Radikal Bebas
1.1 Pengertian Radikal Bebas
Radikal bebas berasal dari kata latin
(O2 -), sel darah putih seperti neutrofil secara khusus memproduksi radikal bebas
yang digunakan dalam pertahanan pejamu untuk menghancurkan patogen yang
menyerang, sejumlah obat yang memiliki efek oksidasi pada sel dan menyebabkan
produksi radikal bebas, radikal bebas yang terbentuk sebagai perantara dan
diperlukan dalam berbagai reaksi enzim, proses oksidasi xanthin (senyawa yang
ditemukan di sebagian besar jaringan tubuh dan cairan bertindak sebagai enzim
yang terlibat dalam mengkatalis perubahan hypoxanthine kepada xanthine dan
seterusnya kepada uric acid yang menghasilkan hydrogen peroxide), reaksi yaang
melibatkan besi dan logam lain, olahraga yaitu dengan latihan yang lebih lama dan
lebih intensif, oksigen akan lebih banyak dikonsumsi, sementara oksigen adalah
mutlak penting untuk produksi energi, tetapi terdapat juga oksigen yang akhirnya
akan membentuk radikal bebas. Selain sumber endogen yang disebutkan diatas.
Terdapat beberapa sumber edogen radikal bebas lainya yaitu :
a. Autoksidasi
Merupakan produk dari proses metabolisme aerobik. Molekul yang
mengalami autoksidasi berasal dari katekolamin, hemoglobin, mioglobin,
sitokrom C yang tereduksi, dan thiol. Autoksidasi dari molekul diatas
menghasilkan reduksi dari oksigen diradikal dan pembentukan kelompok
reaktif oksigen. Superoksida merupakan bentukan awal radikal. Ion ferrous
juga dapat kehilangan elektronnya melalui oksigen untuk membuat
superoksida dan Fe III melalui proses autoksidasi.
b. Oksidasi enzimatik
Beberapa jenis sistem enzim mampu menghasilkan radikal bebas dalam
jumlah yang cukup bermakna, meliputi xanthine oxidase (activated in
ischemiareperfusion),
prostaglandin
synthase, lipoxygenase,
aldehyde
paru
perokok.
Besi
dalam
bentuk
tersebut
meyebabkan
menjadi sangat berbahaya dengan adanya faktor dari lingkungan sekitar yang
mendukung
1.4 Proses Pembentukan Radikal Bebas dalam Tubuh
Radikal bebas dapat masuk dan terbentuk ke dalam tubuh melalui pernafasan,
kondisi
lingkungan
yang
tidak
sehat,
dan
makanan
berlemak.
Menurut
radikal bebas. Lemak hidrogenasi, adalah lemak yang ikatan rangkap tak jenuhnya
telah disubtitusi dengan hidrogen, lemak ini disebut margarin atau mentega tiruan.
Lemak hidrogenasi sangat berbahaya karena dapat mengubah kemampuan serap
selaput sel sehingga mengakibatkan fungsi selaput sel sebagai pelindung menjadi
tidak berarti (Kumalaningsih, 2006).
1.5 Pembentukan radikal bebas dalam sel
Radikal bebas diproduksi dalam sel yang secara umum melalui reaksi pemindahan
elektron, menggunakan mediator enzimatik atau non-enzimatik. Produksi radikal
bebas dalam sel dapat terjadi secara rutin maupun sebagai reaksi terhadap
rangsangan. Secara rutin adalah superoksida yang dihasilkan melalui aktifasi fagosit
dan reaksi katalisa. seperti ribonukleotida reduktase. Sedangkan pembentukan
melalui rangsangan adalah kebocoran superoksida, hidrogen peroksida dan
kelompok oksigen reaktif (ROS) lainnya pada saat bertemunya bakteri dengan
fagosit teraktifasi. Pada keadaan normal sumber utama radikal bebas adalah
kebocoran elektron yang terjadi dari rantai transport elektron, misalnya yang ada
dalam mitokondria dan endoplasma retikulum dan molekul oksigen yang
menghasilkan superoksida. Dalam kondisi yang tidak lazim seperti radiasi ion, sinar
ultraviolet, dan paparan energy tinggi lainnya, dihasilkan radikal bebas yang sangat
berlebihan.
1.6 Reaksi perusakan oleh radikal bebas
Definisi tekanan oksidatif (oxidative stress) adalah suatu keadaan dimana
tingkat oksigen reaktif intermediate (ROI) yang toksik melebihi pertahanan antioksidan endogen. Keadaan ini mengakibatkan kelebihan radikal bebas, yang akan
bereaksi dengan lemak, protein, asam nukleat seluler, sehingga terjadi kerusakan
lokal dan disfungsi organ tertentu. Lemak merupakan biomolekul yang rentan
terhadap serangan radikal bebas.
