Porselen PDF

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 31

DAFTAR ISI

Daftar Isi... 1
Skenario........ 2
Step I. 3
Step II........4
Step IV.. 5
Step V... 6
Step VII. 7
Kesimpulan....... 30
Daftar Pustaka... 31

SKENARIO
PORSELEN
Pasien laki-laki usia 29 tahun datang ke dokter gigi dengan keluhan ingin
dibuatkan gigi tiruan untuk mengganti 1 gigi depan atas kanan yang lepas karena
kecelakaan 3 bulan yang lalu. Sebelum melakukan perawatan, dokter gigi
menjelaskan macam-macam gigi tiruan pada pasien tersebut: ada gigi tiruan
lepasan dan ada gigi tiruan cekat beserta keuntungan dan kerugiannya, akhirnya
pasien memilih gigi tiruan cekat. Pasien bertanya berapa biayanya? Dokter gigi
menjawab semua itu tergantung dari bahan yang digunakan, akhirnya dokter gigi
kembali menjelaskan macam bahan yang bisa digunakan, antara lain: all
ceramic/porcelain, porcelain fused to metal maupun mahkota pigura facing
porcelain beserta kekurangan, kelebihan, serta indikasinya. Akhirnya pasien
memutuskan menggunakan bahan all ceramic/porcelain. Dokter gigi menjelaskan
bahwa pembuatan gigi tiruan porselen ini biasanya lama karena harus melalui
beberapa tahapan mulai dari manipulasi, proses firing (pembakaran) sampai gigi
tiruan jadi.

STEP 1
1.

Porselen : Bahan keramik yang terdiri dari kaolin,silikat,feldspar dan


berbagai pigmen serta bahan logam maupun non logam yang digunakan
untuk restorasi indirect dan memiiki nilai estetik yang tinggi.Bisa
digunakan sebagai gigi tiruan jembatan,inlay,onlay mahkota jaket dan lain
sebagainya serta memiliki sifat seperti dapat dicor,dapat dibentuk,dll.

2.

Porselen Fused to Metal : Penggabungan kebaikan sifat logam yaitu


kekuatan mekanisnya dan kebaikan porselen ditinjau dari nilai
estetiknya.Logam diberikan pada permukaan preparasi gigi dan memiliki
syarat diantaranya adalah tidak boleh ada interoklusal yang terlalu besar.

3.

Mahkota Pigura Facing Porselen : Suatu restorasi yang menyelubungi


seluruh permukaan klinis gigi dan terbuat dari logam campur, di mana
bagian labial/bukal dilapisi dengan bahan sewarna gigi

STEP 2
1. Apa saja komposisi dari porselen?
2. Apa saja sifat-sifat dari porselen ?
3. Apa kelebihan, kekurangan, dan indikasi dari porselen?
4. Bagaimanakh cara manipulasi porselen?
5. Apa saja kegunaan porselen dalam kedokteran gigi?

STEP 4
MAPPING

Porselen

Sifat

Komposisi

All ceramic /
porcelain

Kelebihan

Jenis

Klasifikasi

Porcelain
fused to metal

Kekurangan

Manipulasi

Mahkota pigura
facing porcelain

Indikasi dan
kontraindikasi

Aplikasi

STEP 5
LEARNING OBJECTIVE
1. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui dan memahami sifat dari
porselen.
2. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui dan memahami komposisi dari
porselen.
3. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui dan memahami jenis-jenis dari
porselen beserta kelebihan, kekurangan, indikasi dan kontra indikasi, serta
aplikasinya dalam bidang kedokteran gigi.
4. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui dan memahami klasifikasi dari
porselen.
5. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui dan memahami cara
manipulasi dari porselen.

STEP 7
PEMBAHASAN
7.1 SIFAT PORSELEN
7.1.1 Sifat Refraktori
Porselen memiliki sedikit deformitas plastis sehingga daya tahan
impak porselen rendah. Tegangan yang timbul di dalam porselen dapat
menyebabkan terjadinya retak dari dalam yang dapat menyebabkan
porselen pecah.
Terdapat beberapa factor yang dapat menyebabkan timbulnya
stress.
1. Dislokasi di dalam Kristal
2. Pendinginan suhu pembakaran. Oleh karena perbedaan koefisiensi
ekspansi termis antara perbedaan fase di dalam bahan.
3. Abrasi permukaan.
7.1.2 Sifat Insulator
Difusi panas yang terjadi dalam bahan sangatlah rendah sehingga
mampu sebagai Insulator panas yang baik. Serta porselen juga
merupakan insulator listrik yang baik. Atom-atom logam dapat
memindahkan electron dari permukaan atom logam ke atom non logam
sehingga dapat menstabilkan pergerakan electron yang sangat aktif.
7.1.3 Porositas
Adanya gelembung-gelembung udara merupakan hal yang sulit
dihindari pada tahap pembakaran porselen. Hal ini dapat menurunkan
kekuatan bahan.
7.1.4 Pengerutan Pembakaran
Sisa air yang ada akan dapat menguap selama pembakaran. Hal
ini lah yang menyebabkan adanya pengurangan masa bahan. Besarnya
pengerutan berkisar antara 30-40% terutama disebabkan oleh
berkurangnya rongga-rongga udara.

