Anda di halaman 1dari 4

Motivasi Perjalanan Wisata

Alasan apakah yang menyebabkan seseorang ingin melakukan perjalanan wisata atau
berpindah dari suatu tempat ke tempat lain?
Di bawah ini adalah beberapa alasan yang menjadi motivasi seseorang melakukan
perjalanan wisata, yaitu:
Motivasi Badani
Adalah suatu motivasi untuk melakukan perjalanan guna melepas lelah dari rutinitas seharisehari.
Motivasi Budaya
Perjalanan yang dilakukan dikarenakan ingin menikmati dan mengetahui kebudayaan suatu
bangsa atau daerah yang belum pernah dilihat atau dialami sebelumnya.
Motivasi Antar Pribadi
Jenis perjalanan yang dilakukan untuk tujuan meningkatkan hubungan silaturahmi atau
meningkatkan hubungan persaudaraan.
Motivasi Harga Diri/Status
Jenis perjalanan yang dilakukan karena harga diri/status seseorang yang merasa mampu
melakukan perjalanan wisata setiap saat.
Wanderlast Motivation/Motivasi Atas Keingintahuan
Perjalanan wisata yang dilakukan karena adanya hasrat untuk mencapai/melihat hal-hal
yang baru di tempat lain.
Sunlast Motivation
Suatu perjalanan wisata yang dilakukan oleh seseorang karena ingin menikmati cahaya
matahari, khususnya bagi orang-orang yang negaranya sedang mengalami musim dingin.

Kita tahu bahwa bahwa kepariwisataan alam adalah salah satu bidang yang paling pesat
kemajuannya dalam pariwisata dunia. Untuk memahaminya kenapa bisa seperti itu,kita
harus mengerti bahwa motivasi intrinsik wisata alam selalu identik dengan kepariwisataanitu
sendiri. Untuk memisahkannya kita harus mencari petunjuk di dalam teori-teori
yang berkaitan dengan motivasi wisata. Yang ada di sepanjang sejarah literatur
kepariwisataan, danmencoba untuk melihat apakah dengan adanya bermacam-macam teori
tersebut dapat membantukita untuk mengidentifikasi motivasi para wisatawan alam dan
sebab-sebab tumbuhnya segmenwisata ini. Berdasarkan karya-karya tulis yang sudah ada,
sangat memungkinkan untuk menggambarkan dari beberapa penulis beserta teori-teorinya
tentang kesimpulan ahir yangsangat penting apakah model atau kerangka berpikir mereka
mampu mengerti mengenai wisataalam ini. Pertama-pertama mari kita mendefinisikan
apakah wisata alam dan dari sana kita kitaakan me-review beberapa teori mengenai
motivasi berwisata yang dapat diaplikasikan ke dalamtyoe pariwisata ini.Untuk mengatehui
mengenai kepariwisataan alam ini, kita harus tahu mengenaiklasifikasi secara garis besar
mengenai kepariwisataan yang di dalamnya terdapat kepariwisataanalam yang masuk
dalam type
alternative tourism
. alternative tourism dapat secara garis besar didefinisikan sebagai form kepariwisataa yang
dipersiapkan atau dibuat untuk konsekuenterhadap alam, sosial dan nilai-nilai komunitas
dimana diantara guest dan host menikmatiinteraksi positif dan berguna serta dapat berbagi
penglaman diantara keduanya (Wearing & Neil, 1999, seperti yang disebutkan dalam
Newsome, Moore & Dowling, 2002). Newsome,Moore & Dowling memasukkan
Adventure
(petualangan),
nature-base
d(wisata alam),
Wildlife
(wisata kehidupan liar), dan
ecotourism
(wisata pecinta lingkungan hidup) sebagai golongankepariwisataan alam. Klasifikasi dan
konsepsi mengenai kepariwisataan alam ini sebelumnya pernah ditegaskan oleh CeballosLscurain (1996) saat dia mendefinisikan kepariwisataan alamtersebut sebagai semua
bentuk kepariwisataan yang langsung bergantung dari sumber daya alamyang biasanya
banyak terdapat di negara-negara yang kurang berkembang, kepariwisataan itu
Studi Deskriptif Mengenai Motivasi Berwisata AlamMotivasi Dalam Berwisata :
By: Darundiyo Pandupitoyo, S. Sos.

