Laporan Praktek Kerja Kendal Kerep
Laporan Praktek Kerja Kendal Kerep
Oleh :
1. Oktavia Permata Sari
2. Oktaviana Srianti Lisu Ate
(10.072)
(10.073)
Oleh :
1. Oktavia Permata Sari
2. Oktaviana Sri Lisu Ate
(10.072)
(10.073)
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM KERJA LAPANGAN
AKADEMI FARMASI PUTRA INDONESIA MALANG
PUSKESMAS KENDAL KEREP
TANGGAL 4 30 MARET 2013
Disusun Oleh :
1. Oktavia Permata Sari
2. Oktaviana Srianti Lisu Ate
(10.072)
(10.073)
Disahkan Oleh :
Pembimbing,
Akademi Farmasi
Puskesmas
KENDAL KEREP
Mengetahui,
Direktur Akademi Farmasi
Pembantu Direktur 1
Bidang Kurikulum
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusunan dapat
melaksanakan dan menyelesaikan kegiatan Praktek Kerja Lapangan di Puskesmas
Kendal Kerep, Jl. Sulfat Agung no. 100 Malang, mulai tanggal 4 30 Maret 2013
dengan baik dan lancar.
Kegiatan PKL ini dilaksanakan oleh mahasiswa untuk menambah
pengalaman di dunia kefarmasian khususnya apotek di puskesmas, sehingga dapat
menambah wawasan mahasiswa serta dapat beradaptasi langsung pada dunia kerja
kefarmasian sebenarnya.
Dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan PKL ini tentunya tidak akan
dapat berjalan dengan lancar tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu penyusun hendak mengucapkan terima kasih kepada :
1. Lailiyatus Syafah., S. Farm., Apt. selaku Direktur Akademi Farmasi Putra
Indonesia Malang.
2. Fandi Satria., S.Farm selakuk Pembantu Direktur I Akademi Farmasi Putra
Indonesia Malang.
3. Lailiyatus Syafah., S. Farm., Apt. selaku Dosen Pembimbing kegiatan Praktek
Kerja Lapangan di Puskesmas yang telah memberikan bimbingan mengarahkan
kami.
4. Arif Wiramukti S.Farm., Apt selaku pengelola apotek di Puskesmas Kendal
Kerep yang telah memberikan bimbingan, kesempatan, dan pengarahan dalam
kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini.
5. Seluruh karyawan di Puskesmas Kendal Kerep yang telah banyak membantu
kami selama pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapangan.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari hasil yang sempurna,
oleh karenanya penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran atas laporan ini
sehingga dapat menjadi koreksi bagi kami.
Malang, Maret 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHANi
KATA PENGANTAR.......ii
DAFTAR ISI.iii
DAFTAR LAMPIRANiv
BAB I. PENDAHULUAN..1
1
Latar Belakang.....1
Tujuan...3
Manfaat.3
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Lampiran 8.
Lampiran 9.
Lampiran 10. Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) Sub
Unit Pelayanan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Berbagai bentuk lembaga pelayanan kesehatan masyarakat sudah ada di
Indonesia misalnya, rumah sakit, poliklinik, dan pusat kesehatan masyarakat
(puskesmas). Dari ketiga lembaga tersebut, puskesmas merupakan lembaga yang
paling tepat karena memberikan pelayanan kesehatan yang sejalan dengan
pendekatan sehat. Hal ini dikarenakan selain menjalankan fungsi kuratif,
puskesmas juga mempunyai peran dalam kegiatan preventif dan promotif, yang
dapat dilihat dari 3 fungsi puskesmas seperti yang disebutkan dalam Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor 128/Menkes/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar
Puskesmas, yaitu (1) pusat penggerak pembangunan dan berwawasan kesehatan;
(2) pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat; (3) pusat pelayanan kesehatan
strata pertama.
Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh puskesmas bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah cakupan pelayanan
puskesmas tersebut. Agar dapat memberikan pelayanan yang maksimal maka
diperlukan sumber daya yang memadai. Dalam UU Nomor 23 tahun 1992 tentang
Kesehatan disebutkan bahwa sumber daya kesehatan merupakan semua perangkat
keras dan perangkat lunak yang diperlukan sebagai pendukung penyelenggaraan
upaya kesehatan, meliputi: (a) tenaga kesehatan; (b) sarana kesehatan; (c)
perbekalan kesehatan; (d) pembiayaan kesehatan; (e) pengelolaan kesehatan; (f)
penelitian dan pengembangan kesehatan.
Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari
kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah geografis dan keadaan
instruktur serta lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan
wilayah kerja puskesmas. Puskesmas merupakan perangkat Pemda Tingkat II
sehingga wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh Bupati/Walikota kepada
Daerah Tingkat II dengan saran teknis dari Kepala Kantor Departemen Kesehatan
Propinsi.
Puskesmas memiliki banyak tenaga kesehatan, salah satunya adalah tenaga
kefarmasian. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam bidang kefarmasian serta makin tingginya kesadaran masyarakat dalam
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum :
1. Mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang di dapat dalam perkuliahan.
2. Mahasiswa dapat menambah ilmu pengetahuan jika nantinya masuk dalam
dunia kerja.
3. Mahasiswa dapat membangun tim kerja sehingga terjalin adanya kerja
sama dalam kelompok.
4. Mahasiswa dapat mempelajari mekanisme
1.2.2
kerja yang
dilakukan
1.3 Manfaat
Manfaat dari kegiatan PKL antara lain sebagai berikut :
1.3.1 Bagi Mahasiswa
1. Mahasiswa mendapatkan sarana untuk mengasah dan mengembangkan
kemampuannya.
2. Mahasiswa mendapatkan tambahan pengetahuan yang lebih nyata.
3. Mahasiswa dapat mengadaptasikan dan mengaplikasikan pengetahuan
1.3.2
1.3.3
Malang.
Bagi Puskesmas
Dengan adanya praktek kerja lapangan ini diharapkan calon Asisten
Apoteker mampu membantu pengelola apoteker Puskesmas dalam
mengelola apotek dan memberikan pelayanan kefermasian sebagai wujud
pengabdian profesi sehingga berguna sebagai bekal dalam melaksanakan
pengabdian di masyarakat pada umumnya dan pada khususnya di apotek
yang terdapat di puskesmas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Tentang Puskesmas
2.1.1 Pengertian Puskesmas
Menurut surat keputusan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor
128/MENKES/SK/II/2004, puskesmas merupakan unit pelaksanan teknis dinas
kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan kesehatan
di suatu wilayah kerja. Selain itu menurut Drs. Moederman dan Roebiyoso,
puskesmas juga dapat diartikan sebagai satu kesatuan organisasi fungsional yang
langsung memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh kepada masyarakat
dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha kesehatan pokok.
2.1.2
Jenis Puskesmas
Berdasarkan wilayah kerjanya, puskesmas dibedakan menjadi tiga jenis
yaitu :
1. Puskesmas Induk
2. Puskesmas Pembantu
Dalam hal ini kegiatan puskesmas belum dapat mencangkup seluruh
masyarakat di wilayah yang telah ditentukan, maka sesuai dengan
kemampuan pemerintah daerah setempat, dapat diadakan suatu bentuk
pelayanan kesehatan yang lebih sederhana berupa puskesmas pembantu di
wilayah kerja puskesmas yang telah ditentukan tersebut dan tanggung jawab
kepada puskesmas serta merupakan bagia n intergal dari puskesmas.
3. Puskesmas Keliling
Adanya puskesmas keliling untuk mengantisipasi rendahnya akses layanan
kesehatan akibat keterbatasan sarana dan tenaga kesehatan sebelum ada
kebijakan baru yang memungkinkan pemenuhan kebutuhan sarana dan
2.1.3
Strategi
iv.
v.
vi.
termonitor.
Meningkatkan penggunaan dental unit dan puskesmas keliling.
Menjalankan program informasi kesehatan dengan lebih baik.
Memanfaatkan lokasi yang strategis untuk lebih meningkatkan
vii.
kunjungan masyarakat.
