Anda di halaman 1dari 9

REAKSI ASAM BASA

A. Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan ini adalah dapat menentukan titik akhir dan titik eqivalen titrasi.
B. Kajian Teori
Titrasi ini berdasarkan netralisasi asam dengan basa. Pada titik eqivalen, jumlah
yang dititrasi eqivalen dengan jumlah basa yang dipakai. Untuk menentukan titik
eqivalen ini dipakai suatu indikator asam basa yaitu suatu zat yang dapat berubah
warnanya tergantung pada pH larutan. Macam indikator yang kita pilih harus
sedemikian sehingga pH titik eqivalen titrasi terdapat pada daerah perubahan
warna indikator. Jika pada suatu titrasi dengan indikator tertentu timbul perubahan
warna, maka titik akhir telah tercapai. Jadi titik akhir titrasi ialah saat timbulnya
warna indikator yang dipakai. Titik akhir titrasi tidak semua berimpit dengan titik
eqivalen dengan selisihnya disebut kesalahan titrasi. Dengan pemilihan indikator
yang tepat, kita dapat memperkecil kesalahan titrasi.
Untuk menentukan konsentrasi suatu larutan asam atau basa, diperlukan suatu
larutan baku, yaitu suatu larutan yang telah diketahui konsentrasinya dan biasanya
berupa larutan asam atau basa yang mantap (konsentrasinya tidak cepat berubah).
Larutan baku primer yang digunakan asam oksalat (Anonim, 2008 : 5)
Titrasi asam-basa merupakan cara yang cepat dan mudah untuk menentukan
jumlah senyawa-senyawa yang bersifat asam dan basa. Kebanyakan asam dan basa
organik dan anorganik dapat dititrasi dalam larutan berair, tetapi sebagian senyawa
itu, terutama senyawa organik tidak larut dalam air. Namun demikian, umumnya
senyawa organik dapat larut dalam pelarut organik, karena itu senyawa organik itu
dapat ditentukan dengan cara titrasi asam-basa dalam pelarut nirair.
Untuk menentukan basa digunakan larutan baku asam kuat (misalnya HCl),
sedangkan untuk menentukan asam digunakan larutan baku basa kuat (misalnya
NaOH). Titik akhir titrasi biasanya ditetapkan dengan bantuan perubahan warna
indikator asam-basa yang sesuai atau dengan bantuan peralatan (misalnya
potensiometer, spektrofotometer, konduktometer).
Titrasi asam-basa dapat dianggap sebagai interaksi pasangan asam-basa
berpasangan menurut teori Bronsted-Lowry, yaitu :
asam1 + basa2 = basa1 + asam2
Bila titrasi dilakukan dalam pelarut air, maka perpindahan proton selalu dinyatakan
melalui molekul air (Harrizul, 1995 : 117)
Salah satu aplikasi stoikiometri larutan adalah titrasi. Titrasi merupakan suatu
prosedur yang bertujuan untuk menentukan banyaknya suatu larutan dengan
konsentrasi yang telah diketahui agar tepat habis bereaksi dengan dengan sejumlah
larutan yang dianalisis (ingin diketahui kadarnya). Titrasi yang menyandarkan pada
jumlah volum larutan dikenal dengan istilah titrasi volumetri. Pengukuran volum
diusahakan setepat mungkin dengan menggunakan alat-alat standar misalnya
buret, dan pipet volumetri.
Titrasi yang melibatkan reaksi antara asam dengan basa dikenal dengan istilah
titrasi asam basa atau asidi alkalimetri. Secara teknis titrasi dilakukan dengan cara

mereaksikan sedikit demi sedikit dan bahkan tetes demi tetes larutan basa melalui
buret, ke dalam larutan asam dengan volum tertentu yang terletak dalam labu
erlenmeyer sampai keduanya tepat habis yang ditandai dengan berubahnya warna
indikator (Liliasari, 1993 : 131)
V
III. TUJUAN PERCOBAAN :
1.
Mempelajari dan menerapkan teknik titrasi untuk menganalisa contoh yang
mengandung asam.
2.

