Anda di halaman 1dari 10

Soal

1. Seperti anda ketahui ada 3 karakter dalam pendakian hidup. Jelaskan yang anda ketahui dari 3
karakter tersebut dan berikan argumen anda apakah manusia bisa berubah dari 1 karakter ke
karakter yang lain. Ajukan kiat-kiat anda untuk melakukannya.
2. Seorang Wirausaha dikenal dengan Mental Baja, Apa yang di maksud dan pola pikir seperti
apa yang dimiliki oleh seorang Wirausaha yang membedakan dengan seorang yang bukan
Wirausaha / Konsutif
3. Kreatifitas merupakan fondasi yang menjadi dasar/mesin penggerak dalam menciptakan suatu
nilai tambah. Apa yang anda ketahui tentang kreatifitas dan apa yang anda ketahui tentang
SCUMPS dalam mengeksplorasi kreatifitas.
4. ATM adalah salah satu strategi visual thingking, Jelaskan strategi tersebut dan berikan contoh
ide gagasan anda mengaplikasikan strategi tersebut dalam rencana usaha anda.
5. - Strategi Gordo
- Strategi Timon
- Strategi Zach Scars of Success
- Strategi Cash flow kiyosaki

Jawaban.
1. Ada 3 karakter dalam pendakian hidup yaitu sbb :
A. Quitter (orang yang berhenti mendaki) memilih jalan hidup yang datar datar
saja dan mengambil yang lebih mudah saja. Ironisnya dengan cara itu, ia akan
menderita pada saat yang memilukan adalah ketika ia menoleh kebelakang dan
melihat bahwa ternyata kehidupannya tidak optimal, kurang makna, banyak yang
disia siakan, sangat boros dalam waktu dan hidup.
Akibatnya ia menjadi murung, sinis, pemarah, frustasi, menyalahkan semua orang
disekelilingnya dan membenci (iri hati) pada orang orang yang terus mendaki
kehidupan ini.
Quitter mencari pelarian untuk menenangkan hati dan pikirannya meski
semua belaka. Berlakulah apa yang ditamsilkan bahwa orang orang yang takut
mati sesungguhnya tidak pernah benar benar hidup.
B. Gaya hidup Campers (orang orang yang berkemah). Pada mulanya
kehidupannya penuh proses proses pendakian dan perjuangan, cukup jauh ia
mendaki namun ia memilih berbelok membangun kemah di lereng gunung
kehidupan. Karena lelah mendaki, menganggap prestasi ini sudah cukup. Ia senang
dengan ilusinya sendiri tentang apa yang sudah ada, tak menengok apa yang masih
mungkin terjadi.

Gaya hidup Campers memfokuskan energinya pada kegiatan mengukir


ukir perkemahan dan mengisi isinya dengan barang barang yang membuat
nyaman.
Ia melepaskan peluang untuk maju. Campers menciptakan semacam
penjara yang nyaman sebuah tenda kehidupan yang terlalu enak untuk
ditinggalkan.
Contoh tipe Campers adalah orang orang yang sudah memiliki pekerjaan
bagus, gaji dan tunjangan yang layak, namun mereka telah melepas masa masa
penuh gairah, belajar dan tumbuh, energi kreatif. Mereka puas dan mencukupkan
diri dan tidak mau mengembangkan diri (Aktualisasi diri).
C. Gaya Hidup Climbers (pendaki sejati)
Mereka menjalani hidup secara lengkap, mereka yakin bahwa langkah
langkah kecil saat ini akan membawa kemajuan dan manfaat jangka panjang.
Pendaki sejati tidak lari dari tantangan dan kesulitan kehidupan.
Kisah terkenal Thomas Edisson, yang membutuhkan lebih dari 20 tahun dan
50.000 percobaan untuk menemukan baterai ringan, tahan lama, dan effisien
sebagai catu daya mandiri. Seseorang pernah bertanya kepadanya Mr. Edison,
Anda telah gagal 50 kali apa yang membuat Anda tegar ?
Hasil !jawab Edison. Edison seorang Climbers yang yakin akan hasil ia
optimistik.
Climbers yakin bahwa segala hal bisa dan akan terlaksana meskipun orang
lain bersikap negatif dan sudah memutuskan bahwa jalan ini tidak mungkin
ditempuh lagi. Meski sesuatu belum pernah dilakukan orang, bukan berarti tidak
bisa dikerjakan.
Ingat Mahatma Ghandi ? Ia tokoh spiritual India yang tanpa kekuasaan resmi,
tetapi mampu menggalang kekuatan bangsanya untuk menggulingkan kolonial
Inggris.
Climber tak kenal kata berhenti dalam kamus hidupnya. Saat batu besar
menghadang atau menemui jalan buntu, mereka akan mencari jalan alternatif lain.
Saat kelelahan atau jatuh mereka berintrospeksi diri dan terus bertahan Climbers
memiliki kematangan dan kebijaksanaan, dalam memutuskan strategi mundur
sejenak dalam rangka bergerak lebih maju lagi. Kamus hidupnya adalah tumbuh
dan terus tumbuh dan belajar seumur hidup.
Seseorang dapat berubah menjadi karakter 1 ke karakter lainya berdasarkan
pengalaman hidup yang di alaminya dan belajar untuk mengembangkan Soft Skill
yang di milikinya seperti Antar Personal Skill dan Inter Personal Skill.