1.6.1 Peroksidasi lemak
Membran sel kaya akan sumber poly unsaturated fatty acid (PUFA), yang
mudah dirusak oleh bahan-bahan pengoksidasi; proses tersebut dinamakan
peroksidasi lemak. Hal ini sangat merusak karena merupakan suatu proses
berkelanjutan. Pemecahan hidroperoksida lemak sering melibatkan katalisis
ion logam transisi. asam lemak, khususnya asam lemak tak jenuh yang
BAB II
ANTIOKSIDAN
2.1 Pengertian Antioksidan
(Menurut, winarsih 2007) Antioksidan adalah senyawa yang mampu menangkal
atau meredam efek negatif oksidan dalam tubuh, bekerja dengan cara mendonorkan
satu elektronnya kepada senyawa yang bersifat oksidan sehingga aktifitas senyawa
oksidan tersebut dapat dihambat.
Antioksidan adalah senyawa yang mempunyai struktur molekul yang dapat
memberikan elektronnya cuma- cuma kepada molekul radikal bebas tanpa
terganggu sama sekali fungsinya dan dapat memutus reaksi berantai dari radikal
bebas.
H2O2 + O2
b. Katalase
Enzim ini adalah protein yang terdapat di semua sel aerob pada jaringan
tubuh. Katalase terutama terkonsentrasi pada hati dan eritrosit. Otak, otot
rangka, jantung
2 H2O + O2
c. Glutation perioksidase
Glutathione
Peroksidase
adalah
enzim
yang
berperan
aktif
dalam
2 H2O + GSSG
GS+ H2O
GSSG
Sistein (Cys-SH) :
Cys-SH + OH
2 Cys
Cys-S + H2O
Cys-S-S-Cys sistin
Ketiga jenis enzim ini dibuat di dalam sel di bawa instruksi kode genetic yang
panjang di dalam DNA. Setiap sel di dalam tubuh mengandung instruksi untuk
membuat enzim-enzim ini .
Antioksidan Non-Enzimatis disebut juga antioksidan eksogenus, Terbentuknya
senyawa oksigen reaktif dihambat dengan cara pengkelatan metal, atau dirusak
pembentukannya (Winarsih, 2007). Antioksidan non-enzimatis bisa didapatkan dari
komponen nutrisi sayuran, buah dan rempah-rempah. Komponen yang bersifat
antioksidan dalam sayuran, buah dan rempah-rempah meliputi vitamin C, vitamin E,
-karoten, flavonoid, isoflavon, flavon, antosianin, katekin dan isokatekin (Kahkonen
et al., 1999). Senyawa-senyawa fitokimia ini membantu melindungi sel dari
kerusakan oksidatif yang disebabkan oleh radikal bebas.
a. Alpha tokophertol (Vitamin E)
Alfa tokoferol adalah antioksidan yang larut dalam lemak yang terdapat di
dalam sel. Alfa tokoferol ditemukan sekitar awal 1920-an. Nama tokoferol
pertama kali digunakan oleh Evans. Tokoferol berasal dari kata Yunani, tokos
berarti kelahiran bayi, phero berarti membawa kemajuan dan ol menunjukkan
bahwa molekulnya mengandung alkohol. Vitamin E adalah istilah umum
untuk menunjukkan semua aktifitas biologi vitamin E alami, yaitu d-alfatokoferol. Di alam, terdapat 8 substansi yang memiliki aktifitas vitamin E, yaitu
kelompok tokoferol (d-alfa, d-beta, d-gamma dan d-delta-tokoferol) dan
kelompok tokotrienol (d-alfa, d-beta, d-gamma, dan d-delta-tokotrienol).
Kedua kelompok ini berbeda dalam hal metilasi dan rantainya. Dari
di
lapisan
dalam
sel
membran
(Halliway
dan
Getteridge,
peroksidasi.
Tokoferol-OH yang bereaksi dengan radikal bebas membentuk tokoferolH. Tokoferol-H sendiri adalah radikal bebas juga. Tokoferol-H akan bereaksi
lagi dengan vitamin C membentuk semidehidroaskorbat, suatu radikal bebas
yang lemah.
b. Asam Askorbat (Vitamin C)
Asam askorbat adalah vitamin yang larut dalam air. Antioksidan yang
terdapat dalam buah jeruk, kentang, tomat dan sayuran yang berwarna hijau.
Manusia tidak mampu mensintesa l-askorbic acid dari d-glukosa karena tidak
mempunyai enzim l-gulakolakton oksidase. Oleh sebab itu manusia
memperoleh asam askorbat dari diet.
Fungsi antioksidan vitamin C adalah kemampuannya sebagai agen
pereduksi (donor elektron) radikal bebas. Pemberian satu elektron yang
berasal dari asam askorbat membentuk radikal semi-dehidroaskorbat (DHA).
Askorbat bereaksi dengan O2- dan OH untuk membentuk DHA. Menurut
Toc + LH
Toc H + LOO
Toc+ LOOH
Meskipun demikian, radikal vitamin E perlu juga dihilangkan. Untuk ini ada
Toc-H + Asc + H+
Toc-H + GS (CysS )
GSSG (CysS-Scys)
Vitamin E hanya dapat berperan bila tekanan oksigen (pO2) tinggi. Pada
tekanan oksigen rendah, peranan vitamin E digantikan oleh betakaroten.