Menstandarisasi larutan penetrasi.

IV. DASAR TEORI


Titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan
menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya.Titrasi dibedakan
berdasarkan jenis reaksi yang terlibat didalam proses titrasi,sebagai contoh bila
melibatkan reaksi asam dan basa dan disebut sebagai asam titrasi redoks untuk
titrasi yang melibatkan reaksi redoks,reaksi kompleks simetris untuk titrasi yang
melibatkan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya.
Zat yang akan ditentukan kadarnya sendiri disebut dengan titrasi (titran) dan
biasanyadiletakan di dalam tabung elenmeyer seangkan zat yang telah diketahui
senidri konsentrasinya disebut sebagai (titer) dan biasanya diletakkan didalam
buret baik titer ataupun titran biasanya didalam bentuk larutan.Suatu penerapan
stoikiometri dilaboratorium adalah analisa untuk unsur-unsur guna menentukan
komposisinya penguraian yang dilakukan atau yang digunakan berdasarkan
volumetrinya dan pengukuran yang dilakukan dinamakan volumetri atau
titrasi.Dalam percobaan ini teknik analitis volumetri ditetapkan pada analisis contoh
yang mengandung asam.Titrasi asam basa melibatkan asam dan basa sebagai titer
ataupun titran.Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan kadar larutan asam
ditentukan dengan menggunkan kelarutan bebas sebagian,begitu juga sebaliknya.
(Keenam.Kimia Universitas.1982 : 162).
Dalam percobaan ini sumber ion H- adalah Larutan NaOH encer dan ion
H+ adalah larutan asam,mula-mula disiapkan NaOH 0,1 M kemudian
distandarisasikan dengan larutan asam yang lain yang telah diketahui
konsentrasinya,Larutan NaOH tidak tersedia dalam keadaan murni dan larutannya
dapat berubah konsentrasinya.NaOH Haruslah distandarisasikan sebelum digunakan
untuk mentitrasi sampel.Pada sumber ion H adalah larutan NaOH kebanyakan pada
titrasi asam basa.Perubahan larutan pada titik equivalen tidak jelas.Oelh karena itu
untuk menentukan titik akhir titrasi digunakan indikator karena zat ini

memperlihatkan perubahan warna pada pH tertentu secara ideal.titik titrasi


seharusnya seharusnya sama dengan titik titrasi seharusnya sama dengan titik
akhir titrasi (titik equivalen).
Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit perubahan,perbedaan yang disebut
kesalahan titrasi,analitis volumetri dapat dibagi sebagai berikut:
1.

Adisi dan alkalimetris.

2.

Oadidimetris.

3.

Jodometris dan jodimetris

4.

Argentrometri.

Asam dan basa terurai sempurna dalam larutan berat oleh karena itu,pH pada
sebagian titik selama titrasi air dapat dihitung langsung dari jumlah stoikiometri
asam dan basa yang dibiarkan bereaksi.Pada titik equivalen pH ditentukan oelh
tingkat terurainya air pada suhu 25oc pH air murni adalah 7,00.
Dalam titrasi asam dan basa akan terjadi kesetimbangan asam dan basa.Oleh
karena itu perlu dibahas mengenai teori menurut beberapa penemu diantaranya
menurut brounsted lowry. Pada tahun 1923 brounsted lowry mempresentasikan
suatu pandangan baru tentang asam dan basa yang mempertahankan kebenaran
keberlakuan kesetimbangan arhenius yang jauh lebih banyak.Dalam pengertian
brounsted lowry asam adalah segala zat yang dapat memberikan proton dan basa
adalah yang dapat menerima electron.Ion hidroksida pastinya adalah suatu
aspektor proton dank arena ini merupakan basa brounsted tetapi ion itu tidak
unik.Ion tersebut adalah salah satu dari banyak spesies yang dapat
mempertunjukkan perilaku dasar.Ketika suatu asam menghasilkan proton spesies
yang kekurangan harus mempunyai sedikit afinitas proton sehingga merupakan
suatu basa jadi dalam perlakuan brounsted kita menemukan peranan asam basa
konjugasi.
H+ B
Asam