7.1.5 Kelembaman kimia


Merupakan karakteristik yang penting untuk memastikan bahwa
permukaan restorasi tidak melepaskan bahan-bahan yang berbahaya.
Salah satu daya penarik utama dari porselen adalah tidak rusak karena
pengaruh kimia pada hampir semua kondisi lingkungan.
7.1.6 Potensinya untuk meniru penampilan gigi asli
Nilai estetis porselen sangatlah baik. Translucencynya mampu
meniru enamel dari gigi.
7.2 KOMPOSISI PORSELEN
7.2.1 Feldspar
Suatu mineral alami yang paling banyak terdapat pada porselen
dan terdiri dari campuran potasium, Sodium, Alumina, dan

silica

dengan perbandingan tertentu untuk menentukan suhu peleburan.Jika


feldspar ini dibakar maka akan menjadi bahan bening seperti gelas dan
memberikan warna transparan pada porselen.
7.2.2 Silika
Suatu bahan dalam porselen yang dapat dijumpai dalam 4 bentuk
yaitu quartz, trydimite dan cristobalite. Silika dalam dental porselen
sendiri berfungsi untuk memberikan kekuatan dan kekerasan pada
proses manipulasi. Memiliki sifat keras dan stabil.
7.2.3 Kaolin
Merupakan bahan pengikat untuk mempertahankan kekuatan dan
kepadatan porselen agar dapat dibentuk sebelum dibakar. Akan tetapi
kandungan kaolin yang tinggi dapat menyebabkan warna porselen
menjadi gelap yang tentunya akan mempengaruhi estetik porselen dan
bahan ini sedikit sekali digunakan bahkan tidak sama sekali dalam
porselen.

7.2.4 Bahan Pewarna/pigmen

Dalam porselen bahan pewarna atau pigmen digunakan untuk


memberi warna pada porselen agar sesuai dengan warna gigi. Biasanya
digunakan

oksida-oksida

logam

dalam

pemberian

warna

ini.

Diantaranya adalah oksida besi atau oksida nikel memberi warna


kecoklatan, oksida tembaga memberi warna hijau, oksida titanium
memberi warna coklat kekuningan, oksida mangan memberi warna
lavender, oksida kobalt memberi warna kebiruan,dll. Opasitas sendiri
dapat diperoleh dengan menambah oksida cerium, oksida zirconium,
oksida titanium atau oksida timah.
7.3 JENIS-JENIS PORSELEN
7.3.1 All Porcelain
All porcelain adalah restorasi yang digunakan di kedokteran gigi
yang bahannya berasal dari porselen murni tanpa ada campuran bahan
lainnya.
Keuntungan All Porcelain
1. Sangat estetis. Porselen merupakan bahan restorasi yang memiliki
macam-macam warna yang dapat disesuaikan dengan warna gigi
asli pasien sehingga sangat cocok digunakan untuk restorasi gigi
yang mementingkan nilai estetik
2. Warna stabil dalam pemakaian
3. Tidak mudah aus jika pembuatannya baik, artinya tidak ada
overhanging yang dapat menyebabkan keausan pada porselen dan
gigi antagonisnya.
4. Tidak memiliki bau
5. Tidak bereaksi dengan cairan rongga mulut
6. Tidak menimbulkan alergi karena bersifat biocompatible
7. Bahan isolator panas yang baik
8. Permukaannya

yang

mengkilap

dan

licin

sehingga

akan

mempersulit retensi plak, debris dan sisa-sisa makanan ketika


diaplikasikan dalam rongga mulut.

Kekurangan All Porcelain


1. Mudah pecah jika diberi tekanan yang berlebihan
2. Pembuatannya yang cukup sulit
3. Kurang kuat jika dibandingkan dengan restorasi metal porselen
4. Dapat mneyebabkan gigi antagonisnya mengalami aus jika
restorasinya kurang baik. Terdapat undercut dan overhanging.
5. Hargannya yang lebih mahal jika dibandingkan dengan restorasi
metal porselen
6. Sulit memadupadankan warna yang sesuai dengan warna gigi asli
pasien sehingga membutuhkan keahlian khusus dan pengalaman
dari operator sendiri.
Indikasi All Porcelain:

Gigi yang membutuhkan nilai estetik tinggi.

Permukaan proksimal, lanial, atau bukal yang sudah tidak efektif


untuk direstorasi dengan resin komposit.

Gigi yang memiliki mahkota klinis tinggi.

Kontraindikasi All Porcelain:

Gigi yang memiliki beban kunyah tinggi, yakni gigi posterior. Hal
ini disebabkan karena sifat porselen itu sendiri yang memiliki
kekuatan rendah.

Aplikasi All Porcelain


All porcelain dalam bidang kedokteran gigi dapat diaplikasikan
dalam pembuatan inlay, onlay, mahkota tiruan penuh, dan veneer.

Inlay dan Onlay


Inlay dan onlay merupakan restorasi yang digunakan untuk

mengembalikan bentuk gigi dimana terdapat kavitas yang kecil hingga


sedang.Inlay dan onlay juga digunakan untuk mengembalikan gigi yang
fraktur apabila kerusakannya tidak terlalu parah sehingga tidak
diperluakn pemasangan gigi tiruan mahkota.
10

Inlay dan onlay yang paling baik dan hasilnya memuaskan adalah
inlay dan onlay yang terbuat dari poselen karena warnanya dapat
disesuaikan dengan warna gigi asli pasien. Penggunaan inlay untuk
menutupi kavitas yang terdapat diantara cusp gigi dan onlay digunakan

untuk menutupi kavitas yang terdapat pada cusp gigi.

