BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Memiliki beberapa orang ahli dalam mendidik staf perawat dan agar dapat
bekerjasama dalam pelayanan pasien
Memiliki prosedur untuk pelaporan resmi dan pengkajian ke Renal Registri Indonesia
Didukung oleh semua yang ahli dalam diagnostik dan terapi; seperti ahli penyakit
dalam, ahli bedah Vaskuler, ahli bedah Urologi, dan lain-lain
Memiliki staf ahli pelayanan tindakan CAPD Continous Ambulatori Peritonial
Dialisis ), dan pelayanan Home dialisis.
Memiliki alat-alat untuk pemantauan khusus, prosedur diagnostik danterapi khusus.
Memiliki Mesin Hemodialisis 34 Unit
Memiliki Staff Tata Usaha yg melakukan Pendaftaran,Pelaporan dan Peng klaiman
tindakan Hemodialisis
1.2.
PERAWAT HEMODIALISIS
-Pengertian : Perawat HD (buku panduan pelayanan tindakan Hemodialisis)
KualifikasiPerawat HD :
1. Perawat pelaksana minimal D 3 keperawatan, memiliki sertifikat pelatihan Intensif
Ginjal Indonesia, dengan pengalaman klinik minimal 2 tahun dilingkup keperawatan
2. Ketua Tim ( penanggung jawab shif ) : minimal D3 keperawatan, dan bersertifikat
Pelatihan Intensif Ginjal pengalaman kerja di HD minimal 5 tahun, serta mempunyai
sertifikat pelatihan tambahan.
3. Perawat kepala ruangan Hemodialisis primer dan sekunder : Ners bersertifikat
pelatihan Intensif Ginjal dengan pengalaman sebagai ketua tim HD minimal 5 tahun
dan memiliki sertifikat menagemen keperawatan.
Memiliki sertifikat PK I
BAB II
I. STANDAR PROFESI
2.1. STANDAR KOMPETENSI HEMODIALISIS
Harus mampu memahami semua Konsep Keperawatan Dasar:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
ATLS
ECG Dasar
Pelatihan Perawatan Intensif Ginjal
Pelatihan Perawatan CAPD
ICU DASAR
RJP/ PPGD
Infeksi Nosokomial
CRRT
Pasien Safety
Perawatan Transplantasi Ginjal
Perawatan Vaskuler acces
Fungsi
DEFINISI
Kode etik adalah pernyataan standar profesional yang digunakan sebagai pedoman
perilaku
dan
menjadi
kerangka
kerja
untuk
membuat
keputusan.
Aturan yang berlaku untuk seorang perawat Indonesia dalam melaksanakan tugas/fungsi
perawat adalah kode etik perawat nasional Indonesia, dimana seorang perawat selalu
berpegang teguh terhadap kode etik sehingga kejadian pelanggaran etik dapat dihindarkan.
Kode etik adalah suatu pernyataan formal mengenai suatu standar kesempurnaan dan
nilai kelompok. Kode etik adalah prinsip etik yang digunakan oleh semua anggota kelompok,
mencerminkan penilaian moral mereka sepanjang waktu, dan berfungsi sebagai standar untuk
tindakan profesional mereka.
Kode Etik Keperawatan adalah pernyataan standar professional yang digunakan
untuk bimbingan perilaku & sebagai framework untuk pengambilan keputusan
Kode etik keperawatan di Indonesia telah disusun oleh Dewan Pinpinan Pusat Persatuan
Perawat Nasioanl Indonesia (DPP PPNI) melalui munas PPNI di Jakarta pada tangal 29
November1989
2.
TUJUAN
Pada dasarnya, tujuan kode etik keperawatan adalah upaya agar perawat, dalam
menjalankan setiap tugas dan fungsinya, dapat menghargai dan menghormati martabat
manusia. Tujuan kode etik keperawatan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Merupakan dasar dalam mengatur hubungan antar perawat, klien atau pasien, teman
sebaya, masyarakat, dan unsur profesi, baik dalam profesi keperawatan maupun
dengan profesi lain di luar profesi keperawatan.
2. Merupakan standar untuk mengatasi masalah yang dilakukan oleh praktisi
keperawatan yang tidak mengindahkan dedikasi moral dalam pelaksanaan tugasnya.
