Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

Pengendalian merupakan suatu proses dasar untuk mendapatkan sesuatu yang identik dan
apa saja yang akan dikendalikan. Pengendalian membantu mengidentifikasikan problemaproblema manajemen.Usaha-usaha untuk mengidentifikasikan problema-problema merupakan
tantangan bagi para manajer. Seorang manajer akan menyadari suatu problema apabila
terjadi penyimpangan dari sasaran yang ingin dicapai. Salah satu fungsi daripada manajemen
adalah pengendalian. Dalam organisasi memiliki lingkup-lingkup pengendalian manajemen,
konsep daripada pengendalian manajemen yang akan lebih detail dibahas dalam bab selanjutnya.
Pengendalian yang dilakukan harus memiliki karakteristik yaitu: Pertama, bahwa jenis
pengendalian yang digunakan harus sesuai dengan kegiatan yang bersangkutan. Luas kegiatan
operasional dan lokasinya di dalam organisasi merupakan faktor-faktor yang paling
penting.Kedua, penyimpangan yang perlu dikoreksi harus segera di-ientifikasikan, bahkan
sebelum terjadi, seperti dapat dilakukan terhdap kualitas dengan menggunakan data-data
statistik.Biayanya pun harus ringan.Manfaat dari usaha pengendalian bersifat relatif dan
tergantung dari urgensi kegiatan yang bersangkutan, hasilnya dan pengukuran perusahaannya.
Selanjutnya Pengendalian harus dikaitkan dengan pola organisasinya, sehingga memudahkan
pembagian tanggung jawab untuk mengendalikan orang-orang yang diberi tugas untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bersangkutan dan menyediakan data pengendalian untuk
anggota-anggota manajemen.
Akhirnya, pengendalian harus dapat memberi jalan untuk melakukan tindakan-tindakan
koreksi, termasuk mencarikan tempat dimana tindakan-tindakan tersebut perlu diambil, siapa
yang bertanggung jawab terhadap tindakan tersebut dan berupa apa tindakan tersebut.
Pengendalian biasanya diaplikasikan pada fungsi-fungsi utama dari suatu organisasi, yakni
bidang produksi, penjualan, keuangan, dan kepegawaian serta faktor-faktor utama seperti :
kuantitas, kualitas, penggunaan waktu dan biaya. Fungsi dari faktor-faktor tersebut saling
berhubungan dalam sebuah organisasi yang menjalankan pengendalian.

1.2 Perumusan Masalah

Pentingnya pengendalian dalam suatu organisasi


Lingkup-lingkup manajemen
Konsep-konsep pengendalian manajemen
Defenisi pengendalian manajemen
Kunci Pengendalian manajemen
Pengawasan dan pengendalian secara menyeluruh

BAB II
ISI
2.1

Pentingnya Pengendalian

Manajer mengelola kegiatan untuk mencapai hasil yang diinginkan atau yang
direncanakan.Keberhasilan atau kegagalan dinilai dari pencapaian sasaran-sasaran yang
ditetapkan.Penilaian mencakup usaha-usaha mengendalikan, yakni mengevaluasi pelaksanaan
kegiatan dan bila perlu memperbaiki kegiatan yang telah dilaksanakan untuk mendapatkan
kepastian mencapai hasil yang direncanakan.
Mengendalikan adalah suatu usaha untuk meneliti kegiatan-kegiatan yang telah dan akan
dilaksanakan. Pengendalian berorientasi pada objek yang dituju dan merupakan alat untuk
menyuruh orang-orang bekerja menuju sasaran yang ingin dicapai. Pengendalian merupakan
suatu proses dasar untuk mendapatkan sesuatu yang identik dan apa saja yang akan
dikendalikan.
Pengendalian yang baik membantu memperlancar hubungan antar manusia.Responsi
manusianya terhadap langkah-langkah pengendalian merupakan kunci dari sebuah
pertimbangan.Usaha-usaha pengendalian dapat dan harus digunakan untuk mendorong hubungan
yang baik diantara para anggota. Pengendalian harus merupakan kegiatan positif dan membantu.
Manajer-manajer yang efektif akanmenggunakan usaha pengendalian untuk membantu mereka
yang memerlukannya dan menentukan jenis kebutuhan mereka.
Pengendalian membantu mengidentifikasikan problema-problema manajemen.Usahausaha untuk mgengidentifikasikan problema-problema merupakan tantangan bagi para manajer.
Seorang manajer akan menyadari suatu problema apabila terjadi penyimpangan dari sasaran
yang ingin dicapai. Seringkali terjadi bahwa ada lebih dari satu penyimpangan yang

berhubungan dengan suatu problema dan menjadi tugas manajer yang bersangkutan untuk
membatasi penyimpangan tersebut dan menentukan relevansi masing-masing.

2.2

Pengendalian Manajemen

Pengendalian manajemen memusatkan pada fungsi-fungsi organisasi, Organisasi adalah


