OLEH :
SGD 1
NI NYOMAN SRI WIDYASTUTI
(0802105001)
I GEDE WIRANATA
(0802105008)
(0802105011)
(0802105024)
(0802105030)
(0802105041)
K. ANIS PARAMITA
(0802105043)
(0802105056)
(0802105058)
(0802105065)
Ketua
Tanggal/Jam Pengkajian
: 13 April 2011
Diagnosa Medis
: G1P0A0
A. IDENTITAS PASIEN
Pasien
Nama
: Ny. A
Umur
: 24 tahun
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
Agama
: Hindu
Suku
: Bali
Alamat
Tanggal masuk
: 13 April 2011
Tanggal pengkajian
: 13 April 2011
Sumber Informasi
Diagnosa masuk
: G1P0A0
Penanggung
Nama
: Tn. W
: Suami pasien
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat Obstetrik
a. Riwayat Mestruasi
1) Menarche
: Umur 14 tahun
2) Siklus
: Teratur ( 28 hari )
3) Banyaknya
: Sedang
4) Lamanya
: 4 7 hari
5) HPHT
: 13 Juli 2010
6) TPP
: 20 April 2011
7) Keluhan
: Dismenore
b. Riwayat Kehamilan Masa Lalu
Pasien mengatakan belum mempunyai riwayat kehamilan sebelumnya karena
kehamilan ini merupakan kehamilan pertama (primigravida) bagi pasien.
c. Riwayat Persalinan/Abortus Masa Lalu
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat persalinan atau abortus sebelumnya.
d. Riwayat Nifas Masa lalu
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat nifas yang lalu karena kehamilan dan
persalinan ini merupakan kehamilan pertama bagi pasien.
e. Riwayat Keluarga Berencana
Jenis kontrasepsi yang pernah digunakan
Pasien mengatakan belum pernah menggunakan kontrasepsi sebelumnya
karena kehamilan dan persalinan ini merupakan kehamilan pertama bagi
pasien.
Masalah dengan cara tersebut
Pasien mengatakan belum
pernah
mengalami
masalah
kontrasepsi
Leopold I
Leopold II
: 03.00 WITA
: 1 cm
: 50 %
: Utuh
: Kepala
:I
Kala I
Mulai persalinan
Lama kala I
Pengobatan yang didapat
Tanda tanda Vital
Keadaan umum
: Sedang
Kesadaran
: Compos mentis
GCS
: E = 4, V = 5, M = 6
Keadaan emosi
: Stabil
Keadaan psikologi
: Cemas
Antropometri ibu
: BB = 58 kg, TB = 155cm
Linea gravidarum
: Ada
Striae albican
: Ada
Striae alba
: Ada
Tidakan
Pengobatan yang didapat
Kemajuan Persalinan
Jam
Kontraksi
Interval
(detik)
DJJ (x/menit)
03.00
2 3X
20 40
150
03.30
2 3X
20 40
150
04.00
2 3X
20 40
150
04.30
2 3X
20 40
150
05.00
2 3X
20 40
148
05.30
2 3X
20 40
148
06.00
2 3X
20 40
148
06.30
2 3X
20 40
148
07.00
2 3X
20 40
150
07.30
2 3X
20 40
148
08.00
2 3X
20 40
148
08.30
2 3X
20 40
150
09.00
2 3X
20 40
148
09.30
2 3X
20 40
148
10.00
2 3X
20 40
146
10.30
2 3X
20 40
146
11.00
2 3X
20 40
148
11.30
2 3X
20 40
150
12.00
2 3X
20 40
148
12.30
3 4X
>40
152
13.00
3 4X
>40
148
13.30
3 4X
>40
150
14.00
3 4X
>40
148
14.30
4 5X
>40
150
14.50
4 5X
Jam
Bukaan
TD (mmHg)
Nadi
Suhu
(x/menit)
(oC)
03.00
110/80
88
37
04.00
86
05.00
84
37,3
06.00
84
07.00
120/80
88
37
08.00
86
09.00
84
37,2
10.00
88
11.00
110/80
90
37
12.00
90
13.00
14.50
10
120/80
88
90
37
37
2. Riwayat Kesehatan
Pasien tidak memiliki penyakit penyerta terhadap kehamilannya sekarang ini.
Keluarga pasien juga tidak ada yang mempunyai penyakit menurun seperti diabetes
melitus, hipertensi, asthma, dll. Selain itu, keluarga pasien juga tidak ada yang
mempunyai penyakit menular seperti HIV/AIDS, TBC, dll. Pasien juga mengatakan
jika suaminya tidak merokok di dalam rumah.
3. Riwayat Lingkungan
Lingkungan tempat tinggal pasien bersih, tidak kumuh, bersanitasi baik, jauh dari
polusi udara. Lingkungan rumahpasien dikatakan memiliki sirkulasi udara yang baik
di dalamnya, nyaman, dan aman bagi wanita hamil, serta lantainya tidak licin.
4. Aspek Psikologi
Pasien mengatakan cemas terhadap kehamilan pertamanya ini. Pasien belum begitu
mengerti hal-hal yang perlu disiapkan untuk proses persalinan. Harapan pasien
bayinya dapat lahir dengan normal dan selamat, serta tanpa ada halangan. Pasien
sering bertanya tentang keadaannya dan bayi yang ada dalam kandungannya. Pasien
juga sering bertanya tentang kemajuan proses kelahirannya dan tindakan medis apa
saja yang akan dilakukan padanya selama proses melahirkan.
5. Riwayat Kesehatan Saat ini ( 11 Fungsi Gordon )
a. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan
Selama antenatal care pasien secara rutin memeriksakan kehaamilannya ke
puskesmas. Pasien juga rutin minum Vitamin dan tablet zat besi yang diresepkan
selama kehamilan sesuai dengan dosis yang telah diberikan oleh tenaga kesehatan
di puskesmas. Setiap keluhan yang pasien rasakan saat kehamilan selalu pasien
sampaikan kepada tenaga kesehatan di puskesamas saat melakukan kunjungan
antenatal care.