FUNGSI
Kode etik perawat yang berlaku saat ini berfungsi sebagai landasan bagi status
perawat
memberikan
sarana
pengaturan
diri
sebagai
profesi.
Respek diartikan sebagai perilaku perawat sebagai pemimpin yang menghormati atau
pasien yaitu hak untuk dihargai, hak untuk menerima dan menolak trietmen.
Penghargaan perawat terhadap pasien diwujudkan dalam pemberian asuhan yang
2. Otonomi
1. Otonomi berkaitan dengan hak seorang pemimpin untuk mengatur dan membuat
keputusannya sendiri meskipun demikian masih terdapat berbagai keterbatasan, terutama
yang berkaitan dengan situasi dan kondisi, latar belakang individu, campur tangan
hukum dan tenaga kesehatan profesional yang ada.
2. Pada prinsipnya otonomi berkaitan dengan hak seorang pemimpin untuk memilih bagi
diri mereka sendiri, apa yang menurut pemikiran dan pertimbangannya merupakan hal
yang terbaik.
3. Dengan demikian akan melibatkan konsep diri dalam menentukan nasib atau
mempertanggung jawabkan dirinya sendiri
3. Beneficence (kemurahan hati)
a. Kemurahan hati berkaitan dengan kewajiban untuk melakukan hal yang baik dan tidak
membahayakan orang lain.
b. Kesulitan muncul pada waktu menentukan siapa yang harus memutuskan hal yang
terbaik untuk seseorang.
c. Pada dasarnya diharapkan seseorang dapat membuat keputusan untuk dirinya sendiri
kecuali bagi mereka yang tidak dapat melakukannya seperti bayi, orang yang secara
mental tidak kompeten dan pasien koma.
d. Permasalahan lain yang muncul berpusat pada apa yang disebut baik dan apa yang
disebut tidak baik.
e. Sebagai contohnya adalah suatu keputusan yang harus diambil, apakah lebih baik,
menopang dan memperpanjang hidup dalam menghadapi semua ketidak mampuan atau
lebih baik memperbolehkan seseorang untuk meninggal dan mengakhiri penderitaannya.
Tentu saja memerlukan pertimbangan yang sangat hati-hati.
4. Non-Maleficence
1. Prinsip ini berkaitan dengan kewajiban perawat untuk tidak dengan sengaja
menimbulkan kerugian atau cidera.
2. Kerugian atau cidera dapat diartikan adanya kerusakan fisik seperti nyeri, kecacatan,
kematian atau adanya gangguan emosi yang antara lain adalah perasaan tidak berdaya,
merasa terisolasi dan adanya kekesalan.
3. Kerugian juga dapat berkaitan dengan ketidak adilan, pelanggaran atau berbuat
kesalahan.
4. Beberapa kewajiban yang berasal dari prinsip non-maleficence antara lain adalah suatu
larangan seperti: jangan membunuh atau menghilangkan nyawa orang lain, jangan
menyebabkan nyeri atau penderitaan pada orang lain, jangan membuat orang lain tidak
berdaya , jangan melukai perasaan orang lain, Prinsip ini berkaitan dengan kewajiban
pemimpin untuk selalu berada dalam kebenaran, tidak berbohong dan tidak menipu
orang lain.
5. Veracity (Kejujuran)
1. Prinsip ini berkaitan dengan kewajiban perawat untuk mengatakan suatu kebenaran,
tidak berbohong atau menipu orang lain.
2. Kejujuran adalah landasan untuk informed consent yang baik.
3. Perawat harus dapat menyingkap semua informasi yang diperlukan oleh pasien maupun
keluarganya sebelum mereka membuat keputusan.
6. Konfidensialitas (Kerahasiaan)
1. Prinsip ini berkaitan dengan penghargaan perawat terhadap semua informasi tentang
pasien/klien yang dirawatnya.
2. Pasien/klien harus dapat menerima bahwa informasi yang diberikan kepada tenaga
profesional kesehatan akan dihargai dan tidak disampaikan/diberbagikan kepada pihak
lain secara tidak tepat.
