Disusun oleh:
DAFTAR ISI
DAFTAR
ISI........................................................................................................................
.............
DAFTAR
BAGAN,
TABEL
DAN
ii
GAMBAR.........................................................................................
KATA
PENGANTAR.........................................................................................................
......................
BAB I. PENDAHULUAN
A. Motivasi.....................................................................................................
..................
1
1
B. Need ........................................................................................................
....................
C. Proses
Motivasi...........................................
..................
D. Teori-teori
Motivasi
Sistem
Klasifikasi...........
BAB II. KAJIAN TEORI
A. Latar
Belakang
........................
B. Konsep
7
8
Teori....
.......................
1.
14
Factors..........................
.....
Hygiene
Factors..........................................
......
C. Implikasi
1.
13
14
Motivator
2.
dari
Herzberg's
Theory..............................................................
Job
Two-Factor
14
Enlargement..........................................................................................
......
2.
Job
Rotation.................................................................................................
.....
3.
Job
Enrichment............................................................................................
......
BAB III. ALAT UKUR
A. Kisi-kisi
Hygiene
15
Factors..........................
16
...........
16
B. Kisi-kisi
Motivator
Factors...........................................................................................
17
18
C. Teknik
Skoring..................................................................................................
...........
D. Interpretasi...............................................................................................
...................
E. Daftar
Pertanyaan
Kuesioner......................................................................................
BAB IV. KRITIK TERHADAP TEORI HERZBERG
A.
Menurut
Pendapat
Para
Ahli..............................
B.
22
23
Pendapat
Kelompok..................................................................................................
..
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan...
.....................................
24
25
......
B. Saran................
...............................
DAFTAR
PUSTAKA............................
.......................
26
BAB I
PENDAHULUAN
Motivasi merupakan bahasan yang tidak pernah habis dibicarakan, baik oleh para ahli,
praktisi, maupun kalangan umum tidak terkecuali dalam Psikologi Industri dan Organisasi (PIO).
Mengapa hal ini penting dalam suatu industri dan organisasi? Alasan yang paling mendasar
adalah bahwa industri dan organisasi bertujuan untuk menghasilkan produksi yang dihasilkan
oleh karyawan sebagai sumber daya utama. Dan ketika bekerja karyawan dipengaruhi oleh
dirinya sendiri maupun lingkungannya. Perilaku karyawan merupakan fungsi dorongan atau
kebutuhan dalam diri karyawan dan kesempatan mereka untuk memuaskan dorongan atau
kebutuhannya tersebut di tempat kerja. Hal ini dapat digambarkan seperti di bawah ini:
Gambar 1
melakukan kerja tertentu, maka performa mereka akan kurang optimal. Dimensi ketiga dari
performa adalah motivasi.
Skema 1
Dalam sebuah industri atau organisasi, pemimpin atau manajer yang belum
berpengalaman sering menyebut karyawan yang terlihat kurang termotivasi sebagai karyawan
yang malas. Ini berdasarkan pemikiran bahwa karyawan tersebut selalu malas atau kurang
termotivasi. Kita sebagai orang yang telah memiliki pengetahuan tentang motivasi, dapat
mengerti bahwa pendapat tersebut kurang tepat. Dalam hal ini yang menjadi pertanyaan
adalah, apakah mereka benar-benar malas atau ada hal-hal yang membuat mereka tidak
termotivasi untuk melakukan tugas mereka?
Jika dilihat sekilas, ternyata motivasi sangat besar peranannya terhadap kinerja
karyawan untuk menghasilkan suatu performa yang optimal. Selanjutnya kelompok kami akan
mencoba untuk membahas mengenai motivasi khususnya Herzbergs Motivation-Hygiene
Theory atau Two Factor Theory.
MOTIVASI
Definisi
Banyak para ahli yang mencoba untuk memberikan definisi mengenai motivasi, baik
melalui penelitian maupuan hanya sekedar argumentasi. Satu alasan mengapa kita penting
memiliki pengertian mengenai motivasi adalah karena tingkat motivasi yang tinggi memberikan
kontribusi yang signifikan untuk menghasilkan performa yang luar biasa. Dalam kesempatan
kali ini, pengertian motivasi yang kita gunakan adalah sebuah proses yang dimulai dengan
kekurangan psikologis atau kebutuhan yang mengaktifkan perilaku yang bertujuan untuk
mencapai sebuah tujuan atau insentif. Secara umum motivasi mengacu pada mengapa dan
bagaimana seseorang bertingkah laku tertentu.
