Dokumen UKLUPL
Rumah Makan Mbok
KATA PENGANTAR
Penyusunan Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Dan Upaya Pemantauan Lingkungan
Hidup (UKL dan UPL) untuk Rumah Makan Mbok Wito yang berlokasi di Jalan Arif Rahman
Hakim Keluarahan Way Halim Kecamatan Way Halim Kota Bandar Lampung Lampung ini
merupakan salah satu usaha dari pihak kami guna memenuhi peraturan perundang- undangan yang
berlaku serta dalam rangka melaksanakan pembangunan yang berwawasan lingkungan.
Upaya
Pengelolaan Lingkungan
(UKL) merupakan
mencegah, mengendalikan dan menanggulangi dampak penting lingkungan yang bersifat negatif dan
meningkatkan dampak positif yang timbul sebagai akibat dari suatu rencana usaha atau kegiatan.
Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) merupakan Dokumen yang digunakan untuk memahami
fenomena-fenomena yang terjadi pada berbagai tingkatan kegiatan terhadap masalah yang terjadi.
Dokumen UKL-UPL ini berisikan latar belakang, tujuan penyusunan UKL-UPL, uraian singkat
proyek, komponen lingkungan yang terkena dampak, dampak yang akan terjadi, serta upaya
pengelolaan dan upaya pemantauan lingkungan. Diharapkan dengan adanya Dokumen UKL-UPL
ini pengendalian terhadap lingkungan dapat dilaksanakan secara terarah dan terpadu.
Bandar Lampung,
Maret 2015
IWAN SETIAWAN
Dokumen UKLUPL
Rumah Makan Mbok
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .........................................................................................................
ii
iv
I-1
I-1
I-1
I-1
I-2
I-3
II-1
II-1
II-1
II-1
II-2
II-3
II-3
II-4
II-7
III-1
III-1
III-1
III-1
III-2
III-2
III-2
III-2
ii
Dokumen UKLUPL
Rumah Makan Mbok
III.2.2. Fauna..................................................................................................................
III-3
III-3
III-3
III-3
III-8
III-8
IV-1
IV-1
IV-1
IV-2
V-1
V-1
V-1
V-2
V-4
V-20
V-20
V-20
V-21
VI-1
VI-1
VI-1
VI-1
KMBOK WITO
VII-1
iii
Dokumen UKLUPL
Rumah Makan Mbok
DAFTAR TABEL
Tabel II-1
II-4
Tabel III-1
Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan di Kota Bandar Lampung Tahun 2014......
III-4
Tabel III-2
Rata-rata Penyinaran Matahari dan Rata-rata Suhu Udara di Kota Bandar Lampung
Tahun 2014.............................................................................................................
III-5
Tabel III-3
III-6
Tabel III-4
III-7
Tabel III-5
III-8
Tabel III-6
Kualitas Air Tanah Di Sekitar Lokasi Rumah Makan Mbok Wito .....................
III-9
Tabel IV-1
IV-4
Tabel V-1
V-16
Tabel V-2
V-22
Tabel V-3
V-24
KMBOK WITO
iv
Dokumen UKLUPL
Rumah Makan Mbok
DAFTAR GAMBAR
Gambar II-1
Gambar V-1
Contoh Diagram Alir Sitem Pengolahan Limbah Cair Rumah Makan.. V-9
Gambar V-2
Gambar V-3
RM MBOK WITO
BAB I.
Dokumen UKLUPL
Rumah Makan Mbok
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Pembangunan Bengkel Motor yang berorientasi ramah lingkungan serta bisa menghidupkan
roda perekonomian di sekitar, yaitu dengan bermunculannya usaha-usaha sekunder untuk menunjang
Bengkel Motor seperti rumah makan dan warung-warung.
Berdirinya Rumah Makan Mbok Wito ini adalah salah satu bentuk partisipasi swasta dalam
pemerataan pembangunan di daerah, dimana lahan tersebut yang sebelumnya lahan kosong yang
tidak terpakai, tetapi dengan dibangunnya
produktif. Kondisi ini memberikan peluang bagi kami yang bergerak di bidang otomotif dan suku
cadangnya untuk ikut andil dalam meningkatkan taraf ekonomi di daerah.
Sehubungan dengan Pembangunan Bengkel Motor
menimbulkan dampak positif dan negatif terhadap lingkungan, sehingga harus dilengkapi dengan
dokumen lingkungan. Dokumen lingkungan ini pada dasarnya merupakan informasi tentang berbagai
jenis kegiatan yang berpotensi menimbulakn dampak penting (negatif maupun positif) dan berbagai
komponen lingkungan yang potensial terkena dampak
penting akibat dari pelaksanaan kegiatan.
I-1
Dokumen UKLUPL
Rumah Makan Mbok
masukan
untuk
penyusunan Upaya
pengelolaan
dan
pemantauan
I-2
Dokumen UKLUPL
Rumah Makan Mbok
I-3
Dokumen UKLUPL
Rumah Makan Mbok
74
tahun
2001
tentang
I-4
Dokumen UKLUPL
Rumah
Makan Mbok
Memiliki
Analisis
I-5
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
1. Nama Perusahaan
2. Nama
Penanggung
Jawab
: Direktur Utama
: Jl. A. Yani No. 41, Kelurahan Karang Anyar
Jakarta Pusat
5. Telepon
: -
Rencana usaha/kegiatan
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
Desa
Banjar Agung
Kecamatan
Banjar Agung
Kabupaten
Tulang Bawang
Propinsi
Lampung Peruntukan
lahan
Usaha
3.298 m
II-1
1. Batas Perencanaan :
a) Luas tanah yang dibutuhkan
: 3.298 M
: 812 M
2. Perencanaan :
Dalam tampak direncanakan
a) Bengkel dengan luas keseluruhan 812 M
b) Pematangan tanah
Untuk pematangan tanah pihak pengembangan akan berkordinasi dengan pihakpihak yang terkait demi kelancaran Pembangunan Bengkel Motor tersebut. Adapun
kegiatan pematangan tanah antara lain pengerukan tanah menggunakan tanah liat dan
pengerasan tanah tersebut.
c) Fasilitas air bersih
II-3
Untuk penyediaan fasilitas air bersih akan dibuatkan sumur dengan dilengkapi Ground
Tank, Water Torn berikut jaringan-jaringannya baik dari Bengkel Motor.
d) Fasilitas air kotor
Semua pembuangan dialirkan ke saluran sekunder dan selanjutnya diolah terlebih
dahulu
dalam
bak
penampungan,
untuk
dibuang
ke
kotor.
e) Fasilitas jaringan listrik
Untuk jaringan listrik kami akan bekerjasama dengan pihak terkait f)
Fasilitas jaringan telepon
Untuk jaringan telepon kami akan berkoordinasi dengan PT. Telkom g)
Pembuangan sampah
Kami akan menyiapkan suatu tempat untuk penampungan pembuangan sampah
sementara sebelum diangkut dan akan menetap pada tempat pembuangan sampah
sementara sekitar 12-18 jam, sedangkan pengankutannya kami akan bekerjasama dengan
Dinas Kebersihan Kabupaten Tulang Bawang. Untuk kebersihannya kita akan menaruh
beberapa tempat sampah yang sudah dipisahkan antara yang organik dan non organik
baik di lingkungan Bengkel
Motor, sehingga tidak ada sampah yang berserakan.
Secara garis besar tahap kegiatan dari Pembangunan Bengkel Motor dapat dibagi menjadi 3 (tiga)
tahapan, yaitu :
Yaitu tahapan / kegiatan sebelum dimualainya kegiatan Pembangunan Bengkel Motor dari
perencanaan sampai
persiapan
lahan siap
Survey yang dilakukan antara lain survey luas lahan, survey kelayakan lahan dan survey
keadaan sosial daerah tersebut.
Kegiatan survei lapangan yang berpotensi menimbulkan dampak lingkungan adalah kegiatan
pengukuran dan pemasangan patok. Kemungkinan dampak yang timbul adalah overlap antara
lahan Pembangunan Bengkel Motor dengan lahan penduduk.
2. Kegiatan pembebasan lahan
II-5
Berdasarkan hasil survey dan rencana site plan proyek, maka ditetapkan luasan lahan
2
Yaitu tahapan permintaan ijin dilakukan. Permintaan ijin wajib dilakukan untuk mendirikan
sebuah bangunan, agar nantinya jika terjadi sesutau terhadap lahan tersebut ada jaminan dari
pemerintah.
Tahapan kegiatan pelaksanaan fisik kawasan Pembangunan Bengkel Motor baik dari mulai perataan
tanah , sampai selesainya bangunan. Pada tahap konstruksi di uraikan sebagai berikut :
1. Perekrutan tenaga kerja
Kegiatan penerimaan tenaga kerja untuk konstruksi berpotensi menimbulkan dampak negatif
berupa keresahan masyarakat, jika perekrutan tenaga kerja tidak memprioritaskan tenaga kerja
lokal (setempat). Perkiraan kebutuhan tenaga kerja menurut posisi disajikan pada tabel
berikut ini (sumber analisis konsultan):
Tabel II-1 Kebutuhan Tenaga Kerja Konstruksi
Jumlah
No
(orang)
1
Spesifikasi
Manager proyek
S1
S1
Keuangan
S1
Tenaga Administrasi
D3/ S1
Logistik
SMA/STM
Sopir
SMA/STM
Mandor
SMA/D3
15
SD/SMP/SMA
Jumlah
29
II-6
2. Pengoperasian basecamp
perawatan dan perbaikan alat berat serta penyimpanan material. Pada base camp dilengkapi
dengan MCK.
