L1
T
+ Y
L2
L2
dimana Y adalah ligan masuk, X ligand pergi, dan T adalah ligan trans untuk grup
pergi, secara umum hukum laju diberikan dengan persamaan :
Rate k1 TL1L 2 MX k 2 TL1L 2
6.16
MXY
k2
TL1L 2 MXY
Laju (istilah kedua dalam persamaan 6.16) bergantung pada konsentrasi pada
kompleks dan konsentrasi ligan yang masuk. Istilah pertama dalam 6.16 adalah juga
diyakini terjadi asosiatif, tetapi peranan ligan yang masuk adalah diperankan oleh
molekul pelarut, S :
TL1L 2 MX S
k'
TL1L 2 MXS
L1
T
X L2
L1
L1
L2
II
M
X
L2
L1
III
M
L2
L1
-X
IV
M
L2
Untuk kompleks platinum (II) laju sebagian besar ditentukan oleh entalpi
aktifasi. Entropi aktifasi adalah selalu negatif untuk kedua jalan termaksud.
Adalah secara umum diterima bahwa seri kejadian dalam subtitusi 6.16
dapat diwakilkan oleh skema yang ditunjukkan dalam Gbr. 6.4. Suatu piramida
persegi adalah pertama dibentuk, yang mana ditransformasi kedalam suatu bipiramida
trigonal dan lalu dibalikkan ke piramida persegi dan kemudian menjadi produk akhir.
Dalam mekanisme ini ligan T trans terhadap grup X dan juga menjadi trans pada Y,
dan ligan cis tetap cis.
Profil energi potensial pada reaksi adalah disketsa dalam Gambar 6.5.
Madya tepat pada tempat rendah yang paling sedikit.
Gambar 6.5. Profil energi potensial pada substitusi persegi planar. Angka Romawi
bersesuaian dengan notasi pada Gbr. 6.4.
<< Cl
_
< Br
< I
menduduki tiga dari empat posisi dalam kompleks persegi planar. Ketergantungan
laju pada ligan X menempati empat tempat menurut arah :
H2O >> Cl
> Br
>I
> N3
> SCN
> NO2
> CN
II
II
II
II
bereaksi dengan waktu 10 10 lebih cepat dari Pt . Gejala ini berhubungan dengan
tendensi yang bersesuian pada bentuk madya terkoordinasi-5 (5-coordinated
intermediates).
I
III.
menarik
beberapa
terapan.
Ini adalah
dalih
ketergantungan, dikenal sebagai efek trans, yang diuji secara terpisah dari faktorfaktor lain yang mempengaruhi substitusi.
Dengan secara sederhana pengubahan hanya pada ligan trans dan bukan ligan
yang secara langsung dilibatkan dalam substitusi, yang boleh jadi menyebabkan
sesuatu yang mengesankan perubahan pada laju yang sesungguhnya oleh beberapa
peranan yang penting.
Variasi ligan dapat ditata menurut efek-nya yang berakibat pada laju substitusi
dalam posisi trans. Salah satu seri itu adalah menurut :
Untuk banyak ligan tersebut efek trans berhubungan dengan perlemahan yang
berakibat pada ikatan antara M dan grup pergi. Jika mekanismenya disosiatif, ia
mungkin telah didalilkan bahwa ketika ikatan M X menjadi lebih lemah,
penghilangan X terfasilitasi. Tetapi mekanisme bukanlah disosiatif. Ia adalah
asosiatif, kita lalu jadi lebih berhati-hati dalam mencoba untuk menghubungkan laju
substitusi pada kekuatan ikatan M X dan panjang ikatan. Seperti tersebut korelasi
tentu saja ada, tetapi tidak tanpa perkecualian. Suatu perkecualian terkemuka bahwa
etilen; adalah efek trans yang sangat kuat, sekalipun begitu pengaruh kekuatan dan
panjang pada ikatan M X adalah kecil.
Suatu Model Elektrostatik Sederhana
Y
(a)
Y
T
e
M
-X
Y
e
Gambar 6.6. Representasi skematik dari penyerangan oleh Y
(b)
e
(c)
Gambar 6.6.a menghadirkan suatu tahapan awal pada penyerangan oleh Y. Untuk
kesederhanaan, ligand cis pada grup pergi diabaikan. Ikatan M T digambarkan lebih
pendek dari ikatan M X untuk menyatakan bahwa ia diasumsikan untuk menjadi
lebih kuat. Diferensiasi ini mungkin dalam kaitan dengan keterkutuban yang lebih
besar pada T atau untuk ikatan . Dengan e kita melambangkan muatan efektif
,X
, dan T
(lihat Bahasan
pada T dan suatu muatan kecil pada X akan mempunyai suatu efek yang similar.
Etilen mempunyai suatu efek trans kuat untuk memendekkan panjang ikatan M X,
*
dengan kompleks yang sama (PtCl4 )dan menggunkan reagen sama (NH3, Br , dan
py), tetapi dalam peranan berbeda, kita mendapatkan tiga isomer berbeda (muatan
dalam kompleks diabaikan).
Cl
Pt
Cl
+ NH3
- Cl
Pt
Cl
-Cl
Cl
Pt
Br
-Cl
py
Pt
Cl
NH3
NH3
NH3
Cl
Cl
Cl
Cl
Pt
Cl
- Cl
+ NH3
+ Br -
Cl
Pt
Cl
-Cl
Cl
Pt
Br
- Cl
NH3
Pt
Cl
py
py
NH3
Cl
Cl
Cl
Cl
+ 2NH3
Cl
2Cl
+ py
+ Br -
Cl
+ py
Cl
Cl
Cl
Cl
Cl
Pt
Cl
Cl
Cl
Pt
NH3
+ py
- Cl
NH3
py
Pt
NH3
+ Br - NH3
py
NH3
Pt
Br
Br
NH3
Br
Dalam dua seri pertama, ligan pergi selalu ligan trans kepada ligan yang lebih
kuat efek transnya. Dalam seri ketiga, faktor lain juga memainkan peranan.
Aktifitas Antitomor dari Kompleks Pt
II
baik ketimbang X. Untuk dalih ini, antibonding orbital yz( ), yang mengarahkan
sepanjang X dan T, dipertentangkan ke arah T.
Bahkan pemeriksaan yang sambil lalu pada Gambar mengungkapkan yang
seperti berikut :
1. Untuk mendekatnya donor Y, dari arah manapun, interaksi dominan pada
elektron d adalah tak disukai.
2. Tiga pada empat pasangan elektron d menyumbang untuk penolakan
sepanjang aksis x dan y. Tibanya juga dihalangi oleh ligan.
3. Bidang xy dirintangi (blockaded) oleh pasangan electron xy dan z dan juga
oleh ligan.
