Anda di halaman 1dari 57

LEARNING TASK ASUHAN KEPERAWATAN PADA

Ny. A DENGAN INTRAPARTUM (G1P0A0 ) DI


PUSKESMAS B

OLEH :
SGD 1
NI NYOMAN SRI WIDYASTUTI

(0802105001)

I GEDE WIRANATA

(0802105008)

NI AYU RANTINI INDRAYANI

(0802105011)

LUH PUTU JUNIARI LISTUAYU

(0802105024)

LUH KETUT HAYU HASTARI

(0802105030)

IDA AYU AGUNG LAKSMI

(0802105041)

K. ANIS PARAMITA

(0802105043)

D.A EKA PUTRI ANDARSINI

(0802105056)

I GST BAGUS INTAN WIJAYA K

(0802105058)

K. SRI AYU ARI SUSANTHI

(0802105065)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
2011
0 | LT Askep Intrapar tum SGD-1

LEARNING TASK ASKEP INTRAPARTUM PADA Ny. A


DENGAN INTRAPARTUM ( G1P0A0 ) DI PUSKESMAS B

Ketua

: Ni Ayu Rantini Indrayani

Sekretaris : Luh Putu Juniari Listuayu


Soal :
Ny. A G1PoA0 usia kehamilan 38-39 minggu taksiran kelahiran pada tanggal 20 april 2011
datang ke Puskesmas B tanggal 13 april 2011 dengan keluhan perut terasa kontraksi mulai
pukul 01.10 selama 20- 40 sebanyak 2-3x dalam 10 menit, dilakukan pula pengukuran
tanda tanda vital kemudian dilakukan pemeriksaan dalam pada jam 06.00 didapatkan
pembukaan 1 cm, eff 50%, ketuban (+), kepala hodge I, djj 148x/mnt. Pada pukul 09.00
dilakukan lagi pemeriksaan dalam dan ditemukan pembukaan 4 cm dengan kontraksi 20
40 sebanyak 2-3x dalam 10 menit eff 75%, Hodge III, ketuban (+), presentasi kepala, djj
150 x/mnt. Pada pukul 14.50 dilakukan pemeriksaan dalam dan didapatkan pembukaan
lengkap, ketuban ( + ), hodge IV, eff 100%, kontraksi lebih dari 40 sebanyak 4 5x dalam 10
menit. Buatlah asuhan keperawatan intrapartum pada Ny.A serta buatlah partograf nya!

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. A


DENGAN INTRAPARTUM ( G1P0A0 ) DI PUSKESMAS B
1 | LT Askep Intrapar tum SGD-1

Tanggal/Jam Pengkajian

: 13 April 2011

Diagnosa Medis

: G1P0A0

A. IDENTITAS PASIEN
Pasien
Nama

: Ny. A

Umur

: 24 tahun

Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

: Ibu rumah tangga

Agama

: Hindu

Suku

: Bali

Alamat

: Jl. Sudirman, no. 14, Denpasar

Tanggal masuk

: 13 April 2011

Tanggal pengkajian

: 13 April 2011

Sumber Informasi

: Pasien dan Keluarga

Diagnosa masuk

: G1P0A0

Penanggung
Nama

: Tn. W

Hubungan dengan pasien

: Suami pasien

B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat Obstetrik
a. Riwayat Mestruasi
1) Menarche
: Umur 14 tahun
2) Siklus
: Teratur ( 28 hari )
3) Banyaknya
: Sedang
4) Lamanya
: 4 7 hari
5) HPHT
: 13 Juli 2010
6) TPP
: 20 April 2011
7) Keluhan
: Dismenore
b. Riwayat Kehamilan Masa Lalu
Pasien mengatakan belum mempunyai riwayat kehamilan sebelumnya karena
kehamilan ini merupakan kehamilan pertama (primigravida) bagi pasien.
c. Riwayat Persalinan/Abortus Masa Lalu
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat persalinan atau abortus sebelumnya.
d. Riwayat Nifas Masa lalu

2 | LT Askep Intrapar tum SGD-1

Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat nifas yang lalu karena kehamilan dan
persalinan ini merupakan kehamilan pertama bagi pasien.
e. Riwayat Keluarga Berencana
Jenis kontrasepsi yang pernah digunakan
Pasien mengatakan belum pernah menggunakan kontrasepsi sebelumnya
karena kehamilan dan persalinan ini merupakan kehamilan pertama bagi
pasien.
Masalah dengan cara tersebut
Pasien mengatakan belum

pernah

mengalami

masalah

kontrasepsi

sebelumnya karena kehamilan dan persalinan ini merupakan yang pertama


kali bagi pasien.
Jenis kontrasepsi yang direncanakan setelah pesalinan sekarang
Pasien dan suami menginginkan penggunaan KB suntik sebagai pilihan
kontrasepsi yang akan digunakan setelah persalinan sekarang.
Jumlah anak yang di rencanakan
Pasien dan suami merencanakan memiliki 3 orang anak.
f. Riwayat Kehamilan Sekarang
G1P0A0
: 20 April 2011
HPHT
: 13 Juli 2010
Usia kehamilan : 38 minggu
ANC
: 2x di bidan
TT
: 1x di bidan
Tablet Fe
: 90 tablet
Keluhan / Kelainan selama kehamilan
Trimester I
: mual dan muntah
Trimester II : tidak ada
Trimester III : sering BAB dan BAK
g. Riwayat Persalinan Saat ini
1) Keluhan His/Kontraksi
Mulai Kontraksi
: 13 April 2011, pukul : 01.10 WITA
Frekuensi Kontraksi : 2 -3 x dalam 10 menit selama 20 40 detik
Kekuatan Kontraksi : adekuat
2) Pengeluaran Pervagina
Jenis
: cairan vagina
Jumlah
: sedang
3) Frekuensi & Kualitas DJJ : 148x/menit
4) Pemeriksaan ( Pemeriksaan Leopold ) pada pukul 05.50 WITA

Leopold I

: TFU 3 jari diatas umbilikus, pada fundus teraba

lunak, tidak bulat, dan tidak melenting bila digoyang yang


berarti bokong janin.
Mc. Donal : 31 cm
TBJ

: (Mc. Donal 11) x 155 = (31 11) x 155


= 3100 gram

3 | LT Askep Intrapar tum SGD-1

Leopold II

: Sebelah kanan teraba keras, datar, dan memberi

rintangan yang besar yang berarti punggung, sebelah kiri


teraba bagian-bagian kecil yang tidak rata yang berarti
ekstremitas.
Leopold III

Bagian bawah teraba bulat, keras dan

melenting berarti kepala, belum dapat digoyang berarti belum


sepenuhnya kepala janin masuk PAP.
Leopold IV

: kedua tangan masih belum belum melampoi

lingkaran terbesar (konvergen) yang berarti kepala janin belum


masuk PAP sepenuhnya 4/5 masuk rongga panggul).
5) Pemeriksaan Dalam
Waktu
Hasil pembukaan
Effecement
Ketuban
Presentasi anak
Bidang Hodge

: 03.00 WITA
: 1 cm
: 50 %
: Utuh
: Kepala
:I

Kala I
Mulai persalinan
Lama kala I
Pengobatan yang didapat
Tanda tanda Vital

: 13 April 2011, Jam 01.10 WITA


: 13.40 Jam
: tidak ada
: TD = 110/70 mmHg, N = 88 x/mnt,
S = 36,5OC, RR = 20 x/mnt

Keadaan umum

: Sedang

Kesadaran

: Compos mentis

GCS

: E = 4, V = 5, M = 6

Keadaan emosi

: Stabil

Keadaan psikologi

: Cemas

Antropometri ibu

: BB = 58 kg, TB = 155cm

Linea gravidarum

: Ada

Striae albican

: Ada

Striae alba

: Ada

Tidakan
Pengobatan yang didapat
Kemajuan Persalinan

: Melakukan back massage


: Tidak ada

Jam

Kontraksi

4 | LT Askep Intrapar tum SGD-1

Interval
(detik)

DJJ (x/menit)

03.00

2 3X

20 40

150

03.30

2 3X

20 40

150

04.00

2 3X

20 40

150

04.30

2 3X

20 40

150

05.00

2 3X

20 40

148

05.30

2 3X

20 40

148

06.00

2 3X

20 40

148

06.30

2 3X

20 40

148

07.00

2 3X

20 40

150

07.30

2 3X

20 40

148

08.00

2 3X

20 40

148

08.30

2 3X

20 40

150

09.00

2 3X

20 40

148

09.30

2 3X

20 40

148

10.00

2 3X

20 40

146

10.30

2 3X

20 40

146

11.00

2 3X

20 40

148

11.30

2 3X

20 40

150

12.00

2 3X

20 40

148

12.30

3 4X

>40

152

13.00

3 4X

>40

148

13.30

3 4X

>40

150

14.00

3 4X

>40

148

14.30

4 5X

>40

150

14.50

4 5X

Jam

Bukaan

TD (mmHg)

Nadi

Suhu

(x/menit)

(oC)

03.00

110/80

88

37

04.00

86

05.00

84

37,3

06.00

84

07.00

120/80

88

37

08.00

86

5 | LT Askep Intrapar tum SGD-1

09.00

84

37,2

10.00

88

11.00

110/80

90

37

12.00

90

13.00

14.50

10

120/80

88
90

37
37

2. Riwayat Kesehatan
Pasien tidak memiliki penyakit penyerta terhadap kehamilannya sekarang ini.
Keluarga pasien juga tidak ada yang mempunyai penyakit menurun seperti diabetes
melitus, hipertensi, asthma, dll. Selain itu, keluarga pasien juga tidak ada yang
mempunyai penyakit menular seperti HIV/AIDS, TBC, dll. Pasien juga mengatakan
jika suaminya tidak merokok di dalam rumah.
3. Riwayat Lingkungan
Lingkungan tempat tinggal pasien bersih, tidak kumuh, bersanitasi baik, jauh dari
polusi udara. Lingkungan rumahpasien dikatakan memiliki sirkulasi udara yang baik
di dalamnya, nyaman, dan aman bagi wanita hamil, serta lantainya tidak licin.
4. Aspek Psikologi
Pasien mengatakan cemas terhadap kehamilan pertamanya ini. Pasien belum begitu
mengerti hal-hal yang perlu disiapkan untuk proses persalinan. Harapan pasien
bayinya dapat lahir dengan normal dan selamat, serta tanpa ada halangan. Pasien
sering bertanya tentang keadaannya dan bayi yang ada dalam kandungannya. Pasien
juga sering bertanya tentang kemajuan proses kelahirannya dan tindakan medis apa
saja yang akan dilakukan padanya selama proses melahirkan.
5. Riwayat Kesehatan Saat ini ( 11 Fungsi Gordon )
a. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan
Selama antenatal care pasien secara rutin memeriksakan kehaamilannya ke
puskesmas. Pasien juga rutin minum Vitamin dan tablet zat besi yang diresepkan
selama kehamilan sesuai dengan dosis yang telah diberikan oleh tenaga kesehatan
di puskesmas. Setiap keluhan yang pasien rasakan saat kehamilan selalu pasien
sampaikan kepada tenaga kesehatan di puskesamas saat melakukan kunjungan
antenatal care.
6 | LT Askep Intrapar tum SGD-1

b. Nutrisi/ metabolic

Pasien mengatakan saat hamil pada trimester ke 3 menjelang kelahiran, pasien


dapat makan 3x sehari, nafsu makan baik. Jenis makanan yang biasa dikonsumsi
yaitu nasi, lauk pauk (berupa ikan, telur, tempe, tahu, ayam), sayur (bayam, kubis,
wortel, kentang, sawi), buah-buahan (pisang dan pepaya), dan minum susu 2 gelas
tiap hari. Setelah dalam proses melahirkan, pasien tidak memiliki nafsu makan
karena nyeri akibat kontraksi yang pasien rasakan. Pasien hanya bisa makan 3 5
suap bubur, 1 kotak susu @ 300 ml, 3 4 gelas air putih @ 200 ml dan 1 buah
apel. Berat badan pasien saat hamil bertambah dari 48 kg sampai 58 kg.
c. Pola eliminasi
Saat sebelum hamil pasien mengatakan frekuensi berkemihnya meningkat 6 8 x
per hari dengan warna kuning jernih, dengan bau amoniak, tidak terdapat darah
dan nanah. Pola BAB pasien dikatakan normal 1 2 x sehari dengan konsistensi
lembek, warna kuning coklat serta tidak keluhan lainnya. Saat proses persalinan
terutama pada kala I pasien lebih banyak kencing kira kira 8 x dalam 15 jam,
dengan bau amonia, dan sedikit bercampur darah. Pada saat proses persalinan kala
I pasien belum BAB.
d. Pola aktivitas dan latihan
Kemampuan perawatan diri
0
1
2
3
4
Makan/minum