Istilah motivasi sendiri berasal dari bahasa Latin movere yang berarti to move
(bergerak). Istilah ini biasanya digunakan untuk menunjukkan suatu pengertian yang melibatkan
tiga komponen utama, yaitu:
a. Energizing; pemberian daya pada perilaku manusia
b. Directing; pemberi arah pada perilaku manusia
c. Sustaining; bagaimana perilaku dipertahankan
Beberapa istilah sering sekali dikaitkan dengan motivasi, antara lain: keinginan
keinginan (desires, wants), tujuan (aims, goals), kebutuhan (needs), dorongan (drives), motif
(motive) dan insentif. Untuk lebih jelasnya, istilah-istilah tersebut dapat dilihat pada gambar di
bawah ini:
Skema 1.1 What are Motives?
Motivasi adalah proses yang dinamis; setiap orang dapat dimotivasi oleh hal yang
berbeda (needs dan drives) selama periode kehidupan yang berbeda dalam kehidupan.
Mungkin seorang akan termotivasi untuk bekerja karena gaji yang ditawarkan atau kenaikan
pangkat.
Jika seorang atasan telah berhasil memahami proses motivasi dasar, penting juga untuk
membedakan antara motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang
dihasilkan dari kebutuhan individual yang memiliki kekuasaan dan self-determining. Motivasi
intrinsik terhadap tugas adalah bahwa ada ketertarikan dan kesenangan untuk melakukan
tugas, tanpa mengharapkan reward dari luar. Di sisi lain, motivasi ekstrinsik berhubungan
dengan perilaku yang dimotivasi oleh faktor luar diri individu. Contohnya adalah gaji, tekanan
untuk melakukan tugas, perilaku pemimpin, atau iklim organisasi.
Proses Motivasi
Motivasi adalah proses yang terdiri dari enam tahap. Agar lebih mudah dipahami, proses
ini dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut: Misalnya seorang karyawan memiiki
keinginan untuk dipromosikan.
Keinginan
Need Deficiency
4. REEVALUTION
OF NEEDS
2. SEARCH &
CHOICE OF
STRATEGY
5. REWARDS
OR
PUNISHMENT
3. GOAL
DIRECTED
BEHAVIOR
6. EVALUATION
OF
PERFORMANCE
Content Theories, Teori motivasi berkaitan dengan kebutuhan karyawan yang diturunkan
dari content theories of motivation. Content theories meletakkan perilaku karyawan sebagai
fungsi dari kemampuan karyawan untuk kebutuhan kepuasan mereka ditempat kerja.
Content Theories menitikberatkan pada Content Theories menitikberatkan pada apa itu
motivasi
dan
faktor
didalam
individu
yaitu
meliputi
energi,
mengarahkan,
mempertahankan, dan mengakhiri perilaku. Content theory fokus pada kebutuhan individu
dalam menjelaskan job satisfaction, perilaku pekerja, dan sistem reward. Yang termasuk
dalam content theory adalah Maslows Hierarchy Need, Alderfers ERG Theory, Herzbergs
Two-Factor Theory dan Mc.Clellands Learned Needs Theory.
Skema 1. 3 Content Theory
b.
Mereka berusaha untuk menentukan kebutuhan spesifik yang dapat memotivasi individu
diberikan energi, diarahkan, dipertahankan, dan diakhiri terutama oleh faktor eksternal dari
individu tersebut. Yang termasuk dalam process theory adalah Adams Equity Theory of
Motivation, Vrooms Expectancy Theory, Goal Setting Theory.
c.
BAB II
HERZBERGS MOTIVATION-HYGIENE THEORY ATAU TWO FACTOR THEORY
Katakan kepada saya kapan Anda merasa sangat senang dengan pekerjaan Anda?
2.
Katakan kepada saya kapan Anda merasa tidak senang dengan pekerjaan Anda?