4. Menjelangnya dari bidang xz dan yz adalah juga dihambat.
5. Inhibisi sepanjang z adalah lebih sedikit daripada halangan sepanjang x
dan y.
2
Letak yang lebih tinggi (higher-lying) orbital s, px, dan py juga berpartisipasi
dalam ikatan dan membuat blokade pada ion metal tetap lebih rapat.
Pada awalnya, arah perlawanan paling tidak sepertinya sepanjang arah z,
dimana orbital pz tersedia. Masuknya donor kemudian bisa membentuk suatu ikatan
yang masih dalam permulaan lemah melalui orbital high-lying. Struktur persegi
piramidal II dalam gambar 6.4 boleh saja dapat dikenali dengan jenis awalnya. Karena
p mestinya pada suatu level energi yang lebih tinggi, maka diharapkan untuk menjadi
lebih dibentangkan dalam ruang (menyebar). Sebagai konsekuensi, tumpangtindih
olehnya akan jadi lebih baik jika orbital pada grup masuk/datang juga menyebar. Ini
pada gilirannya dapat dikorelasi dengan polarizabilitas, yang mana, kita sudah
melihatnya, mempengaruhi laju.
Muatan negatif dalam model elektrostatik untuk efek trans (Gambar. 6.6)
sebagian besar-nya adalah elektron xz dan yz. Karena yz terpolarkan terhadap T,
penolakan dari samping kanan pada orbital yang diduduki akan diharapkan untuk jadi
lebih kuat, dan Y diharapkan untuk jadi didorong ke kiri, ke arah X dan bukannya
kearah T (Gbr. 6.6) dan untuk membentuk madya trigonal bipiramidal III (Gbr. 6.4).
Kwalifikasi/Pembatasan (Qualifications)
Dalam penggambaran corak yang mencolok pada interaksi selama reaksi
substitusi planar persegi, kita melalaikan sejumlah faktor. Secara lebih spesifik :
1. Hanya donor p yang telah dipertimbangkan.
2. Ikatan balik (back-bonding) telah diabaikan.
3. Telah diasumsikan bahwa ligan dirinya sendiri ( khususnya memasuki
ligan) adalah berbentuk bola (spherical). Jika tidak, maka orientasi dan
rotasi sekitar aksis logam-ligan adalah merupakan faktor penting.
4. Pengaruh ligan yang tak pergi telah secara esensial diabaikan. Proses
optimasi pada tumpangtindih sepanjang jalan reaksi mungkin memerlukan
sedapat mungkin perubahan dalam sudut ikatan dan panjang ikatan untuk
ligan tersebut.
5. Fluksionalitas
(5-coordinated),
adalah,
nyatanya bahwa perbedaan pada energi potensial antara struktur seperti itu
secara relatif kecil, telah tak diindahkan. Tanpa perbandingan telah dibuat
antara kemungkinan madya dari isomer atau konfigurasi terkoordinasi-5
(5-coordinated),
pseudorotasi
dan interkonversi,
Berry
atau
suatu
sebagai
putaran
contoh,
mekanisme,
dengan
suatu
telah
tidak
dipertimbangkan.
Dalam suatu perlakuan yang lebih canggih, faktor-faktor termaksud akan pasti harus
diperhitungkan.
Pada kompleks persegi planar labil dari palladium (II), nikel (II), dan platinum
organometalik, penggantian atau pemindahan ligan memudahkan orbital dapat masuk,
dan reaksi dapat lebih cepat.
III
Geometri oktahedral adalah yang paling umum dalam kimia anorganik, dan
ditemukan sepanjang tabel periodik. Diantara kompleks octahedral, cobalt (III)
barangkali yang paling secara luas terinvestigasi senyawa koordinasi-nya. Maka
adalah alamiah untuk memulai mendeskripkan kompleks substitusi octahedral dengan
kompleks tertentu.
Kebanyakan dokumen baik dari reaksi substitusi kompleks cobalt (III)
berlangsung dengan jalan jalan disosiatif (D atau Id) dan dengan jelas berpengaruh
pada sifat dari ligan pergi. Efek dari ligan masuk secara relatif kecil. Laju juga pada
pelarut dan factor-faktor lain.
Pengaruh dari Ligan Pergi
Suatu contoh karakteristik yang disebut hidrolisis asam terjadi dalam media
encer (aqueous), sebagai contoh :
Co(NH3)5X
2+
3+
+ H 2O
Co (NH 3)5OH2
+ X
Untuk kompleks pada jenis umum ini (berbeda dengan X), ada suatu relasi energi
2
bebas linear antara energi bebas pada aktifasi (G ) dan energi bebas untuk reaksi
o
III
Dalam kompleks pada formula umum cis- dan trans- Coen2ACl , dimana A adalah
ligan anionik dengan dirinya tak dapat disubstitusi tetapi mempengaruhi labilitas Cl ,
labilisasi mengikuti kecenderungan :
A dalam posisi trans terhadap Cl :
OH
NO 2 N 3 CN Br Cl SO 4 NCS
Cl Br
NO 2 SO 4 NCS
kasus
khas
adalah
solvolisis
pada
cis-dibromo(tren)cobalt(III).
Data
diringkaskan dalam Tabel 6.4. Adalah jelas nyata dari data termaktub tak ada korelasi
langsung dengan nilai konstanta dielektrik pelarut.
+
k, s
-1
H , kJ mol
-1
-1
S , J deg mol
Formamida
2,7 x 10
-2
42
-134
Dimetilformamida
4,3 x 10
-4
92
Dimetilsulfoksida
7,7 x 10
-4
75
-50
N-Metilformamida
2,5 x 10
-1
Air
2,8 x 10
-2
63
-63
-1
Hukum Laju
Corak umum dari hukum laju untuk jenis berbeda pada reaksi substitusi telah
disebutkan pada Bab 6.6. Disini beberapa aspek tajam akan diujikan, menggunakan
model suatu reaksi anation umum pada bentuk :
Co OH2 + Y Co Y + OH2
Untuk kesederhanaan presentasi, dalam persamaan ini lima ligan tak-pergi
III
pada Co dan muatan telah dihilangkan. grup datang Y adalah suatu anion; grup pergi
X adalah molekul air. Konsentrasi air adalah juga diabaikan, sedang medium
diasumsikan jadi aqueous.
Untuk suatu mekanisme D,
Co
OH2
+ Y
Co
Penerapan
k1
k2
pendekatan
Co
k-1
Co
steady-state
OH2
untuk madya
terkoordinasi-5,
kita
mendapatkan.
d Co Y 1k k2 Co OH
2
Y
dt
k -1 k 2 Y
6.17
Y
k1 Co OH2
dt
6.18
Co OH 2 Y
dt
k 1
6.19
Laju bergantung pada Y, seperti pada suatu mekanisme asosiatif. Kondisi yang
menyerupai kasus seperti itu meliputi suatu konsentrasi yang rendah pada Y.
