Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mengendalikan adalah suatu usaha untuk meneliti kegiatan-kegiatan yang telah
dan akan dilaksanakan. Pengendalian berorientasi pada objek yang dituju dan
merupakan alat untuk mengajak orang-orang bekerja menuju sasaran yang ingin
dicapai. Pengendalian yang baik membantu memperlancar hubungan antar manusia.
Usaha-usaha pengendalian dapat dan harus digunakan untuk mendorong hubungan
yang baik diantara para anggota. Pengendalian harus merupakan kegiatan positif dan
membantu. Manajer-manajer yang efektif akan menggunakan usaha pengendalian
untuk membantu mereka yang memerlukannya dan menentukan jenis kebutuhan
mereka.
Pengendalian membantu mengidentifikasikan masalah-masalah manajemen.
Usaha-usaha untuk mgengidentifikasikan masalah-masalah merupakan tantangan bagi
para manajer. Seorang manajer akan menyadari suatu masalah apabila terjadi
penyimpangan dari sasaran yang ingin dicapai. Seringkali terjadi bahwa ada lebih dari
satu penyimpangan yang berhubungan dengan suatu masalah dan menjadi tugas
manajer yang bersangkutan untuk membatasi penyimpangan tersebut dan menentukan
relevansi masing-masing.
Seiring perkembangan zaman, pengendalian semakin dibutuhkan dan semakin
banyak pula caranya. Pengendalian manajemen diperlukan untuk melakukan
pengawasan perusahaan, mengontrol persaingan, bahkan mengevaluasi biaya-biaya
produksi di suatu perusahaan. Dalam sebuah organisasi, tentu saja banyak sekali
aktivitas-aktivitas yang terjadi. Aktivitas tersbut tidak sedikit yang tidak berpengaruh
terhadap laba perusahaan, melainkan berpengaruh meningkatkan biaya yang
dikeluarkan. Dengan demikian, dibutuhkan sistem pengendalian manajemen untuk
mengidentifikasi permasalahan tersebut dengan menerapkan Activity Based
Management (ABM) yang didalamnya melibatkan Activity-Based Costing (ABC).
Metode tersebut merupakan metode yang paling efektif jika digunakan sekarang,
karena cara-cara pengidentifikasian biaya yang berlebih sudah tidak dengan cara yang
tradisonal pula, sehingga pengendalian manajemen dapat dilakukan semakin baik.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, terdapat beberapa masalah yang harus
diselesaikan, diantaranya sebagai berikut:
1. Bagaimana konsep dasar Pengendalian Manajemen?
2. Apa yang dimaksud dengan Sistem Pengendalian Manajemen?
3. Bagaimana proses dalam Pengendalian Manajemen?
4. Bagaimana hubungan Strategi dengan Pengendalian Manajemen?
5. Bagaimana konsep Manajemen Berbasis Aktivitas?
6. Bagaimana konsep Biaya Berbasis Aktivitas?
7. Bagaimana hubungan Manajemen Berbasis Aktivitas dengan Biaya Berbasis
Aktivitas?