sekumpulan manusia yang bekerja sama untuk mencapai satu atau beberapa tujuan. Dari defenisi
mengenai organisasi tersebut dapat ditarik tiga butir hal yang penting yaitu,
a.
Satu organisasi mempunyai satu atau beberapa tujuan atau sasaran. Organisasi ada untuk
mencapai tujuan atau sasaran.
b.
Suatu organisasi terdiri atas sekumpulan manusia. Jadi, organisasi bukan terbentuk oleh
fasilitas fisiknya, seperti mesin-mesin, bangunan,dan ekuipmennya; namun yang lebih
penting,organisasi terdiri atas sekumpulan manusia.
c.
Dalam suatu organisasi, manusia bekerja bersama-sama.
Defenisi organisasi tersebut tidak hanya berlaku untuk organisasi yang berorientasi laba
(disebut perusahaan atau organisasi bisnis), namun juga berlaku untuk organisasi berorientasi
bukan laba (nirlaba atau bukan bisnis) seperti misalnya lembaga pemerintah, keagamaan,
yayasan,dan lembaga nirlaba lainnya. Suatu organisasi mempunyai satu atau beberapa pemimpin.
Pemimpin dalam organisasi bisnis biasa disebut manajer, serta secara kolektif para
manajer tersebut dinamakan manajemen. Manajer adalah seseorang yang bertanggung jawab
untuk mencapai hasil tertentu melalui tindakan orang lain (yang berada di bawah tanggung
jawabnya). Seorang manajer membuat keputusan tertentu dan menghimbau orang lain untuk
mengimplementasikan keputusan tersebut. Salah satu fungsi manajemen adalah pengendalian.
Dibawah ini akan dibahas (1) lingkup pengendalian manajemen; (2) konsep pokok pengendalian
manajemen; (3) defenisi pengendalian manajemen.

1.

Lingkup Pengendalian Manajemen

Terdapat beberapa perbedaan pendapat diantara beberapa penulis sistem pengendalian


manajemen mengenai lingkup sistem pengendalian manajemen.Paling tidak terdapat tiga
pandangan yang berbeda mengenai lingkup sistem pengendalian manajemen yakni.
a.

Pengendalian manajemen merupakan bagian dari proses perencanaan dan pengendalian.


Pandangan ini diberikan oleh Anthony, Dearden dan Grovindarajan. Mereka
mengemukakan bahwa perumusan strategi, pengendalian manajemen, pengendalian tugas
merupakan tiga elemen terpisah proses perencanaan, pengendalian, namun masing-masing saling
berhubungan erat. Menurut mereka, pengendalian manajemen adalah proses yang digunakan
oleh para manajer untuk mempengaruhi para anggota organisasinya agar mengimplementasikan
strategi-strategi organisasi. Dalam pandangannya, bidang yang tepat untuk sistem pengendalian
manajemen adalah keberhasilan implementasi strategi. Maciariello dan Kirby berpendapat bahwa
pandangan Anthony dan koleganya tersebut tidak memperlakukan adaptasi dan inovasi sebagai
bagian dari integral proses pengendalian manajemen.

b.

Pengendalian manajemen merupakan salah satu fungsi manajemen


Pandangan ini diberikan oleh William Newman. Newman berpendapat bahwa sistem
pengendalian menjadi salah satu fungsi manajemen.Pengendalian adalah salah satu tahap pokok
pengelolaan bersama-sama dengan perencanaan, pengorganisasian, dan pengarahan.
Pengendalian dipandang sebagai bagian penting proses manajemen dan salah satu bagian dari
seluruh usaha-usaha manajerial suatu organisasi.
c.

Pengendalian manajemen mencakup pengendalian strategi dan pengendalian operasional


Maciariello dan Kirby mempunyai pandangan yang berbeda mengenai bidang sistem
pengendalian dengan dua kelompok ahli tersebut diatas. Pandangan mereka diturunkan (berasal)
dari teori sibernetik dan erat dengan penjelasan Stafford Beer dalam dua bukunya Cybernetics
and Management and Decision and Controls ; buku Katz dan Kahn dalam bukunya sangan
penting : Social Psychology of Organizations ; dan Griesinger dalam paper Toward a
Cybernetic Theory of the Firm. Dalam hal ini seluruh organisasi dapat dipandang sebagai suatu
system pengendalian.Pengendalian dipandang sebagai karakteristik atau atribut system
pengendalian; pengendalian terjadi jika organisasi mencapai tujuannya.Kegunaan dan
pencapaian kegunaan merupakan sentral pekerjaan sistem pengendalian.
Tidak seperti pandangan Anthony, Dearden, dan Bedford; defenisi pengendalian
raksi-manajemen Maciariello dan Kirby mencakup : (1) pengendalian stratgei dan (2)
pengendalian operasi. Namun, karena pengendalian manajemen berhubungan dengan desain
system manajemen yang digunakan untuk mengarahkan organisasi mencakup tujuannya, maka
pengendalian manajemen mencakup pula aspek-aspek perencanaan, pengorganisasian,dan
pengarahan fungsi-fungsi manajemen; maka defenisi ini berbeda pula dengan defenisi Newman.
Maciariello dan Kirby yakin bahwa defenisinya mempunyai vadilitas karena didasarkan pada
dasar teoritikial yang kuat, konsisten dengan praktik manajemen dan sangat natural (lazim).

2.

Konsep-Konsep Pokok Pengendalian Manajemen

Berdasar pada istilah yang digunakannya, sistem pengendalian manajemen mempunyai


tiga konsep pokok yaitu : (a) sistem; (b) pengendalian; dan (c) manajemen.
a.
Kata sistem mempunyai banyak arti. Salah satu defenisi sistem berhubungan dengan
sistem kehidupan. Sistem kehidupan disusun dalam satu hierarki : sel-sel, organ-organ, orangorang individu, keluarga-keluarga, organisasi-organisasi, bangsa-bangsa, dan organisasiorganisasi supranasional. Dengan demikian, sistem pengendalian manajemen merupakan bagian
dari sistem kehidupan. Suatu sistem mempunyai dua aspek yaitu : (1) lingkungan sistem; (2)
aliran sistem.
Lingkungan sistem adalah sifat elemen-elemennya dan kekuatan-kekuatan yang
mempengaruhinya pada satu momen waktu tertentu.Lingkungan sistem meliputi lingkungan
internal dan lingkungan eksternal.Lingkungan internal sistem meliputi elemen-elemen
lingkungan beroperasinya sistem dalam suatu organisasi.Lingkungan internal meliputi misalnya,