Mandi

Toileting

Berpakaian

Mobilisasi di tempat tidur

Berpindah

Ambulasi ROM

0: mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat,
4: tergantung total.
e. Pola tidur dan istirahat
Selama kehamilan pasien mengatakan dapat tidur selama 8 10 jam perhari.
Pasien tidak memiliki kebiasaan tidur siang. Pasien mengatakan tidak mengalami
insomnia selama proses kehamilan. Pasien mengatakan memiliki kebiasan
sebelum tidur yaitu mencuci muka dan kaki serta minum segelas air putih. Saat
proses persalinan kala 1 pasien mengatakan sulit tidur hanya sempat terpejam 30
menit selama 3x.
f. Pola perseptual
7 | LT Askep Intrapar tum SGD-1

Saat masa kehamilan pasien tidak mengeluh nyeri, tapi pada trimester peratama
pasien merasakan mual dan muntah. Selama proses kelahiran pada kala I pasien
mengeluh nyeri, nyeri pasien rasakan hilang timbul dan semakin lama kualitasnya
semakin meningkat dengan kuantitas yang meningkat pula. Penyebab nyeri pasien
karena kontraksi dinding rahin dan dilatasi servik sebagai tanda tanda kelahiran.
Saat di berikan rentang 1 10 pasien mengatakan rentang nyeri pasien saat
pengkajian adalah 3 - 4. Nyeri pasien rasakan pada bagian rahim, terutama
bagian fundus. Nyeri yang pasien rasakan seperti ditusuk tusuk.
g. Pola persepsi diri
Persepsi diri dan citra tubuh citra tubuh pasien tidak terganggu. Pasien dan suami
bahkan merasa senang dengan kehamilan dan kelahiran anak pertama mereka
yang talah mereka telah rencanakan.
h. Pola seksual dan reproduksi
Selama kehamilan trimester pertama pasien mengatakan tidak berani melakukan
hubungan seksual, hanya pada trimester ke 2 pasien dan suami baru berani
melakukan hubungan seksual dengan frekuensi 1 2 x seminggu. Saat trimester
ke III

pasien mengatakan semakin meningkatkan frekuensi pola hubungan

seksualnya, karena berdasarkan informasi dari petugas kesehatan tempat pasien


memeriksakan kandungannya yang mengatakan bahwa hal tersebut baik untuk
kelancaran proses kelahiran bayi pasien. Pasien sudah menikah, merupakan
nulipara, dan belum memiliki anak.
i. Pola peran-hubungan
Selama proses persalinan kala I pasien tidak dapat melakukan perannya sebagai
istri. Apalagi nyeri yang pasien rasakan menambah keterbatasan aktifitas pasien
karena pasien sedang mengalami proses persalinan di puskesmas.
j. Pola manajemen koping stress
Pasien mengatakan cemas terhadap kehamilan pertamanya ini, sehingga pasien
tampak gelisah dan konsentrasinya menjadi menurun. Pasien belum begitu
mengerti hal-hal yang perlu disiapkan untuk proses persalinan. Harapan pasien
bayinya dapat lahir dengan normal dan selamat, serta tanpa ada halangan. Pasien
sering bertanya tentang keadaannya dan bayi yang ada dalam kandungannya.
Pasien juga sering bertanya tentang kemajuan proses kelahirannya dan tindakan
medis apa saja yang akan dilakukan padanya selama proses melahirkan. Jika

8 | LT Askep Intrapar tum SGD-1

pasien merasa nyeri pada perutnya yang bisa dilakukan pasien adalah menarik
napas dalam dan minta ditemani oleh suaminya.
k. Sistem nilai dan keyakinan
Pasien beragama hindu, pasien mengatakan setiap hari sembahyang untuk
kesehatan janinnya serta keselamatannya dan janinnya selama proses melahirkan
nanti.
6. Pemeriksaa Fisik
Keadaan umum

: Sedang

Kesadaran

: Compos mentis

GCS

: E = 4, V = 5, M = 6

Keadaan emosi

: Stabil

Keadaan psikologi

: Cemas

Antropometri ibu

: BB = 58 kg, TB = 155cm

TTV

: TD = 110/70 mmHg, N = 88 x/mnt, S = 36,5 OC,


RR = 20 x/mnt

a. Kulit, Rambut dan Kuku


Inspeksi : Penyebaran rambut merata, tidak ditemukan adanya lesi, warna kulit
sawo matang, tidak pucat, tidak sianosis dan tidak icterik, linea gravidarum (+)
di bawah umbilikus, linea alba (+) pada abdomen, linea albicans (+) pada
abdomen, warna kuku merah muda.
Palpasi : Akral pasien teraba hangat, turgor kulit elastis, tidak terdapat
oedema.
b. Kepala dan Leher

Inspeksi : kepala simetris, wajah tidak terdapat lesi atau deformitas,

wajah pucat (-),distesi vena junggularis tidak ada.


Palpasi : tidak ditemukan pembesaran kelenjar tiroid, refleks menelan (+).

c. Mata dan Telinga

Inspeksi :
Pada mata : konjungtivanya merah muda, skleranya putih, pupilnya isokor,
pasien tidak menggunakan kaca mata, pasien tidak anemis, edema palpebra
(-),lapang pandang pasien normal, visis 6/6, refleks pupil (+).

9 | LT Askep Intrapar tum SGD-1

Pada telinga : pasien tidak menggunakan alat bantu dengar, deformitas pada
telinga (-), tes weber, tes rinne, tes swabach pada pasien juga normal tidak
mengalami kelainan, telinga tidak lesi.
Palpasi : nyeri tekan dan lesi pada mata (-), nyeri tekan pada telinga (-).
d. Sistem Pernafasan:
Batuk

: tidak ada

Sesak

: tidak ada

Inspeksi : tidak terlihat adanya pernafasan cuping hidung, pergerakan dada kiri
dan kanan pasien saat bernafas simetris dan pasien tidak terlihat menggunakan
otot bantu pernafasan.
Palpasi : saat dipalpasi, taktil primitusnya lebih kuat dan lebih keras yang
kanan dari pada yang kiri.
Perkusi : perkusi paru resonan, baik paru paru kanan atau kiri.
Auskultasi : suara nafas pasien vesikuler, tidak tertedengar suara nafas
tambahan seperti wheezing, ronchi pada setiap lobus di paru paru kanan
ataupun kiri.
e. Sistem Kardiovaskular :
Inspeksi : saat dipalpasi, ictus cordis tidak terlihat.
Palpasi : saat dipalpasi, ictus cordis teraba pada ICS 5 midclavicula line kiri,

CRT < 3.
Perkusi : saat diperkusi didapatkan batas batas jantung yaitu : batas atas :

ICS 2, batas kanan : ICS 4, batas bawah/apex : ICS 5 midclavicula line.


Auskultasi : saat diauskultasi bunyi jantung pasien S1 & S2 tunggal reguler,
murmur (-).
f. Payudara Wanita dan Pria
Payudara pasien terlihat simetris dengan ukuran besar karena proliferasi kelenjar
lemak dan susu, tidak perdapat pembesaran kelenjar limfe, tidak terdapat lesi,
warna merat, nipple dan aerola lebih terlihat hitam. Perawatan payudara (-), nyeri
tekan pada payudara (-).
g. Sistem Gastrointestinal:

10 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1

Inspeksi : mulut terlihat bersih, mukosa mulut lembab, bibir sianosis (-), tidak

terlihat pembengkakan kelenjar limfe, abdomen terlihat menegang karena


kontraksi uterus yang pasien rasakan.
Palpasi : saat dipalpasi, terdapat kontraksi pada uterus pasien, distensi
abdomen (-).
Perkusi : saat diperkusi terdengar suara pekak, karena saat trimester III bagian

depan abdomen hampir penuh dengan tubuh janin.


Auskultasi : saat diauskultasi, suara bising usus pasien terdengar 10 x/menit

h. Sistem Urinarius :
Inspeksi : saat diinspeksi, pasien tidak menggunakan kateter, pasien sering

mengeluh ingin berkemih dalam jangka waktu yang singkat selama di kaji.
Palpasi : saat dipalpasi, kandung kecing teraba penuh, pasien tidak mengeluh

nyeri pada kandung kemih saat di palpasi.


Perkusi : saat diperkusi didapatkan suara yang menandakan adanya cairan
pada kandung kemih pasien.
i. Sistem Reproduksi Wanita/Pria :
Inspeksi : saat inspeksi, vulva pasien membesar, berwarna kemerahan dan

keluar lendir vagina yg berlebih.


Palpasi : saat dipalpasi, pasien mengeluh vulvanya tegang, dari pemeriksaan
VT diperoleh hasil pembukaan 1 cm, effecement 50 %, ketuban masih utuh,
presentasi anak : kepala, Hodge I.
j. Sistem Saraf:
GCS : 15

Eye = 4

Rangsangan meningeal

Verbal = 5

: tidak ditemukan adanya kelainan


Refleks fisiologis

Motorik = 6

: semua pemeriksaan

yang diberikan menunjukkan respon normal


Refleks patologis

: tidak ditemukan adanya kelainan


Gerakan involunter

: tidak ditemukan adanya

gerakan invonter pada pemeriksaan.


k. Sistem Muskuloskeletal
Inspeksi : kemampuan pergerakan sendi pasien terlihat bebas, tidak terlihat

ada depormitas pada tubuh pasien, pasien juga tidak sedang mengalami
fraktur.
11 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1

Palpasi : pasien tidak mengalami nyeri otot dan tonus otot pasien baik.