meliputi pemandangan, topografi, vegetasi, air, dan kehidupan liar. Klasifikasi lain
yang berkembang mengenai kepariwisataan alam adalah dari McKerchner (1998) yang
memperluascakupan kepariwisataan alam menjadi : Adventure Tourism, Ecotourism,
educational tourism,Anti-tourism, Sustainable tourism, responsible tourism dsb.Motivasi
berwisata dapat didefinisikan sebagai penggabungan secara global jaringan-jaringan biologi
dan kekuatana alam yang memberi nilai dan arah dalam pilihan berwisata, perilaku dan
pengalaman dalam berwisata (Pearce, Morrison & Rutledge, 1998) motif general yang dapat
digarisbawahi oleh para peneliti mengenai mengapa kepariwisataan alam inisangat cepat
berkembang adalah perilaku lingkungan yang berubah dan sifatnya merata diseluruh dunia,
perkembangan pendidikan, dan perkembangan media massa (Lindberg, Wood &Engeldrum,
1998). Morrison dan Rutledge pada tahun 1998 pernah mempresentasikan sepuluhtrend
yang merepresentasikan persoalan-persoalan penting mengenai gambaran motif
berwisata.Empat diantaranya adalah: motif untuk mengambil pengalaman dari lingkungan,
motif untuk relaks di tempat yang relatif menyenangkan, motif untuk mengejar ketertarikan
danmengaplikasikan skill, dan motif untuk menjaga kesehatan dan vitalitas tubuh. Motif-motif
iniadalah awal yang baik untuk berdiskusi masalah Kepariwisataan alam.Pearce & Morrison
menulis mengenai bagaimana cara menginterpretasi teori-teori mengenai motif berwisata,
kita perlu mengidentifikasi tujuh kebutuhan, yaitu:1 ) m e m b e r i s a r a n b a g a i m a n a
mengukur motivasi2)dapat dikomunikasikan dengan mudah3)Dapat
digunakan oleh semua golongan,4)dapat diaplikasikan ke
semua motif 5 ) D i n a m i k

6)Dapat menghitung motivasi intrinsik

dan extrinsik 7 ) B e r f u n g s i b e n a r - b e n a r s e b a g a i t e o r i Tujuh kebutuhan ini juga


merupakan bahan yang baik dalam memahami motivasi berwisataalam. Masyarakat yang
hidup di kota besar sangat termotivasi untuk mengadakan perjalananwisata ke alam liar
karena mereka ingin lari dari hal-hal artifisial dan monotone yang ada di kota(Dann;1977)
teori motivasi berwisata dari, Gray memberi kita dua motif untuk menjelaskanmengapa kita
melakukan perjalanan wisata alam.Yang pertama adalah kemauan / doronganuntuk pergi
dari tempat yang sudah diketahui ke tempat yang belum diketahui sebelumnya, yang

oleh Gray disebut dengan Wanderlust. Yang kedua adalah dorongan untuk pergi ke
tempatyang menyediakan fasilitas yang spesifik yang tidak tersedia di tempat asalnya, yang
oleh Graydisebut dengan Sunlust. Dari teori Gray tersebut akan sangat nampak bahwa
wisatawankebanyakan mencari sesuatu yang baru dalam kehidupannya sehari-hari, sesuatu
yang unik danmemberinya kesenangan. Ada satu temuan menarik saat Krippendorf selesai

menganalisisdelapan teori tentang motivasi berwisata, bersamaan dengan kegiatan


analisisnya tersebut,Krippendorf mencoba untuk mengunjungi berbagai macam tempat
wisata terkenal di dunia, danhasilnya dia menemukan bahwa yang pertama, perjalanan
wisata lebih banyak termotivasi oleh
going away from
daripada termotivasi oleh
going towards something
. yang kedua adalah motif dan perilaku wisatawan benar-benar berorientasi pada
pribadinya (Witt & Wright, 1992).Sekarang kita mencoba untuk lebih fokus kepada faktorfaktor yang memengaruhimotivasi seperti misalnya kebutuhan. Pearce (1988) mengatakan
bahwa hierarkhi dari motivasi berwisata berdasar atas teori motivasi dari Abraham Maslow
yang dikombinasikan dengangagasan tentang jenjang karir. Jenjang karir menekankan
bahwa masyarakat mempunyai rangemotif untuk mencari pengalaman dalam hari libur
kerja. Analisis mengenai hubungan wisata dan jenjang karir ini hanya salah satu dari
pendekatan untuk memahami motivasi untuk berwisata.Pendekatan-pendekatan lainnya
adalah kebutuhan menjalin hubungan baru, penghargaanterhadap diri kita sendiri (self
esteem), kebutuhan untuk pemenuhan hasrat diri. Dengan melihat berbagai macam
pendekatan tadi, jenjang karir contohnya, lalu berlajut dengan pemikiranseseorang untuk
keluar dari rutinitas sehari-harinya dalam bekerja dan mempertimbangkan untuk berwisata,
maka sebenarnya teori tentang jenjang karir ini dapat digunakan sebagai mediaanalisis
terhadap motivasi seseorang dalam berwisata.Witt & Wright memperkenalkan
Theory of Expectancy
(teori harapan) yang sangatkomplit dan menarik serta mampu diaplikasikan ke dalam
motivasi berwisata, berdasar padateori Vroom tentang motivasi kerja (motivation of work
theory). Ini adalah teori yang dapatmenyatukan semua konsep-konsep yang ada dan
menghasilkan sebuah kerangka pemikiran,termasuk juga needs yang sangat penting
dalam pemahaman terhadap motivasi, namun jugasebagai alat pengambilan keputusan
yang dibutuhkan saat memilih kepada harus pergi saatliburan tiba. Kesimpulannya adalah
expectancy theory menyediakan kerangka pemikiran untuk menganalisis motivasi berwisata.

http://www.wisatakandi.com/2010/05/motivasi-perjalanan-wisata.html
http://id.scribd.com/doc/24697796/Motivasi-Dalam-Berwisata-Studi-Deskriptif-MengenaiMotivasi-Berwisata-Alam

Anda mungkin juga menyukai