Veneer Porcelain
Veneer adalah bahan pelapis sewarna dengan gigi yang

diaplikasikan pada sebagian atau seluruh permukaan gigi yang


mengalami kerusakan atau diskolorisasi.Kelebihan veneer porselen
adalah estetiknya yang baik dan warnanya yang stabil.Tebal veneer
sekitar 0,5-0,7 mm menutupi permukaan labial gigi anterior dan
permukaan bukal beberapa gigi premolar.
Indikasi Veneer Porcelain
Untuk koreksi diastema
Perbaiki diskolorisasi gigi
Tutupi cacat enamel seperti enamel hipoplasia dan hipokalsifikasi
enamel
Koreksi gigi yang bentuknya peg-shaped
11

Perbaiki kerusakan gigi seperti fraktur


Kontraindikasi Veneer Porcelain
Kebiasaan bruxism
Gigi dengan email yang tidak memadai untuk retensi yang cukup
Fraktur gigi yang parah
Celah interdental yang besar atau diastema yang terlalu lebar
Gigi dengan mahkota pendek
Gigi dengan pewarnaan berat sehingga harus di bleaching dulu lalu
venering.

Mahkota Jaket Keramik


Mahkota jaket keramik telah digunakan sejak abad keduapuluh.

Keramik yang digunakan pada mahkota jaket konvensional yaitu


porselen feldspathic high-fusing. Namun, porselen jenis ini memiliki
kekuatan rendah, sehingga mendorong McLean dan Hughes untuk
mengembangkan bahan inti porselen yang diperkuat alumina untuk
pembuatan mahkota jaket porselen. Meskipun didapatkan peningkatan
nilai estetik dan sifat fisiknya, tetap saja porselen jenis tersebut tidak
cocok untuk digunakan pada gigi posterior karena beban kunyahnya
yang tinggi sehingga porselen akan mudah pecah.
7.3.2 Porcelain Fused To Metal (PFM)
Restorasi PFM adalah tipe porselen gigi yang paling umum
digunakan. PFM terdiri atas beberapa lapisan yang difusikan secara
kimia pada dasar kerangka metal. Substruktur metal mendukung
keramik dan membuat keramik bertahan lama terhadap beban dari
kekuatan mulut.
Prinsip Umum Restorasi Porcelain Fused to Metal
Restorasi metal keramik harus memenuhi syaratsyarat, antara
lain adalah sebagai berikut:
a. Metal dan keramik mempunyai ikatan yang kuat.
b. Metal dan keramik mempunyai thermal ekspansi yang sesuai.

12

c. Keramik yang dipakai relatif mempunyai low fusing.


d. Metal harus tahan terhadap deformasi pada saat keramik mencapai
temperatur fusing. Pada saat fusing, keramik harus dapat bersatu
dengan logam dan berikatan tanpa merubah bentuk logam. Pada
saat mendingin, baik logam maupun keramik akan mengalami
kontraksi yang akan menimbulkan retak atau bahkan terlepasnya
keramik dari logam.
e. Bahanbahan yang dipakai harus bersifat biokompatibel terhadap
jaringan.
Pada prinsipnya, sifatsifat restorasi metal keramik ditentukan oleh
keadaan interfacenya. Bila didapati ikatan yang rapat antara metal
dengan keramik maka akan terjadi penurunan energi bebas yang
dapat memisahkan kedua komponen atau sebaliknya.
Indikasi
Pemakaian restorasi PFM diindikasikan, antara lain adalah sebagai
berikut:
a. Gigi anterior dengan ruang yang tidak cukup untuk restorasi all
ceramic.
b. Kegagalan mahkota jaket porselen.
c. Restorasi yang mengutamakan estetis.
d. Situasi yang memerlukan kekuatan tinggi.
e. Kerusakan gigi menengah sampai tinggi yang memerlukan
perbaikan kuspid.
Kontraindikasi
Restorasi PFM tidak diindikasikan, antara lain adalah sebagai berikut:
a. Resiko kerusakan pulpa tinggi, biasanya pada usia muda dibawah
18 tahun.
b. Pasien dengan tekanan pengunyahan yang ekstrim.
c. Adanya kebiasaan bruksism dan kliking.
d. Adanya riwayat alergi terhadap metal pada logam tuang.
Kelebihan Porcelain Fused to Metal

13

A. Kelebihan dalam Bidang Kedokteran Gigi


a. Unggul sebagai bahan langsung pada daerah yang memerlukan
tekanan tinggi
b. Kekuatan pemakaian baik
c. Tahan lama
d. Estetis
B. Kelebihan sebagai Bahan Crown
a. Adanya metal core dapat mendukung gigi
b. Tahan terhadap tekanan mastikasi dan resisten terhadap fraktur
c. Tahan lama di rongga mulut
d. Metal yang dilapisi porselen membuat crown yang dipakai
menjadi lebih estetis karena memiliki warna yang sama dengan
gigi
e. Dapat digunakan dengan kavitas yang luas dan besar
f. Warna PFM sebagai crown dapat bertahan lama

Kekurangan Porcelain Fused to Metal dalam Bidang Kedokteran


Gigi
a. Lebih banyak jaringan gigi yang harus dihilangkan (lebih banyak
dibandingkan porselen) untuk substruktur metal.
b. Harga lebih mahal karena setidaknya membutuhkan dua kali
kunjungan dan juga bila menggunakan alloy metal yang mahal.
c. Teknis lab yang lebih sulit. Prosedur teknis dari pola wax investing
dan casting alloy metal yang mahal meliputi banyak variabel teknis
dan pertimbangan banyaknya langkah operatif dan siklus firing,
membuat kualitas akhir dari restorasi yang sangat sensitif.
d. Dari sudut pandang estetik, PFM tidak menyerupai aspek natural
dari gigi, karena inti metal yang menghalangi cahaya untuk masuk.
Tidak adanya translusensi, karena faktanya restorasi PFM hanya
dapat mengabsorbsi atau memantulkan cahaya, sementara jaringan
gigi menunjukkan derajat translusensi yang tinggi.