Pengamatan konstanta laju akan jadi oeder kedua.
Jika k-1 k2[Y] tetapi Y berlebihan, ([Y] [Y]0), laju akan menjadi pseudo
orde pertama dalam [Co OH2).
d Co Y
k 1 Co OH
dt
obs
6.20
Tetapi kala ini pengukuran konstanta pseudo order pertama akan bergantung
pada [Y]0 :
k
k1k 2 Y 0
obs
k -1 k 2 Y 0
6.21
OH2
+ Y
Co
OH2 ..... Y
Co
OH2 ..... Y
Y + OH2
Y
Co OH 2
6.22
1
Jika K[Y] >> 1, persamaan 6.22 mendikte bahwa [Co OH2 Y] >> [Co
OH2], dan kompleks author-sphere pada prinsipnya dapat dideteksi. Pengukuran
hukum laju dimana respek pada spesies dominan ini akan menjadi orde pertama.
d Co
........Y
Y
k1 Co OH2
dt
6.18
Persamaan 6.18 terlihat seperti persamaan 6.18 dan yang disukai dibawah
kondisi-kondisi serupa, yang adalah kala disana kelebihan Y.
Jika K[Y] << 1, spesies dominan adalah Co OH2, maka pengukuran hukum
laju akan mempunyai suatu bentuk yang similar dengan persamaan 6.19 :
d Co
Y
Y
kK Co OH 2
dt
6.19
dengan persamaan
d Co Y
kK Co OH
2
t
0
6.17
dt
1 K Y 0
Dimana nampak seperti persamaan 6.17. Dalam ekspresi ini, [Co OH2]t
adalah jumlah dari konsentrasi dari [Co OH2] dan [Co OH2 Y] pada waktu t dan
sama dengan konsentrasi awal dikurangi konsentrasi dari Co Y terbentuk.
Kesimpulan : Pengukuran hukum laju sendirian bukanlah suatu ukuran diagnostik
yang baik untuk memutuskan antara suatu mekanisme D dan Id. Kombinasi dengan
criteria lain adalah diperlukan. Salah satunya adalah dengan besarnya konstanta laju
dan konstanta keseimbangan. Besarnya dapat diestimasi secara teoritikal atau dengan
analogi atau kadangkala bolehsaja memungkinkan untuk mengukurnya secara bebas.
Demikian, jika pada mekanisme inter-perubahan nilai diharapkan untuk konstanta
kesetimbangan adalah kecil dan kondisi K[Y] >> 1 adalah tak dibenarkan, lalu kasus
6.18 dikesampingkan. Dengan cara yang sama, jika laju untuk proses water-exchange
maka diukur secara bebas,
Co
k'
+ * OH2
OH2
* OH
Co
+ OH2
A
A
trans
Co
-X
Co
I
A
Y
A
produk
:
II ( Y, ekuatorial )
pseudorotasi
+Z
Co
-X
Co
trans
A
-X
produk :
cis
+Z
Y
X
-X
Y
A
+Z
Co
A
produk : c i s
II ' ( Y, aksial
)
A
Y
A
Co
+Z
A
I'
produk : c i s
III
asam. Untuk ligan seperti I , Br dan Cl , laju hidrolisis adalah selalu bebas dengan
keasamaan. Untuk ligan X
n-1
proton, laju bergantung pada konsentrasi ion hydrogen; sebagai contoh, untuk n = 2,
CoX(NH 3 ) 5 H
CoX(NH
k
CoX(NH 3 ) 5 H 2O
CoXH(NH 3 ) 5 H2 O
)32 5
k CoX(NH3 )5 (OH2 )
)
CoX(NH
3 5 ) (OH
2
HX
kompleks k CoX(NH )
1
obs
3 5
total
Laju k
k CoXH (NH )
2
3 5
Tetapi
CoX(NH ) K H CoXH(NH )
3 5
3 5
Dan karenanya
CoX(NH ) k k K H CoX(NH )
2
Laju kobs 1 K H
3 5
3 5
k1 k 2 K H
1K H
Hidrolisis basa (Base hydrolysis) adalah hidrolisis pada media alkali (alkaline),
sebagai contoh :
(H3N)5CoX2+
+ OH
(H3N)5CoOH2+ + X
+ (H 3 N ) 5 C o X 2 +
(H 2 N )(H 3 N ) 4 C o X +
(H
k1
2
O + (H2 N )(H3 N )4 C o X +
-1
k2
2
(H
N )(H3 N )4 C o 2 + + X
(H 3 N ) 4 C o 2 +
+ H 2O
cepat
(H 3
N )5
Co
OH
2+
konjugasi (NH2 dalam pemberian contoh) memberikan suatu kesan percepatan efek.
Hukum laju umum untuk hidrolisis basa diberikan dengan ekspresi :
-
III
2+
(dimana X
antara Cr(DMF)6X
k forward
Cr(NH3)5OH23-n + H2O
rendah tinimbang dalam kompleks air. Pada orbital anti-ikatan urutannya adalah
dibalikkan. Keadaaan transisi untuk asosiasi lewat antibonding eg
diharapkan akan
jadi lebih stabil pada spesies air, dan mekanisme asosiatif diharapkan jadi lebih
disukai.
2+
2+
pelarut air. Ion aqua sangat labil pada alkali,alkali tanah dan pada Cd , Hg , Cu ,
2+
melampaui 10 s . Ikatan antara ion-ion itu dengan dipole air adalah sebagian besar
ionik. Karena itu, labilitas bergantung pada ukuran dan muatan.
Dalam akhir skala yang lain kita mempunyai Cr(H2O)6X
3+
3+
dan Rh(H2O)6X ,
dengan pertukaran waktu paruh beberapa hari. Untuk semua ion, laju pertukaran pada
air adalah cepat.
Tabel 6.5 memuat perbandingan konstanta laju untuk pasangan isoelektonik.
Segi menarik pada tabulasi ini bahwa untuk pertukaran ion M
2+
laju konstanta
pertukaran
air pada
Rasio pada
Konstanta Laju
Pasangan
Rasio pada
Konstanta Laju
10
Cd /In
2+
3+
10
3+
10
Zn /Ga
2+
2+
10
3+
10
Mg /Al
2+
3+
10
Hg /Tl
3+
10
Ca /Sc
2+
3+
10
2+
10
2+
V /Cr
3+
2+
Mn /Fe
2+
Fe /Co
2+
Si /Y
3+
dengan
d [ RCr
dt
III ]
k[RCr
III
][H
d[RCr
III
dt
2 ]
]
[Cr
2
[RCr III ]
]
k k [H ] k [Cr
4
3k
1 2
[H
]
Disini ada satu alur nonkatalitik (k1), satu alur yang dikatalisasi oleh ion
hidrogen (k2) satu dikatalisa oleh Cr
Cr
2+
2+
untuk
akuasi
Kompleks/Alur
I.
