Disusun oleh:
Nama
: Faisal
Nim
: 13.05.004
Semester : IV (Empat)
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN
PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)
DI APOTEK IFA FARMA
DISETUJUI OLEH
Pembimbing I
Pembimbing II
Hj. NURLAILA
UKSAN, AMF
SAHRANI
MENGETAHUI
An. Direktur Stikes Konawe /
Ka. Laboratorium STIKES konawe
Dosen Pembimbing
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt atas rahmat dan hidayah Nya sehingga
kami dapat melaksanakan Praktek Kerja lapangan (PKL) di apotek Resky Farma
dengan baik dan lancar.
Praktek lapangan ini di selenggarakan dalam rangka memberikan bekal
pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman dalam pengolahan apotek kepada
mahasiswa serta meningkatkan kemampuan dalam mengabdikan profesinya
kepada masyarakat.
Alhamdulillah Praktek Kerja Lapangan ini dapat di laksanakan dengan baik
dan lancar tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak pada kesempatan ini
penyusun mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada :
1. SAHRANI sebagai pemilik Apotek Resky Farma yang telah memberikan
izin tempat dilaksanaan PKL
2. Uksan, AMF sebagai pembimbing selama PKL
3. Segenap karyawan/asisten Apotek Resky Farma yang telah memberikan
bantuan selama PKL berlangsung.
4. Bapak/Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan dengan
ikhlas dan penuh semangat
5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu demi satu yang telah
membantu dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan PKL ini.
ii
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Tujuan PKL ......................................................................................... 2
C. Manfaat PKL ....................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 4
A. Pengertian Apotek ............................................................................. 4
B. Tugas Dan Fungsi Apotek................................................................... 5
C. Ketentuan Umum & Peraturan Perundang-undangan Ttng Apotek ..... 5
D. Persyaratan Apotek ............................................................................ 10
E. Tugas dan Tanggung Jawab Apoteker Pengelola Apotek ................... 12
F. Pengelolaan Apotek ............................................................................ 13
BAB III PROGRAM KEGIATAN PKL DI APOTEK RESKY FARMA ............. 33
BAB IV HASIL KEGIATAN DI APOTEK RESKY FARMA .............................. 36
A. Tinjauan Mengenai Apotek Resky Farma ........................................... 36
1. Lokasi Apotek ............................................................................... 36
2. Bangunan Apotek ......................................................................... 37
3. Perlengkapan Apotek ................................................................... 37
4. Struktur Organisasi Apotek ........................................................... 37
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Denah Apotek
Lampiran II Pembahasan Resep
Lampiran III Contoh etiket Dan Label
Lampiran IV Contoh Copy Resep
Lampiran V Contoh Kwitansi
Lampiran VI Contoh Nota
Lampiran VII Contoh Surat Pesanan Obat
Lampiran VIII Contoh surat pesanan obat mengandung precursor
Lampiran IX Contoh Kartu Stock
Lampiran X Contoh Faktur
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Obat merupakan suatu komponen penting dan strategis dalam sistem
pelayanan di Rumah Sakit, Apotek, maupun Puskesmas. Oleh karena itu perlu
diciptakan suatu aturan di bidang pemakaian obat sehingga dapat diupayakan
untuk memenuhi persyaratan efektif, aman, rasional dan murah. Pemilihan jenis
obat yang tepat dan efektif sangat mempengaruhi proses penyembuhan pasien
walaupun banyak fakor yang berpengaruh pada proses penyembuhan suatu
penyakit.
Apotek merupakan sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan
praktek kefarmasian oleh Apoteker. Sedangkan pelayanan kefarmasian adalah
suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan
dengan Sediaan Farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
meningkatkan mutu kehidupan pasien (Anonim, 2009).
Untuk melaksanakan pelayanan kesehatan dasar secara langsung kepada
masyarakat salah satunya adalah kegiatan pelayanan pengobatan selalu
membutuhkan obat publik. Untuk mengetahui jenis dan jumlah obat publik yang
dibutuhkan, maka disusunlah perencanaan kebutuhan obat.
Dasar-dasar seleksi kebutuhan obat meliputi obat yang dipilih berdasarkan
seleksi ilmiah, medis dan statistik yang memberikan efek terapi jauh lebih baik
dibandingkan dengan risiko efek samping yang ditimbulkan.Lalu jenis obat yang
dipilih seminimal mungkin untuk menghindari duplikasi dan kesamaan jenis.