14

e. Terbentuk bayangan gelap pada bagian servikal.


f. Pada noble alloy yang digunakan untuk PFM seperti emas,
palladium, persentase kecil dari indium, harga lebih mahal dan
kurang beradaptasi dengan sistem keramik yang berbeda. Sebagai
contoh cairan palladium dapat mengabsorbsi gas dalam jumlah
banyak yang kemudian dapat dilepaskan selama casting dan
menyebabkan banyak mikroporositas.
g. Pada base metal alloy yang digunakan untuk PFM, terkadang
menyebabkan pembentukan oksida yang besar, sulit saat finishing
dan polishing dikarenakan ductility yang rendah, dan dapat
menyebabkan shrinkage pada casting yang lebih besar. Sebagai
contoh oksida Ni dan Cr dalam sistem base metal menurunkan
koefisien ekspansi porselen Vita (Vident) dan diduga dapat memicu
stres interfasial sehingga menyebabkan kegagalan.
h. Pada

crown

PFM,

untuk

kepentingan

gigi

sebelahnya,

pembentukan dan lokasi serta ukuran area kontak sangat penting.


Adanya diskrepansi pada area kontak dapat menyebabkan impaksi
makanan.

Pasien

dapat

merasa

sangat

kesulitan

untuk

mempertahankan area tersebut bersih yang dapat menyebabkan


karies pada gigi sebelahnya.
Aplikasi porcelain fused to metal

Crown
Pada crown dengan bahan porcelain fused to metal, kekuatan

diperoleh dari struktur metal dan estetik didapatkan dari porcelain.


Crown PFM digunakan untuk mengembalikan gigi yang rusak sangat
parah untuk melindungi struktur gigi yang rusak sangat parah untuk
melindungi struktur gigi yang tersisa, dan untuk mempertahankan
oklusi serta menawarkan estetik. Crown PFM ini dapat diaplikasikan
pada gigi anterior maupun gigi posterior.

Gigi Tiruan Cekat

15

Gigi tiruan cekat dari PFM dapat digunakan pada gigi anterior
maupun posterior. Pada pembuatannya, pada gigi anterior kerangka
logam hanya menutupi permukaan lingual dan insical edge, sedangkan
permukaan labial ditutupi porselen. Metal mencapai hingga area
proksimal, tetapi metal pada bagian lingual tidak mencapai hingga
ruang proksimal lebih dari yang diperlukan untuk kekuatan. Pada
penggunaannya, gigi tiruan cekat dari porcelain fused to metal ini
dimodifikasi dengan resin-bonded yang dapat digunakan pada gigi
anterior maupun posterior, untuk menggantikan satu atau dua gigi yang
hilang
7.3.3 Mahkota Pigura Facing Porcelain
Mahkota Pigura (dengan Facing Porselen) adalah suatu restorasi
yang menyelubungi seluruh permukaan klinis gigi dan terbuat dari
logam campur, di mana bagian labial/bukal dilapisi dengan bahan
sewarna gigi porselen.

Indikasi Mahkota Pigura Facing Porcelain :


a. Gigi dengan kebutuhan estetik yang tinggi, biasanya untuk gigi
anterior dengan gigitan dalam
b. Gigi dengan karies proksimal atau fasial yang tak dapat direstorasi
secara efektif dengan menggunakan resin komposit
c. Gigi dengan tepi insisal yang masih relatif utuh
d. Distribusi tekanan kunyah seimbang
e. Bila ruang pulpa tidak terlalu besar, karena dibutuhkan
pengambilan pada bidang labial atau bukal lebih banyak untuk
tempat pigura
Kontraindikasi Mahkota Pigura Facing Porcelain :
a. Pasien dengan indeks karies tinggi
b. Tidak cukupnya dukungan struktur mahkota gigi, dapat ditinjau
dari ketebalan giginya. Untuk gigi yang tipis dari aspek fasiolingual

16

tidak diindikasikan untuk penggunaan mahkota pigura facing


porcelain
c. Pasien dengan kebiasaan buruk bruxism
d. Premolar atau molar pertama (molar kedua tidak dibutuhkan
estetik)
e. Gigi dengan mahkota klinis pendek karena sulit dipakai untuk
retensi
f. Gigi dengan kekuatan yang sangat kurang terutama di bagian
oklusal, sehingga mudah pecah atau mudah lepas
g. Pasien dengan Oral Hygiene buruk
Aplikasi Mahkota Pigura Facing Porselen
Tahapan kerja Sebelum melakukan preparasi mahkota selubung :
Diagnosa
Pencocokan warna dengan shade guide yang sesuai
Pembuatan mahkota sementara
RO foto untuk melihat keadaan jaringan periapikal maupun bentuk
dan besarnya ruang pulpa
Preparasi pada gigi yang masih vital perlu dilakukan anastesi terlebih
dahulu untuk mengurangi rasa sakit

17

Tahapan kerja :
Diagnosa keadaan gigi pasien
Mencocokkan warna gigi dengan shade guide
Persiapan mahkota sementara
Retraksi gusi
Preparasi gigi sesuai dengan ketebalan mahkota yang dibutuhkan