1
C. Tujuan Penulisan
Menulis makalah tentu saja memiliki beberapa tujuan yang hendak dicapai sesuai
dengan permasalahan diatas. Tujuan tersebut ialah:
1. Untuk mengetahui konsep dasar Pengendalian Manajemen.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Sistem Pengendalian Manajemen.
3. Untuk mengetahui proses dalam Pengendalian Manajemen.
4. Untuk mengetahui hubungan Strategi dengan Pengendalian Manajemen.
5. Untuk mengetahui konsep Manajemen Berbasis Aktivitas.
6. Untuk mengetahui konsep Biaya Berbasis Aktivitas.
7. Untuk mengetahui hubungan Manajemen Berbasis Aktivitas dengan Biaya
Berbasis Aktivitas.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Pengendalian Manajemen
Menurut Mulyadi (2007:89) Pengendalian merupakan usaha untuk mencapai
tujuan tertentu melalui perilaku yg diharapkan. Sedangkan menurut Indra Bastian
(2006:70) pengendalian merupakan tahap penentu keberhasilan dalam manajemen.
Dapat dinyatakan bahwa Pengendalian ialah suatu proses memantau kegiatan untuk
memastikan bahwa kegiatan tersebut diselesaikan seperti yang telah direncanakan dan
proses mengkoreksi setiap penyimpangan yang berarti. Dalam lingkup manajemen,
pengendalian merupakan fungsi dari manajemen yang di laksanakan untuk
mengontrol segala aktivitas yang terjadi di dalam suatu organisasi atau
perusahaan.(1)
Menurut Oey Liang Lee, manajemen adalah suatu ilmu atau seni dalam proses
perencanaan, perorganisasian, pengarahan, penyusunan, dan pengendalian terhadap
sumber daya yang ada agar tercapai suatu tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Manajemen dalam sebuah perusahaan atau organisasi sangat penting perannya dalam
memajukan perusahaan tersebut. Sebuah organisasi terdiri dari sekelompok orang
yang bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu bersama (dalam sebuah
organisasi bisnis tujuannya adalah mencapai tingkatan profit yang memuaskan).
Untuk mencapai arah tersebut suatu organisasi mempunyai satu atau beberapa
pemimpin yang disebut manajer atau secara kolektif mereka disebut manajemen.
Manajemen adalah para manajer sebagai suatu kesatuan dalam suatu unit organisasi.
Setiap manajer atasan memimpin satu unit organisasi dan membawahi beberapa
unit organisasi yang masing-masing dipimpin oleh seorang manajer sebagai bawahan.
Para manajer bawahan memberikan laporan pada manajer atasannya. Proses
pengendalian manajemen adalah proses yang digunakan oleh para manajer untuk
menjamin para anggota organisasinya mengimplementasikan strategi-strategi yang
ditentukan. Pengendalian Manajemen sebagai proses dimana manajer mempengaruhi
anggotanya untuk melaksanakan strategi. Kegiatannya antara lain:
1. Merencanakan apa yang seharusnya dilakukan oleh organisasi.
2. Mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas dari beberapa bagian organisasi.
3. Mengkomunikasikan informasi.
4. Mengevaluasi informasi.
5. Memutuskan tindakan apa yang seharusnya diambil.
6. Mempengaruhi orang-orang untuk mengubah perilaku mereka.
Dari penjelasan mengenai pengendalian dan manajemen diatas, Anthony,
Dearden, dan Bedford mendefinisikan pengendalian manajemen adalah semua
metode, prosedur dan alat-alat, termasuk sistem pengendalian manajemen yang
digunakan oleh manajemen untuk menjamin kesesuaian dengan kebijakan dan
strategi. Pengendalian manajemen merupakan suatu sistem atau proses yang dijadikan
alat pengumpulan data untuk membantu dan mengkoordinisikan proses pembuatan
keputusan dalam organisasi (Samryn, 2012:258). Dapat disimpulkan bahwa
Pengendalian Manajemen adalah suatu proses dimana manajer senior

3
(manajemen di setiap tingkatan) memastikan bahwa orang-orang yang
diawasinya mengimplementa-sikan strategi yang dimaksudkan. (2)
Pengendalian manajemen yang dilakukan juga memiliki tujuan, antara lain
sebagai berikut:
1. Agar proses pelaksanaan atau strategi dilakukan sesuai dengan ketentuan-
ketentuan dari rencana.
2. Melakukan tindakan perbaikan, jika terdapat penyimpangan-penyimpangan
3. Supaya tujuan yang dihasilkan sesuai dengan rencananya.
4. Menjaga keamanan harta milik suatu organisasi.
5. Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi (keuangan).
6. Memajukan efisiensi dalam operasi.
7. Meningkatkan akuntabilitas (pertanggung jawaban)

