PENDAHULUAN
A. Definisi Pengendalian
Pengendalian menurut Hansen & Mowen 2007 dalam Richard 2011 adalah
proses penetapan standar dengan menerima umpan balik berupa kinerja
sesungguhnya, dan mengambil tindakan yang diperlukan jika kinerja sesungguhnya
berbeda secara signifikan dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.
Suatu organisasi juga harus dikendalikan jalannya. Hal ini dilakukan untuk menjamin
aktivitas yang dilakukan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan organisasi. Suatu
sistem pengendalian memiliki beberapa elemen yang memungkinkan pengendalian
berjalan baik. Elemen-elemen tersebut adalah :
a) Sensor/detektor yakni suatu alat untuk mengidentifikasi apa yang sedang
terjadi dalam suatu proses.
b) Assesor yakni suatu alat untuk menentukan ketepatan. Biasanya ukurannya
dengan membandingkan kenyataan dan standar yang telah ditetapkan.
c) Efektor yakni alat yang digunakan untuk mengubah sesuatu yang diperoleh
dari assessor.
d) Jaringan komunikasi yakni alat yang mengirim informasi antara detektor dan
assesor dan antara assesor dan efektor.
Dengan demikian pengendalian adalah suatu proses untuk mengarahkan organisasi
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
B. Definisi Manajemen
Salah satu pengertian manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian pekerjaan anggota organisasi seta
pengendalian sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Proses
pengendalian manajemen dalam hal ini adalah proses yang menjamin anggota satu
unit usaha melakukan apa yang telah menjadikan strategi perusahaan (Richard, 2011)
Kegiatan yang dilakukan pada suatu organisasi biasanya meliputi :
a) Merencanakan apa yang akan dicapai oleh perusahaan.
b) Mengkoordinasikan kegiatan pada masing-masing bagian.
c) Mengkomunikasikan informasi yang ada.
d) Mengevaluasi informasi.
e) Memutuskan apa yang akan dilakukan.
f) Mempengaruhi orang dalam organisasi tersebut untuk mengerjakan sesuai
dengan yang digariskan.
Pengendalian manajemen dalam hal ini tidak berarti bahwa setiap tindakan/kegiatan
harus sama dengan rencana. Pada prosesnya bisa saja berubah karena perbedaan
waktu antara rencana dan kegiatan. Tujuan pengendalian manajemen adalah
menjamin bahwa strategi yang dijalankan sesuai dengan tujuan organisasi yang akan
dituju. Jika apabila seorang manajer menemukan cara yang lebih baik dalam operasi
sehari-harinya, pengendalian manajemen seharusnya tidak melarang manajer tersebut
melakukan dengan cara yang menurut dia benar.
C. Pengendalian Manajemen
Pengendalian manajemen adalah proses dimana manajer mempengaruhi
anggotanya untuk melaksanakan strategi organisasi (Richard, 2011). Dari hal ini dapat
diambil beberapa hal berikut :
a) Sifat keputusan. Keputusan pengendalian manajemen dibuat dalam kerangka
kerja sesuai dengan strategi organisasi. Tanpa pedoman yang jelas akan sulit
menjalankan pengendalian manajemen yang benar. Manajer dalam hal ini
mempunyai pertimbangan yang bisa saja lain dari yang telah ditetapkan
asalkan baik untuk peningkatan prestasi unit bisnisnya.
b) Sistematis dan ritmis. Dalam proses pengendalian manajemen, keputusan
yang dibuat berdasarkan prosedur dan jadwal yang dilakukan berulang-ulang
tahun demi tahun.
c) Pertimbangan perilaku. Proses pengendalian manajemen melibatkan interaksi
antara individu dan interaksi tersebut tidak sistematis. Seorang manajer
mempunyai tujuannya sendiri-sendiri. Yang harus dilakukan adalah
menyelaraskan tujuan tersebut sesuai tujuan perusahaan secara keseluruhan.