II. Alur
path)
asam-terkalisa
(Acid-catalyzed
pada
beberapa
Ea, kJmol
-1
kompleks
ln A
106 2,5
30,7 0,9
79 3,5
17,8 1,4
101 6,5
26,9 2,5
45 2
12,7 0,9
63 3
18,3 1,3
3+
dari karbon ke oksigen, yang dibantu oleh suatu proton. Karbonil oksigen
III
kompleks
II
perpindahan
fragmen
III
Cr
III
telah
secara
parsial
hanya ke karbon. Mekanisme yang diusulkan untuk akuasi dapat diringkas sebagai
berikut:
yang mana difasilitasi oleh asam, mungkin oleh penyerangan H kepada carboksil
III
Untuk alur Cr
diusulkan:
2+
2+
II
2+
III
2+
ditunjukkan menyerang grup carboksilik. Serangan ini sesuai dengan istilah yang
ketiga di dalam hukum laju ( k3). Pada konsentrasi asam lebih rendah, bentuk
hidrolyzed mengambil bagian reaksi, dan bersesuain istilah dalam hukum laju yang
+
Cl
X
X'
Cl
atau
Cl
Br
atau
atau
Br
atau
Br
COOH
atau
H
Muatan formal pada X (atau X) adalah kecil. Ikatan hidrogen pada bentuk
X ---- H
H+
atau
X ---- H
O
H
adalah diharapkan menjadi lemah, dan ia tak diharapkan untuk mempengaruhi laju
pada akuasi secara cukup besar. Dalam demikian kasus mekanisme mungkin
melibatkan suatu dipol-dipol yang direncanakan, dua pusat menyerang :
H
Serangan
pada samping
sebagai
nukleofilik,
(aa)
Cr
Cr
(ab )
H
u n tu k X = I, C O O H
u ntu k X = C l, B r
Perbedaan ikatan putus dalam dua kasus, dan perbedaan produk terbentuk.
+
Jika, sebagai ganti H2O, menyerang spesies H3O , maka proton didorong
keluar oleh muatan formal positif.
Ia menyerang lagi dengan suatu molekul air. Disini tidak ada katalisis asam.
Kasus (b). Contohnya adalah CrCF3, CrCHXX (X = HO, CHO). Mekanisme adalah
serupa dengan (aa), di atas; saat ini, bagaimanapun, pemutusan ikatan difasilitasi oleh
ikatan hydrogen. Sebagai contoh :
H
O
(ba)
H
H
H
H+
CrCH2OH ---- O
(bb)
CrCH2O ---- H
H
O
H
(ba) tidak berbeda banyak dari (bb),dan untuk dalih ini energi aktifasi tidak berbeda
-1
banyak salah satu dari dua (mereka berbeda dengan lebih kurang dari 10 kJ mol ).
Kasus (c). Sebagai contoh :
CrIII
CH
Cr
III
Reaksi tidak dipengaruhi oleh ikatan hydrogen, dan di sini tak ada dipol-dipol
pusat dua (two-center) yang menyerang. Hanya satu alur yang diamati, dan ia
bergantung pada konsentrasi ion hydrogen.
Pada reaksi substitusi platinum (II), kobal (III) dan kromium (III), factorfaktor (sebagai contoh : sifat dasar grup pergi atau sifat dasar grup masuk) bahwa
mempengaruhi substitusi asosiasi dan disosiasi telah diuji. Disini penekanan telah
digeser: alur variasi katalitik untuk substitusi telah diuji, dan ia menunjukkan bahwa
peristiwa yang menarik mungkin sungguh berbeda dari disosiasi atau asosiasi. Lebih
lanjut telah dipertunjukkan bahwa katalis yang sama, sebagai contoh, ion hydrogen,
mungkin bertindak dengan cara yang berbeda tergantung pada substrat dan kondisi.
Red + Ox
Produk
di mana Red adalah agen reduksi dan Ox adalah agen pengoksidasi. Hukum laju
adalah juga sederhana:
Laju = k [Red][Ox]
Di antara contoh di dalam kelas ini adalah semua reaksi transfer-elektron
outer-sphere yang sederhana ( lihat Bab 3).
2. Mekanisme boleh lagi berisi hanya satu redoks reaksi dasar, tetapi juga meliputi
atom- atau grup- tahapan transfer tidak menyertakan perubahan nomor; bilangan
oksidasi yang formal ( e.g., penggantian, transfer proton, pemutusan ikatan).
Format hukum laju akan kemudian tergantung yang di atasnya reaksi ini
mengendalikan laju itu.
Di dalam mekanisme :
+
Co(NH3)4(C2O4) + V2+ (aq)
[Co(NH3)4(C2O4
)V]3+
[Co(NH3)4(C2O4)V]3+ (lambat)
+
CoII + VIII + H2C2O4 + 4NH4 +
(cepat)
molekul air dikoordinir dalam V (aq) dengan separuh kompleks itu. Sesungguhnya,
2+
banyak reduksi oleh V (aq) dipercaya menjadi dikendalikan oleh substitusi ini dan
mempunyai parameter pengaktifan dan tingkat laju yang dapat diperbandingkan.
Dalam contoh yang spesifik, laju adalah
d Co III
2
k V CoIII
dt
III
III
2+
2+
2+
tambahan terhadap langkah electron-transfer, sejumlah substitusi dan langkahlangkah pembentukan ikatan atau pemutusan ikatan :
2+
2+
Cr(H2O)6
Cr(H2O)5
(H3N)5CoCl2+ +
(H3N)5CoClCr(H2O)5
Cr(H2O)5
4+
(H3N)5CoClCr(H2O)5
(H3N)5Co
2+
(H3N)5Co
+
5H + 6H2O
Dimer (H3N)5CoClCr(H2O)5
+ H 2O
4+
2+
2+
2+
Cr(H2O)6
4+
2+
ClCr(H2O)5
(redoks)
+
+ 5NH4
cukup panjang untuk mengambil bagian dalam reaksi asam-basa cepat. Aktifasi
kompleks pada langkah redoks, yang menentukan keseluruhan laju, menyerupai
madya ini.
Laju yang diamati diberi oleh :
2+
III
inner sphere
outer sphere
e
kompleks MX + kompleks YM'
M X M
M X Y M'
M'
Y M'
Di dalam kasus yang kedua, apa yang kita sebut outer-sphere ( XYM) benarbenar suatu struktur jembatan (via Y), dan untuk apa yang kita sebut inner sphere
disana sungguh tidak ada bagian jembatan dalam reaksi antara kompleks. Transfer
elektron yang langsung dari ion logam ke ion metal, meliputi interaksi metal metal,
belum dipelajari dengan sangat banyak.