3. Perlu dipahami bahwa berbagi informasi tentang pasien/klien dengan anggota kesehatan
lain yang ikut merawat pasien/klien tersebut bukan merupakan pembeberan rahasia
selama informasi tersebut relevan dengan kasus yang ditangani.
7. Fidelity (Kesetiaan)
1. Kesetiaan berkaitan dengan kewajiban untuk selalu setia pada kesepakatan dan tanggung
jawab yang telah dibuat.
2. Setiap tenaga keperawatan mempunyai tanggung jawab asuhan keperawatan kepada
individu, pemberi kerja, pemerintah dan masyarakat.
3. Apabila terdapat konflik diantara berbagai tanggung jawab, maka diperlukan penentuan
prioritas sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada .
8.
1.
2.
3.
Justice (Keadilan)
Keadilan berkenaan dengan kewajiban untuk berlaku adil kepada semua orang.
Perkataan adil sendiri berarti tidak memihak atau tidak berat sebelah.
Azas ini bertujuan untuk melaksanakan keadilan dalam transaksi
dan
II.
Perawat dan Praktek
1. Perawat memelihara dan meningkatkan kompetensi dibidang keperawatan melalui
belajar terus menerus
2. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai
kejujuran professional yang menerapkan pengetahuan serta keterampilan keperawatan
sesuai dengan kebutuhan klien
3. Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi yang akurat dan
mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi seseorang bila melakukan
konsultasi, menerima delegasi dan memberikan delegasi kepada orang lain
4. Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan selalu
menunjukan perilaku profesional
III.
No
NAMA
L/P
USIA
PEND
II
PK I /
NOVICE
PK II /
ADVANCE
BEGINNER
PK III
COMPETENT
PKIV /
PROFICIENT
PK V /
EXPERT
VI
VII
VII
IX
III
IV
48
S-I
47
S-I
49
D-III
4
5
P
P
49
43
D-III
S-I
V
V
42
D-III
47
S-I
2
3
Nurhayati, AMK
52
D-III
37
S-I
10
36
S-I
11
45
D-III
12
35
D-III
13
Marianta Sinabang,AMK
Susanna Maya Devi Harahap,
AMK
29
D-III
14
31
S-I
15
39
D-III
16
30
D-III
17
35
D-III
18
26
D-III
19
29
D-III
20
33
D-III
Catatan :
1. Kewenangan untuk melakukan tindakan tersebut oleh perawat vokasi dan nurse harus
mengacu pada kriteria unjuk kerja (KUK) dan penjenjangan kompetensi
2. Melakukan dalamkompetensi dimaksud adalah tindakan keperawatan langsung dan
tidak langsung yang diberikan kepada pasien
3. Mengelola melakukan asuhan keperawatan mandiri dengan menggunakan pendekatan
proses keperawatan melakukan koordinasi interdisiplin dan menginisasi proses
perubahan/innovasi sehingga tercapai tujuan asuhan keperawatan yang bermutu
3.
4.
5.
6.
C. Pengembangan Profesional
1. Mampu melaksanakan upaya peningkatan profesional dalam praktik keperawatan
2. Mampu menggunakan hasil riset dalam praktik keperawatan
3. Mengikuti pendidikan berkelanjutan sebagai wujud tanggung jawab profesi
a. Mampu mengevaluasi kinerja praktik diri sendiri
b. Melibatkan diri secara aktif dalam kegiatan ilmiah keperawatan
SYARAT PENDIDIKAN PERAWAT KLINIK ( PK ) HEMODIALISIS
1. Pendidikan minimal SPK/SPR dengan pengalaman < 10 tahun
2. D3 keperawatandengan pengalaman 2 tahun atau D3 keperawatan dan SPK dengan
pengalaman 5-10 tahun
3. S1 keperawatan program Ners ( A ) atau S1` keperawatan program Ners ( B) dengan
pengalaman selama D3 keperawatan 1-2 tahun
4.