6 | LT Askep Intrapar tum SGD-1
b. Nutrisi/ metabolic
Mandi
Toileting
Berpakaian
Berpindah
Ambulasi ROM
0: mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat,
4: tergantung total.
e. Pola tidur dan istirahat
Selama kehamilan pasien mengatakan dapat tidur selama 8 10 jam perhari.
Pasien tidak memiliki kebiasaan tidur siang. Pasien mengatakan tidak mengalami
insomnia selama proses kehamilan. Pasien mengatakan memiliki kebiasan
sebelum tidur yaitu mencuci muka dan kaki serta minum segelas air putih. Saat
proses persalinan kala 1 pasien mengatakan sulit tidur hanya sempat terpejam 30
menit selama 3x.
f. Pola perseptual
7 | LT Askep Intrapar tum SGD-1
Saat masa kehamilan pasien tidak mengeluh nyeri, tapi pada trimester peratama
pasien merasakan mual dan muntah. Selama proses kelahiran pada kala I pasien
mengeluh nyeri, nyeri pasien rasakan hilang timbul dan semakin lama kualitasnya
semakin meningkat dengan kuantitas yang meningkat pula. Penyebab nyeri pasien
karena kontraksi dinding rahin dan dilatasi servik sebagai tanda tanda kelahiran.
Saat di berikan rentang 1 10 pasien mengatakan rentang nyeri pasien saat
pengkajian adalah 3 - 4. Nyeri pasien rasakan pada bagian rahim, terutama
bagian fundus. Nyeri yang pasien rasakan seperti ditusuk tusuk.
g. Pola persepsi diri
Persepsi diri dan citra tubuh citra tubuh pasien tidak terganggu. Pasien dan suami
bahkan merasa senang dengan kehamilan dan kelahiran anak pertama mereka
yang talah mereka telah rencanakan.
h. Pola seksual dan reproduksi
Selama kehamilan trimester pertama pasien mengatakan tidak berani melakukan
hubungan seksual, hanya pada trimester ke 2 pasien dan suami baru berani
melakukan hubungan seksual dengan frekuensi 1 2 x seminggu. Saat trimester
ke III
pasien merasa nyeri pada perutnya yang bisa dilakukan pasien adalah menarik
napas dalam dan minta ditemani oleh suaminya.
k. Sistem nilai dan keyakinan
Pasien beragama hindu, pasien mengatakan setiap hari sembahyang untuk
kesehatan janinnya serta keselamatannya dan janinnya selama proses melahirkan
nanti.
6. Pemeriksaa Fisik
Keadaan umum
: Sedang
Kesadaran
: Compos mentis
GCS
: E = 4, V = 5, M = 6
Keadaan emosi
: Stabil
Keadaan psikologi
: Cemas
Antropometri ibu
: BB = 58 kg, TB = 155cm
TTV
Inspeksi :
Pada mata : konjungtivanya merah muda, skleranya putih, pupilnya isokor,
pasien tidak menggunakan kaca mata, pasien tidak anemis, edema palpebra
(-),lapang pandang pasien normal, visis 6/6, refleks pupil (+).
Pada telinga : pasien tidak menggunakan alat bantu dengar, deformitas pada
telinga (-), tes weber, tes rinne, tes swabach pada pasien juga normal tidak
mengalami kelainan, telinga tidak lesi.
Palpasi : nyeri tekan dan lesi pada mata (-), nyeri tekan pada telinga (-).
d. Sistem Pernafasan:
Batuk
: tidak ada
Sesak
: tidak ada
Inspeksi : tidak terlihat adanya pernafasan cuping hidung, pergerakan dada kiri
dan kanan pasien saat bernafas simetris dan pasien tidak terlihat menggunakan
otot bantu pernafasan.
Palpasi : saat dipalpasi, taktil primitusnya lebih kuat dan lebih keras yang
kanan dari pada yang kiri.
Perkusi : perkusi paru resonan, baik paru paru kanan atau kiri.
Auskultasi : suara nafas pasien vesikuler, tidak tertedengar suara nafas
tambahan seperti wheezing, ronchi pada setiap lobus di paru paru kanan
ataupun kiri.
e. Sistem Kardiovaskular :
Inspeksi : saat dipalpasi, ictus cordis tidak terlihat.
Palpasi : saat dipalpasi, ictus cordis teraba pada ICS 5 midclavicula line kiri,
CRT < 3.
Perkusi : saat diperkusi didapatkan batas batas jantung yaitu : batas atas :
10 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1
Inspeksi : mulut terlihat bersih, mukosa mulut lembab, bibir sianosis (-), tidak
h. Sistem Urinarius :
Inspeksi : saat diinspeksi, pasien tidak menggunakan kateter, pasien sering
mengeluh ingin berkemih dalam jangka waktu yang singkat selama di kaji.
Palpasi : saat dipalpasi, kandung kecing teraba penuh, pasien tidak mengeluh
Eye = 4
Rangsangan meningeal
Verbal = 5
Motorik = 6
: semua pemeriksaan
ada depormitas pada tubuh pasien, pasien juga tidak sedang mengalami
fraktur.
11 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1
Palpasi : pasien tidak mengalami nyeri otot dan tonus otot pasien baik.
555 555
333 333
Edema
l. Sistem Imun
Inspeksi : tidak terdapat perdarahan gusi, tidak terlihat pembengkakan kelenjar
getah bening, pasien juga tidak terlihat mengalami keletihan.
m. Sistem Endokrin:
Inspeksi : tidak ditemukan adanya luka gangren, pembesaran kelenjar tiroid (-).
7. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan DL
: Hb = 12 gr/dl
Kala II
Mulai
Lama kala II
: Jam 30 Menit
: Tidak ada
Penyulit
: Tidak ada
Cara mengatasi
: Tidak ada
Kontraksi
: 50 80 tiap 2 3 menit
Ketuban
: Belum pecah
Perdarahan
: 150 cc
Perineum
: Utuh
Keadaan bayi
Lahir tgl
Jenis Kelamin
: Laki laki .