II-7
Kegiatan penyiapan lahan meliputi pembersihan lahan dari bahan-bahan yang secara
konstruktif tidak baik. Pekerjaan perataan tanah (timbunan) pada musim kemarau berpotensi
menimbulkan hamburan debu dan pada musim hujan berpotensi meningkatkan tingkat
TSS pada perairan.
4. Pekerjaan konstruksi
Mobilisasi alat-alat dan material konstruksi dari tempat asal ke lokasi base camp
berpotensi menimbulkan gangguan lalu lintas berupa kemacetan dan kecelakaan lalu
lintas. Kebutuhan material untuk Pembangunan Bengkel Motor sebagaian besar
didatangkan dari luar Tulang Bawang dan sebagain dipenuhi dari Tulang Bawang dan
sekitarnya. Begitupun untuk penyediaan alat-alat berat untuk kegiatan konstruksi.
b) Pekerjaan Konstruksi Pembangunan Bengkel
silo ini
lokasi
loading
dan
unloading
mobil, pembangunan
workshop,
II-8
Pekerjaan ini adalah memasang peralatan mesin operasi terminal termasuk semua
perlengkapannya, serta instalasi listrik, telepon dan air termasuk jaringan elektronik
untuk memantau pekerjaan penimbunan, pembongkaran, dan pengepakan semen
untuk menjaga kualitas semen, bengkel dan lingkungan.
d) Pembangunan Sistem Jaringan Air Bersih
II-9
Setiap Setiap bangunan dilokasi rencana usaha dan kalau kegiatan akan dilengkapi
dengan prasarana jaringan air bersih yang dapat memenuhi standar kualitas dan
cukup jumlahnya. Sistem air bersih yang akan dibangun, yaitu pembuatan sumur
dalam.
Potensi dampak yang akan muncul adalah peningkatan air larian (run off) pada saat
pembuatan galian untuk
untuk pengambilan air tanah dalam sebagai sumber air bersih, potensi dampak yang
muncul adalah terjadinya penurunan muka tanah.
e) Pembangunan Sislem Jaringan Air Kotor
Semua bangunan bengkel, bengkel, kantor, dan fasilitas lain akan dibangun sistem
saluran sendiri-sendiri dan kemudian mengalir kesaluran pembagi, yang selanjutnya
akan bergabung ke saluran cabang.
Pelaksanaan pengelolaan lingkungan dilokasi rencana usaha dan atau kegiatan dan
untuk mengurangi teradinya penyebaran dampak penurunan kualilas air akibat adanya
rencana usaha dan latau kegiatan, disatankan untuk dilaksanakan disarankan untuk
pembangungunan Instalasi Pengelolaan Air Lmbah (IPAl) sebagai muara dari
saluran air dan limbah cair yang terdapat atau dihasilkan oleh semua kegiatan pada
semua bangunan ada dilokasi rencana usaha dan atau kegiatan. Setelah dilakukan
pengendapan, selanjutnya air dari kolam IPAL terakhir dialirkan melalui saluran
drainase terbuka.
f) Pembangunan Sistem Pembuangan Sampah
Setiap bangunan bengkel, bengkel, kantor, bangunan lain di lokasi rencana usana dan
atau kegiatan akan dilengkapi dengan tempat pembuangan sampah sementara
(TPS), yang besarnya disesuaikan dengan volume sampah yang dikeluarkan setiap
harinya dengan kelentuan dari peraturan yang berlaku. Tempat pembuangan sampah
sementara dibuat dari bahan yang kedap
air,
mempunyai
tutup
dan
dapat
II11
Sistem jaringan listrik utama berasal dan PT. PLN [Persero) denganjumlah kebutuhan
daya listrik pada lokasi rencana usaha dan /atau kegialan disesuaikan dengan
kebutuhan.
h) Demobilisasi Peralatan
Demobilisasi
peralatan
dilakukan
Shovel,
secara
bertahap.
Excavator, Bulldozer,
Peralatan-peralatan berat
Crane,
Jack Hammer
digunakan hanya dalam waktu singkat peralatan ini hanya disewa sesaat sehingga
dengan cepat direncanakan untuk didemobilisasi agar tidak mengeluarkan biaya sewa
tinggi peralatan. Kemungkinan demobilisasi peralatan berat malalui laut atau darat.
i) Demobilisasi Tenaga Kerja (Pemutusan Hubungan Kerja/PHK)
Demobilisasi tenaga kerja dilakukan secara bertahap terutama tenaga kasar yang akan
didemobilisasi saat pekerjaan fisik selesai. Proses pengurangan tenaga kerja ini tidak
akan menimbulkan gejolak karena pada saat rekrutment, mereka telah menyadari
bahwa pekerjaan yang mereka kerjakan hanya bersifat sementara.
Tenaga kerja yang akan mendukung operasional pelabuhan pada saat operasional.
2. Pengoperasian Bengkel
Dengan
dioperasikannya
Bengkel
akan
II12
Pemeliharaan yang dilakukan secara rutin dan benar terhadap Bengkel Dan
Stockyard dengan segala fasilitasnya akan memperpanjang usia konstruksi.
II13
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
BAB III.
KOMPONEN LINGKUNGAN
YANG TERKENA
DAMPAK
III.1.1. Penduduk
Kecamatan Banjar Agung memiliki luas 9.772 Ha beribukota di Banjar Agung dengan
populasi penduduk 42.667 Jiwa dengan kepadatan penduduk 225/Km dan memiliki 11 kampung /
desa , yaitu :
1. Kampung Banjar Agung,
2. Kampung Dwi Warga Tunggal Jaya,
3. Kampung Tunggal Warga,
4. Kampung Moris Jaya,
5. Kampung Tri Darma Wijaya,
6. Kampung Banjar Dewa,
7. Kampung Warga Makmur Jaya,
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
1. Sarana perekonomian
a. Memiliki 8 unit Koperasi dengan 848 anggota b.
Memiliki Pasar Kampung
2. Pertanian dan Perkebunan
Luas dan Produksi Tanaman Pertanian
III-1
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
1. TK
: 32 Buah
2. SDN
: 26 Buah
3. SD Swasta Umum
: 1 Buah
4. SD Swasta Islam
: 1 Buah
5. SMP Negeri
: 6 Buah
: 9 Buah
: 4 Buah
8. SMA Negeri
: 1 Buah
: 4 Buah
:2 Buah
: 4 Buah
1. Puskesmas
: 1 Buah
3. Praktek dokter
: 15 Buah
4. Praktek Bidan
: 1 Buah
5. Posyandu
: 25 Buah
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
III.2.1. Flora
Tipe komunitas flora yang terdapat di dan sekitar lokasi proyek adalah tegalan/lahan kering
dengan jenis tanaman tahunan dan semak belukar yang bukan merupakan vegetasi asli, karena pada
umumnya lahan telah terbuka dari kondisi hutan. Beberapa jenis tanaman yang dominan yaitu
ubi kayau dan sawit.
III-3
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
III.2.2. Fauna
Satwa liar yang terdapat di dan sekitar areal adalah kelas aves, mamalia, amphibia, dan reptilia. Jenis
aves yang banyak terdapat di wilayah studi adalah burung gereja, kelompok mamalia adalah tikus,
kucing dan anjing. Kelompok reptilia adalah cicak, kadal, serta
kelompok amphibia kodok.
III.3.1. Topografi
Kondisi geografis kecamatan ini terletak pada ketinggian 30 M dari permukaan air laut, dan memiliki
kontur tanah yang terdiri dari tanah datar dan bergelombang dengan rincian 70% datar sampai
berombak dan 30% berombak sampai berbukit.
Secara topografi daerah Tulang Bawang dibagi menjadi 4 bagian:
1. Daerah daratan, ini merupakan daerah terluas yang dimanfaatkan untuk pertanian.
2. Daerah rawa, terdapat sepanjang Pantai Timur dengan ketinggian 0-1 m, yang merupakan
daerah rawa pasang surut.
3. Daerah River Basin, terdapat dua River Basin yang utama yaitu River Basin Tulang
Bawang, dan River Basin sungai-sungai kecil lainnya.
4. Daerah Alluvial, meliputi pantai sebelah timur yang merupakan bagian hilir (down steem dari
sungai-sungai besar yaitu Tulang Bawang, dan Mesuji dimanfaatkan untuk pelabuhan.
Suhu udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya tempat tersebut dari
permukaan air laut dan jaraknya dari pantai., 2011, suhu udara rata-rata siang hari berkisar antara 27,0
III-4
Dokumen UKLUPL
0 Pembangunan Bengkel
0
C sampai 29,0 C sedangkan suhu udara pada malam hari berkisar antara 21,0 C sampai 23,7 C.
Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Maret yaitu mencapai 320 mm, sedangkan curah hujan
terendah terjadi pada bulan Agustus 0 mm.