Seperti halnya radikal vitamin E, radikal betakaroten agak stabil karena
adanya resonansi dalam molekulnya.
2.2.1 Klasifikasi berdasarkan sumbernya
Berdasarkan sumbernya antioksidan dibagi dalam dua kelompok, yaitu
antioksidan sintetik (antioksidan yang diperoleh dari hasil sintesa reaksi kimia) dan
antioksidan alami ( antioksidan hasil ekstraksi bahan alami).
a. Antioksidan sintetik
Diantara beberapa contoh antioksidan sintetik yang diizinkan penggunaan
untuk makanan yaitu Butil Hidroksi Anisol (BHA), Butil Hidroksi Toluen (BHT),
propil galat (PG), dan Tert-Butil Hidoksi Quinon (TBHQ). Antioksidan tersebut
merupakan antioksidan alami yang telah diproduksi secara sintetis untuk
tujuan komersial (Buck 1991).
Antioksidan BHA memiliki kemampuan antioksidan yang baik. Hal ini
dapat dilihat dari ketahanannya terhadap tahap-tahap pengelolaan maupun
stabilitasnya pada produk akhir seperti lemak hewan yang digunakan dalam
pemanggangan, akan tetapi BHA relatif tidak efektif jika ditambahkan pada
minyak tanaman. Antioksidan BHA bersifat larut lemak dan tidak larut air,
berbentuk padat putih dan dijual dalam bentuk tablet atau serpih, bersifat
volatil sehingga berguna untuk penambahan ke materi pengemas.
Antioksidan sintetik BHT memiliki sifat serupa BHA, antioksidan ini akan
memberi efek sinergis yang baik jika digunakan bersama antioksidan BHA.
Antioksidan BHT berbentuk kristal padat putih dan digunakan secara luas
karena relatif murah.
BAB III
Hubungan Penyakit Terhadap
Radikal Bebas dan Antioksidan
Sebagian besar penyakit diawali dan disebabkan oleh adanya reaksi radikal
bebas yang berlebihan di dalam tubuh. Oleh karena adanya pengaruh radikal bebas
yang tidak baik bagi kesehatan tubuh, maka tubuh memerlukan suatu komponen
penting yang menangkal serangan radikal bebas. Komponen penting yang mampu
menyelamatkan sel-sel tubuh manusia dari bahaya radikal bebas adalah
antioksidan. Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa antioksidan berperan
dalam menangkal serangan radikal bebas.
Keseimbangan antara kandungan antioksidan dan radikal bebas di dalam tubuh
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan tubuh. Apabila jumlah
radikal bebas terus bertambah sedangkan antioksidan endogen jumlahnya tetap,
maka kelebihan radikal bebas tidak dapat dinetralkan. Akibatnya radikal bebas akan
bereaksi dengan komponenkomponen sel dan menimbulkan kerusakan sel (Arnelia
2002). Dampak reaktifitas senyawa radikal bebas bermacam-macam, mulai dari
kerusakan sel atau jaringan, penyakit autoimun, penyakit degeneratif seperti kanker,
asterosklerosis, penyakit jantung koroner (PJK), dan diabetes mellitus.
1. Asteroklerosis
bebas yang banyak berperan dalam fisiologi dan patofisiologi vaskuler adalah
nitric okside (NO.), superokside (O2 -), hydrogen peroksida (H2O2) dan
peroksinitrit (ONOO-). Masing-masing radikal bebas ini dihasilkan oleh reaksi
enzimatik dan kimiawi yang spesifik.
Pada pembuluh darah, dalam keadaan normal NO dihasilkan oleh
endothelial nitrik okside sintetase (eNOS), tetapi jika terjadi peradangan NOS
juga terdapat pada makrofag dan sel otot polos yang kemudian menghasilkan
NO. Sedangkan O2- dan H2O2 dapat dihasilkan oleh semua sel pembuluh
darah.
dan RNA dalam sel sehingga terjadi pertumbuhan dan perkembangan sel yang
abnormal akan merusak jaringan. Selain itu, kanker timbul karena didalam tubuh
kita juga terdapat senyawa penyebab timbulnya kanker atau karsinogen akibat
pembakaran yang tidak sempurna. Salah satu paling berbahaya adalah
hidrokarbon aromatik.
Kanker dan Antioksidan
Peran antioksidan dalam kanker. Antioksidan akan berperan dalam
memelihara sel dan DNA. Antioksidan tersebut akan menurunkan produksiu
radikal bebas, mencegah kerusakan pada sel, serta menurunkan peluang sel
menjadi sel kanker. Antioksidan tersebut dapat di temukan pada makanan seperti
makanan yang mengandung senyawa flavonoid, vitamin C, Vitamin E.