Apabila jenis obat dengan indikasi sama dalam jumlah banyak, maka kita
memilih berdasarkan drug of choise dari penyakit yang prevalensinya tinggi.
Dengan demikian sebagai seorang farmasis dirasa perlu membekali diri dengan
pengetahuan mengenai pelayanan farmasi di apotek. Pelaksanaan Pengantar
Praktek Kerja Lapangan di apotek bagi mahasiswa sangatlah perlu dilakukan
dalam rangka mempersiapkan diri untuk berperan langsung dalam pengelolaan
farmasi di apotek dan juga sebagai wadah untuk mengaplikasikan ilmu yang
selama ini didapatkan dari perkuliahan sesuai dengan fungsi dan kompetensi Ahli
Farmasi.
B.
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti Pengantar Praktek Kerja Lapangan ini, mahasiswa
mampu memahami dan mempraktekkan secara langsung standar pelayanan
kefarmasian di Apotek.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan pengantar praktek kerja lapangan ini,
mahasiswa diharapkan mampu memahami :
a) Melaksanakan salah satu peran, fungsi, dan kompetensi Ahli Farmasi
yaitu pelayanan kefarmasian di Apotek meliputi identifikasi resep,
merencanakan dan melaksanakan peracikan obat yang tepat.
b) Memberikan kesempatan untuk beradaptasi langsung pada iklim kerja
kefarmasian sebenarnya, khususnya di Apotek.
c) Melaksanakan pelayanan informasi obat kepada pelanggan, mampu
melaksanakan
administrasi
dan
manajemen
penyimpanan
serta
dapat
menerapkan
pelayanan
kefarmasian
dengan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pengertian Apotek
Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek
kefarmasian oleh apoteker (PP no. 51 tahun 2009 pasal 1 ayat 13).
Apotek adalah suatu tempat tertentu dilakukan pekerjaan kefarmasian dan
penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat.
Sediaan farmasi yang dimaksud adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan
kosmetik. Perbekalan kesehatan adalah semua bahan dan peralatan yang
diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan (Keputusan Menkes RI
Nomor 1027/MenKes/SK/IX/2004).
Menurut Kepmenkes No. 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang perubahan
Permenkes No. 922/Menkes/Per/X/1993 tentang ketentuan dan tata cara
pemberian izin apotek.
Pasal 1 ayat (a) :
Apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan
kefarmasian dan penyaluran perbekalan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya
kepada masyarakat.
Pasal 1 ayat (i) :
Perbekalan farmasi adalah obat, bahan obat, obat asli indonesia (obat
tradisional), bahan obat asli indonesia (bahan obat tradisional), alat kesehatan
dan kosmetika.
A.
pembuatan
pengamanan,
dan
pengendalian
mutu
Sediaan
Farmasi,
pengadaan,
penyimpanan
dan pendistribusian
atau
Farmasi,
pengamanan,
pengadaan,
penyimpanan
dan
Kefarmasian
adalah
tenaga
yang
melakukan
Pekerjaan
Kefarmasian
adalah
suatu
pelayanan
langsung
dan
Kesehatan
adalah
sarana
yang
digunakan
untuk
memiliki
izin
untuk
pengadaan,
penyimpanan,
penyaluran
dapat
pemberian
Izin
Apotek
menurut
pasal
Kepmenkes
2. Dengan
menggunakan formulir
APT-2,
Kepala
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan
hari
kerja
akan
mengeluarkan
Surat
Penundaan
dengan
Persyaratan Apotek
Menurut Kepmenkes 1332/Menkes/SK/X/2002, persyaratan Apotek yaitu:
untuk mendapatkan izin apotek, Apoteker bekerja sama dengan pemilik sarana
yang telah memenuhi persyaratan harus siap dengan tempat, perlengkapan
termasuk sediaan farmasi dan perbekalan farmasi yang lain yang merupakan
milik sendiri atau milik pihak lain.
1. Sarana Apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan pelayanan
komoditi yang lain diluar sediaan farmasi.
2. Apotek dapat melakukan kegiatan pelayanan komoditi yang lain diluar
sediaan farmasi.
