Anda di halaman 1dari 9

SURAT PERJANJIAN KERJASAMA

ANTARA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CABANG MALANG
DENGAN
PERUSAHAAN ......
TENTANG
PENYEDIA BAHAN MAKANAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Nomor : ...............................
Nomor : ...............................
Pada hari ini ------- tanggal ( -------- tanggal, bulan, dan tahun dalam huruf ------ ), bertempat
di ( ---- nama tempat ---- ) yang beralamat di ( --- alamat lengkap --- ) telah diadakan
penandatanganan Surat Perjanjian Kerjasama Penyediaan bahan makanan -------------------------------- untuk Rumah sakit -----------------------, antara:
1. ------------------------ : ( ---- jabatan ---- ) yang beralamat di ( --- alamat lengkap --- ) dalam
hal ini bertindak untuk dan atas nama jabatannya yang selanjutnya
disebut sebagai PIHAK PERTAMA.
2. ------------------------ : ( ---- jabatan ---- ), yang berkedudukan di ( --- alamat lengkap --- ),
dalam hal ini bertindak dan atas nama jabatannya, yang selanjutnya
disebut sebagai PIHAK KEDUA.
Dengan ini kedua belah pihak sepakat untuk melakukan Perjanjian Kerjasama penyediaan
bahan makanan ----------------------------- untuk Rumah sakit --------------------------------dengan ketentuan yang diatur dalam 15 (lima belas) pasal, sebagai berikut:
Pasal 1
PENGERTIAN-PENGERTIAN
Dalam Perjanjian Pengadaan bahan makanan berikut ini, istilah di bawah ini diartikan
sebagai berikut:
1. Kontrak, berarti perjanjian kerjasama antara PIHAK PERTAMA dengan PIHAK
KEDUA dalam pelaksanaan Pengadaan bahan makanan --------------------------------------untuk Rumah sakit ------------------------------------------2. Harga Kontrak, berarti harga yang telah disetujui dan disepakati oleh PIHAK
PERTAMA dengan PIHAK KEDUA dalam rangka pembiayaan pelaksanaan Pengadaan
bahan makanan --------------------------------------- untuk Rumah sakit ------------------------------------------

Pasal 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
1. PIHAK PERTAMA memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA untuk melaksanakan
Pekerjaan Pengadaan bahan makanan --------------------------------------- untuk Rumah sakit
------------------------------------------.
2. PIHAK KEDUA menerima penugasan tersebut serta sanggup melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan jangka waktu dan spesifikasi teknis yang diminta oleh PIHAK
PERTAMA.
3. Ruang lingkup yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA adalah pengadaan dan
pengiriman --------------------------------------- untuk Rumah sakit ----------------------------------------- hingga bahan makanan tersebut sampai di Rumah sakit umum daerah yang telah
ditentukan, yang terdiri dari bahan-bahan sebagai berikut sebagai berikut:
No
Nama
Jumlah
Keterangan
spesifikasi
1
2

PASAL 3
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
Tanpa mengesampingkan hak dan kewajiban dalam pasal-pasal lain dari Perjanjian ini,
PARA PIHAK sepakat untuk merinci hak dan kewajiban masing-masing sebagaimana
diuraikan sebagai berikut:
1. Hak PIHAK PERTAMA
a. Melakukan evaluasi dan penilaian atas pengadaan bahan makanan yang diberikan
PIHAK KEDUA;
b. Mendapatkan data dan informasi tentang Sumber didapatkan bahan makanan yang
berasal dari PIHAK KEDUA;
c. Menerima laporan bulanan yang mencakup pencatatan atas jumlah yang dikirim;
d. Memberikan teguran dan atau peringatan tertulis kepada PIHAK KEDUA dalam hal
terjadinya penyimpangan terhadap pelaksanaan kewajiban PIHAK KEDUA dalam
Perjanjian ini;
e. Meninjau kembali Perjanjian ini apabila PIHAK KEDUA tidak memberikan tanggapan
terhadap peringatan tertulis yang dilakukan PIHAK PERTAMA;
f. Mengakhiri Perjanjian (tidak melanjutkan kerjasama) apabila PIHAK KEDUA tidak
melaksanakan tugas dengan baik, dan mengingkari isi perjanjian;
2. Kewajiban PIHAK PERTAMA :
a. Membayar biaya penyediaan bahan makanan yang diberikan oleh PIHAK KEDUA
kepada Rumah sakit umum daerah, secara tepat waktu sesuai tagihan yang diajukan
berdasarkan ketentuan dan prosedur yang telah disepakati PARA PIHAK;