Macam-macam preparasi gigi


Mencetak untuk die
Mencetak

rahang

antagonis

untuk

membantu

menentukan

pembuatan permukaan menjadi titik oklusi

18

Membuat catatan gigit


Membuat model kerja oklusi Rahang atas/Rahang bawah
Instruksi pada Laboratorium Teknik Gigi atau dokter gigi
mengerjakan sendiri
Pasang coba pada pasien untuk melihat kesesuain mahkota dengan
gigi
Pemasangan tetap
7.4 KLASIFIKASI PORSELEN
7.4.1 Berdasarkan Fusion Temperatur (Temperatur Pembakaran)
1. High Fusing 1300oC (2372oF) dan porselen jenis ini memerlukan
waktu 5 menit atau lebih untuk melebur pada temperature tersebut.
Jenis high fusing ini biasanya digunakan untuk membuat elemen
gigi tiruan serta sebagai bahan jendela (facing) dalam pembuatan
bridge atau veneer crown. Keramik jenis ini memiliki strength yang
kuat, tidak dapat larut, translusen dan dapat menjaga kekuatan dan
bentuk

dalam proses firing

yang berulang. Porcelen ini

mengandung 4% kaolin, silica 15%, dan feldspar 18% .

19

2. Medium Fusing 1101oC-1300oC (2013-2072oC), jenis medium


fusing ini juga digunakan untuk membuat elemen gigi tiruan serta
sebagai bahan jendela (facing ) dalam pembuatan bridge atau
veneer crown. Keramik jenis ini biasanya ditambahkan boron oxide
atau alkali karbonat sehingga memiliki homogenitas bubuk yang
leih menguntungkan pada saat fusing. Porselen ini mengandung
silica 29%, sodium karbonat 2%, boraks 1%, kalsium karbonat 5%,
dan potassium karbonat 2%.
3. Low Fusing 850oC1100oC (1562-2012oF), jenis low fusing ini
digunakan untuk membuat mahkota dan jembatan. Low fusing
porselen ini mengandung silica 12 %, feldspar 60 % dan sisanya 28
% adalah fluks.
4. Ultra Low Fusing < 850oC (1562oF ), jenis ultra low fusing ini
digunakan untuk membuat mahkota, jembatan dan untuk logam
campur titanium.
7.4.2 Berdasarkan Aplikasinya
1. Porselen inti: Digunakan untuk lapisan gigi paling dalam. Ini
merupakan bahan dasar untuk pembuatan jaket crown sehingga
harus memilki sifat mekanis yang baik.
2. Porselen dentin: Warnanya lebih translusen dimana pada bagian ini
sangat menentukan bentuk dan restorasi
3. Porselen email: Warnanya lebih translusen daripada dentin dimana
tingkat translusen maksimal karena yang membentuk bagian luar
mahkota.
7.4.3 Berdasarkan Struktur Pendukung
1. Reinforced Ceramic Core System
Inti alumina dan zirconia yang putih dan kuat ditambahkan. Inti
keramik menggunakan infiltrasi kaca kekuatan tinggi yang cocok
untuk mahkota posterior dan anterior.
2. Resin Bonded Ceramic

20

Menggunakan teknik adesif dengan enamel, dentin, keramik tinggi


dengan karakteristik kekuatan dari keramik memiliki integritas
mekanis yang baik.
3. Metal Ceramic
Untuk mahkota tunggal dan jembatan unit selama lebih dari 30
tahun
7.4.4 Berdasarkan Bahan Dasar yang Digunakan
1. Feldspathic porcelain
Terdiri dari Feldspar ditambah quartz, alkali metal karbonat
sebagai fluks. Kemudian dipanaskan sampai suhu 1200 C di
wadah tempat melebur logam. Pembakaran dengan suhu tersebut
akan menghasilkan bentuk leucite dan glass phase dengan struktur
yang amorphous yang memiliki ekspansi strength 5,5-7,5 x 10-6/C
dan empunyai Flexure Strength 65-75 Mpa
2. Aluminous Porcelain
Strength lebih tinggi dari gelas untuk mencegah keretakan.
Modulus Elastisitas 350 Gpa dan Flexure Strength 138 Mpa
3. Metal Bonding Porselen
Porselen yang digunakan dengan kombinasi logam empunyai
kandungan K2O 11-15% dengan suhu pembakaran 700 C-1200C.
Meningkatnya jumlah K2O akan menyebabkan perubahan muai
panas pada porselen yang dibutuhkan untuk berlekatan dengan
logam.
7.4.5 Berdasarkan metode pembakarannya
1. Air wire : menggunakan tekanan atmosfer dan masih terdapat udara
2. Vakum wire : tekanan atmosfer yang ada dikurangi atau tanpa
tekanan
7.4.6 Berdasarkan Mikrostruktural
Dibagi menjadi 4 macam, yakni Glass-based system, glass-based with
fillers, crystalline -based system with glass fillers, poly cristalline solid.
1. Glass-based System (kaca keramik)