2. Seorang Entrepeneur atau Wirausaha harus memiliki karakter dan pola pikir
tahan banting, tekun, jujur, kerja keras, dan tidak mudah putus asa.
Pola pikir wirausaha melibatkan 10 kualitas, sebagai berikut :
1. Memiliki Locus of Control Internal

Locus of Control (lokus kendali) adalah istilah untuk menggambarkan bagaimana


seseorang berpikir tentang kendali hidupnya. Seseorang yang memiliki kendali
eksternal, adalah mereka yang merasa bahwa hidupnya dikendalikan oleh faktorfaktor diluar dirinya, seperti cuaca, kebijakan pemerintah, keluarga, pacar,
peraturan kantor dan lain-lain. Sehingga mereka hanya punya sedikit sekali punya
kontrol terhadap kehidupannya. Mereka cenderung pasrah, dan mengikuti
kehendak di luar dirinya. Sebagai contoh wah hujan nih, mau gimana lagi, sudah
pasti kita tidak bisa belajar dengan konsentrasi, habis hujan.. dan sebagainya.
Intinya, hidup mereka dikendalikan oleh daya-daya diluar dirinya, dan mereka
meyakini bahwa tidak banyak yang mampu dilakukan untuk mengatasinya.
Sebaliknya kendali internal (internal locus of control) adalah pemikiran bahwa kita
adalah pusat kendali. Cuaca boleh hujan, namun kita tetap punya kontrol penuh
untuk membuat hati kita sedih/senang karena adanya hujan tersebut. Seorang
wirausaha, diyakini memiliki kendali internal tersebut. Mereka yakin bahwa
dirinyalah pusat kendali, bukan atasan, cuaca, kebijakan pemerintah dll.
2. Memiliki toleransi untuk ambiguitas
Beberapa ahli sering mengatakan bahwa salah satu blok kreativitas adalah
keenganan untuk berbeda, kemalasan untuk mencari yang tidak biasa dan
ketidakbersediaan untuk bermain-main dengan sesuatu yang menurut orang
kebanyakan ganjil. Sebaliknya, seorang wirausaha memiliki toleransi untuk berbuat
berbeda dan melanggar hal-hal yang dianggap pakem. Sebagai contoh: pakem yang
umum buat mereka yang ingin membuka restoran adalah; bukalah di tempat yang
ramai. Namun demikian, saat ini sudah sangat banyak contohnya dimana restoran
yang dibuka di tempat terpencil (jauh diatas gunung, di pulau, di tengah sawah, dll)
justru diserbu oleh pelanggannya.
3. Kesediaan untuk mengaji orang yang lebih cerdas dari dirinya.
Seorang wirausaha sejati sangat mengenal dirinya, dan ia menyadari bahwa dirinya
bukanlah dewa. Ia sangat sadar akan kelebihan dan potensi, dan juga terkait hal-hal
yang kurang dikuasainya. Oleh karena itu, mereka selalu siap untuk berbagi pikiran
dan wawasan, serta mengisi kekosongan-kekosongan dalam usahanya. Sebagai
contoh, beberapa orang mahasiswa yang membuka bisnis cuci motor, sangat sadar
akan keterbatasannya dengan cairan kimia sabun. Oleh karena itu, mereka ikhlas
bekerja sama dengan mahasiswa kimia/farmasi untuk menghasilkan formula sabun
yang tidak panas ditangan, wangi dan tahan lama bersihnya. Satu hal adalah
bahwa, mereka tidak pernah takut tersaingi. Sebaliknya, mereka sangat sadar
bahwa sinergitas akan menghasilkan jauh lebih banyak dari yang dapat
dibayangkan. Sinergi bukanlah satu ditambah satu sama dengan dua, namun satu
ditambah satu bisa menjadi tiga, tujuh atau bahkan sebelas.
4. Konsistensi untuk selalu berkreativitas, membangun dan mengubah berbagai
hal.
Begitu seseorang berkecimpung dalam dunia wirausaha, maka seyogianya ia harus
siap berenang dalam kreativitas. Hal ini sangat bisa dimaklumi,mengingat beberapa
peluang bisnis, terutama yang pintu (entrance) untuk memulainya tidak sulit untuk
dibuka (tidak butuh keterampilan khusus, tidak butuh modal besar dll), akan sangat
mudah dipenuhi oleh para pemula (start-up). Sehingga yang tadinya bisnis baru
tersebut berada di lautan biru (blue ocean) dalam waktu singkat ia harus berdarahdarah di lautan mera (red ocean) karena ratusan pesaingnya saling berebutan kue.
Lalu bagaimana caranya bertahan dalam lautan darah seperti itu? Satu hal, yaitu