Kekuatan otot pasien

555 555
333 333

Edema

l. Sistem Imun
Inspeksi : tidak terdapat perdarahan gusi, tidak terlihat pembengkakan kelenjar
getah bening, pasien juga tidak terlihat mengalami keletihan.
m. Sistem Endokrin:

Inspeksi : tidak ditemukan adanya luka gangren, pembesaran kelenjar tiroid (-).
7. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan DL

: Hb = 12 gr/dl

Kala II
Mulai

: Tgl 13 April 2011, Jam 14.50 WITA.

Lama kala II

: Jam 30 Menit

Pengobatan yang didapat

: Tidak ada

Penyulit

: Tidak ada

Cara mengatasi

: Tidak ada

Kontraksi

: 50 80 tiap 2 3 menit

Ketuban

: Belum pecah

Perdarahan

: 150 cc

Perineum

: Utuh

Keadaan bayi
Lahir tgl

: 13 April 2010 Jam 15.20 WITA.

Jenis Kelamin

: Laki laki .

BB bayi

: 3100 gram

TB bayi

: 48 cm

TTV

: RR = 50x/mnt, HR = 120 x/mnt, Suhu = 35,6oC

Warna kulit

: Merah muda

Sianosis

: Negatif

12 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1

Refleks menangis

: Positif

Apgar Score menit pertama

:8

Apgar Score menit kelima

:9

DS :
Pasien mengeluh merasa nyeri hebat pada perut karena akan segera melahirkan.
Pasien mengatakan nyeri terus menerus dan semakin kuat.
Pasien mengatakan nyeri ada pada skala 6 8 (rentang skala nyeri 1-10).
DO :
Pasien tampak meneran, kesakitan, dan gelisah.
Pasien tampak berteriak kesakitan dan seluruh tubuh pasien tampak menegang.
Pasien berkontraksi hebat pada abdomennya pkl 14.50 selama >40 sebanyak 4-5x
dalam 10 menit.

Terjadi pemecahan ketuban secara mekanik oleh petugas kesehatan pada saat proses
kelahiran bayi.

Ekspulsi fetus dari uterus ibu disertai dengan air ketuban.

Tubuh fetus yang baru lahir tampak licin akibat dilumuri air ketuban.
Adanya penggunaan tehnik paksi luar janin selama persalinan.
Kondisi di sekitar tempat tidur bersalin yang kurang aman dan nyaman sehingga
memungkinkan terjadinya trauma saat peristiwa kelahiran janin.
Adanya perdarahan fisiologis dan ruptur pada perineum selama partus yang dapat
menjadi port the entri dari invasi bakteri ke tubuh ibu.
Kondisi disekitar ruang bersalin yang kurang steril.
Terjadinya perdarahan pada pasien selama partus.
Pasien mengalami diaphoresis selama proses partus berlangsung.
Kala III
Mulai : Tgl 13 April 2011, Jam 15.20 WIB.
Lama Kala III : 7 menit, pelepasan plasenta 2 3 menit.
Cara kelahiran plasenta

: Spontan

Kontraksi uterus

: Baik

Kotiledon

: Lengkap, 20 jumlahnya.

Panjang tali pusat

: 40 cm.

Posisi insersi

: Sentralis.

Robekan di perineum

: Tidak ada.

Perdarahan selama persalinan : 100 CC.


Pengobatan yang didapat

: Oksitosin 1 ampul, Methergin 1 ampul.

13 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1

DS :
Pasien mengeluh merasa nyeri pada perut karena proses pengeluaran ari ari

(plasenta) dari dalam rahim pasien.


Pasien mengatakan nyeri seperti ditusuk tusuk yang terus menerus dan semakin kuat.
Pasien mengatakan skala nyeri 4 6 (rentang skala nyeri 1-10).
Nyeri dikatakan pasien paling terasa saat ari ari dikeluarkan dari rahimnya.
Nyeri dikatakan masih terasa saat ari - ari dikeluarkan pada daerah sekitar alat
kelaminnya.

Pasien mengatakan merasakan terjadi perlukaan di alat kelaminnya setelah


melahirkan.

DO :
Pasien tampak meringis kesakitan dan gelisah.
Seluruh tubuh pasien tampak menegang saat plasenta dikeluarkan dari uterusnya .
Adanya perdarahan fisiologis dan ruptur pada perineum selama partus yang dapat
menjadi port the entri dari invasi bakteri ke tubuh ibu.
Kondisi disekitar ruang bersalin yang kurang steril.
Adanya proses pemotongan tali pusat pada janin yang dapat menjadi port the entri dari
bakteri ke tubuh fetus.
Peralatan yang digunakan untuk melakukan pemotongan tali pusat yang kurang
aseptik.
Terjadinya perdarahan pada pasien selama proses kelahiran plasenta.
Pasien mengalami diaphoresis selama proses kelahiran plasenta.
Terdapat ruptur pada area perineum pasien postpartum.
Kala IV
Mulai : Tgl 13 April 2011, Jam 15.27 WIB.
Keadaan Umum

: Baik

Tanda vital

: TD = 120/70 mmHg, RR = 20 X/menit,


N= 80X/menit, S =37,3 C Rectal.

TFU

: 1/3 cm bawah pusat

Kontrakssi uterus

: Baik

Perdarahan

: 50 CC

Perineum

: Ruptur spontan

Vena jugularis

: tidak terdapat bendungan

Pembesaran tiroid

: tidak ada

Pengeluaran colostrum ASI : ada


14 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1

Jahitan episiotomi

: tidak ada

DS :
Pasien mengeluh merasa nyeri pada perut dan disekitar alat kelaminnya akibat proses
melahirkan yang baru saja dilewatinya.
Pasien mengatakan nyeri seperti ditusuk tusuk yang hilang timbul.
Nyeri dikatakan muncul seiring dengan perubahan posisi tubuh.
Pasien mengatakan skala nyeri 3 - 4 (rentang skala nyeri 1-10).
DO :
Pasien tampak meringis dan gelisah saat nyeri timbul.
Pasien tampak memegangi perutnya yang sakit.
Pasien tampak berhati hati saat melakukan perpindahan posisi.
Adanya ruptur postpartum pada perineum yang dapat menjadi port the entri dari invasi
bakteri ke tubuh ibu.
Perawatan ruptur postpartum dilakukan sesuai dengan tingkat robekan perineum.
Masih adanya pengeluaran lochia dari vagina pasien setelah kelahiran plasenta.
Tidak adekuatnya pergerakan atau perubahan posisi yang dilakukan oleh pasien 6 jam
pertama postpartum untuk meningkatkan kontraksi uterus dan mengurangi perdarahan.

C. ANALISA DATA
KALA I
NO.
1.

TGL
13

DS :

April

Pasien

2011

DATA

perutnya

INTERPRETASI

mengatakan
terasa

nyeri

karena akan melahirkan.


Pasien mengatakan nyeri
hilang
semakin

timbul

dan

lama

nyeri

tersebut
meningkat
kuantitas

semakin
dengan
yang

Penurunan kadar
progresteron, peningkatan
kadar oxytocin, keregangan
otot otot rahim, pengaruh
janin, prostaglandin yang
diberikan secara intravena,
plasenta tua
Kontraksi uterus
Dilatasi, penipisan serviks,
dan iskemik rahim
Reaksi metabolisme
anaerob

meningkat pula.
Saat pengkajian pasien
mengatakan skala nyeri
3 4 (dalam rentang
15 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1

Penumpukan asam laktat

Nyeri perut bagian bawah

Nyeri Akut

MASALAH
Nyeri Akut

nyeri 1 10).

Nyeri

dirasakan pada bagian


atas rahim. Nyeri yang
pasien rasakan seperti
ditusuk tusuk.
Nyeri mulai dirasakan
pasien

pukul

01.10

WITA
DO :
Pasien

mengalami

kontraksi

pada

abdomennya pukul 01.10


selama

20-40

sebanyak 2-3x dalam 10


menit.
Pasien tampak meringis
kesakitan dan gelisah.
Pasien

tampak

memegangi

perutnya

yang nyeri.
2.

13

DS :

April

Pasien

mengatakan

2011

cemas

terhadap

kehamilan pertamanya.
Pasien

mengatakan

belum begitu mengerti


hal-hal

yang

perlu

disiapkan untuk proses


persalinan.
DO :

Pertama kalinya mengalami


kehamilan dan persalinan
(Primigravida)
Pasien belum memiliki
pengalaman dan
pengetahuan yang adekuat
mengalami kehamilan dan
proses persalinan
Pasien bertanya tanya
mengenai kondisinya, kondisi
janinnya, dan kemajuan
proses persalinannya.

Pasien sering bertanya


tentang keadaannya dan
bayi yang ada dalam
16 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1

Menimbulkan kecemasan
selama menjelang persalinan

Ansietas

Ansietas

kandungannya

secara

verbal.
Pasien

juga

sering

bertanya

tentang

kemajuan

proses

kelahirannya

dan

tindakan medis apa saja


yang

akan

dilakukan

padanya selama proses


melahirkan
Pasien tampak gelisah,
tegang,

dan

konsentrasinya menjadi
menurun.
KALA II
NO.
1.

TGL
13

DATA

INTERPRETASI

DS :

April

Pasien mengeluh merasa

2011

Kontraksi fundus
uterus

nyeri hebat pada perut


karena

akan

segera

melahirkan.
Pasien mengatakan nyeri
terus

menerus

dan

semakin kuat.
Pasien mengatakan nyeri
ada pada skala 6 8
(rentang skala nyeri 110).
DO :
Pasien tampak meneran,
kesakitan, dan gelisah.
Pasien tampak berteriak
kesakitan
tubuh

dan

seluruh

pasien

tampak

menegang.
17 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1

Dorongan fetus ke arah


uterus dan serviks

regangan pada uterus dan


serviks meningkat

Perangansangan ujung
reseptor nyeri pada uterus
dan serviks

Nyeri Akut

MASALAH
Nyeri Akut

Pasien

berkontraksi

hebat pada abdomennya


pkl 14.50 selama >40
sebanyak 4-5x dalam 10
menit.

2.

13

DO :

April

Terjadi

2011

Fetus berada di dalam


cairan ketuban saat dalam
kandungan ibu

pemecahan

ketuban secara mekanik


oleh petugas kesehatan
pada

saat

Risiko
Aspirasi
pada Fetus

Pemecahan ketuban
secara mekanik saat
menjelang kelahiran fetus

proses

kelahiran bayi.
Ekspulsi fetus ke luar
rahim bersamaan dengan
air ketuban yang
menyertainya

Ekspulsi fetus dari uterus


ibu disertai dengan air
ketuban.

Air ketuban dapat masuk


ke dalam saluran napas
fetus
Risiko Aspirasi Pada
Fetus

3.

13

DO :

April

Tubuh fetus yang baru

2011

lahir tampak licin akibat


dilumuri air ketuban.
Adanya

penggunaan

Tubuh fetus
yg baru lahir
dilumuri air
ketuban &
kondisi bed
bersalin yg
kurang aman

tehnik paksi luar janin


selama persalinan.
Kondisi di sekitar tempat
tidur

bersalin

yang

Fetus bisa
tergelincir
atau trauma
saat lahir

Tidak
dilakukan
pemeriksaan
Leopold
sebelumnya

Kemungkinan
trjadinya
kesalahan
tehnik paksi
luar

18 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1
Risiko
Trauma Pada
Fetus

Risiko
Trauma
Pada Fetus

kurang

aman

nyaman

dan

sehingga

memungkinkan
terjadinya trauma saat
peristiwa kelahiran janin.