III-5
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
Tabel III-1 Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan di Kabupaten Tulang Bawang Tahun
2011
III-6
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
Tabel III-2 Rata-rata Penyinaran Matahari dan Rata-rata Suhu Udara di Kabupaten
Tulang Bawang 2011
III-7
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
Tabel III-3 Rata-rata Suhu Minimum dan Maksimum di Kabupaten Tulang Bawang, 2011
III-8
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
Tabel III-4 Rata-rata Kelembaban Udara dan Tekanan Udara di Kabupaten Tulang
Bawang,2008-2011
III-9
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
III.3.3. Tanah
Secara garis besar Tanah di Tulang Bawang dibagi 6, antara lain Aluvial, Regosol, Andosol,
Podsolik, Coklat, Latosol, dan Padsolik Merah Kuning (PMK).
III10
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
Sarana drainase yang ada, yaitu berupa parit/selokan yang berfungsi sebagai pembuangan air hujan
di sepanjang jalan raya.
Kondisi air tanah di sekitar lokasi proyek masih tergolong baik, karena dari hasil analisi terhadap
semua parameter kunci hasilnya masih memenuhi syarat sebagai bahan air baku
III11
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
air minum. Kondisi ini menunjukkan bahwa kualitas air tanah yang selama ini dijadikan sebagai air
baku untuk air minum kualitasnya masih memenuhi syarat. Hasil analisi air tanah dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Tabel III-6 Kualitas Air Tanah Di Sekitar Lokasi Pembangunan Bengkel Motor
No
Parameter
A. Fisika
1
Kekeruhan
B. Kimia
1
Besi (Fe)
2
Kadmium (Cd)
3
Kesadahan (CaCO3)
4
Timbal (Pb)
5
Nitrat (NO3)
6
Nitrit (NO2)
7
pH
8
Zat Organik (KmnO4)
Hasil
Batas
Pengujian
Maksimal
0
0,130
<0,001
49,9
<0,001
2,137
0,097
6,02
5,577
Satuan
Acuan Metode
25
Skala NTU
SNI 06-6989-25-2005
1,0
0,005
500
0,05
50
3,0
6,5 9,0
10
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
SNI 06-6989-04-2004
SNI 06-6989-16-2004
SNI 06-6989-12-2004
SNI 06-6989-8-2004
SNI 06-2480-1991
SNI 06-6989-09-2004
SNI 06-6989-11-2004
SNI 06-2506-1991
Sumber : Hasil Pengukuran oleh Tim UPTD Balai Laboratorium Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi Lampung
III12
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
BABIV. PERKIRAAN
DAMPAK YANG
AKAN TIMBUL
Perkiraan dampak yang timbul dengan Pembangunan Bengkel Motor dapat diuraikan sebagai
berikut :
1. Dampak positif :
a. Keuntungan dari penjualan lahan yang akan dibangun perumahan.
b. Memberikan prioritas bagi warga sekitar lokasi untuk turut serta dalam Pembangunan
Bengkel Motor, baik pada tahap konstruksi maupun pada tahap fisinhing pembangunan,
serta mengisi peluang usaha yang ada dilingkungan Bengkel Motor,
(seperti rumah
Warga
tidak
bisa
lagi
mengandalkan
pekerjaan
sebagai
petani
jika
sawah/kebun mereka jadi dijual. Karena lahan yang mereka andalkan sudah berubah
fungsi.
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
1. Dampak positif :
a) Adanya peluang pekerjaan. Penduduk sekitar mendapat pekrjaan sebagai pekerja
bangunan dari warga sekitar yang sebelumnya menganggur direkrut menjadi menjadi
pekerja bangunan.
b)
(tenaga
kerja
pembangunan)
Penduduk
IV-1
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
1. Dampak positif :
a. Penduduk sekitar berkesempatan mendapat pekerjaan sebagai satpam,tukang kebun.
b. Kondisi lingkungan menjadi lebih baik. Lingkungan disekitar menjadi tertata
dengan baik.
c.
Meningkatkan penghasilan tambahan warga (tukang ojek atau pedagang kaki lima
keliling) dengan adanya perumahan di desa jamus kauman dan desa karang talun
2. Dampak negatif :
IV-2
Dokumen UKLUPL
Pembangunan
Misalnya
saja dariBengkel
kegiatan
IV-3
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
IV-4
Dokumen UKL-UPL
Pembangunan Bengkel Motor
Sumber Dampak
1. Tahap Pra Konstruksi
a. Pembebasan lahan
2. Tahap Konstruksi
a. Mobilisasi kendaraan
Jenis Dampak
Besaran Dampak
Keterangan
Peningkatan pendapatan/retribusi
Luasan 3.298 m
Keresahan masyarakat
Masyarakat sekitar
pengangkut material
sekitar
tonblok
Kerusakan jalan
pengangkut material
sekitar
Sekitar
Meningkatnya kebisingan
lingkungan sekitar
wilayah
perumahan
dan
Aktivitas kendaraan
IV-4
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
BABV. RENCANA
UPAYA
PENGELOLAAN
DAN
PEMANTAUAN
LINGKUNGAN
Program pengelolaaan lingkungan yang akan dilakukan oleh pihak pemrakarsa untuk mengelola
dampak yang ditimbulkan dapat diuraikan sebagai berikut :
Pada tahap ini prakiraan dampak yang timbul berasal dari kegiatan survey yaitu meihat aspirasi dan
harapan dari masyarakat sekitar mengenai Pembangunan Bengkel Motor, antara lain sebagai
berikut :
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
1. Melakukan koordinasi dengan masyarakat desa, muspida, dan muspika mengenai rencana
pembangunan serta menjelaskan manfaat bagi masyarakat sekitar dengan berdirinya Bengkel
Motor, akan menimbulkan hubungan simbiosis mutualisme dan tidak ada dampak negative
kepada masyarakat.
2. Penyediaan alat pemadam kebakaran baik itu dalam bentuk hidran maupun racun api dan
penanggulangan bencana kebakaran.
3. Memberikan prioritas bagi warga sekitar lokasi untuk turut serta dalam
Pembangunan Bengkel Motor,
pembangunan, serta mengisi peluang usaha yang ada dilingkungan Bengkel Motor, (seperti
rumah makan dan warung-warung sebagai tempat akan para pekerja).
4. Perekrutan tenaga kerja proyek dilakukan secara terbuka (transparan) dan yang
hanya memenuhi kwalifikasi yang akan diterima bekerja sebagai tenaga proyek.
V-1
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
Pda tahap ini prakiraan dampak yang akan timbul antara lain :
Berdasarkan kegiatan survey yang telah dilakukan, dampak ini diperkirakan adanya
partisipasi masyarakat disekitar lokasi dalam pembangunan, atau penduduk disekitar
lokasi dapat memasok material dalam pembangunan maupun menyediakan kebutuhan seharihari bagi para pekerja yang melakukan pembangunan yang dapat menghilangkan keresahan
masyarakat disekitar, baik itu gangguan kantibmas maupun kerawanan sosial. Adapun
rencana untuk dampak ini akan dilakukan antara lain dengan cara :
1. Memberikan peluang usaha yang ada dilingkungan Bengkel Motor, jika dimungkinkan
akan mengikut sertakan warga sekitar lokasi untuk turut serta dalam Pembangunan
Bengkel Motor baik ada tahap konstruksi maupun pada tahap finishing pembangunan
seperti rumah makan, warung-warung serta perekrutan masyarakat sekitar menjadi
pekerja.
2. Perekrutan tenaga kerja proyek dilakukan secara terbuka (transparan) dan hanya yang
memenuhi kualifikasi yang akan diterima bekerja sebagai tenaga proyek.
Dampak penurunan kualitas udara diakibatkan dari kegiatan pematangan lahan, bilisasi alat
dan material pembangunan dilokasi kegiatan akan menimbulkan sebaran debu lokal akibat
kegiatan pengerjaan tanah dan lalu lintas kendaraan pengangkut alat dan material. Adapun
cara untuk engurangi dampak tersebut adalah dengan cara :
1. Melakukan penyiraman dengan air, khususnya pada pekerjaan pematangan lahan yang
dilakukan pada musim kemarau atau pada kondisi tanah kering.
2.
V-2
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
V-3
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
Dampak peningkatan air larian (run off) ini diperkirakan bersumber dari kegiatan pematangan
lahan, pembuatan jaringan dan utilitas serta pembangunan sarana dan prasana Bengkel Motor.
Adapun rencana pengendalian dampak pengendalian air larian (run off) akan dilakukan
dengan cara :
1. Melaksanakan pengurugan lahan
2. Pembuatan saluran drainase darurat pada awal kegiatan sebelum konstruksi
Bengkel Motor.
3. Konstruksi saluran air hujan direncanakan yang layak dengan sesuai keadaan topografi
serta curah hujan setempat sehingga tidak merugikan banjir dan genangan dirumah
warga sekitar,
4. Pembuatan kolam sedimentasi pada lokasi tertentu, untuk menampung air buangan dari
kegiatan Pembangunan Bengkel Motor,
5. Mengoptimalisasi lahan untuk ruang terbuka hijau (RTH) dengan penanaman pohonpohon sesuai dengan tempatnya.
6. Pembuatan sumur resepan
Terjadinya Penurunan kualitas air permukaan diperkirakan merupakan dampak lanjutan dari
adanya peningkatan laju air larian akibat kegiatan pembukaan, penyiapan dan pematangan
lahan yang akan menyebabkan terjadinya pendangkalan di badan air penerima. Rencana
pengelolaan dari dampak ini antara lain dengan melakukan :
V-4
1.