Memanfaatkan program kunjungan rumah untuk saran penyuluhan dan
tinggi.
Meningkatkan manajemen program dengan standar peleyanan minimal
iii.
iv.
dapata tercapai.
Meningkatkan saranan untuk meraih pangsa pasar yangn cukup tinggi.
Meningkatkan pendidikan program informasi kesehatan sehingga inkes
dapat berjalan sesuai dengan harapan (Depkes RI, 1990)
2.1.7
1. Pengertian Obat
Obat adalah benda atau zat yang dapat digunakan untuk merawat penyakit,
membebaskan gejalah, atau mengubah proses kimia dalam tubuh.
Obat adalah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan
untuk digunakan dalam menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangkan,
menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan
badan dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok atau
memperindah badan atau bagian badan manusia termasuk obat tradisional.
2.
penggolongan obat
Penggolongan obat menurut undang-undang dibagi menjadi beberapa
bagian yaitu:
a. Obat bebas
Obat bebas adalah obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter. Pada
kemasan ditandai dengan lingkaran hitam, mengelilingi bulatan berwarna
hijau yang dapat dilihat dengan lebih jelas pada gambar 1. Contoh: Tablet
vitamin C, minyak kayu putih, Obat batuk putih, Obat batuk hitam, Tablet
paracetamol.
Gambar 3.
c. Obat keras
Obat keras adalah obat yang hanya boleh diserahkan dengan resep
doktek, dimana pada bungkus luarnya diberi tanda bulatan dengan lingkaran
htiam dengan dasar merah yang didalamnya terdapat huruf K yang
menyentuj garis tepi.
Tanda dapat dilihat pada gambar 3. Obat yang masuk ke dalam
golongan obat keras ini adalah obat yang dibungkus sedemikian rupa yang
digunakan secara parenteral,baik dengan cara suntkkan maupun dengncara
pemakaian lain dengan jalan merobek jaringan, obat baru yang belum
tercantum dalam kompendial/farmakope terbaru yang berlaku di Indonesia
serta obat obat yang ditetapkan sebagai obat keras melalui keputusan
Menkes RI. Contoh: Asam mefenamat.
Psikotropik adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis buka
narkotika yang berkhasiat psikoaktif melakui pengaruh selektif pada susunan
saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada kativitas mental dan
perilaku.
psikotropik termasuk dalam golongan obat keras, sehingga dalam
kemasannya memiliki tanda yang sama dengan obat keras. Contoh :
Diazepam, Phenobarbital.
Menurut undang-undang
No.5
tahun
1997
penggolongan
obat
Contoh
terhadap
tentang
pengamanan
sediaan
farmasi
dan
alat
kesehatan,
yang
a)
b)
c)
d)
Kebutuhan meningkat
Menghindari kekosongan
Penanganan kejadian luar biasa (KLB), obat rusak dan kadaluarsa
Permintaan obat dilakukan dengan menggunakan formulir laporan
dan
selanjutnya
diproses
oleh
UPOPPPK
kabupaten/kota.
b. Menentukan jumlah permintaan obat
Data yang diperlukan,
1) Data pemakaian obat periode sebelumnya
2) Jumlah kunjungan
3) Data penyakit
4) Frekuensi distribusi obat oleh UPOPPK
Sumber data
1) LPLPO
2) LBI
c. Cara menghitung kebutuhan obat
Jumlah untuk periode yang akan datang diperkirakan sama dengan
pemakaian pada periode sebelumnya
SO = SK + WK + WT + SP SS
Keterangan :
SO = Stok Optimum
SK = Stok kerja (Stok pada periode berjalan)
WK = Waktu kekosongan obat
WT = Waktu tunggu (Lead time)
SS = Sisa stok
Penjelasan :
Stok kerja adalah pemakaian rata-rata per periode distribusi. Waktu
Penyangga kekosongan adalah lamanya kekosongan obat dihitung dalam
hari. Waktu tunggu adalah waktu tunggu dihitung mulai dari permintaan
obat oleh puskesmas sampai sampai dengan penerimaann obat di
puskesmas. Stok Penyangga adalah persediaan obat untuk mengantisipasi
terjadinya peningkatan kunjungan, keterlambatan kedatangan obat,
pemakaian.