manusia dalam organisasi, aturan-aturan, dan kebiasaan-kebiasaan yang mempengaruhi perilaku


manusia, dan fasilitas-fasilitas fisik.
Lingkungan eksternal sistem meliputi Kekuatan-Kekuatan luar yg mempengaruhi
organisasi.Aliran sistem adalah interaksi-interaksi sepanjang waktu di antara elemen-elemen di
antara sistem dan diantara sistem dan lingkungannya. Peri laku sistem ditentukan oleh dua aspek
tersebut secara bersama-sama.Aliran sistem dapat digolongkan menjadi dua tipe yaitu: (1) aliranaliran fisik (2)aliran informasi.Aliran fisik pada dasarnya meliputi aliran barang-barang dan
energi melalui sistem tersebut.Sebagai Contoh , suatu perusahan menerima masukan berupa
bahan,jasa
tenaga
kerja,dan
sumber-sumber
tenaga
lainnya
dari
lingkungan
eksternalnya,mengolahkannya,dan menyediakan barang-barang dan jasa untuk lingkungan
eksternalnya. Apa yang sesungguhnya terjadi dalam sistem merupakan aliran energi. Aliran
informasi menjelaskan apa yang terjadi dimasa lalu atau apa yang mungkin terjadi di masa
depan.
Jika tidak dibedakan dengan jelas kedua tipe aliran sistem tersebut di atas maka dapat
timbul kebingungan . Istilah sistem yang banyak digunakan dalam praktik olehpara perancang
sistem biasanya adalah aliran sistem,bukan aliran energy. Sistem akuntansi atau sistem
pengendalian produksi biasanya dihubungkan dengan aliran informasi,bukan aliran sumbersumber fisik,meskipun untuk memahami sistem harus memahami aliran sumber-sumber
fisik.orang biasanya menggunakan istilahsistem untuk mejelaskan aliran informasi.
Perlu diperhatikan,orang cenderung menggunakan istilah sistem dalam pengertian
sistematik yaitu aktivitas-aktivitas yang dilaksankan berdasar urutan prosedur-prosedur atau
prosedur selangkah demi selangkah . Pengertian ini sangat sempit dibandingkan dengan
pengertian sistem tersebut diatas ,namun pengertian ini berguna untuk membedakan aktivitasaktivitas yang terstruktur dan tidak terstruktur.
Atas dasar pandangan sempit ,sistem adalah penentuan cara melaksanakan aktivitas atau
seperangkat aktivitas yang biasanya berulang-ulang . Sebagai contoh ,sistem pengatur suhu (AC)
, temperatur tubuh ,dan program perangkat lunak komputer . Sebagian besar sistem ,kecuali
program computer,biasanya tidak mencakup semua kejadian sehingga pemakai sistem harus
membuat judgmen jika kejadian tersebut timbul.Namun,biasanya sistem disfati oleh (a)ritmik ,
(b) berulang-ulang ,(c)koordinasi serangkaian langkah-langkah yang dimaksudkan untuk
mencapai tujuan tertentu.
Namun,sebagian tindakan manajemen adalah tidak sistematis . Tindakan yang tidak
sitematis biasanya tidak di atur oleh sistem dan para manajer dan bawahannya bersifat tidak
sistematis.Interaksi ini biasanya tidak diatur oleh sistem sehingga keberahasilannya ditentukan
oleh keahlian manajer dalam menghadapi manusia. Jika semua tindakan diatur melalui sistem,hal
ini tidak mungkin dan tidak praktis,berarti tidak diperlukan peran para manajer; keadaan ini
seperti pabrik yang terotomasi , para manajer hanya diperlukan jika terjadi kemacetan.
Buku sistem pengendalian manajemen ini memusatkan pada aspek-aspek sistematis dri
fungsi pengendalian manajemen, dengan kata lain memusatkan pada sistem formal untuk
memperoses pengendalian manajemen. Namun ,sistem formal tersebut harus dirancang dengan
memperhitungkan proses informal yang ada dalam organisasi.

b.

Pengendalian
Kata kedua dalam sistem pengendalian manajemen adalah pengendalian. Dalam
pembahasan mengenai pengendalian akan diuraikan mengenai: (1) defenisi pengendalian; (2)
pengendalian organisasi.
Defenisi Pengendalian. Dalam arti luas, pengendalian adalah proses untuk mengarahkan
seperangkat variabel (misalnya mesin-mesin, manusia, equipment) kearah tercapaianya sasaran
atau tujuan. Dalam organisasi, pengendalian adalah proses mengarahkan kegiatan yang
menggunakan berbagai sumber ekonomis agar sesuai dengan rencana sehingga tujuan organisasi
dapat tercapai. Dalam pengendalian organisasi, manusia merupakan variabel penting yang harus
diberi pedoman, diarahkan, dan dimotivasi untuk mencapai tujuan.Dalam mengendalikan suatu
organisasi digunakan sistem pengendalian.Sistem pengendalian adalah sistem yang bertujuan
untuk mempertahankan atau memelihara kondisi yang diinginkan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.Sistem pengendalian tidak hanya digunakan dalam organisasi, namun juga digunakan
untuk pengendalian bukan organisasi. Komponen sistem pengendalian dapt digolongkan sebagai
berikut :
1.
Detektor. Detektor atau sensor atau observator adalah alat pengukur yang mendeteksi
mengenai apa yang sesungguhnya terjadi pada parameter yang dikendalikan.
2.
Selektor. Selektor atau evaluator atau assessor adalah alat untuk menilai apa yang
sesungguhnya terjadi dan membandingkannya dengan standar-standar atau apa yang diharapkan
atau yang seharusnya terjadi.
3.
Efektor. Efektor atau director atau modifier adalah alat untuk mengubah perilaku jika
diperlukan agar pelaksanaan atau proses sesuai dengan yang diharapkan.
4.
Jaringan Komunikasi. Jaringan Komunikasi (communication network)adalah alat
untuk menyebarluaskan informasi dari satu alat ke alat lainnya. Penyampaian informasi dari
detector ke alat kendali dinamakan umpan balik.
Komponen sistem pengendalian menggunakan mekanisme umpan balik atau
(feedback).Umpan balik (feedback) adalah penyebarluasan informasi dari detector, melalui
selector, ke efektor.Jika ke empat komponen diatas digabungkan, maka secara bersama-sama
membentuk suatu sistem pengendalian. Sebagai suatu sistem, masing-masing komponen
pengendalian tersebut saling berkaitan, mempengaruhi, dan dipengaruhi satu sama lain.
Komponen sistem pengendalian tersebut diatas dapat berlaku bagi berbagai bentuk dan tujuan
pengendalian seperti misalnya, sistem perilaku manusia, dan sistem pengendalian organisasi.
Namun, dalam sistem pengendalian organisasi dapat dipengaruhi oleh lingkungan luar misalnya:
teknologi, persaingan, social, politik, ekonomi, dan sebagainya.
Pengendalian dalamOrganisasi mempunyai elemen-elemen yang sama dengan yang ada
dalam sistem pengendalian yang telah diuraikan diatas yaitu : (1) detector; (2) asesor; (3) efektor;
dan (4) sistem komunikasi. Detektor melaporkan apa yang sesungguhnya terjadi dalam
organisasi. Assessor membandingkan informasi mengenai yang sesungguhnya menjadi dalam
organisasi dengan yang diharapkan yang merupakan implementasi strategi.Efektor melaksanakan