BB bayi
: 3100 gram
TB bayi
: 48 cm
TTV
Warna kulit
: Merah muda
Sianosis
: Negatif
12 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1
Refleks menangis
: Positif
:8
:9
DS :
Pasien mengeluh merasa nyeri hebat pada perut karena akan segera melahirkan.
Pasien mengatakan nyeri terus menerus dan semakin kuat.
Pasien mengatakan nyeri ada pada skala 6 8 (rentang skala nyeri 1-10).
DO :
Pasien tampak meneran, kesakitan, dan gelisah.
Pasien tampak berteriak kesakitan dan seluruh tubuh pasien tampak menegang.
Pasien berkontraksi hebat pada abdomennya pkl 14.50 selama >40 sebanyak 4-5x
dalam 10 menit.
Terjadi pemecahan ketuban secara mekanik oleh petugas kesehatan pada saat proses
kelahiran bayi.
Tubuh fetus yang baru lahir tampak licin akibat dilumuri air ketuban.
Adanya penggunaan tehnik paksi luar janin selama persalinan.
Kondisi di sekitar tempat tidur bersalin yang kurang aman dan nyaman sehingga
memungkinkan terjadinya trauma saat peristiwa kelahiran janin.
Adanya perdarahan fisiologis dan ruptur pada perineum selama partus yang dapat
menjadi port the entri dari invasi bakteri ke tubuh ibu.
Kondisi disekitar ruang bersalin yang kurang steril.
Terjadinya perdarahan pada pasien selama partus.
Pasien mengalami diaphoresis selama proses partus berlangsung.
Kala III
Mulai : Tgl 13 April 2011, Jam 15.20 WIB.
Lama Kala III : 7 menit, pelepasan plasenta 2 3 menit.
Cara kelahiran plasenta
: Spontan
Kontraksi uterus
: Baik
Kotiledon
: Lengkap, 20 jumlahnya.
: 40 cm.
Posisi insersi
: Sentralis.
Robekan di perineum
: Tidak ada.
13 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1
DS :
Pasien mengeluh merasa nyeri pada perut karena proses pengeluaran ari ari
DO :
Pasien tampak meringis kesakitan dan gelisah.
Seluruh tubuh pasien tampak menegang saat plasenta dikeluarkan dari uterusnya .
Adanya perdarahan fisiologis dan ruptur pada perineum selama partus yang dapat
menjadi port the entri dari invasi bakteri ke tubuh ibu.
Kondisi disekitar ruang bersalin yang kurang steril.
Adanya proses pemotongan tali pusat pada janin yang dapat menjadi port the entri dari
bakteri ke tubuh fetus.
Peralatan yang digunakan untuk melakukan pemotongan tali pusat yang kurang
aseptik.
Terjadinya perdarahan pada pasien selama proses kelahiran plasenta.
Pasien mengalami diaphoresis selama proses kelahiran plasenta.
Terdapat ruptur pada area perineum pasien postpartum.
Kala IV
Mulai : Tgl 13 April 2011, Jam 15.27 WIB.
Keadaan Umum
: Baik
Tanda vital
TFU
Kontrakssi uterus
: Baik
Perdarahan
: 50 CC
Perineum
: Ruptur spontan
Vena jugularis
Pembesaran tiroid
: tidak ada
Jahitan episiotomi
: tidak ada
DS :
Pasien mengeluh merasa nyeri pada perut dan disekitar alat kelaminnya akibat proses
melahirkan yang baru saja dilewatinya.
Pasien mengatakan nyeri seperti ditusuk tusuk yang hilang timbul.
Nyeri dikatakan muncul seiring dengan perubahan posisi tubuh.
Pasien mengatakan skala nyeri 3 - 4 (rentang skala nyeri 1-10).
DO :
Pasien tampak meringis dan gelisah saat nyeri timbul.
Pasien tampak memegangi perutnya yang sakit.
Pasien tampak berhati hati saat melakukan perpindahan posisi.
Adanya ruptur postpartum pada perineum yang dapat menjadi port the entri dari invasi
bakteri ke tubuh ibu.
Perawatan ruptur postpartum dilakukan sesuai dengan tingkat robekan perineum.
Masih adanya pengeluaran lochia dari vagina pasien setelah kelahiran plasenta.
Tidak adekuatnya pergerakan atau perubahan posisi yang dilakukan oleh pasien 6 jam
pertama postpartum untuk meningkatkan kontraksi uterus dan mengurangi perdarahan.
C. ANALISA DATA
KALA I
NO.
1.
TGL
13
DS :
April
Pasien
2011
DATA
perutnya
INTERPRETASI
mengatakan
terasa
nyeri
timbul
dan
lama
nyeri
tersebut
meningkat
kuantitas
semakin
dengan
yang
Penurunan kadar
progresteron, peningkatan
kadar oxytocin, keregangan
otot otot rahim, pengaruh
janin, prostaglandin yang
diberikan secara intravena,
plasenta tua
Kontraksi uterus
Dilatasi, penipisan serviks,
dan iskemik rahim
Reaksi metabolisme
anaerob
meningkat pula.
Saat pengkajian pasien
mengatakan skala nyeri
3 4 (dalam rentang
15 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1
Nyeri Akut
MASALAH
Nyeri Akut
nyeri 1 10).
Nyeri
pukul
01.10
WITA
DO :
Pasien
mengalami
kontraksi
pada
20-40
tampak
memegangi
perutnya
yang nyeri.
2.
13
DS :
April
Pasien
mengatakan
2011
cemas
terhadap
kehamilan pertamanya.
Pasien
mengatakan
yang
perlu
Menimbulkan kecemasan
selama menjelang persalinan
Ansietas
Ansietas
kandungannya
secara
verbal.