21

Merupakan suatu bahan yang dibentuk ke bentuk yang


diinginkan sebagai suatu kaca, lalu mengalami proses pemanasan
untuk mendorong terjadinya devitrifikasi sebagian (misalnya
hilangnya struktur mengkilap dengan kristalisasi kaca). Jenis ini
mulai diperkenalkan oleh MacCulloch tahun 1968, beliau
menggunakan proses molding kaca yang kontinyu untuk membuat
elemen gigi tiruan. Penggunaan gigi tiruan jenis ini pada region
posterior sangat rentan fraktur, kaca jenis ini mempunyai tekanan
tarik maksimal sebesar 73 Mpa.
2. Glass-based with fillers (porselen yang diperkuat kristalina)
Jenis ini merupakan modifikasi dari tipe 1 di atas, yang
ditambah dengan kritalin. Kristalin disini dapat berupa leucite,
lithium disilicate, fluoroapatit. Biasanya juga dinamakan optec
HSP. Setelah ditambahkan kristalin akan dikondensasi dan
disinterring sama seperti porselen konvensional lain.
Kelebihan dari porselen jenis ini adalah, translusensi baik,
kekuatan fleksuran sedang, dan pada proses manipulasinya tanpa
perlu peralatan khusus. Tetapi jenis ini juga memiliki beberapa
kelemahan, yakni adanya kemungkinan ketidaktepatan pada bagian
tepi restorasi karena adanya penyusutan pada saat proses sintering
porselen. Glass-based with fillers biasanya dianjurkan pada
pemakaian inlay, onlay, veneer, mahkota yang mendapat tekanan
rendah.
3. Crystalline-based system with glass fillers (keramik inti yang
diinfiltrasi kaca)
Keramik inti yang digunakan memiliki tiga jenis, yakni Inceram Alumina, in-ceram spinell, in-ceram Zirconia.
In-ceram Alumina biasanya digunakan pada mahkota anterior
tunggal dan posterior, serta pembuatan jembatan tiga unit. Inti
porselen alumina yang sedikit disinterring diinfiltrasi dengan kaca

22

pada temperature 1100 C selama 4 jam untuk menghilangkan


porositas dan memperkuat inti slip-cast.
Keuntungan dari jenis ini adalah, sedikitnya lapisan logam,
kekuatan lenting tinggi, ketepatannya sangat baik. Sedangkan
kekurangannya adalah, intinya yang opak, tidak cocok untuk etsa
asam konvensional, dan memerlukan peralatan khusus.
Tahap pembuatannya sebagai berikut:

Gigi dipreparasi dengan chamfer sirkumferensial yang besar (>


1mm)

Membuat cetakan dan mengisi 2 die atau menduplikat satu die


dengan bahan die refraktori

Mengoleskan Al2O3 pada die duplikat menggunakan metode


slip-cast. Die dan bahan dipanaskan pada suhu 120 C selama
2jam untuk mengeringkan Al2O3

Mensintering koping pada temperature 1100 C selama 10jam

Mengulaskan bahan infiltrasi kaca

Membakar selama 3-5 jam pada temperature 1120 C agar


terjadi infiltrasi kaca

Mengasah kelebihan kaca dari koping dengan mata bur dari


intan

Membentuk inti dengan porselen dentin dan email (vitadur


alpha)

Membakar dalam oven, perbaiki anatomi dan oklusi, lakukan


glasing sebelum dipasang.
Sedangkan untuk in-ceram spinell, merupakan alternative lain

dari in-ceram alumina, mempunyai kekuatan lenting rendah, tapi


secara estetis lebih bagus. Inti dari spinell mengandung MgAl2O4.
Mempunyai kekuatan lenting 350 Mpa.
In-ceram Zirconia, merupakan tipe jenis ketiga yang
mempunyai kekuatan paling tinggi, tetapi translusennya rendah

23

sehingga lebih opaque. Mempunyai kekuatan lenting 650 Mpa.


Biasanya digunakan pada pembuatan jembatan posterior 3 unit.
7.5 TAHAP MANIPULASI DENTAL PORCELAIN
7.5.1 Tahap compaction
Pada tahap ini terdapat 3 macam bentuk porselen yang digunakan :
a. Opaque shade ( lapisan opaq )
Untuk menutupi warna jaringan dibawahnya yang buram.
b. Dentin Shade ( lapisan untuk dentin atau body )
Lebih translusen daripada opaq shade, menentukan warna dan
bentuk restorasi.
c. Enamel shade
Membentuk bagian luar mahkota, translusen warna dapat
disesuaikan dengan gigi asli.

Tahap ini bertujuan memperoleh kemampatan yang padat dari


partikel- partikel bubuk dimana pemampatan ini memberi 2 keuntungan
yaitu :
i. Penyusutan ketika pembakaran menjadi lebih rendah
ii. Porositas menjadi lebih sedikit pada porselen yang sudah dibakar
Pada tahap ini dapat dilakukan dengan 3 cara yakni :
1. Metode pertama menggunakan getaran ringan untuk menampatkan
bubuk yang basah secara padat pada rangka dibawahnya. Air yang
berlebih diserap degan tissue bersih dan kondensasi akan terjadi
kearah yang diserap.
2. Metode kedua digunakan spatula kecil untuk mengaplikasikan dan
menghaluskan porselen yang masih basah. Aksi pengahalusan akan
membawa air naik ke permukaan sehingga bisa dibuang.
3. Metode ketiga menggunakan penambahan bubuk porselen kering
yang diletakkan dengan bantuan sikat disisi yang berlawanan dari

24

adonan porselen yang basah. Sewaktu air tertarik ke bubuk yang


kering, partikel yang basah akan terdorong dan saling melekat
Apapun metode yang digunakan yang penting adalah bahwa
tegangan permukaan dari air merupakan gaya penggerak pada
kondensasi dan bahwa porselen tidak boleh dibiarkan mengering
sampai kondensasi selesai dilakukan .
Beberapa faktor yang mempengaruhi proses kondensasi porselen, yaitu

Volume porositas powder


Jumlah penyusutan berkaitan dengan porositas total porselen.
Pemadatan yang terjadi harus lebih besar untuk mengurangi jumlah
penyusutan

Tegangan Permukaan
Pemadatan partikel akan lebih baik jika air dihilangkan oleh
tegangan permukaan. Tegangan permukaan akan efektif hanya jika
porselen selalu tetap lembab selama penumpukan, dimana hal yang
harus diperhatikan agar porselen selalu lembab adalah mencegah
suhu ruangan meningkat dan suasana kering.