3. Penuaan.
Penuaan dan Radikal Bebas
Proses penuaan, radikal bebas merupakan salah satu aspek penyebab
penuaan sel yang ditandai dengan penimbunan pigmen lipofusin intrasel
terutama pada jantung, hati dan otak. Pigmen ini berasal dari hasil peroksidasi
polilipid tak jenuh membran seluler dalam jangka waktu yang lama dan
menyebabkan akumulasi radikal bebas yang terbentuk secara fisiologik dan
merupakan hasil reaksi agen eksogen. Peroksidasi molekul lemak selalu
mengubah atau merusak struktur molekul lemak. Selain sifat peroksidasi
membran lemak yang secara alami menghancurkan dirinya sendiri, aldehida
yang terbentuk dapat menimbulkan ikatan silang pada protein. Apabila lemak
yang rusak adalah konstituen suatu membran biologis, susunan lapis ganda
lemak yang kohesif dan organisasi struktural akan terganggu. Akibat dari
kerusakan jaringan ini secara pelan-pelan menyebabkan elastisitas kolagen
merosot dan kulit menjadi keriput dan timbul bintik-bintik pigmen kecoklatan.
Penuaan dan Antioksidan.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya penuaan dapat di sebabkan oleh
adanya radikal bebas. Hal tersebut dapat dicegah dengan Antioksidan.
Antioksidan umumnya di temukan di dalam makanan. Sistem antioksidan kulit
meliputi komponen enzimatik dan nonenzimatik. Komponen enzimatik berupa
SOD, katalase, glutation peroksidase, dan glutation reduktase, sedangkan
komponen nonenzimatik berupa flavonoid, vitamin A, vitamin C, vitamin E,
selenium, seng, dan glutation. Antioksidan enzimatik yang terpenting dalam
melindungi sel dari Radikal bebas eksogen adalah SOD. Aktivitas SOD akan
meningkat guna melawan ROS yang terbentuk akibat pajanan sinar UV. Sistem
yang kompleks ini merupakan mekanisme pertahanan pertama kulit untuk
melawan serangan radikal bebas.
4. Diabetes Melitus.
Diabetes Melitus dan Radikal bebas
Diabetes Mellitus (DM), atau yang lebih dikenal awam sebagai kencing
manis, tidak hanya berkaitan dengan gula di dalam makanan, namun ternyata
juga dapat disebabkan oleh radikal bebas. Paparan radikal bebas akan merusak
sistem tubuh yang berkaitan dengan metabolisme gula dan akibatnya tubuh
menjadi tidak berdaya dalam mengontrol kadar gula darah agar tetap normal.
Paparan radikal bebas yang menyerang sel-sel di dalam tubuh akan
mengacaukan sistem endokrin, termasuk insulin yang merupakan hormon
pengatur metabolisme gula. Kekacauan yang ditimbulkan oleh radikal bebas
akan membelokkan arah kerja molekul penghantar sehingga kepekaan
(resistensi) terhadap insulin menurun. Sel tubuh yang resisten terhadap gula dan
insulin merupakan dasar pemicu terjadinya DM. Paparan berbagai macam racun
(xenobiotik) yang masuk ke dalam tubuh juga akan memaksa tubuh untuk
bekerja keras melakukan detoksifikasi agar molekul racun tidak berubah menjadi
radikal bebas. Tugas tambahan ini menyebabkan sistem imun di dalam tubuh
menjadi kacau. Akibatnya, terjadi peradangan dimana-mana dan sel-sel yang
seharusnya bekerja memproses gula menjadi energy pun tidak mampu lagi
bekerja sebagaimana mestinya.
DM bukanlah penyakit sepele karena DM mampu menyebabkan berbagai
macam komplikasi yang luas dan berbahaya. Salah satu contohnya adalah
gangguan penglihatan (retinopati), dimana terjadi penurunan fungsi penglihatan.
Retinopati tidak hanya disebabkan oleh gangguan fungsi syaraf akibat kadar
gula yang terlalu tinggi di dalam darah, namun juga disebabkan oleh
penumpukan radikal bebas pada lensa dan makula penderita DM. Pada kondisi
yang serius, paparan radikal bebas pada mata ini dapat menyebabkan
terbentuknya katarak dan kebutaan permanen. Contoh komplikasi lainnya adalah
diabetes neuropati, yaitu gangguan pada syaraf motorik dan sensorik. Pengaruh
radikal bebas akan semakin ganas saat sel-sel syaraf mengalami peradangan
akibat gula. Penderita DM yang mengalami diabetes neuropati dapat merasakan
gejala-gejala seperti kesemutan hingga kebas atau mati rasa.
melitus.
Perubahan
terhadap
rasio
GSH
tereduksi/teroksidasi
BAB IV
Penatalaksanaan Terhadap
Radikal Bebas dengan Antioksidan
Upaya untuk mencegah atau mengurangi resiko yang ditimbulkan oleh aktivitas
radikal bebas adalah dengan mengkonsumsi makanan atau suplemen yang
mengandung antioksidan. Dengan
KARATENOID
VITAMIN E
VITAMIN C
SENG (Zn)
Tembaga (Cu)
Selenium (Se)
mengandung antioksidan
Biogenik amin
Senyawa Fenol :
- Tirosol, hidroksitirosol
- Vanilin, asam vanilat
- Timol
- Karpakrol
- Gingerol
Minyak olive
Panili
Minyak atsiri dari thyme
Minyak thyme
Minyak jahe
- Zingeron
Senyawa polifenol
Flavonoid
Flavon
Heterosida flavonoat
Kalkon auron
Biflavonoid
Tanin
Asam galat
Protosinidol
dan buah-buahan
Komponen tetrapirolik
BAB V
FRAKTURA
3.1 Pengertian Fraktur
Fraktur adalah patah tulang atau terputusnya kontinuitas jaringan tulang
yang ditentukan sesuai dengan jenis dan luasnya (Smeltzer & Bare, 2000).