b. Membayar biaya penyedia bahan makanan sebagaimana huruf a, wajib dilakukan tepat
waktu untuk menjaga likuiditas PIHAK KEDUA
3. Hak PIHAK KEDUA
a. Memperoleh informasi tentang tata cara pembayaran atas pelayanan kesehatan yang
diberikan PIHAK KEDUA;
b. Memperoleh pembayaran atas pengadaan bahan makanan yang sesuai dengan ketentuan
dan prosedur yang disepakati PARA PIHAK;
4. Kewajiban PIHAK KEDUA
a. Menyediakan bahan makanan yang baik sesuai dengan spesifikasi yang sudah
ditentukan oleh kedua belah pihak;
b. Menyediakan data dan informasi tentang Sumber didapatkan bahan makanan yang di
distribusikan oleh PIHAK KEDUA dan informasi lain tentang pengadaan bahan makanan
yang tidak diketahui PIHAK PERTAMA;
d. Menyediakan petugas sebagai tenaga pendistribusi bahan makanan sesuai dengan
pengarahan PIHAK KEDUA;
e. Menyediakan petugas yang bertanggung jawab untuk melakukan pengecekan terhadap
bahan makanan yang dikirim dan spesifikasinya harus sesuai dengan perjanjian yang
sudah disepakati kedua belah pihak dan harus sesuai prosedur yang berlaku;
Pasal 4
SPESIFIKASI TEKNIS
1. SPESIFIKASI BAHAN MAKANAN
(lihat di lampiran)
2. JUMLAH BAHAN MAKANAN
(lihat di lampiran)
Pasal 5
PENGIRIMAN
1. PIHAK KEDUA harus menyediakan barang-barang seperti dimaksud pasal 2 di atas
dengan baik sesuai spesifikasi yang telah disepakati oleh kedua belah pihak, untuk dapat
bertahan terhadap penanganan yang buruk selama transit, cuaca buruk, garam dan hujan
selama transit, atau akibat gudang terbuka.
2. Semua bahan makanan sesuai dengan pasal 2 diatas, harus dikirim oleh PIHAK KEDUA
ke alamat penerima dengan menggunakan alat transportasi udara, laut, maupun darat, yang
baik, cepat dan aman, sehingga bahan makanan dapat diterima dalam waktu dan jumlah
yang telah ditetapkan, dalam keadaan baik dan utuh serta sesuai dengan spesifikasi.
3. Bahan makanan yang dikirim harus diserahkan oleh PIHAK KEDUA kepada manager
atau orang yang diberi kuasa, dan setelah diperiksa oleh manager atau orang yang diberi
kuasa bersama dengan para saksi untuk menyaksikan saat penerimaan bahan.

4. Pengiriman Bahan makanan dapat pula dilaksanakan dengan pos melalui kerja sama
dengan PT. POS Indonesia ke alamat rumah sakit yang ditentukan, bila ternyata
pemakaian transportasi yang dimaksud ayat 2 pasal ini tidak memungkinkan.

