PENGOLAHAN SINYAL
MAKALAH
PENGOLAHAN SINYAL
(OPERATIONAL AMPLIFIER)
Dibuat untuk Memenuhi Tugas Praktek Pengolahan Sinyal
di Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Elektronika
Oleh :
Nama
Kelas
: 3EA
Kelompok
:I
: 19761213200032001
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulishaturkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan Makalah Praktek
Pengolahan Sinyal mengenai Operational Amplifier di laboratorium
Elektonika ini tepat pada waktunya.
Pada kesempatan yang baik ini penulis ucapkan terimah kasih kepada Ibu
Dewi selaku dosen pembimbing yang telah membimbing penulis dalam
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari rekan-rekan mahasiswa yang
bersifat membangun agar dalam penyusunan laporan selanjutnya dapat lebih baik
dari sekarang ini.
Hormat kami,
Penulis
ii
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... v
BAB I PENGUAT NON-INVERTING ........................................................... 1
1.1 Definisi Penguat Non-Inverting ............................................................ 1
1.2 Contoh Rangkaian Penguat Non-Inverting ........................................... 7
BAB II PENGUAT INVERTING .................................................................... 8
2.1 Pengertian Penguat Inverting ................................................................ 8
2.2 Pengaplikasian Penguat Inverting ......................................................... 12
BAB III SUMMING INVERTING ................................................................. 14
3.1 Pengertian Summing Inverting ............................................................. 14
3.2 Aplikasi Penguat Summing Inverting ................................................... 16
3.2.1 Penguat Summing Inverting pada Audio Mixer ....................... 16
3.2.2 Digital to Analog Converter ...................................................... 17
BAB IV DIGITAL TO ANALOG CONVERTER (DAC) ............................ 19
4.1 Pengertian DAC .................................................................................... 19
4.2 Jenis-jenis DAC .................................................................................... 20
4.2.1 Binary-weighted DAC .............................................................. 20
4.2.2 R/2R Ladder DAC .................................................................... 21
4.3 Contoh Pengaplikasian DAC ................................................................ 23
BAB V PENGUAT INTEGRATOR ................................................................ 24
5.1 Pengertian Penguat Integrator ............................................................... 24
5.2 Pengaplikasian penguat Integrator ........................................................ 27
BAB VI PENGUAT DIFFERENSIATOR ...................................................... 30
6.1 Difinisi Penguat Differensiator ............................................................. 30
6.2 Bentuk Gelombang Output Differensiator Amplifier ........................... 33
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 35
iii
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel
1.
2.
iv
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar
1.1
2.2
1.3
1.4
1.5
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
Transresistance Amplifier................................................................... 12
3.1
3.2
3.3
3.4
4.1
4.2
4.3
5.1
5.2
5.3
5.4
6.1
6.2
6.3
BAB I
PENGUAT NON-INVERTING
1.1
penguatan yang tetap menkondisikan masukan menjadi tetap atau dalam keadaan
semula. Penguat non-inverting ini sebenarnya merupakan konfigurasi dasar dari
penguat Op-Amp (Operational-Amplifier), yaitu dalam aplikasinya pada Op-Amp,
input tegangan (Vin) langsung diterapkan pada input non inverting (+) terminal
input yang berarti bahwa gain output amplifier menjadi "positif". Hasil ini berarti
bahwa sinyal output dari penguat non-inverting ini akan "sefase" dengan sinyal
input.
V(+) - V(-) = 0
Maka
VR31= Vin
Tegangan jepit pada R2 adalah :
I(+) = I(-) = 0
Sesuai dengan hukum arus kirchoff rangkaian diatas mempunyai persamaan arus :
I1 = I2 + I(-)
I1 = I2 + 0
Maka :
I1 = I2
=
2 =
( )
2
= + .