Fraktur merupakan setiap retak atau patah pada tulang yang utuh (Reeves,
Roux, Lockhart, 2001). Fraktur femur adalah terputusnya kontinuitas batang
femur yang bisa terjadi akibat trauma langsung (kecelakaan lalu lintas, jatuh dari
ketinggian), dan biasanya lebih banyak dialami oleh laki-laki dewasa. Patah pada
daerah ini dapat menimbulkan perdarahan yang cukup banyak, mengakibatkan
penderita jatuh dalam syok (FKUI, 1995).
Fraktur dapat terjadi pada semua tingkat umur. Yang beresiko tinggi
terjadinya fraktur adalah orang yang lanjut usia, orang yang bekerja yang
membutuhkan kesimbangan, masalah gerakan, pekerjaan-pekerjaan yang
beresiko tinggi (tukang besi, supir, pembalap mobil, orang dengan penyakit
degeneratif atau neoplasma) (Reeves, Roux, Lockhart, 2001).
3.2 Penyebab Terjadinya Fraktur
1. Peristiwa Trauma (kekerasan)
a) Kekerasan langsung
Kekerasan langsung dapat menyebabkan tulang patah pada titik
terjadinya kekerasan. Misalnya tulang kaki terbentur bumper mobil, maka
tulang akan patah tepat di tempat terjadinya benturan. Patah tulang
demikian sering bersifat terbuka dengan garis patah melintang atau
miring.
b) Kekerasan tidak langsung
Kekerasan tidak langsung menyebabkan patah tulang di tempat
yang jauh dari tempat terjadinya kekerasan. Yang patah biasanya adalah
bagian yang paling lemah dalam hantaran vektor kekerasan. Contohnya
seseorang jatuh dari ketinggian dengan tumit kaki terlebih dahulu. Yang
patah adalah tulang tumit dan terjadi pula patah tulang pada tibia, serta
kemungkinan pula patah tulang paha dan tulang belakang.
c) Kekerasan akibat tarikan otot
Kekerasan tarikan otot dapat menyebabkan dislokasi dan patah
tulang. Patah tulang akibat tarikan otot biasanya jarang terjadi. Contohnya
patah tulang patella dan olekranom, karena otot triseps dan biseps
mendadak berkontraksi.
2. Peristiwa Patologis
a) Kelelahan atau stres fraktur
Fraktur ini terjadi pada orang yang yang melakukan aktivitas
berulang ulang pada suatu daerah tulang atau dengan menambah
tingkat aktivitas yang lebih berat dari biasanya. Tulang akan mengalami
perubahan struktural akibat pengulangan tekanan pada tempat yang
sama, serta peningkatan beban secara tiba tiba pada suatu daerah
tulang dapat terjadi retak tulang.
b) Kelemahan Tulang
Fraktur dapat terjadi oleh tekanan yang normal karena lemahnya
suatu tulang akibat penyakit infeksi, penyakit metabolisme tulang misalnya
osteoporosis, dan tumor pada tulang. Sedikit saja tekanan pada daerah
tulang yang rapuh maka akan terjadi fraktur.
3.3 Jenis-Jenis Fraktur
1. Berdasarkan hubungan tulang dengan jaringan disekitar
a) Fraktur tertutup, tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan
dunia luar.
b) Fraktur terbuka, terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia
luar karena adanya perlukaan di kulit.
2. Berdasarkan bentuk patahan tulang
a) Transversal adalah fraktur yang garis patahnya tegak lurus
terhadap sumbu panjang tulang atau bentuknya melintang
dari tulang.
b) Spiral adalah fraktur meluas yang mengelilingi tulang yang
timbul pada alat gerak. Fraktur jenis ini hanya menimbulkan
sedikit kerusakan jaringan lunak.
c) Oblik adalah fraktur yang memiliki patahan arahnya miring
dimana garis patahnya membentuk sudut terhadap tulang.
d) Segmental adalah dua fraktur berdekatan pada satu tulang,
segmen
tulang
yang
retak
dan
ada
yang
ada
terlepas
atau
menumbuk
tulang
ketiga
yang
berada
fisis adalah
bagian
tulang
yang
merupakan
lempeng
pertumbuhan, bagian ini relatif lemah sehingga strain pada sendi dapat
berakibat pemisahan fisis pada anak anak. Fraktur fisis dapat terjadi akibat
jatuh atau cedera traksi. Fraktur fisis juga kebanyakan terjadi karena
kecelakaan lalu lintas atau pada saat aktivitas olahraga.
atau
nekrosis,
gangguan
peredaran
darah
(mis;
sindrom
terbuka.