Beberapa persyaratan yang harus diperhatikan dalam pendirian Apotek
adalah :
1. Lokasi dan Tempat
Jarak antara Apotek tidak lagi dipersyaratkan, namun sebaiknya tetap
mempertimbangkan segi beli penduduk di sekitar Apotek, kesehatan lingkungan,
keamanan dan mudah dijangkau masyarakat dengan kendaraan.
2. Bangunan
Bangunan Apotek harus mempunyai luas dan memenuhi persyaratan yang
cukup,serta memenuhi persyaratan teknis sehingga dapat menjamin kelancaran
pelaksanaan tugas dan fungsi apotek serta memelihara mutu perbekalan
kesehatan di bidang farmasi.
10
11
E.
apotek
sesuai
dengan
peraturan
perundangundangan
komunikasi
dengan
mengusahakan
segala
pengawasan
penggunaan
dan
pemeliharaan
aktifan
perusahaan.
12
c. Di bidang komersil
1) Merencanakan dan mengatur kebutuhan barang yaitu obat,alat kesehatan
dan sebagainya untuk satu periode tertentu sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
2) Mengatur dan mengawasi penjualan dalam betuk resep maupun
penjualan bebas, langganan dan sebagainya.
3) Menentukan kalkulasi harga dan kebijakan harga.
4) Berusaha meningkatkan permintaan
5) Memupuk hubungan baik dengan para pelanggan.
6) Mencari langganan baru.
7) Menentukan kepada siapa dapat diberi kredit atas pembelian obat.
8) Mengadakan efisiensi dalam segala bidang.
d. Tanggung jawab dan wewenang meliputi :
1) Bertanggung jawab mengenai segala aktivitas perusahaan kepada
pemilik sarana dan keluar dibidang farmasi kepada Departemen
Kesehatan RI.
2) Memimpin, mengelola sejumlah orang dalam melakukan pengabdian
profesi kefarmasian.
3) Menambahan, memberhentikan dan mutasi pegawai serta pemberian dan
kenaikan gaji. (Hartono, 2003)
F.
Pengelolaan Apotek
Pengelolaan apotek adalah segala upaya dan kegiatan yang dilakukan oleh
Apoteker Pengelola Apotek dalam rangka tugas dan fungsi apotek yang meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan penilaian.
13
1. Pengelolaan Obat
Pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya dilakukan
sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku meliputi perencanaan,
permintaan atau pengadaan, penyimpanan, jumlah persediaan obat dan
pelayanan. Pengeluaran obat memakai sistem FIFO (First In First Out) dan
FEFO (First Expired First Out).
a. Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses kegiatan seleksi obat dan perbekalan
kesehatan menentukan jumlah obat dalam rangka pemenuhan kebutuhan.
Perencanaan obat di apotek umumnya dibuat untuk mengadakan dan mencukupi
persediaan obat di apotek, sehingga dapat mencukupi permintaan obat melalui
resep dokter ataupun penjualan secara bebas. Perencanaan obat didasarkan
atas beberapa faktor, antara lain :
1) Obat yang paling banyak dipakai.
2) Persediaan terakhir stok barang.
3) Berdasarkan jenis penyakit yang sedang mewabah.
4) Berdasarkan musim dan cuaca.
Metode yang lazim digunakan untuk menyusun perkiraan kebutuhan obat
di tiap unit pelayanan kesehatan adalah :
1) Metode konsumsi
Yaitu dengan menganalisis data konsumsi obat tahun sebelumnya. Hal
yang perlu diperhatikan adalah pengumpulan data dan pengolahan data, analisis
data untuk informasi dan evaluasi, dan perhitungan perkiraan kebutuhan obat.
14
2) Metode epidemiologi
Yaitu dengan menganalisis kebutuhan obat berdasarkan pola penyakit.
Langkah yang perlu dilakukan adalah menentukan jumlah penduduk yang akan
dilayani, menentukan jumlah kunjungan kasus berdasarkan frekuensi penyakit,
menyediakan pedoman pengobatan,menghitung perkiraan kebutuhan obat,dan
penyesuaian dengan alokasi dana yang tersedia.