Hal ini disebut keselarasan tujuan yang berarti tujuan pribadi anggota
organisasi seharusnya konsisten dengan tujuan organisasi.
d) Alat untuk mengimplementasikan strategi. Sistem pengendalian manajemen
adalah alat untuk mencapai tujuan perusahaan sesuai dengan strategi yang
telah ditetapkan. Jadi pengendalian manajemen memfokuskan pada
pelaksanaan strategi. Pengendalian manajemen hanya salah satu cara bagi
manajer untuk menerapkan strategi yang diinginkan. Strategi yang dapat
diterapkan selain pengendalian manajemen adalah melalui pendekatan
struktur organisasi, manajemen sumber daya dan budaya.
e) Proses pengendalian manajemen. Pengendalian manajemen melibatkan
hubungan antara atasan-bawahan. Pengendalian dilakukan melalui tingkat
atas hingga ke bawah. Proses ini meliputi aktivitas komunikasi, motivasi dan
evaluasi.
f) Metodologi pengendalian manajemen. Penerapan proses pengendalian
manajemen yang telah diuraikan diatas memerlukan tiga bentuk aktivitas
yaitu menentukan tujuan, pengukuran prestasi dan evaluasi prestasi. Menurut
David Outley proses pengendalian manajemen dirancang untuk menjamin
bahwa tugas rutin dijalankan oleh seluruh anggota organisasi yang secara
bersama-sama membantu tercapainya tujuan organisasi secara keseluruhan.
g) Perumusan strategi. Perumusan strategi adalah proses memutuskan atas
tujuan organisasi dan langkah-langkah yang diambil untuk mencapai tujuan
tersebut. Strategi yang diambil oleh perusahaan tidak tertutup kemungkinan
untuk diuji kembali atau dilakukan perubahan dimana perlu. Kebutuhan
untuk mengubah strategi biasanya disebabkan oleh ancaman atau untuk
memperoleh keuntungan yang lebih baik.
D. Sistem pengendalian manajemen
Marciarello & Kirby 2002 dalam Richard 2011 mendefinisikan sistem
pengendalian manajemen sebagai perangkat struktur komunikasi yang saling
berhubungan yang memudahkan pemrosesan informasi dengan maksud membantu
manajer mengkoordinasikan bagian-bagian yang ada dan pencapaian tujuan organisasi
secara terus menerus. Sistem pengendalian manajemen dikategorikan sebagai bagian
dari pengetahuan perilaku terapan (applied behavioral science). Pada dasarnya, sistem
ini berisi tuntutan kepada kita mengenai cara menjalankan dan mengendalikan
perusahaan / organisasi yang “dianggap baik” berdasarkan asumsi-asumsi tertentu.
Masing-masing perusahaan memiliki kompleksitas berbeda dalam pengendalian
manajemen, makin besar skala perusahaan akan semakin kompleks.
Tujuan dari sistem ini adalah untuk meningkatkan keputusan-keputusan kolektif
dalam organisasi (Richard, 2011). Untuk memahami sebuah sistem dibutuhkan suatu
pengetahuan tentang lingkungan dimana sistem itu berada. Dua unsur penting dalam
sistem pengendalian manajemen adalah lingkungan pengendalian dan proses
pengendalian.
a. Batasan pengendalian manajemen
Pengendalian manajemen merupakan beberapa bentuk kegiatan perencanaan dan
pengendalian kegiatan yang terjadi pada suatu organisasi. Pengendalian
manajemen merupakan kegiatan yang berada tepat di tengah dua kegiatan lainnya.
Dua kegiatan yang dimaksud adalah perumusan strategik yang dilakukan
manajemen puncak dan pengendalian tugas yang dilakukan manajemen paling
bawah.
Beberapa karakteristik dari masing-masing aktivitas ini adalah :
a) Perumusan strategik merupakan kegiatan yang paling sedikit sistematik tetapi
pengendalian tugas merupakan yang paling sistematik. Pengendalian
manajemen dalam hal ini berada ditengah-tengahnya.
b) Perumusan strategi difokuskan untuk jangka panjang, sedangkan
pengendalian tugas difokuskan untuk operasi jangka pendek dan
pengendalian manajemen dalam hal ini berada ditengah-tengahnya.
c) Perumusan strategi lebih difokuskan pada proses perencanaan sedang
pengendalian tugas lebih difokuskan pada proses pengendalian. Baik itu
proses perencanaan maupun pengendalian sama pentingnya dengan
pengendalian manajemen.
b. Hakikat pengendalian manajemen
Organisasi terdiri dari manajer dan karyawan harus dimotivasi dan dituntun agar
melakukan apa yang diinginkan pimpinannya dan harus dikoreksi jika
menyimpang dari arah pencapaian tujuan organisasi. Dasar dari semua proses
pengendalian adalah pemikiran untuk mengarahkan suatu variabel, atau
sekumpulan variabel, guna mencapai tujuan tertentu. Variabel dapat berupa
manusia, mesin, organisasi
c. Lingkungan pengendalian manajemen
Pengendalian manajemen merupakan suatu proses yang dipengaruhi oleh faktor
lingkungan. Berikut ini diuraikan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap
pengendalian manajemen yang meliputi perilaku organisasi dan pusat-pusat
pertanggungjawaban.
