PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Vertigo merupakan kasus yang sering ditemui. Secara tidak langsung
kitapun pernah mengami vertigo ini. Kata vertigo berasal dari bahasa Yunani
vertere yang artinya memutar. Vertigo termasuk kedalam gangguan
keseimbangan yang dinyatakan sebagai pusing, pening, sempoyangan, rasa
seperti melayang atau dunia seperti berjungkir balik. Kasus vertigo di
Amerika
banyak dari pria. Vertigo juga lebih sering terdapat pada usia yang lebih tua
yaitu diatas 50 tahun.
Vertigo merupakan salah satu kelainan yang dirasakan akibat manifestasi
dari kejadian atau trauma lain. Misalnya adanya cedera kepala ringan. Salah
satu akibat dari kejadian atau trauma tersebut ialah seseorang akan
mengalami vertigo. Kasus ini sebaiknya harus segera ditangani, karena jika
dibiarkan begitu saja akan menggangu system lain yang ada di tubuh dan juga
sangat merugikan klien karena rasa sakit atau pusing yang begitu hebat.
Terkadang klien dengan vertigo ini sulit untuk membuka mata karena rasa
pusing
seperti
terputar-putar.
Ini
disebabkan
karena
terjadi
A. Definisi
Vertigo adalah
atau
menyebabkan
vertigo
peroksismal hebat sebagai akibat lesi pada labirin. Vertigo terjadi mendadak
dan dapat berlangsung selama beberapa jam. sering disertai mual, muntah,
nyeri kepala, telinga berdenging dan pendengaran yang berkurang. Kelainan
audiotorik sering mendahului vertigo.
Vertigo yang berkaitan dengan neuroma akustik biasanya ringan.
Beberapa jenis antibiotik seperti gentamisin, sterptomisin dan kanamisin
bersifat vestibulotoksik dan menyebabkan vertigo.
Penyebab vertigo disebabkan karena gangguan keseimbangan di
telinga bagian dalam (alat keseimbangan atau bagian vestibular) atau
mungkin di otak. Bentuk paling sering dari vertigo adalah Benign Paroxymal
Positional Vertigo (BPPV) yaiut adanya ilusi gerakan yang disebabkan oleh
gerakan kepala secara mendadak atau gerakan kepala ke arah tertentu. Jenis
seperti ini umumnya tidak berat dan dapat diatasi.
Penyebab lain dari vertigo adalah peradangan ada telinga bagian
dalam (labirintis) yang ditandai dengan kejadian vertigo yang tiba-tiba dan
kadang diikuti dengan kehilangan pendengaran. Penyebab paling sering
adalah infeksi viral atau bakteri. Beberapa penyakit lain juga bis
menyebabkan vertigo, seperti meniere disease, perdarahan di otak, multiple
sclerosis, cedera kepala dan migrain.
Penyebab verigo akibat adanya gangguan sistem visual biasnya
dicetuskan oleh situasi yang ramai, banyak orang atau benda yang lalu lalang.
Beberapa faktor yang mencetuskan terjadinya vertigo adalah :
1. Kurangnya pergerakan aktif, sehingga saat mengalami perubahan posisi
mendadak akan timbul sensasi vertigo.
2. Pengguna alkohol akut
3. Pernah menjalani operasi otak atau pascaoperasi mayor
Penyebab gangguan keseimbangan (yang mengakibatkan vertigo) sangat
beragam, diantaranya adalah :
1. Gangguan telinga
Sekitar 50% kasus vertigo berkaitan dengan penyakit-penyakit atau
gangguan telinga bagian dalam.
2. Gangguan otak
Sekitar 5 % diperkirakan berhubungan dengan kelainan di otak,
misalnya: stroke, migrain, penyempitan pembuluh darah otak (multiple
sclerosis), penyakit Parkinson dan tumor.
3. Kondisi tubuh
Diperkirakan 5 % vertigo berhubungan dengan kondisi tubuh,
misalnya: tekanan darah rendah (hipotensi), hipertensi, penyakit infeksi,
kekurangan gula darah (hipoglikemia), gangguan jantung. Obat-obat
tertentu yang memiliki efek samping terhadap keseimbangan (ototoksik),
dapat juga menjadi penyebab vertigo. masalah vertigo.
4. Faktor lain
Vertigo dapat disebabkan berbagai faktor selain faktor-faktor di
atas, misalnya: faktor stress, cemas pengaruh alkohol, terhisap zat kimia,
dengan pola gerakan yang telah tersimpan, timbul reaksi dari susunan
saraf otonom.