Bearnya
ditentukan
berdasarkan
kesepakatan
antara
puskesmas dan UPOPPK. Sisa stok adalah sisa obat yang masih tersedia
di puskesmas pada akhir periode distribusi.
Contoh Perhitungan Kebutuhan Obat :
Pada tanggal 1 maret 2013 di Puskesmas Kendal Kerep Kota Malang sisa
persediaan Amoksisilin kaplet 500mg = nihil. Penerimaan selanjutnya
dibawahnya.
Setiap penyerahan obat oleh instalansi farmasi kabupaten/kota, kepada
puskesmas dilaksanakan setelah mendapat
laboratorium).
Puskesmas pembantu
Puskemas keliling
Posyandu
Polindes
Tujuan distribusi untuk memenuhi obat sub unit pelayanan kesehatan yang
ada diwilayah kerja puskesmas puskesmas dengan jenis dengan jenis, mutu,
jumlah, dan tepat waktu.
6. Pengendalian
Tujuan pengendalian agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan obat di unit
pelayanan kesehatan.
Pengendalian obat terdiri dari:
a. Pengendalian persediaan
Pengendalian persediaan adalah suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya
sasaran yang diinginkan sesuai dengan srategi dan program yang telah ditetapkan
sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan/kekosongan obat di unit
pelayanan kesehatan dasar.
b. Pengendalian penggunaan
Tujuan pengendalian penggunaan adalah untuk menjaga kualitas pelayanan
obat dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan dana obat.
Pengendalian penggunaan meliputi:
1) Presentase penggunaan antibiotik
2) Presentase penggunaan injeksi
3) Presentase rata-rata jumlah R/
4) Presentase obat penggunaan obat generik
kegiatan dalam rangka penatalaksanaan obat-obatan secara tertib, baik obatobatan yang diterima, disimpan, didistribusikan dan digunakan di puskesmas dan
atau unit pelayanan lainnya.
apoteker
No.573/MENKES/VI/2008,
menurut
keputusan
tentang
Standar
mentri
Pofesi
kesehatan
Asisten
RI
Apoteker
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
nomor
BAB III
TINJAUAN TENTANG PUSKESMAS KENDAL KEREP
3.1 Sejarah Puskesmas Kendal Kerep
Puskesmas kendel kerep merupakan salah satu dari 15 puskesmas yang
terletak dikota malang, puskesmas ini terletak dijalan sulfat agung No. 100.
Wilayah kerja puskesmas kendel kerep yaitu kecamatan blimbing. Puskesmas
kendel kerep membawahi satu puskesmas pembantu yaitu puskesmas pembantu
polean.
Puskesmas sebagai unit pelayanan ksehatan memilki fisi, misi, motto, dan
janji kepada masyarakat. Visi puskesmas kendel kerep yaitu masyarakat yang
mandiri untuk hidup sehat. Visi puskesmas kendel kerep yaitu masyarakat yang
mandiri untuk hidup sehat. Kepuasan masyarakat adalah semangat kerja kami
merupakan motto puskesmas kendel kerep. Janji puskesmas kendel kerep adalah
siap memberi pelayanan erhadap masyarakat secara profesional dan siap
membentu masyarakat dalam melakukan pemiliarahan kesehatan individu,
keluarga, dan masyarakat secara mandiri.
3.2 Profil struktur organisasi sub unit apotek
Pelaksanan praktek kerja lapangan dilakukan dipuskesmas kendel kerep yang
berada dijalan sulfat agung malang. Kegiatan PKL ini dimulai pada tanggal 4
maret amapai tanggal 30 maret 2013, tepatnya selama satu bulan. Setiap harinya
PKL dilaksanakan pada pukul 08.00 s.d 13.00 WIB untuk hari senin sampai
kamis, paa hari jumat dilaksanakan pada pukul 08.00 s.d 12.00 WIB.