tindakan koreksi jika ada penyimpangan signifikan antara hasil sesungguhnya dengan yang
diharapkan. Sistem komunikasi memberikan informasi kepada para anggota organisasi mengenai
apa yang seharusnya dikerjakannya. Namun, terdapat beberapa perbedaan penting antara proses
pengendalian manajemen dengan proses yang dianalogikan yaitu :
1.

Standar yang digunakan dalam pengendalian manajemen tidak distel terlebih dahulu.
Dalam proses manajemen memutuskan apa yang harus dikerjakan oleh organisasi dan
bagian proses dari pengendalian adalah pembandingan antara pencapaian sesungguhnya dengan
rencananya. jadi, proses pengendalian dalam organisasi melibatkan perencanaan. Perencaan dan
pengendalian dapat dipandang sebagai dua aktivitas yang terpisah, namun pengendalian
manajemen melibatkan perencanaan dan pengendalian.
2.

Pengendalian manajemen tidak bersifat otomatis


Sebagian detekor (yaitu alat untuk mendeteksi apa yang sesungguhnya terjadi dalam
organisasi) bersifat mekanis, namun seringkali informasi penting dideteksi melalui mata, telinga,
dan indera lain yang dimiliki oleh manajer. Meskipun secara rutin dibandingkan antara apa yang
sesungguhnya terjadi dengan standarnya para manajer itu sendiri harus mempertimbangkan
apakah perbedaan sesungguhnya terjadi dengan standardnya, para manajer itu sendiri harus
mempertimbangkan apakah perbedaan antara sesungguhnya dengan standard cukup signifikan
untuk mengambil tindakan koreksi dan menentukan apa tindakan koreksinya. Tindakan-tindakan
dalam organisasi menyangkut perilaku manusia para manajer harus berinteraksi dengan orangorang lainnya.
3.

Pengendalian manajemen memerlukan koordinasi diantara individu-individu.


Tidak seperti mengendarai kendaraan bermotor, pengendalian manajemen membutuhkan
koordinasi diantara individu-individu.Organisasi terdiri dari beberapa bagian yang terpisah,
pengendalian manajemen harus menjamin pekerjaan berbagai bagian tersebut selaras dengan
lainnya.
4.
Hubungan antara kebutuhan untuk bertindak dan perilaku yang diperlukan untuk
melaksanakan tindakan yang diharapkan tidak dapat dijelaskan denga jelas. Dalam fungsi asesor,
seorang manajer mungkin menyimpulkan bahwa, biaya terlalu tinggi dibandingkan dengan
standarnya, namun tidak mudah atau tidak secara otomatis para individu yang terlibat mau
melaksanakan tindakan yang menjamin biaya tersebut diturunkan sesuai standarnya.
5.

Pengendalian dalam organisai tidak terjadi dengan sendirinya


Pengendalian dalam organisai tidak datang dengan sendirinya sebagai konsekuensi
tindakan yang dilakukan oleh masing-masing individu. Banyak orang yang bertindak dengan
caranya sendiri, tidak disebabkan karena intruksi-intruksi tertentu yang diberikan oleh
atasannya.Maka bertindak karena pertimbangannya mengatakan bahwa tindakan tersebut tepat.
6.
Pengendalian manajemen juga lebih rumit dibandingkan dengan alat-alat pengendalian
yang telah dianalogikan tersebut di atas.

Hal ini disebabkan (1) organisasi terdiri atas beberapa unit organisasi (misalnya divisi,
departemen, seksi, atau kelompok-kelompok tertentu) yang mempunyai tujuan untuk organisasi
secara menyeluruh maupun tujuan unit-unit organisasi, (2) ukuran yang digunakan untuk menilai
prestasi organisasi meskipun ditentukan oleh manajemen organisasi namun dipengaruhi pula
oleh lingkungan eksternalnya, (3) pengendalian dalam organisasi mencakup pengendalian formal
dan informal.

c.