SYARAT TAMBAHAN PERAWAT KLINIK ( PK I) HEMODIALISIS
1. Memiliki sertifikat uji kompetensi perawat klinik I generalis
2. Menguasai tehnik bantuan hidup dasar
Perawat Klinik II ( PK II )
A. Praktik Profesional, Etis,Legal dan Peka Budaya
1. Mampu menunjukkan perilaku bertanggung gugat terhadap Praktik Profesional
a. Bertanggung gugat dan bertanggung jawab terhadap keputusan dan tindakan
Profesional ( perawat dapat menjelaskan alasan secara ilmiah pada setiap tindakan
Hemodialisis ) yang dilakukan.
b. Mengenal batas peran dan kompetensi diri (perawat mengetahui batas
kemampuannya sehingga tidak melakukan tindakan diluar batas-batas
kemampuannya )
c. Mampu menunjuk atau mengkonsultasikan kepada yang lebih ahli ( merujuk
kepada perawat dengan kompetensi yang lebih tinggi tingkat kepakarannya
2. Mampu melaksanakan Praktik keperawatan Hemodialisis berdasarkan kode etik
keperawatan Indonesia dan standart PPGII dan memperhatikan budaya
a. Menghormati hak Privacy pasien/klien
b. Menghormati hak klien/pasien untuk mendaptkan informasi ( perawat
Hemodialisis dapat memberikan penjelasan tentang hak-hak klien/pasien
c. Mampu menjamin kerahasiaan dan keamanan informasi tentang status kesehatan
pasien/klien ( perawat tidak menyebarkan informasi tentang klien/pasien kepada
yang tidak berhak )
d. Mampu mengembangkan praktik keperawatan tentang Hemodialisis untuk dapat
memenuhi rasa aman dan menghargaimartabat klien/pasien
e. Mampu mmemberikan asuhan keperawatan Hemodialisis dengan memperhatikan
adat istiadat dan budayaklien/pasien
f. Menjalankan peran advoaksi untuk melindungi hak-hak manusia sebagimana yang
diuraikan dalam kode etik keperawatan indonesia ( perawat mampu melindungi
klien/pasien dan tindakan yang dapat merugikan baik fisik maupun material
3. Mampu melaksanakan praktek secara ilegal
a. Melaksanakan praktik sesuai dengan kebijakn institusi dan nasional
b. Menunjukkan tindakan yang sesuai dengan regulasi yang berlaku terkait praktik
keperawatan Hemodialisis dan kode etik keperawatan
C. Pengembangan Profesional
1. Mampu melaksanakan upaya peningkatan profesional dalam praktik keperawatan
Hemodialisis
a. Mampu meningkatkan dan menjaga citra keperawatan Hemodialisis yang
profesional
b. Memiliki kontribusi dalam pengembangan Praktik keperawatan Hemodialisis
yang Profesioanl
KOMPETENSI UMUM
HEMODIALISIS
PERAWAT
KLINIK
III
PK
III
PERAWAT
1. Memahami dan mampu menunjukkan pola kerja yang mengacu pada visi, misi
Rumah Sakit, Falsafah dan tujuan Divisi Keperawatan Hemodialisis , Kode etik
keperawatan Indonesia, tujuan dan sasaran kerja ruangan yang mengacu pada standar
perawatan PPGII.
2. Memahami, mentaati,dan disipin terhadap peraturan Rumah Sakit
3. Semua Kompetensi Umum PK II
4. Mampu Memberikan masukan dan ide dalam penyusunan kebijkan dan prosedur
divisi keperawatan Hemodialisis ,melaksanakannya sebagai standar kerja ,mengawasi
dan mengevaluasi efektifitas penerapannya
KOMPETENSI
PERAWAT MANAJER
LEVEL
Perawat
Manajer I
PENDIDIKAN DAN
KOMPETENSI
PENGALAMAN KERJA
1.Minimal
D-III Perawat mampu:
keperawatan
1. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien
2. Bertanggung jawab terhadap suvervisi tenaga keperawatan
dan penunjang lainnya
3. Bertanggung jawab terhadap kualitas asuhan keperawatan
- Pemberian asuhan keperawatan
- Kepatuhan terhadap standar asuhan keperawatan
- Memfasilitas hubungan kolaborasi interdisiplin pada waktu
dians
4. Menyelesaikan masalah pelyanan keperawatan pada waktu
5.
6.
7.
8.
9.