Kesalahpahaman dapat dihindarkan jika reaksi transfer electron digolongkan
sebagai langsung atau pun tidak. Di dalam kasus yang pertama, elektron ditransfer
secara langsung dari semula kepada orbital final; didalam kasus yang kedua, ketiga
orbital dilibatkan diantaranya. Transfer, sebagai contoh, dari satu ion logam transisi
ke yang lain adalah langsung jika disana terjadi overlap langsung antara orbital e*g
atau t2g. Ia secara langsung jika elektron pertama pergi ke suatu orbital ligand-pusat
(ligand-centered) sebelum berakhir di orbital e*g atau t2g yang akseptor.
Pembedaan antara transfer langsung dan transfer tidak langsung dapat dibuat
hanya jika kesesuaian orbital awal dan akhir dapat dihubungkan secara tidak ambigu.
Dalam kasus yang berikut, transfer elektron adalah langsung.
Br
NO
OH Br OH
O 2 ONO 2
Cl 2 Pt IV Cl6 2
II
Pt Cl4
2
(HOO )Ce
IV
HOO Ce
III
Yang pertama adalah suatu reaksi radikal bebas, yang kedua dan ketiga adalah adisi
oksidatif, dan yang terakhir adalah suatu reduksi eliminasi.
Di dalam contoh yang dikutip ada kontak kesekariban (intimate) antara atom
yang dioksidasi dan satunya yang direduksi. Tidak ada atom lain diantaranya.
Bagaimanapun, transfer langsung dapat dipahami, sekalipun jika atom atau kelompok
lain dikemukakan, tersajikan disitu cukup tumpang-tindih antara orbital donor dan
akseptor. Selanjutnya, reaksi yang berikut dapat dipertimbangkan untuk berproses
sebagai transfer elektron langsung:
3
2
2
3
Ru(NH )
3 6 Ru(ND3 )6 Ru(NH3 )6 Ru(ND3 )6
(H 2O) Cr II FCr III
5
(OH
2
II
III
2 )5 (H2 O)5 Cr FCr
(OH
2 )5
(H2 O)5 Cr
III 2
III
2
F Cr (OH
2 )5
Yang pertama untuk reaksi ini berproses dengan suatu outer-sphere dan yang kedua
oleh suatu inner-sphere kompleks teraktifkan. Dikedua kasus, transfer
adalah
langsung, karena secara energitikal kurang baik untuk mempunyai suatu elektron yang
tertransfer secara awal pada ligan. Tersedia orbital kosong pada ligan tertentu yang
mempunyai energi tinggi.
Contoh dari elektron tidak langsung melalui suatu jembatan monatomik adalah
agak rancu. Seperti itu, jika reaksi
I ICl II Cl
berproses dengan suatu serangan pada sisi yodium, maka dapat diargumentasikan
bahwa tranfer elektron ke klor adalah tidak langsung.
Dengan cara yang sama suatu reaksi
Cl 5Pt
IV
Cl
I Cl Pt
Cl
II
Cl Pt Cl4
ICl
I I COr OH
IV
II COr
OH
II HCrO
Da
epada ligan
2+
yang mana dipostulatkan untuk berproses melalui suatu jembatan oksalat (oxalate)
ganda.
Di reaksi outer-sphere, transfer elektron tak langsung tidak dapat begitu saja
ditiadakan. Pertukaran elektron antara antara Co(Phen)3
12
10
3+
3+
2+
. Perbedaan
yang baik sekali direfleksikan oleh kemampuan ligan phen (1,10 phenanthroline)
untuk menerima elektron dan memainkan peran sebagai mediator suatu penengah.
Dengan amoniak tidak ada kemungkinan seperti itu.
Mediasi Pelarut Dan Elektron Tersolvasi
Perpindahan pada suatu elektron dari reductant kepada bahan pelarut dan
kemudian dari bahan pelarut kepada oxidant dapat berlangsung, tetapi hanya di bawah
keadaan khusus dan tidak umum dalam reaksi oxidation-reduction.Dengan begitu
logam aktif seperti sodium di dalam larutan amonia memberikan elektron tersolvasi,
yang bereaksi dengan substansi terlarut lainnya, sebagai contoh :
elektron
tersolvasi (ammoniated).
Elektron tersolvasi dapat juga dihasilkan dalam larutan aqueous dengan
ionisasi pada molekul pelarutnya (air) oleh sinar atau jenis lain pada radiasi energi
tinggi.
REAKSI OKSIDASI-REDUKSI
SENYAWA-SENYAWA OKSO DAN HIDROKSO.
Peran Labilitas
Di dalam reaksi oksidasi-reduksi senyawa-senyawa okso dan hidrokso yang
menyertakan
(Gambar 7.4.
Waktu paruh (dalam detik) tentang pertukaran grup okso atau molekulmolekul yang terkoordinir air dan air dalam pelarut, dan antara axially dan
equatorially terkoordinir air dalam VO(H20)32+.
Dalam membandingkan labilitas, acuan harus dibuat untuk ion logam yang
sama, status oksidasi yang sama, dan ligand lain yang sama. Sayangnya, data yang
tersedia agak terbatas.
Jika kecepatan reaksi redoks tergantung pada suatu proses substitusi terdahulu,
maka diharapkan bahwa alur yang menyertakan substitusi akan mendominasi. Adalah
berguna bagi mengetahui kecepatan penggantian pada semua lokasi.
Besarnya orde (Order of Magnitude) selama hidup untuk pertukaran dengan
pelarut pada berbagai lokasi dari VO(H20)3 2+.ditunjukkan oleh Gambar 7.4.
Adalah
IV
di mana tidak ada grup labil sama sekali, dan dimana protonasi cepat pada kelompok
oksida adalah suatu prasyarat untuk suatu jalan tempuh titian.
Tiga kasus transfer proton yang dipertimbangkan:
1. Dari bahan pelarut kepada grup oksida atau titian oksigen.
2. Dari air terkoordinasi kepada bahan pelarut
3. Secara intramolekul, sebagai contoh, dari suatu molekul air terkoordinasi ke suatu
oksida terminal atau suatu titian oksigen.
Di dalam kasus yang pertama, laju orde pertama atau kedua dalam ion
hydrogen bergantung pada berapa banyak proton-proton diperlukan. Tentu saja,
banyak oksidasi oleh oxo-anions berlangsung memberikan suatu laju dengan
ungkapan yang umum.
laju k XOm
Y H
l 1,2
Asam Lewis asam secara umum, bukan proton saja, adalah juga diharapkan
untuk mempunyai suatu efek pemercepat.