)=
Pada rangkaian op-amp yang ditunjukan pada gambar diatas, bahwa inputan
akan langsung dimasukkan pada pin input non-inverting IC Op-Amp. Rangkain ini
dapat digunakan untuk memperkuat isyarat AC maupun DC dengan keluaran yang
tetap sefase dengan masukan. Impedansi masukan dari rangkaian ini berharga
sangat tinggi dengan nilai sekitar 100 MW. Dengan isyarat masukan dikenakan
pada terminal masukan noninverting v(+), besarnya penguatan tegangan tergantung
pada harga R1 dan R2 yang dipasang. Masukan v(+) dapat disebut juga sebagai
Virtual Ground.
Umpan balik dari penguatan non-inverting dicapai dengan menerapkan
sebagian kecil dari sinyal tegangan output yang kembali ke terminal (-) masukan
feedback melalui R R2, yang memproduksi kembali umpan balik negatif.
Konfigurasi loop tertutup ini menghasilkan rangkaian penguat non-inverting
dengan stabilitas yang sangat baik, impedansi masukan yang sangat tinggi, Rin
mendekati tak terhingga, karena tidak ada arus yang mengalir ke terminal masukan
positif, (kondisi ideal) dan impedansi keluaran yang rendah, Rout seperti yang
ditunjukkan di bawah ini.
2
2 +
1 =
Tegangan gain, =
Kemudian, =
2
Kemudian tegangan gain loop tertutup dari Op-Amp non-inverting akan diberikan
= 1 +
sebagai:
Kita bisa melihat dari persamaan di atas, bahwa gain loop tertutup
keseluruhan dari penguat non-inverting akan selalu lebih besar tetapi tidak pernah
kurang dari satu (unity), dan ditentukan oleh rasio nilai-nilai R dan R2. Jika nilai
dari resistor umpan balik R adalah nol, gain dari penguat akan persis sama dengan
satu (unity). Jika resistor R2 adalah nol gain akan mendekati tak terhingga, tetapi
dalam prakteknya akan terbatas pada penguat operasional loop terbuka gain
diferensial, (Ao).
Jika kita membuat resistor umpan balik, R sama dengan nol, (R = 0), dan
resistor R2 sama dengan tak terhingga, (R2 = ), maka rangkaian akan memiliki
keuntungan tetap "1" karena semua tegangan output akan hadir pada terminal
masukan inverting (umpan balik negatif). Hal ini kemudian akan menghasilkan
jenis khusus dari rangkaian penguat non-inverting yang disebut dengan Voltage
Follower atau juga disebut "gain penyangga".
Sinyal input akan terhubung langsung ke input non-inverting Op-Amp
sehingga sinyal output tidak terbalik dan membuat tegangan output sama dengan
tegangan input, Vout = Vin. Hal ini kemudian membuat rangkaian tegangan
pengikut idealnya sebagai rangkaian Unity Gain Buffer (Gabungan gain
penyangga) karena sifat isolasi.
Keuntungan dari pengikut tegangan gain adalah bahwa hal itu dapat
digunakan ketika pencocokan impedansi atau rangkaian isolasi lebih penting
daripada amplifikasi karena mempertahankan tegangan sinyal. Input impedansi dari
rangkaian pengikut tegangan sangat tinggi, biasanya di atas 1M karena sama
dengan masukan tahanan Op-Amp kali gain (Rin x Ao). Juga impedansi output
yang sangat rendah karena kondisi op-amp ideal yang diasumsikan.
= ()
= + =
Oleh karena itu Gain, () =
= +1
Karena tidak ada arus yang mengalir ke dalam terminal input non-inverting,
masukan impedansi adalah tidak terbatas (ideal op-amp) dan juga tidak ada arus
mengalir melalui loop umpan balik sehingga setiap nilai resistansi dapat
ditempatkan dalam loop umpan balik tanpa mempengaruhi karakteristik rangkaian
karena tidak ada tegangan yang lolos di atasnya, nol arus, nol drop tegangan, dan
daya nol.
1.2
gambar berikut.
Ini merupakan penguat non-inverting,
dimana
RA dibuat tak terhingga, sehingga:
Vo = (1 + 0).Vi
Vo = Vi
Keluarannya adalah:
= (1 + 0).
2
.
1 + 2
2
.