Kemudian
didapatkan
hasil
bahwa
responden
yang
merasa senang
dengan
pekerjaannya secara umum berhubungan dengan job experiences dan job content. Sedangkan
responden yang merasa tidak senang dengan pekerjaannya secara umum berhubungan
dengan keadaan sekitar atau aspek-aspek sekeliling pekerjaannya atau disebut juga dengan
job context. Kemudian hasil tersebut rspon-respon yang diberikan responden ditabulasikan dan
dikategorikan.
Dari kategori respon yang diperoleh, Herzberg menyimpulkan bahwa respon yang
diberikan oleh responden ketika mereka merasa sangat senang secara signifikan berbeda
dengan respon yang diberikan ketika mereka merasa tidak senang, seperti ditunjukkan pada
diagram 2.1, karakteristik tertentu cenderung signifikan berhubungan dengan job satisfaction
dan yang lain berhubungan dengan job dissatisfaction. Faktor intrinsik seperti bekerja itu
sendiri, tanggung jawab, kesuksesan, kelihatannya berhubungan dengan job satisfaction.
Responden yang merasa sangat senang tentang pekerjaan mereka cenderung menunjukkan
bahwa faktor itu ada dalam diri mereka. Di sisi lain, respon yang tidak puas cenderung
menunjukkan faktor ekstrinsik, seperti supervisi, gaji, kebijakan perusahaan, dan kondisi kerja.
Diagram 2.1 Hasil Penelitian Herzberg
Hygiene
Factors
Motivator
Factors
(Job Content)
Quality of
Technical
Supervision
Working
Condition
Job
Security
Salary
Achievement
Quality of
Interperson
al
Relationshi
p Social
Recognition
Esstem
Needs
Possible
growth
Self-
Advancemne
actualisati
t
on Needs
Needs
Safety
Needs
Physical
Needs
Need hygiene Herzberg serupa dengan Physical Needs, Safety Needs, dan Social
Needs Maslow. Maslow dan Herzberg menyatakan dengan tegas bahwa kebutuhan yang lebih
rendah ini butuh dipuaskan terlebih dahulu oleh individu untuk dapat dimotivasi oleh kebutuhan
yang lebih tinggi. Misalnya, uang dan tunjangan cenderung memenuhi kebutuhan pada level
fisiologis dan rasa aman, hubungan antar pribadi dan supervisi adalah contoh hygiene factors
yang dapat memenuhi kebutuhan sosial. Gambar berikut menunjukkan hubungan antara
kerangka teori Maslow dan Herzberg.Motivator needs serupa dengan self-esteem dan self
actualisation dari Maslow. Mereka dapat dipuaskan dengan stimulasi, tantangan, dan menyerap
kerja.
Motivator Factors
Motivator factor berhubungan dengan aspek-aspek yang terkandung dalam pekerjaan
itu sendiri. Jadi berhubungan dengan job content atau disebut juga sebagai aspek intrinsik
dalam pekerjaan.
Faktor-faktor yang termasuk di sini adalah:
1. Achievement (keberhasilan menyelesaikan tugas)
2. Recognition (penghargaan)
3. Work it self (pekerjaan itu sendiri )
4. Responsibility (tanggung jawab)
5. Possibility of growth (kemungkinan untuk mengembangkan diri)
6. Advancement (kesempatan untuk maju)
Herzberg (1966) berpendapat bahwa, hadirnya faktor-faktor ini akan memberikan rasa puas
bagi karyawan, akan tetapi pula tidak hadirnya faktor ini tidaklah selalu mengakibatkan
ketidakpuasan kerja karyawan. Hal ini dapat digambarkan pada skema di bawah ini:
Skema 2. 1 Pandangan Herzberg mengenai Motivator dalam Job Satisfaction
High Job
satisfaction
Motivators (satisfier)
Achievement
Recognition
Work itself
Responsibility
Possibility of growth
Advancement
Hygiene Factor
Hygiene factor ini adalah faktor yang berada di sekitar pelaksanaan pekerjaan;
berhubungan dengan job context atau aspek ekstrinsik pekerja. faktor-faktor yang termasuk di
sini adalah:
1. Working condition (kondisi kerja)
2. Interpersonal relation (hubungan antar pribadi)
3. Company
policy
and
administration
(kebijaksanaan
perusahaan
dan
pelaksanaannya)
4. Job security (perasaan aman dalam bekerja), pay (gaji), status (Jabatan)
5. Supervision technical (teknik pengawasan)
Menurut Herzberg (1959), perbaikan terhadap faktor-faktor ini akan mengurangi atau
menghilangkan ketidakpuasan, tetapi tidak akan menimbulkan kepuasan kerja karena ini bukan
sumber kepuasan kerja. Hygiene factor ini juga disebut sebagai maintenance factor; hygiene
karena mendeskripsikan lingkungan pekerja dan menyediakan fungsi primer atau mencegah job
dissatisfaction; maintenance karena kebutuhan tersebut tidak akan pernah dipuaskan
lingkungan tersebut harus terus dipertahankan. Prinsip dasar dari dinamika faktor ini adalah
sebagai berikut:
1. Hygiene factor dapat mencegah atau membatasi ketidakpuasan kerja, tetapi tidak dapat
memperbaiki kepuasan kerja.