Manajemen

Kata ketiga dalam sitem pengendalian manajemen adalah manajemen.Oganisasi berisi


kelompok manusia yang bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.Organisasi
mempunyai arah (goal).Goal organisasi dalah keinginan para partisipan untuk mencapai hasil
tertentu.Dalam organisasi bisnis, salah satu atah organisasi adalah untuk mencapai laba yang
memuaskan. Untuk mencapai arah tersebut suatu organisasi mempunyai satu atau beberapa
pemimpin yang disebut manajer atau secara kolektif mereka disebut manajemen. Manajemen
adalah para manajer sebagai suatu kesatuan dalam suatu unit organisasi. Setiap manajer atasan
memimpin satu unit organisasi dan membawahi beberapa unit organisasi yang masingmasing dipimpin oleh seorang manajer sebagai bawahan. Para manajer bawahan memberikan
laporan pada manajer atasannya. Proses pengendalian manajemen adalah proses yang digunakan
oleh para manajer untuk menjamin para anggota organisasinya mengimplementasikan strategistrategi yang ditentukan.

3.

Defenisi Sistem Pengendalian Manajemen

Setelah membahas lingkup dan konsep pokok pengendalian manajemen, kita akan
membahas defenisi sistem pengendalian manajemen. Anthony, Dearden, dan Bedford
mendefenisikan pengendalian manajemen sebagai berikut.
Pengendalian manajemen adalah semua metode, prosedur, dan alat-alat, termasuk
sistem pengendalian manajemen yang digunakan oleh manajemen untuk menjamin kesesuaian
dengan kebijakan dan strategi.
Maciariello dan Kirby memberikan defenisi pengendalian manajemen yang lebih luas
daripada Anthony dan rekan-rekannya.Hal ini sesuai dengan pandangan kedua pihak tersebut
terhadap lingkungan pengendalian manajemen. Maciariello dan Kirby memberikan defenisi
sistem pengendalian manajemen sebagai berikut :
Sistem pengendalianmanajemen adalah seperangkat struktur organisasi yang saling
berhubungan yang memungkinkan pengolahan informasi untuk tujuan membantu para manajer
dalam pengkoordinasian bagian-bagian dan pencapaian tujuan organisasi secara
berkesinambungan.
Berdasarkan atas beberapa pendapat mengenai pengendalian manajemen tersebut diatas,
menurut Drs. R.A. Supriyono, SU Akt mendefenisikan kedua istilah tersebut sebagai berikut :

Pengendalian manajemen adalah meliputi berbagai metode, prosedur, dan cara yang
digunakan oleh manajemen untuk mempengaruhi para anggota organisasi agar melaksanakan
strategi dan kebijakan secara efisien dan efektif dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.
Sistem yang digunakan oleh manajemen untuk mengendalikan organisasinya dinamakan sistem
pengendalian manajemen.
Sistem pengendalian manajemen adalah sistem yang digunakan oleh manajemen untuk
mempengaruhi anggotanya agar melaksanakan strategi dan kebijakan organisasi secara efisien
dan efektif dalam rangka mencapai tujuan organisasi, sistem pengendalian manajemen terdiri
atas struktur dan proses.

2.3

Kunci Pengendalian Manajamen

Beberapa jenis pengendalian dibahas selanjutnya dan dianggap sebagai kunci


pengendalian manajemen.
Pertama adalah pengendalian kuantitas yang bertujan untuk menertibkan arus barang
atau jasa. Pengendalian kuantitas tersebut diperlakukan terhadap berbagai lingkup operasional,
tergantung dari situasinya masing-masing dan mengikuti proses pengendalian dasar.
Tujuan dari pengendalian kuantitas adalah untuk menyediakan item-item barang
secukupnya dengan biaya yang memadai dan selalu tersedia untuk memenuhi permintaan. Kita
berusaha menghindari : (1) penjualan yang tidak berimbang dengan hanya menjual barangbarang yang mudah dijual saja; (b) penjualan barang-barang dari daerah-daerah yang kurang
potensinya atau yang diatas kuota penjualannya; (c) langkanya fasilitas penjualan barang-barang
di daerah, termasuk personil penjualan, iklan dan usaha-usaha promosi penjualan.
Untuk menyelenggarakan pengendalian kuantitas penjualan barang, akan timbul kesulitan
dalam menetapkan suatu unit kerja yang akan dikendalikan rencana dan hasil operasionalnya.
Yang umum dipakai adalah suatu wilayah geografis, sehingga dapat ditentukan jumlah penjualan
yang diharapkan. Wilayah tersebut dapat berupa kota atau daerah tingkat II yang memiliki
daerah-daerah pemasaran atau tempat-tempat penjualan barang yang banyak dikunjungi pembeli.
Dari setiap daerah pemasaran dihimpun berbagai data yang kemudian diproses untuk
menetapkan suatu potensi penjualan. Jenis data yang dihimpun tergantung dari sifat-sifat barang
yang akan dijual. Yang sering dilakukan adalah a) hasil penjualan tahun-tahun yang lalu; b)
sarana yang digunakan; c) kegiatan industri umum dan; d) indeks pembelian para pelanggan. Di
sampan itu, boleh diadakan modifikasi seperlunya untuk mencerminkan kondisi-kondisi yang
sebenarnya dan metoda-metoda pembelian, tingkatan kemampuan pembeli dan keistimewaan
barang yang akan dijual.
Penjualan-penjulan dalam mata uang dollar biasanya menjadi media untuk mengukur dan
membandingkan penjualan; akan tetapi jumlah penjualan barang, kunjungan-kunjungan
promosi,hasil wawancara atau jumlah perjalanan bisnis juga dapat digunakan dalam metoda
penelitian. Laporan-laporan kegiatan harian dan mingguan dibuat oleh petugas-petugas lapangan
yang dikirmkan kepada bagian penjualan, yang selanjutnya digunakan untuk analisa dan
menyusun statemen-statemen yang diperlukan untuk menyelenggarakan pengendalian penjualan
yang efektif.Tindakan-tindakan korektif yang umumnya dilaksanakan ialah mengadakan