4.

13

DO :

April

Adanya

2011

perdarahan

fisiologis

dan

ruptur

pada perineum selama


partus

yang

dapat

Kondisi ruang
bersalin yg
kurang steril
& tehnik
persalinan yg
kurang
aseptik

Adanya
perdarahan
fisiologis &
ruptur pd
perineum
selama
partus

Risiko
Infeksi
Maternal

menjadi port the entri


dari invasi bakteri ke
tubuh ibu.
Kondisi disekitar ruang
bersalin

yang

kurang

Menjadi port the entri invasi


bakteri penyebab infeksi dr
luar

steril.
Risiko
Infeksi
Maternal

5.

13

DO :

April

Terjadinya

2011

pada

Risiko
perdarahan

pasien

selama

Perdarahan
fisiologis saat
partus

partus.
Pasien
diaphoresis
proses

mengalami
selama

Pasien
berkeringat
cukup banyak
saat partus

Kehilangan cairan
tubuh

partus

19 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1

Risiko
Kekurangan
Volume Cairan
Tubuh

Kekurangan
Volume
Cairan

berlangsung.

KALA III
NO.

TGL

DATA

INTERPRETASI

1.

13

DS :

April

Pasien mengeluh merasa

2011

nyeri pada perut karena


proses pengeluaran ari

Proses kelahiran plasenta di


kala III
Proses terlepasnya plasenta
dari endometrium

ari dari dalam rahim


pasien.
Pasien mengatakan nyeri

Terputusnya kontinuitas
jaringan

seperti ditusuk tusuk


yang terus menerus dan
semakin kuat.
Pasien mengatakan skala
nyeri 4 6 (rentang
skala nyeri 1-10).
Nyeri dikatakan pasien
paling terasa saat ari
ari
dikeluarkan

(plasenta)
dari

rahimnya.
Nyeri dikatakan masih
terasa saat ari ari
(plasenta)

dikeluarkan

pada daerah sekitar alat


kelaminnya.
DO :
Pasien tampak meringis
20 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1

Pengeluaran mediator nyeri

Rangsang nyeri di free nerve


ending

Nyeri Akut

MASALA
H
Nyeri Akut

kesakitan dan gelisah.


Seluruh tubuh pasien
tampak menegang saat
plasenta dikeluarkan dari
2.

13

uterusnya .
DO :

April

Adanya

2011

fisiologis

Risiko
Infeksi

perdarahan
dan

Kondisi
ruang
bersalin yg
kurang steril
& tehnik
persalinan
yg kurang
aseptik

ruptur

pada perineum selama


partus

yang

dapat

menjadi port the entri


dari invasi bakteri ke

Adanya
perdarahan
fisiologis &
ruptur pd
perineum
selama
partus

Maternal

tubuh ibu.
Kondisi disekitar ruang
bersalin

yang

kurang

Menjadi port the entri invasi


bakteri penyebab infeksi dr
luar

steril.

Risiko
Infeksi
Maternal

3.

13

DO :

April

Adanya

2011

Proses
pemotongan
tali pusat
pada janin

proses

pemotongan tali pusat

Peralatan
pemotongan
tali pusat yang
kurang steril

pada janin yang dapat


menjadi port the entri
dari bakteri ke tubuh
fetus.
Peralatan
digunakan

Menjadi port the entri invasi


bakteri penyebab infeksi dr luar

yang
untuk

21 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1

Risiko Infeksi Fetal

Risiko
Infeksi
Fetal

melakukan pemotongan
tali pusat yang kurang
aseptik.
4.

13

DO :

April

Terjadinya

2011

pada

perdarahan

pasien

proses

selama

Perdarahan
fisiologis saat
partus

Pasien

mengalami

diaphoresis

kelahiran

plasenta.

DS :

April

Pasien

2011

mengatakan

merasakan

terjadi

perlukaan

di

kelaminnya

alat
setelah

melahirkan.

area

Volume

Kehilangan cairan tubuh


melalui darah dan keringat

Risiko
Kekurangan
Volume Cairan
Tubuh

Terjadi ruptur pada


perineum pasien saat
partus
Terputusnya kontinuitas
jaringan kulit pasien pada
lapisan epidermis dan
dermis

DO :
Terdapat

Kekuranga

selama

proses

13

Risiko

Cairan

kelahiran

plasenta.

5.

Pasien
berkeringat
cukup banyak
saat partus

ruptur

perineum

pada
pasien

postpartum.

22 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1

Kerusakan
integritas kulit

Kerusakan
Integritas
Kulit

KALA IV
NO.
1.

TGL
13

DATA

INTERPRETASI

DS :

April

Pasien mengeluh merasa

2011

nyeri pada perut dan

Ruptur pd vulva &


terlepasnya plasenta dari
endometrium saat partus

MASALAH
Nyeri Akut

disekitar alat kelaminnya


akibat proses melahirkan
yang

baru

saja

Terputusnya kontinuitas kulit


dan jaringan

dilewatinya.
Pasien mengatakan nyeri
seperti ditusuk tusuk
yang hilang timbul.
Nyeri dikatakan muncul
seiring

Pengeluaran mediator nyeri

Rangsang nyeri di free nerve


ending

dengan

Nyeri Akut

perubahan posisi tubuh.


Pasien mengatakan skala
nyeri 3 - 4 (rentang skala
nyeri 1-10).
DO :
Pasien tampak meringis
dan gelisah saat nyeri
timbul.
Pasien

tampak

memegangi

perutnya

yang sakit.
Pasien tampak berhati
hati

saat

melakukan

Perawatan luka
Adanya
ruptur post
perdarahan
partum
fisiologis &
dilakukan secara ruptur pd
sederhana dan
perineum
sesuai dengan
selama
tingkat robekan
partus
perineum

perpindahan posisi.

2.

13

DO :

April

Adanya

2011

postpartum

Area perineum yg
lembab masih
berisi gumpalan
darah yg kotor

Risiko
ruptur
pada

Menjadi port the entri


invasi bakteri penyebab
infeksi dr luar

23 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1
Risiko
Infeksi
Maternal

Infeksi
Maternal

perineum

yang

dapat

menjadi port the entri


dari invasi bakteri ke
tubuh ibu.
Perawatan
postpartum
sesuai

ruptur
dilakukan

dengan

tingkat

robekan di perineum.

3.

13

DO :

April

Masih

2011

Post partus kala II dan III

vagina

pasien

setelah

kelahiran plasenta.
Tidak

adekuatnya

pergerakan

atau

perubahan posisi yang


dilakukan oleh pasien 6
jam pertama postpartum
untuk
kontraksi

Kekurangan

adanya

pengeluaran lochia dari

Risiko

Pasien tdk melakukan


gerakan yang adekuat 6 jam
pertama post partum

Volume
Cairan

Kontraksi uterus menurun

Perdarahan tidak
berhenti dengan segera
Kemungkinan menimbulkan
perdarahan > 500 cc

meningkatkan
uterus

dan

mengurangi perdarahan.

Risiko kekurangan
volume cairan

D. DIAGNOSA PER-KALA PERSALINAN BERDASARKAN PRIORITAS


Kala I
1) Nyeri akut yang berhubungan dengan agen cedera biologi ( kontraksi uterus ) yang
ditandai dengan pasien tampak meringis, tampak memegangi perut, penyebab nyeri
24 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1

pasien adalah kontraksi pada uterus menjelang nyerinya hilang timbul dan semakin
lama nyeri tersebut semakin meningkat dengan kuantitas yang semakin meningkat pula.,
nyeri terasa dibagian abdomen pasien, tepatnya pada fundus uteri pasien dengan skala 3
4 (rentang skala nyeri 1-10), pasien mengeluh nyeri sejak pukul 01.10 WITA.
2) Ansietas berhubungan dengan kegawatan dalam situasi atau kurangnya paparan
informasi yang berhubungan dengan pasien terlihat gelisah, konsentrasi pasien
menurun, pasien mengaku khawatir dengan proses persalinannya, pasien selalu bertanya
tentang kemajuan persalinannya, pasien bertanya mengenai kondisi janinnya, wajah
pasien tegang.
Kala II
1) Nyeri akut yang berhubungan agen cedera biologi akibat kontraksi uterus yang
ditandai dengan pasien mengeluh merasa nyeri hebat pada perut karena akan segera
melahirkan, pasien mengatakan nyeri terus menerus dan semakin kuat, pasien tampak
meneran, kesakitan, dan gelisah, pasien tampak berteriak kesakitan dan seluruh tubuh
pasien tampak menegang, nyeri pada bagian perut dengan skala 6 8 (rentang nyeri 110), nyeri pasien makin hebat pada pukul pukul 14.50 WITA dimana pasien
mengalami kontraksi hebat pada abdomennya selama > 40 sebanyak 4-5x dalam 10
menit..
2) Risiko aspirasi pada fetus berhubungan dengan masuknya air ketuban ke dalam
saluran napas fetus.
3) Risiko trauma pada fetus yang berhubungan dengan licinya tubuh fetus akibat lumuran
cairan ketuban, proses kelahiran janin pervagina, dan kondisi tempat tidur bersalin
yang kurang nyaman.
4) Risiko infeksi maternal berhubungan dengan pertahan primer yang tidak adekuat
akibat ruptur perineum dan proses persalinan pervagina.
5) Risiko kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan kehilangan cairan
melalui rute normal akibat proses kelahiran pervagina.
Kala III
1) Nyeri akut yang berhubungan dengan agen cedera biologi akibat kontraksi uterus )
yang ditandai dengan pasien mengeluh merasa nyeri pada perut karena proses
pengeluaran ari ari dari dalam rahimnya, pasien mengatakan nyeri seperti ditusuk
tusuk yang terus menerus dan semakin kuat, pasien mengatakan skala nyeri 4 6
(rentang skala nyeri 1-10), nyeri dikatakan pasien paling terasa saat ari ari
dikeluarkan dari rahimnya, pasien tampak meringis, gelisah, seluruh tubuh pasien

25 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1

tampak menegang saat plasenta dikeluarkan dari uterusnya, nyeri dikatakan masih
terasa saat ari2 dikeluarkan pada daerah sekitar alat kelaminnya.
2) Risiko infeksi maternal yang berhungan dengan pertahan primer yang tidak adekuat
akibat ruptur perineum dan proses persalinan pervagina.
3) Risiko infeksi fetal yang berhubungan dengan imunitas fetus yang belum optimal,
destruksi jaringan akibat pemotongan tali pusat, dan peningkatan paparan lingkungan.
4) Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan pertahan primer yang tidak
adekuat karena ruptur perineum akibat proses persalinan plasenta pervaginam.
5) Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan faktor mekanik akibat ruptur
perineum pada proses persalinan pervagina ditandai dengan pasien mengatakan
merasakan terjadi perlukaan di alat kelaminnya setelah melahirkan, terdapat ruptur
pada area perineum pasien postpartum.
Kala IV
1) Nyeri akut agen cedera biologi akibat kontraksi uterus yang ditandai dengan pasien
mengeluh merasa nyeri pada perut dan disekitar alat kelaminnya akibat proses
melahirkan yang baru saja dilewatinya, pasien mengatakan nyeri seperti ditusuk
tusuk yang hilang timbul, nyeri dikatakan muncul seiring dengan perubahan posisi
tubuh, pasien mengatakan skala nyeri 3 - 4 (rentang skala nyeri 1-10), pasien tampak
meringis dan gelisah saat nyeri timbul, pasien tampak memegangi perutnya yang sakit,
pasien tampak berhati hati saat melakukan perpindahan posisi.
2) Risiko infeksi maternal pertahan primer yang tidak adekuat akibat ruptur perineum
dan proses persalinan pervaginam.
3) Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan masih terjadi pengeluaran
lochia akibat adanya perlukaan pada uterus dan penurunan kontraksi uterus setelah
partus.