Proton adalah
juga secara
langsung dilibatkan
VI
Vl
konsentrasi rendah ([Mo ] < 0,1 mM) adalah triokso dan spesies cis-diokso di dalam
keseimbangan dengan masing-masing yang lain:
Peningkatan labilitas disebabkan oleh transfer proton kepad pelarut (kasus 2) dapat
juga dipandang sebagai katalisis basa. Bersesuaian terminologi didalam hukum laju
akan jadi kebalikan di dalam konsentrasi ion hidrogen. Ini dilihat pada kasus, sebagai
contoh, di dalam oksidasi [Mo2O4 2+] oleh lrCI62- atau Fe(Phen)3 3+. Dengan kedua
oksidan, hukum laju berisi dua term terbalik dalam ion hidrogen:
Pada hakekatnya, kasus ketiga pada perpindahan proton bukanlah suatu katalisis
asam. Laju diharapkan untuk menjadi tidak terikat pada konsentrasi ion hidrogen.
Suatu perpindahan proton intramolecular secara kinetik tak dapat dibedakan dari suatu
kasus tanpa redistribusi proton. Suatu istilah acid-independent dalam hukum dapat
dihubungkan dengan salah satunya.
Ekspansi Lapisan Koordinasi
Alur yang lain untuk formasi jembatan adalah melalui perluasan lapisan
koordinasi. Dari segi pandangan formasi cincin khelat, perluasan ini telah yang
dibahas Bab 6, dimana telah ditunjukkan bahwa hal itu dapat dipengaruhi oleh
penambahan satu atau dua proton kepada ligands okso. Arti penting untuk reaksi
redoks adalah bahwa perluasan dapat dicapai dengan mengarahkan penambahan
reductant kepada oxidant.
2-
Didalam reaksi oksidasi oleh suatu oxoanion MO4 , yang berikut dua alur
dapat dipertimbangkan:
1. Pembentukan
koordinasi.
suatu kompleks
Pembentukan
oxidant-reductant
kompleks
ini
dimudahkan
oleh
labilitas
yang
2. Perluasan lapisan koordinasi dalam kaitan dengan suatu formasi oxidantreductant, seperti :
berproses dengan suatu mekanisme outer-sphere tanpa modifikasi yang berarti pada
kelembaman grup oksida atau perubahan struktural berarti.
Struktur lebih rumit seperti isopoly- dan heteropolymolybdates mengalami
reaksi redoks yang digabungkan dengan transfer proton, tetapi lagi tanpa perubahan
struktural penting. Sebagai contoh.
Adalah jelas nyata bahwa logam ion positif akan bertindak dengan suatu cara yang
serupa kepada proton:
ADISI OKSIDATIF
Definisi
Ada beberapa kebingungan seperti apa yang sebaiknya dipertimbangkan
sebagai adisi oksidatif dan kebalikan itu, reduksi eliminasi dan apa yang
sebaiknya bukan. Maka diperlukan untuk menetapkan istilah tersebut secara hati-hati.
Di dalam bagian ini kita membatasi perhatian ke apa yang mungkin kita sebut sebagai
adisi oksidatif disosiatif (dissociative oxidative addition) yang meliputi reaksi seperti
yang berikut:
tetapi lazimnya reaksi seperti itu tidak ditemukan pada aplikasi didalam katalisis.
Dihidrogen, dihalogens, dan alkil halida adalah di antara molekul yang dapat
menambahkan secara oksidatif. Pada umumnya, kompleks bagi molekul yang
7
10
d , d ).
Dalam banyak kesempatan, adisi-oksidatif disertai oleh perluasan lapisan
koordinasi (persamaan 7.1-7.4). Dilain kasus mungkin juga diiringi oleh pengelauaran
satu atau dua ligands yang asli. Perubahan bentuk oksidatif, sebagai contoh, pada
kompleks 5-coordinated ke dalam
ligands asli.
Klarifikasi
Didalam suatu pengertian tatabahasa, seseorang boleh pertimbangkan sebagai
adisi-oksidatif beberapa penambahan yang dihubungkan dengan suatu peningkatan di
dalam bilangan oksidasi formal pada unsur yang menerima substituent yang baru.
Pandangan yang meliputi secara tatabahasa, sebagai contoh. reaksi antara
anion okso, seperti :
yang karakteristik untuk jalur transfer elektron inner-sphere. Itu juga meliputi
pemisahan-atom (atom-abstraction) reaksi radikal bebas,seperti : seperti
Jika pencampuran antara logam orbital d dan orbital yang ganda- ( atau
rangkap tiga-) kuat, maka XY mendekati ikatan tunggal, dan itu dapat dianjurkan
bahwa salah satu dari dua ikatan telah digantikan oleh suatu titian
pencampuran lemah, X == Y mempertahankan karakternya dan reaksi
. Jika
tidak bisa
Mekanisme Kesekariban
Biasanya, ion logam bertindak sebagai asam Lewis. Bagaimanapun, dalam
reaksi adisi-oksidatif
basa atau nukleofilik. Ini adalah sangat esensial untuk alasan mengapa hanya ion
electron-rich yang mengalami reaksi termaksud. Dengan selalu berhubungan, molekul
yang ditambahkan bertindak pada sebagian sebagai suatu elektrofilik (asam). Dari
perspektif ini, tidaklah mengejutkan bahwa sangat umum dari semua asam, proton,
perlu juga bertindak sebagai suatu addendum, sebagai contoh
Ligands dalam kompleks yang orisinal adalah juga di antara faktor yang
menentukan kecenderungan untuk adisi-oksidatif.
Akseptor
kebasaannya
electron
baik seperti
CO dan beberapa
olefins
berkurang
orbital anti ikatan pada addendum, sepanjang yang terakhir ini diisi sebelum
pemutusan ikatan XY.
Ada jalan dua jalan arah orbital tersebut dapat didiami, baik oleh suatu overlap
side-on maupun
pertama tumpang-tindih sesuai dengan suatu keadaan transisi dengan suatu interaksi
three-center (a'), lainnya untuk suatu keadaan transisi dengan interaksi two-center
( b').
terpaksa tumpang-tindih dalam memberikan jalan. Dalam hal ini, kejadian yang
paralel (a') dan (b') adalah mustahil.
Kasus yang pertama untuk dihidrogen, yang hanya sebab disana tidak ada
orbital low-lying lain yang kosong. Dalam H2 gaya koordinasi diharapkan untuk
molekul hetero-nuklir seperti CO. CN dan NO, koordinasi linier sepertinya jadi
dipaksa oleh tumpang-tindih dari orbital lain.