B. Sistem Pengendalian Manajemen


Maciariello dan Kirby memberikan definisi sistem pengendalian manajemen
adalah seperangkat struktur organisasi yang saling berhubungan yang memungkinkan
pengolahan informasi untuk tujuan membantu para manajer dalam pengkoordinasian
bagian-bagian dan pencapaian tujuan organisasi secara berkesinambungan. Sistem
Pengendalian Manajemen adalah suatu alat atau cara yang terstruktur yang digunakan
oleh manajer untuk memastikan bahwa orang-orang yang diawasinya
mengimplementasikan strategi yang dimaksudkan. Sebagai suatu sistem
pengendalian, SPM meliputi dua aspek utama yaitu struktur dan proses. Struktur
pengendalian manajemen termasuk pembagian organisasi bisnis yang menjadi
pusat-pusat pertanggung jawaban. Sedangkan proses pengendalian manajemen
meliputi penyusunan program, penganggaran, analisis, dan laporan kinerja
keuangan. (3)
Sistem pengendalian manajemen pada dasarnya suatu sistem yang
digunakan oleh manajemen untuk membangun masa depan organisasi. Untuk
membangun masa depan organisasi, perlu ditentukan lebih dahulu dalam bisnis
apa organisasi akan berusaha. Jabawan atas pertanyaan tersebut merupakan
misi organisasi dengan demikian misi organisasi merupakan the chosen track
untuk membawa organisasi mewujudkan masa depannya. Diharapkan dengan
dilaksanakannnya struktur sistem manajemen akan tercipta visi dan misi
organisasi perusahaan kemudian mengimplementasikannya (4)
Permasalahan yang timbul dalam implementasi struktur sistem pengendalian
manajemen yang dapat diidentifikasikan sekarang ini adalah terletak pada kelemahan
struktur dan kelemahan proses. Sistem pengendalian manajemen tidak dapat
mewujudkan tujuan sistem kemungkinan karena strukturnya tidak pas dengan
lingkungan yang dihadapi perusahaan, dapat juga terjadi tujuan sistem pengendalian
manajemen tidak tercapai karena proses sistem pengendalian manajemennya lemah.
Pengendalian bukan hanya untuk mencari kesalahan-kesalahan, tetapi berusaha untuk
menghindari terjadinya kesalahan-kesalahan serta memperbaikinya jika terdapat
kesalahan. Jadi pengendalian dilakukan sebelum proses, saat proses, dan setelah

4
proses, yakni hingga hasil akhir diketahui. Dengan pengendalian diharapkan
pemanfaatan unsur-unsur manajemen efektif dan efisien.
Sistem pengendalian manajemen membantu manajer menggerakkan
organisasi ke sasaran stratejik, sedangkan pengendalian manajemen berfokus
pada implementasi strategi. Dalam industri yang lingkungannya bergerak cepat,
maka pengendalian manajemen dapat memberikan dasar untuk menentukan
strategi baru. Terutama menyangkut dimensi non-finansial, seperti kualitas
produk, pangsa pasar, kepuasan pelanggan , ketepatan waktu pengiriman, dan
moral karyawan. Fungsi ini dinamakan interactive control. (5)

C. Proses Pengendalian Dalam Manajemen


Proses sistem pengendalian manajemen yang baik akan lebih bersifat normal.
Pengendalian manajemen yang dilakukan manajemen puncak dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Menetapkan Standar (Establishing Standards)
Standar adalah sasaran atau target yang harus dicapai dalam
menjalankan fungsi manajemen. Standar ini akan digunakan untuk
mengukur dan mengevaluasi kinerja dari suatu unit kerja, departemen
ataupun organisasi secara keseluruhan (6). Standar dapat juga disebut sebagai
kriteria untuk menilai kinerja organisasi atau unit kerja dari organisasi tersebut.
Pekerjaan Pengendalian Manajemen ini akan menjadi lebih mudah dengan
adanya penetapan standar ini. Hal ini dikarenakan pengendalian manajemen
dilakukan berdasarkan standar yang ditetapkan oleh manajemen itu sendiri.
Dimana standar itu dibagi menjadi dua jenis, yaitu Tangible (terukur atau
nyata), dan Intangible (Tidak Terukur atau tidak berwujud). Standar
Tangible adalah standar yang dapat diukur dan nyata, biasanya disebut juga
dengan Standar yang terukur yang ditentukan oleh Manajemen dan dapat
berupa Standar waktu yang harus dicapai (Time), standar biaya (Cost),
standar penjualan (Sales), standar pangsa pasar (Market Share), standar
produktivitas (Productivity) hingga laba yang harus dicapai (Profit).
Sedangkan standar Intangible adalah standar yang tidak dapat diukur secara
moneter ataupun angka. Standar Intangible ini lebih sulit diukur jika
dibandingkan dengan standar tangible. Contohnya Standar Intangible seperti
sikap dan tingkah laku seorang karyawan, penyimpangan pekerjaan seorang
karyawan, kreativitas karyawan ataupun kesetiaan pelanggan. (7)
2. Mengukur Kinerja (Performance Measurement)
Langkah kedua dalam fungsi Pengendalian Manajemen adalah mengukur
kinerja. Manajemen akan dapat lebih mudah mengukur kinerja apabila
unit/satuan ataupun kriteria kinerja telah ditentukan sebelumnya (8). Pada
dasarnya, Pengukuran kinerja harus berada pada unit atau satuan yang sama
dengan kriteria yang telah ditentukan. Unit/satuan atau tolak ukur harus terdefinisi
dengan baik dan seragam sepanjang proses pengukuran atau penilaian ini.
Misalnya, jika kita menentukan standar produktivitas adalah dalam bentuk satuan
persentasi (%), kita harus tetap menggunakan persentasi (%) untuk mengukurnya