26 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1

27 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1

E. INTERVENSI

Kala I
Hari/

No.

Tgl
Jumat,

Dx
I

Rencana Keperawatan
Intervensi

Tujuan dan Kriteria Hasil


Setelah

diberikan

asuhan

13

keperawatan selama kala I, ibu

April

diharapkan mampu beradaptasi

2011

dengan

nyerinya

dengan

dengan kriteria hasil:

Pain Control
1. Melakukan

pengkajian

secara 1. Pengkajian terhadap nyeri yang pasien

menyeluruh terhadap nyeri yang

rasakan

pasien rasakan termasuk tentang

membantu perawat dalam menentukan

PQRST.

intervensi yang sesuai dengan kebutuhan

termasuk

PQRST-nya

dapat

pasien dan kondisi pasien.

Pain Control
Menjelaskan

faktor

penyebab nyeri, skala 5


(Consistently demonstrated)
Menggunakan teknik non

2. Kaji

kontraksi

uterus

dan

ketidaknyamanan (awitan, frekuensi,

skala

ketidaknyamanan).

pernafasan, pemberian posisi dan

lakukan back massage.


(Consistently demonstrated)
4. Lakukan perubahan posisi sesuai
dengan keinginan ibu, jika ingin
tetap di tempat tidur anjurkan untuk
miring ke kiri.
29 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1

2. Untuk mengetahui kemajuan persalinan


dan ketidaknyamanan yang dirasakan ibu.

durasi, intensitas, dan gambaran

analgetik untuk beradaptasi 3. Ajarkan metode pereda nyeri yang


ada seperti relaksasi, pola
dengan nyeri yang pasien
rasakan,

Rasional

3. Memungkinkan ibu memiliki lebih banyak


alternative untuk beradaptasi terhadap
nyeri yang dirasakannya.
4. Nyeri persalinan bersifat sangat individual
sehingga posisi nyaman tiap individu akan
berbeda, miring kiri dianjurkan karena
memaksimalkan curah jantung ibu.

Jumat,
13
April
2011

II

Setelah

dilakukan

asuhan Anxiety Reduction


1. Observasi adanya tanda tanda 1. Pengungkapan kecemasan secara langsung
keperawatan selama kala I,
cemas/ansietas baik secara verbal
tentang kecemasan dari pasien, dapat
diharapkan ansietas/kecemasan
maupun nonverbal.
menandakan level cemas pasien.
pasien
terhadap
proses
persalinannya

dapat

teratasi

dengan kriteria hasil :


Anxiety Level
Mengatakan secara verbal

2. Bantu pasien untuk mengidentifikasi 2. Agar


situasi

yang

dapat

menstimulus

3. Jelaskan segala informasi mengenai

(none)
Mengatakan secara verbal

proses persalinan dan kemajuan

(none)
Kepanikan, skala 5 (none)
Anxiety Self Control
Mampu

mengurangi

penyebab cemas, skala 5


( Consistently demonstrated
)
Mengontrol respon cemas,
skala

Consistently

demonstrated )
30 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1

dapat

mengatasi

dan

menanggulangi kecemasan pasien.

kecemasan.

tentang kecemasan, skala 5

tentang ketakutan, skala 5

pasien

persalinan

yang

pasien

sedang

3. Menambah
persalinan
pasien,

dan

sehingga

pengertian

hadapi.

wawasan

pasien

kemajuan
dapat

pasien

proses

persalinan

meningkatkan

tentang

proses

persalinan serta mengurangi kecemasan


4. Ajarkan

pasien

teknik

seperti menarik nafas dalam.

relaxasi,

pasien.
4. Teknik

relaxasi

dapat

ketenangan pada pasien.

memberi

efek

Kala II
Hari/

No.

Tangg

Dx

al
Jumat,

13
April
2011

Rencana Keperawatan
Intervensi

Tujuan dan Kriteria Hasil


Setelah

Rasional

diberikan

asuhan Pain Control


1. Melakukan
pengkajian
secara 1. Pengkajian terhadap nyeri yang pasien
keperawatan selama kala II,
menyeluruh terhadap nyeri yang
rasakan termasuk PQRST-nya dapat
ibu
diharapkan mampu
pasien rasakan termasuk tentang
membantu perawat dalam menentukan
beradaptasi dengan nyerinya
PQRST.
intervensi yang sesuai dengan kebutuhan
dengan dengan kriteria hasil:
pasien dan kondisi pasien.
Pain Control
2. Kaji
kontraksi
uterus
dan
2. Untuk mengetahui kemajuan persalinan
Menjelaskan
faktor
ketidaknyamanan (awitan, frekuensi,
dan ketidaknyamanan yang dirasakan ibu.
penyebab nyeri, skala 5
durasi, intensitas, dan gambaran
(Consistently demonstrated)
ketidaknyamanan).
3. Memungkinkan
ibu
lebih
banyak
Menggunakan teknik non
alternative untuk beradaptasi terhadap
analgetik untuk beradaptasi 3. Ajarkan metode pereda nyeri yang
dengan nyeri yang pasien

ada seperti relaksasi, pola

rasakan,

pernafasan, pemberian posisi dan

skala

(Consistently demonstrated)

nyeri yang dirasakan ibu.

lakukan back massage.


4. Nyeri persalinan bersifat sangat individual
4. Berikan

dukungan

dari

orang

terdekat pasien, seperti suami atau


31 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1

sehingga posisi nyaman tiap individu akan


berbeda, kehadiran orang terdekat dapat

ibu pasien.

meningkatkan timbulnya rasa nyaman


pada pasien.

Jumat,
13
April
2011

II

Setelah

diberikan

asuhan Aspiration Precaution


1. Identifikasi faktor yang dapat
keperawatan selama kala II
menyebabkan terjadinya aspirasi
diharapkan
tidak
terjadi
pada fetus saat partus.
aspirasi pada fetus dengan

penyebab terjadinya aspirasi sejak awal


maka dapat mencegah terjadinya aspirasi
pada fetus dan memberikan intervensi

kriteria hasil :
Aspiration Precaution
Perawat

dapat

mengidentifikasi

faktor

penyebab

1. Dengan mengetahui faktor faktor

2. Pantau adanya tanda tanda aspirasi


pada fetus.

yang tepat.
2. Adanya sianosis,

chokking,

denyut

jantung fetus <100 x/mnt, megap


megap,

terjadinya

dan

tidak

adanya

refleks

menangis menandakan terjadinya aspirasi

( Consistently demonstrated

pada fetus. Dengan mengetahui tanda

aspirasi,

tanda tersebut maka perawat dapat

)
Faktor
aspirasi
skala

skala

risiko

penyebab

dapat

dihindari,

demonstrated )
Menggunakan
untuk

3. Pantau tingkat kesadaran dan adanya


refleks pada fetus.

Consistently
4. Perhatikan bersihan dan pertahankan
strategi

kepatenan jalan napas.

terjadinya risiko, skala 5

32 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1

misalnya suction.
3. Penurunan tingkat kesadaran dan refleks
pada

fetus

dapat

mengindikasikan

terjadinya aspirasi.

mengontrol

( Consistently demonstrated

memberikan intervensi dengan segera,

4. Untuk mengetahui adanya obstruksi pada


5. Persiapkan peralatan suction.

jalan napas fetus baik karena lendir

)
Risk Detection
Mengenali tanda tanda
dan

simptom

maupun air ketuban. Dengan bersihnya


jalan napas maka kepatenan jalan napas
dapat dipertahankan.

yang

5. Mengantisipasi

mengindikasikan terjadinya
risiko

aspirasi,

skala

bila

terjadi

aspirasi

ketuban pada fetus selama proses partus

berjalan.

( Consistently demonstrated
)
Jumat,
13
April
2011

III

Setelah

dilakukan

asuhan Surveilance : Safety


1. Monitor
potensial
keamanan 1.
Keamanan bed yang
keperawatan selama kala II,
lingkunngan pada saat proses
aman dan nyaman turut mendukung
diharapkan tidak terjadi trauma
persalinan.
penurunan risiko trauma.
pada fetus dengan kriteria
hasil:
Risk Control
Pengetahuan

2. Awali dan pertahankan pencegahan 2. Mempertahankan


terhadap

peningkatan faktor resiko,


skala

Consistently

demonstrated )
Monitor
tingkah

laku

status fetus yang memiliki risiko

peningkatan status risiko pasien dapat

tinggi trauma.

membantu fetus terhindar dari risiko


trauma.

3. Melakukan

pemeriksaan

leopold

sebelum persalinan berlangsung.

sebagai faktor risiko, skala


5

Consistently

demonstrated )
33 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1

pencegahan

3. Pemeriksaan leopold untuk menentukan


letak pungggung dan kepala, sehingga
dapat membantu petugas kesehatan untuk

4. Berikan tepat/bed yang

nyaman

memilih

arah

yang

pemutaran paksi luar.

tepat

dalam

Modifikasi tindakan untuk

untuk proses bersalin.