Pasal 6
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
1. Pelaksanaan pekerjaan dan pengiriman bahan makanan seperti dimaksud pasal 5 di atas,
harus dapat diserahterimakan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA
selambat-lambatnya [( ------ ) ( --- waktu dalam huruf --- )] hari kalender, terhitung sejak
tanggal dimulai pekerjaan yang ditetapkan dalam Surat Perintah Kerja yaitu sejak tanggal
( ---- tanggal, bulan, dan tahun --- ) sampai dengan tanggal ( ---- tanggal, bulan, dan
tahun --- ).
2. Apabila karena sesuatu hal, PIHAK KEDUA tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai
ayat 1 pasal ini, yang disebabkan oleh pasal 7 dan 8 atau alasan lain yang dapat diterima
PIHAK PERTAMA, maka PIHAK KEDUA dapat mengajukan permintaan
perpanjangan waktu secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA paling lambat [( ------ ) ( -- waktu dalam huruf --- )] hari kerja sebelum berakhirnya masa pelaksanaan pekerjaan
dimaksud ayat 1 pasal ini.
3. Permintaan perpanjangan waktu tersebut dalam ayat 2 pasal ini hanya boleh dilakukan [( ----- ) ( --- jumlah dalam huruf --- )] kali, yang disertai alasan-alasan yang dapat diterima
dan dapat dipertanggungjawabkan oleh PIHAK PERTAMA.
4. Apabila dalam waktu [( ------ ) ( --- waktu dalam huruf --- )] hari kalender setelah diterima
PIHAK PERTAMA surat permintaan seperti ayat 3 pasal ini, dan PIHAK PERTAMA
belum memberikan jawaban, maka permohonan itu dianggap disetujui dan dapat diterima
oleh PIHAK PERTAMA.
5. Penyerahan bahan makanan yang dimaksud pasal 5 di atas, yang dilakukan setelah tanggal
yang ditetapkan pada ayat 1 pasal ini atau menurut waktu yang disepakati sebagai akibat
perpanjangan waktu yang dimaksud ayat 2 dan 3 pasal ini, maka kepada PIHAK KEDUA
akan dikenakan sanksi denda keterlambatan sesuai dengan aturan yang tertuang dalam
pasal 7 surat perjanjian ini.
Pasal 7
KEKURANGAN DAN KESALAHAN PENGIRIMAN
1. PIHAK KEDUA harus menyerahkan bahan makanan seperti dimaksud ayat 1 pasal 4 di
atas kepada alamat yang telah ditentukan oleh PIHAK PERTAMA dalam keadaan baik
dalam arti tidak rusak dan sesuai dengan spesifikasi yang sudah ditentukan oleh kedua
belah pihak. Jumlah barang harus sesuai dengan pasal 4 ayat 2 dan alamat pengiriman
sesuai dengan yang ditetapkan dalam lampiran 1 surat perjanjian tender ini.
2. Apabila terjadi kerusakan dan atau kekurangan jumlah yang disebabkan oleh proses
pengiriman, maka PIHAK KEDUA wajib mengganti dengan bahan makanan yang sama
atas biaya dan tanggungan PIHAK KEDUA sendiri, dalam waktu paling lambat [( ------ )