Dokumen UKLUPL
Pembangunan
Bengkel
kegiatan
sehingga
dapat
mengurangi kecepatan aliran air permukaan yang masuk kesaluran drainase sampai ke
Badan Air Peneria,
2. Pengecekan dan pemeliharaan kelancaran pengaliran air disaluran desa,
3. Membuat sedimentasi dilokasi pembangunan.
V-5
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
Dampak penijkatan arus lalu lintas diperkirakan bersumber dari kegiatan keluar masuk
kendaraan pengangkut alat dan material kelokasi kegiatan sehingga menimbulkan kemacetan
lilu lintas dibandingkan sebelum adanya kegiatan proyek Bengkel Motor. Adapun rencana
pengelolaan dampak ini antara lain :
1. Pengaturan atau penjadwalan kendaraan pengangkut alat dan material sehingga tidak
dilakukan secara bersamaan ,
2. Menempatkan petugas lalu lintas yang ditempatkan dipintu masuk lokasi kegiatan
untuk mengendalikan kendaraan keluar masuk kelokasi kegiatan dengan prinsip dasar
pengaturan tetap mengutamakan kelancaran arus lalu lintas diruas jalan umum,
7. Kerusakan jalan
Dampak
ini
diperkirakan
bersumber
dari
kegiatan
mobilisasi
alat
dan
bahan/material hal ini dapat menyebabkan ketidak nyamanan warga sekitar lokasi kegiatan
sebagai pengguna /pemakai jalan tersebut. Adapun rencana penanggulangan atas dampak ini
adalah :
1. Kendaraan operasioanl pembangunan yang melintas dari jalan akan disesuaikan
denga rekomendasi dari pihak terkait (dishub, kepolisisan, dll)
2.
V-6
Tahap Operasional Bengkel Motor pada tahap ini dampak yang akan timbul
Dokumen UKLUPL
Pembangunan
Bengkel
adalah
:
Dampak peningkatan intensitas kebisingan diperkirakan dari kegiatan test drive dan aktivitas
kendaraan yang keluar masuk lokasi Auto 2000. Adapun upaya penanggulangan adalah
sebagai berikut :
1. Pembatasan kecepatan kendaraan pada saat keluar masuk bengkel motor,
V-7
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
2. Pelaksanaan kegiatan bengkel motor dilakukan pagi hari/jam kerja bengkel dari pukul 08.0018.00 WIB, sehingga penduduk pada malam hari dapat beristirahat dengan tenang tanpa
terganggu oleh kebisingan.
Dampak peningkatan arus lalu lintas diprakirakan bersumber dari kegiatan keluar masuk
kendaraan kegiatan oerasional bengkel motor, sehingga berpotensi menimbulkan kemacetan
lalu lintas. Adapun rencana pengelolaan dampak ini antara ain :
1. Distribusi kendaraan yang melintas dilokasi kegiatan, mengenai jadwal kendaraan car
carier keluar masuk akan dilakukan pada siang hari, tetapi mengenai jadwal tersebut
akan disesuaikan dengan rekomendasi dari pihak tekait (dishub, kepolisian, dll)
2.
3. Menempatkan petugas lalu lintas yang ditempatkan dipintu masuk lokasi kegiatan
untuk mengendalikan kendaraan keluar masuk kelokasi kegiatan dengan prinsip dasar
pengaturan tetap mengutamakan kelancaran arus lalu lintas diruas jalan umum,
3. Penanggulangan limbah
Limbah dari operasional Bengkel Motor, semua akan sesuai dengan rekomendasi BLHD,
yaitu membuang limbah B3 pada tempatnya yang sudah dientukan (sesuai izin) seperti bak
penampungan limbah B3 ketempat yang tidak seharusya.
Pengelolaan limbah B3 bengkel, terdiri dari:
a. Pewadahan
Pewadahan Pewadahan limbah B3 bengkel yang ada di lapangan masih belum sesuai
dengan Keputusan Kepala Bapedal no.1 tahun 1995. Dimana untuk ketentuan umum
kemasan yang digunakan yaitu harus kuat, tahan lama, tidak bocor dan tidak mudah
berkarat. Selain itu kemasan yang digunakan harus tertutup untuk menghindari terjadinya
paparan limbah B3 ke udara.
V-5
Dokumen UKLUPL
untuk Pembangunan
oli bekas, Bengkel
onderdil
terkontaminasi dan botol bekas oli. Sedangkan untuk majun dan aki bekas tidak ada
pewadahan khusus. Hal tersebut sangatlah tidak dianjurkan karena untuk limbah B3
haruslah memiliki wadah khusus yang berguna untuk mengamankan limbah B3 tersebut
dan lingkungan sekitarnya. Selain itu untuk wadah limbah B3 harus dilengkapi dengan
symbol dan label yang sesuai dengan karakteristik limbah B3 tersebut.
V-6
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
b. Penyimpanan
Untuk penyimpanan limbah B3 yang ada di bengkel masih belum sesuai dengan Kep.
Bapedal no.1 tahun 1995 tentang tata cara dan persyaratan teknis penyimpanan dan
pengumpulan limbah B3. Untuk penyimpanan limbah B3 yang berada di luar bengkel
tidak memiliki bangunan khusus penyimpanan, namun hanya diletakkan begitu saja di
luar bengkel. Sehingga hampir semua drum oli bekas maupun tandon yang terletak di
luar bengkel bercampur dengan air hujan.
c. Pengangkutan
Untuk penyimpanan limbah B3 yang ada di bengkel masih belum sesuai dengan Kep.
Bapedal no.1 tahun 1995 tentang tata cara dan persyaratan teknis penyimpanan dan
pengumpulan limbah B3. Untuk penyimpanan limbah B3 yang berada di luar bengkel
tidak memiliki bangunan khusus penyimpanan, namun hanya diletakkan begitu saja di
luar bengkel. Sehingga hampir semua drum oli bekas maupun tandon yang terletak di
luar bengkel bercampur dengan air hujan.
Pengelolaan
limbah
B3
ini
berguna
untuk
mencegah
dan
menanggulangi
pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh limbah B3 bengkel.
Adapun analisa perancangan pengelolaan limbah B3 di bengkel, adalah:
a. Reduksi
V-7
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
Pewadahan yang digunakan untuk limbah B3 bengkel yang sesuai dengan kategori
limbah yang ada di bengkel yaitu mudah terbakar dan korosif adalah wadah yang
memenuhi kriteria umum sebagai berikut :
1) limbah yang memiliki karakteristik yang berbeda tidak boleh disimpan dalam
satu kemasan untuk menghindari terjadinya pencampuran dari 2
V-8
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
sifat limbah B3 yang berbeda yang dapat mengakibatkan reaksi yang tidak
diinginkan.
2) Kemasan limbah B3 harus terbuat dari bahan yang sesuai dengan karakteristik
limbah B3 tersebut, tahan lama, tidak mudah berkarat, dan tidak bocor.
Kemasan harus diganti apabila terdapat kerusakan atau kebocoran pada
kemasan.
3)
Memiliki penutup yang kuat untuk mencegah terjadinya tumpahan pada saat
dilakukan pemindahan atau pengangkutan.
c. Pengangkutan
Pengangkutan ini dilakukan untuk mengirim limbah B3 bengkel ke pihak pengolah atau
pemanfaat. Pada Peraturan Pemerintah No.18 tahun 1999
Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun dijelaskan bahwa
pengangkut bisa dilakukan oleh penghasil limbah, namun untuk limbah B3 bengkel
ini sebaiknya dilakukan oleh pihak pengolah atau pemanfaat limbah B3 bengkel tersebut.
Pengangkutan harus disertai dengan manifest yang dimiliki oleh pihak pengangkut.
Kendaraan pengangkut yang digunakan harus tahan lama, kuat dan mampu melindungi
limbah B3 yang akan diangkut. Selanjutnya pengangkutan ini akan dibawa ke pihak
pemanfaat atau pengolah limbah yang akan dibahas pada sub bab selanjutnya.
Hal lain yang harus diperhatikan dalam pengangkutan limbah B3 adalah rute
pengangkutan yang harus memperhatikan peraturan yang berlaku. Apabila peraturan
mengenai trayek tidak ada maka pengangkut limbah B3 sebaiknya memilih jalan arteri
yang jauh dari pemukiman guna menghindari terjadinya bahaya yang tidak diinginkan
(Trihadiningrum, 2000).
Untuk memenuhi syarat lingkungan yang baik pihak bengkel mengelola limbah padat
yang dilakukan antara lain memilah sampah plastik untuk didaur ulang yang salah satu
caranya dengan membuat tempat sampah khusus plastik. Selaian daur ulang, kami juga akan
menanam pohon-pohon ditempat yang sudah disesuaikan oleh standar perusahaan kami.