Pasien
juga
sering
bertanya
tentang
kemajuan
proses
kelahirannya
dan
akan
dilakukan
dan
konsentrasinya menjadi
menurun.
KALA II
NO.
1.
TGL
13
DATA
INTERPRETASI
DS :
April
2011
Kontraksi fundus
uterus
akan
segera
melahirkan.
Pasien mengatakan nyeri
terus
menerus
dan
semakin kuat.
Pasien mengatakan nyeri
ada pada skala 6 8
(rentang skala nyeri 110).
DO :
Pasien tampak meneran,
kesakitan, dan gelisah.
Pasien tampak berteriak
kesakitan
tubuh
dan
seluruh
pasien
tampak
menegang.
17 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1
Perangansangan ujung
reseptor nyeri pada uterus
dan serviks
Nyeri Akut
MASALAH
Nyeri Akut
Pasien
berkontraksi
2.
13
DO :
April
Terjadi
2011
pemecahan
saat
Risiko
Aspirasi
pada Fetus
Pemecahan ketuban
secara mekanik saat
menjelang kelahiran fetus
proses
kelahiran bayi.
Ekspulsi fetus ke luar
rahim bersamaan dengan
air ketuban yang
menyertainya
3.
13
DO :
April
2011
penggunaan
Tubuh fetus
yg baru lahir
dilumuri air
ketuban &
kondisi bed
bersalin yg
kurang aman
bersalin
yang
Fetus bisa
tergelincir
atau trauma
saat lahir
Tidak
dilakukan
pemeriksaan
Leopold
sebelumnya
Kemungkinan
trjadinya
kesalahan
tehnik paksi
luar
18 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1
Risiko
Trauma Pada
Fetus
Risiko
Trauma
Pada Fetus
kurang
aman
nyaman
dan
sehingga
memungkinkan
terjadinya trauma saat
peristiwa kelahiran janin.
4.
13
DO :
April
Adanya
2011
perdarahan
fisiologis
dan
ruptur
yang
dapat
Kondisi ruang
bersalin yg
kurang steril
& tehnik
persalinan yg
kurang
aseptik
Adanya
perdarahan
fisiologis &
ruptur pd
perineum
selama
partus
Risiko
Infeksi
Maternal
yang
kurang
steril.
Risiko
Infeksi
Maternal
5.
13
DO :
April
Terjadinya
2011
pada
Risiko
perdarahan
pasien
selama
Perdarahan
fisiologis saat
partus
partus.
Pasien
diaphoresis
proses
mengalami
selama
Pasien
berkeringat
cukup banyak
saat partus
Kehilangan cairan
tubuh
partus
19 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1
Risiko
Kekurangan
Volume Cairan
Tubuh
Kekurangan
Volume
Cairan
berlangsung.
KALA III
NO.
TGL
DATA
INTERPRETASI
1.
13
DS :
April
2011
Terputusnya kontinuitas
jaringan
(plasenta)
dari
rahimnya.
Nyeri dikatakan masih
terasa saat ari ari
(plasenta)
dikeluarkan
Nyeri Akut
MASALA
H
Nyeri Akut
13
uterusnya .
DO :
April
Adanya
2011
fisiologis
Risiko
Infeksi
perdarahan
dan
Kondisi
ruang
bersalin yg
kurang steril
& tehnik
persalinan
yg kurang
aseptik
ruptur
yang
dapat
Adanya
perdarahan
fisiologis &
ruptur pd
perineum
selama
partus
Maternal
tubuh ibu.
Kondisi disekitar ruang
bersalin
yang
kurang
steril.
Risiko
Infeksi
Maternal
3.
13
DO :
April
Adanya
2011
Proses
pemotongan
tali pusat
pada janin
proses
Peralatan
pemotongan
tali pusat yang
kurang steril
yang
untuk
21 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1
Risiko
Infeksi
Fetal
melakukan pemotongan
tali pusat yang kurang
aseptik.
4.
13
DO :
April
Terjadinya
2011
pada
perdarahan
pasien
proses
selama
Perdarahan
fisiologis saat
partus
Pasien
mengalami
diaphoresis
kelahiran
plasenta.
DS :
April
Pasien
2011
mengatakan
merasakan
terjadi
perlukaan
di
kelaminnya
alat
setelah
melahirkan.
area
Volume
Risiko
Kekurangan
Volume Cairan
Tubuh
DO :
Terdapat
Kekuranga
selama
proses
13
Risiko
Cairan
kelahiran
plasenta.
5.
Pasien
berkeringat
cukup banyak
saat partus
ruptur
perineum
pada
pasien
postpartum.
22 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1
Kerusakan
integritas kulit
Kerusakan
Integritas
Kulit
KALA IV
NO.
1.
TGL
13
DATA
INTERPRETASI
DS :
April
2011
MASALAH
Nyeri Akut
baru
saja
dilewatinya.
Pasien mengatakan nyeri
seperti ditusuk tusuk
yang hilang timbul.
Nyeri dikatakan muncul
seiring
dengan
Nyeri Akut
tampak
memegangi
perutnya
yang sakit.
Pasien tampak berhati
hati
saat
melakukan
Perawatan luka
Adanya
ruptur post
perdarahan
partum
fisiologis &
dilakukan secara ruptur pd
sederhana dan
perineum
sesuai dengan
selama
tingkat robekan
partus
perineum
perpindahan posisi.
2.
13
DO :
April
Adanya
2011
postpartum
Area perineum yg
lembab masih
berisi gumpalan
darah yg kotor
Risiko
ruptur
pada
23 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1
Risiko
Infeksi
Maternal
Infeksi
Maternal
perineum
yang
dapat
ruptur
dilakukan
dengan
tingkat
robekan di perineum.
3.
13
DO :
April
Masih
2011
vagina
pasien
setelah
kelahiran plasenta.