( --- waktu dalam huruf --- )] minggu setelah pemberitahuan kekurangan atau kerusakan
bahan makanan dimaksud, yang kemudian dikirimkan kembali kepada alamat penerima
bahan makanan yang rusak atau kurang tersebut.
3. Apabila terjadi ketidaksesuaian bahan makanan dengan spesifikasi bahan yang ditentukan,
maka PIHAK KEDUA wajib mengganti dengan bahan makanan yang sesuai dengan
spesifikasi yang sama atas biaya dan tanggungan PIHAK KEDUA sendiri, dalam waktu
paling lambat [( ------ ) ( --- waktu dalam huruf --- )] minggu setelah pemberitahuan
kekurangan atau kerusakan bahan makanan dimaksud, yang kemudian dikirimkan kembali
kepada alamat penerima bahan makanan yang rusak atau kurang tersebut.
4. Apabila terjadi kesalahan pengiriman (tidak cocok dengan alamat yang telah ditentukan),
maka PIHAK KEDUA wajib membetulkannya atau mengganti dengan bahan makanan
yang sama dan mengirimkannya kembali atas biaya PIHAK KEDUA dalam waktu paling
lambat [( ------ ) ( --- waktu dalam huruf --- )] minggu setelah pemberitahuan kesalahan
tersebut.
Pasal 8
FORCE MAJEUR
1. Yang digolongkan dalam pengertian force majeur dalam Surat Perjanjian kerjasama ini
adalah kejadian-kejadian yang tidak dapat diatasi maupun dihindari, antara lain: bencana
alam (gempa bumi, kebakaran, banjir, angin topan, tanah longsor), huru-hara, pemogokan,
pemberontakan, peperangan, Peraturan Pemerintah, maupun hal-hal lain di luar
kemampuan PIHAK KEDUA, dan disetujui PIHAK PERTAMA.
2. PIHAK KEDUA harus melaporkan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA selambat
lambatnya [( ------ ) ( --- jumlah dalam huruf --- )] jam setelah terjadinya hal-hal seperti
tersebut pada ayat 1 pasal ini, dan apabila PIHAK KEDUA memerlukan perpanjangan
waktu penyelesaian pekerjaan, maka PIHAK KEDUA dapat sekaligus mengajukan
kepada PIHAK PERTAMA.
3. Apabila dalam waktu [( ------ ) ( --- waktu dalam huruf --- )] hari kerja setelah menerima
pemberitahuan atau permohonan dari PIHAK KEDUA mengenai ayat 1 dan 2 pasal ini,
PIHAK PERTAMA belum memberikan jawaban, maka dapat diartikan bahwa PIHAK
PERTAMA menyetujui atau dapat menerima pemberitahuan atau permohonan PIHAK
KEDUA tersebut.
Pasal 9
HARGA KONTRAK / BORONGAN
1. Jumlah biaya pemborongan untuk pelaksanaan pekerjaan pengadaan dan pengiriman
barang-barang seperti dimaksud dalam pasal 2 di atas seluruhnya berjumlah
[(Rp. ------------,00) (---- jumlah uang dalam huruf ---- )], yang terdiri dari:
Jumlah : (Rp. ------------,00)
Dibulatkan (Rp. ------------,00)
Terbilang: (---- jumlah uang dalam huruf ---- ).

Pasal 10
PEMBAYARAN
1. Pembayaran oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dilaksanakan secara
bertahap sesuai dengan tahapan kemajuan pekerjaan yang diatur sebagai berikut:
I. UANG MUKA
Uang muka pembayaran ditetapkan sebesar [(------ ) % ( --- jumlah dalam huruf ---)]
persen dari keseluruhan harga kontrak borongan seperti yang tercantum dalam pasal 12
perjanjian ini. Besarnya pembayaran tersebut adalah:
( ----- )% X (Rp. ------------,00) = (Rp. ------------,00)
Terbilang: (---- jumlah uang dalam huruf ---- ).
II. ANGSURAN PERTAMA
Pembayaran angsuran pertama ditetapkan sebesar [(------ ) % ( -- jumlah dalam huruf ---)]
persen dikurangi uang muka dari keseluruhan harga kontrak borongan seperti yang
tercantum dalam pasal 8 perjanjian ini.
Besarnya pembayaran tersebut adalah:
( ---- )% X (Rp. ------------,00) = (Rp. ------------,00)
Uang muka Terbilang: (---- jumlah uang dalam huruf ---- ).
III.ANGSURAN KEDUA
Pembayaran angsuran kedua ditetapkan sebesar [(------ ) % ( --- jumlah dalam huruf ---)]
persen dari keseluruhan harga kontrak borongan seperti yang tercantum dalam pasal 8
perjanjian ini. Besarnya pembayaran tersebut adalah:
( ---- ) % X (Rp. ------------,00) = (Rp. ------------,00)
Terbilang: (---- jumlah uang dalam huruf ---- ).
IV.ANGSURAN KETIGA
Pembayaran angsuran ketiga ditetapkan sebesar [(------ ) % ( --- jumlah dalam huruf ---)]
persen dari keseluruhan harga kontrak borongan seperti yang tercantum dalam pasal 8
perjanjian ini. Besarnya pembayaran tersebut adalah:
( ---- )% X (Rp. ------------,00) = (Rp. ------------,00)
Terbilang: (---- jumlah uang dalam huruf ---- ).
2. Pembayaran dilakukan oleh PIHAK PERTAMA melalui Rekening PIHAK KEDUA
pada Bank ( ---- nama dan alamat lengkap Bank yang dimaksud --- ) dengan nomor
rekening: --------- -------------------Pasal 11
SANKSI DAN DENDA
1. Apabila PIHAK KEDUA terlambat menyerahkan bahan makanan sesuai dengan jangka
waktu yang ditetapkan dalam pasal 6, maka PIHAK KEDUA dikenakan sanksi denda
keterlambatan sebesar [(------ ) % ( --- jumlah dalam huruf ---)] persen dari nilai kontrak

2.