3.3 Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan
3.3.1 Ruang Pelayanan di Puskesmas Kendal Kerep
Sebagai unit pelayanan kesehatan masyarkat, tentunya puskesmas kendel
kerep mempunyai berbagai ruang
yang
dapat
(www.wikipedia.com).
mengancam
kelangsungan
hidupnya
2. Klinik diabetes
Klinik diabetes adalah untuk pasien yang menderita diabetes untuk
mendapatkan pengobatan diabetes.
3. Ruang laboratorium
Manajemen ruang laboratorium :
a. Koordinasi dengan petugas laboratorium tentang prosedur tetap
b.
c.
d.
e.
f.
4.
(protap).
Diharapa ruang terata bersih
Tersedia tempat sampah dan tempat cuci tangan
Adanya buku register laboratorium dan buku bantu harian
Kepala puskesmas memeriksa kelengkapan laboratorium
Supervisi kepala puskesmas, dalam kegiatan pembinaan, bimbingan
mengadakan
reabilitas
dan
meringankan penderita
2). Meruuk penderita untuk pelayanan kesehatan lain sesui dengan
jenis penyakitnya.
c. Uraian Umum tentang kegiatan diruang pengobatan.
1) Anamnesa :
Wawancara terhadap pasien atau keluarganya mengenai :
a) Keluhan utama
b) Keluhan tambahan
c) Riwayatbpenyakit terdahulu
d) Riwayat penyakit keluarga
e) Lamanya sakit
f) Pengobatan yang sudah dilakukan
g) Riwayat alergi obat.
2) Pemeriksaan fisik :
a) Inspeksi : keadan umum pasien
b) Palpasi : perabaan kemungkinan adanya benjolan, konsistensi
hepar atau lien
c) Perkus : untuk menentukan batas jantung, keadaan paru,
hepar, kemungkinan adanya acites.
kepada
para
ibu
yang
nasehat
tentang
makanan
untuk
mencegah
menggunakan
preparat
antigen
nonvirulen/
nontoksik
(bratawidjaja, 2006). Lima jenis imunisasi pada anak dibawah satu tahun
Keluhan utama
Keluhan tambahan
Riwayat penyakit terdahulu
Riwayat penyakit keluarga
e) Lamanya sakit
f) Pengobatan
yang
6.
a)
b)
c)
sudah
dilakukan
g) Riwayat alergi obat.
adanya acites.
d) Auskultasi : untuk mengetahu keadaan jantung, paru dan peristaltik usus.
7. Petugas atau dokter melakukan rujukan pasien (bila ada indikasi) ke:
a) Laboratorium
b) Ruang pelayanan
c) KIA
d) KB
e) RSU
maka
resepnya
berwarna
abu-abu,
kalau
pasien
peserta
kendel
kerep
perbekalan kesehatan
c. Menganalisis data
n)
Menganalisis data
puskesmas.
d. Menyusun rancangan
o)
Menyusun hasil analisis menjadi konsep rencana kebutuhan
perbekalan farmasi.
2. Permintaan obat
p) Tujuan permintaan obat adalah untuk memenuhi kebutuhan obat
dimasing-masing unit pelayanan kesehatan sesuai dengan pola penyakit yang
ada diwilayah kerjanya.
q) Setelah dilakukan perencanaan obat dan ditentukan nama obat serta
jumlahnya untuk tiga bulan maka kemudian puskesmas kendel kerep
melakukan permintaan obat kepada gudang farmasi pusat.