2. Perbaikan dalam motivator factor dapat mencegah kepuasan kerja, tetapi tidak dapat
mencapai ketidakpuasan kerja.
High Job
dissatisfaction
Low Job
Dissatisfaction
Hygiene (dissatisfier)
Working conditions
Interpersonal relations
Policies and procedures
Job security
Supervision Technical
Herzberg, mengemukakan
bahwa job satisfaction sebagai sebuah konsep satu dimensi. Yang mana mereka menempatkan
job satisfaction pada satu ujung dari kontinum dan job satisfaction pada ujung yang satu lagi.
Jika sebuah kondisi kerja menyebabkan job dissatisfaction, menghilangkan itu akan
menyebabkan job satisfaction. Model Herzberg secara mendasar mengasumsikan bahwa job
satisfaction bukanlah suatu konsep uni-dimensional. Penelitiannya mengarah pada suatu
kesimpulan bahwa dibutuhkan dua kontinum untuk menginterpretasi job satisfaction secara
tepat.
Hipotesisnya menyatakan bahwa motivator menyebabkan seseorang untuk bergerak
dari kondisi tidak ada kepuasan menuju ke arah kepuasan. Sedangkan hygiene factors dapat
menyebabkan seseorang yang berada dalam ketidakpuasan menuju kearah tidak ada
ketidakpuasan.
Tabel 2.1 Herzbergs Motivator-Hygiene Model
Motivator factors
No
Satisfaction
Satisfaction
Pekerjaan yang
tidak
menawarkan
prestasi,
pengakuan,
pekerjaan yang
menantang,
tanggung jawab
dan kemajuan
Hygiene factors
Pekerjaan
yang
menawarkan
prestasi,
pengakuan,
pekerjaan
yang
menantang,
tanggung jawab
dan kemajuan
Dissatisfaction
No Dissatisfaction
Pekerjaan dengan
kebijakan
administrasi
perusahaan,
pengawasan teknis,
gaji, hubungan
antar pribadi dan
supervisor, dan
kondisi pekerjaan
yang buruk.
Pekerjaan dengan
kebijakan
administrasi
perusahaan,
pengawasan teknis,
gaji, hubungan antar
pribadi dan
supervisor, & kondisi
pekerjaan yang baik.
Hygiene factor dianggap sebagai sebuah landasan roket ketika itu dihancurkan atau
dikurangi, maka kita tidak akan termotivasi atau dalam keadaan biasa-biasa saja (no
dissatisfaction). Untuk memahami proses motivation-hygiene theory dapat di lihat di bawah ini:
Gambar 2. 4 Proses Motivation-Hygiene Theory
diberikan hygiene factors sehingga dia berada dalam keadaan no dissatisfaction, tapi tidak
termotivasi. Dan untuk mencapai positive satisfaction dan motivation, maka perlu diberikan
motivator factors.
Jika ada seorang yang sangat termotivasi dan bekerja dengan 90% kemampuannya. Orang
ini memiliki hubungan yang baik dengan supervisornya, ia merasa senang dengan bayaran
yang diterimanya. Tiba-tiba supervisornya dipindahtugaskan dan diganti dengan seseorang
yang tidak disukainya dan ia mengetahui bahwa ada orang yang jabatannya lebih rendah
menerima gaji lebih tinggi. Pengaruh faktor-faktor itu pada orang tersebut adalah menurunnya
prestasi atau produktivitas kerjanya. Meskipun
menduduki posisinya semula dan gaji orang itu disesuaikan lebih tinggi dari yang diharapkan,
produktivitasnya kemungkinan besar hanya akan meningkat ke level semula.