penyesuaian harga, merubah metoda-metoda penjualan, motivasi melalui pameran penjualan,


menyempurnkan produk atau kemasannya.
Kunci kedua dari pengendalian manajemen adalah pengawasan kualitas.Dengan
meninngkatnya perhatian terhadap produk yang peka presisinya, produk-produk massal dan
produk-produk bebas cacat, perlu diadakan pengawasan terhadap kualitasnya.Untuk menghindari
kesimpangsiuran dalam menafsirkan arti kata pengawas kualitas, perlu dikemukakan bahwa
pengertian yang sebenarnya adalah mengusahakan supaya kualitasnya memuaskan sesuai dengan
tujuan barangnya. Lebih tepat ialah : a) supaya harga barang konsisten dengan kualitasnya, dan
b) hasilnya memuaskan dan dapat dipercaya.
Untuk maksud tersebut juga dapat dilakukan melalui pengawasan dalam bentuk inspeksi
atau dengan statistik.Inspeksi dilakukan terhadap bagian-bagian atau satuan produk yang harus
memenuhi persyaratan teknis.Barang-barang yang diproduksi dibandingkan dengan standar
melalui pemeriksaan visual atau tes yang menghasilkan barang-barang yang memenuhi syarat
dan yang tidak memenuhi syarat.
Apabila seluruh bagian yang diperiksa, disebut inspeksi 100%; apabila hanya sebagian
yang diperiksa, ini disebut sebagai inspeksi contoh. Suatu inspeksi membutuhkan biaya dan
waktu, inspeksi contoh yang memberi hasil terbaik akan menguntungkan perusahaan.
Inspeksinya dapat dilakukan oleh seorang inspektur atau petugas khusus dari unit kerja yang
bersangkutan atau secara otomatis dengan peralatan khusus.Pengawasan kualitas dengan
statistik.Didasarkan pada teori-teori statistik dan kemungkinan-kemungkinan yang didapat dari
hasil tes contoh, bersifat prefentif dan dapat diperbaiki.Berarti bahwa pengawasan terhadap
kualitas dengan statistic dapat mencegah timbulnya barang-barang cacad.
Ketika barang-barang selesai diproses, langsung dibandingkan dengan barang-barang
yang sudah standar.Dengan data tersebut dapat diambil keputusan apakah produksi dapat
dilanjutkan atau dihentikan dahulu untuk mengadakan perbaikan-perbaikan seperlunya.
Contoh-contoh produksi diinspeksi secara periodik dan hasilnya diletakkan pada bagan.
Apabila hasilnya berada di dalam batas atas dan bawah dari bagian tersebut , maka produkproduk yang bersangkutan memenuhi syarat pengawasan mutu. Apabila ukurannya berada di luar
batas-batas tersebut, maka perlu diadakan koreksi-koreksi teknis seperlunya.
Waktu yang digunakan untuk suatu proses merupakan kunci ketiga dalam
manajemen.Setiap manajer menghadapi tantangan untuk menggunakan kerja secara efektif.Ia
harus dapat menekan waktu untuk membaca, menghadiri rapat-rapat, dan mencapai keputusan.
Waktu tersebut terbatas sekali.Para manajer sering mengeluh bahwa waktu yang terbuang untuk
menelepon dan menghadiri rapat dapat dihindari apabila dapat diatur secara baik.Ada anggotaanggota manajemen yang mendapat tekanan dalam menggunakan waktu kerja karena ada yang
menggunakannya untuk menangani masalah-masalah yang lebih mendetail. Untuk menggunakan
waktu secara lebih baik ada tiga pendekatan yang akan dibahas selanjutnya adalah : a) memakai
jasa seorang pembantu atau sekretaris untuk mencegah manajer membuang waktu; (b) menganut
metoda kerja bahwa manajer hanya mengambil keputusan-keputusan saja; (c) mengumpulkan
data waktu yang digunakan untuk menangani kegiatan-kegiatan yang penting saja, mengadakan
evaluasi dan menyempurnakan metoda tersebut.