Hoffmann dan teman sekerja menguji bagaimana koordinasi dari perubahan
+ ]
10
10
ikatan XY.
Seperti itu, tepat sebelum adisi-oksidatif, suatu geometri linier dikenakan oleh
pemutusan
ikatan
XY
atau
terjadi
dalam
suatu
pertunjukan
direncanakan:
Reaksi 7.7 diikuti oleh penambahan Y ke MLm. Dicatat bahwa dalam semua
tiga reaksi 7.5-7.7, sebagian maupun
n+2
X, M
n+1
X, M
n+2
2 dan n + 1 pada M, dan solvasi energi adalah di antara faktor yang menentukan
keadaan reaksi itu.
Alkil Halida
Metil fluoride adalah isoelectronik dengan difluorine, dan karena analogi itu
diharapkan untuk mempunyai suatu perilaku serupa. Biasanya, untuk alkil halida
Penambahan di mana ligands trans asli untuk satu sama lain menjadi cis tidak telah
dilaporkan.
Dengan alkil halida, bukti dapat dikutip untuk semua tiga alur 7.5, 7.6, dan
7.7. Suatu perencanaan mekanisme SN2 ( pers 7.5) telah diusulkan, untuk contoh adisi
8
alkyl halide pada kompleks khelat d Co , tetapi suatu mekanisme radikal bebas
II
3-
dan untuk
2+
Cr (en)3 . Reaksi
dapat dikutip sebagai suatu contoh suatu reaksi yang terjadi menurut persamaan 7.6.
Siklometalasi
Siklometalasi adalah suatu adisi oksidatif intramolekular pada suatu grup C
H yang mendorong ke arah struktur siklis (chelate). Grup hidrokarbon menjadi bagian
dari ligand yang siap terikat pada ion logam tersebut.
Langkah pertama dalam prose situ dapat direpesentasikan oleh skema berikut
ini :
ELIMINASI REDUKTIF
Klasifikasi dan Klarifikasi
Reduktif eliminasi adalah kebalikan adisi oksidatifkebalikan dalam suatu
pengertian konseptual, yang tidak harus reaksi kebalikan. Lazimnya, bukan kelompok
yang sama yang menambahkan secara oksidatif kepada suatu kompleks dan kemudian
dieliminasi secara reduktif dari kompleks yang sama itu. Terlepas dari yang lain-lain,
jika ada daya penggerak cukup untuk adisi oksidatif, maka kesempatan tersebut tidak
cukup daya penggerak untuk bersesuaian dengan eliminasi reduktif.
Reduktif eliminasi adalah kebalikan adisi oksidatif dalam pengertian lain juga.
Dalam adisi oksidatif " tujuan" untuk fragmen-fragmen " yang ditambahkan" boleh
bertukar-tukar. Fragmen-fragmen yang ditambahkan boleh berakhir terikat pada ion
logam yang sama atau sebagian lepas ke dalam larutan. Dengan analogi, kita boleh
pertimbangkan sebagai reduktif eliminasi semua proses yang mendorong ke arah
pembentukan suatu molekul dari fragmen yang terikat pada ion logam yang sama atau
ke ion logam berbeda atau bagi suatu atom nonlogam atau kedatangan dengan
sebagian dari larutan itu. Bagaimanapun, tujuan "reduktif" membuat-nya perlu bahwa
dalam proses bilangan oksidasi formal ion logam pusat harus berkurang.
Lalu, yang berikut reaksi umum dapat digolongkan seperti elimiasi-reduktif.
Dalam persamaan 7.8 dan 7.9, jika X = H dan Y = C (contoh alkil atau aril
terikat pada karbon), eliminasi reduktif mengakibatkan pembentukan suatu ikatan
karbon-hidrogen. Jika X = C dan Y= C, eliminasi reduksi mengakibatkan
pembentukan suatu ikatan karbon-karbon. Jika X= H dan Y= H, eliminasi reduksi
mengakibatkan pembentukan dihidrogen. Dalam semua kasus ini fragmen pada
awalnya harus suatu logam.
Dalam persamaan 7.10 dan 7.11 ada lagi pembentukan ikatan CH dan C
C, tetapi sekarang tidaklah hanya ikatan kepada logam yang putus, tetapi juga
sebagian dari ikatan CH yang orisinal.
Eliminasi reduksi tidaklah terbatas pada senyawa karbon-hidrogen, tetapi
senyawa ini yang mempunyai interes praktis yang terbesar.
Mekanisme
Mekanisme dapat secara intra- atau intermolekular.
Intramolekular
Ini adalah kebalikan alur uraian adisi oksidatif. Contoh berikut dapat yang dikutip (
L= fosfin. R= CH3, CH2CH3, CH2CH2CH3).
Dicatat bahwa reaksi yang baru saja dikutip dapat juga diperlakukan sebagai
penyisipan ke dalam ikatan logam-hidrogen atau logam-karbon.
Intermolekular
Yang berikut subkategoris mekanisme intermolekular yang telah diamati.
(a) Radikal bebas (intermolecular)
atau dengan larutan atau dengan beberapa scavenger, dan/atau penggabungan kembali
dengan radikal lain, sebagai contoh.
Contoh 1
Contoh 2 :
Disproporsionasi Reduktif
Keseluruhan eliminasi reduktif reaksi 7.10 adalah juga dikenal sebagai
Disproporsionasi Reduktif. Itu dipercaya bahwa step pertama dalam reaksi ini adalah
suatu transfer intramolekular hidrogen kepada logam (-eliminasi).
Reaksi 7.11 dapat juga ditandai seperti Disproporsionasi Reduktif dan dapat sedikit
berproses dengan suatu mekanisme serupa:
Kecuali bahwa sekarang eliminasi reduktif dari logam alkil hidrida berlangsung
secara intramolekular.
kebingungan,
pertama
Dalam sistem dipertimbangkan, serangan oleh ion logam berproses dua langkah
berurutan: kemungkinan untuk serangan yang simultan bersama oleh dua ion logam
adalah sangat rendah.
Langkah Pertama
Yang berikut dua mode serangan telah didokumentasikan:
dengan X= O atau C.
2+
3+
2+
molekul yang tak jenuh dalam suatu cara (a) dan Cr (aq) (d4) dan Eu (aq) dalam
cara (b).
Catat bahwa dua gaya ini sesuai dengan gaya adisi oksidatif pada alkil halida
Bagian 7.6, kecuali bahwa konfigurasi (b') telah dilukiskan sebagai linier, sedangkan
geometri (b) untuk interaksi logam-olefin yang nonlinear.
Struktur (a) dan ( b) dapat juga diperlakukan sebagai ion radikal (yang disingkat
atau hanya M
n+1
n+2
dengan R. R' adalah alkil. Di sini menghasilkan kompleks yang secara koordinatif tak
jenuh dan siap bereaksi dengan ligand lain. Reaksi dapat juga dianggap seperti reaksi
rekombinasi radikal intramolekul.