Tidak
adekuatnya
pergerakan
atau
Kekurangan
adanya
Risiko
Volume
Cairan
Perdarahan tidak
berhenti dengan segera
Kemungkinan menimbulkan
perdarahan > 500 cc
meningkatkan
uterus
dan
mengurangi perdarahan.
Risiko kekurangan
volume cairan
pasien adalah kontraksi pada uterus menjelang nyerinya hilang timbul dan semakin
lama nyeri tersebut semakin meningkat dengan kuantitas yang semakin meningkat pula.,
nyeri terasa dibagian abdomen pasien, tepatnya pada fundus uteri pasien dengan skala 3
4 (rentang skala nyeri 1-10), pasien mengeluh nyeri sejak pukul 01.10 WITA.
2) Ansietas berhubungan dengan kegawatan dalam situasi atau kurangnya paparan
informasi yang berhubungan dengan pasien terlihat gelisah, konsentrasi pasien
menurun, pasien mengaku khawatir dengan proses persalinannya, pasien selalu bertanya
tentang kemajuan persalinannya, pasien bertanya mengenai kondisi janinnya, wajah
pasien tegang.
Kala II
1) Nyeri akut yang berhubungan agen cedera biologi akibat kontraksi uterus yang
ditandai dengan pasien mengeluh merasa nyeri hebat pada perut karena akan segera
melahirkan, pasien mengatakan nyeri terus menerus dan semakin kuat, pasien tampak
meneran, kesakitan, dan gelisah, pasien tampak berteriak kesakitan dan seluruh tubuh
pasien tampak menegang, nyeri pada bagian perut dengan skala 6 8 (rentang nyeri 110), nyeri pasien makin hebat pada pukul pukul 14.50 WITA dimana pasien
mengalami kontraksi hebat pada abdomennya selama > 40 sebanyak 4-5x dalam 10
menit..
2) Risiko aspirasi pada fetus berhubungan dengan masuknya air ketuban ke dalam
saluran napas fetus.
3) Risiko trauma pada fetus yang berhubungan dengan licinya tubuh fetus akibat lumuran
cairan ketuban, proses kelahiran janin pervagina, dan kondisi tempat tidur bersalin
yang kurang nyaman.
4) Risiko infeksi maternal berhubungan dengan pertahan primer yang tidak adekuat
akibat ruptur perineum dan proses persalinan pervagina.
5) Risiko kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan kehilangan cairan
melalui rute normal akibat proses kelahiran pervagina.
Kala III
1) Nyeri akut yang berhubungan dengan agen cedera biologi akibat kontraksi uterus )
yang ditandai dengan pasien mengeluh merasa nyeri pada perut karena proses
pengeluaran ari ari dari dalam rahimnya, pasien mengatakan nyeri seperti ditusuk
tusuk yang terus menerus dan semakin kuat, pasien mengatakan skala nyeri 4 6
(rentang skala nyeri 1-10), nyeri dikatakan pasien paling terasa saat ari ari
dikeluarkan dari rahimnya, pasien tampak meringis, gelisah, seluruh tubuh pasien
25 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1
tampak menegang saat plasenta dikeluarkan dari uterusnya, nyeri dikatakan masih
terasa saat ari2 dikeluarkan pada daerah sekitar alat kelaminnya.
2) Risiko infeksi maternal yang berhungan dengan pertahan primer yang tidak adekuat
akibat ruptur perineum dan proses persalinan pervagina.
3) Risiko infeksi fetal yang berhubungan dengan imunitas fetus yang belum optimal,
destruksi jaringan akibat pemotongan tali pusat, dan peningkatan paparan lingkungan.
4) Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan pertahan primer yang tidak
adekuat karena ruptur perineum akibat proses persalinan plasenta pervaginam.
5) Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan faktor mekanik akibat ruptur
perineum pada proses persalinan pervagina ditandai dengan pasien mengatakan
merasakan terjadi perlukaan di alat kelaminnya setelah melahirkan, terdapat ruptur
pada area perineum pasien postpartum.
Kala IV
1) Nyeri akut agen cedera biologi akibat kontraksi uterus yang ditandai dengan pasien
mengeluh merasa nyeri pada perut dan disekitar alat kelaminnya akibat proses
melahirkan yang baru saja dilewatinya, pasien mengatakan nyeri seperti ditusuk
tusuk yang hilang timbul, nyeri dikatakan muncul seiring dengan perubahan posisi
tubuh, pasien mengatakan skala nyeri 3 - 4 (rentang skala nyeri 1-10), pasien tampak
meringis dan gelisah saat nyeri timbul, pasien tampak memegangi perutnya yang sakit,
pasien tampak berhati hati saat melakukan perpindahan posisi.
2) Risiko infeksi maternal pertahan primer yang tidak adekuat akibat ruptur perineum
dan proses persalinan pervaginam.
3) Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan masih terjadi pengeluaran
lochia akibat adanya perlukaan pada uterus dan penurunan kontraksi uterus setelah
partus.
26 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1
27 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1
E. INTERVENSI
Kala I
Hari/
No.
Tgl
Jumat,
Dx
I
Rencana Keperawatan
Intervensi
diberikan
asuhan
13
April
2011
dengan
nyerinya
dengan
Pain Control
1. Melakukan
pengkajian
rasakan
PQRST.
termasuk
PQRST-nya
dapat
Pain Control
Menjelaskan
faktor
2. Kaji
kontraksi
uterus
dan
skala
ketidaknyamanan).
Rasional
Jumat,
13
April
2011
II
Setelah
dilakukan
dapat
teratasi
yang
dapat
menstimulus
(none)
Mengatakan secara verbal
(none)
Kepanikan, skala 5 (none)
Anxiety Self Control
Mampu
mengurangi
Consistently
demonstrated )
30 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1
dapat
mengatasi
dan
kecemasan.
pasien
persalinan
yang
pasien
sedang
3. Menambah
persalinan
pasien,
dan
sehingga
pengertian
hadapi.
wawasan
pasien
kemajuan
dapat
pasien
proses
persalinan
meningkatkan
tentang
proses
pasien
teknik
relaxasi,
pasien.