5
dan tidak boleh menggunakan satuan lain seperti biaya (Rupiah) untuk
mengukurnya.
3. Membandingkan kinerja actual dengan Standar yang ditentukan
(Comparison of actual and standard performance)
Membandingkan kinerja aktual dengan standar yang ditentukan merupakan
langkah yang sangat penting. Langkah penetapan standar dan langkah pengukuran
kinerja pada dasarnya adalah langkah persiapan, sedangkan langkah
perbandingan ini merupakan langkah aktif yang harus dikerjakan oleh
manajemen (9) Penyimpangan dapat didefinisikan sebagai kesenjangan antara
kinerja aktual dengan target atau standar yang ditetapkan. Seorang Manajer harus
mengetahui dua hal dalam langkah ini, yaitu bentuk penyimpangan yang terjadi
dan penyebab terjadinya penyimpangan. Manajer juga harus mengetahui dan
membedakan yang mana merupakan penyimpangan minor (kecil) yang dapat
diabaikan terlebih dahulu dan yang mana merupakan penyimpangan utama yang
harus segera mengambil tindakan yang serius. Sebagai contoh, jika biaya alat-alat
tulis terjadi kenaikan dari target 5% menjadi aktual 8% maka penyimpangan
tersebut dapat dikategorikan sebagai penyimpangan minor (kecil). Namun disisi
lain, jika tingkat cacat produksi bulanan meningkatkan terus menerus maka dapat
dikategorikan sebagai penyimpangan besar yang harus segera diambil tindakan
perbaikannya. Setelah mengetahui penyimpangan yang terjadi, seorang manajer
harus segera mencari penyebab terjadinya penyimpangan tersebut.
4. Mengambil tindakan koreksi/perbaikan (Taking Corrective Action)
Langkah ini juga dapat dikatakan sebagai bahan evaluasi dalam pengendalian
manajemen. Begitu penyimpangan dan penyebab penyimpangan diketahui,
tahap selanjutnya adalah mengambil tindakan perbaikan. Jika penyimpangan
yang terjadi merupakan penyimpangan kecil yang masih dapat diterima
maka tidak perlu melakukan tindakan korektif. Namun jika penyimpangan
yang terjadi adalah penyimpangan besar yang telah melampai batas yang
dapat diterima maka harus segera mengambil tindakan perbaikan dan
mengambil tindakan-tindakan pencegahan supaya tidak terjadi lagi
dikemudian hari. Contohnya, target tingkat kecacatan (reject rate) produk di
produksi yang dapat diterima adalah 2%, namun pada aktualnya tingkat
kecacatan produk di produksi adalah 5%. Tingkat kecacatan tersebut telah
melampaui batas yang dapat diterima sehingga diperlukan penyelidikan
terhadap penyimpangan tersebut. Setelah diselidiki, ternyata yang
menyebabkan tingginya tingkat kecacatan produk ini adalah adanya
pengaturan mesin yang salah (10). Dengan diketahuinya penyebab terjadinya
penyimpangan tersebut, maka kita harus mengambil tindakan perbaikan yaitu
mengatur kembali mesin tersebut ke pengaturan yang benar dan memberikan
indikasi di mesin supaya tidak terjadi pengaturan yang salah lagi di kemudian hari.