LEVEL
Perawat
Manajer II
dinas
Mengavaluasi dan mengandalkan pelayanan keperawatan
Membuat laporan kondisi pasien dan pelayanan
Melaporkan masalah-masalh pelayanan keperawatan yang
tidak dapat diatasi saat itu kepada penyela ( supervisor/duty
manager )
Melaksanakan rapat berkala ruangan
Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan
PENDIDIKAN DAN
KOMPETENSI
PENGALAMAN KERJA
1. Minimal Ners
Perawat mampu :
2. Masa kerja minimal
1. Merencanakan pelayanan keperawatan sesuai kebutuhan
5
tahun
dalam
pasien
pelayanan
2. Menunjukkan dan memberikan pengarahan kepada ketua
keperawatan
Tim dan perawat pelaksana yang akan bertugas
3. Tambahan
3. Mengikuti serah terima pasien dan shift sebelumnya
pendidikan
dan
4. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien
pelatihan
bidang
5. Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan dan
manajemen
mengatur penugasan/penjadwalan bersama ketua Tim
keperawatan
6. Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan
7. Mengatur dan mengendalikan kegiatan pelayanan
keperawatan ruangan
8. Mengimformasikan hal-hal yang dianggap penting yang
berhubungan dengan pelayanan keperawatan
LEVEL
Perawat
Manajer
III
PENDIDIKAN DAN
KOMPETENSI
PENGALAMAN KERJA
1. S1 Keperawatan/Ners + Perwat mampu :
Pengalaman kerja 9
1. Membuat usulan petunjuk pelaksanaan ( juklak )
tahun + sertifikat
petunjuk tknis ( juknis ) dan SPO pelayanan
2. S2
Keperawatan
keperawatanagar pelaksanaan tugas mempunyai
( Spesialis 1 ) +
standar
pengalaman kerja 2
2. Membuat strategi action plan jangka pendek untuk
tahun
beberapa ruangan agar mempunyai sasaran dengan
3. S3
Keperawatan
indicator pencapaian yang jelas
(
Sepesialis
2)
+
3. Membuat jadwal kegiatan atau action plan agar sasaran
pengalaman kerja 0
dapat dicapai tepat waktu
tahun
4. Melakukan
monitoring
secara
tepat
dan
berkesinambungan
terhadap
seluruh
kegiatan
diwilayah tanggung jawab dalam upaya quality control
5. Menunjukkan dan memberi pengarahan kepada kepala
ruangan
6. Mengidentifikasi jumlah perawatyang dibutuhkan
bersama kepala ruangan
7. Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan
8. Mengatur dan mengendalikan kegiatan pelayanan
perawatan
9. Mengimformasikan hal-hal yang dianggap penting
yang berhubungan dengan pelayanan keperawatan
10. Membimbing kepala ruangan yang mengalami
kesulitan dalam melaksanakan tugasnya
11. Melakukann kolaborasi dengan profesi dan unit lain
yang terkait
12. Mengidentifikasi dan mengatasi masalah yang ada
13. Melaksanakan dan mengawasi peraturan dan kebijakan
RS yang berlaku
14. Mengkoordinir ketersediaan fasilitas sarana antar
departemen
15. Membuat usulan tentang penegembangan staff
16. Mengikuti ronde medis dan keperawatan
17. Melaksanakan penilaian kinerja kepala ruangan
18. Membuat laporan bulanan, tahunan tentang kegiatan
pelayanan keperawatan
19. Menghadiri rapat berkala ruangan
20. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan
LEVEL
Perawat
Manajer
IV
PENDIDIKAN DAN
KOMPETENSI
PENGALAMAN KERJA
a. S2
Keperawatan Perawat mampu:
(
sepesialis
1
1. Menyusun rencana kerja jangka pendek, agar pelaksanaan
keperawatan/ners
pekerjaan mempunyai arah yang jelas
sepesialis ) + pengalaman
2. Mengkomplisa rencana anggaran tahunan
kerja 4 tahun
3. Membuat perencanaan rotasi dan mutasi tenaga
b. S3
Keperawatan
keperawatan
(
spesialis
2
4. Menyusun rancangan orientasi perawat baru/perawat yang
keperawatan/Ners,
baru menyelesaikan pendidikan serta penempatannya
Spesialis konsultan +
5. Menyususn dan revisi SPO, SAK dan Standar
pengalaman kerja 1 tahun
6. Membina staff pada level dibawahnya