4. Teknik
relaxasi
dapat
memberi
efek
Kala II
Hari/
No.
Tangg
Dx
al
Jumat,
13
April
2011
Rencana Keperawatan
Intervensi
Rasional
diberikan
rasakan,
skala
(Consistently demonstrated)
dukungan
dari
orang
ibu pasien.
Jumat,
13
April
2011
II
Setelah
diberikan
kriteria hasil :
Aspiration Precaution
Perawat
dapat
mengidentifikasi
faktor
penyebab
yang tepat.
2. Adanya sianosis,
chokking,
denyut
terjadinya
dan
tidak
adanya
refleks
( Consistently demonstrated
aspirasi,
)
Faktor
aspirasi
skala
skala
risiko
penyebab
dapat
dihindari,
demonstrated )
Menggunakan
untuk
Consistently
4. Perhatikan bersihan dan pertahankan
strategi
32 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1
misalnya suction.
3. Penurunan tingkat kesadaran dan refleks
pada
fetus
dapat
mengindikasikan
terjadinya aspirasi.
mengontrol
( Consistently demonstrated
)
Risk Detection
Mengenali tanda tanda
dan
simptom
yang
5. Mengantisipasi
mengindikasikan terjadinya
risiko
aspirasi,
skala
bila
terjadi
aspirasi
berjalan.
( Consistently demonstrated
)
Jumat,
13
April
2011
III
Setelah
dilakukan
Consistently
demonstrated )
Monitor
tingkah
laku
tinggi trauma.
3. Melakukan
pemeriksaan
leopold
Consistently
demonstrated )
33 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1
pencegahan
nyaman
memilih
arah
yang
tepat
dalam
Consistently
demonstrated )
Setelah
dilakukan
April
2011
/13
IV
2. Lakukan cuci tangan dengan baik dan 2. Mencuci tangan dengan teknik yang
benar
process
Mampu mengidentifikasi
yang ruptur.
sebelum
dan
sesudah
benar
dapat
menghindari
transmisi
3. Gunakan alat alat medis yang streril 3. Peralatan yang steril mampu mencegah
dalam menolong persalinan.
4. Lakukan
tindakan
membantu
pasien
dalam
(consistenly demonstrated)
Mencuci tangan yang baik
dan benar saat sebelum dan
pemberian
sesudah melakukan
tindakan, skala 5
(consistenly demonstrated)
Mempraktikkan tindakan
medis dengan teknik aseptik
yang dapat melindungi
pasien dari infeksi, skala 5
Jumat
/13
(consistenly demonstrated)
Setelah
dilakukan
asuhan Bleeding Reduction
1. Identifikasi penyebab perdarahan.
keperawatan selama kala II,
April
diharapkan
tidak
terjadi
2011
kekurangan
volume
cairan
Consistently
demonstrated )
Monitor
tingkah
adanya
saat
proses
persalihan/kelahiran janin.
penyulit
pada
laku
35 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1
Consistently
demonstrated )
Pengembangan
5
tingkat
strategi
demonstrated ).
Risk Detection
Mengenali tanda dan gejala
yang
mengindikasikan
skala
perdarahan,
5. Terjadinya
sebagai
indikasi
Dx
al
36 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1
yang
pengambilan
kondisi
Kala III
Tangg
dapat
No.
sehingga
penurunan
( Consistently demonstrated
Hari/
bagian
cairan.
dapat
pada
perlukaan
perineum.
4. Penambahan
Rencana Keperawatan
Intervensi
Rasional
Jumat,
13
April
2011
Setelah
diberikan
rasakan
termasuk
PQRST-nya
dapat
Pain Control
Menjelaskan
faktor
2. Kaji
kontraksi
uterus
dan
skala
(Consistently demonstrated)
ketidaknyamanan).
3. Memungkinkan
ibu
memiliki
lebih
dukungan
dari
orang
4. Nyeri
persalinan
bersifat
sangat
Jumat,
13
II
dilakukan
37 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1
April
diharapkan
infeksi
tidak
2011
sekitar pasien.
2. Lakukan cuci tangan dengan baik dan 2. Mencuci tangan dengan teknik yang
benar
sebelum
dan
sesudah
dapat
menghindari
transmisi
yang ruptur.
3. Gunakan alat alat medis yang streril 3. Peralatan yang steril mampu mencegah
dalam menolong persalinan.
4. Lakukan
tindakan
benar
5. Kolaborasi
pemberian
profilaksis
membantu
pasien
dalam
April
(consistenly demonstrated)
Setelah
dilakukan
asuhan Infection control
1. Pertahankan kebersihan lingkungan 1. Lingkungan bersih mengurangi risiko
keperawatan selama kala III,
sekitar fetus.
invasi bakteri penyebab infeksi.
diharapkan infeksi
tidak
2011
terjadi
Jumat,
13
III
pada
fetus
dengan 2. Lakukan cuci tangan dengan baik dan 2. Mencuci tangan dengan teknik yang
kriteria hasil :
benar
process
Mampu mengidentifikasi
tanda tanda munculnya
sebelum
dan
sesudah
menghindari
transmisi
dapat
3. Gunakan alat alat medis yang streril 3. Peralatan yang steril mampu mencegah
benar
pasien
dalam
Wound care
1. Luka
membantu
dibersihkan
dan
diganti
fetus.
1. lingkungan luka yang bersih menurunkan
risiko invasi bakteri.
2. Pertahkan
teknik
membersihkan luka.
steril
dalam
IV
Setelah
gejala infeksi.
diharapkan
tidak
terjadi
2011
kekurangan
volume
cairan
Consistently
demonstrated )
Monitor
tingkah
laku
Consistently
demonstrated )
Pengembangan
strategi
Consistently
40 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1
fisiologis
saat
persalinan/kelahiran plasenta.