4. Bed yang nyaman dan lembut dapat

menghindari trauma dapa fetus jika


menurunkan faktor risiko, 5. Sangga fetus dengan kain pengalas
terjadi benturan pada fetus.
skala 5 ( Consistently
steril saat seluruh tubuh fetus telah
5. Menyangga fetus saat lahir dengan kain
demonstrated )
terekspulsi dari vulva ibu.
pengalas steril dapat menurunkan risiko
Pengembangan
strategi
trauma yang terjadi pada fetus akibat
efektif untuk kontrol risiko,
skala
Jumat

tergelincirnya fetus yang masih licin

Consistently

karena lumuran cairan ketuban.

demonstrated )
Setelah
dilakukan

April

asuhan Infection control


1. Pertahankan kebersihan lingkungan 1. Lingkungan bersih mengurangi risiko
keperawatan selama kala II,
sekitar pasien.
invasi bakteri penyebab infeksi.
diharapkan infeksi
tidak

2011

terjadi dengan kriteria hasil :

/13

IV

2. Lakukan cuci tangan dengan baik dan 2. Mencuci tangan dengan teknik yang

Risk Control : Infection

benar

process

melakukan tindakan dalam proses

kuman dari tangan ke daerah persalinan

Mampu mengidentifikasi

persalinan pada pasien.

yang ruptur.

tanda tanda munculnya


infeksi, skala 5 (consistenly
demonstrated)
Mempertahankan kondisi
lingkungan sekitar pasien
agar tetap bersih, skala 5
34 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1

sebelum

dan

sesudah

benar

dapat

menghindari

transmisi

3. Gunakan alat alat medis yang streril 3. Peralatan yang steril mampu mencegah
dalam menolong persalinan.
4. Lakukan

tindakan

timbulnya infeksi selama pesalinan.


pertongan 4. Teknik aseptik yang digunakan petugas

persalinan dengan teknik aseptik.

kesehatan dalam menolong persalinnan


mampu

membantu

pasien

dalam

(consistenly demonstrated)
Mencuci tangan yang baik
dan benar saat sebelum dan

mencegah infeksi selama pesalinan


5. Kolaborasi

pemberian

antibiotic sesuai indikasi.

sesudah melakukan

profilaksis 5. antibiotic yang tepat dapat mengurangi


replikasi bakteri.

tindakan, skala 5
(consistenly demonstrated)
Mempraktikkan tindakan
medis dengan teknik aseptik
yang dapat melindungi
pasien dari infeksi, skala 5
Jumat
/13

(consistenly demonstrated)
Setelah
dilakukan
asuhan Bleeding Reduction
1. Identifikasi penyebab perdarahan.
keperawatan selama kala II,

April

diharapkan

tidak

terjadi

2011

kekurangan

volume

cairan

dengan kriteria hasil :


Risk Control
Pengetahuan
terhadap
peningkatan faktor resiko,
skala

Consistently

demonstrated )
Monitor
tingkah

1. Melihat penyebab lain perdarahan selain


perdarahan fisiologis saat persalinan.

2. Monitor jumlah dan perdarahan yang


keluar secara normal pada proses
persalinan.
3. Pantau

adanya

2. Memantau terjadinya perdarahan yang


berlebihan

saat

proses

persalihan/kelahiran janin.
penyulit

pada

persalinan, misal plsenta previa.

3. Penyulit pada persalinan dapat sebagai


faktor risiko terjadinya perdahan yang
abnormal sehingga memicu terjadinya

laku

35 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1

4. Mengurangi tindakan medis yang

kekurangan volume cairan.

sebagai faktor risiko, skala

memungkinkan terjadinya perlukaan

yang berlebih pada area vagina dan

Consistently

demonstrated )
Pengembangan
5

tingkat

strategi

volume cairan, seperti mukosa mulut

demonstrated ).
Risk Detection
Mengenali tanda dan gejala
yang

kering, kelemahan, TD menurun, dll.

mengindikasikan
skala

perdarahan,

5. Terjadinya

sebagai

indikasi

Dx

al
36 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1

yang

pengambilan

penangan yang cepat pada pasien.

Tujuan dan Kriteria Hasil

kondisi

tindakan medis yang emergensi sebagai

Kala III
Tangg

dapat

menunjukkan kekurangan volume cairan

No.

sehingga

penurunan

( Consistently demonstrated

Hari/

bagian

cairan.

dapat

risiko kekurangan volume


cairan,

pada

memunculkan risiko kekurangan volume

Consistently 5. Pantau adanya tanda kekurangan

perlukaan

vagina dan perineum dapat menambah

perineum.

efektif untuk kontrol risiko,


skala

4. Penambahan

Rencana Keperawatan
Intervensi

Rasional

Jumat,

13
April
2011

Setelah

diberikan

asuhan Pain Control


1. Melakukan
pengkajian
secara
keperawatan selama kala III,
menyeluruh terhadap nyeri yang
ibu
diharapkan mampu
pasien rasakan termasuk tentang
beradaptasi dengan nyerinya
PQRST.
dengan dengan kriteria hasil:

rasakan

termasuk

PQRST-nya

dapat

membantu perawat dalam menentukan


intervensi yang sesuai dengan kebutuhan
pasien dan kondisi pasien.

Pain Control
Menjelaskan

faktor

penyebab nyeri, skala 5


(Consistently demonstrated)
Menggunakan teknik non

2. Kaji

kontraksi

uterus

dan

ketidaknyamanan (awitan, frekuensi,


durasi, intensitas, dan gambaran

skala

(Consistently demonstrated)

2. Untuk mengetahui kemajuan persalinan


dan ketidaknyamanan yang dirasakan
ibu.

ketidaknyamanan).
3. Memungkinkan

analgetik untuk beradaptasi 3. Ajarkan metode pereda nyeri yang


ada seperti relaksasi, pola
dengan nyeri yang pasien
rasakan,

1. Pengkajian terhadap nyeri yang pasien

ibu

memiliki

lebih

banyak alternative untuk beradaptasi


terhadap nyeri yang dirasakannya.

pernafasan, pemberian posisi dan


lakukan back massage.
4. Berikan

dukungan

dari

orang

terdekat pasien, seperti suami atau


ibu pasien.

4. Nyeri

persalinan

bersifat

sangat

individual sehingga posisi nyaman tiap


individu akan berbeda, kehadiran orang
terdekat dapat meningkatkan timbulnya

Jumat,
13

II

rasa nyaman pada pasien.


asuhan Infection control
1. Pertahankan kebersihan lingkungan 1. Lingkungan bersih mengurangi risiko
keperawatan selama kala III,
Setelah

dilakukan

37 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1

April

diharapkan

infeksi

tidak

2011

terjadi dengan kriteria hasil :


Risk Control : Infection
process
Mampu mengidentifikasi
tanda tanda munculnya
infeksi, skala 5 (consistenly
demonstrated)
Mempertahankan kondisi
lingkungan sekitar pasien

sekitar pasien.

invasi bakteri penyebab infeksi.

2. Lakukan cuci tangan dengan baik dan 2. Mencuci tangan dengan teknik yang

benar

sebelum

dan

sesudah

dan benar saat sebelum dan


sesudah melakukan
tindakan, skala 5
(consistenly demonstrated)
Mempraktikkan tindakan
medis dengan teknik aseptik
yang dapat melindungi
pasien dari infeksi, skala 5
38 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1

dapat

menghindari

transmisi

melakukan tindakan dalam proses

kuman dari tangan ke daerah persalinan

persalinan pada pasien.

yang ruptur.

3. Gunakan alat alat medis yang streril 3. Peralatan yang steril mampu mencegah
dalam menolong persalinan.
4. Lakukan

tindakan

timbulnya infeksi selama pesalinan.


pertongan 4. Teknik aseptik yang digunakan petugas

persalinan dengan teknik aseptik.

agar tetap bersih, skala 5


(consistenly demonstrated)
Mencuci tangan yang baik

benar

kesehatan dalam menolong persalinnan


mampu

5. Kolaborasi

pemberian

antibiotic sesuai indikasi.

profilaksis

membantu

pasien

dalam

mencegah infeksi selama pesalinan


5. antibiotic yang tepat dapat mengurangi
replikasi bakteri.

April

(consistenly demonstrated)
Setelah
dilakukan
asuhan Infection control
1. Pertahankan kebersihan lingkungan 1. Lingkungan bersih mengurangi risiko
keperawatan selama kala III,
sekitar fetus.
invasi bakteri penyebab infeksi.
diharapkan infeksi
tidak

2011

terjadi

Jumat,
13

III

pada

fetus

dengan 2. Lakukan cuci tangan dengan baik dan 2. Mencuci tangan dengan teknik yang

kriteria hasil :

benar

Risk Control : Infection

melakukan tindakan dalam proses

kuman dari tangan ke daerah ujung

process

pemotongan tali pusat.

tempat pemotongan tali pusat fetus.

Mampu mengidentifikasi
tanda tanda munculnya

sebelum

dan

sesudah

lingkungan sekitar pasien

dalam pemotongan tali pusat.

dan benar saat sebelum dan


sesudah melakukan
tindakan, skala 5
(consistenly demonstrated)
Mempraktikkan tindakan
39 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1

menghindari

transmisi

timbulnya infeksi selama pemotongan


tali pusat.

4. Lakukan tindakan pemotongan tali


pusat dengan teknik aseptik.

4. Teknik aseptik yang digunakan petugas


kesehatan dalam memotong tali pusat
mampu

agar tetap bersih, skala 5


(consistenly demonstrated)
Mencuci tangan yang baik

dapat

3. Gunakan alat alat medis yang streril 3. Peralatan yang steril mampu mencegah

infeksi, skala 5 (consistenly


demonstrated)
Mempertahankan kondisi

benar

pasien

dalam

mencegah infeksi yang dapat terjadi pada

Wound care
1. Luka

membantu

dibersihkan

dan

diganti

dressingnya minimal 1 x sehari.

fetus.
1. lingkungan luka yang bersih menurunkan
risiko invasi bakteri.

2. Pertahkan

teknik

membersihkan luka.

steril

dalam

2. Teknik steril dalam perawatan luka


mencegah transmisi kuman dari tangan

medis dengan teknik aseptik

perawat ke area luka.

yang dapat melindungi


pasien dari infeksi, skala 5
(consistenly demonstrated)
Jumat,
13

IV

Setelah

3. Ajarkan kepada ibu tentang tanda dan

gejala infeksi.

diharapkan

tidak

terjadi

2011

kekurangan

volume

cairan

dengan kriteria hasil :


Risk Control
Pengetahuan
terhadap
peningkatan faktor resiko,
5

Consistently

demonstrated )
Monitor
tingkah

laku

sebagai faktor risiko, skala


(

Consistently

demonstrated )
Pengembangan

strategi

1. Melihat penyebab lain perdarahan selain


perdarahan

Consistently

40 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1

fisiologis

saat

persalinan/kelahiran plasenta.
2. Monitor jumlah dan perdarahan yang
keluar secara normal pada proses
persalinan.
3. Pantau
adanya

2. Memantau terjadinya perdarahan yang


berlebihan

penyulit

pada

persalinan, misal plsenta previa.

saat

proses

persalihan/kelahiran plasenta.
3. Penyulit pada persalinan dapat sebagai
faktor risiko terjadinya perdahan yang
abnormal sehingga memicu terjadinya

4. Mengurangi tindakan medis yang


memungkinkan terjadinya perlukaan
yang berlebih pada area vagina dan
perineum.

efektif untuk kontrol risiko,


skala

tanda infeksi sehingga dapat melaporkan

dilakukan

April

tanda-

dengan segera kepada perawat.

asuhan Bleeding Reduction


1. Identifikasi penyebab perdarahan.
keperawatan selama kala III,

skala

3. Pasien dapat mengidentifikasi

kekurangan volume cairan.


4. Penambahan

perlukaan

pada

bagian

vagina dan perineum dapat menambah


tingkat

perdarahan,

sehingga

dapat

memunculkan risiko kekurangan volume


5. Pantau adanya tanda kekurangan

cairan.

demonstrated ).

volume cairan, seperti mukosa mulut

Risk Detection
Mengenali tanda dan gejala
yang

kering, kelemahan, TD menurun, dll.

dapat

kondisi

yang

sebagai

indikasi

pengambilan

tindakan medis yang emergensi sebagai

risiko kekurangan volume


skala

penurunan

menunjukkan kekurangan volume cairan

mengindikasikan

cairan,

5. Terjadinya

penangan yang cepat pada pasien.