Ukuran Partikel Bubuk


Secara teori, apabila semua partikel mempunyai ukuran yang sama,
maka sebanyak 45% volume yang terbentuk terdiri dari ronggarongga. Sehingga, untuk mendapatkan derajat oemadatan yang
besar maka diperlukan variasi ukuran partikel dalaam satu bahan.
Hal ini disebabkan luas total pori-pori pada bahan keramik dengan
butiran tunggal akan lebih besar dan akibatnya kerapatan
maksimum sulit dicapai. Suatu penelitian yang dilakukan oleh
Kempke, menyatakan bahwa sifat fisika dan elektrika yang optimal
dari bahan keramik porselen akan dicapai bila ukuran butir bahan
baku yang lolos saringan 270 mesh lebih besar dari 98%.

7.5.2 Firing (Pembakaran)


Pada fase ini tahap yang paling penting adalah perubahan yang
terlihat pada kandungan leucite dari porselen yang didesain untuk

25

membuat restorasi logam keramik. Leucite ini merupakan fase Kristal


yang mempunyai pemuaian yang tinggi atau kontraksi tinggi, dimana
fraksi volume pada matriks kacanya dapat sangat mempengaruhi
koefisien kontraksi termal dari porselen. Perubahan pada kandungan
leucite dapat menyebabkan terbentuknya koefisien kontraksi termal
yang tidak sama antara porselen dengan logam sehingga menimbulkan
tekanan selama pendinginan yang cukup untuk terjadinya pembentukan
retak pada porselen.
Massa porselen yang sudah dikondensasi diletakkan di depan atau
dibawah muffle dari tungku yang sudah dipanaskan (kira-kira 650
derajat Celsius untuk low-fusing). Prosedur pra-pemanasan ini
memungkinkan sisa uap air dihilangkan. Setelah pra-pemanasan kirakira 5 menit, porselen diletakkan ke dalam tungku dan siklus
pembakaran dimulai.
Pada temperature pembakaran awal, lubang kosong akan diisi
oleh udara tungku. Sewaktu sintering dari partikel dimulai, partikel
porselen saling berikatan pada titik kontaknya. Semakin tinggi
temperature, kaca yang tersintering perlahan-lahan mengalir untuk
mengisi ruang udara. Meskipun demikian, udara tetap terjebak dalam
bentuk pori-pori karena massa terlalu kental untuk memungkinkan
keluarnya semua udara. Sebuah alat untuk mengurangi porositas adalah
vakum pembakaran.
Vakum pembakaran mengurangi porositas dengan cara sebagai
berikut. Sewaktu porselen diletakkan pada tungku, partikel bubuk
dimampatkan

bersama-sama

dengan

saluran

udara

yang

ada

disekelilingnya.
Sewaktu tekanan udara didalam muffle tungku diturunkan sekitar
sepersepuluh dari tekanan atmosfer dengan pompa vakum, udara
disekitar partikel juga akan berkurang sama besar. Ketika temperatur
meningkat maka akan terbentuk lubang yang tertutup dalam massa
porselen. Kemudian vakum akan dilepas dan tekanan didalam tungku

26

akan meningkat sepuuh kali dan lubang akan terkompresi menjadi


sepersepuluh kali dari ukuran semula dan volume total dari poroitas
juga akan berkurang dalam jumlah yang sama.
Tujuan dari pembakaran porselen hanyalah untuk mensintering
partikel bubuk bersama-sama secara tepat guna membentuk restorasi.
Dimana pengertian sintering adalah proses penggabungan partikelpartikel serbuk melalui peristiwa difusi saat suhu meningkat. Pada
dasarnya sintering merupakan perubahan struktur mikro partikel yang
menunjukan penghilangan pori-pori antara partikel bahan, dimana pada
saat yang bersamaan terjadi penyusutan komponen yang diikuti oleh
pertumbuhan grain serta peningkatan ikatan antar partikel yang
berdekatan sehingga menghasilkan bahan yang lebih mampat.

Perubahan struktur mikro saat sintering

Suhu sintering mempengarhi proses penyusuatan. Sintering


umumnya dapat terjadi di dalam produk pada suhu tidak melebihi dari
setengah sampai dua per tiga suhu leburnya, suhu yang membuat atom
cukup untuk berdifusi.
Pembakaran dilakukan pada tungku listrik, dimana elemen
pemanasnya dapat terbuat dari alloy nikel-chromium untuk pembakaran
low-fusing dan alloy platinum untuk pembakaran dengan suhu yang
lebih tinggi.
Pada tahap firing ada 3 tahapan yakni :
a. Pemanasan rendah atau low bisque stage

27

Tujuannya adalah untuk menghilangkan air pada bahan shrinkage.


