Anda di halaman 1dari 9

FISIOLOGI NEFROUROLOGI

A. STRUKTUR DAN FUNGSI GINJAL SECARA UMUM.


o Ginjal adalah organ retroperitoneal, berat sebuah ginjal berkisar 135-150 gr. Struktur
fungsional terkecil ginjal disebut nefron, berjumlah 1juta , yang terdiri dari corpuscle
renalis (badan malphigi) dan tubulus renalis.
o Ginjal menerima 20% dari cardiac output, yaitu sekitar 1-1,5 liter/menit. Darah yang
difiltrasi 125ml/menit atau 180 liter/hari. (pada orang dewasa, berat badan 70kg).
o Fungsi ginjal secara umum ada 6, yaitu:
a. Elimination of waste products
Ginjal membuang sisa metabolisme tubuh yang tidak diperlukan seperti urea
(dari metabolism asam amino), kreatinin (dari keratin otot), asam urat (dari asam
nukleat), produk akhir pemecahan hemoglobin (seperti bilirubin/urobilin), dan
metabolit dari berbagai hormon.
b. Regulation of fluid balance
Ginjal mengatur keseimbangan air dan elektrolit. Untuk mempertahankan
homeostasis, ekskresi air dan elektrolit seharusnya sesuai dengan asupan, jika asupan
kurang dari eksresi maka jumlah zat dalam tubuh akan berkurang, dan sebaliknya.
Ginjal juga mengatur tekanan arteri, baik secara jangka panjang dan jangka pendek.
Ekskresi sejumlah natrium dan air akan mengatur tekanan arteri jangka panjang,
sedangkan sekresi dari faktor vasoaktif seperti rennin yang akan menginduksi
pembentukan produk vasoaktif seperi angiotensin II akan menjalankan fungsi
pengaturan tekanan arteri jangka pendek.
c. Regulation of acid-base balance
Bersama dengan sistem dapar paru dan cairan tubuh, ginjal mengatur
keseimbangan asam basa dengan cara mensekresi asam asam tertentu dan mengatur
penyimpanan dapar cairan tubuh.
d. Nutrient balance
Ginjal mengatur kadar elektrolit (Na+, K+, Cl-, Ca++, Mg++), asam amino,
glukosa (dengan proses glukoneogenesis), protein, dan vitamin (khususnya dalam
proses metabolisme vitamin D, dalam bentuk aktif yaitu 1,25-Dihidroksi Vitamin D3,
yang akan mempengaruhi kadar kalsium dan fosfat.
e. Elimination, detoxification of drug and toxins
Ginjal menyaring sisa/produk metabolit dari berbagai obat (dari sirkulasi
sistemik), yang seterusnya akan dibuang melalui urin.

f. Endocrine function
Ginjal mensekresi berbagai hormone, seperti hormon erythropoietin
(merangsang pembentukan eritrosit, faktor perangsang yang utama adalah hipoksia)
dan hormon rennin (pengatur tekanan arteri).

B. PROSES PEMBENTUKAN URIN


Proses pembentukan urin meliputi 3
proses, yaitu : 1) filtrasi glomerulus, 2)
reabsobsi bahan dari tubulus renal ke dalam
darah, 3) sekresi bahan ke dalam tubulus
ginjal. Jadi kecepatan eksresi urin = laju
filtrasi laju reabsorbsi + laju sekresi.
1. Filtrasi glomerulus
Penyaringan (filtrasi) darah pada
kapiler glomerulus dari arteriol afferent
dilakukan oleh 3 lapisan, yaitu :
-

Endotel kapiler glomerulus yang


bertipe fenestrated (berlubanglubang)

Membran dasar kapiler (sangat


selektif terhadap protein plasma)

Sel-sel podosit, melalui


pedikelnya yang akan membentuk
filtration slit (celah).

Hasil filtrasi glomerulus : filtrat, komposisinya sama dengan plasma tetapi tanpa
protein. Zat dengan berat molekul rendah (Ca dan asam lemak) tidak terfilter karena
terikat dengan protein plasma. Glomerulus Filtration Rate (GFR) ditentukan oleh :
-

keseimbangan kekuatan hidrostatik dan osmotik koloid yang melewati membran


kapiler, dan

koefisien filtrasi kapiler ( kf: hasil bagi dari permeabilitas dan permukaan area
filtrasi kapiler). * GFR dewasa =125 ml/menit (180L/hari).

Fraksi filtrasi adalah fraksi Renal Plasma Flow yang di filtrasi, sekitar 0,2 atau 20%
plasma yang mengalir ke ginjal difiltrasi melalui kapiler glomerulus. (FF= GFR/RPF).
Pengaturan GFR dan RBF (renal blood flow) diatur oleh

aktivasi sistem saraf simpatis, aktivasi simpatis yang kuat dapat mengakibatkan
konstriksi arteriol renal dan menurunkan RBF dan GFR. Penting pada gangguan akut
dan berat, misalnya iskemia otak dan perdarahan,

pengaturan hormonal dan autakoid (zat vasoaktif yang dilepaskan ginjal).