Presentase kemampuan
Prestasi pegawai
kebutuhan
hygienenya
dan
ia
dan
keputusan,
berkreasi,
memecahkan
mengambil
masalah
dan
memenuhi
harapan
dalam
melaksanakan
supervisornya
tanggung
jawabnya
telah
matang
dan
Sesudah
persen
motivator)
pegawaiKapasitas Prestasi
90
persen
(sebelum)
Akibat
motivator
sebelum
yang memuaskan
PENERAPAN TEORI
HERZBERG
Motivation-Hygiene
kali
diaplikasikan
Theory
pada
pertama
pemilihan
dan
Dr.
Roy
Hamlin
dan
Herzberg
mulai
menambahkan
dilakukan
mencoba
faktor
melalui
untuk
motivator
apa
untuk
yang
disebutnya
tidak
sepopuler
banyak
pemimpin
hygiene,
Sayangnya
Herzberg
telah
bahwa
menjelaskan
pencegahan
(setelah
dengan
mendorong
motivator
adanya
masih
ada
beberapa
aplikasi
yang
kepada
berguna
beberapa
bagi
cafeteria-style
perusahaan
yang
meyakini
memotivasi
bahwa
karyawan
para
dengan
yang
mungkin
dapat
digunakan
dengan
bervariasi
tidak
melakukan
selalu
tugas
yang
mengakibatkan
tugas-tugas
tambahan
dengan
loading
terdiri
dari
pemberian
Empowerment
berarti
mendelegasikan
BAB II
ALAT UKUR
Skala kepuasan kerja yang digunakan
dalam penelitian ini adalah skala pengukuran
dari Marvin Dunnete yang dibuat berdasarkan
faktor
hygiene
dan
motivator
yang
berdasarkan
oleh
Marvin
penelitian
Dunnete
yang
dengan
ITEM
ITEM
ncapaian prestasi
nggung jawab terhadap tugas
ewenang pengambilan
TEKNIK SKORING
Cara penilaiannya adalah sebagai berikut :
Pada tipe pernyataan telah disediakan
lima alternatif jawaban mulai dari sangat
setuju, setuju, ragu ragu, tidak setuju dan
sangat tidak setuju. Kelima alternatif jawaban
tersebut akan diberi skor berkisar antara satu
memiliki
nilai
disesuaikan
dengan
bentuk
tertentu
yang
pernyataanya
Pernyataan positif
Pernyataan negatif
Skor item
(+)
Jawaban
Setuju (S)
(STS)
KW III
KW I
K III
KI
KW IV
KW II
K IV
K II
Keterangan :
A
: Faktor Motivator
: Hygiene factors
Kuadran I
Faktor
Motivator
Tinggi,
Hygiene Tinggi
Kuadran II
Hygiene Tinggi
Kuadran III
Faktor
Motivator
Tinggi,
Hygiene Rendah
Kuadran IV
Hygiene Rendah
INTERPRETASI
Berdasarkan
kategorisasi
pada
Kuadran I
Faktor
Motivator
Kuadran II
Faktor
Motivator
Kuadran III
Faktor
Motivator
termotivasi
tetapi
memiliki
Kuadran IV
Faktor
Motivator
yang
buruk.
Karyawan
tidak
PERNYATAAN
sendiri.
Saya mempunyai wewenang yang besar
untuk
bekerja.
mengambil
keputusan
dalam
4
5
(sangat
cakap
dalam
bidangnya).
Saya merasa termotivasi dengan gaji yang
saya terima.
Saya merasa bahwa antara saya dengan
10
suasana
yang
11
12
13
14
tugas
yang
sulit
atau
15
16
dalam pekerjaan.
Saya menyukai jenis pekerjaan yang saya
17
lakukan.
Saya merasa kurang puas karena tidak
18
19
20
21
tidak berhasil.
Kebijakan instansi
22
selalu
disampaikan
pencahayaan,
sirkulasi
23
24
penghargaan.
Gaji yang saya terima tidak sebaik gaji
untuk pekerjaan sejenis di tempat lain.
dan
25
Atasan
tidak
26
kepada bawahannya.
Saya merasa nyaman dengan rekan
27
28
29
30
31
32
tidak menyenangkan.