a) Perilaku organisasi. Proses pengendalian manajemen mempengaruhi
terhadap pencapaian tujuan organisasi. Beberapa karakteristik organisasi
yang mempengaruhi proses tersebut, terutama berkaitan dengan perilaku
anggota dalam suatu organisasi. Suatu organisasi mempunyai tujuan dan
fungsi pengendalian manajemen adalah mendorong anggota organisasi
mencapai tujuan. Disinilah perlunya faktor keselarasan tujuan masing-masing
anggota organisasi dalam pencapaian tujuan organisasi. Struktur organisasi
mempengaruhi bentuk sistem pengendalian manajemen yang akan
diterapkan. Perilaku organisasi juga berkaitan dengan motivasi, kemampuan
individu itu sendiri dan pemahaman tentang perilaku yang diperlukan dalam
mencapai prestasi yang tinggi.
b) Pusat pertanggung jawaban. Suatu organisasi dibagi menjadi beberapa pusat
pertanggung jawaban. Adanya pusat pertanggung jawaban adalah untuk
memenuhi tujuan yang telah ditetapkan manajemen puncak.
d. Proses pengendalian manajemen.
Suatu poses pengendalian manajemen melibatkan interaksi antar manajer dan
manajer dengan bawahannya. Proses pengendalian manajemen meliputi kegiatan-
kegiatan sebagai berikut yaitu :
1) Perncanaan strategi adalah proses memutuskan program-program utama yang
akan dilakukan suatu organisasi dalam rangka implementasi strategi dan
menaksir jumlah sumber daya yang akan dialokasikan untuk tiap-tiap
program jangka panjang beberapa tahun yang akan datang.
2) Penyusunan anggaran adalah proses pengoperasian rencana dalam bentuk
pengkuantifikasian, biasanya dalam unit moneter untuk kurun waktu tertentu.
3) Pelaksanaan. Selama tahun anggaran, manajer melakukan program atau
bagian dari program yang menjadi tanggungjawabnya. Laporan yang dibuat
hendaknya menunjukkan dapat menyediakan informasi tentang anggaran dan
realisasinya baik itu informasi untuk mengukur kinerja keuangan maupun
nonkeuangan, informasi internal maupun eksternal.
4) Evaluasi kerja. Pestasi kerja bisa dilihat dari efisien atau efektif tidaknya
suatu pusat pertanggungjawaban menjalankan tugasnya. Evaluasi dilakukan
dengan membandingkan antara realisasi anggaran dengan anggaran yang
telah ditetapkan sebelumnya.
2.2 Indikator mutu asuhan keperawatan
h. 100%
i. 30 menit
j. Ada tim
k. 100%
l. 6 minggu
j. <30%
k. <10%
l. Persepsi positif
pasien terhadap
pelayanan
keperawatan 80%
kemampuan perawat
dalam
melaksanakan
tindakan
keperawatan 75%
pencapaian
dokumentasi askep
60%
2.4 Proses menjaga mutu asuhan keperawatan di ruang rawat
Program menjaga mutu dapat diartikan sebagai suatu upaya yang dilaksanakan secara
berkesinambungan, sistematis, obyektif, dan terpadu dalam mnetapkan masalah serta
penyebab masalah mutu pelayanan kesehatan berdasarkan standar yang telah ditetapkan,
menetepakan dan melaksanakan cara peneylesaian masalah sesuai kemampuan yang tersedia,
serta menilai haisl yang dicapai dan menyusun saran-saran tindak lanjut untuk lebih
meningkatkan mutu pelayanan.
1. Tujuan
Tujuan program menjaga mencakup dua hal yang bersifat pokok, yang jika disederhanakan
dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Tujuan antara yang ingin dicapai oleh program menjaga mutu ialah diketahuinya
mutu pelayanan, jika dikaitkan dengan kegiatan program menjaga mutu, tujuan ini
dapat dicapai apabila masalah mutu ditetapkan.
b. Tujuan akhir yang dicapai oleh program menjaga mutu ialah makin meningkatnya
mutu pelayanan. Seusai kegiatan program menjaga mutu, peningkatan mutu yang
dimaksud disini akan dicapai apabila program penyelesaian masalah berhasil
dilaksanakan.