4. Teori otonomik
Teori ini menekankan perubahan reaksi susunan saraf otonom sebaga
usaha adaptasi gerakan/perubahan posisi; gejala klinis timbul jika sistim simpatis
terlalu dominan, sebaliknya hilang jika sistim parasimpatis mulai berperan.
5. Teori neurohumoral
Di antaranya teori histamin (Takeda), teori dopamin (Kohl) dan
terori serotonin (Lucat) yang masing-masing menekankan peranan
neurotransmiter tertentu dalam mempengaruhi sistem saraf otonom yang
menyebabkan timbulnya gejala vertigo.
6. Teori sinap
Merupakan pengembangan teori sebelumnya yang meninjau
peranan neurotransmisi dan perubahan-perubahan biomolekuler yang
terjadi pada proses adaptasi, belajar dan daya ingat. Rangsang gerakan
menimbulkan stres yang akan memicu sekresi CRF (corticotropin releasing
factor); peningkatan kadar CRF selanjutnya akan mengaktifkan susunan saraf
simpatik
yang
selanjutnya
mencetuskan
mekanisme
adaptasi
berupa
yang
berkembang
menjadi
gejala
mual,
muntah
dan
berputar jika akan ke tempat tidur, berguling dari satu sisi ke sisi lainnya,
bangkit dari tempat tidur di pagi hari, mencapai sesuatu yang tinggi atau jika
kepala digerakkan ke belakang. Biasanya vertigo hanya berlangsung 5-10
detik. Kadang-kadang disertai rasa mual dan seringkali pasien merasa cemas.
Penderita biasanya dapat mengenali keadaan ini dan berusaha menghindarinya
dengan tidak melakukan gerakan yang dapat menimbulkan vertigo. Vertigo
tidak akan terjadi jika kepala tegak lurus atau berputar secara aksial tanpa
ekstensi, pada hampir sebagian besar pasien, vertigo akan berkurang dan
akhirnya berhenti secara spontan dalam beberapa hari atau beberapa bulan,
tetapi kadang-kadang dapat juga sampai beberapa tahun (Mansjoer et al. 2000).
Pada anamnesis, pasien mengeluhkan kepala terasa pusing berputar
pada perubahan posisi kepala dengan posisi tertentu. Secara klinis vertigo
terjadi pada perubahan posisi kepala dan akan berkurang serta akhirnya
berhenti secara spontan setelah beberapa waktu. Pada pemeriksaan THT secara
umum tidak didapatkan kelainan berarti, dan pada uji kalori tidak ada paresis
kanal (Mansjoer et al. 2000).
Uji posisi dapat membantu mendiagnosa vertigo, yang paling baik
adalah dengan melakukan Cea rahC Hallpike : penderita duduk tegak,
kepalanya dipegang pada kedua sisi oleh pemeriksa, lalu kepala dijatuhkan
mendadak sambil menengok ke satu sisi. Pada tes ini akan didapatkan
nistagmus posisi dengan gejala :
1. Mata berputar dan bergerak Cea rah telinga yang terganggu dan mereda
setelah 5-20 detik, disertai vertigo berat.
2. Mula gejala didahului periode laten selama beberapa detik (3-10 detik).
3. Pada uji ulangan akan berkurang, terapi juga berguna sebagai cara diagnosis
yang tepat.
(Sudoyo Aru.W et al. 2006)
E. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik yang penting untuk dilakukan pada klien
dengan kasus vertigo antara lain (Sudoyo Aru.W et al. 2006):
1. Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan mata
b. Pemeriksaan alat keseimbangan tubuh
c. Pemeriksaan neurologic
d. Pemeriksaan otologik
e. Pemeriksaan fisik umum
2. Pemeriksaan khusus
a. ENG
b. Audiometri dan BAEP
c. Psikiatrik
3. Pemeriksaan tambahan
a. Radiologik dan Imaging
b. EEG, EMG
(Price & Wilson, 2006).
Setiap pasien dengan vertigo pasti memiliki keluhan yang berbeda-beda
antara satu dengan yang lainnya. Namun sebagian besar pasien mengalami
kejadian yang sama. Untuk keluhan yang berbeda akan memunculkan
diagnosa keperawatan yang berbeda pula. Berikut adalah diagnosa
keperawatan utama pada pasien dengan vertigo;
1. Risiko terhadap cedera berhubungan dengan perubahan mobilitas karena
gangguan cara berjalan dan vertigo.
2. Kerusakan penyesuaian berhubungan dengan ketidakmampuan merubah
gaya hidup yang diperlukan karena sifat vertigo yang tidak dapat
diperkirakan
3. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan
haluaran cairan, perubahan masukan, dan obat.