3.

4.

5.

untuk setiap hari keterlambatan dan maksimal [(------ ) % ( --- jumlah dalam huruf ---)]
persen dari nilai kontrak.
Apabila PIHAK KEDUA melakukan kelalaian dalam memenuhi spesifikasi teknis yang
ditentukan dalam pasal 4 di atas, dikenakan denda berupa penggantian barang sejumlah
kekurangan yang tidak memenuhi syarat teknis ditambah [(------ ) % ( --- jumlah dalam
huruf ---)] persen dari nilai pengurangan kualitas dan kuantitas, atas beban biaya PIHAK
KEDUA.
PIHAK PERTAMA dapat memutuskan hubungan kerja secara sepihak, apabila:
a. PIHAK KEDUA menyerahkan atau mengalihkan pelaksanaan pekerjaan dimaksud
pasal 2 di atas sebagian atau seluruhnya kepada PIHAK KETIGA tanpa memberitahu
dan atau tanpa persetujuan tertulis dari PIHAK PERTAMA.
b. PIHAK KEDUA setelah dikenakan denda maksimum atau setelah mendapat teguran
tertulis sebanyak [( ------ ) ( --- jumlah dalam huruf --- )] kali secara berturut-turut dari
PIHAK PERTAMA, masih tidak memenuhi kewajibannya, maka semua biaya-biaya
sebagai akibat pemutusan hubungan kerja ini menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA
sepenuhnya.
Pemutusan hubungan secara sepihak oleh PIHAK PERTAMA, karena sebab seperti ayat
3 di atas, maka PIHAK KEDUA kehilangan haknya untuk menuntut PIHAK
PERTAMA.
Apabila PIHAK KEDUA mengundurkan diri setelah surat perjanjian pemborongan
ditandatangani, maka jaminan pelaksanaan menjadi milik rumah sakit.

Pasal 12
PENGAKHIRAN PERJANJIAN
1. Perjanjian ini dapat dibatalkan dan atau diakhiri oleh salah satu Pihak sebelum Jangka
Waktu Perjanjian, berdasarkan hal-hal sebagai berikut:
a. Persetujuan PARA PIHAK secara tertulis untuk mengakhiri Perjanjian ini yang berlaku
efektif pada tanggal dicapainya kesepakatan pengakhiran tersebut;
b. Salah satu Pihak melanggar ketentuan yang diatur dalam Perjanjian ini (wanprestasi)
dan tetap tidak memperbaikinya setelah menerima surat teguran/peringatan sebanyak 3
(tiga) kali dengan tenggang waktu masing-masing surat teguran/peringatan minimal 7
(tujuh) hari kalender. Pengakhiran berlaku efektif secara seketika pada tanggal surat
pemberitahuan pengakhiran Perjanjian ini dari Pihak yang dirugikan;
c. Ijin usaha atau operasional salah satu Pihak dicabut oleh Pemerintah. Pengakhiran
berlaku efektif pada tanggal pencabutan ijin usaha atau operasional Pihak yang
bersangkutan oleh Pemerintah;
d. Salah satu Pihak melakukan merger, konsolidasi, atau diakuisisi oleh perusahaan lain.
Pengakhiran berlaku efektif pada tanggal disahkannya pelaksanaan merger, konsolidasi
atau akuisisi tersebut oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia;
e. Salah satu Pihak dinyatakan bangkrut atau pailit oleh pengadilan. Pengakhiran berlaku
efektif pada tanggal dikeluarkannya keputusan pailit oleh Pengadilan; dan

f. Salah satu Pihak mengadakan/berada dalam keadaan likuidasi. Pengakhiran berlaku