Kita dapat juga tulis analog reaksi intermolekular (bimolekular).
c) Serangan lebih lanjut M yang lain, melalui jalan pada formasi sementara carbon
carbon atau carbonoxygen jenis titian.
Dalam gaya (a), serangan oleh kedua M memerlukan suatu keselipan yang
sebelumnya pada M pertama ke arah C.
(d) Formasi Radikal Bebas. Karena Mol sendiri adalah suatu ion radikal, maka ia
dapat dipisah ke dalam suatu ion dan suatu radikal bebas organik:
Kedua jenis pada sisi kanan adalah tidak stabil; l sebab ia merupakan suatu radikal
bebas, dan M sebab ia secara koordinasi adalah tak jenuh. Bagaimanapun, dalam
kehadiran penderma kuat (seperti suatu molekul air dalam larutan mengandung air),
M dapat distabilkan, dan reaksi dikemudikan ke sebelah kanan.
(e) Dimerisasi
dengan RR adalah dimmer. Dimerisasi dapat juga dianggap sebagai suatu rekombinasi
radikal bebas intermolecular.
(f) Disproporsionasi.
Langkah kedua
Langkah yang kedua adalah suatu transfer electron intramolekular dan dapat
dipelajari secara terpisah tanpa kesulitan, yang pertama secara sederhana memulai
dengan suatu senyawa dimerik.
n
M XM
yang mengandung unsur M dalam dua keadaan oksidasi berbeda (campuran valensi)
atau dua unsur-unsur berbeda M dan M'.
Tiga contoh yang terkenal dari senyawa campuran valensi dicampur adalah
yang berikut:
II
III
dua ion logam sebagian besar dilokalisir, dan kita boleh katakan bahwa satu
ruthenium adalah dalam keadaan oksidasi II dan lainnya dalam keadaan oksida III.
Sebaliknya interaksi dalam kompleks (c) adalah kuat, dan orbital adalah tak
terlokasilisir. Elektron ekstra diberikan bersama oleh dua ion ruthenium, yang
ekuivalen; keadaan oksida dari tiap salah satu darinya mungkin dianggap ke 2.5.
(pada pelajaran lain). Kasus dari kompleks (b) adalah intermediate.
III
-1
[Ru , Ru ] (b), sebagai contoh, vibrasi rocking amoniak diamati pada 790 cm ,
II
II
III
-1
dan dalam
-1
kompleks [Ru , Ru ] pada 820 cm . Dalam kompleks (c), keduan ikatan tripel
II
III
adalah ekuivalen. Jika kita mempunyai beda ion Ru dan Ru , dua ikatan rangkap
tiga ini mempunyai perbedaan frekwensi regangan, dimana ini bukanlah suatu kasus.
Beberapa Implikasi Mekanistis
Dalam kompleks (c) pengeluaran energi untuk memindahkan elektron dari
satu lokasi kepada lainnya adalah sepele, seperti dalam logam. Dalam kompleks (a)
suatu jumlah energi cukup adalah diperlukan, seperti dalam insulator. Kompleks
intermediat (b), seperti pada semikonduktor .
Dalam suatu mekanisme seperti yang diberi oleh persamaan 7.14, transfer
elektron via suatu kompleks jenis (c), kemudian mempunyai suatu kontribusi kecil
kepada keseluruhan energi pada aktifasi; via suatu untuk kompleks jenis ( b) lebih
besar; dan via suatu untuk kompleks jenis (a), bahkan lebih besar.
Ini juga mengandung pelajaran untuk mengingat bahwa faktor termal
mempengaruhi transfer elektron (tanpa serapan cahaya) dan transfer elektron
photoinduced secara esensial sama. Suatu korelasi kemudian diharapkan antara
kecepatan transfer elektron dan posisi pita antarvalensi. Tetapi lebih banyak tentang
ini dalam Seksi lain.
TRANSFER DUA-ELEKTRON
Reaksi Komplementer dan Nonkomplementer.
Reaksi
oksidasi
reduksi
yang
menyertakan
perubahan
two-electron
dapat
Reduksi ikatan ganda oleh reagent one-electron (Bagian 7.8) adalah juga suatu proses
nonkomplementari.
Dalam kasus serupa ini, pertanyaan secara alami datang ke fikiran apakah
transfer dua elektron berlangsung langkah one-electron berurutan atau secara
serempak dalam langkah two-electron tunggal.
Dalam reaksi noncomplementary, transfer two electrons yang bersama nampak
mau tidak mau, sebab itu harus melibatkan suatu tumbukan three-body atau
pembentukan suatu intermediate tidak stabil dengan suatu bilangan oksidasi tidak
biasa. Di dalam kasus kemungkinan yang manapun
rendah.
Dalam reaksi komplementer, kesempatan untuk transfer two-electron menjadi
lebih
baik
kendati
Sesungguhnya,
dalam
kemungkinan
quantum-mechanical
yang
rendah.
melibatkan suatu perubahan bilangan oksidasi kromium dengan satu unit. Ada reaksi
serupa yang menyertakan perubahan oleh dua unit, sebagai contoh:
Bagaimanapun, haruslah dicatat lagi bahwa kendati fakta bahwa kita sering
menggunakan terminologi seperti " transfer one-electron " atau " transfer twoelectron perubahan dalam muatan yang riil di sekitar atom masing-masing adalah
jauh lebih kecil.
Sedikit eksperimen sudah menunjukkan bahwa dalam langkah pertama reaksi
-
antara ClO3 dan SO2 adalah transfer total pada atom oksigen dari oxidant kepada
reductant, dapat dipahami dengan pendalilan pada alur yang berikut:
2-
Ketika penetapan bilangan oksidasi formal oksigen terhitung seperti ion oksida (O ),
transfer atom oksigen seperti digambarkan di atas secara formal setara dengan suatu
perubahan two-electron.
Skema sederhana ini untuk transfer atom oksigen tidak sama sekali satusatunya cara untuk menginterpretasikan hasil itu. Skema yang lebih rumit mungkin
adalah diusulkan dengan langkah transfer melibatkan air (pelarut) dan proton dan ion
hidroksida. Setidaknya, efek total adalah suatu transfer atom dan perubahan serentak "
two-electron"
Suatu contoh pelibatan transfer total suatu ion hal positif disajikan oleh reaksi
PtII(NH3)4
2+
Sekali lagi, ada mekanisme lain layak yang dapat didalilkan, tetapi dalam banyak
kasus hasil yang nyata adalah transfer ion positif, secara bebas tentang ya atau
tidaknya ion ini sungguh ditransfer seperti itu.