4. Kurang perawatan diri : makan, mandi/higiene, berpakaian/berdandan,
toileting, berhubungan dengan disfungsi labirin dan episode vertigo.
5. Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap, atau perubahan pada
status kesehatan dan efek ketidakmampuan dari vertigo.
(Baughman, 2000)
Dari berbagai diagnosa diatas hanya ada satu yang sesuai dengan
diagnosa keperawatan pada pasien kasus kelolaan yaitu risiko terhadap cedera.
Namun diagnosa lain bertolak belakang. Karena pada kasus kelolaan muncul
diagnosa sebagai berikut :
1. Resiko jatuh b.d Gangguan keseimbangan N VIII
Diagnosa ini diambil karena pada pasien selalu aktif untuk melakukan
ADL sendiri seperti ke kamar mandi yang dilakukan secara mandiri tanpa
ada seseorang yang mengawalnya. Sehingga resiko kemungkinan untuk
jatuh sangat besar terkait dengan kondisi pasien yang lemah dan merasa
pusing seperti berputar.
2. Hipertermi b.d Ketidakefektifan kerja hipotalamus
Pada pasien mengalami panas dan keluar keringat dingn serta suhu tubuh
pasien selalu tinggi.
3. Gangguan rasa nyaman (nyeri akut) b.d Agen cedera biologi
Kemungkinan pada pasien terjadi cedera pada bagian syarafnya karena
dari hasil pemeriksaan Rontgen sinus mengalami penebalan dan
kemungkinan dapat menganggu saraf nervus vestibularis sehingga timbul
nyeri tiba-tiba dan terjadi vertigo.
4. Gangguan pola tidur b.d Fisiologi (nyeri seperti berputar-putar)
Karena tingkat nyeri yang skalanya tinggi (skala nyeri pasien 9). Sangat
mengganggu pola tidur pasien. Pasien pun susah untuk memulai tidur.
Bahkan tidur malam hanya dirasakan kurang lebih 2 jam saja.
5. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d Tidak adekuatnya intake
makanan. Timbulnya mual disertai muntah menjadi alasan utama untuk
menegakan diagnosa resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Selain itu
disertai adanya intake yang tidak stabil karena pasien hanya minum
banyak dan tidak makan selama lima hari.
F. Penatalaksanaan medis
Beberapa terapi yang dapat diberikan adalah terapi dengan obat-obatan,
terapi fisik / latihan dan olah raga. Dan jika keduat terapi di atas tidak dapat
mengatasi kelainan yang diderita dianjurkan untuk terapi bedah.
Macam-macam terapi yakni terdiri dari :
1. Terapi kausal
2. Terapi simtomatik
3. Terapi rehabilitative
(Bruton, 1990)
Terapi vertigo dilakukan terhadap penyebab juga untuk mengatasi
gejala setya terapi rehabilitatif. Vertogo harus diperiksa secara teliti untuk
mengetahui penyebabnya. Jika hanya diberi obat untuk menekan gejala tanpa
diobati penyebabnya, vertigo akan makin parah. Biasanya dokter akan
melakukan pemeriksaan fisik serta tanya jawab mengenai kapan vertigo mulai
dirasakan dan hal-hal yang terjadi atau dialami pasien sebelumnya.
(Bruton, 1990)
Terapi pemulihan bertujuan untuk menimbulkan dan meningkatkan
kemampuan serta menanggulangi penyakit vertigo dengan beberapa latihan
metode Brandt-Daroff, sebagai berikut :
1. Latihan dari metode Brandt-Daroff, berupa latihan membaringkan tubuh
ke kiri dan ke akanan di selingi duduk tegak dengan kaki tergantung.
Latihan lain adalah latihan visula vestibular yang dibedakan bagi enderita
yang masih harus berbaring, bisa duduk, atau sudah mampu berdiri.
2. Latihan berupa gerakan mata ke berbagai arah secara berurutan dan
teratur serta gerakan kepala ke kiri dan kanan. Kemudian ada latihan
berjalan bagi penderita yang sudah mampu bebas bergrak untuk menjaga
keseimbangan.
3. Dengan latihan dan obat yang tepat terhadap penyebabnya, vertigo bisa
diatasi sehingga kualitas hidup penderita bisa pulih. Kalaupun dunia tetap
berputar, penderita tak lagi merasa ikut berputar.