konsistensi untuk selalu berkreativitas. Perusahaan waralaba ayam KFC, adalah


contoh yang bisnis yang memiliki konsistensi untuk selalu berkreativitas. Hampir
setiap bulan mereka selalu mengeluarkan paket-paket baru, seperti paket hemat
plus CD musik, burger dengan harga terjangkau, paket ulang tahun, paket porsi
anak-anak plus mainan anak (biasanya tokoh film kartun tertentu), interior ruangan
yang selalu update dan dilengkapi taman bermain mini dll. Belum ditambah jika
memasuki bulan ramadhan, maka KFC dengan kreativitasnya yang tinggi, akan
meluncurkan paket sahur, paket berbuka, paket berdua dll. Dengan itu semua, daya
tahan sebuah bisnis terhadap persaingan menjadi semakin kuat. Ia tidak akan
mudah runtuh terhadap serbuan kompetitor yang semakin dasyhat.
5. Dorongan yang kuat untuk peluang dan kesempatan
Mata seorang wirausaha, adalah seperti mata elang. Mereka selalu awas terhadap
peluang-peluang baru. Mereka dengan kemampuan intuisinya yang selalu ditempamampu membaca trend jaman. Salah satu contoh kepekaan ini adalah apa yang
dilakukan oleh Trans Corp dengan Proyek Trans Studionya. Mereka melihat
kesempatan yang besar pada bisnis hiburan di Bandung Ibukota Jawa Barat. Jumlah
penduduk yang berjumlah kurang lebih 40 juta ditambah penghuni Jabodetabek
yang sekitar 20 juta, menjadi alasan yang sangat kuat untuk mendirikan kawasan
terpadu yang sarat hiburan kelas dunia untuk keluarga. Inilah mata elang
wirausaha. Mereka mampu melihat peluang dan berani mengambil tindakan untuk
menangkapnya.
6. Rasa urgenitas yang tinggi.
Para tokoh bisnis sering mengatakan pameo ini inovasi atau mati. Apa artinya?
Artinya adalah bahwa inovasi sudah merupakan sesuatu harga mati, ini adalah
sesuatu yang urgen dan tidak bisa ditunda-tunda lagi. Mengapa? Karena kompetitor
begitu banyak dan pasar sangat haus terhadap inovasi baru. Mari kita lihat trend
pasar telepon selular. Inovasi yang terjadi disini dapat dikatakan hampir terjadi
setiap hari. Jika kita membaca surat kabar, maka sangat mudah ditemukan iklan
yang mengabarkan teknologi terbaru dari sebuah telepon selular. Inilah bentuk dari
urgenitas yang sangat tinggi. Para pelaku alat telekomunikasi canggih tersebut
sangat paham, bahwa lengah satu langkah dapat berarti ancaman kebangkurtan
(ditinggalkan pelanggannya).
7. Perseverance.
Mereka menjaga dan memelihara idenya untuk kemudian diwujudkan. Beberapa
orang hanya berhenti pada level menemukan ide baru. Namun, para wirausahawan
sejati, mereka memelihara, mengembangkan dan berusaha mewujudkan ide
tersebut. Nurfitira Khoirunnisa[2] adalah contoh yang baik untuk menjelaskan
karakter ini. Ia memiliki ide untuk membuat penghapus elektrik gara-gara badannya
yang kurang tinggi, sehingga tidak dapat menjangkau seluruh bagian papan tulis di
sekolahnya. Berkaca dari situasi itu, ia dan rekannya kemudian berusaha
menciptakan penghapus elektrik. Inilah contoh preserverasi, yaitu usaha untuk
menemukan ide baru kemudian berusaha mematangkan dan mewujudkannya.
8. Resilience (ketahanan).
Wirausaha yang tangguh memiliki sikap seperti boneka anak-anak yang jika dipukul
selalu kembali ke posisi semula. Inilah kewirausahaan yang sesungguhnya. Tidak
ada satupun usaha yang tanpa penghalang dan tanpa hambatan. Namun, daya
tahan ini akan mengembalikan kita kembali ke posisi semula. Sudah terlalu banyak
para pelaku usaha mental dan jatuh diterjang angin. Namun tidak terlalu banyak
yang kemudian dapat kembali ke posisi semula. Inilah sikap ketahanan yang perlu