H+ + B
basa

Asam HB secara listrik bias bersifat netral,anion atau kation (misalkan


HCl,H2SO4,N ),sehingga kita tidak bisa menyebutkan muatan HB ataupun B.
Sebagai unit unsur bermuatan positif keadaanya yang proton memiliki suatu
kerapatan muatan yang membuat keberadaannya yang basa dalam larutan sangat
tidak mungkin (basa lainnya) harus ada, seringkali seperti dalam penguraian asam
asetat dalam air basa ini bias jadi adalah pelarut itu sendiri:
HOAc
H2O + H+

H+ + OAc
H2O

HOAc + H2O

H3O + OAc

Reaksi yang dapat dihitung dalam metode volumetri adalah reaksi-reaksi


kimia yang sesuai dengan persyaratan sebagai berikut,reaksi harus berlangsung
cepat tidak dapat reaksi samping,reaksi harus stoikiometri yaitu diketahui secara
pasti reaktan dan produk serta perbandingan mol/koefisien reaksinya, terdapat zat
yang dapat digunakan untuk mengetahui saat reaksi titrasi harus dihentikan (titik
akhir titrasi) yang disebut zat indicator.
Volumetri atau titremetri merupakan suatu metode analitis kuantitatif
didasarkan pada pengukuran disicaru ini menguntungkan karena pelaksanaanya
disebabkan oleh beberapa cepat dan mudah ketelitian dan kecepatannya tinggi
tetapi pada sisi lain dapat juga merugikan. Pada analisa reaksi yang terdapat untuk
menganalisis volumetri harus mempunyai sifat-sifat tersebut,Titrasi masih dapat
dilakukan dengan tepat dan hati-hati.Syarat-syarat titrasi dapat dilihat dari
beberapa syarat sebagai berikut:
1.

Konsentrasi titran harus diketahui.

2.

Larutan standar dapat disebut standarisasi.

3.

Reaksi yang tepat antara titran dan senyawa yang dianalisis harus diketahui.

4.

Titik equivalen harus diketahui.

5.

Volume titran dibutuhkan untuk mencapai titik akhir.

Sifat sifat penting volumetri yang baik antara lain sebagai berikut:
1.

Stoikiometri yang baik

2.

Tidak member reaksi samping.

3.

Laju reaksi tinggi.

4.

Tidak ada gangguan yang berarti.

Beberapa jenis reaksi dapat digunakan untuk titrasi yang semua berlangsung
dengan sempurna. Pada percobaan ini yang digunakan adalah reaksi asam basa
untuk menstandarisasi larutan basa dan selanjutnya digunakan untuk menganalisa
contoh yang mengandung asam. Reaksi asam basa atau netralisasi disebabkan oleh
berpindahnya proton (H) dari asam kebasa.Contoh klasik dari tipe ini adalah reaksi
ion Hidrogen,ion hidroksi:
H + OH

H2O

Pada percobaan ini dipelajari penentuan asam asetilasisalisilat dengan NaOH yang
menghasilkan natrium asetilasi dengan air.

(unggul sudarto.2008.Analisis Kimia dasar : 101)


Pada Analisa Volumetri contoh yang akan di analisis ditempatkan pada
elenmeyer. Contoh sebuah larutan padat terlebih dahulu dilarutkan,sejumlah
larutan direaksikan dengan larutan penetrasi yang telah diketahui secara tepat
dinamakan larutan standar dan proses pengukuran konsentrasi larutan ini
dinamakan standarisasi.
(Ralph H,Petrucci.Kimia Dasar Jilid II.2008 : 150-151)

:
1. Mempelajari dan menerapkan teknik titrasi untuk menganalisis contoh yang mengandung asam
2. Menstandarisasi larutan penitrasi.
IV. DASAR TEORI
Beberapa pandangan mengenai perilaku asam basa dapat dijelaskan melalui teori yang
dikembangkan oleh arhenius. Menurut Arhenius asam adalah senyawa yang melepaskan ion
hidrogen
dalam larutan berair. Asam memiliki sifat berasa asam, mengubah lakmus dari
biru menjadi merah, dan bereaksi dengan logam aktif menghasilkan gas