4. Selain latihan diatas, adapula jenis latihan lainnya dengan beberapa cara
yang cukup mudah, berikut ini :
a. Duduk atau diranjang
b. Gerakan-gerakan mata : gerakan-gerakan mata: gerakan mata-mata
pertama-tama secara perlahan-lahan, kemudian secara cepat keatas
dan kebawah, sisi ke sisi, dan secara diagonal. Fokus pada jari-jari
tangan anda ketika anda menjauhinya dari 1 foot (kaki) sampai 3 feet
(kaki) dari muka.
c. Gerakan-gerakan kepala: gerakan kepala pertama-tama secara
perlahan-lahan, kemudian secara cepat, dengan mata-mata terbuka,
membungkuk kedepan dan kebelakang, memutar dari sisi ke sisi,
memiringkan dari sisi ke sisi, den bergerak secara diagonal. Ulangi
dengan mata-mata tertutup.
d. Berdiri
Ulangi latihan bagian 1 ketika berdiri.
G. Pengobatan
a. Farmakologi
Pengobatan tergantung pada penyebabnya. Obat untuk mengurangi
vertigo yang ringan adalah meklizin, dimenhidrinat, perfenazin dan
skopolamin. Skopolamin terutama berfungsi untuk mencegah motion
sickness, yang terdapat dalam bentuk plester kulit dengan lama kerja selama
beberapa hari. Semua obat diatas bisa menyebabkan ngantuk, terutama pada
usia lanjut (Sudoyo Aru.W et al. 2006).
Obat Penyakit Vertigo Ace Maxs Jika di rasa anda pernah mengalami
gejala-gejala seperti diatas,maka sangat penting anda periksakan ke dokter
untuk informasi yang lebih lanjut.sementara itu anda juga harus menentukan
jenis pengobatan yang tepat dalam membantu mengatasi penyakit vertigo
ini,dimana anda bisa melakukan pengobatan vertigo dengan Obat Penyakit
Vertigo Ace Maxs yang akan terbukti lebih aman di bandingkan pengobatan
yang tersedia pada medis (Marilynn. E et al. 1999).
Salah satu produk herbal unggulan yang di rekomendasikan
sebagai Obat Penyakit Vertigo herbal adalah obat herbal Acemaxs,dimana
telah di tetapkan sebagai Obat Penyakit Vertigo herbal yang aman,di
samping itu dari segi khasiatnya sendiri juga telah banyak yang
membuktikan,pasalnya dalam Obat Penyakit Vertigo herbal ini mempunyai
komposisi bahan-bahan herbal pilihan yang berkualitas tinggi,dengan
khasiatnya masing-masing (Baughman, Diane C. 2000).
Obat Penyakit Vertigo Ace Maxs ACE MAXS adalah produk
unggulan dari H2O, karena mengandung XANTHONE sebuah kandungan
antioksidan super yang terdapat dalam kulit dan daging buah manggis, si
ratu eksotik yang terkenal dengan sebutan ratu segala buah (queen of fruits).
Buah yang jujur begitulah sebutan lain dari manggis, dan H2O
menghadirkan untuk Anda dalam kombinasi brilian dengan ekstrak daun
sirsak yang sangat terkenal dengan khasiatnya mengusir kanker dan
berbagai penyakit lainnya (Baughman, Diane C. 2000).
Obat Penyakit Vertigo Herbal Acemaxs ini bekerja cepat dengan
reaksi bertahap berkat kandungan alami di dalamnya yaitu senyawa
xanthone dan acetogenis yang bersifat sebagai AntiOksidan kelas tinggi
mengalahkan Anti Oksidan yang dihasilkan oleh buah kiwi, buah jeruk,
rambutan maupun durian. Karena kandungan alami tersebutlah, Obat
Penyakit Vertigo Ace Maxs dapat bekerja secara optimal dan maksimal ke
Vertigo Vestibular
Telinga bagian dalam yang terdapat labirin yang merupakan organ telinga bagian
dalam yang menjadi bagian sistem keseimbangan vestibular.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Vertigo adalah suatu bentuk gangguan keseimbangan yang disertai
perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar-putar atau seolah-olah
benda di sekitar penderita bergerak atau berputar, yang biasanya disertai
dengan mual, gejalanya dapat ditandai dengan rasa pusing yang sangat berat.
Secara patofisiologi, vertigo bisa disebabkan oleh kelainan di dalam
telinga, di dalam saraf yang menghubungkan telingan dengan otak dan di
DAFTAR PUSTAKA
Price. Sylvia & Price. Wilson, 2006. Patofisiologi edisi II. Jakarta : EGC
Sudoyo Aru.W et al. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Media
Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
MAKALAH
ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA
PENYAKIT VERTIGO
OLEH
KELOMPOK : VIII (DELAPAN)
GOLONGAN : I DAN II
ASISTEN
: NURUL SYAHARANI B.
SAMATA-GOWA
2013