Menisektomi, yaitu eksisi fibrokartilago sendi yang telah rusak.
Penggantian sendi, yaitu penggantian permukaan sendi dengan
fungsi.
Fasiotomi, yaitu pemotongan fasia otot untuk menghilangkan
konstriksi otot atau mengurangi kontraktur fasia.
Prinsip-prinsip
tindakan/penanganan
fraktur
meliputi
reduksi,
tulang ke posisinya
Traksi
Digunakan untuk mendapatkan efek reduksi dan
imobilisasi. Beratnya traksi disesuaikan dengan spasme otot
yang terjadi.
III.
Reduksi terbuka
sampai
terjadi
penyembuhan.
Metode
untuk
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Suprakondiler
Tibia :
Proksimal
Batang
Maleolus
Kalkaneus
Metatarsal
Falang (jari kaki)
8-10
14-20
6
12-16
6
3
c. Rehabilitasi
Sasarannya meningkatkan kembali fungsi dan kekuatan normal
pada bagian yang sakit. Untuk mempertahankan dan memperbaiki
fungsi dengan mempertahankan reduksi dan imobilisasi adalah
peninggian
untuk
neurovaskuler
meminimalkan
(misalnya;
bengkak,
pengkajian
memantau
peredaran
darah,
status
nyeri,
Periosteum terpisah dari tulang dan terjadi perdarahan yang cukup berat.
Bekuan darah terbentuk pada daerah tersebut. Bekuan akan membentuk
jaringan granulasi, dimana sel-sel pembentuk tulang premitif (osteogenik)
berdeferensiasi menjadi kondroblas dan osteoblas. Kondroblas akan mensekresi
fosfat yang akan merangsang deposisi kalsium. Terbentuk lapisan tebal (kalus
disekitar lokasi fraktur). Lapisan ini terus menebal dan meluas, bertemu dengan
lapian kalus dari fragmen yang satunya dan menyatu. Fusi dari kedua fragmen
terus berlanjut dengan terbentuknya trabekula oleh osteoblas, yang melekat
pada tulang dan meluas menyebrangi lokasi fraktur. Persatuan (union) tulang
provisional ini akan menjalani transformasi metaplastik untuk menjadi lebih kuat
dan lebih terorganisasi. Kalus tulang akan mengalami re-modelling dimana
osteoblas
akan
membentuk
tulang
baru
sementara
osteoklas
akan
menyingkirkan bagian yang rusak sehingga akhirnya akan terbentuk tulang yang
menyerupai keadaan tulang aslinya.
Proses penyembuhan fraktur ini secara garis besar dibedakan atas 5 fase,
yakni fase hematom (inflamasi), fase proliferasi, fase kalus, osifikasi dan
remodelling. (Buckley, R., 2004, Buckwater J. A., et al,2000).
1. Fase Inflamasi:
Tahap inflamasi berlangsung beberapa hari dan hilang
dengan berkurangnya pembengkakan dan nyeri. Terjadi
perdarahan dalam jaringan yang cidera dan pembentukan
hematoma di tempat patah tulang. Ujung fragmen tulang
mengalami devitalisasi karena terputusnya pasokan darah terjadi hipoksia dan
inflamasi yang menginduksi ekpresi gen dan mempromosikan pembelahan sel
dan migrasi menuju tempat fraktur untuk memulai penyembuhan.
Berkumpulnya darah pada fase hematom awalnya diduga akibat robekan
pembuluh darah lokal yang terfokus pada suatu tempat tertentu. Namun pada
perkembangan selanjutnya hematom bukan hanya disebabkan oleh robekan
pembuluh darah tetapi juga berperan faktor-faktor inflamasi yang menimbulkan
kondisi pembengkakan lokal. Waktu terjadinya proses ini dimulai saat fraktur
terjadi sampai 2 3 minggu.
2. Fase proliferasi
Kira-kira 5 hari hematom akan mengalami organisasi, terbentuk benangbenang fibrin dalam jendalan darah, membentuk jaringan untuk revaskularisasi,
dan invasi fibroblast dan osteoblast. Fibroblast dan osteoblast (berkembang dari
osteosit, sel endotel, dan sel periosteum) akan menghasilkan kolagen dan
proteoglikan sebagai matriks kolagen pada patahan tulang. Terbentuk jaringan
ikat fibrous dan tulang rawan (osteoid). Dari periosteum, tampak pertumbuhan
Tetapi
gerakan
yang
berlebihan
akan
antara fragmen dengan tulang yang baru. Proses ini berjalan perlahan-lahan
selama beberapa bulan sebelum tulang cukup kuat untuk menerima beban yang
normal.
5. Stadium Remodelling.
Fraktur telah dihubungkan dengan selubung tulang yang
kuat dengan bentuk yang berbeda dengan tulang normal.
Dalam waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun
terjadi proses pembentukan dan penyerapan tulang yang terus menerus lamella
yang tebal akan terbentuk pada sisi dengan tekanan yang tinggi. Rongga
medulla akan terbentuk kembali dan diameter tulang kembali pada ukuran
semula. Akhirnya tulang akan kembali mendekati bentuk semulanya, terutama
pada anak-anak. Pada keadaan ini tulang telah sembuh secara klinis dan
radiologi.