. Sifat khas suatu

asam sebenarnya merupakan sifat dari ion

adalah pembawa

Dengan kata lain ion

sifat asam.
Arrhenius mendefinisikan basa sebagai senyawa yang melepaskan hidroksida dalam
larutan berair. Contoh NaOH. Ion hidroksida ini diyakini Arrhenius sebagai pembawa sifat khas
basa yaitu,pahit, terasa licin dikulit,dan sebagainya.
Jika sejumlah tertentu asam dan basa dicampurkan sifat khas asam dan basa tersebut akan
hilang. Reaksi antara asam dan basa dinamakan reaksi netralisasi,pada reaksi tersebut akan
dihasilkan suatu garam dan air. Semua asam Arrhenius juga diklasifikasikan sebagai asam oleh
Browsted Lowry. Sebagai contoh pada reaksi gas hidrogen klorida, HCL dengan air untuk
menghasilkan asam klorida, gas hidrogen klorida berperan sebagai pemberi proton. Berdasarkan
Bronsted Lowry, asam adalah donor proton, sedangkan basa merupakan akseptor proton.
Menurut Bronsted lowry suatu reaksi asam basa dapat berlangsung tanpa adanya medium air,
contohnya pada reaksi berikut ini :
HCL +
+

Menurut Lewis reaksi yang melibatkan amonia atau air terjadi dikarenakan adanya
pemakaian elekteron bersama pasangan elektron bebas yang dimiliki keduanya untuk
membentuk ikatan kovalen koordinasi dengan spesi lain sehingga amonia dan air dalam reaksi
tersebut bertindak sebagai basa.secara singkat dapat dijelaskan,menurut Lewis asam merupakan
suatu spesies yang dapat menerima pasangan elektron bebas, sedangkan basa merupakan suatu
spesies yang dapat mendonorkan pasangan elektron bebas. Jadi, yang tidak memiliki pasangan
elektron bebas adalah asam sedangkan yang memiliki pasangan elektron bebas adalah basa.
Menurut teori asam basa Lewis, asam merupakan spesi yang menerima pasangan elektron
bebas. Sedangkan berdasarkan reaksi diatas, HCl bertindak sebagai asam menurut Lewis. Atom
Klor merupakan atom yang lebih elektronegatifan dibandingkan dengan atom H. Jadi molekul
HCl merupakan molekul yang polar. Pasangan atom yang dimiliki bersama antara H dan Cl
cenderung lebih tertarik ke atom Cl sehingga Cl bersifat lebih negatif. Ketika molekul HCl
menjadi semakin dekat keatom Cl , maka akibatnya ikatan kovalen koordinasi antara atom H dan
N terbentuk, dan ikatan antar atom H dengan Cl terputus. Oleh karena itu, molekul
HCL bertindak sebagai asam menurut Lewis karena menerima pasangan elektron bebas dari
NH3. Asma lewis tidak harus memiliki orbital kosong.1

( http://www.chemistry.org.//teori-asambasa.html )
Dalam air murni terdapat ion
dan ion

