadah (gelas kimia atau erlenmeyer).Ditempatkan tepat
dibawah buret berisi titran

3. Tambahkan indikator yang sesuai pada titrat, misalnya, indikator fenoftalien

4. Rangkai alat titrasi dengan baik. Buret harus berdiri tegak, wadah titrat tepat dibawah ujung buret,
dan tempatkan sehelai kertas putih atau tissu putih di bawah wadah titrat

5. Atur titran yang keluar dari buret (titran dikeluarkan sedikit demi sedikit) sampai larutan di dalam
gelas kimia menunjukkan perubahan warna dan diperoleh titik akhir titrasi. Hentikan titrasi !

Indikator Asam Basa

>> Indikator asam basa adalah asam lemah atau basa lemah (senyawa organik) yang dalam larutannya
warna molekul-molekulnya berbeda dengan warna ion-ionnya

>> Zat indikator dapat berupa asam atau basa yang larut, stabil, dan menunjukkan perubahan warna
yang kuat.

>> Indikator asam-basa terletak pada titik ekivalen dan ukuran dari pH

Beberapa indikator asam basa

Indikator
Perubahan warna
Pelarut

Asam
Basa

Thimol biru
Merah
Kuning
Air

Metil kuning
Merah
Kuning
Etanol 90%

Metil jingga
Merah
Kuning-jingga
Air

Metil merah
Merah
Kuning
Air

Bromtimol biru
Kuning
Biru
Air

Fenolftalein
Tak berwarna
Merah-ungu
Etanol 70%

thimolftalein
Tak berwarna
biru
Etanol 90%
CARA MELAKUKAN TITRASI
HOME
Untuk melakukan titrasi, kita harus menyiapkan terlebih dahulu peralatan yang dibutuhkan.

Selain itu, kita juga harus menyiapkan larutan baku, yaitu larutan standar yang telah diketahui
konsentrasinya. Di laboratorium, konsentrasi larutan baku biasanya sangat pekat. Untuk menghemat
penggunaan, larutan baku dapat diencerkan dengan cara penambahan aquades dengan volume
tertentu.

Larutan baku yang konsentrasinya telah diketahui biasanya ditempatkan dalm buret, dan disebut
larutan penitrasi. Konsentrasi larutan penitrasi harus sudah diketahui. Larutan yang akan ditentukan
konsentrasinya, ditempatkan dalam labu titrasi, dan disebut larutan yang dititrasi. Volume larutan yang
akan dititrasi harus sudah diketahui.

Selanjutnya, ke dalam larutan yang akan dititrasi diteteskan indikator asam-basa. Penempatan larutan
dalam buret dan labu titrasi boleh ditukar. Larutan baku boleh dijadikan larutan penitrasi dan boleh juga
dijadikan larutan yang akan dititrasi.

Teteskan larutan penitrasi perlahan-lahan ke dalam larutan yang akan dititrasi. Penetesan dihentikan
jika sudah tercapai titik akhir titrasi, yaitu saat zat dalam larutan yang dititrasi tepat habis bereaksi
dengan zat dalam larutan penitrasi. Titik akhir titrasi diketahui dari perubahan warna larutan indikator.
Tepat pada saat seluruh zat habis bereaksi, larutan indicator segeraberubah warna, dan pada saat inilah
penetesan dari buret harus segera dihentikan.

Anda mungkin juga menyukai