D. Hubungan Strategi dengan Pengendalian Manajemen


Strategi merupakan penetapan tujuan dan sasaran yang bersifat mendasar bagi
sebuah organisasi. Strategi juga dikatakan sebagai suatu cara atau pendekatan yang

6
diterapkan oleh manajer dalam mencapai tujuan organisasi. Agar strategi tersebut
dapat terimplementasikan dengan baik, maka dibutuhkan sistem yang dapat
digunakan untuk memastikan bahwa seluruh anggota organisasi telah
mengimplementasikan strategi dalam mencapai tujuan bersama (goal
congruence). (11)
Dalam rangka mencapai visi, misi dan tujuan organisasi diperlukan sebuah
strategi. Organisasi perlu memperhatikan kapabilitas dan sumberdaya strategis
(Widener, 2006), lingkungan bisnis atau tingkat persaingan dan struktur modal
(Jermias, 2008) dalam merumuskan strategi. Setelah strategi durumuskan, maka
tahap selanjutnya adalah implementasi strategi. Pada saat pengimplementasian
strategi, dibutuhkan sebuah sistem yang dapat digunakan untuk memastikan
bahwa organisasi telah menerapkan strategi sesuai dengan tujuan organisasi.
Oleh karena itu diperlukan sistem pengendalian dan sistem pengukuran kinerja
yang sinergi atau selaras dengan strategi yang telah ditetapkan agar organisasi
dapat terus berinovasi, sehingga akan meningkatkan kapabilitas dan daya saing
yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja organisasi (Chenhall, et al.,
2011; Henri, 2006) (12) Hal yang perlu diperhatikan ketika merancang/mendesain
sistem pengendalian adalah gaya (interaktif atau diagnostik) dalam penggunaan
sistem pengendalian manajemen (Bisbe dan Otley, 2004; Henri, 2006), kekuatan
persaingan, dan orientasi pasar (Connor, et al., 2011).
Faktor yang mempengaruhi hubungan antara strategi dan sistem pengendalian
manajemen adalah lingkungan dimana organisasi tersebut beroperasi. Faktor
persaingan dan kondisi perekonomian menjadi sesuatu yang sangat penting dalam
perumusan strategi dan perancangan sistem pengendalian organisasi. Riset Connor et
al., (2011) menemukan bahwa ancaman pendatang asing berhubungan positif dengan
pentingnya sistem pengendalian manajemen, tapi hubungan tersebut lebih besar untuk
perusahaan yang bersaing secara dominan di pasar domestik dari pada perusahaan
yang bersaing secara dominan di pasar asing. Selain itu, riset tersebut juga
menemukan bahwa hubungan posisi tawar pembeli dengan pentingnya sistem
pengendalian manajemen lebih besar untuk perusahaan yang bersaing secara dominan
di pasar asing dari pada perusahaan yang bersaing secara dominan di pasar domestik.

E. Konsep Manajemen Berbasis Aktivitas


Aktivitas merupakan hal yang utama dalam pengendalian dan penilaian
performance lingkungan yang dinamis. Akuntansi aktivitas merupakan pendekatan
yang paling tepat dalam lingkungan yang dinamis dan perusahaan ditutut untuk
melakukan continoues improvement (perbaikan terus). Akuntansi aktivitas
menekankan pada perbaikan proses. Proses adalah sekumpulan aktivitas yang
menentukan kinerja suatu pekerjaan tertentu. Perbaikan proses berarti perbaikan
bagaimana suatu aktivitas dilakukan. Oleh akarena itu yang diperlukan adalah
pengelolaan aktivitas bukan biayanya. Untuk itulah muncul pendekatan yang baru
yang dikenal dengan Activity Based Management (ABM). ABM merupakan suatu
sistem yang terintegrasi yang memfokuskan perhatian manajemen untuk

