1. Seperti anda ketahui ada 3 karakter dalam pendakian hidup. Jelaskan yang anda ketahui dari 3
karakter tersebut dan berikan argumen anda apakah manusia bisa berubah dari 1 karakter ke
karakter yang lain. Ajukan kiat-kiat anda untuk melakukannya.
2. Seorang Wirausaha dikenal dengan Mental Baja, Apa yang di maksud dan pola pikir seperti
apa yang dimiliki oleh seorang Wirausaha yang membedakan dengan seorang yang bukan
Wirausaha / Konsutif
3. Kreatifitas merupakan fondasi yang menjadi dasar/mesin penggerak dalam menciptakan suatu
nilai tambah. Apa yang anda ketahui tentang kreatifitas dan apa yang anda ketahui tentang
SCUMPS dalam mengeksplorasi kreatifitas.
4. ATM adalah salah satu strategi visual thingking, Jelaskan strategi tersebut dan berikan contoh
ide gagasan anda mengaplikasikan strategi tersebut dalam rencana usaha anda.
5. - Strategi Gordo
- Strategi Timon
- Strategi Zach Scars of Success
- Strategi Cash flow kiyosaki
Jawaban.
1. Ada 3 karakter dalam pendakian hidup yaitu sbb :
A. Quitter (orang yang berhenti mendaki) memilih jalan hidup yang datar datar
saja dan mengambil yang lebih mudah saja. Ironisnya dengan cara itu, ia akan
menderita pada saat yang memilukan adalah ketika ia menoleh kebelakang dan
melihat bahwa ternyata kehidupannya tidak optimal, kurang makna, banyak yang
disia siakan, sangat boros dalam waktu dan hidup.
Akibatnya ia menjadi murung, sinis, pemarah, frustasi, menyalahkan semua orang
disekelilingnya dan membenci (iri hati) pada orang orang yang terus mendaki
kehidupan ini.
Quitter mencari pelarian untuk menenangkan hati dan pikirannya meski
semua belaka. Berlakulah apa yang ditamsilkan bahwa orang orang yang takut
mati sesungguhnya tidak pernah benar benar hidup.
B. Gaya hidup Campers (orang orang yang berkemah). Pada mulanya
kehidupannya penuh proses proses pendakian dan perjuangan, cukup jauh ia
mendaki namun ia memilih berbelok membangun kemah di lereng gunung
kehidupan. Karena lelah mendaki, menganggap prestasi ini sudah cukup. Ia senang
dengan ilusinya sendiri tentang apa yang sudah ada, tak menengok apa yang masih
mungkin terjadi.
2. Seorang Entrepeneur atau Wirausaha harus memiliki karakter dan pola pikir
tahan banting, tekun, jujur, kerja keras, dan tidak mudah putus asa.
Pola pikir wirausaha melibatkan 10 kualitas, sebagai berikut :
1. Memiliki Locus of Control Internal
dimiliki setiap kita yang sadar bahwa hidup adalah perjuangan, dan perjuangan
selalu memerlukan kekuatan untuk bangkit setelah jatuh dan bangun setelah
terjerembab oleh kerasnya kehidupan.
9. Optimis.
Optimis, secara sederhana dapat diartikan sebagai lompatan dari satu aktivita ke
aktivitas lain, tanpa kehilangan antusiasme. Optimis adalah juga bentuk keyakinan
bahwa tujuan akan tercapai dan target akan terpenuhi dengan kekuatan sendiri.
Mungkin para pembaca mengenal sosok Jerry Aurum, seorang fotographer ternama.
Ia adalah contoh seorang wirausaha yang sangat optimis dan yakin dengan
kapabilitas yang dimilikinya. Saat ini, berbagai institusi, dan perusahaan besar di
Indonesia sudah menggunakan jasanya[3]. Optimisnya antara lain dibuktikan
dengan kegigihannya dalam memulai usaha fotographinya. Ia mengirimkan 500
eksemplar kalender ke berbagai perusahaan di Indonesia yang berisi foto-foto hasil
karyanya. Dengan rasa optimisnya, ia beranggapan bahwa minimal pasti ada satu
dua perusahaan yang akan menggunakan jasanya. Hal itu kemudian terbukti, dan
akhirnya berbagai tingkatan klien berlomba-lomba menggunakan jasanya.
10. Rasa humor tentang diri sendiri.
Ini adalah bentuk rasa besar hati. Kemampuan mentertawakan diri sendiri adalah
salah bentuk kapabilitas untuk mengkoreksi dan bahkan mengkritik diri sendiri. Ini
adalah sebuah rasa legowo untuk tidak menilai diri sendiri sudah mencapai prestasi
yang optimal. Sebaliknya sikap ini mendorong kita untuk selalu melihat hal-hal
belum maksimal dan punya potensi untuk dikembangkan. Rasa humor terhadap diri
sendiri, juga akan mampu memacu kreativitas dalam diri untuk selalu mencari sisisisi yang belum tereksplorasi.