Air limbah dari usaha perbengkelan mudah sekali terkontaminasi dengan berbagai kotoran
seperti minyak, oli, gemuk, bahan bakar dan lain-lain. Untuk mengelola air limbah ini, upaya
pertama yang harus dilakukan adalah dengan melakukan minimalisasi limbah dan pencegahan
terjadinya kontaminasi air dengan bahan lain seperti oli, bahan bakar, gemuk dan lain-lain.
V-7
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
Upaya ini dapat dilakukan dengan menghindari terjadinya kebocoran di selang air dan
efisiensi pemakaian air dengan penggunaan kran yang mudah ditutup seperti kran model
tembak atau penempatan kran yang mudah dijangkau. Langkah lainnya yang dapat ditempuh
adalah dengan menghindari masuknya air hujan ke dalam
V-8
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
lingkungan kerja yang mengandung ceceran oli/minyak atau bahan bakar lainnya. Jika air
hujan ini masuk ke dalam lingkungan kerja yang kotor, maka kotoran yang ada di lantai akan
terlarut dan terbawa aliran air. Dengan demikian pencemaran akan menyebar mengikuti arah
aliran yang ada.
Tata letak setiap unit kerja di bengkel sangat mempengaruhi kualitas air limbah buangannya.
Tata letak yang baik tidak hanya akan memberikan kesan bengkel terlihat bersih dan rapi
saja, tetapi juga akan menenkan jumlah limbah yang dihasilkannya. Untuk bengkel yang
juga melayani cucian mobil, seharusnya menempatkan tempat/ruang cucian dekat dengan
saluran pembuangan air dan terhindar dari kegiatan bongkar mesin ataupun penggantian oli.
Dengan pemisahan ruangan tersebut, maka air bekas cucian tidak akan terkontaminasi oleh
berbagai minyak/ oli maupun kotoran lainnya.
Jika berbagai upaya pengelolaan lingkungan seperti tersebut di atas telah dilakukan oleh
bengkel, maka air limbah yang dihasilkan
tidak
Kontaminan yang biasanya masih ada berupa padatan (kotoran) dan sedikit minyak, dengan
demikian maka unit pengolahan air limbah yang diperlukan juga sederhana (tidak terlalu
rumit dan mahal). Unit pengolahan yang diperlukan terutama adalah unit pengendapan untuk
pemisahan kotoran dan unit pemisahan minyak berupa fat- pit (separator).
Mengingat usaha perbengkelan pada umumnya yang berupa usaha kecil dan menengah dan
tingkat pencemaran air limbah bengkel yang telah mengikuti program pengelolaan
lingkungan tidak terlalu berat maka disini akan diberikan contoh unit pengolahan limbah yang
sederhana, sehingga sangat memungkinkan sekali untuk dibangun dan dioperasikan oleh
semua bengkel yang ada.
V-9
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
V-9
Dokumen UKLUPL
Pembangunan
Bengkel
Pengolahan
Limbah
Cair
Usaha Perbengkelan
V10
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
1) Pengelolaan limbah cair perbengkelan dimulai dari sumbernya, yang mana limbah
yang
menjadi tiga, yaitu kelompok air hujan, limbah septic tank, dan limbah kegiatan
bengkel.
2) Air
hujan
tidak
memerlukan
pengolahan,
tetapi
resapan. Fungsi dari sumur resapan ini adalah dapat untuk memperbaiki kualitas dan
kuantitas air tanah. Jika setiap bangunan yang ada selalu menyediakan fasilitas
sumur resapan, maka terjadinya krisis air (terutama di musim kemarau) dapat
dihindarkan.
3) Limbah dari toilet perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum dibuang ke
saluran umum. Kandungan utama limbah toilet adalah bahan organik yang mudah
didegradasi, oleh karena itu limbah toilet dapat diolah dengan sistem biologi. Secera
sederhana limbah toilet dapat diolah dengan menggunakan sistem septic tank,
seperti
yang
telah
banyak
diterapkan pada
rumah
tangga.
Yang
perlu
diperhatikan hanya pada kontruksi septic tank tersebut, yang mana septic tank tidak
boleh bocor. Kebocoran septic tank akan membuat berbagai bakteri patogen masuk ke
dalam tanah an mencemari air tanah di sekitarnya.
4) Air limbah dari kegiatan perbengkelan perlu dipisahkan dari berbagai cairan lainnya,
seperti oli, bahan bakar, gemuk dll. Air limbah ini yang mengandung padatan
dan oli diendapkan terlebih dahulu dalam bak pengendapan (klarifier). Di bak
pengendap
ini
untuk selanjutnya
dapat
dibakar
dengan menggunakan
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
V-11
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
7)
Pada bagian bawah separator dilengkapi dengan pipa-pipa pembuangan air, yang
berfungsi untuk pembersihan. Jika suatu saat diperlukan perbaikan dari
(unit
alat
separator) maka air yang berada di dalam separator tersebut dapat dibuang
Dampak peningkatan air larian (Run off) ini diperkirakan bersumber dari penurunan kapasitas
infiltrasi air tanah akibat berubahnya tata guna lahan yang diperkeras seperti parker kendaraan
baru akan menggunakan paving blok sedangkan jalan keluar masuk kendaraan akan
menggunakan aspal untuk bengkel motor. Adapun rencana pengendalian dampak peningkatan
air larian (Run Off) akan dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Pemeliharaan dan pengecekan drainase sehingga tidak terjadi genagnan,
2.
Normalisasi saluran sampai kealiran sungai terdekat dan untuk normalisasi akan
bekerjasama dengan dinas Sumber Daya Air, Pertambangan dan Energi (ESDAPE)
Bupati Tulang Bawang
3. Konstruksi saluran air hujan direncanakan yang layak denga sesuai keadaan topografi
serta curah hujan setempat.
Dampak terjadinya timbulan padat diperkirakan bersumber dari aktivitas bengkel motor,
adapun rencana penanggulangan sampah dapat dilakukan dengan cara :
1. Menyediakan bak/wadah tempat penampungan sementara pada tempat yang mudah
untuk diambil oleh dinas kebersihan Bupati Tulang Bawang,
V12
Dokumen UKLUPL
Pembangunan
mengatur
sampahBengkel
tersebut
V13
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
logam banyak terdiri dari berbagai potongan logam, mur/skrup, bekas ceceran pengelasan dan
lain-lain.
Limbah padat usaha perbengkelan pada umumnya berupa limbah non organik yang dapat
dimanfaatkan kembali atau untuk daur ulang. Agar usaha daur ulang atau pemanfaatan
kembali ini dapat dilakukan dengan
sama dengan pihak lain pemanfaat barang bekas. Jika upaya ini dapat dilakukan
berarti dapat mereduksi jumlah timbulan sampah dan juga yang tidak kalah pentingnya
adalah dapat menghemat sumber daya yang ada.
ke perusahaan
pengecoran logam.
6. Pencemaran Udara
Limbah gas dari usaha perbengkelan berupa asap hasil pembakaran bahan bakar yang
mengandung senyawa hidro carbon (HC), karbon monoksida (CO), karbon dioksida
V14
Dokumen UKLUPL
Pembangunan
Bengkel
bensin.
Sedangkan
pada
kendaraan berbahan bakar solar, gas buangnya mengandung sedikit HC dan CO tetapi lebih
banyak SO-nya.
Sumber pencemaran udara dari industri dan kendaraan bermotor ditimbulkan dari hasil
pembakaan bahan bakar hidrokarbon, terutama bahan bakar yang mengandung timbel
(Pb). Mengingat bahayanya yang begitu besar, pemerintah
V15
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
bertekad untuk memasyarakatkan bensin tanpa timbel pada 1999, lebih cepat dari semula
tahun 2003. Sudah seharusnya sebab dalam pemakaian bensin tanpa timbel, Indonesia masih
kalah dengan negara ASEAN lainnya.
Seiring dengan menipisnya persediaan
yang tak ramah lingkungan, bahan bakar seperti liquid petroleum gas (LPG) dan compressed
natural gas (CNG), biodiesel (bahan bakar dari minyak kelapa sawit) menjadi alternatif
yang patut dimasyarakatkan pemakaiannya. Apalagi LPG memiliki nilai oktan lebih tinggi,
102 - 104 RON (Requirement Octan Number), harga relatif lebih murah dibandingkan dengan
bensin, serta tidak menimbulkan polusi dan akrab lingkungan.
Untuk keperluan pengujian emisi, sudah seharusnya jaringan bengkel resmi ATPM
dilengkapi dengan alat penguji emisi. Alat penguji itu berupa gas analyzer untuk mengukur
emisi gas buang kendaraan berbahan bakar bensin, dan smoke tester untuk mengukur
kepekatan asap dari kendaraan berbahan bakar diesel. Melalui alat tersebut, pemilik
kendaraan bisa mengetahui kadar polutan dari knalpot kendaraannya. Jika ternyata melampaui
ambang batas yang ditetapkan, akan dilakukan penyetelan mesin (tune up). Pemilik kendaraan
akan memperoleh kartu yang berisi hasil pemeriksaan yang meliputi kadar CO (%), HC
(ppm), CO2 (%), maupun O2 (%).