Gangguan Pada Proses Penyembuhan Fraktur
Pada proses penyembuhan patah tulang ini dapat mengalami beberapa
gangguan, diantaranya adalah :
1. Delayed union, yaitu terjadi perlambatan penyembuhan patah tulang
disebut juga pertautan lambat dan dengan berlalunya waktu pertautan
tetap akan terjadi.
2. Non-Union, yaitu patah tulang tidak menyambung sama sekali,
meskipun ditunggu berapa lama. Gagalnya pertautan mengakibatkan
pseudartrosis atau sendi palsu karena bagian bekas patah tulang ini
dapat digerakkan seperti sendi
3. Malunion, yaitu terjadi pertautan namun dalam posisi yang salah.
Keadaan ini disebut juga salah-taut.
III.6
3.
4.
pasien
fraktur,
status
nutrisi
juga
mempengaruhi
proses
makanan terbaik untuk tulang. Selain itu, juga dapat mengonsumsi makanan
yang diperkaya kalsium, sepeti jus dan sereal sarapan, sarden, salmon kaleng,
almond, dan sayuran berdaun hijau.
1. KALSIUM
Kalsium (Ca) adalah mineral yang paling banyak terkandung dalam
tubuh. Sebagai unsur utama pembentuk tulang, 99% kalsium terkandung
dalam tulang dan gigi dan 1% dalam darah dan jaringan tubuh lainnya.
Kalsium dibantu magnesium juga berfungsi sebagai elektrolit yang bertugas
menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh. Kalsium disimpan di tulang
atau ditarik dari tulang tergantung kebutuhan tubuh. Bila asupan kalsium
terlalu rendah, maka tubuh menarik kalsium yang dibutuhkan dari tulang.
Seiring berjalannya waktu, jika jumlah kalsium yang ditarik lebih
banyak dari yang disimpan, maka hasilnya adalah tulang yang lemah dengan
kandungan kalsium yang tipis sehingga mudah patah.
Sumber kalsium alami, antara lain:
Susu dan produk susu seperti keju dan yogurt, dan lain-lain.
Kacang-kacangan seperti kacang mede, kedelai/soya dan produk jadi
Pria
(mg/hari)
500
500
600
1000
1000
1000
800
800
1000
1000
Wanita
(mg/hari)
200
500
600
1000
1000
1000
800
800
1000
1000
Hamil
(mg/hari)
1150
1150
950
950
Penting untuk memiliki pola makan yang kaya kalsium dalam setiap
kerusakan tulang. Makanan yang kaya akan kandungan kalsium termasuk susu
yang tidak memiliki atau mengurangi kadar lemak, jus jeruk kaya kalsium, sarden
dengan tulang, tahu salmon, dan brokoli. Panduan porsinya: 1 gelas susu sapi
(250ml) = 250-300 mg, 1 mangkok yoghurt (200gr) = 300 mg, 100 gr keju
cheddar = 750 mg (tinggi lemak jenuh).
2. FOSFOR
Kesehatan tulang juga dipengaruhi oleh asupan fosfor yang hadir pada
tulang dalam bentuk kalsium fosfat. Fosfor digunakan sebagai mineral yang
memperkuat struktur tulang bersama dengan kalsium. Konsumsi daging dan ikan
dapat menyediakan tingkat tinggi fosfor bagi tubuh.
Fosfor terdapat dalam semua makanan, terutama makanan kaya protein
seperti daging, ayam, ikan, telur, susu, kacang-kacangan, dan serealia.
Tabel Angka Kecukupan Fosfor yang Dianjurkan.
Usia (tahun)
13
46
79
10 12
13 15
16 18
19 29
30 49
50 64
65
Pria
(mg/hari)
400
400
400
1000
1000
1000
600
600
600
600
Wanita
(mg/hari)
400
400
400
1000
1000
1000
600
600
600
600
Hamil
(mg/hari)
600
600
600
600
3. MAGNESIUM
Magnesium (Mg) adalah mineral yang paling berlimpah dalam tubuh pada
urutan ke-4 dan sangat penting untuk kesehatan yang baik. Sekitar 50%
dari total
magnesium
tubuh
ditemukan
terutama
ditemukan di dalam sel jaringan tubuh dan organ. Hanya 1% dari magnesium
ditemukan dalam darah, tetapi tubuh bekerja sangat keras untuk menjaga agar
kadar magnesium tetap konstan.
Dalam tulang, magnesium memiliki 2 peran yang sangat berbeda, antara
lain berperan membantu memberikan struktur fisik tulang, merupakan bagian
dari kisi kristal pembentuk tulang bersama-sama dengan fosfor dan kalsium dan
berperan sebagai tempat penyimpanan/cadangan magnesium yang dapat
diambil jika asupan magnesium tidak cukup, letaknya dipermukaan tulang dan
bukan merupakan bagian dari pembentuk tulang.
Sayuran hijau seperti bayam merupakan sumber magnesium yang baik.