7. Melaksanakn ronde dan ilmiah keperawatan secara
berkala
8. Mengkoordinir kesediaan fasilitas sarana departemen
9. Mengikuti ronde medis dan keperawatan
LEVEL
Perawat
Manajer
IV
PENDIDIKAN DAN
KOMPETENSI
PENGALAMAN KERJA
1. S2
Keperawatan Perawat mampu:
(
sepesialis
1
18. Menyusun rencana kerja jangka pendek, aga
keperawatan/ners
pelaksanaan pekerjaan mempunyai arah yang jelas
sepesialis
)
+
19. Mengkomplisa rencana anggaran tahunan
pengalaman kerja 4
20. Membuat perencanaan rotasi dan mutasi tenaga
tahun
keperawatan
2. S3
Keperawatan
21. Menyusun rancangan orientasi perawat baru/perawa
(
spesialis
2
yang
baru
menyelesaikan
pendidikan
serta
keperawatan/Ners,
penempatannya
Spesialis konsultan +
22. Menyususn dan revisi SPO, SAK dan Standar
pengalaman kerja 1
23. Membina staff pada level dibawahnya
tahun
24. Melaksanakn ronde dan ilmiah keperawatan secara
berkala
25. Mengkoordinir kesediaan fasilitas sarana departemen
Indikator Ketercapaian
Perencanaan
2.
3.
4.
Implementasi
Menerapkan prinsip
infeksi Nosokomial
Ketepatan
mempriorotaskan
masalah
Masalah yang didapat dari keperawatan hasil analisis dan berdasarkan
hasil analisis data dinilai kebutuhan maslow dan urgensinya
berdasar teori kebutuhan
dasar
manusia
dan
urgensinya
Ketepatan menentukan indicator keberhasilan
Tujuan dan kriteria hasil tujuan dan criteria hasil
dirumuskan
Mengidentifikasi tindakan keperawatan untuk
Tindakan
keperawatan menyelesaikan masalah
diidentifikasi
untuk
mengatasi masalah
Tindakan keperawatan trediri atas tindakan
Tindakan
keperawatan mandiri dan kolaboratif
ditetapkan
berdasarkan
tindakan mandiri dan
kolaboratif
1. Kondisi
yang
mempermudah penyebaran
infeksi
diidentifikasi
( lisan)
2. Tujuan
dan
tehnik
pencegahan
infeksi
nosokomial dijelaskan
3. Ketertiban pasien terhadap
pencegahan
infeksi
nosokomial
dijlaskan
4.
5.
6.
7.
8.
Memfasilitasi
pemenuhan kebutuhan
oksigen
(Lisan)
Cuci tangan dilakukan
sesuai SPO
Prinsip aseptik dan anti
aseptik digunakan selama
menggunakan
alat-alat
steril dan tindakan steril
Proteksi dengan standar
universal
precaution
dilakukan sesuai dengan
SPO
Sistem pencatatan infeksi
nosokomial dijelaskan
Kejadian infeksi dicatat
dan dilaporkan
Mematuhi prinsip
keperawatan
sterilitas
pada
tindakan
Menjelaskan cara
mencatat dan melapor
kejadian infeksi
Menjelaskan indicator keberhasilan yag dapat
dijelaskan kepada pasien
1. Tujuan
dan
pemberian
dijelaskan
2. Indikator
keberhasilan
dijelaskan kepada klien
3. Kondisi
peralatan
diperiksa untuk siap pakai
4. Jalan nafas yang bersih
dipertahankan
5. Posisi
semi
fowler
dilakukan
6. Pembersihanjalan
nafas
dilakukan sesuai dengan
SPO
7. Tehnik pemberian oksigen
dipilih
sesuai
dengan
tingkat kebutuhan oksigen
Memfasilitasi
pemenuhan cairan dan
elektrolit tubuh
tehnik
pemberian
cairan
dan
Melakukan perawatan
luka, bekas tususkan
AV, Fistula, Cemino
Shunt,
Double
Lument, luka Tenchoff
cathether
perawatan
luka
sesuai
1. Set alat pengukuran tandatanda vital dipersiapkan Melakukan pengukuran tekanan darah
sesuai SPO
2. Pengukuran tekanan darah
dilakukan sesuai dengan Melakukan pengyukuran suhu tubuh dilakukan
SPO
selama 1 menit
3. Pengukuran suhu tubuh
dilakukan sesuai dengan
Mengukur nadi dilakukan selama 1 menit
4. SPO
5. Pengukuran nadi klien Mengukur permasalahan dilakukan
dilakukan sesuai SPO
Melaporkan jika ada hasil yang menyimpang
6. Pengukuran permasalahan
dilakukan sesuai SPO
7. Jika terdapat hasil yang Set alat TTV diletakkan pada tempatnya
menyimpang dilaporkan
Mengelola pemberian
darah dan produk
darah secara aman
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.