1 + 2
BAB II
PENGUAT INVERTING
2.1
berfungsi untuk memperkuat dan membalik polaritas sinyal masukan. Jadi, ada
tanda minus pada rumus penguatannya. Penguatan inverting amplifier adalah bisa
lebih kecil nilai besaran dari 1. Inverting Amplifier merupakan penerapan dari
penguat operasional sebagai penguat sinyal dengan karakteristik dasar sinyal output
yang memiliki phase yang berkebalikan dengan phase sinyal input. Pada dasarnya
penguat operasional (Op-Amp) memiliki faktor penguatan yang sangat tinggi
(100.000 kali) pada kondisi tanpa rangkaian umpan balik. Dalam inverting
amplifier salah satu fungsi pamasangan resistor umpan balik (feedback) dan resistor
input adalah untuk mengatur faktor penguatan inverting amplifier (penguat
membalik) tersebut. Dengan dipasangnya resistor feedback (RF) dan resistor input
(Rin) maka faktor penguatan dari penguat membalik dapat diatur dari 1 sampai
100.000 kali. Untuk mengetahui atau menguji dari penguat membalik (inverting
amplifier) dapat menggunakan rangkaian dasar penguat membalik menggunakan
penguat operasional (Op-Amp) seperti pada gambar berikut.
2 2
=
2
2
1
1
= 2 [
+ ]
0 0
=
0
=
10
= . (
11
) .
Rumus untuk mencari Rout (AL= penguat loop) (Aol= penguat loop terbuka) :
=
; =
Apabila nilai resistansi feedback (Rf) adalah 10KOhm dan resisntansi input
1 KOhm maka secara matematik besarnya faktor penguatan rangkaian penguat
membalik (inverting amplifier) diatas adalah :
= (
10
) = (
) = 10
10
) = 5
1
Dalam bentuk grafik bentuk sinyal output dan sinyal input rangkaian
penguat membalik (inverting amplifier) ini dapat digambarkan sebgai berikut:
12
2.2
13
BAB III
SUMMING INVERTING
3.1
1
2
3
+
+
]
14
15
= [
1 +
2 +
]
Namun, jika semua impedansi masukan, (Rin) adalah sama nilainya, maka
persamaan diatas dapat disederhanakan lagi untuk memberikan tegangan output
summing inverting, yaitu:
=
( + 2 + 3 . )
1
= 1 ( ) + 2 ( ) + 3 ( )
1
2
3
Untuk membuat operasi matematik yang sedikit lebih mudah, kita dapat
mengatur ulang rumus di atas untuk membuat resistor umpan balik (RF) dengan
memberikan persamaan tegangan output sebagai berikut :
1 2 3
= ( +
+ ) .
1 2 3
Hal ini memungkinkan tegangan output yang akan dengan mudah dihitung
jika banyak resistor masukan yang terhubung ke input inverter IC Op-Amp.
Impedansi input dari masing-masing saluran individu adalah nilai resistor masingmasing input, yaitu, R 1, R 2, R 3 ... dll
16
1,
2,
inverting adder atau gabungan gain summing inverting, maka semua itu akan
terjadi. Namun, jika resistor input memiliki nilai yang berbeda dengan scaling
summing amplifier yang diproduksi akan menampilkan jumlah pelebaran dari
sinyal input.
3.2
17
Jadi apa yang bisa kita gunakan untuk penguat summing inverting
ini?. Jika resistensi masukan dari penjumlahan penguat terhubung ke
potensiometer masing-masing sinyal masukan, maka dapat dicampur secara
bersama-sama dengan jumlah yang bervariasi. Misalnya, mengukur suhu,
kita bisa menambahkan tegangan offset negatif untuk membuat tegangan
output atau menampilkan membaca "0" pada titik beku atau menghasilkan
audio mixer untuk menambahkan atau menggabungkan bersama-sama
masing-masing bentuk gelombang (suara) dari saluran sumber yang berbeda
(vokal, instrumen, dll) sebelum mengirim semuanya yang kemudian
dikombinasikan untuk penguat audio.
3.2.2
18
BAB IV
DIGITAL TO ANALOG
CONVERTER (DAC)
4.1
Pengertian DAC
DAC (Digital to Analog Convertion) adalah perangkat atau rangkaian
elektronika yang berfungsi untuk mengubah suatu isyarat digital (kode-kode biner)
menjadi isyarat analog (tegangan analog) sesuai harga dari isyarat digital tersebut.