Hormon atau autakoid

Efek terhadap GFR

Norepinefrin

Menurunkan

Epinefrin

Menurunkan

Endothelin

Menurunkan

Angiotensin II

Mencegah penurunan

Endopthelial-derived nitric oxide

Meningkatkan

prostaglandin

Meningkatkan

Selain itu ada autoregulasi RBF dan GFR dari ginjal secara intrisik yang secara normal
ginjal melakukan feedback untuk menjaga RBF dan GFR relatif konstan sehingga
memungkinkan pengaturan sekresi air dan solut, kecuali terdapat perubahan tekanan
arteri yang sangat besar. Hal ini penting untuk mencegah perubahan ekskresi urin yang
ekstrim. Mekanisme ini dilakukan oleh:
-

feedback tubuloglomerular pada kompleks juksta glomerular (sel jukstaglomerular


dan makula densa) dengan mengatur tahanan arteriol ginjal,

mekanisme miogenik : kemampuan pembuluh darah untuk menahan regangan saat


terjadi tekanan arteri.

2. Reabsorbsi dan sekresi oleh tubulus ginjal


o Filtrat glomerulus masuk ke tubulus : tubulus proksimal loop of henle tubulus
distal tubulus kolektivus duktus kolektivus urine.
o Zat-zat secara selektif direabsorbsi ke dalam darah dan zat yang lain disekresi dari
darah ke tubulus dengan kecepatan yang berbeda.
o Reabsorbsi tubulus terjadi secara selektif dan dalam jumlah besar. Filtrasi = GFR x
konsentrasi plasma.
substansi

Jumlah yg

Jumlah yg

Jumlah yg

% dari filter yg

difilter

diabsorbsi

diekskresi

direabsorbsi

Glukosa (g/hari)

180

180

100

Bikarbonat

4.320

4.318

>99,9

(mEq/hari)

25.560

25.410

150

99,4

Na (mEq/hari)

19.440

19.260

180

99,1

Cl (mEq/hari)

756

664

92

87,8
50

K (mEq/hari)

46,8

23,4

23,4

Urea (g/hari)

1,8

1,8

Kreatinin (g/hari)
o Mekanisme reabsorbsi tubulus
Zat yang direabsorbsi harus ditransport dalam 2 tahap :
1) melalui membran epitel tubulus ke dalam cairan interstitial dengan transport aktif
atau pasif (jalur transeluler atau paraseluler).
-

Transport aktif primer melalui membran tubulus memerlukan ATP.

Transport aktif sekunder melalui membran tubulus memerkan molekul karier.

2) melalui membran kapiler peritubuler


ke dalam darah dengan ultrafiltrasi
yang diperantarai kekuatan
hidrostatik atau osmotik koloid.
-

Reabsorbsi air secara pasif dg


osmosis terutama bersamaan dg
reabsorbsi Na.

Reabsorbsi Cl, urea dan solut lain


secara difusi pasif. Cl juga
direabsorbsi secara transport aktif
sekunder.

o Reabsorbsi dan sekresi pada sepanjang tubulus


Reabsorbsi tubulus proksimal

Normalnya 65% Na dan air setelah difilter direabsorbsi di tub proksimal.

Tubulus proksimal mempunyai kapasitas yg tinggi untuk reabsorbsi aktif dan


pasif krn sifat epitelnya : metabolisme tinggi, mitokondria banyak, brush
border luas.

Bahan yg direabsorbsi :
I : Na, glukosa, asam amino, bikarbonat.
II : Na, Cl

Sekresi tubulus proksimal

Sekresi asam dan basa organik : garam empedu, oksalat, urat dan
katekolamin.

Sekresi produk metabolisme obat dan toksin berbahaya.

PAH (para-amonihippuric acid).

Transport solut dan air di loop of henle


Ada 3 segmen : Thin descending segment, Thin ascending segment dan Thick
ascending segment.

Descending : sangat permeabel terhadap air, cukup permeabel terhadap


sebagian besar solut (urea dan Na) melalui difusi sederhana. 20% air yang
difilter direabsorbsi disini, memekatkan urin.

Ascending : tidak permeabel terhadap air.

Segmen tebal : ativitas metabolik tinggi, dapat transport aktif Na, Cl, K,
mereabsorbsi 25% yg difilter.

Tubulus distal

Bagian I : kompleks juxtaglomerular, pengatur feedback GFR dan aliran


darah.