efektif pada tanggal Pihak yang bersangkutan telah dinyatakan di likuidasi secara sah
menurut ketentuan dan prosedur hukum yang berlaku.
2. Dalam hal PIHAK KEDUA bermaksud untuk mengakhiri Perjanjian ini secara sepihak
sebelum berakhirnya Jangka Waktu Perjanjian, PIHAK KEDUA wajib memberikan
pemberitahuan tertulis kepada PIHAK PERTAMA mengenai maksudnya tersebut
sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sebelumnya;
3. Berakhirnya Perjanjian ini tidak menghapuskan hak dan kewajiban yang telah timbul dan
tetap berlaku sampai terselesaikannya hak dan kewajibannya tersebut.
Pasal 13
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Apabila terjadi perselisihan antara kedua belah pihak, akan diselesaikan secara
musyawarah untuk mencapai mufakat.
2. Apabila dengan cara ayat 1 pasal ini tidak tercapai kata sepakat, maka kedua belah pihak
sepakat penyelesaiannya dilakukan melalui prosedur hukum, dengan memilih kedudukan
hukum di ( ------ Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri ------ ).
Pasal 14
PENUTUP
1. Kontrak ini dianggap sah setelah ditandatangani oleh kedua belah pihak.
2. Kontrak ini dibuat rangkap 2 (dua), dan setiap rangkap dibubuhi materai secukupnya, dan
masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama.
3. Apabila terjadi perbedaan persyaratan dan atau pengertian antara Kontrak ini dengan RKS
dan lampiran-lampirannya, maka yang berlaku adalah ketentuan yang ada dalam Kontrak
ini.
PASAL 15
LAIN-LAIN
1. Pengalihan Hak dan Kewajiban
Hak dan kewajiban berdasarkan Perjanjian ini tidak boleh dialihkan, baik sebagian
maupun seluruhnya kepada pihak lain, kecuali dengan persetujuan tertulis PARA PIHAK.
2. Keterpisahan
Jika ada salah satu atau lebih ketentuan dalam Perjanjian ini ternyata tidak sah, tidak
berlaku atau tidak dapat dilaksanakan berdasarkan hukum atau keputusan yang berlaku,
maka PARA PIHAK dengan ini setuju dan menyatakan bahwa ketentuan lainnya dalam
Perjanjian ini tidak akan terpengaruh olehnya, tetap sah, berlaku dan dapat dilaksanakan.
3. Perubahan
Perjanjian ini tidak dapat diubah atau ditambah, kecuali dibuat dengan suatu perjanjian
perubahan atau tambahan (addendum/amandemen) yang ditandatangani oleh PARA
PIHAK dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.
4. Batasan Tanggung Jawab

PIHAK PERTAMA tidak bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas dan pelayanan
kesehatan dari PIHAK KEDUA kepada Peserta dan terhadap kerugian maupun tuntutan
yang diajukan oleh Peserta kepada PIHAK KEDUA yang disebabkan karena kesalahan
atau pelanggaran yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA dalam menjalankan tanggung
jawab profesinya seperti, termasuk tetapi tidak terbatas pada, kesalahan dalam melakukan
pemeriksaan dan pengobatan, kesalahan dalam memberikan indikasi medis atau kesalahan
dalam memberikan tindakan medis.
5. Hukum Yang Berlaku
Interpretasi dan pelaksanaan dari segala akibat syarat dan ketentuan yang berkaitan dalam
Perjanjian ini adalah menurut Hukum Republik Indonesia.
6. Kesatuan
Setiap dan semua lampiran yang disebut dan dilampirkan pada Perjanjian ini, merupakan
satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.
Demikianlah, Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua), asli, masing-masing sama
bunyinya, di atas kertas bermeterai cukup serta mempunyai kekuatan hukum yang sama
setelah ditanda-tangani oleh PARA PIHAK.

PIHAK PERTAMA
( --- jabatan --- )

PIHAK KEDUA
( --- jabatan --- )

[ ------------------------- ]

[ ------------------------ ]

Anda mungkin juga menyukai