7
meningkatkan “customer value” serta keuntungan yang akan diperoleh perusahaan
dengan peningkatan value tersebut bagi konsumen.
Manajemen berbasis aktivitas merupakan sebuah pendekatan sistem terpadu yang
memfokuskan perhatian manajemen pada aktivitas-aktivitas yang bertujuan untuk
meningkatkan nilai bagi pelanggan dan laba yang dicapai dengan menyediakan nilai
tersebut kepada pelanggan. Peningkatan nilai ini dilakukan dengan cara
menghilangkan aktivitas-aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah di suatu
organisasi atau perusahaan.
Dalam melakukan manajemen berbasis aktivitas ini, dilakukan analisis
secara mendalam terhadap aktivitas apa saja yang dapat mempengaruhi nilai
pelanggan dan memperoleh keuntungan, serta analisis biaya setiap produk yang
digunakan, apakah sesuai dengan aktivitas perusahaan atau tidak. Tujuan
penting dari ABM adalah untuk mengidentifikasi dan menghilangkan aktivitas
dan biaya tak bernilai tambah. Aktivitas yang tidak bernilai tambah adalah
operasi yang (1) tidak perlu dan tidak penting (2) perlu tapi tidak efisien dan
tidak dapat dikembangkan. Biaya yang tidak bernilai tambah adalah hasil dari
beberapa aktivitas, biaya dari beberapa aktivitas yang bisa dihilangkan tanpa
mengurangi kualitas produk, daya guna, dan nilai yang dirasakan
Manajemen berdasarkan aktivitas memiliki dua dimensi, yaitu sebagai berikut:
1) Dimensi biaya (cost dimension). Memberikan informasi biaya mengenai sumber
daya, aktivitas, produk dan pelanggan (serta biaya-biaya lain yang diperlukan),
dimana biaya-biaya sumber daya dapat ditelusuri ke aktivitas-aktivitas dan
kemudian biaya aktivitas tersebut dibebankan ke pelanggan. Dengan demikian
dimensi ini merefleksikan kebutuhan untuk membagi sumber daya biaya terhadap
aktivitas dan biaya aktivitas terhadap obyek biaya, seperti pelanggan dan produk
agar dapat menganalisis keputusan kritikal. Keputusan tersebut termasuk
penetapan harga, pengadaan produk dan penetapan prioritas untuk usaha
perbaikan.
2) Dimensi proses (process dimension). Memberikan informasi mengenai aktivitas
apa saja yang dilaksanakan, mengapa aktivitas tersebut dilaksanakan dan seberapa
baik pelaksanaannya. Dimensi ini menjelaskan mengenai akuntasi pertanggung
jawaban berdasarkan aktivitas dan lebih memfokuskan pada pertanggung jawaban
aktivitas bukan pada biaya, dan menekankan pada maksimalisasi kinerja system
secara menyeluruh bukan pada kinerja secara individu. Dengan demikian dimensi
ini merefleksikan kebutuhan untuk suatu kategori informasi yang baru mengenai
kinerja aktivitas. Informasi ini menunjukkan apa yang menyebabkan pemicu biaya
dan bagaimana pengukuran kinerjanya.

F. Konsep Alokasi Biaya Berbasis Aktivitas


Activity-Based Costing (ABC) adalah suatu sistem informasi akuntansi yang
mengidentifikasi berbagai aktivitas yang dikerjakan dalam suatu organisasi dan
mengumpulkan biaya dengan dasar dan sifat yang ada dan perluasan dari aktivitasnya.
ABC memfokuskan pada biaya yang melekat pada produk berdasarkan aktivitas untuk
memproduksi, mendistribusikan atau menunjang produk yang bersangkutan. Sistem