Asisten atau sekretaris yang baik dapat membantu manajer untuk menghemat
waktu.Bantuan tersebut adalah untuk menangani pekerjaan surat-menyurat, mencegah pertemuan
dengan tamu-tamu yang perlu dan menyaring sambungan-sambungan telepon.
Ada beberapa manajer yang mengetahui cara menggunakan waktu mereka, yaitu melalui
usaha-usaha pengendalian waktu dalam tugas-tugas mereka. Pengendalian tersebut dilakukan
dengan mencatat kegiatan-kegiatan harian yang mereka laksanakan, terutama pekerjaanpekerjaan yang membutuhkan ketrampilan manajerial.Data dikumpulkan selama beberapa bulan
dapat dijadikan bahan untuk meneliti efisiensi penggunaan waktu.Waktu yang efektif dan efisien
dapat dipertahankan; yang tidak haru diisi dengan kegiatan-kegiatan yang produktif.
Di dalam situasi-situasi lain dimana konsumsi waktu merupakan faktor yang mendasar
sekali, maka didalamnya tercakup unsur-unsur pengawasan kualitas dan pengembangan produkproduk baru. Bshsn baku harus tersedia pada waktu yang dibutuhkan; demikian pula mesinmesin dan peralatan lainnya. Penjadwalan yang efektif adalalah menempatkan nilai-nilai pada
waktu pada urutan kegiatan.Sewaktu mengawasi pengembangan produk baru, harus tersedia
cukup waktu untuk melakukan produksi awal, pengemasan, pemasaran uji coba, dan waktu
produksi selanjutnya. Apabila tersedia waktu yang terbatas untuk pemasaran uji-coba misalnya,
maka hasilnya akan membahayakan.
Pengendalian biaya merupakan kunci pengendalian manajemen yang ke empatdan
merupakan salah satu kunci yang paling umum digunakan.Biaya merupakan faktor produksi
yang paling penting dari setiap kegiatan.Ada beberapa jenis biaya yang perlu diketahui terlebih
dahulu sebelum membahas masing-masing jenisna.
Klasifikasi umum adalah sebagai berikut : (a) biaya pekerjaan langsung; (b) biaya bahan
baku langsung; (c) biaya overhead pabrik; (d) biaya penjualan; dan (e) biaya administrasi.
Dari nama-namanya sudah dapat diketahui unsur masing-masing kecuali biaya overhead
pabrik yang mencakup biaya dari seluruh kegiatan pabrikasi yang tidak dapat diklasifikasikan
sebagai pekerjaan langsung atau biaya bahan baku langsung. Biaya-biaya langsung tersebut
merupakan suatu pengeluaran yang langsung terjadi di dalam proses pembuatan barang. Biaya
pekerja langsung ialah upah dan lain-lain yang dibayarkan kepada petugas-petugas pembukuan
produksi.Seluruh biaya produksi tidak langsung tersebut dimasukkan ke dalam overhead pabrik.
Pengendalian biaya mengikuti proses pengendalian yang universal. Oleh karena itu, yang
perlu kita perhatikan adalah perkiraan biayanya, yang ditentukan oleh analisa yang menggunakan
standar-standar ilmiah, pengalaman yang lalu, atau penilaian.
Perkiraan tersebut terkadang dinyatakan sebagai biaya standard an menunjukkan jumlah
pengeluaran yang normal, termasuk upah pekerja langsung, biaya bahan langsung, dan biaya
overhead pabrik untuk menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu. Titik beratnya diletakkan pada
biayanya.
Walaupun demikian, ada kecenderungan untuk menekan perkiraan biaya tersebut dan
menjadi tantangan bagi para manajer untuk menekan biaya tersebut.Pelaksanaan akan
memperlihatkan pengeluaran yang tercatatkan sebagai data akunting. Data tersebut umumnya
dinyatakan sebagai baiaya per unit. Untuk menghimpun biaya pekerja dan biaya material
tidaklah sulit; akan tetapi untuk mengetahui biaya overhead pabrik dan alokasi biaya per unit ini
agak sulit. Biaya tersebut umumnya dinyatakan sebagai lumpsum.Biasanya dialokasikan kepada
unit-unit produksi atas dasar upah kerja atau jam kerja langsung; misalnya dasar aplikasi untuk

mengalokasikan dua dollar biaya overhead pada setiap dollar biaya overhead yang dibelanjakan
untuk menghasilkan suatu produk.Perbandingan antara perkiraan biaya dengan biaya
pelaksanaan tidak memerlukan penjelasan lagi.Langkah pengendalian berikutnya adalah
mengadakan koreksi.Apabila biaya dari material langsung tersebut ternyata terlampau tinggi,
maka diadakan koreksi-koreksi dengan membuat standar-standar baru atau mencari sumbersumber baru.
Ada pendekatan yang perlu diperhatikan :
1.
Program tanpa kesalahan. Menekankan pada elemen manusia dan hasrat pribadinya
untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan sebaik mungkin. Program tersebut sebenarnya dapat
dilihat sebagai teknik pengawasan mutu, akan tetapi ditempatkan di sini karena harus
menghilangkan kesalahan-kesalahan agar biayanya tetap relevan dengan rencana produksinya.
Program-program tersebut bertujuan untuk mengembangkan kesadaran pekerja terhadap biaya
dan mendorong mereka supaya mencapai prestasi kerja yang baik.
2.
Analisa nilai. Tujuannya adalah untuk menyempurnakan hubungan antara nilai produk
dan biayanya. Nilai tersebut diuraiakan sebagai nilai guna dan nilai harganya. Dari kedua
pengertian tersebut dapat diidentifikasikan biaya-biaya yang tidak perlu. Kemudian ada materialmaterial pengganti dan metoda-metoda kerja yang dapat digunakan untuk menampung kelebihan
biaya tersebut.
3.
Sistem perencanaan, penyusunan program dan anggaran (PPBS) dan penyusunan
anggaran terbatas. PBBS tersebut digunakan oleh instansi-instansi pemerintah dan perusahaan
swasta besar, karena baik sekali untuk penelitian dan rasioanalisasi pengeluaran-pengeluaran.
Tujuannya adalah supaya biaya-biaya mencapai efektivitas yang tinggi atau mencapai manfaaat
yang memuaskan. Kedua hasil tersebut umumnya dinyatakan dalam bentuk kuantitas. Misalnya
anggaran pemerintah menyatakan pengeluaran dalam dollar dibandingkan dengan manfaat yang
diperoleh oleh masyarakat atau warga negaranya. walaupunPBBS tidak mudah digunakan,
namun para manajer memandang PBBS sebagai media pengawasan biaya. Teknik lain adalah
dengan menggunakan sistem anggaran yang terbatas, yang mulai banyak digunakan oleh kantorkantor pemerintah dan usaha-usaha industri. Pada dasarnya, sistem anggaran tersebut
menetapkan bahwa dollar yang dianggarkan harus jelas kegunaannya, walaupun sudah
dianggarkan sejak tahun-tahun sebelumnya, tujuannya ialah untuk menghapus atau membatasi
pengeluaran-pengeluaran untuk program-program yang kurang urgen.