Karena salah satu penyebab timbulnya polusi udara dari kendaraan tersebut akibat kondisi
penyetelan kendaraan yang kurang tepat, maka diperlukan bengkel-bengkel yang memiliki
tenaga mekanik yang terampil dan dapat menguasai teknologi mesin dengan baik. Jika para
tenaga mekanik dapat melakukan penyetelan
dapat disetel dengan tepat sehingga komposisi bahan bakar dan udara dapat tepat dan
pembakaran di mesin akan sempurna. Dengan kondisi kendaraan seperti ini timbulnya
pencemaran udara dapat lebih ditekan lagi.
7. Pengelolaan Oli Bekas
Selama bertahun-tahun, minyak oli didaur ulang untuk digunakan kembali juga untuk
melindungi serta menjaga lingkungan dari limbah minyak tersebut. Diperkirakan satu galon
oli bekas potensial sekali untuk mengkotaminasi 1 juta galon air minum. Ditambah lagi
oli bekas yang dibuang di muara sungai, danau dan anak sungai dapat mengancam kehidupan
aquatic di tempat tersebut. Jika oli bekas tersebut di tangani dengan serius, dapat menghemat
menggunaan oli tiap harinya.
V16
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
Daur ulang oli bekas dapat dilakukan di industri pengolahan pelumas bekas, yaitu industri
yang kegiatannya memproses pelumas bekas dengan menggunakan teknologi tertentu
untuk menghasilkan pelumas dasar. Minyak pelumas dasar merupakan
salah
satu
bahan
V17
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
proses/pabrikasi pelumas (blending) dalam pembuatan pelumas. Pelumas dasar ini dicampur
dengan baham tambahan (aditif) sesuai
formula
tertentu
pelumas baru.
Oli bekas harus ditampung dengan menggunakan alat penampungan khusus dan terhindar dari
kotoran lainnya, sebab oli ini akan didaur ulang. Tercampurnya oli bekas dengan sampah lain
akan menurunkan kualitasnya dan meningkatkan biaya untuk proses pemurniannya. Alat
penampungan oli harus dibuat dari bahan yang tahan terhadap karat dan tertutup rapat, bersih
dan diberi label OLI BEKAS. Jauhkan dari jangkauan anak-anak dan binatang peliharaan
serta nyala api. Dalam jangka waktu tertentu oli bekas ini dapat dijual ke para pengumpul oli
bekas yang selanjutnya akan dikirim ke perusahaan pengolah oli.
V18
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
Jenis Dampak
1. Tahap Pra Konstruksi
Pembebasan Lahan
Sumber Dampak
Kegiatan jual beli
Upaya Pengelolaan
Lokasi
Waktu
Memberikan kompensasi
Masyarakat sekitar
Sebelum kegiatan
Menghentikan sementara
lokasi
konstruksi
memberikan penyuluhan
2. Tahap Konstruksi
a. Peluang Kerja dan
usaha baru
b. Penurunan kualitas
udara
Rencana Darurat
musyawarah dengan
Aktivitas pembangunan
Perekrutan pekerja
Sekitar lokasi
Selama kegiatan
warga setempat
Perekrutan secara
konstruksi
Pembukaan warung
pembangunan
konstruksi
Aktivitas pembangunan
makan
Melakukan penyiraman
Sekitar lokasi
Selama kegiatan
Menghentikan sementara
konstruksi
Pembatasan kecepatan
pembangunan
konstruksi
kegiatan
Sekitar lokasi
Selama kegiatan
Menghentikan sementara
pembangunan
konstruksi
kegiatan
Sekitar lokasi
Selama kegiatan
Menghentikan sementara
pembangunan
konstruksi
kegiatan
Sekitar lokasi
Selama kegiatan
Menghentikan sementara
pembangunan
konstruksi
kegiatan
udara
c. Peningkatan
intensitas
kebisingan
d. Peningktan Air
Larian (Run Off)
Membersihkan material
Pengaturan/penjadwalan
pengngkutan alat-alat berat
Pematangan lahan
Pengaturan jadwal
Kegiatan pematangan
kegiatan mobilisasi
Melaksanakan
pengurugan lahan
Pembuatan saluran
drainase darurat
Konstruksi saluran air
hujan direncanakan yang
layak
Pembuatan kolam
e. Penurunan kualitas
air permukaan
sedimentasi
Penataan air limpasan
(saluran drainase
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
V-16
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
Jenis Dampak
Sumber Dampak
pembukaan, penyiapan dan
pematangan lahan yang akan
f. Peningkatan Arus
Lalu Lintas
Upaya Pengelolaan
Rencana Darurat
Pengecekan dan
pemeliharaan kelancaran
Waktu
darurat)
menyebabkan terjadinya
penerima
kegiatan keluar masuk
Lokasi
desa
Pengaturan atau
penjadwalan kendaraan
Sekitar lokasi
Selama kegiatan
Menghentikan sementara
pembangunan
konstruksi
kegiatan
Sekitar lokasi
Selama kegiatan
Menghentikan sementara
pembangunan
konstruksi
kegiatan
Selama kegiatan
Segera melakukan
bengkel
penjadwalan
Menempatkan petugas
lalu lintas
g. Kerusakan jalan
Melaksanakan semua
rekomendasi
Melakukan pembatasan
kajian lalu
beban kendaraan
Melakukan pemeliharaan
dan rehabilitasi secara
berkala terhadap saluran
drainase
Menutup bak kendaraan
3. Tahap Operasional
a. Peningkatan
intensitas
Kebisingan
V17
b. Peningkatan arus
Penjadwalan kendaraan
Dokumen UKLUPL
Pembangunan
Bengkelbengkel
Sekitar lokasi
Selama kegiatan
Segera melakukan
V18
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
Jenis Dampak
lalu lintas
Sumber Dampak
Upaya Pengelolaan
kendaraan kegiatan
oerasional bengkel
Lokasi
Waktu
Rencana Darurat
bengkel
pengaturan
Selama kegiatan
Segera menghentikan
bengkel
kegiatan
Selama kegiatan
Segera menghentikan
bengkel
kegiatan
Selama kegiatan
Segera menghentikan
bengkel
kegiatan
hari
Bekerjasama dengan
dinas perhubungan
Bupati Tulang
Bawang/polantas setempat
apabila terjadi kemacetan
lalu lintas
c. Penanggulangan
limbah
Menempatkan petugas
Melakukan minimalisasi
limba
Pencegahan terkadinya
kontaminasi air dengan
d. Timbulan Limbah
Padat
sementara
Pengadan pekerja yang
e. Pencemaran Udara
Aktivitas bengkel
bertugas untuk
Dilengkapi dengan alat
penguji emisi
V19
f. Pengelolaan Oli
Aktivitas bengkel
Dokumen UKLUPL
Pembangunan
Bengkelbengkel
Sekitar lokasi
Selama kegiatan
Segera menghentikan
V20
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
Jenis Dampak
Bekas
Sumber Dampak
Upaya Pengelolaan
digunakan kembali
Lokasi
Waktu
bengkel
Rencana Darurat
kegiatan
V21
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
Program pemantauan lingkungan ini dimaksudkan untuk mengetahui efektifitas dari hasil pengelolaan
dampak yang telah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Pedoman Pengelolaan
Lingkungan dengan mengikuti ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
Peluang Kerja dan usaha baru pemantauan yang dilakukan secara langsung ke lapangan
Penurunan kualitas udara pada saat pelaksanaan konstruksi, menganalisa kadar debu di
lingkungan sekitar dan lingkungan kerja, parameter pencemaran udara.
Peningkatan kebisingan akibat kegiatan mobilisasi kendaraan berat pada saat pematangan
tanah dilingkungan areal kerja, memantau tingkat intensitas kebisingan.
Peningkatan erosi akibat kegiatan cut and fill pada saat pematangan tanah,
parameter lingkungan yang dipantau adalah kondisi tanah yang peka terhadap terhadap
erosi.
Peningkatan air larian akibat penambahan daerah lahan yang tertutup akibat pelaksanaan
konstruksi, parameter yang dipantau perubahan neraca air yaitu meningkatnya volume run off
dan menurunnya volume infiltrasi.
Kesempatan kerja dan berusaha bagi tenaga kerja lokal, parameter yang dipantau
Dokumen UKLUPL
Pembangunanpeluang
Bengkel
memperoleh
berusaha.
Penurunan kualitas air permukaan pemtauan yang dilakukan pengecekan sekala berkala
Peningkatan Arus Lalu Lintas pemantauan yang dilakukan secara langsung di lokasi
pembangunan
V-20
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
1)
Perubahan iklim mikro akibat pengurangan lahan terbuka, parameter yang dipantau
peningkatan suhu, dipantau dengan pengukuran suhu udara dilokasi dan disekitar lokasi.
2) Kuantitas air tanah akibat penggunaan untuk kebutuhan showwroom sarana serta prasarana,
parameter yang dipantau penurunan debit air tanah, dipantau dengan melakukan pengukuran
debit air tanah.
3) Kualitas air permukaan akibat kegiatan MCK, pengguna sarana dan prasarana, parameter yang
dipantau BOD, COD, DO, pH, suhu, zat padat terlarut (TDS = Total Dissolved Solid), zat
padat tersuspensi (TSS = Total Suspended Solids) dll, dipantau dengan menganalisis sampling
air di Laboratorium.