( Consistently demonstrated
Jumat,
April

asuhan Perineal Care


1. Pantau keadaan ruptur/kerusakan
keperawatan selama kala III,
integritas kulit pasien.
diharapkan
kerusakan

2011

integritas kulit yang pasien

13

)
Setelah

rasakan

dilakukan

dapat

berkurang

dengan kriteria hasil :


Tissue Integrity : Skin &

2. Bantu pasien untuk membersihkan


area perineum pasien dengan benar
dan dengn teknik steril.

memberikan

awal

tindakan

sebelum
keperawatan

2. Ruptur perineum pasca persalinan harus


dirawat dengan benar dan steri untuk
mencegah infeksi dan mempercepat
penyembuhan

3. Jaga agar perineum tetap kering.


compromised )
Elastisitas mukosa, skala

(not compromised )
Mocus membran lesion, 4. Berikan

41 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1

kajian

selanjutnya.

Mocus Membranes
Integritas kulit, skala 5 ( not

skala 5 ( none )

1. Sebagai

perlukaan/ruptur

pada

area perineum.
3. Lingkungan yang lembab dapat sebagai
media yang baik untuk pertumbuhan

pasien

perawatan

luka

sederhana tapi steril, misalnya dengan

bakteri dan mempermudah terjadinya


peningkatan iritasi.

pengolesan

betadin

pada

bagian

perineum yang mengalami ruptur.

4. Pemberian betadin pada daerah pada


perineum yang ruptur dapat membantu
mempercepat penyembuhan ;uka ruptur
danmempertahankan

perineum

tetap

bersih dan steril.


Kala IV
Hari/

No.

Tangg

Dx

al
Jumat,

Rencana Keperawatan
Intervensi

Tujuan dan Kriteria Hasil


Setelah

diberikan

asuhan

13

keperawatan selama kala IV,

April

nyeri yang ibu rasakan dapat

2011

terkontrol

atau

berkurang

dengan dengan kriteria hasil:

Pain Control
1. Melakukan

pengkajian

secara

1. Pengkajian terhadap nyeri yang pasien

menyeluruh terhadap nyeri yang

rasakan

pasien rasakan termasuk tentang

membantu perawat dalam menentukan

PQRST.

intervensi yang sesuai dengan kebutuhan

termasuk

PQRST-nya

dapat

pasien dan kondisi pasien.

Pain Control
Menjelaskan

Rasional

faktor

penyebab nyeri, skala 5


(Consistently demonstrated)
Menggunakan teknik non

2. Kaji

kontraksi

uterus

dan

ketidaknyamanan (awitan, frekuensi,


durasi, intensitas, dan gambaran
ketidaknyamanan).

analgetik untuk mengurangi 3. Ajarkan metode pereda nyeri yang


42 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1

2. Ada tidaknya kontraksi uterus pada kala


IV turut menentukan ada tidaknya lochia
dan

turut

kontraksi.

memperpanjang

waktu

nyeri, skala 5 (Consistently

ada seperti relaksasi, pola

demonstrated)

pernafasan, pemberian posisi dan

Menggunakan

analgetik

sesuai rekomendasi, skala 5


(Consistently demonstrated)
Pain Level
Pelaporan nyeri, skala 5

3. Memungkinkan

lebih

alternative

untuk

lakukan back massage.


4. Lakukan perubahan posisi sesuai

mengurangi rasa nyeri yang dirasakan.


4. Nyeri
persalinan
bersifat
sangat

dengan keinginan ibu, jika ingin

individual sehingga posisi nyaman tiap

tetap di tempat tidur anjurkan untuk

individu

miring ke kiri dan ke kanan.

dianjurkan karena memaksimalkan curah

5. Berikan lingkungan yang nyaman,

(none)

banyakmemiliki

ibu

misalnya

tingkat

kebisingan,

pencahayaan, suhu ruangan.


6. Kolaboratif

dalam

pemberian

akan

berbeda,

miring

kiri

jantung ibu.
5. Menurunkan reaksi terhadap stimulasi
dari luar atau sensivitas pada cahaya dan
meningkatkan istirahat/relaksasi.

analgetik, kortikosteroid atau steroid 6. Mengurangi rasa nyeri pada area yang
baik topical maupun local.
Pain Level
1. Kaji skala nyeri serta faktor yang
memperberat nyeri pasien.

sakit.

1. Nyeri sebagai pengalaman subjektif dan

harus digambarkan oleh pasien. Bantu


pasien untuk menilai nyeri dengan
membandingkannya dengan pengalaman
lain

Jumat,

II

Setelah

dilakukan

asuhan Infection control

43 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1

13

keperawatan selama kala IV, 1. Pertahankan kebersihan lingkungan 1. Lingkungan bersih mengurangi risiko

April

diharapkan

infeksi

tidak

2011

terjadi dengan kriteria hasil :


Risk Control : Infection
process
Mampu mengidentifikasi
tanda tanda munculnya
infeksi, skala 5 (consistenly
demonstrated)
Mempertahankan kondisi
lingkungan sekitar pasien
agar tetap bersih, skala 5
(consistenly demonstrated)
Mencuci tangan yang baik
dan benar saat sebelum dan
sesudah melakukan
tindakan, skala 5
(consistenly demonstrated)
Mempraktikkan tindakan

sekitar pasien.

invasi bakteri penyebab infeksi.

2. Lakukan cuci tangan dengan baik dan 2. Mencuci tangan dengan teknik yang

benar

sebelum

melakukan

dan

tindakan

sesudah

medis

pada

pasien.
3. Lakukan

dapat

menghindari

transmisi

kuman dari tangan ke daerah persalinan


yang ruptur.

tindakan

pertongan 3. Teknik aseptik yang digunakan petugas

persalinan dengan teknik aseptik.

kesehatan dalam merawatpasien mampu


membantu

pasien

dalam

mencegah

infeksi selama pesalinan


4. Kolaborasi

pemberian

profilaksis

antibiotic sesuai indikasi.

4. Antibiotic yang tepat dapat mengurangi


replikasi bakteri.

5. Cek tanda-tanda vital pasien seperti

(temperature).
Perineal Care
1. Pantau keadaan ruptur perineum pada
pasien.

5. Peningkatan

dan dengn teknik steril.

suhu

tubuh

pasien

menandakan terjadinya infeksi.


1. Sebagai
memberikan

medis dengan teknik aseptik 2. Bantu pasien untuk membersihkan


area perineum pasien dengan benar
yang dapat melindungi
44 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1

benar

kajian

awal

tindakan

sebelum
keperawatan

selanjutnya.
2. Ruptur perineum pasca persalinan harus
dirawat dengan benar dan steril untuk

pasien dari infeksi, skala 5

mencegah infeksi dan mempercepat

(consistenly demonstrated)

penyembuhan
3. Jaga agar perineum tetap kering.

perlukaan/ruptur

pada

area perineum.
3. Lingkungan yang lembab dapat sebagai

4. Berikan
sederhana

pasien
tapi

perawatan
steril,

luka

misalnya

dengan pengolesan betadin pada


bagian perineum yang mengalami
ruptur.

media yang baik untuk pertumbuhan


bakteri dan mempermudah terjadinya
peningkatan iritasi.
4. Pemberian betadin pada daerah pada
perineum yang ruptur dapat membantu
mempercepat penyembuhan luka ruptur
dan mempertahankan perineum tetap
bersih dan steril.

Jumat,
13
April
2011

III

Setelah

dilakukan

asuhan Bleeding Reduction : Postpartum

keperawatan selama kala IV, Uterus


1. Lakukan pemberian masase pada pundus
1. Pantau adanya perdarahan pada kala
diharapkan
tidak
terjadi
uteri untuk meningkatkan kontraksi
IV/setelah kelahiran plasenta.
kekurangan volume cairan
uterus, sehingga pengeluaran darah
dengan kriteria hasil :
pervagina dapat menurun.
Risk Control
Pengetahuan
terhadap 2. Observasi karakteristik pengeluaran 2. Pengeluaran lochia yang banyak dan
lochia ( warna, volume, gumpalan )
peningkatan faktor resiko,
berlangsung
lama
menunjukkan

45 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1

skala

Consistently

demonstrated )
Monitor
tingkah

laku

sebagai faktor risiko, skala


5

kontraksi uterus tidak berjalan dengan


3. Timbang/perkirakan

banyaknya

perdarahan yang keluar.

3. Jika perdarahan yang keluar > 500 ml


berarti sedah menunjukkan perdarahan

Consistently

demonstrated )
Pengembangan

strategi

pervagina yang abnormal.


4. Monitor TTV pada ibu.
4. Penurunan nilai TTV terutama tekanan

efektif untuk kontrol risiko,


skala

darah, dapat sebagai tanda kekurangan

Consistently
5. Kolaborasi Pemberian cairan fisiologi

demonstrated ).
Risk Detection
Mengenali tanda dan gejala

tubuh.

pemberian
yang mengindikasikan risiko 6. Kolaborasi
melalui IV atau IM
kekurangan volume cairan,
skala

Consistently

demonstrated )

baik.

volume cairan.
5. Pemberian cairan fisiologis tubuh dapat
membantu

oksitosin

mencegah

kekurangan volume cairan.


6. Pemberian oksitosin dapat meningkatkan
kontraksi
memungkinkan

uterus,
penurunan

volume darah yang keluar.


F. IMPLEMENTASI
Implementasi yang diberikan kepada pasien postpartum dilaksanakan sesuai dengan intervensi keperawatan yang telah dibuat.
G. EVALUASI
Kala I
46 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1

terjadinya

sehingga
jumlah

No. Hari/Tgl
Jam
1
Jumat, 13 17.30
April 2011

WITA

No. Dx
I

Respon Pasien
S:
Pasien mengatakan sudah bisa beradaptasi dengan sakit pada perutnya karena
akan segera melahirkan.
Pasien mengatakan masih merasakan nyeri di perutnya yang hilang timbul dan
semakin lama nyeri tersebut semakin meningkat dengan kuantitas yang
meningkat pula.
Pasien mengatakan telah menggunakan back masase untuk beradaptasi dengan
nyeri yang pasien rasakan
Pasien mengatakan skala nyeri meningkat menjadi 6-8 (dalam rentang nyeri 1
10). Nyeri dirasakan pada bagian atas rahim. Nyeri yang pasien rasakan
seperti ditusuk tusuk.
Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan tidak bisa ditahannya saat menjelang
dan saat kelahiran bayinya.
O:
Pasien secara verbal menjelaskan faktor penyebab nyeri dan hal hal yang
dapat meningkatkan serta yang mampu membuat pasien beradaptasi dengan
nyeri yang pasien rasakan
Pasien masih mengalami nyeri dan puncak kontraksinya pada abdomennya
pada pukul 14.35 WITA karena pasien akan memasuki kala II dari persalinan.

47 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1

TTD
Perawat

Pasien tampak meringis kesakitan dan gelisah.