3. Kreativitas adalah suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang baru, dalam
bentuk suatu gagasan atau suatu objek dalam suatu bentuk atau susunan yang
baru.
Shape
Color
Use
Material
Part
Size
4.
AMATI
Yang dimaksud adalah mengamati bisnis yang sukses dijalankan orang lain.
Mengamati bukan dalam arti hanya melihat, akan tetapi mempelajari seluk beluk
bisnisnya, menganalisis dan menyimpulkan. Bisnis yang dipilih untuk diamati tentu
bisnis yang bidang dan skalanya sesuai dengan kemampuan dan kondisi kita
(memungkinkan untuk dilakukan). Jauh lebih baik jika memilih bidang bisnis yang
disukai, karena peluang keberhasilannya akan lebih tinggi.
Mengamati, pada prinsipnya adalah proses belajar dan menyerap pengalaman
orang lain. Oleh karenanya menuntut kejelian dan kecerdikan. Seorang pengamat
yang baik adalah yang berhasil menyerap banyak hal dari obyek yang diamati,
termasuk kekurangan dan kelebihannya.
Jika misalnya telah memiliki ketertarikan terhadap suatu bidang bisnis yang terbukti
sukses dijalankan orang lain, seyogianya pengamatan dilakukan tidak hanya pada
satu sasaran, jauh lebih baik jika mengamati beberapa sasaran dengan bidang
bisnis yang sama. Konsultasi dengan pelaku bisnis yang gagal dalam bidang yang
sama juga patut dilakukan. Dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan yang
lebih komprehensif (lengkap).
Perihal teknis pengamatan tentu bisa berbeda antar individu karena setiap orang
memiliki gaya masing-masing yang dirasa efektif. Namun, cara paling mudah untuk
memulai proses pengamatan adalah dengan menjadi konsumen dari sasaran yang
dimaksud, melakukan dialog dan interaksi langsung.
TIRU
Setelah proses pengamatan usai dilakukan dan memperoleh pengetahuan yang
cukup, langkah selanjutnya adalah melakukan action. Jika tidak ingin repot
memeras otak dan energi untuk merancang sistem dan berbagai hal teknis, maka
langkah meniru adalah cara paling mudah untuk dilakukan.
Yang harus diperhatikan dalam proses meniru adalah etika dan pertimbangan
yuridisnya. Jangan sampai terjebak dalam situasi yang berakibat buruk, melanggar
etika dan hukum. Prinsip usaha, pola kerja, sistem manajemen, peralatan yang
digunakan, proses produksi, standar pelayanan, strategi pemasaran, hingga
mentalitas dan fighting spirit adalah hal yang dapat ditiru dan tidak beresiko
berurusan dengan hukum. Jika yang ditiru adalah logo perusahaan, merek dan hal
lain yang dilindungi undang-undang, tentu akan berakibat fatal.
Proses meniru dimulai dari tahap perencanaan. Dengan adanya contoh yang telah
diamati maka menyusun perencanaan bisnis menjadi amat mudah. Langkah
selanjutnya adalah menindaklanjuti perencanaan tersebut dengan tindakan nyata.
Dengan menempuh metode Amati dan Tiru, dapat memangkas pemborosan
waktu dan energi yang seharusnya digunakan untuk menemukan ide bisnis serta
memikirkan cara kerjanya. Keuntungan lainnya adalah bidang bisnis yang diamati
dan ditiru adalah bidang bisnis yang telah terbukti diterima pasar dan menuai
sukses. Hal ini sejalan dengan salah satu prinsip dasar dalam berbisnis, yakni
memilih bidang usaha yang dibutuhkan orang banyak, bukan bidang usaha yang
bisa kita lakukan. Karena apa yang bisa kita lakukan/kerjakan belum tentu
diterima pasar dan menuai sukses. Apalah artinya kita bisa
membuat/memproduksi suatu barang/jasa tetapi tidak laku di pasaran?
MODIFIKASI
Apakah tidak cukup dengan mengamati lantas meniru? Belum. Perbedaan
kharakter, gaya, sumber daya dan kondisi antar individu menuntut modifikasi harus
dilakukan. Selain sebagai penyesuaian, modifikasi juga bertujuan untuk menutup
kelemahan (dari hasil pengamatan) dan memberi nilai tambah. Pada tahapan inilah
diperlukan kreativitas dan kejelian, agar perubahan/penyesuaian yang dilakukan
dapat menambah daya tarik dan efektifitas.
Jika contohnya sudah baik dan terbukti sukses, apakah tetap diperlukan modifikasi?
Menurut saya, modifikasi tetap harus dilakukan. Selain untuk menghindari disebut
plagiat, modifikasi tersebut bertujuan untuk menambah baik hal yang sudah baik.
Kita bisa mempermudah, membuat lebih nyaman, lebih sederhana, lebih bersih,
lebih sesuai harganya, dan lebih-lebih lainnya.