4) Pencemaran udara akibat operasional bengkel dengan parameter yang dipantau CO, CO2,
2+
Pb , SOX, NOX, dan partikulat. Pemantauan dilakukan secara berkala dengan cara
pengukuran kualitas udara.
5) Peningkatan arus lalu lintas akibat kegiatan showwroom, parameter yang dipantau kemacetan
arus lalu lintas, dipantau dengan pengamatan secara visual dan penghitungan.
6) Estetika lingkungan akibat penanganan limbah padat parameter yang dipantau bau
serta munculnya serangga.
7) Perubahan nilai dan norma budaya, parameter yang dipantau perubahan nilai dan norma
budaya, terjadinya perubahan sikap/tingkah laku masyarakat, dipantau dengan cara
pengamatan langsung.
8) Peningkatan migrasi penduduk, parameter yang dipantau migrasi penduduk baik yang
bersifat komuter harian maupun migrasi permanent, pemantauan dengan pengamatan
langsung dan menginformasikannya kepada kelurahan setempat mengenai penambahan
jumlah jiwa.
9) Ketertiban dan keamanan, parameter yang dipantau ketertiban dan keamanan
dengan adanya gangguan diwilayah perumahan tersebut, dipantau dengan
pengamatan secara visual.
10) Kesehatan masyarakat, parameter yang dipantau pengamatan pola penyakit
dimasyarakat, antara lain status gizi, penyakit menular dan penyakit lainnya.
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
V-21
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
Jenis Dampak
1. Tahap Pra Konstruksi
Keresahan Masyarakat
2. Tahap Konstruksi
a. Penanggulanagan
debu
b. Peningkatan
kebisingan
c. Peningkatan erosi
Dilakuakan
Pemantauan
Masyarakat sekitar
Tanggapan masyarakat
Pengamatan langsung di
lokasi
terhadap proyek
lapangan sebelum
Aktivitas pembangunan
proyek
Berkurangnya kadar debu di
Pemukiman penduduk
Parameter pencemaran
kegiatan konstruksi
Pengamatan langsung
udara
udara
proyek
dan survey di
proyek
dan mobilisasi
kebisingan
kendaraan proyek
Aktivitas pembangunan
Lokasi Pemantauan
Parameter Yang
Sumber Dampak
Di sekitar lokasi
lapangan
Tingkat kebisingan
dan survey di
Di sekitar lokasi
d. Kesempatan kerja
e. Peningkatan air
Aktivitas pembangunan
Aktivitas pembangunan
larian
Di sekitar lokasi
pembangunan
di lapangan
satu bulan
Tiap
Pengamatan
langsung
di lapangan
Tiap satu bulan
Di sekitar lokasi
memperoleh peluang
Perubahan neraca air
Pengamatan langsung
pembangunan
yaitu
meningkatnya
di lapangan
Tiap satu bulan
menurunnya volume
Operasional bengkel
Peningkatan suhu
mikro
b. Kuantitas air tanah
lapangan
Pengamatan langsung
penduduk yang
Kegiatan kebutuhan
bengkel dan penggunaan
Di sekitar lokasi
bengkel
Di sekitar lokasi
lokasi
Melakukan
pengukuran
bengkel
Pengamatan langsung
di lapangan
Pengamatan
Tiap satu bulan
langsung
di lapangan
V-22
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
Jenis Dampak
c. Kualitas air
permukaan
Sumber Dampak
sarana serta prasarana
Kegiatan MCK dari
Lokasi Pemantauan
Parameter Yang
Dilakuakan
Pemantauan
Tiap tiga bulan sekali
Pengamatan langsung
Di sekitar lokasi
bengkel
bengkel
di lapangan
Tiap tiga bulan sekali
e. Peningkatan arus
lalu lintas
Operasional bengkel
Kegiatan aktivitas
Peningkatan pulutan di
Di sekitar lokasi
dipantau dengan
Parameter
yang dipantau
udara
bengkel
bengkeldan pengguna
Di sekitar lokasi
melakukan pengukuran
Jumlah kendaraan
Pengamatan langsung
di lapangan
bengkel
Bau akibat penanganan
Di sekitar lokasi
padat
limbah
bengkel
munculnya serangga
g. Ketertiban dan
Adanya gangguan
Di sekitar lokasi
keamanan
diwilayah bengkel
ketertiban
bengkel
ketertiban
Di sekitar lokasi
bengkel
h. Kesehatan
masyarakat
pekerja
di lapangan
f. Estetika lingkungan
Pengamatan langsung
Pengamatan
Tiap satu bulan
langsung
di lapangan
Pengamatan
Tiap satu bulan
langsung
di lapangan
satu bulan
Tiap
Pengamatan
langsung
di lapangan
Tiap tiga bulan sekali
dan penyakit
Rencana upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup dapat dilihat pada matriks dibawah ini :
V23
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
Parameter
Jenis Dampak
Yang
Dipantau
Lingkungan Hidup
Sumber Dampak
Lokasi
Periode
Bentuk Upaya
Lokasi
Periode
Pengelolaan
Pengelolaan
Pemantauan
Pemantauan
Pemantauan
Lingkungan
Lingkungan
Lingkungan
Lingkungan
Lingkungan
Hidup
Hidup
Hidup
Hidup
Hidup
Institusi
Pengelola
Dan
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Luas Lahan
masyarakat
bengkel
motor
proyek
dibebaskan
Pembebasan Lahan
Pemilik
terhadap
yang
Kegiatan jual beli
Tanggapan
3.298 m2 dan
Survey dan
tidak adanya
investigasi
keluhan
penyuluhan
Masyarakat
sekitar lokasi
Selama proses
Sebelum
Tidak
adanya
kegiatan
konflik
sosial
konstruksi
dengan
warga
sekitar
lokasi
masyarakat
Masyarakat
sekitar lokasi
perijinan dan
pembebasan
lahan
Badan
pertanahan
Lurah
dan
Camat
Badan
2. Tahap Konstruksi
Sekitar
lingkungan
Aktivitas
pembangunan
konstruksi
pembangunan
Jumlah
bengkel jumlah
kesempatan kerja
penggunaan
yang terserap
tenaga kerja
dan jumlah
penduduk lebih
dari 20% dari
jumlah
karyawan
Perekrutan pekerja
Pembukaan warung
makan
Sekitar lokasi
pembangunan
Selama
penduduk yang
kegiatan
memperoleh
konstruksi
peluang
Pemilik
bengkel
Selama
Di sekitar lokasi
pembangunan
pembangunan
bengkel
motor
Lurah
dan
Camat
berusaha.
V24
Keterangan
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
Parameter
Jenis Dampak
Sumber Dampak
Yang
Dipantau
Lingkungan Hidup
Lokasi
Periode
Bentuk Upaya
Lokasi
Periode
Pengelolaan
Pengelolaan
Pemantauan
Pemantauan
Pemantauan
Lingkungan
Lingkungan
Lingkungan
Lingkungan
Lingkungan
Hidup
Hidup
Hidup
Hidup
Hidup
Institusi
Pengelola
Dan
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Kandungan
CO, CO2,
Pb2+, SOX,
b. Penurunan
kualitas udara
NOX, dan
Aktivitas
partikulat
Pembatasan kecepatan
pembangunan
harus sesuai
konstruksi
dengan PP
Kegiatan
c. Peningkatan
intensitas
kebisingan
No.41 Tahun
mobilitas alat
Tidak Melebihi
dan
70 dB sesuai
bahan/materi al
dengan
Pematangan
lahan
KepMenLH No
50 Tahun 1996
Level
Kegiatan pematangan
lahan, pembuatan
jaringan dan
utilitas serta
d. Peningktan Air
Larian (Run Off)
Pemantauan
pembangunan
sarana dan
prasana Bengkel
permukaan air
tanah rata rata
pada musim
hujan dan
musim kemarau
di tapak
kegiatan dan
sekitarnya
kualita udara
Melakukan penyiraman
udara
Membersihkan material
Sekitar lokasi
pembangunan
Selama
dengan
kegiatan
parameter
konstruksi
pencemaran
Pengaturan/penjadwalan
pembangunan
bengkel
Sekitar lokasi
pembangunan
Selama
tingkat
kegiatan
intensitas
konstruksi
kebisingan
Pemilik
begkel
BLH
Memantau
pembangunan
Selama
udara
yang tercecer
Pengaturan jadwal
Di sekitar lokasi
Selama
Di sekitar lokasi
pembangunan
pembangunan
Pemilik
bengkel
begkel
Melaksanakan pengurugan
lahan
Perubahan
Pembuatan saluran
drainase darurat
meningkatnya
direncanakan yang
layak
Pembuatan kolam
sedimentasi
Sekitar lokasi
pembangunan
Selama
dan menurunnya
kegiatan
volume
konstruksi
infiltrasi.