3) Metode campuran
Yaitu
merupakan
gabungan
dari
metode
konsumsi
dan
metode
epidemiologi.(Amiruddin Ridwan,2006)
b. Permintaan obat atau pengadaan
Permintaan atau pengadaan obat adalah suatu proses pengumpulan dalam
rangka menyediakan obat dan alat kesehatan untuk memenuhi kebutuhan
pelayanan di apotek.
Pengadaan obat ini dilakukan dengan cara pembelian. Berhasil atau
tidaknya usaha banyak tergantung pada kebijakan pembelian. Cara melakukan
pembelian dapat dilakukan antara lain sebagai berikut:
1) Pembelian Secara Kredit
Pembelian yang dilakukan kepada PBF (Pedagang Besar Farmasi) pada
umumnya dilakukan secara kredit, dengan lamanya pembayaran berkisar antara
14 - 30 hari.
2) Kontan
Pembelian dilakukan secara kontan atau tunai. Biasanya untuk transaksi
obat golongan narkotika dan barang-barang COD (Cash On Delivery atau
dibayar langsung saat barang datang).
15
3) Konsinyasi/titipan
Dimana apotek menerima titipan barang yang akan dijual dalam waktu
maksimal 3 bulan.
c. Penyimpanan
Dalam penyimpanan obat digolongkan menurut :
1)
Disimpan dalam wadah tertutup rapat, untuk obat yang mudah menguap
seperti aether, anaestheticus.
2)
Disimpan terlindung dari cahaya untuk obat seperti tablet, kaplet, dan
sirup.
3)
4)
Disimpan pada suhu kamar (pada suhu 15-30 C) untuk obat seperti tablet,
kaplet, dan sirup.
5)
Disimpan pada tempat sejuk (pada suhu 5-15 C) untuk obat seperti salep
mata, cream, ovula,dan suppositoria.
6)
7)
16
17
f.
18
19
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
20
tinggi
menimbulkan
ketergantungan.
Contoh:
ganja,
papaver
21
pengetahuan
mengakibatkan ketergantungan.
menimbulkan
Contoh
potensi
etil morfin,
ringan
codein,
serta
propiran,
22
sedang
mengakibatkan
sindroma
ketergantungan,
contoh:
Amobarbitaldan Phenobarbital.
(4) Golongan IV
Golongan IV adalah psikotropika berkhasiat pengobatan dan sangat luas
digunakan dalam terapi atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan, contoh : Diazepam dan
Klordiazepoksida.
g. Cara Pengelolaan Obat Non Narkotika, Narkotik dan Psikotropika
Perbedaan cara pengelolaan obat bebas, bebas terbatas, obat keras daftar
G dengan pengelolaan obat narkotika dan psikotropika, yaitu pada :
1) Cara pemesanan : SP untuk obat narkotika dan psikotropika harus
menggunakan SP khusus yang ditangani oleh APA.
2) Cara penyimpanan : lemari untuk obat narkotika dan psikotropika
disimpan pada lemari khusus terpisah dengan obat lainnya,yang bentuk
dan ukuran lemarinya sesuai dengan peraturan yang berlaku.
3) Cara penyerahan : penyerahan untuk obat narkotika dan psikotropika
harus sesuai dengan persyaratan yang telah diatur :
a) Apotek, RS, Puskesmas, Balai pengobatan dengan SP Khusus
narkotika.
b) Dokter, pasien dengan resep asli,lengkap dengan nama alamat pasien
dengan dokternya.
23
24
i.
Prosedur pelaporan
Khusus narkotika dan psikotropika dilakukan pelaporan sebagai berikut:
2)
3)
2. Pengelolaan Resep
a. Pengertian Resep
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, maupun dokter
hewan kepada apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien
yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Komponen Resep
Dalam resep harus memuat:
1) Nama, alamat, nomor izin praktek Dokter, Dokter gigi, Dokter hewan.
2) Tanggal penulisan resep (inscription).
3) Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep (invocation).
4) Aturan pemakaian obat yang tertulis (signatur).
5) Tanda tangan atau paraf Dokter penulis resep,sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku (subscriptio).
6) Jenis hewan dan nama serta alamat pemiliknya untuk resep Dokter
hewan.
7) Tanda seru dan paraf Dokter untuk resep yang mengandung obat yang
jumlahnya melebihi dosis maksimal.(Syamsuni. H,2006)
25
2)
Peracikan obat.