8
ABC timbul sebagai akibat dari kebutuhan manajemen akan informasi
akuntansi yang mampu mencerminkan konsumsi sumber daya dalam berbagai
aktivitas untuk menghasilkan produk secara akurat. Activity Based Costing
menyediakan informasi perihal aktivitas-aktivitas dan sumber daya yang
dibutuhkan untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas tersebut. Aktivitas-aktivitas
ini menjadi titik perhimpunan biaya. Dalam sistem ABC, biaya ditelusur ke
aktivitas dan kemudian ke produk. System ABC mengasumsikan bahwa
aktivitas aktivitaslah, yang mengkonsumsi sumber daya dan bukannya produk.
Konsep dasar dari sistem ABC tercipta karena adanya aktivitas yang
menimbulkan biaya. Perusahaan harus dapat mengelola aktivitasnya secara
efektif dan efisien. Dalam hubungannya dengan biaya produk maka biaya yang
dikonsumsi untuk menghasilkan produk adalah biaya-biaya untuk aktivitas
merancang, merekayasa, memproduksi, menjual, dan memberikan pelayanan
produk. Activity Based Costing (ABC) memiliki dua dimensi sebagai berikut.
1) Aktivitas-aktivitas yang menyebabkan adanya ABC adalah sumber daya
pembantu atau sumber daya tidak langsung yang menyediakan kemampuan untuk
melaksanakan kegiatan, bukan hanya penyebab timbulnya biaya.
2) Produk atau pelanggan jasa produk yang dihasilkan menyebabkan permintaan atas
dasar aktivitas untuk membuat produk atau jasa yang diperlukan tersebut sehingga
timbul berbagai kegiatan yang menghabiskan sumber daya untuk melaksanakan
aktivitas tersebut.

G. Hubungan Manajemen Berbasis Aktivitas dengan Biaya Berbasis Aktivitas


Activity Based Management (ABM) melibatkan Activity-Based Costing (ABC)
dan menggunakannya sebagai sumber informasi utama dengan tujuan memperbaiki
pengambilan keputusan dengan menginformasikan biaya yang akurat dan mengurangi
biaya dengan mendorong serta mendukung berbagai usaha perbaikan berkelanjutan.
Hubungan ABC dengan ABM terjadi karena ABM membutuhkan informasi dari ABC
untuk melakukan analisis yang berhubungan dengan perbaikan yang
berkesinambungan ABM untuk standar pemasaran. Biaya pemasaran adalah biaya
yang timbul karena terjadinya pertukaran dantara perusahaan dengan
konsumen. Yang termasuk biaya pemasaran antara lain : Biaya promosi, Biaya
distribusi fisik, Biaya riset pasar, Biaya pengembangan produk.
Dalam suatu perusahanan yang memproduksi suatu barang, tentu akan
menemukan biaya-biaya yang dikeluarkan. Misalnya biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja, biaya overhead pabrik, dan lainnya. Jika manager berkeinginan
mengurangi biaya, laksanakan dengan melakukan pengelolaan terhadap
penyebab timbulnya biaya, yaitu karena aktivitas. Biaya hanya dapat dikurangi
secara signifikan melalui pengelolaan berbasis aktivitas (activity based
management). Hasil yang diperoleh dari pengelolaan aktivitas adalah perbaikan
terhadap aktivitas yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan
produk dan jasa bagi customer, sehingga manfaat yang diperoleh bagi customer
meningkat dan biaya bisa semakin berkurang. Dengan demikian seorang
manajemen yang melakukan pengendalian manajemen dan manajemen berbasis

9
aktivitas akan menerapkan sistem ABC untuk mengidentifikasi biaya-biaya apa
saja yang tidak terlalu berguna karena sebuah aktivitas dan menimbulkan laba
perusahaan kecil, sehingga dilakukan perbaikan dan berdampak kepada
kepuasaan pelanggan dan laba perusahaan.