2.4

Pengawasan dan Pengendalian Secara Menyeluruh

Jenis pengawasan dan pengendalian ini dilakukan terhadap seluruh kegiatan atau
sebagian besar kegiatan perusahaan yang diperlakukan sebagai unit dasar.Pengawasan tidak
hanya dilakukan terhadap suatu kegiatan atau fungsi tertentu. Tujuannya ialah supaya dewan
manajemen mendapatkan gambaran tentang suatu keseimbangan kerja di antara unit-unit secara
terpadu. Pengendalian dapat menjadi alat untuk mengukur keseluruhan usaha para top-manajer;
mengendalikan seluruh perencanaan; dan mengendalikan unit-unit yang semi-otonom karena
terjadi desentralisasi melebar.Pengendalian umumya dilakukan oleh terhadap kegiatan-kegiatan
keuangan.Uang merupakan denominator atau bahasa dari setiap kegiatan dan menjadi kekuatan
pengikat dari kegiatan-kegiatan perusahaan.Pengawasan keuangan dapat membantu manajer
untuk mencapai sasaran-sasaran kerjanya.Pengawasan hanya dapat dilakukan secara efektif bila

didukung oleh perencanaan dan kebijaksanaan.Dianjurkan untuk memonitor dengan seksama


setiap kegiatan yang menangani uang dan material. Dengan mengadakan pengawasan tersebut
dapat diketahui tempat-tempat yang menimbulkan penyimpangan-penyimpangan dan akan
membangkitkan kesadaran para pegawai yang menangani uang dan bahan tentang tujuan dari
pengawasan tersebut. Usahakan supaya pengawasan dilakukan tanpa memandang bulu dan
diperlakukan terhadap semua kegiatan; berarti bahwa harus ada perangkat dan pelaksanaan yang
memadai untuk melaksanakan pengawasan tersebut. Apabila perangkat tersebut tidak memadai
akan timbul kekacauan- kekacauan.
Ada berbagai alat atau media untuk melaksanakan pengawasan dan
pengendalian.Sebagian besar menekankan perbandingan antara pelaksanaan dan perkiraaan
awalnya. Perkiraan dibuat berdasarkan kegiatang-kegiatan yang lalu sehingga dapat dibuat pola
perkiraan untuk waktu yang akan datang. Di dalam sistem pengawasan jarang sekali dimasukkan
tindakan-tindakan yang bersifat korektif. Yang umum digunakan adalah perhitungan pendapatan;
laporan-laporan pengawasan; ringkasan anggaran; rasio-rasio; pengembalian investasi; analisa
modal pokok; pemeriksaan dan; daerah-daerah kunci.
Perhitungan pendapatan atau hasil investasi menunjukkan komponen-komponen dari
pendapatan bersih atau kerugian bersih dalam suatu periode tertentu.Perhitungan tersebut sangat
berguna untuk mengidentifikasikan unsur-unsur pendapatan dan belanja yang turut menghasilkan
laba atau mengakibatkan kerugian usaha.Data-data dari tahun sebelumnya juga disertakan dalam
perhitungan tersebut, sehingga meningkatkan nilai guna dari perhitungan-perhitungan
tersebut.Suatu perhitungan pendapatan dapat dijadikan dasar untuk mencapai sasaran yang
sedang dituju.
Semakin lengkap unit organisasinya, semakin cermat isi perhitungan tersebut. Biasanya,
perhitungan pendapatan berlaku untuk seluruh perusahaan; akan tetapi dapat juga dibuat
untuk suatu produk atau divisi yang menangani produksi dan penjualan. Perhitungan-perhitungan
seperti itu telah digunakan untuk menghitung pendapatan dari bagian-bagian usaha akan tetapi
ada kesulitan untuk mengalokasikan biayanya.
Laporan-laporan pemeriksaan berisikan data-data khusus yang dapat digunakan untuk
melakukan pengawasan. Data tersebut berasal dari satu bagian, atau dari beberapa bagian atau
dari seluruh bagian dari suatu organisasi dan memberikan informasi tentang berbagai kegiatan.
Item-item yang perlu dengan laporan-laporan tertulis yang memuat data lebih mendetail.
Beberapa manajer menganggap neraca sebagai laporan yang efektif untuk melaksanakan
pengawasan total.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengendalian manajemen memusatkan pada fungsi-fungsi organisasi, Organisasi adalah
sekumpulan manusia yang bekerja sama untuk mencapai satu atau beberapa tujuan. Pengendalian
dalam organisai tidak datang dengan sendirinya sebagai konsekuensi tindakan yang dilakukan
oleh masing-masing individu. Banyak orang yang bertindak dengan caranya sendiri, tidak
disebabkan karena intruksi-intruksi tertentu yang diberikan oleh atasannya.Maka bertindak
karena pertimbangannya mengatakan bahwa tindakan tersebut tepat.Jenis pengawasan dan
pengendalian ini dilakukan terhadap seluruh kegiatan atau sebagian besar kegiatan perusahaan
yang diperlakukan sebagai unit dasar.Pengawasan tidak hanya dilakukan terhadap suatu kegiatan
atau fungsi tertentu. Tujuannya ialah supaya dewan manajemen mendapatkan gambaran tentang
suatu keseimbangan kerja di antara unit-unit secara terpadu. Pengendalian dapat menjadi alat
untuk mengukur keseluruhan usaha para top-manajer; mengendalikan seluruh perencanaan; dan
mengendalikan unit-unit yang semi-otonom karena terjadi desentralisasi melebar.Pengendalian
umumya dilakukan oleh terhadap kegiatan-kegiatan keuangan.Adapun kunci sukses manajer
dalam melakukan pengendalian adalah pengendalian kuantitas, pengawasan kualitas, waktu,
dan pengendalian biaya.membantu. Manajer-manajer yang efektif akan menggunakan usaha
pengendalian untuk membantu mereka yang memerlukannya dan menentukan jenis kebutuhan
mereka.

Anda mungkin juga menyukai