Kebijaksanaan
kepegawaian
pelaksanaannya
memberikan
tidak
dorongan
karena
dapat
lama
berjalan
dengan
33
baik.
Di
lingkungan
34
35
36
berhasil.
Tidak
berusaha
suasana
yang
kerja
saya
untuk
banyak
menciptakan
menyenangkan
bagi
37
karyawannya.
Gaji yang saya terima tidak membuat
38
saya termotivasi.
Tidak terdapat pengertian antara saya
39
dengan atasan.
Saya memperoleh pujian untuk pekerjaan
40
41
42
43
bila
instansi
gagal
yang kecil.
Saya tidak menyukai pekerjaan yang saya
45
lakukan.
Saya diberitahu
46
47
menyenangkan.
Kebijakan
kepegawaian
48
49
bahwa
menyelesaikan
saya
tugas
telah
bekerja
dan
atau
50
kecil.
Tugastugas dalam pekerjaan saya hanya
51
52
53
54
55
dengan baik.
Saya tidak memperoleh kemajuan dalam
56
instansi.
Kondisi tempat
57
memuaskan.
Saya kurang memperoleh penghargaan
58
saya
bekerja
dapat
kurang
bidangnya.
Atasan
memberi
60
bawahannya.
Instansi menyediakan kesempatan untuk
61
mengembangkan karir.
Saya merasa tidak puas karena tidak
62
dorongan
kepada
tugas.
Saya bertanggung jawab atas tugas saya
64
sendiri.
Atasan
saya
bersedia
mendengarkan
pendapat
65
atau
saran
bawahannya.
Pendapatan saya
dibandingkan
di
yang
diajukan
disini
lebih
besar
tempat
lain
untuk
66
67
pekerjaan sejenis.
Saya selalu merasa aman dalam bekerja.
Kebijakan kepegawaian dalam instansi
68
69
70
71
72
untuk
BAB III
KRITIK TERHADAP TEORI HERZBERG
oleh
metodologinya.
Ketika
Sebaliknya,
menghadapi
ketika
kegagalan
mereka
mereka
dipertanyakan
atau
diragukan.
Para
respon
dari
ada
ukuran
kepuasan
yang
tidak
pekerjaan
menyukai
mereka
menganggap
bagian
namun
pekerjaan
dari
masih
tersebut
bisa
variabel
variabel
situasional.
5. Herzberg
mengasumsikan
hubungan
kepuasan
bukan
melihat
relevan,
Seseorang
harus
dari
kritikan
kritikan
manajer
tidak
mengenal
rekomendasinya.
karyawan
mempunyai
tanggung
jawab
pekerjaan
mereka
dapat
teori
Herzberg.
Beberapa
jumlah
teori ini
sampel
yang
digunakan
diperanggungjawabkan
dapat
untuk
Teknology,
manager
dapat
dengan
mudah
demikian
menghasilkan
job
kompleksitas
serta
job
dan
susahnya
satisfaction
dalam
faktor
ketidaksadaran
tidak
peneliti
tetap
populer
Teorinya
menyebutkan
faktor
motivasional.
menyebutkan
perbedaan
dengan
Teori
Herzberg
jelas
mengenai
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Two-factor
theory
dari
Herzberg
yang menaruh
supervision,
working
interpersonal
conditions
dan
salary.
merupakan
ekstrinsik
terhadap
Sedangkan
motivator
factor
memiliki
dengan
pandangan
pandangan
yang
yang
faktor-faktor
yang
membuat
satisfaction
dan
dissatisfaction
lawan dari
lain
yang
dikemukakan
olehnya
satu
dimensi.
Yang
mana
mereka
menyebabkan
job
dissatisfaction,
bahwa
suatu
Penelitiannya
job
konsep
mengarah
satisfaction
uni-dimensional.
pada
suatu
industri.
digunakan
di
Motivator-hygiene
factor
tempat
untuk
mendeksripsikan
kerja
bagaimana
keinginan
memberikan
kontribusi
dalam
salah
satu
kontribusi
dari
Herzberg.
SARAN
Banyak kritik yang mengacu kepada
rendahnya validitas dan hasil yang diperoleh
dari penelitian tidak konsisten, sehingga ada
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scrib.com
http://answer.yahoo.com
http://slideshare.net
http://bussinessball.com