yang sama, yang sangat kecil. Bila konsentrasi

. dalam koordinasi konsentrasi


sama dengan konsentrasi OH- maka

larutan tersebut disebut dengan larutan netral. Bila konsentrasi yang diketahui ( Atau sebaliknya
penambahan asam kedalam basa untuk mencapai titik akhir).
Titik ekivalen adalah titik asam dimana asam tepat bereaksi denga semua basa. Idikator
digunakan untuk membantu kita kapan kita mengetahui titrasi harus dihentikan didekat titik
ekivalen . saat titrasi dihentikan disebut dengan titrasi akhir (titik akhir titrasi). Titik akhir titrasi
berbeda dengan titik ekivalen, tetapi perbedaannya tidak terlalu besar sehingga digunakan
indikator yang tepat yaitu yang memiliki trayek PH sekitar titik ekivalen.
Prinsip titrasi adalah pengukuran volume suatu larutan yang diperlukan untuk bereaksi
dengan larutan lainyang mempunyai volume tertentu atau zat terlarut dengan konsentrasi
tertentu. Titrasi asam basa merupakan metode analitis untuk menentukan jumlah jumlah asam
atau basa dalam suatu sampel. Hitungan titrasi yaitu ekivalen asam basa dengan ekivalen basa.
VA . NA . Nb
Konsentrasi asam basa sering menggunakan Molaritas sehingga :
Analisa volumetri adalah analisa kuantitatif dimana kader komponen dari zat uji
ditetapkan berdasarkan volume reaksi pereaksi ( konsentrasi diketehui ) yang ditambahkan

kedalam larutan zat uji, hingga komponen yang akan ditetapkan bereaksi secara kuantitatif
dengan pereaksi tersebut. Proses yang dikenal juga dengan analisa tirimetri.
Suatu pereaksi dapat digunakan sebagai dasar analisa titrimetri apabila memenuhi syarat
syarat sebagai berikut yaitu reaksi harus berlangsung sesuai persamaan reaksi kimia tertentu,
harus tidak ada reaksi samping. Yang kedua reaksi harus berlangsung sampai benar-benar
lengkap pada titik
sama denga konsentrasi OH- maka larutan tersebut disebut larutan
netral. Bila konsentrasi

lebih tinggi dari pada konsentrasi

adalah larutan yang bersifat asam,sedangkan bila konsentrasi


konsentrasi

maka larutan tersebut


lebih rendah dari pada

maka larutan tersebut bersifat basa. pH atau kadar larutan yang bersifat

netral sama dengan tujuh. Larutan yang bersifat asam pH nya kurang dari tujuh. Semakin kurang
dari tujuh maka larutan tersebut mempunyai sifat asam yang semakin kuat. Sedangkan bila PH
nya lebih dari tujuh, maka laritannya bersifat basa, semakin pH nya lebih dari tujuh maka
semakin kut basanya.
Pada titrasi biasanya digunakan suatu indikator yang memberikan tanda kepada kita
bahwa campuran asam basa yang ada dalam larutan memiliki pertandingan yang benar untuk
mencapai suatu keadaan larutannya yang netral. Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan
warna dari inikator atau kenaikan penurunan PH nya yang tiba-tiba. Idealnya perubahan warna
indikator akan terjadi pada saat kita mencampurkan larutan itu padsa proporsi ya ng sama, tepat.
Keadaan ini disebut titik ekivalen. Kurva yang menunjukkan perubahan warna pH versus volume
larutan titrasi disebut dengan kurva titrasi. Bentuknya tergantung pada nilai Ka dan konsentrasi
asam basa yang digunakan.2
Prosedur untuk menentukan konsentrasi suatu
larutan dengan cara mereaksikan larutan tersebut dengan larutan zat lain yang telah diketahui
konsentrasinya disebut dengan titrasi. Jika yang dilihatkan adalah larutan asam dan larutan basa,
titrasi itu disebut dengan titrasi asam basa. Larutan yang diketahui konsentrasinya disebut larutan
baku ( larutan standar ). Pada bagian ini akan dibahas bagaimana perubahan pada berbagai titrasi
asam basa. Titrasi asam basa merupakan penambahan secara hati-hati sejumlah larutan basa
dengan konsentrasi tertentu. Ekivalen suatu indikator harus ada untuk menunjukkan titik
2
ekivalen. Yang ketiga adalah reaksi.
( http://www.google.co.id/titrasi.html )
Beberapa jenis reaksi dapat digunakan untuk titrasi yaitu pengendapan, reaksi oksidasireduksi,reaksi asam-basa,dan reaksi pembentukan kompleks. Pada percobaan ini akan dilakukan
titrasi asam basa. Pertamakali akan dilakukan standarisasi (pembakuan) terhadap larutan basa.
Yang selanjutnya digunakan untuk menganalisis contoh yang mengandung asam. Bila sebagai
titrasi adalah larutan baku asam,maka endapan tersebut dinamakan Asidimetri dan apabila
larutan baku basa sebagai titran maka disebut Alkalimetri. Secara ringkas reaksi asma basa atau
netralisasi disebabkan oleh proton dari asam yang bereaksi dengan OH- dari basa. Reaksi yang
terjadi adalah :