Penyatuan partikel keramik hanya pada titik kontaknya, sehigga
hasil yang didapat masih cukup porus.
b. Pemanasan berlanjut atau medium bisque stage
Pada tahap ini shrinkage masih terjadi, kohesi lebih besar antar
partikel (partikel menyatu). Air lebih banyak dihilagkan dari bahan
agar pengkerutan lebih kecil. Porusitas berkurang dan terjadi
pengkerutan.
c. Pemanasan tinggi atau High bisque
Pada tahap ini shrinkage berlanjut sebanyak 30 40 % sampai
benar benar tidak terjadi shrinkage sama sekali.
7.5.3 Tahap Glazing
Glazing adalah pelapis gelas yang tidak berwarna. Tujuan
pemberian glazz ini ialah untuk kompensasi atau mengimbangi
pengkerutan selama proses pembakaran dan menutupi porus pada bahan
porselen
7.5.4 Tahap Pendinginan
Pendinginan harus dilakukan secara perlahan dan merata karena
kalau tidak, derajat pengerutan yang berbeda akan terjadi pada beberapa
bagian restorasi porselen yang akan mendorong terbentuknya stress dan
menyebabkan porselen retak sehingga kehilangan kekuatannya.
Pendinginan yang tepat dari restorasi porselen dari temperature
pembakaran

ke

temperature

kamar

merupakan

subyek

yang

mengundang banyak kontroversi. Fraktur katastropik dari kaca yang


berkaitan dengan perubahan temperature yang mendadak merupakan
pengalaman yang biasa ditemui sebagian besar klinisi sehingga mereka
sangat berhati-hati dalam memajankan porselen gigi terhadap
pendinginan cepat sesudah pembakaran
Hasil permukaan yang dikehendaki, dapat dicapai dengan :

Memanaskan pada kondisi yang dikontrol

28

Kondisi yang dikontrol maksudnya adalah pembakaran


dilakukan secara cepat sampai suhu fusi lalu dipertahankan selama
lima menit sehingga bagian porselen dipermukaan mulai mengalir
dan menghasilkan permukaan yang halus.
Tetapi, apabila pemanasan dibiarkan berlanjut maka akan
terjadi pyrsplastik flow yaitu mengalirnya bahan pada suhu tinggi
yang mengakibatkan sudut menjadi tajam, tepi restorasi membulat
dan

gross overheating. Sehingga, restorasi akan kehilangan

bentuknya sama sekali.

Pemberian upam
Upam adalah suatu bahan keramik yang hampir transparan
terbuat dari fluxblow fusing dan silica. Sebelum melakukan
pemberian upam, permukaan restorasi dapat diberi semacam noda
untuk meniru noda atau pertumbuhan gigi asli yang tidak
sempurna. Dimana, bahan penoda ini tersedia dalam bentuk
suspensi dalam cairan yang akan menguap selama pembakaran.

29

KESIMPULAN
Porselen merupakan jenis keramik bakaran suhu tinggi dari bahan
lempung murni yang tahan api. Adapun sifat dari porselen yakni memiliki sedikit
deformitas plastis, insulator panas yang baik, porositas, pengerutan pembakaran,
kelembaman kimia, dan nilai estetis yang sangat baik. Komposisi dari porselen itu
sendiri terdiri dari Feldspar, Silika, Kaolin, dan bahan pewarna/ pigmen.
Jenis dari porselen ada tiga macam; all porcelain, porcelain fused to metal,
dan mahkota pigura facing porcelain. Dimana masing-masing jenis porcelain
tersebut memiliki kelebihan, kekurangan, indikasi, kontraindikasi, dan aplikasinya
dalam kedokteran gigi. Klasifikasi dari porcelain bermacam-macam; Berdasarkan
fusion temperatur (temperatur pembakaran); high fusing, medium fusing, low
fusing, ultra low fusing. Berdasarkan aplikasinya; porselen inti, porselen dentin,
porselen email.
Berdasarkan struktur pendukung; reinforced ceramic core system, resin
bonded ceramic, metal ceramic. Berdasarkan bahan dasar yang digunakan;
feldspathic porcelain, aluminous porcelain, metal bonding porselen. Berdasarkan
metode pembakarannya; air wire, vakum wire. Berdasarkan mikrostruktural;
glass-based system, glass-based with fillers, crystalline-based system with glass
fillers, poly cristalline solid. Tahap manipulasi dari porcelain yakni mulai
compaction/pemadatan, firing/pembakaran, glazing, dan pendinginan.

30

DAFTAR PUSTAKA
Adenan, Aprilia. 2011. Seleksi Kasus-Kasus Veneer Porselen. Bandung: Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran.
Elvira

Sinabutar. 2008. Perbedaan Marginal Gap Cavosurface Margin

Berbentuk Shoulder dan Champer Overlay PFM.


Pahlevan A. 2006. A New Design for Anterior Porcelain Fused to Metal Fixed
Prosthetic Restorations; PTU Type III. Journal of Dentistry. Vol. 3(2): 100-103.
Sadaf D and Ahmad MZ. 2011. Porcelain fused to metal (PFM) crowns and
caries in adjacent teeth. Journal of the College of Physicians and Surgeons
Pakistan. Vol. 21 (3): 134-137.
Tarigan R. 1993. Tambalan Inlay. Jakarta: EGC.
Venkatachalam B, Goldstein GR, Pines MS, and Hittelman EL. 2009. Ceramic
Pressed to Metal Versus Feldspathic Porcelain Fused to Metal: A Comparative
Study of Bond Strength. The International Journal of Prosthodontics. Vol. 22 (1):
94-100.
Zarone F, Russo S, and Sorrentino R. 2011. From porcelain-fused-to-metal to
zirconia: Clinical and experimental considerations. Dental Materials. Vol. 27:
83-96.
Anusavice, K.J. 2003. Phillips:Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi Ed.10.
Jakarta: EGC.
Craig, R.G. 1997. Restorative Dental Materials Ed.10. St.Louis Mosby.
Craig, R.G.,dkk. 2006. Craig's Restorative Dental Materials Ed.12. Mosby
Elsevier..
Manappalil J.J., George A., Kumar G.V., et al. 1998. Basic Dental Materials.
India: Jaypee Brothers Medical Punlisher
31

Anda mungkin juga menyukai