3. Penerimaan obat
r) Penerimaan adalah suatu kegiatan dalam menerima obat-obatan
yang diserahkan dari unit pengelolah yang lebih tinggi kepada pengelolah
unit dibawahnya.
s) Obay yang diminta diambil
x)
yang
dilakukan
yaitu
pelaporan
penggunaan
psikotropika dan narkotika. Laporan pemakaian dan permintaan obat sub Unit
pelayanan diberikan kepada penanggung
Laporan dari tiap unit dijadikan satu laporan menjadi laporan pemakaian dan
permintaan obat unit pelayanan. Kemudian laporan tersebut dikirim ke gudang
farmasi kota/pusat. Sedangkan laporan penggunaan narkotika dean psikotropika
narkotika dan psikotropika dilakukan setiap bulan. Laporan penggunaan narkotika
dan psikotropika dibuat rangkap 4 dan dilaporankan ke kepala dinas kesehatan
kabupaten kota malang dengan tembusan kepada kepala dinas kesehatan propinsi
jawa timur di dan keada kepala balai besar BPOM propinsi jawa timur dan
sebagai arsip puskesmas kendel kerep.
aa)
ae)
ab) BAB IV
ac) KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)
ad)
Praktek Kerja Laporann di Puskesmas Kendel kerep yang
dilaksanakan dalam kurun waktu satu bulan oleh mahasiswa Akademi
Putra Indonesia Malang merupakan salah satu program pembelajaran
yang diberikan sebagai salah satu bentuk pelatihan praktek kerja.
Praktek kerja lapangan ini bertujuan agar mahasiswa mampu
mengimplementasikan ilmu kefarmasian yang dimiliki dalam upaya
af)
ag)
permintaan,
penerimaan,
Kendel
kerep
penyimpanan,
meliputi
distribusi,
disusun
rancangan
permintaan
obat
berdasarkan
maka
farmasis
menanyakan
kepada
dokter
yang
obat
disertai
dengan
pemberian
KIE
stok,
tabel
pengunaan
obat
harian,
bulanan
dan
an)
ao) BAB V
ap) PENUTUP
aq) 6.1 Kesimpulan
ar)
Dari hasil Praktek Kerja Lapangan di Puskesmas Kendal Kerep
selama satu bulan dapat disimpulkan.
1. Apotek Puskesmas Kendal Kerep telah melaksanakan fungsinya sebagai
tempat pelayanan kesehatan masyarakat sesuai dengan peraturan yang telah
ditetapkan.
2. Pembagian tugas telah terkondinasi dengan baik sehingga personalnya
mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap tugas dan
kewajibannya.
3. Dalam sistem manajerialnya, apotek Puskesmas Kendal Kerep sudah sesuai
dengan peraturan, contohnya selalu dilakukan pelaporan rutin setiap bulan
untuk DINKES, dan BBPOM tentang penggunaan obat narkotika dan
psikotropika.
4. Pelayan resep di Apotek Puskesmas Kendal Kerep sudah baik karena selalu
menginformasikan ke pada pasien mengenai tujuan terapi dan penggunaannya
secara jelas.
5. Sistem pengadaan yang dilakukan oleh Apotek Puskesmas Kendal Kerep
yaitu dilakukan berdasarkan kebutuhan obat yang sering diresepkan oleh
dokter terhadap pasien.
6. Perencanaan obat dilakukan tiap kebutuhan obat sudah hampir habis, dicatat
di buku kemudian dikirim ke bagian gudang dilanjutkan ke gudang farmasi.
Oleh gudang farmasi barang yang dipesan oleh Apotek Puskesmas Kendal
Kerep diberikan. Oleh apoteker, obat yang diterima dicek nama obat, jumlah
yang dipesan, harga obat, no.batch, expired dan disimpan di gudang
penyimpanan obat Apotek Puskesmas Kendal Kerep.
7. Penyimpanan dan penataan obat di Apotek Puskesmas Kendal Kerep
dilakukan dengan baik yaitu berdasarkan alfabet, berdasarkan kelas terapi obat
dan berdasarkan bentuk sediaan obat. Penyimpanan sediaan farmasi juga
dilakukan dengan menggunakan sistem FEFO dan FIFO yaitu sediaan farmasi
yang memiliki expired dekat maka sistem penataannya di bagian depan dan
sediaan farmasi yang datang pertama kali maka dipakai terlebih dahulu..
8. Mahasiswa dapat mengaplikasikan secara langsung ilmu teoritis yang diberi di
kampus dengan praktek kerja lapangan di Apotek Puskesmas Kendal Kerep.