Pereaksi yang digunakan digunakan dinamakan titran dan larutannya disebut larutan
titeratau larutan beku. Konsentrasi larutan ini dapat dihitung berdasarkan berat baku yang
ditimbangkan secara seksama atau dengan penetapan yang dikenal dengan standarisasi atau
pembekuan. Larutan standar (baku) dibagi menjadi standar primer dan standar sekunder. Kedua
jenis larutan standar (baku) ini dapat digunakan analisa kuantitatif suatu larutan senyawa.
Pereaksi pada kebanyakan titrasi asam basa perubahan larutan pada titik ekivalen tidak
jelas. Untuk mengatasi hal ini maka digunakan indikator yaitu suatu senyawa organik asam atau
basa lemah yang mempunyai warna molekul (warna asam) berbeda dengan warna ionnya (warna
basa), dimana indikator ini memperlihat perubahan warna pH tertentu. Secara umum untuk titrasi
asam basa indikator yang digunakan adalah indikator venotalin yang mempunyai trayek pH 8,3
10.5 dimana indikator senyawa ini tidak berwarna pada larutan asam dan berwarna merah muda
dalam larutan basa.
Bila kuantitas ekimolar dari suatu asam kuat seperti asam klorida (HCL) dan suatu basa
kuat seperti natrium hidroksida (NaOH) Dicampurkan dalam satu larutan, maka ion hidrinium
dari asam dan ion hidroksida dari basa akan bersenyawa membentuk air (H2O). Reaksi antara
ion hidronium dari asam dengan ion hidroksida dari basa sehingga membentuk senyawa air tadi
merupakan reaksi penetralan. Setelah reaksi antara asam klorida dengan natrium klorida
hidroksida maka akan tinggal larutan dari ion
dan
. Meskipun kedua ion ini tidak
terlihat dalam proses penetralan dapat dikatakan bahwa larutan NaCl terbentuk sebagai hasil dari
suatu reaksi antara asam klorida dengan natrium klorida atau dapat pula dikatakan reaksi asam
basa.
Reaksi asam basa yang sama kekuatannya akan menghasilkan larutan yang bersifat
netral. Asam dan basa bereaksi dapat berasal dari suatu asam lemah ataupun basa kuat. Reaksi
asam basa kekuatannya berlainan akan menghasilkan larutan dengan sifat satu asam lemah dan
yang saytu lagi bersifat basa lemah. Itu semua tergantung pada kekuatan atom asam
konjugasinya dan basa konjugasinya yang dihasilkan. Semua itu bertitik tolak pada larutan
standar yang digunakan. Larutan standar yang digunakan atau dipakai NaOH.
Perbedaan
antara titik akhir titrasi dengan titik ekivalen adalah titik ekivalen yang terjadi pada saat reaksi
asam dan basa mulai menetral, dimana asma menuju basa. Sedangkan titik akhir titrasi terjadi
karena pada saat dimana dari ion-ion asam dan basa telah lengkap bereaksi maka hasilnya akan
membentuk suatu senyawa air.
P
roses yang dikenal dengan titrasi oleh karena dikenal juga dengan analisis titrimetri suatu
pereaksi dapat digunakan sebagai dasar analisa titrimetri apabila memenuhi syarat-syarat
berikut :reaksi harus berlangsung sesuai persamaan reaksi kimia tertentu harus tidak ada reaksi
samping,reaksi harus berlangsung sampai benar-benar lengkap pada titik ekivalen, reaksi harus
berlangsung cepat, sehingga titrasi diperlakukan dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama.3
3(

Rivai,Bakti.2010. Penuntun Praktikum Kimia Dasar I. Inderalaya : Universitas Sriwijaya)

V. ALAT DAN BAHAN

Anda mungkin juga menyukai