3)
Pemberian etiket warna putih untuk penggunaan oral atau dalam dan
etiket warna biru untuk pemakain luar.
4)
Memasukkan obat kedalam wadah yang sesuai dan terpisah untuk obat
yang berbeda untuk menjaga mutu obat dan penggunaan yang salah.
Setelah obat sudah disiapkan maka obat tersebut siap untuk diserahkan
ke pasien, namun sebelum obat diserahkan kepada pasien harus
dilakukan pemeriksaan kembali mengenai penulisan nama pasien pada
26
etiket, cara penggunaan serta jenis dan jumlah obat. Hal ini sangat
diperlukan dalam upaya penggunaan obat yang rasional oleh pasien.
d. Penyimpanan Resep
Resep yang telah dibuat,disimpan menurut urutan tanggal dan nomor
penerimaan atau pembuatan resep. Resep yang mengandung narkotik harus
terlebih dahulu dipisahkan dari resep lainnya, tandai dengan garis merah di
bawah nama obatnya. Resep yang telah disimpan selama lebih dari 3 tahun
dapat dimusnahkan dengan cara dibakar atau cara lain yang memadai.
Pemusnahan resep dilakukan oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA) bersama
dengan sekurang-kurangnya seorang petugas apotek.
e. Pemusnahan Resep
Pada pemusnahan resep harus dibuat Berita Acara Pemusnahan (BAP)
sesuai dengan bentuk yang telah ditentukan, rangkap 4 ditandatangani oleh APA
bersama dengan sekurang-kurangnya seorang petugas apotek.
Berita acara pemusnahan itu berisi:
1) Tanggal pemusnahan resep.
2) Cara pemusnahan resep.
3) Jumlah bobot resep yang dimusnahkan dalam satuan kilogram (kg).
4) Tanggal resep yang terlama dan terbaru yang dimusnahkan.
Pemusnahan obat dan perbekalan kesehatan dibidang farmasi karena
rusak, dilarang, dan kadaluwarsa dilakukan dengan cara dibakar, ditanam, atau
dengan cara lain yang ditetapkan oleh Badan POM.
27
28
b.
c.
Memiliki STRA.
d.
e.
a.
b.
c.
Perjanjian kerja
29
b.
apa
tugasnya,
tanggung
jawabnya,
siapa
atasan
langsungnya, wewenangnya.
c.
d.
a.
Apoteker
Menurut Kepmenkes No. 1027 Tahun 2004 tentang Standar Pelayanan
seorang
Apoteker
Pendamping.
Apabila
APA
dan
Apoteker
30
b.
kefarmasian
pada
unit
pelayanan
kesehatan
di
lingkungan
Departemen Kesehatan, dan Instansi diluar Depkes baik di tingkat pusat maupun
di tingkat daerah.
Kompetensi tenaga teknis kefarmasi di apotek, yaitu:
1) Pelayanan Resep meliputi :
a) Mengidentifikasi isi resep
b) Melakukan konsultasi
c) Memastikan resep dapat dilayani
31
32
4) Pengelolaan pencatatan
a) Melaksanakan tata cara menyimpan resep
b) Pencatatan persediaan Farmasi
c) Penyimpanan surat pesanan
d) Pencatatan dan penyimpanan laporan
33
BAB III
PROGRAM KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
DI APOTEK RESKY FARMA
Kegiatan
Tugas APA
Tugas Pembimbing
Memberikan pengarahan
Memberikan
1
sekaligus
memberikan
pengarahan
komposisi, dan indikasinya
Mengetahui
penjelasan
jenis-jenis
Memberikan pengarahan
Memberikan
sekaligus
memberikan
pengarahan
di apotek
penjelasan
ditentukan Memberikan
sekaligus
berdasarkan
memberikan
generic, pengarahan
penjelasan
34
Mengarahkan
Menilai
mahasiswa
dalam
membeli obat di apotek
melayani
melayani dengan
pelanggan
baik dan benar
Menjelaskan
Memeriksa kemampuan
bagaimana cara
mahasiswa
mencatat obat
dalam buku
penjualan apotek
salah
jual
dalam
penjualan
dan
buku
obat
Memberikan pengarahan
Memberikan
sekaligus
memberikan
pengarahan
diminta
penjelasan
Memberikan pengarahan
Meracik
obat
puveres, Memberikan
sekaligus
kapsul dan salep
memberikan
pengarahan
penjelasan
asli
yang
diambil pengarahan
Memeriksa
hasil
kerja
8
sebagian/
pembeli
permintaan bagaimana
cara mahasiswa
35
Memfasilitasi
pelayanan non R/
Melakukan pelayanan non
9
Sebagai
pembimbing
termasuk OWA
R/ termasuk OWA.
