Anda di halaman 1dari 18

Oleh : Vera, Winda, Willy

DEFINISI

Sinkop berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata
syn dan koptein yang artinya memutuskan. Sehingga definisi
sinkop (menurut European Society of Cardiology : ESC),
adalah suatu gejala dengan karakteristik klinik kehilangan
kesadaran yang tiba-tiba dan bersifat sementara, dan
biasanya menyebabkan jatuh. Onsetnya relatif cepat dan
terjadi pemulihan spontan. Kehilangan kesadaran tersebut
terjadi akibat hipoperfusi serebral.
ETIOLOGI

Secara garis besar, penyebab sinkop dibagi
menjadi dua. Akibat kelainan jantung (cardiac syncope) dan
penyebab bukan kelainan jantung (non-cardiac syncope).
Penyebab sinkop dapat diklasifikasikan dalam lima
kelompok yaitu vascular-cardiac, neurologi, sinkop refleks,
sinkop metabolik dan lain-lain.
Sinkop
Gangguan tonus vaskular atau
volum darah
Refleks sinkop
- Neurocardiogenik
- Situasional (batuk,
miksi, defekasi,
mengejan)
- Hipersensitifitas sinus
carotis
Hipotensi Orthostatic
- Obat-obatan (obat
antihipertensi dan
vasodilator
- Kegagalan otonom
murni
- Atrofi multisistem
- Neuropati perifer
(diabetes, alkohol,
nutrisi, amiloid)
- Simpatektomi
- Penurunan volum
darah
Gangguan
kardiovaskular
Penyebab Struktural dan
Obstruktif
- Emboli pulmoner
- Hipertensi pulmonal
- Atrial Mixoma
Cardiac Arrythmias
- Bradiaritmia
- Tachyaritmia
Penyakit
Cerebrovaskular
Insufisiensi cerebrovaskular
Migrain Arteri Basilar
Gangguan lainnya
Metabolik
- Hipoxia
- Anemia
- Hiperventilasi
- Hipoglikemia
Psikogenik
- Serangan Ansietas
- Serangan Histeris
Seizure
PATOFISIOLOGI


Pingsan (sinkop) adalah kehilangan kesadaran secara tiba-
tiba, biasanya hanya beberapa detik atau menit, karena otak tidak
mendapatkan cukup oksigen pada bagian-bagian otak yang
merupakan bagian kesadaran. Terdapat penurunan kesadaran aliran
darah, pengisian oksigenasi cerebral, resistensi serebrovaskuler yang
dapat ditunjukkan. Jika iskemia hanya berakhir beberapa menit, tidak
terdapat efek pada otak.

Iskemia yang lama mengakibatkan nekrosis jaringan otak
pada daerah perbatasan dari perfusi antara daerah vaskuler dari
arteriserebralis mayor.
FAKTOR RESIKO


Berdasarkan San Fransisco Syncope Rule (SFSR),
terdapat lima kriteria yang dapat dipakai untuk menentukan risiko
jangka pendek (7 hari) untuk pasien dengan syncope. Kriteria itu
adalah pasien dengan gagal jantung kongestif, nilai hematokrit
<30%, kelainan EKG (irama nonsinus dan perubahan baru), sesak
napas, dan nilai sistol <90 mm Hg.

MANIFESTASI KLINIS
Gejala prodormal:

Berkeringat
Pusing
perubahan pada
penglihatan
Fase sinkop:
kelemahan otot
konfusi
Fase
penyembuhan
yang cepat dan
dikarakterisasika
n kesadaran yang
cepat
Pada hipotensi
ortostatik :

Kepala terasa
ringan, pusing,
gangguan
penglihatan
Lemah,
berdebar,
gemetar -->
sinkop
CONTINUE
Neurologikal:

Sinkop neurologikal
sering diasosiasikan
dengan perubahan
pada aktivitas listrik
pada otak. Sinkop
sendiri harus dapat
dibedakan dengan
kejang.
Pada kelainan
metabolik :