Selama
Di sekitar lokasi
pembangunan
pembangunan
Pemilik
bengkel
begkel
BLH
V25
Keterangan
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
Parameter
Jenis Dampak
Sumber Dampak
Yang
Dipantau
Lingkungan Hidup
Lokasi
Periode
Bentuk Upaya
Lokasi
Periode
Pengelolaan
Pengelolaan
Pemantauan
Pemantauan
Pemantauan
Lingkungan
Lingkungan
Lingkungan
Lingkungan
Lingkungan
Hidup
Hidup
Hidup
Parameter yang
Hidup
Hidup
Institusi
Pengelola
Dan
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
dipantau BOD,
COD, DO, pH,
suhu, zat padat
adanya peningkatan
laju air larian akibat
kegiatan
pembukaan,
penyiapan dan
pematangan lahan
e.
Penurunan
kualitas
air
permukaan
yang akan
menyebabkan
terjadinya
pendangkalan di
Peraturan
terlarut (TDS =
Menteri
Total Dissolved
kesehatan RI
No.
416/Menkes/
PER/IX/1990,
tentang
pengawasan
dan
persyaratan
Kualitas
Air
Sebagai tolok
ukur adalah
f. Peningkatan Arus
Lalu Lintas
kegiatan keluar
tidak adanya
masuk kendaraan
gangguan arus
pengangkut alat
dan
dan material
keselamatan
kelokasi kegiatan
lalu lintas
tersuspensi (TSS
(saluran drainase
= Total
darurat)
Suspended
Pengecekan dan
pemeliharaan kelancaran
Sekitar lokasi
pembangunan
desa
Selama
Solids) dll,
kegiatan
dipantau dengan
konstruksi
menganalisis
Selama
Di sekitar lokasi
pembangunan
pembangunan
Pemilik
bengkel
begkel
BLH
sampling air di
Membuat sedimentasi
Laboratorium.
Pengaturan atau
Pemilik
penjadwalan kendaraan
Menempatkan petugas
lalu lintas
Melaksanakan semua
rekomendasi kajian lalu
Sekitar lokasi
pembangunan
Selama
Kemacetan
kegiatan
lalu lintas
konstruksi
yang terjadi
Selama
Di sekitar lokasi
pembangunan
begkel
pembangunan
BLH
bengkel
Dinas
Perhubung
V26
Keterangan
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
Parameter
Jenis Dampak
Sumber Dampak
Yang
Dipantau
Lingkungan Hidup
Melakukan pembatasan
Lokasi
Periode
Bentuk Upaya
Lokasi
Periode
Pengelolaan
Pengelolaan
Pemantauan
Pemantauan
Pemantauan
Lingkungan
Lingkungan
Lingkungan
Lingkungan
Lingkungan
Hidup
Hidup
Hidup
Hidup
Hidup
beban kendaraan
Sebagai tolok
kegiatan mobilisasi
g. Kerusakan jalan
alat dan
bahan/material
ukur adalah
tidak adanya
gangguan lalu
lintas
Dan
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Pemilik
begkel
Pengelola
Melakukan pemeliharaan
drainase
Institusi
Sekitar lokasi
pembangunan
Selama
Kemacetan
Selama
kegiatan
lalu lintas
Di sekitar lokasi
pembangunan
konstruksi
yang terjadi
pembangunan
bengkel
BLH
Dinas
Perhubung
an
3. Tahap Operasional
Pembatasan kecepatan
kendaraan pada saat
kegiatan test drive
a. Peningkatan
dan aktivitas
intensitas
kendaraan yang
Kebisingan
keluar masuk
bengkel
Tidak Melebihi
70 dB sesuai
motor
dengan
Pelaksanaan kegiatan
KepMenLH No
50 Tahun 1996
Memantau
Sekitar lokasi
bengkel
Selama
tingkat
kegiatan
intensitas
bengkel
kebisingan
Selama
Di sekitar lokasi
bengkel
bengkel
Pemilik
beroperasi
begkel
BLH
V27
Keterangan
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
Bekerjasama dengan
dinas perhubungan Bupati
b. Peningkatan arus
lalu lintas
Sebagai tolok
Tulang Bawang/polantas
kegiatan keluar
ukur adalah
masuk kendaraan
tidak adanya
kegiatan
gangguan lalu
oerasional bengkel
lintas
Menempatkan petugas
lalu lintas
Pemilik
Sekitar lokasi
bengkel
Selama
Kemacetan
kegiatan
lalu lintas
bengkel
yang terjadi
Di sekitar lokasi
bengkel
Selama
begkel
bengkel
BLH
beroperasi
Dinas
Perhubung
V28
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
Parameter
Jenis Dampak
Sumber Dampak
Yang
Dipantau
Lingkungan Hidup
Melakukan minimalisasi
Tolak ukur
adalah prilaku
c. Penanggulangan
limbah
Lokasi
Periode
Bentuk Upaya
Lokasi
Periode
Pengelolaan
Pengelolaan
Pemantauan
Pemantauan
Pemantauan
Lingkungan
Lingkungan
Lingkungan
Lingkungan
Lingkungan
Hidup
Hidup
Hidup
Hidup
Hidup
limba
Pengamatan
Pencegahan terkadinya
Aktivitas bengkel
pekerja dan
Sekitar lokasi
dan pekerja
konsumen
bengkel
bengkel
Selama
kesehatan
kegiatan
masyarakat
bengkel
dan pekerja
Tingkat
Selama
Di sekitar lokasi
bengkel
Institusi
Pengelola
Dan
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
bengkel
Pemilik
beroperasi
begkel
kebauan serta
munculnya
serangga
Pengamatan
d. Timbulan Limbah
Menyediakan bak/wadah
Tolak ukur
pola penyakit
tempat penampungan
adalah prilaku
dimasyarakat,
sementara
Padat dan
Aktivitas bengkel
pekerja dan
kesehatan
dan pekerja
konsumen
bertugas untuk
bengkel
masyarakat
Sekitar lokasi
bengkel
Selama
antara lain
kegiatan
status gizi,
bengkel
penyakit
Selama
Di sekitar lokasi
bengkel
bengkel
Pemilik
beroperasi
begkel
BLH
menular dan
Kandungan
CO, CO2,
Pb2+, SOX,
NOX, dan
e. Pencemaran Udara
partikulat
dan perubahan
iklim mikro
Aktivitas bengkel
harus sesuai
dengan PP
No.41 Tahun
Pengukuran
suhu udara
penguji emisi
Smoke tester untuk
mengukur kepekatan
asap dari kendaraan
Sekitar lokasi
bengkel
Selama
dan parameter
kegiatan
udara dilokasi
bengkel
dan disekitar
lokasi
Selama
Di sekitar lokasi
bengkel
bengkel
beroperasi
Pemilik
begkel
BLH
V29
Keterangan
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
Parameter
Jenis Dampak
Sumber Dampak
Yang
Dipantau
Lingkungan Hidup
Lokasi
Periode
Bentuk Upaya
Lokasi
Periode
Pengelolaan
Pengelolaan
Pemantauan
Pemantauan
Pemantauan
Lingkungan
Lingkungan
Lingkungan
Lingkungan
Lingkungan
Hidup
Hidup
Hidup
Hidup
Hidup
Institusi
Pengelola
Dan
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Aktivitas bengkel
mengganti oli
dalam satu hari
dapat dilakukan di
industri pengolahan pelumas
bekas, yaitu industri yang
kegiatannya memproses
pelumas
bekas dengan
menggunakan teknologi
Sekitar lokasi
bengkel
Selama
kegiatan
bengkel
Jumlah
Selama
pengelolaan
Di sekitar lokasi
bengkel
oli bekas
bengkel
beroperasi
Pemilik
begkel
BLH
V30
Keterangan
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
BAB VI.
PELAPORAN
Guna memenuhi ketentuan yang berlaku, sebagai usaha yang melaksanakan kegiatan yang
berwawasan lingkungan maka pihak pemrakarsa dengan ini bersedia melaporkan Upaya Pengelolaan
Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) kegiatan operasionalnya
kepada :
1. Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Tulang Bawang.
2. Badan Penanaman Modal dan Perijinan Kabupaten Tulang Bawang.
3. Dan dinas terkait.
Materi yang akan dilaporkan dan ditembuskan kepada Instansi Pemerintah seperti tersebut di atas
adalah sebagai berikut :
1. Surat pengantar tertanda tangan penanggung jawab UKL dan UPL.
VI-1
Dokumen UKLUPL
Pembangunan
Bengkel
melaksanakan
ketentuan
Laporan disampaikan setiap 6 (enam) bulan sekali dalam bulan Mei dan Oktober pada tahun
berjalan.
VI-1
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
BAB VII.
PERNYATAAN
PELAKSANAAN UKL DAN
UPL
Berdasarkan dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup (UPL) yang kami ajukan dengan ini kami menyatakan :
1. Data dan informasi yang kami sampaikan dalam dokumen UKL/UPL ini adalah data yang
valid dan benar.
2.
Kami akan melaksanakan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
(UPL)
dengan
sebaik-baiknya
sesuai
dengan
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
5. Kami bersedia untuk memperbaharui dokumen UKL dan UPL ini apabila terjadi setiap
perubahan dalam usaha/kegiatan kami (kapasitas/proses produksi/lokasi dan sebagainya) atau
setiap 3 tahun sekali sejak dokumen UKL dan UPL kami ajukan pertama kali.
Tulang Bawang, Juli 2014
Penanggung Jawab Usaha/Kegiatan
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel
Dokumen UKLUPL
Pembangunan Bengkel