sekaligus penggarah
dan membimbing
siswa
Memeriksa
sudah di jual
mahasiswa
hasil
kerja
10
penjelasan
Menjelaskan
Menilai
Menerima
barang
mahasiswa
11
menerima barang
atau obat
dari PBF
Memeriksa
obat
yang
Memberikan pengarahan
Memberikan
12
sudah habis
atau tidak
sekaligus
memberikan
pengarahan
pernah di order
penjelasan
Memberikan
Memeriksa
obat
mahasiswa
hasil
kerja
13
menulis faktur di
buku pembellian
36
BAB IV
HASIL KEGIATAN PERAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)
DI APOTEK RESKY FARMA
A.
1. Lokasi Apotek
Menurut peraturan yang ada terkait dengan jarak antara apotek adalah
tidak lagi adanya pembatasan terhadap jarak apotek yang telah di selengarakan
dengan apotek yang telah ada. Namun sebaiknya harus mempertimbangkan segi
penyebaran dan pemerataan pelayanan kesehatan, jumlah penduduk, jumlah
dokter yang berpraktek, sarana pelayanan kesehatan, hygine lingkungan dan
faktor lainnya agar mudah di jangkau masyarakat.
37
2. Bangunan Apotek
Apotek resky Farma memiliki 2 bangunan yang bertingkat satu, yaitu
a. Gudang obat
b. Apotek terdiri dari Ruang Obat, Tempat Meracik, Ruang Tunggu, Poli
Saraf, Poli Anak, Ahli Penyakit Dalam, Poli THT-KL, Poli Gigi,
Laboratorium, dan WC
3. Perlengkapan Apotek Resky Farma
a) Alat pembuatan, pengolahan dan peracikan obat seperti Mortir dan
stemper
b) Perlengkapan dan alat perbekalan farmasi seperti : botol, lemari atau rak
penyimpanan obat, dan lemari pendingin.
c) Wadah pengemas atau pembungkus antara lain: etiket, wadah pengamas
dan pembungkus dengan jenis ukuran yang sesuai dengan kebutuhan.
d) Alat administrasi seperti: blanko pesanan obat, kartu stock obat, salinan
resep, kwaitansi, blanko faktur dan nota penjualan, buku pembelian, buku
penjualan, buku pinjaman, buku pengeluaran dan pemasukan apotek.
e)
Buku standar yang ada seperti: ISO dan farmakope Indonesia edisi III
38
ASISTEN APOTEKER
PENDAMPING
ASISTEN APOTEKER
Hj. NURLAILA
UKSAN, AMFf
STAF
AGUS SALIM
HERMAN
NOVITA
HERDIN
CLEANIN SERVICE
AHMAD GUNAWAN WEKOILA
B.
1. Kegiatan Manajerial
a. Perencanaan Dan Pengadaan Obat
1) Perencanaan
Perencanaan
merupakan
dasar
tindakan
manejer
untuk
dapat
39
pemesanan,
cara
pemesanan,
mengatasi
kekosongan
dan
pembayaran.
a) Pemesanan barang atau order dilakukan oleh asisten apoteker
berdasarkan catatan yang ada dalam buku habis berisi catatan barangbarang yang hampir habis atau yang sudah habis di apotek. Sebelum
dilakukan order, obat yang tertulis dalam buku habis dicocokkan dengan
buku defacta.
b) Cara pemesanan barang dilakukan dengan menuliskan surat pesanan
(SP). Selain narkotika dan psikotropika meliputi tanggal, nomor pesanan,
kode supplie, nama barang, satuan barang, dan jumlah barang. SP akan
diambil selesman dari masing-masing PBF, apabila selesman PBF tidak
datang order bisa dilakukan melalui telpon (untuk obat selain narkotika
dan psikotropika)
40
41
42
3) Bila ada obat yang akan diganti (merk lain) mintakan persetujuan pasien
terlebih dahulu serta dokter yang bersangkutan
4) Hitunglah nominal harga dan mintalah persetujuan kepada pasien
5) Siapkan obat sesuai dengan resep dan berikan etiket
6) Teliti kembali resep sebelum menyerahkan kepada pasien
7) Pada saat menyerahkan, wajib memberikan informasi minimal mengenai
kegunaan dan aturan pakai
c. Standar Operasional Prosedur Meracik Obat
1) Siapkan alat yang akan digunakan dan bersihkan meja untuk meracik
2) Buatlah instruksi meracik meliputi : no resep, nama pasian, jumlah dan
cara mencampur
3) Siapkan etiket dan wadah obat sertakan bersama obat dan instruksinya
untuk diracik.
4) Cucilah tangan bila perlu gunakan sarung tangan, masker
5) Siapkan bat sesuai resep dan cocokkan dengan yang tertera pada
struknya
6) Jika ada bahan yang harus ditimbang maka persiapkan lebih dahulu
7) Bacalah instruksi meracik dengan seksama dan lakukanlah hati-hati
8) Pastikan hasil racikan sesuai dengan instruksinya
9) Masukkan dalam wadah yang telah disediakan dan beri etiket
10) kemudian serahkan pada petugas lain untuk diperiksa dan diserahkan
11) Bersihkan peralatan dan meja meracik setelah selesai
12) Cucilah tangan sampai bersih
43
d. Pelayanan KIE
Dimana kita sebagai ahli farmasi mampu memberikan konseling mengenai
obat dengan benar dan tepat yang diberikan kepada pasien atau pembeli,
adapun konseling yang diberikan :
1) Kegunaan atau indikasi suatu obat
2) Cara penggunaan atau aturan pakai
3) Efek samping obat
4) Kontra indikasi obat
5) Interaksi obat sesuai kebutuhan pasien
6) Pola hidup
7) Kepatuhan pasien
44
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
1) Fungsi apotek adalah menyediakan obat-obatan yang dibutuhkan oleh
masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal dari fungsi
yang pertama ini seorang farmasis harus hadir dengan wajah yang
sangat sosial penuh etika dan moral
2) Dalam pelayanan standar operasional prosedur (SOP) yang dilakukan
apotek telah mengikuti syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh
pemerintah
B.
Saran
1) Untuk mahasiswa stikes konawe agar pelaksanaan PKL dilaksanakan
pada waktu yang lebih lama agar siswa-siswi lebih dapat memahami
perannya di bidang kefarmasian sebagai seorang asisten apoteker.
2) Diharapkan kegiatan seperti ini dapat berlangsung seterusnya guna dapat
memberikan bekal tambahan bagi mahasiswa stikes konawe agar mampu
bersaing dalam dunia kerja dan mampu mencetak mahasiswa yang
profesional di bidang kefarmasian sehingga membawa nama baik
universitas
45
LAMPIRAN
1.
SANMOL DROP
1) Kelengkapan Resep
Mempunyai alamat, nama dokter dan nama pasien
2) Kandungan
3) Indikasi Kegunaan
Meringankan rasa sakit pada keadaan sakit pada keadaan sakit kepala,
sakit gigi, menurunkan deman yang disertai influenza dan deman setelah
imunisasi.
4) Kontra Indikasi
a.
b.
5) Efek Samping
a.
b.
Reaksi hipersensivitas
6) Perhatian khusus
a.
b.
Bila setelah 2 hari deman tidak menurun atau setelah 5 hari nyeri
tidak menghilang, segera hubungi unit penyelamat kesehatan.
c.
7) Aturan Pakai
Diminum 3x sehari 0,8 mc
2.
APECUR SYRUP
1) Kelengkapan Resep
Mempunyai alamat, nama dokter dan nama pasien
2) Kandungan
Curcuminiod 2 mg, -carotence 10% 4 mg, vitamin B1 3 mg, vitamin B2 2
mg, vitamin B6 5 mg, vitamin B12 5 mcg, vitamin D 100 iu, dexpanthenol 3
mg, Ca pidolate 300 mg.
3) Indikasi Kegunaan
Suplemen vitamin untuk meningkatkan nafsu makanan dan stamina,
mencegah defisiensi.
4) Aturan Pakai
Diberikan sesudah makan, diminum 1x sehari sendok teh.