Hipoglikemia
Hiperglikemia
DIAGNOSIS PENYEBAB SINKOP

Kejadian yang memicu, durasi dan frekuensi terjadinya
syok, gejala-gejala yang muncul (neurologis, jantung), gejala
post sinkop, evaluasi trauma, riwayat medikasi, riwayat penyakit
sebelum dan sekarang. Anamnesis juga riwayat alergi,
medikasi, dan riwayat makan sebelumnya.
Anamnesis
DIAGNOSIS PENYEBAB SINKOP

Pemeriksaan Fisik
Airway, breathing, circulation
Tanda-tanda Vital : tekanan darah, nadi, laju pernafasan, suhu
Pemeriksaan fisik jantung (mencari etiologi sinkop akibat
jantung seperti mendengarkan murmur),
Tes hipotensi ortostatik
Tanda trauma yang terjadi
Carotid massage
Manuver hiperventilasi
Exercise stress testing
Head up tilt table testing
DIAGNOSIS PENYEBAB SINKOP

Pemeriksaan penunjang
EKG, echography
Pemeriksaan darah lengkap
Urin
Elektrolit
Guaiac test
CT Scan atau MRI kepala
EEG
PENATALAKSANAAN

Pendekatan penatalaksanaan pasien sinkop sangat bergantung
pada diagnosisi yang telah dibuat.
Sinkop neurokardiogenik:
Pada pasien sinkop berulang atau sinkop yang
berhubungan dengan stress pada pasien. Pendekatan non
farmakologik adalah pilihan pertama seperti edukasi dan
pencegahan terhadap faktor resiko terjadi nya sinkop berulang.
Pendekatan farmakologik nya adalah diberikan beta
blocker, alfa agonist.
PENATALAKSANAAN

Sinkop vasovagal
Terapi farmakologik yang direkomendasikan adalah anti
depresan, antikolinergik, dan clonidine
Sinkop aritmia
dipertimbangkan pemasangan defribilator
intrakardiak pada pasien yang mengalami sinkop dan anti
aritmia, namun harus disesuaikan dengan criteria pasien
yang pernah menglami infark miokard, ejeksi fraksi nya <
35%.
PENATALAKSANAAN

Sinkop metabolism
Segera koreksi kelainan metabolism pada pasien
tersebut seperti sinkop hipoglikemi maka harus segera
berikan cairan gula untuk mengoreksi hipoglikemi pada
pasien tersebut serta hentikan penggunaan obat peningkat
insulin.
PROGNOSIS SINKOP

Cardiac syncope memiliki prognosis yang paling buruk
dibanding jenis syncope lainnya. Pasien dengan cardiac syncope
umumnya memiliki keterbatasan yang signifikan dalam kegiatan
sehari-hari dan kejadian syncope dapat menandakan
perkembangan dari penyakit yang mendasari syncope.
PENCEGAHAN SINKOP

Pencegahan tergantung pada mekanisme yang terlibat.
Seperti ada keadaan sinkop vasovagal yang biasanya ditemukan
diantara para remaja dan cenderung terjadi pada saat
mengalami guncangab emosional, keletihan, perasaan lapar, dll.
Tindakan yang menganjurkan pasien untuk menghindari semua
keadaan ini.
KESIMPULAN

Sinkop adalah suatu gejala dengan karakteristik klinik
kehilangan kesadaran yang tiba-tiba dan bersifat sementara.
Onsetnya relatif cepat dan terjadi pemulihan spontan dan
iperkirakan sepertiga dari orang dewasa pernah mengalami
paling sedikit sekali episode sinkop selama hidupnya.
Penyebab sinkop dapat diklasifikasikan dalam lima
kelompok yaitu vascular-cardiac, neurologi, sinkop refleks, sinkop
metabolik dan sinkop lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai