f. Endocrine function
Ginjal mensekresi berbagai hormone, seperti hormon erythropoietin
(merangsang pembentukan eritrosit, faktor perangsang yang utama adalah hipoksia)
dan hormon rennin (pengatur tekanan arteri).
Hasil filtrasi glomerulus : filtrat, komposisinya sama dengan plasma tetapi tanpa
protein. Zat dengan berat molekul rendah (Ca dan asam lemak) tidak terfilter karena
terikat dengan protein plasma. Glomerulus Filtration Rate (GFR) ditentukan oleh :
-
koefisien filtrasi kapiler ( kf: hasil bagi dari permeabilitas dan permukaan area
filtrasi kapiler). * GFR dewasa =125 ml/menit (180L/hari).
Fraksi filtrasi adalah fraksi Renal Plasma Flow yang di filtrasi, sekitar 0,2 atau 20%
plasma yang mengalir ke ginjal difiltrasi melalui kapiler glomerulus. (FF= GFR/RPF).
Pengaturan GFR dan RBF (renal blood flow) diatur oleh
aktivasi sistem saraf simpatis, aktivasi simpatis yang kuat dapat mengakibatkan
konstriksi arteriol renal dan menurunkan RBF dan GFR. Penting pada gangguan akut
dan berat, misalnya iskemia otak dan perdarahan,
Norepinefrin
Menurunkan
Epinefrin
Menurunkan
Endothelin
Menurunkan
Angiotensin II
Mencegah penurunan
Meningkatkan
prostaglandin
Meningkatkan
Selain itu ada autoregulasi RBF dan GFR dari ginjal secara intrisik yang secara normal
ginjal melakukan feedback untuk menjaga RBF dan GFR relatif konstan sehingga
memungkinkan pengaturan sekresi air dan solut, kecuali terdapat perubahan tekanan
arteri yang sangat besar. Hal ini penting untuk mencegah perubahan ekskresi urin yang
ekstrim. Mekanisme ini dilakukan oleh:
-
Jumlah yg
Jumlah yg
Jumlah yg
% dari filter yg
difilter
diabsorbsi
diekskresi
direabsorbsi
Glukosa (g/hari)
180
180
100
Bikarbonat
4.320
4.318
>99,9
(mEq/hari)
25.560
25.410
150
99,4
Na (mEq/hari)
19.440
19.260
180
99,1
Cl (mEq/hari)
756
664
92
87,8
50
K (mEq/hari)
46,8
23,4
23,4
Urea (g/hari)
1,8
1,8
Kreatinin (g/hari)
o Mekanisme reabsorbsi tubulus
Zat yang direabsorbsi harus ditransport dalam 2 tahap :
1) melalui membran epitel tubulus ke dalam cairan interstitial dengan transport aktif
atau pasif (jalur transeluler atau paraseluler).
-
Bahan yg direabsorbsi :
I : Na, glukosa, asam amino, bikarbonat.
II : Na, Cl
Sekresi asam dan basa organik : garam empedu, oksalat, urat dan
katekolamin.
Segmen tebal : ativitas metabolik tinggi, dapat transport aktif Na, Cl, K,
mereabsorbsi 25% yg difilter.
Tubulus distal
Tubulus distal akhir dan tub kolektivus kortikal : secara anatomi mempunyai
2 sel yg berbeda, sel prinsipal dan interkalated.
-
Tahap akhir pemrosesan urine, sangat penting dalam menentukan output air
dan solut dalam urine.
Permeabilitas terhadap air ditentukan oleh kadar ADH jika ADH tinggi air
direabsorbsi sehingga volume urine menurun.
reabsorbsi solut melawan reabsorbsi air. Jika persentase air direabsorbsi lebih besar,
substrat akan terkonsentrasi, sebaliknya. PAH, kreatinin, inulin, urea sangat
terkonsentrasi dalam urine. Glukosa, asam amino direabsorbsi, hampir tidak ada
dalam urine.
o Pengaturan reabsorbsi tubular
Pengaturan lokal
Pengaturan hormonal
merangsang reabsorbsi Na di tub prok, Loof of henle dan tub distal secara
langsung.
Hormon
Site of action
effect
Aldosteron
Tub kolektivus
Angiotensin II
ADH
Reabsorbsi air
Reabsorbsi NaCl
Atrial natriuretic
peptide
Hormon paratiroid
Reabsorbsi PO4,
reabsorbsi Ca
Pengaturan syaraf
Mekanisme haus
Pusat haus sama dengan pusat pengatur sekresi ADH, nukleus preoptik anterolateral.
Yang merangsang haus : peningkatan osmolaritas CES, penurunan volume darah dan TD,
peningkatan angiotensin II, rasa kering dalam mulut, dan dehidrasi.
Yang menurunkan rasa haus : penurunan osmolaritas CES, peningkatan volue darah dan TD,
penurunan angiotensin II, dan distensi lambung.
Kandung kemih terisi secara progresif sampai tegangannya meningkat diatas batas 100
cmH2O.
Refleks miksi muncul utk mengosongkan kandung kemih, bila gagal menimbulkan keinginan
sadar utk miksi.