2.
3.
4.
Evaluasi/mengavaluasi
efektifitas tindakan
Menerapkan
etika
keperawatan
Hemodialisis
Prinsip
dalam
pasien
dalam
1. Prinsip-prinsip Moral/etika
diterapkan
selama Menunjukkan sikap empati
berhubungan dengan klien Menunjukkan sikap sabar respek dan sopan
2. Sikap empati diperlihatkan
3. Sikap sabar, respek dan
sopan diperlihatkan
Melakukan pra interaksi sebelum berhubungan
dengan pasien
1. Melakukan pra interaksi
Mengungkapkan tujuan interaksi
2. Tujuan
melakukan
interaksi disampaikan
Memberikan kesempatan klien dan keluarga
untuk bertanya /mengklarifikasi
Melakukan
komunikasi
interpersonal
dalam
melaksanakan
tindakan keperawatan
Menciptakan
dan
memelihara
lingkungan perawatan
secara aman melalui
jaminan mutu dan
manajemen resiko
2. Mempertahankan
komunikasi
selama
melakukan
asuhan
keperawatan
3. Komunikasi
melalui
telepon dilakukan sesuai
standar
4. Komunikasi
melalui
tulisan dilaksanakan sesuai
standar
5. Terminasi dilakukan
1. Kondisi-kondisi
bahaya/trauma
diidentifikasi
2. Indikator mutu asuhan
keperawatan dipenuhi
3. Lingkungan yang aman
bagi pasien difasilitasi
untuk dipenuhi
PRAKTIK
LEGAL
PEMBERIAN ASUHAN DAN
MANAJEMEN
PRINSIP ASUHAN
KEPERAWATAN
PROMOSI
KESEHATAN
PERENCANAAN
PENGKAJIAN
EVALUASI
KOMUNIKASI
TERAPIUTIK
IMPLEMENTASI
KEPEMIMPINAN &
MANAJEMEN
PELAYANAN / ASUHAN
KESEHATAN
KESELAMATAN
LINGKUNGAN
PENGEMBANGAN PROFESI
DELEGASI DAN
SUPERVISI
PENGEMBANGAN
KUALITAS
DAN PROFESIONAL
PENINGKATAN KUALITAS
PENDIDIKAN
BERKELANJUTAN
Laporan Format CP
Pernyataan
Saya menyatakan bahwa saya kompeten untuk memberikan asuhan keperawatan : ( )
kasus bedah / surgical,kasus interna/dalam,( ) kritis,( ) maternitas, ( ) anak, ( ) neonatus dengan
prosedur tekhnis seperti yang tercantum dibawah ini,sebagai bagian dari kewenangan klinis
(clinical privelege ) berdasarkan status kesehatan saat ini, pendidikan dan / pelatihan yang
telah saya jalani, serta pengalaman yang saya miliki.
3. Tidak kompeten
tidak
tidak
2
3
4
5
Clinical Prevelage
diminta
Rekomendasi
Clinical Previlage
1.
diminta
1.2.
1.3.
a.
b.
1.7.
a.
b.
c.
Rekomendasi
2.
Clinical Previlage
1.
diminta
Rekomendasi
Clinical Previlage
diminta
Rekomendasi
REKOMENDASI
REKOMENDASI MITRA BESTARI
Disetujui
Tidak disetujui
Catatan :
Disetujui
REKOMENDASI
REKOMENDASI Komite Keperawatan /Sub komite Kredensial
Disetujui
Catatan :
Tidak disetujui
Disetujui
BAB III
PENUTUP