10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pengendalian merupakan usaha untuk mencapai tujuan tertentu melalui perilaku
yg diharapkan. Sedangkan manajemen ialah, suatu ilmu atau seni dalam proses
perencanaan, perorganisasian, pengarahan, penyusunan, dan pengendalian terhadap
sumber daya yang ada agar tercapai suatu tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Dalam lingkup manajemen, pengendalian merupakan fungsi dari manajemen yang di
laksanakan untuk mengontrol segala aktivitas yang terjadi di dalam suatu organisasi
atau perusahaan. Proses pengendalian manajemen adalah proses yang digunakan oleh
para manajer untuk menjamin para anggota organisasinya mengimplementasikan
strategi-strategi yang ditentukan. Pengendalian Manajemen sebagai proses dimana
manajer mempengaruhi anggotanya untuk melaksanakan strategi. Kegiatannya antara
lain:
1. Merencanakan apa yang seharusnya dilakukan oleh organisasi.
2. Mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas dari beberapa bagian organisasi.
3. Mengkomunikasikan informasi.
4. Mengevaluasi informasi.
5. Memutuskan tindakan apa yang seharusnya diambil. Mempengaruhi orang orang
untuk mengubah perilaku mereka.
Seperangkat stuktur organisasi yang saling berhubungan untuk melakukan
pengendalian manajemen disebut sebagai sistem pengendalian manajemen. Sistem
pengendalian manajemen pada dasarnya suatu sistem yang digunakan oleh
manajemen untuk membangun masa depan organisasi. Untuk membangun masa
depan organisasi, perlu ditentukan lebih dahulu dalam bisnis apa organisasi akan
berusaha. Jabawan atas pertanyaan tersebut merupakan misi organisasi dengan
demikian misi organisasi merupakan the chosen track untuk membawa organisasi
mewujudkan masa depannya. Diharapkan dengan dilaksanakannnya struktur sistem
manajemen akan tercipta visi dan misi organisasi perusahaan kemudian
mengimplementasikannya.
Dalam menajalankan tugasnya, manajer puncak melakukan pengendalian
manajemen berbasis aktivitas dan biaya berbasis aktivitas. Kedua metode ini
diterapkan untuk mengidentifikasi seberapa besar biaya biaya yang dikeluarkan untuk
aktivitas yang tidak menghasilkan nilai tambah dalam suatu perusahaan. Sehingga
kedepannya keganjalan tersbut dapat di perbaiki dan dievaluasi untuk meningkatkan
nilai bagi konsumen serta laba perusahaan.
B. SARAN
Makalah ini membahas tentang pengendalian manajemen dalam sebuah
organisasi. Begitu banyak manfaat yang bisa kita ambil ketika kita membaca dan
menghayati setiap kata demi kata yang dapat memperbaharui ataupun menambah
wawasan kita mengenai “pengendalian” suatu manajemen yang dapat kita gunakan
untuk perkuliahan kita di mata kuliah manajemen. Akan tetapi makalah ini tidak jauh
dari kesalahan, semoga kedepannya makalah ini lebih baik lagi.

11
DAFTAR PUSTAKA
Samryn, SE. 2012. Akuntansi Manajemen. Jakarta: Kencana
Yunus, Eddy. 2013. Manajemen Strategis. Jakarta: Andi
Winda, Grace, dan Victorina. 2018. Analisis Atas Penerapan Sistem Pengendalian
Manajemen Pemberian Kredit Pada Pt. Suzuki Finance Indonesia Cabang Manado.
Jurnal Riset Akuntansi Going Concern. Vol 13. No 2. Hal. 610-619
Widarjo, Wahyu. 2018. Hubungan Antara Strategi, Sistem Pengendalian Manajemen
dan Sistem Pengukuran Kinerja: Sebuah Studi Literatur. Jurnal Riset Manajemen &
Akuntansi. Vol 9. No 1. Hal 37-50
Novan, Suhadak, dan Devi. 20. Penerapan Analisis Activity Based Costing System (Abc
System) Untuk Penetapan Harga Pokok Produksi Secara Akurat (Studi Pada Pr.
Cemara Mas Sidoarjo). Jurnal Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
Malang. Hal 1-10
Blocher, Stout, Cokins, 2011. Manajemen Biaya (Penekanan strategis), edisi 5, buku 1,
Jakarta Selatan : Salemba Empat
Ardiana. Activity based management, Activity Based Cost.
http://ardianagenpos.blogspot.com/2016/11/activity-based-managemen-
activity.html?m=1. Diakses pada 27 Februari 2021, pukul 10.00.
Ester, Agus, Dan Victorina. 2017. Penerapan Manajemen Berbasis Aktivitas Untuk
Meningkatkan Efisiensi Biaya Pada Whiz Prime Hotel Megamas Manado. Jurnal
Riset Akuntansi Going Concern. Vol 12. No 2. Hal. 565-574
Listiadi, Agung. 2015. Manajemen Biaya Untuk Meningkatkan Ketepatan Perhitungan
Biaya Melalui Biaya Berbasis Aktivitas. Jurnal Bisnis dan Manajemen. Vol 7. No 2.
Hal 125-133.

12

Anda mungkin juga menyukai