Bagian II : sangat berliku dan sifat absorbsinya seperti segmen tebal


ascending Loop of Henle, merebasorbsi sebagian besar ion tapi impermeabel
terhadap air dan urea.

Segmen dilusi : mengencerkan cairan tubular.

Tubulus distal akhir dan tub kolektivus kortikal : secara anatomi mempunyai
2 sel yg berbeda, sel prinsipal dan interkalated.
-

Sel prinsipal : reabsorbsi Na dan air , mensekresi K.

Sel interkalated : reabsorbsi K dan mensekresi ion H

Tubulus kolektivus medular

Reabsorbsi ,10% air dan Na yg difilter.

Tahap akhir pemrosesan urine, sangat penting dalam menentukan output air
dan solut dalam urine.

Permeabilitas terhadap air ditentukan oleh kadar ADH jika ADH tinggi air
direabsorbsi sehingga volume urine menurun.

Permeabel terhadap urea (beda dg tub kolektivus kortikal).

Mampu mensekresi ioh H melawan gradien konsentrasi.


Kapan solut terkonsentrasi dalam cairan tubular ditentukan oleh derajat relatif

reabsorbsi solut melawan reabsorbsi air. Jika persentase air direabsorbsi lebih besar,
substrat akan terkonsentrasi, sebaliknya. PAH, kreatinin, inulin, urea sangat
terkonsentrasi dalam urine. Glukosa, asam amino direabsorbsi, hampir tidak ada
dalam urine.
o Pengaturan reabsorbsi tubular
Pengaturan lokal

Keseimbangan glomerulotubular , kemampuan tubulus untuk meningkatkan


kecepatan reabsorbsi sebagai respon terhadap peningkatan beban tubular.

Kekuatan fisik kapiler peritubuler dan cairan interstitial ginjal , tekanan


hidrostatik dan osmotik.

Tekanan arteri, mekanisme tekanan natriuresis dan tekanan diuresis. Sedikit


peningkatan tekanan arteri sangat menaikkan ekskresi Na dan air dalam urine.

Pengaturan hormonal

Aldosteron meningkatkan reabsorbsi Na dan meningkatkan sekresi K.

Angiotensin II meningkatkan reabsorbsi Na dan air, dengan cara ;


-

merangsang sekresi aldosteron,

mengkonstriksi arteriol efferent,

merangsang reabsorbsi Na di tub prok, Loof of henle dan tub distal secara
langsung.

ADH meningkatkan reabsorbsi air.

Atrial natriuretic peptide menurunkan reabsorbsi Na dan air.

Hormon paratiroid meningkatkan reabsorbsi Ca.

Hormon

Site of action

effect

Aldosteron

Tub kolektivus

reabsorbsi NaCl, air,


sekresi K

Angiotensin II

Tub proks, thick segment


ascending LOH/tub distal

ADH

Tub distal/tub & duktus


kolektivus

Reabsorbsi air

Tub distal/tub & duktus


kolektivus

Reabsorbsi NaCl

Atrial natriuretic
peptide
Hormon paratiroid

Tub proks, thick segment


ascending LOH/tub distal

reabsorbsi NaCl, air,


sekresi K

Reabsorbsi PO4,
reabsorbsi Ca

Pengaturan syaraf

Aktivasi sistem saraf simpatis.

Meningkatkan reabsorbsi Na di tubulus proksimal dan thick segment


ascending Loop of Henle.

Menurunkan ekskresi Na dan air dengan mengkonstriksi arteriol afferens.

Meningkatkan pelepasan renin dan pembentukan angiotensin II.

C. PENGATURAN OSMOLARITAS CAIRAN EKSTRASELULER DAN


KONSENRTRASI NA
o Ginjal mengekskresi kelebihan air
dengan membentuk urin encer,
yang merupakan peran dari ADH
(vasopressin).
o

Ginjal menjaga air dengan


mengeksresi urin pekat..

o Melalui mekanisme feedback


osmoreseptor-ADH.
o Intake cairan melalui mekanisme
haus.

D. MEKANISME HAUS DAN MIKTURISI (KENCING)


o

Mekanisme haus

Pusat haus sama dengan pusat pengatur sekresi ADH, nukleus preoptik anterolateral.

Yang merangsang haus : peningkatan osmolaritas CES, penurunan volume darah dan TD,
peningkatan angiotensin II, rasa kering dalam mulut, dan dehidrasi.

Yang menurunkan rasa haus : penurunan osmolaritas CES, peningkatan volue darah dan TD,
penurunan angiotensin II, dan distensi lambung.

Mekanisme mikturisi (kencing), 2 tahap :

Kandung kemih terisi secara progresif sampai tegangannya meningkat diatas batas 100
cmH2O.

Refleks miksi muncul utk mengosongkan kandung kemih, bila gagal menimbulkan keinginan
sadar utk miksi.

Anda mungkin juga menyukai