2. Sasaran
Sasaran program menjaga mutu adalah pelayanan kesehatan yang diselnggarakan, jika
diketahui bahwa pada setiap pelayanan kesehatan terdapat empat unsur yang bersifat pokok
yakni unsur masukan (input), unsur proses (proses) unsur lingkungan (environment), serta
unsur keluaran (output), maka mudah dipahami dalam prkatek setiap hari, jika menyebut
sasaran program menjaga mutu, maka yang dimaksud disini tidak lain adalah unsur
masukan, unsur proses, unsur lingkungan, serta unsur keluaran tersebut.
3. Standar
Untuk memandu pelaksanaan program menjaga mutu agar tetap berpedoman pada standar
yang telah ditetapkan, maka disusunlah protokol. Protokol ataupun pedoman adalah suatu
pernyataan tertulis yang disusun secara sistematis, dipakai sebagai pelaksanaan dalam
mengambil keputusan dan atau dalam melaksanakan pelayamnan kesehatan. Sedangkan
untuk mengukur tercapai atau tidaknya standar yang telah ditetapkan dipergunakan
indikator, indikator (tolak ukur) adalah ukuran kepatuhan terhadap standar yang telah
ditetapkan. Makin sesuai sesuatu yang diukur dengan indikator, makin sesuai pula
keadaannya dengan standar yang telah ditetapkan.
Sesuai dengan peranan yang dimiliki oleh masing-masing unsur pelayanan kesehatan,
stadar dalam progrsm menjaga mutu secara umum dapat dibedakan atas dua macam yaitu
sebagai berikut.
a. Standar dengan persyaratan minimal
Yang dimaksud dengan standar pelayanan minimal adalah menunjuk pada keadaan
minimal yang harusdipenuhi untuk dapat menjamin terselenggaranya pelayanan
kesehatan bermutu.
a) Standar masukan
Dalam standar masukan ditetapkan persyaratan minimal unsur masukan yang
diperlukan untuk dapat menyelengarakan pelayanan kesehatan yang bermutu, yakni
jenis, jumlah, dan kualifikasi tenaga pelaksana, serta jumlah dana dan standar
tenaga.
b) Standar lingkungan
Dalam standar lingkungan ditetapkan persyaratan minimal unsur lingkungan yang
diperlukan untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan bermutu, yakni
garis-garis, kebijakan, pola organisasi serta sistem manajemen yang harus dipatuhi
oleh setiap pelaksana pelayanan (standar organisasi dan manajemen.
c) Standar proses
Dalam standar proses yang ditetapkan persyaratan minimal unsur proses yang harus
dilakukan adalah dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu
yakni tindakan medis dan tindakan non medis pelayanan kesehatan (standar
tindakan)
7. Hak Pasien
a. Pasal 32d UU No.44/2009; “Setiap pasien mempunyai hak memperoleh
layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar
prosedur operasional”
b. Pasal 32e UU No.44/2009; “Setiap pasien mempunyai hak memperoleh
layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik
dan materi”
c. Pasal 32j UU No.44/2009; “Setiap pasien mempunyai hak tujuan tindakan
medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan
prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan”
d. Pasal 32q UU No.44/2009; “Setiap pasien mempunyai hak menggugat
dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga memberikan
pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata ataupun
pidana”
8. Kebijakan yang mendukung keselamatan pasien
a. Pasal 43 UU No.44/2009
b) RS wajib menerapkan standar keselamatan pasien
c) Standar keselamatan pasien dilaksanakan melalui pelaporan insiden,
menganalisa, dan menetapkan pemecahan masalah dalam rangka
menurunkan angka kejadian yang tidak diharapkan.
d) RS melaporkan kegiatan keselamatan pasien kepada komite yang
membidangi keselamatan pasien yang ditetapkan oleh menteri
e) Pelaporan insiden keselamatan pasien dibuat secara anonym dan ditujukan
untuk mengoreksi sistem dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien.
K. Implementasi Patient safety
Menurut James Reason dalam Human error management: models and management
tahun 1991, dikatakan ada dua pendekatan dalam penanganan error atau KTD.
Pertama pendekatan personal. Pendekatan ini memfokuskan pada tindakan yang tidak
aman, melakukan dan pelanggaran prosedur, dari orang-orang yang menjadi ujung
tombak pelayanan kesehatan (dokter, perawat, ahli bedah, ahli anestesi, farmasis dll).
Tindakan tidak aman ini dianggap berasal dari proses mental yang menyimpang
seperti mudah lupa, kurang perhatian, motivasi yang buruk, tidak hati-hati, alpa dan
sembrono.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam
Richard, 2011. Era Baru Manajemen. Jakarta : Salemba Empat