DAC (digital to Analog Convertion) dapat dibangun menggunakan penguat
penjumlah inverting dari sebuah operasional amplifier (Op-Amp) yang diberikan
sinyal input berupa data logika digital (0 dan 1).
Angka biner sebagai angka pecahan. Aplikasi DAC banyak digunakan
sebagai rangkaian pengendali (driver) yang membutuhkan input analog seperti
motor AC maupun DC, tingkat kecerahan pada lampu, Pemanas (Heater) dan
sebagainya. Umumnya DAC digunakan untuk mengendalikan peralatan computer.
Kelebihan yang dimiliki oleh data-data digital dibandingkan dengan sinyal
analog adalah adanya sifat kepastian data atau logika. Data digital hanya dibedakan
menjadi dua macam yaitu logika tinggi 1 dan logika rendah 0. Logika 1
mewakili tegangan 5 volt dan logika rendah mewakili tegangan 0 volt. Contoh
kelebihan sinyal digital dibanding sinyal analog adalah pada penerima televisi atau
radio digital. Dengan menerapkan system digital sinyal yang dipancarkan oleh
stasiun televisi atau radio akan berbentuk data-data 1 dan 0, dengan begitu pada
saat proses transmisi atau pengiriman data sinyal yang berubah atau rusak akibat
gangguan transmisi hampir tidak akan mengubah logika dari sinyal tersebut. Tetapi
jika sinyal yang dipancarkan adalah sinyal asli yang berupa sinyal analog maka jika
terjadi kerusakan sedikit saja akibat gangguan transmisi maka sinyal yang akan
diterima adalah sinyal yang telah rusak tersebut
19
20
4.2
Jenis-jenis DAC
Rangkaian dasar DAC (Digital to Analog Convertion) terdapat 2 tipe yaitu
Binary-weighted DAC dan R/2R Ladder DAC. Kedua tipe DAC tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut.
4.2.1
Binary-weighted DAC
Sebuah rangkaian Binary-weighted DAC dapat disusun dari
21
D3 D2 D1 D0 Vout (-V)
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
4.2.2
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Metode ini banyak digunakan dalam IC-IC DAC. Pada rangkaian R/2R
Ladder, hanya dua nilai resistor yang diperlukan, yang dapat diaplikasikan
untuk IC DAC dengan resolusi 8, 10 atau 12 bit. Rangkaian R/2R Ladder
dapat dilihat pada gambar dibawah:
22
9
0
1
2
3
)) . (( ) + ( ) + ( ) + ( ))
16
8
4
2
Vout yang dihasilkan dari kombinasi switch ini adalah -5V. Nilai
kombinasi dan hasil konversi rangkaian R/2R Ladder DAC ditunjukkan
pada tabel berikut.
Tabel 2: Konversi Digital ke Analaog Rangkaian R/2R Ladder
D3 D2 D1 D0 Vout (-V)
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0.000
0.625
1.250
1.875
2.500
3.125
3.750
4.375
5.000
5.625
6.250
23
1
1
1
1
1
4.3
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
0
1
6.875
7.500
8.125
8.750
9.375
ditentukan oleh enam parameter utama: ukuran fisik, konsumsi daya, resolusi ,
kecepatan, ketepatan, dan biaya. Karena kompleksitas dan untuk kebutuhan yang
tepat dan cocok untuk semua komponen, tapi DAC paling spesialis
diimplementasikan sebagai sirkuit terpadu (IC). Digital-to-analog converter dapat
menurunkan sinyal, sehingga DAC memiliki sedikit kesalahan yang signifikan
dalam pengaplikasiannya.
DAC biasanya digunakan dalam pemutar musik untuk mengkonversi data
digital stream menjadi sinyal audio analog. Mereka juga digunakan dalam televisi
dan ponsel untuk mengkonversi data video digital menjadi sinyal video analog yang
terhubung ke driver layar untuk menampilkan monokrom atau warna gambar.