2. Monitor jumlah dan perdarahan yang
keluar secara normal pada proses
persalinan.
3. Pantau
adanya
penyulit
pada
saat
proses
persalihan/kelahiran plasenta.
3. Penyulit pada persalinan dapat sebagai
faktor risiko terjadinya perdahan yang
abnormal sehingga memicu terjadinya
dilakukan
April
tanda-
skala
perlukaan
pada
bagian
perdarahan,
sehingga
dapat
cairan.
demonstrated ).
Risk Detection
Mengenali tanda dan gejala
yang
dapat
kondisi
yang
sebagai
indikasi
pengambilan
penurunan
mengindikasikan
cairan,
5. Terjadinya
( Consistently demonstrated
Jumat,
April
2011
13
)
Setelah
rasakan
dilakukan
dapat
berkurang
memberikan
awal
tindakan
sebelum
keperawatan
(not compromised )
Mocus membran lesion, 4. Berikan
41 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1
kajian
selanjutnya.
Mocus Membranes
Integritas kulit, skala 5 ( not
skala 5 ( none )
1. Sebagai
perlukaan/ruptur
pada
area perineum.
3. Lingkungan yang lembab dapat sebagai
media yang baik untuk pertumbuhan
pasien
perawatan
luka
pengolesan
betadin
pada
bagian
perineum
tetap
No.
Tangg
Dx
al
Jumat,
Rencana Keperawatan
Intervensi
diberikan
asuhan
13
April
2011
terkontrol
atau
berkurang
Pain Control
1. Melakukan
pengkajian
secara
rasakan
PQRST.
termasuk
PQRST-nya
dapat
Pain Control
Menjelaskan
Rasional
faktor
2. Kaji
kontraksi
uterus
dan
turut
kontraksi.
memperpanjang
waktu
demonstrated)
Menggunakan
analgetik
3. Memungkinkan
lebih
alternative
untuk
individu
(none)
banyakmemiliki
ibu
misalnya
tingkat
kebisingan,
dalam
pemberian
akan
berbeda,
miring
kiri
jantung ibu.
5. Menurunkan reaksi terhadap stimulasi
dari luar atau sensivitas pada cahaya dan
meningkatkan istirahat/relaksasi.
analgetik, kortikosteroid atau steroid 6. Mengurangi rasa nyeri pada area yang
baik topical maupun local.
Pain Level
1. Kaji skala nyeri serta faktor yang
memperberat nyeri pasien.
sakit.
Jumat,
II
Setelah
dilakukan
43 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1
13
keperawatan selama kala IV, 1. Pertahankan kebersihan lingkungan 1. Lingkungan bersih mengurangi risiko
April
diharapkan
infeksi
tidak
2011
sekitar pasien.
2. Lakukan cuci tangan dengan baik dan 2. Mencuci tangan dengan teknik yang
benar
sebelum
melakukan
dan
tindakan
sesudah
medis
pada
pasien.
3. Lakukan
dapat
menghindari
transmisi
tindakan
pasien
dalam
mencegah
pemberian
profilaksis
(temperature).
Perineal Care
1. Pantau keadaan ruptur perineum pada
pasien.
5. Peningkatan
suhu
tubuh
pasien
benar
kajian
awal
tindakan
sebelum
keperawatan
selanjutnya.
2. Ruptur perineum pasca persalinan harus
dirawat dengan benar dan steril untuk
(consistenly demonstrated)
penyembuhan
3. Jaga agar perineum tetap kering.
perlukaan/ruptur
pada
area perineum.
3. Lingkungan yang lembab dapat sebagai
4. Berikan
sederhana
pasien
tapi
perawatan
steril,
luka
misalnya
Jumat,
13
April
2011
III
Setelah
dilakukan
45 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1
skala
Consistently
demonstrated )
Monitor
tingkah
laku
banyaknya
Consistently
demonstrated )
Pengembangan
strategi
Consistently
5. Kolaborasi Pemberian cairan fisiologi
demonstrated ).
Risk Detection
Mengenali tanda dan gejala
tubuh.
pemberian
yang mengindikasikan risiko 6. Kolaborasi
melalui IV atau IM
kekurangan volume cairan,
skala
Consistently
demonstrated )
baik.
volume cairan.
5. Pemberian cairan fisiologis tubuh dapat
membantu
oksitosin
mencegah
uterus,
penurunan
terjadinya
sehingga
jumlah
No. Hari/Tgl
Jam
1
Jumat, 13 17.30
April 2011
WITA
No. Dx
I
Respon Pasien
S:
Pasien mengatakan sudah bisa beradaptasi dengan sakit pada perutnya karena
akan segera melahirkan.
Pasien mengatakan masih merasakan nyeri di perutnya yang hilang timbul dan
semakin lama nyeri tersebut semakin meningkat dengan kuantitas yang
meningkat pula.
Pasien mengatakan telah menggunakan back masase untuk beradaptasi dengan
nyeri yang pasien rasakan
Pasien mengatakan skala nyeri meningkat menjadi 6-8 (dalam rentang nyeri 1
10). Nyeri dirasakan pada bagian atas rahim. Nyeri yang pasien rasakan
seperti ditusuk tusuk.
Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan tidak bisa ditahannya saat menjelang
dan saat kelahiran bayinya.
O:
Pasien secara verbal menjelaskan faktor penyebab nyeri dan hal hal yang
dapat meningkatkan serta yang mampu membuat pasien beradaptasi dengan
nyeri yang pasien rasakan
Pasien masih mengalami nyeri dan puncak kontraksinya pada abdomennya
pada pukul 14.35 WITA karena pasien akan memasuki kala II dari persalinan.
47 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1
TTD
Perawat
Jumat,
13 17.30
April 2011
WITA
II
Perawat
S:
Pasien mengatakan kecemasannya akan persalinan sudah berkurang berkat
penjelasan yang diberikan perawat kepadanya mengenai proses persalinan.