TD = 110/70 mmHg, N = 88 x/mnt, S = 36,5OC, RR = 20 x/mnt
A : Tujuan tercapai sebagian.
P : Lanjutkan intervensi 1, 2 dan 3 pada kala II.
2

Jumat,

13 17.30

April 2011

WITA

II

Perawat

S:
Pasien mengatakan kecemasannya akan persalinan sudah berkurang berkat
penjelasan yang diberikan perawat kepadanya mengenai proses persalinan.
Pasien mengatakan dapat memahami penjelasan yang diberikan perawat
mengenai hal hal yang perlu disiapkan untuk proses persalinan.
Pasien mengatakan akan mempercayakan sepenuhnya proses persalinannya
kepada tim medis yang sedang membantunya.
O:
Pasien tampak lebih tenang dan dapat berkonsentrasi pada proses
persalinannya setelah diberikan HE mengenai proses persalinan oleh perawat.
Pasien tidak bertanya tanya lagi tentang kemajuan proses kelahirannya dan
tindakan medis apa saja yang akan dilakukan padanya selama proses
melahirkan karena sudah memahami penjelasan yang diberikan perawat
mengenai proses persalinan yang akan dilaluinya.
A : Tujuan tercapai.

48 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1

P : Pertahankan kondisi pasien.


Kala II
No. Hari/Tgl
Jam
1
Jumat, 13 17.30
April 2011

WITA

No. Dx
I

Respon Pasien

TTD
Perawat

S:
Pasien mengatakan sudah bisa beradaptasi dengan sakit pada perutnya karena
sedang melahirkan anak pertamanya.
Pasien mengatakan sekarang masih merasakan nyeri di perutnya yang hilang
timbul tetapi dengan skala yang lebih rendah yaitu 4 6 (rentang skala nyeri 110).
Pasien mengatakan skala nyeri meningkat menjadi 6-8 (dalam rentang nyeri 1
10) seiring dengan menjelang dan saat kelahiran fetus. Nyeri dirasakan pada
bagian atas rahim. Nyeri yang pasien rasakan seperti ditusuk tusuk.
Pasien

mengatakan

mengetahui

tentang

penyebab

dan

faktor

yang

meningkatkan rasa nyerinya.


O:
Pasien masih mengalami nyeri pada abdomennya pada pukul 15.05 WITA
karena pasien akan memasuki kala III dari persalinan.
Pasien tampak sudah berhenti meneran setelah fetus dikeluarkan.
Pasien masih tampak meringis kesakitan dan gelisah.
A : Tujuan tercapai sebagian.
49 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1

P : Lanjutkan intervensi semua pada kala III.


2

Jumat,

13 17.30

April 2011

II

Perawat

O:
Cairan ketuban tidak teraspirasi ke dalam saluran pernapasan fetus saat proses

WITA

kelahiran.
Fetus tidak menunjukkan adanya tanda tanda terjadinya aspirasi, seperti :
sianosis, chokking, megap megap, selama proses partus.
Refleks menangis fetus positif.
Denyut jantung fetus normal 120 x/mnt.
A : Tujuan tercapai.
P : Pertahankan kondisi pasien.
2

Jumat,

13 17.30

April 2011

WITA

III

O:
Tubuh fetus yang baru lahir tampak licin akibat dilumuri air ketuban. Perawat
sudah menyangga bayi menggunakan kain penyangga sehingga fetus tidak
berisiko tergelincir.
Tehnik tehnik paksi luar selama persalinan berjalan lancar karena dilakukan
dengan hati hati dimana arah kepala janin sudah diarahkan sesuai dengan
arah punggung janin oleh perawat dan pemeriksaan leopold sudah dilakukan
sebelumnya.
Kondisi di sekitar tempat tidur bersalin sudah dibuat seaman dan senyaman

50 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1

Perawat

mungkin sehingga fetus terhindar dari trauma saat peristiwa kelahiran.


A : Tujuan tercapai.
3.

Jumat,

13 17.30

April 2011

IV

P : Pertahankan kondisi pasien.


O:

Perawat

Adanya perdarahan fisiologis yang masih dalam batas normal pada pasien dan

WITA

ruptur pada perineum yang minimal selama partus.


Kondisi disekitar ruang bersalin yang masih kurang steril.
Perawat sudah mencuci tangan dan melakukan pertolongan persalinan dengan
tehnik yang aseptik.
A : Tujuan tercapai sebagian.
4.

Jumat,

13 17.30

April 2011

WITA

P : Lanjutkan semua intervensi di kala III.


O:
Terjadinya perdarahan yang fisiologis dan masih dalam batas normal pada
pasien selama partus ( 200cc).
Pasien tidak berkeringat yang berlebihan selama proses partus berlangsung.
Mukosa bibir pasien masih lembab, turgor kulit pasien baik, anemis (-),
tekanan darah pasien masih dalam batas normal 110/80 mmHg dan tidak
terdapat tanda tanda kekurangan volume cairan lainnya pada pasien.
A : Tujuan tercapai.
P : Pertahankan kondisi pasien.

51 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1

Perawat

Kala III
No. Hari/Tgl
Jam
1
Jumat, 13 17.30
April 2011

No. Dx
I

Respon Pasien
S:

TTD
Perawat

Pasien mengatakan masih merasa nyeri pada perut dan disekitar alat

WITA

kelaminnya karena proses melahirkan yang baru saja dilewatinya.


Pasien mengatakan nyeri seperti ditusuk tusuk yang hilang timbul.
Pasien mengatakan skala nyeri berkurang menjadi 3 - 4 (rentang skala nyeri 110).
Pasien mengatakan tahu tentang hal yang menyebabkan dan faktor yang
mencetuskan rasa nyeri yang pasien rasakan.
O:
Pasien masih tampak meringis dan gelisah saat nyeri timbul yaitu saat pasien
melakukan perubahan posisi.
Pasien tampak memegangi perutnya yang sakit.
Pasien tampak berhati hati saat melakukan perpindahan posisi.
A : Tujuan tercapai sebagian.
2

Jumat,

13 17.30

April 2011

WITA

II

P : Lanjutkan semua intervensi pada kala IV.


O:
Adanya perdarahan fisiologis yang masih dalam batas normal pada pasien dan
ruptur pada perineum yang minimal selama partus.
Kondisi disekitar ruang bersalin yang masih kurang steril.
Perawat sudah mencuci tangan dan melakukan pertolongan persalinan dengan
tehnik yang aseptik.

52 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1

Perawat

A : Tujuan tercapai sebagian.


3.

Jumat,

13 17.30

April 2011

III

P : Lanjutkan semua intervensi di kala IV.


O:

Perawat

Peralatan yang digunakan untuk melakukan pemotongan tali sudah disterilkan

WITA

sebelumnya.
Perawatan tali pusat fetus dudah dilakukan perawat dengan tehnik yang
aseptik.
Perawat telah memberikan informasi kepada pasien mengenai tanda tanda
infeksi tali pusat fetus pada ibu dan keluarga.
A : Tujuan tercapai.
4.

Jumat,

13 17.30

April 2011

IV

P : Pertahankan kondisi pasien.


O:

Perawat

Terjadinya perdarahan yang fisiologis dan masih dalam batas normal pada

WITA

pasien selama partus ( 200cc).


Pasien tidak berkeringat yang berlebihan selama proses partus berlangsung.
Mukosa bibir pasien masih lembab, turgor kulit pasien baik, anemis (-),
tekanan darah pasien masih dalam batas normal 110/80 mmHg dan tidak
terdapat tanda tanda kekurangan volume cairan lainnya pada pasien.
A : Tujuan tercapai.
5.

Jumat,

13 17.30

IV

P : Pertahankan kondisi pasien.


S:

53 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1

Perawat

April 2011

Pasien mengatakan merasa seperti terjadi perlukaan di alat kelaminnya setelah

WITA

melahirkan.

O:
Terdapat ruptur pada area perineum pasien postpartum yang meliputi lapisan
epidermis dan dermis kulit pasien.
Ruptur pada area perinium pasien sudah ditangani segera oleh perawat dengan
pemberian betadine.
A : Tujuan tercapai sebagian.
P : Lanjutkan semua intervensi di kala IV.
Kala IV
No. Hari/Tgl
Jam
1
Jumat, 13 17.30
April 2011

WITA

No. Dx
I

Respon Pasien
S:
Pasien mengatakan masih merasa nyeri pada perut dan disekitar alat
kelaminnya karena proses melahirkan yang baru saja dilewatinya.
Pasien mengatakan nyeri seperti ditusuk tusuk yang hilang timbul.
Pasien mengatakan skala nyeri masih dalam rentang 3 - 4 (rentang skala nyeri
1-10).
O:
Pasien masih tampak meringis dan gelisah saat nyeri timbul yaitu saat pasien

54 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1

TTD
Perawat

melakukan perubahan posisi.


Pasien tampak memegangi perutnya yang sakit.
Pasien tampak berhati hati saat melakukan perpindahan posisi.
A : Tujuan belum tercapai.
2

Jumat,

13 17.30

April 2011

II

P : Lanjutkan semua intervensi pada kala IV.


S:

Perawat

Ibu mengatakan tidak merasakan nyeri, bengkak, panas, maupun gatal pada

WITA

arean perineum yang ruptur.


O:
Adanya ruptur postpartum pada perineum yang dapat menjadi port the entri
dari invasi bakteri ke tubuh ibu.
Perawatan ruptur postpartum dilakukan dengan secara sederhana yaitu dengan
memberikan betadine karena perineum pasien hanya ruptur.
Pemantauan dan perawatan area perineum pada pasien post partum sudah
dilaksanakan perawat dengan tehnik aseptik.
Suhu tubuh ibu masih dalam batas normal saat diukur yaitu 37oC.
Tidak ditemukan adanya tanda tanda infeksi setelah 2 jam pemantauan.
A : Tujuan sedah tercapai.
P : pertahankan kondisi pasien.
3.

Jumat,

13 17.30

III

S:

55 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1

Perawat

April 2011

WITA

Pasien mengatakan kesediannya untuk mengikuti anjuran perawat untuk


melakukan gerakan miring kanan dan kiri sambil berbaring setelah melahirkan
untuk mengurangi terjadinya perdarahan.
Pasien mengatakan sudah banyak minum air putih setelah melahirkan.
O:
Pengeluaran lochia dari vagina pasien sudah berkurang setelah partus
(350cc).
Pasien tampak melakukan pergerakan atau perubahan posisi dalam 6 jam
pertama postpartum untuk meningkatkan kontraksi uterus dan mengurangi
perdarahan.
Mukosa bibir pasien masih lembab, turgor kulit pasien baik, anemis (-),
tekanan darah pasien masih dalam batas normal 110/80 mmHg dan tidak
terdapat tanda tanda kekurangan volume cairan lainnya pada pasien.
A : Tujuan tercapai.
P : Pertahankan kondisi pasien.

56 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Bari Saifudin, Prof. dr. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Carpenitto, L. J. 2001. Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Jakarta : EGC.
Dochterman, Joanne McCloskey & Bulecheck, Gloria N. 2004. Nursing Intervention
Classification. USA : Mosby.
Hanifa Wiknjosastro, Prof. dr. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Henderson & Jones. 2006. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta : EGC.
Reeder, et al. 1992. Maternity Nursing. Philadelphia : J. B. Lippincott.
Waspodo, dkk. 2007. Asuhan Persalinan Normal, Buku Acuan. Jakarta : Jaringan Nasional
Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi.
Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC
Manuaba, I.B Gde. 2002. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana
Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC
Moorhead, Sue, dkk. 2008. Nursing Outcomes Classification. USA : Mosby

61 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1

Anda mungkin juga menyukai