Kedua aplikasi menggunakan DAC di ujung-ujung kecepatan / resolusi trade-off.
Audio DAC berkecepatan rendah yang beresolusi tinggi sementara video DAC
memiliki kecepatan tinggi-rendah dengan jenis resolusi menengah. DAC diskrit
biasanya kecepatannya akan sangat tinggi dan kekuatan beresolusi rendah, seperti
yang digunakan dalam sistem radar militer. Alat uji kecepatan yang sangat tinggi,
terutama sampel osiloskop , juga dapat menggunakan DAC diskrit.
BAB V
PENGUAT INTEGRATOR
5.1
melakukan oprasi integrasi matematis pada sinyal masukan. Jika tegangan masukan
adalah DC dan arus masukan dari op-amp tidak dapat diabaikan maka tegangan dan
arus ini akan diintegrasikan pada kapasitor C, dan pada keluaran akan tampak
tegangan tambahan yang bertambah linier dengan waktu sampai penguat mencapai
titik maksimum ( Widodo,2002: 117 -118 ).
Op - amp Integrator adalah rangkaian penguat operasional yang melakukan
operasi matematika Integrasi , yaitu kita dapat menyebabkan output untuk
menanggapi perubahan tegangan input dari waktu ke waktu sebagai integrator op amp menghasilkan tegangan output yang sebanding dengan integral dari tegangan
input . Dengan kata lain besarnya sinyal output ditentukan oleh lamanya waktu
tegangan masuk pada input sebagai arus melalui besarnya nilai umpan balik atau
pembuangan kapasitor sebagai umpan balik negatif diperlukan terjadi melalui
kapasitor . Ketika langkah tegangan , Vin pertama-tama diterapkan pada masukan
dari sebuah penguat mengintegrasikan muatan kapasitor C yang memiliki
perlawanan sangat sedikit dan bertindak sedikit seperti sebuah sirkuit pendek yang
memungkinkan arus maksimum mengalir melalui resistor input, Rin sebagai
perbedaan potensial antara dua piring . Tidak ada arus yang mengalir pada amplifier
input dan titik X adalah virtual earth yang menghasilkan output nol . Sebagai
impedansi kapasitor pada saat ini sangat rendah , rasio keuntungan Xc / Rin juga
sangat kecil sehingga memberikan gain tegangan keseluruhan kurang dari satu , (
tegangan rangkaian pengikut). Sebagai umpan balik kapasitor C mulai mengisi
karena pengaruh dari tegangan input , Xc impedansi perlahan meningkat seiring
dengan besarnya laju. Besarnya nilai kapasitor sampai pada tingkat yang ditentukan
oleh konstanta waktu RC , ( ) dari jaringan RC seri . Umpan balik negatif memaksa
24
25
26
1
+
1 0
1
. 1
= .
2
=
= .
=
1
2F
27
5.2
menggunakan capasitor C. Rangkain integrator ini merupakan dasar dari low pass
filter. Terlihat dari rumus tersebut secara matematis, penguatan akan semakin kecil
(meredam) jika frekuensi sinyal input semakin besar.
Pada prakteknya, rangkaian feedback integrator mesti diparalel dengan
sebuah resistor dengan nilai misalnya 10 kali nilai R atau satu besaran tertentu yang
diinginkan. Ketika inputnya berupa sinyal dc (frekuensi = 0), kapasitor akan berupa
saklar terbuka. Jika tanpa resistor feedback seketika itu juga outputnya akan saturasi
sebab rangkaian umpan balik op-amp menjadi open loop (penguatan open loop
opamp ideal tidak berhingga atau sangat besar). Nilai resistor feedback sebesar 10R
akan selalu menjamin output offset voltage (offset tegangan keluaran) sebesar 10x
sampai pada suatu frekuensi cutoff tertentu.