Pasien mengatakan dapat memahami penjelasan yang diberikan perawat
mengenai hal hal yang perlu disiapkan untuk proses persalinan.
Pasien mengatakan akan mempercayakan sepenuhnya proses persalinannya
kepada tim medis yang sedang membantunya.
O:
Pasien tampak lebih tenang dan dapat berkonsentrasi pada proses
persalinannya setelah diberikan HE mengenai proses persalinan oleh perawat.
Pasien tidak bertanya tanya lagi tentang kemajuan proses kelahirannya dan
tindakan medis apa saja yang akan dilakukan padanya selama proses
melahirkan karena sudah memahami penjelasan yang diberikan perawat
mengenai proses persalinan yang akan dilaluinya.
A : Tujuan tercapai.
48 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1
WITA
No. Dx
I
Respon Pasien
TTD
Perawat
S:
Pasien mengatakan sudah bisa beradaptasi dengan sakit pada perutnya karena
sedang melahirkan anak pertamanya.
Pasien mengatakan sekarang masih merasakan nyeri di perutnya yang hilang
timbul tetapi dengan skala yang lebih rendah yaitu 4 6 (rentang skala nyeri 110).
Pasien mengatakan skala nyeri meningkat menjadi 6-8 (dalam rentang nyeri 1
10) seiring dengan menjelang dan saat kelahiran fetus. Nyeri dirasakan pada
bagian atas rahim. Nyeri yang pasien rasakan seperti ditusuk tusuk.
Pasien
mengatakan
mengetahui
tentang
penyebab
dan
faktor
yang
Jumat,
13 17.30
April 2011
II
Perawat
O:
Cairan ketuban tidak teraspirasi ke dalam saluran pernapasan fetus saat proses
WITA
kelahiran.
Fetus tidak menunjukkan adanya tanda tanda terjadinya aspirasi, seperti :
sianosis, chokking, megap megap, selama proses partus.
Refleks menangis fetus positif.
Denyut jantung fetus normal 120 x/mnt.
A : Tujuan tercapai.
P : Pertahankan kondisi pasien.
2
Jumat,
13 17.30
April 2011
WITA
III
O:
Tubuh fetus yang baru lahir tampak licin akibat dilumuri air ketuban. Perawat
sudah menyangga bayi menggunakan kain penyangga sehingga fetus tidak
berisiko tergelincir.
Tehnik tehnik paksi luar selama persalinan berjalan lancar karena dilakukan
dengan hati hati dimana arah kepala janin sudah diarahkan sesuai dengan
arah punggung janin oleh perawat dan pemeriksaan leopold sudah dilakukan
sebelumnya.
Kondisi di sekitar tempat tidur bersalin sudah dibuat seaman dan senyaman
50 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1
Perawat
Jumat,
13 17.30
April 2011
IV
Perawat
Adanya perdarahan fisiologis yang masih dalam batas normal pada pasien dan
WITA
Jumat,
13 17.30
April 2011
WITA
51 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1
Perawat
Kala III
No. Hari/Tgl
Jam
1
Jumat, 13 17.30
April 2011
No. Dx
I
Respon Pasien
S:
TTD
Perawat
Pasien mengatakan masih merasa nyeri pada perut dan disekitar alat
WITA
Jumat,
13 17.30
April 2011
WITA
II
52 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1
Perawat
Jumat,
13 17.30
April 2011
III
Perawat
WITA
sebelumnya.
Perawatan tali pusat fetus dudah dilakukan perawat dengan tehnik yang
aseptik.
Perawat telah memberikan informasi kepada pasien mengenai tanda tanda
infeksi tali pusat fetus pada ibu dan keluarga.
A : Tujuan tercapai.
4.
Jumat,
13 17.30
April 2011
IV
Perawat
Terjadinya perdarahan yang fisiologis dan masih dalam batas normal pada
WITA
Jumat,
13 17.30
IV
53 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1
Perawat
April 2011
WITA
melahirkan.
O:
Terdapat ruptur pada area perineum pasien postpartum yang meliputi lapisan
epidermis dan dermis kulit pasien.
Ruptur pada area perinium pasien sudah ditangani segera oleh perawat dengan
pemberian betadine.
A : Tujuan tercapai sebagian.
P : Lanjutkan semua intervensi di kala IV.
Kala IV
No. Hari/Tgl
Jam
1
Jumat, 13 17.30
April 2011
WITA
No. Dx
I
Respon Pasien
S:
Pasien mengatakan masih merasa nyeri pada perut dan disekitar alat
kelaminnya karena proses melahirkan yang baru saja dilewatinya.
Pasien mengatakan nyeri seperti ditusuk tusuk yang hilang timbul.
Pasien mengatakan skala nyeri masih dalam rentang 3 - 4 (rentang skala nyeri
1-10).
O:
Pasien masih tampak meringis dan gelisah saat nyeri timbul yaitu saat pasien
54 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1
TTD
Perawat
Jumat,
13 17.30
April 2011
II
Perawat
Ibu mengatakan tidak merasakan nyeri, bengkak, panas, maupun gatal pada
WITA
Jumat,
13 17.30
III
S:
55 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1
Perawat
April 2011
WITA
56 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Bari Saifudin, Prof. dr. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Carpenitto, L. J. 2001. Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Jakarta : EGC.
Dochterman, Joanne McCloskey & Bulecheck, Gloria N. 2004. Nursing Intervention
Classification. USA : Mosby.
Hanifa Wiknjosastro, Prof. dr. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Henderson & Jones. 2006. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta : EGC.
Reeder, et al. 1992. Maternity Nursing. Philadelphia : J. B. Lippincott.
Waspodo, dkk. 2007. Asuhan Persalinan Normal, Buku Acuan. Jakarta : Jaringan Nasional
Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi.
Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC
Manuaba, I.B Gde. 2002. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana
Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC
Moorhead, Sue, dkk. 2008. Nursing Outcomes Classification. USA : Mosby
61 | L T A s k e p I n t r a p a r t u m S G D - 1