Buncis dan kacang polong, kacang-kacangan dan biji-bijian juga merupakan
sumber magnesium yang baik. Biji-bijian olahan umumnya rendah magnesium.
Roti yang terbuat dari tepung gandum whole grain menyediakan magnesium
lebih dari roti yang dibuat dari tepung terigu halus.
Tabel Angka Kecukupan Magnesium yang Dianjurkan.
Pria
(mg/hari)
60
90
120
170
220
270
290
300
300
300
Usia (tahun)
13
46
79
10 12
13 15
16 18
19 29
30 49
50 64
65
Wanita
(mg/hari)
60
90
120
180
230
240
250
270
270
270
Hamil
(mg/hari)
270
280
290
300
Menyusui
(mg/hari)
230
240
250
270
4. VITAMIN D
Tabel Angka Kecukupan Vitamin D yang Dianjurkan.
Usia (tahun)
13
46
79
10 12
13 15
16 18
19 29
30 49
50 64
65
Vitamin
Pria
(g/hari)
5
5
5
5
5
5
5
5
10
15
Wanita
(g/hari)
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
meningkatkan penyerapan
Hamil
(g/hari)
5
5
5
5
kalsium
di
usus
dan
Hal ini juga dibutuhkan untuk pertumbuhan tulang dan remodeling tulang oleh
osteoblas dan osteoklas. Tanpa vitamin D yang cukup, tulang dapat menjadi
tipis, rapuh, ataupun cacat.
Semua mamalia termasuk manusia dapat mensintesis vitamin D dengan
bantuan sinar ultraviolet B dari sinar matahari, normalnya terkena sinar matahari
sekitar selama 15 menit perhari sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan vitamin
D kita. Kalau tidak, dapat diperoleh dengan mengkonsumsi suplemen, biasanya
vitamin D sudah disertakan dalam suplemen kalsium.
Perlu diperhatikan bahwa vitamin D yang disintesis oleh tubuh kita tidak
akan menyebabkan keracunan, berapapun jumlahnya, tubuh kita punya
mekanisme tersendiri untuk mengantisipasi hal ini. Sedangkan vitamin D
berlebihan dari suplemen bisa menyebabkan keracunan.
Sangat
sedikit
makanan
yang
secara
alami
mengandung
vitamin D. Daging dari lemak ikan (seperti salmon, tuna, dan mackerel) dan
minyak hati ikan adalah salah satu sumber terbaik vitamin D 3. Sejumlah kecil
vitamin D ditemukan dalam hati sapi, keju, dan kuning telur. Sedangkan,
beberapa ragi, jamur, dan tanaman merupakan sumber vitamin D2 dalam jumlah
bervariasi.
Panduan porsinya: 85 gr ikan lele = 425 IU, 100 gr salmon yang dimasak
= 360 IU, 1 telur ayam (60gr) = 20 IU, 100 gr hati sapi yang dimasak = 15 IU.
Sebaiknya konsumsi vitamin D tidak melebihi 4000 IU/hari karena bisa
menyebabkan keracunan.
5. VITAMIN C
Vitamin C (asam askorbat) banyak memberikan manfaat bagi kesehatan
tubuh kita. Di dalam tubuh, vitamin C juga berperan sebagai senyawa
pembentuk
kolagen
yang
merupakan
protein
penting
penyusun
jaringan kulit, sendi, tulang, dan jaringan penyokong lainnya. Vitamin C untuk
hidroksilasi proline sebagai suatu tahap dalam sintesis kolagen yang merupakan
unsur utama jaringan penyambung.
Vitamin C pada umumnya hanya terdapat pada buah terutama yang asam
seperti jeruk, jambu biji, nanas, pepaya, rambutan, tomat, dll. Juga terdapat pada
sayur jenis dedaunan seperti daun singkong, daun katuk, daun melinjo, dan daun
pepaya serta jenis kol.
Tabel Angka Kecukupan Vitamin C yang Dianjurkan.
Usia (tahun)
13
46
79
10 12
13 15
16 18
19 29
30 49
50 64
65
Pria
(mg/hari)
40
45
45
50
75
90
90
90
90
90
Wanita
(mg/hari)
40
45
45
50
65
75
75
75
75
75
Hamil
(mg/hari)
75
85
85
85
6. VITAMIN A
Vitamin
A sangat
diperlukan
untuk
pertumbuhan
sel,
termasuk
perkembangan tulang dan sel epitel. Vitamin A terdapat di dalam pangan hewani,
sedangkan karoten di dalam pangan nabti. Sumber vitamin A adalah hati, kuning
telur, susu, dan mentega. Sumber karoten adalah sayuran berwarna hijau tua
dan buah-buahan yang berwarna kuning-jingga.
Tabel Angka Kecukupan Vitamin A yang Dianjurkan.
Usia (tahun)
13
46
79
10 12
13 15
16 18
19 29
30 49
50 64
65
Pria
(RE)
400
450
500
600
600
600
600
600
600
600
Wanita
(RE)
400
450
500
600
600
600
500
500
500
500
Hamil
(RE)
900
900
800
800