28
- Ramp Generator
Jika kita menerapkan sinyal input yang terus berubah-ubah seperti
gelombang persegi ke input dari sebuah Amplifier Integrator maka kapasitor akan
mengisi dan debit dalam akan menanggapi perubahan sinyal input. Sinyal output
yang dihasilkan ini adalah suatu dari gelombang gigi gergaji yang frekuensinya
tergantung pada konstanta waktu RC dari kombinasi resistor/kapasitor. Jenis
rangkaian ini juga dikenal sebagai Generator Ramp dan fungsi transfer yang
ditunjukan pada gambar dibawah ini:
penguat inverting dengan gain loop tertutup terbatas R 2 / R 1. Hasilnya adalah pada
frekuensi yang sangat rendah bertindak sebagai rangkaian integrator standar,
sedangkan pada frekuensi tinggi kapasitor mengalami short out pada resistor
umpan balik, R 2 karena efek reaktansi kapasitif mengurangi gain amplifier.
29
2
1
2
1
1 (1 + 22 )
1
22
30
BAB VI
PENGUAT DIFFERENSIATOR
6.1
( + 1 )
( + 2 )1
1 1
( 1 )
1 2
31
32
Muatan listrik pada kapasitor sama dengan kapasitansi tegangan x yang melalalui
kapasitor, yaitu :
= .
Tingkat perubahan pada saat pengisian
= .
Oleh karena itu output tegangan vout adalah konstan -Rf .C kali turunan dari
input tegangan vin terhadap waktu. Tanda minus menunjukkan pergeseran fasa
sebesar 1800 karena masukan sinyal yang terhubung ke terminal dengan masukan
dari Op-Amp.
Penguat differensiator dalam bentuk dasarnya memiliki dua kelemahan
utama dibanding sebelumnya penguat integrator. Salah satunya adalah bahwa hal
itu terdapat ketidakstabilan pada frekuensi tinggi seperti yang disebutkan di atas,
dan yang lainnya adalah bahwa input kapasitif membuatnya sangat rentan terhadap
sinyal noise yang berubah-ubah (tidak beraturan) dan kebisingan dalam rangkaian
sumber yang nantinya akan lebih diperkuat lagi dari sinyal input itu sendiri. Hal ini
karena output sebanding dengan kemiringan tegangan input sehingga beberapa cara
membatasi bandwidth untuk mencapai stabilitas loop tertutup diperlukan.
6.2
gelombang kotak , segitiga atau gelombang sinus untuk sinyal input dari penguatan
differentiator, output yang dihasilkan akan diubah dan yang terakhir adalah bentuk
bergantung pada waktu rc yang konstan dari kombinasi resistor kapasitor.
33
34
DAFTAR PUSTAKA
-
https://adylambe.wordpress.com/2013/05/01/dac-adc/
http://basukidwiputranto.blogspot.com/2014/02/aplikasi-penguatoperasional.html
http://elektronika-dasar.web.id/percobaan/karakteristik-penguat-membalikinverting-amplifier/
http://elektronika-dasar.web.id/teori-elektronika/dac-digital-to-analogconvertion/
http://www.electronics-tutorials.ws/opamp/opamp_2.html
http://www.electronics-tutorials.ws/opamp/opamp_3.html
http://www.electronics-tutorials.ws/opamp/opamp_4.html
http://www.electronics-tutorials.ws/opamp/opamp_7.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Digital-to-analog_converter
http://ilham-kn.blogspot.com/2013/12/penguat-op-amp-inverting-op-ampdan-non.html
http://ilham-kn.blogspot.com/2013/12/rangkaian-diferensial-danintegrator.html
http://komputasirobotic.blogspot.com/2013/04/rangkaiaan-op-amp.html
http://komputasirobotic.blogspot.com/2013/04/rangkaiaan-op-amp.html
http://mazgiyo.blogspot.com/2014/05/penguatnon-inverting-daninverting.html
http://okheolivhiathiyarara.blogspot.com/2010/10/prinsip-kerja-op-amp.html.
http://rangkaianelektronika2.blogspot.com/2013/10/op-amp-integrator.html
http://www.rangkaianelektronika.org/rangkaian-summing-inverting.htm
http://rizqidiaz.blogspot.com/2012/05/digital-to-analog-converter-dac.html
http://winna10.blogspot.com/2012/05/laporan-praktikum-diferensiatordan.html
http://zonaelektro.net/dac-digital-to-analog-converter/
35