Metode Amati Tiru Modifikasi ini sebenarnya adalah metode alamiah yang telah
dilakukan oleh semua manusia dalam segala aspek kehidupan. Dalam dunia bisnis,
hampir semua pelaku bisnis juga telah menerapkan metode ini dalam menemukan
ide bisnis baru atau untuk mengembangkan bisnis yang telah ada.
Cara menduplikasikannya :
Mulailah dengan mengamati keunggulan dan kelemahan produk atau jasa yang ingin Anda tiru.
Selanjutnya Anda dapat meniru produk atau jasa tersebut dengan memanfaatkan kelemahannya
sebagai peluang, serta menawarkan nilai lebih melalui modifikasi yang ditambahkan untuk
menarik perhatian konsumen. Modifikasi dapat Anda lakukan dengan berbagai strategi, misalnya
saja dengan menambahkan varian rasa/bentuk produk, meningkatkan kualitas produk,
menggunakan bahan baku yang berbeda, modifikasi display outlet atau tempat usaha, sampai
memodifikasi sistem usaha yang dikembangkan.Tanpa adanya modifikasi yang membedakan
produk Anda dengan produk pionir, maka konsumen pun mengalami kesulitan dalam memilah
merek produk satu dengan yang lainnya. Sehingga bisa dipastikan bahwa produk Anda hanya
akan booming sesaat, hingga pada akhirnya tenggelam di tengah merek yang sebenarnya.
Karenanya, jadilah follower (pengikut) yang kreatif dan inovatif.
5.
Sementara itu, Dalam usaha merupakan hasil kreativitas. Dengan demikianpun membuat usaha
cocok menggunakan model Gordon karena menekankan pada upaya pembinaan kreativitas
dalam berbisnis.
Dalam model Gordon yang menjadi aktivitas dasar adalah aktivitas metaforik. Melalui kegiatan
metaforik ini, kreativitas menjelma menjadi proses sadar. Metafora-metafora membentuk
persamaan, membedakan obyek atau ide yang satu dengan lainnya melalui obyek pengganti.
-
Dalam kegiatan berbisnis dapat menggugah wirausaha untuk menicptakan usaha yang kreatif.
Teori kewirausahaan menurut timon
Proses kewirausahaan di awali dengan adanya inovasi yang di picu oleh factor pribadi dan factor
lingkungan. Faktor pribadi yang mempengaruhi adalah locus of
control,pendidikan,pengalaman,komitmen,visi,keberanian mengambil resiko,dan usia.
Sedangkan factor lingkungan adalahsosiologi,organisasi,keluarga,peluang,model
peran,pesaing,investor,dan kebijaksanaan pemerintah
Minta jatuh tempo pembayaran yang panjang ke supplier atau cari supplier
baru yang dapat memberikan jatuh tempo yang panjang untuk
pembayarannya.
2. Operating Cash Flow Harus Sama atau Lebih Besar dari Laba
Perusahaan
Jika tidak, berarti uang kita banyak yang nyangkut di piutang (AR). Bila Cash Flow
kita lebih kecil dari laba kita, apakah tindakan yang dapat kita lakukan?. Tindakan
yang dapat kita lakukan adalah perpendek jatuh tempo pembayaran piutang agar
menjadi kas, atau dibuat kebijakan tidak menerima penjualan kredit.
3. Operating Cash Flow Harus Lebih Besar dari Investing Cash Flow
Jika keadaannya tidak demikian, berarti anda banyak berhutang/pinjaman uang
untuk membeli asset tetap. Apakah tidakan kita?. Kita dapat menjual asset yang
tidak produktif.
4. Trend Operating Cash Flow Harus Naik dari Tahun ke Tahun
Berkembang atau tidaknya usaha kita dapat dilihat di sini, bila hal ini tidak terjadi,
kita harus coba melirik usaha lain.
Dari sini kita dapat memperkirakan, langkah apa yang akan di ambil dan menilai
apakah perusahaan kita layak untuk dilanjutkan atau harus membuka usaha yang
baru. Hutang jangka panjang dapat di ambil dalam kondisi perusahaan ingin
mengembangkan usahanya (membeli ruko baru) dengan catatan, Operating Cash
Flow harus lebih besar dari Financing Cash Flow kecuali perusahaan kita baru
berdiri.
Ada beberapa tips yang patut di coba:
1. Barang dagang yang kita miliki tidak harus kita beli dari supplier, untuk
menambah jenis barang dagang kita bisa mencari dengan metode
konsinyasi, sehingga kita tidak dibuat pusing dengan pembayarannya.
2. Cari supplier yang dapat memberikan jatuh tempo pembayaran yang lama.
Hal ini akan memberikan kita waktu untuk menagih piutang dagang tanpa
harus mengambil pinjaman jangka pendek.
5. Bila dana kas cukup besar tersimpan, coba berfikir untuk memperluas usaha
kita dengan mengalihkan dana ke Kegiatan Investasi.