dimiliki setiap kita yang sadar bahwa hidup adalah perjuangan, dan perjuangan
selalu memerlukan kekuatan untuk bangkit setelah jatuh dan bangun setelah
terjerembab oleh kerasnya kehidupan.
9. Optimis.
Optimis, secara sederhana dapat diartikan sebagai lompatan dari satu aktivita ke
aktivitas lain, tanpa kehilangan antusiasme. Optimis adalah juga bentuk keyakinan
bahwa tujuan akan tercapai dan target akan terpenuhi dengan kekuatan sendiri.
Mungkin para pembaca mengenal sosok Jerry Aurum, seorang fotographer ternama.
Ia adalah contoh seorang wirausaha yang sangat optimis dan yakin dengan
kapabilitas yang dimilikinya. Saat ini, berbagai institusi, dan perusahaan besar di
Indonesia sudah menggunakan jasanya[3]. Optimisnya antara lain dibuktikan
dengan kegigihannya dalam memulai usaha fotographinya. Ia mengirimkan 500
eksemplar kalender ke berbagai perusahaan di Indonesia yang berisi foto-foto hasil
karyanya. Dengan rasa optimisnya, ia beranggapan bahwa minimal pasti ada satu
dua perusahaan yang akan menggunakan jasanya. Hal itu kemudian terbukti, dan
akhirnya berbagai tingkatan klien berlomba-lomba menggunakan jasanya.
10. Rasa humor tentang diri sendiri.
Ini adalah bentuk rasa besar hati. Kemampuan mentertawakan diri sendiri adalah
salah bentuk kapabilitas untuk mengkoreksi dan bahkan mengkritik diri sendiri. Ini
adalah sebuah rasa legowo untuk tidak menilai diri sendiri sudah mencapai prestasi
yang optimal. Sebaliknya sikap ini mendorong kita untuk selalu melihat hal-hal
belum maksimal dan punya potensi untuk dikembangkan. Rasa humor terhadap diri
sendiri, juga akan mampu memacu kreativitas dalam diri untuk selalu mencari sisisisi yang belum tereksplorasi.

3. Kreativitas adalah suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang baru, dalam
bentuk suatu gagasan atau suatu objek dalam suatu bentuk atau susunan yang
baru.

Scumps dalam menngeksplorasi kreatifitas


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Shape
Color
Use
Material
Part
Size

4.

Prinsip atau Metode ATM (Amati, Tiru, Modifikasi)


Visual thinking adalah kemampuan seseorang untuk mengekspresikan ide-idenya
secara jelas.
metode ATM : Amati, Tiru, Modifikasi. Metode ini amat mudah diterapkan dan tidak
memerlukan banyak teori. Siapa pun bisa mengadopsi jurus ATM ini, yang
berpendidikan tinggi hingga yang buta huruf, yang memiliki modal kapital dan yang
bermodal dengkul, yang hidup di kota maupun desa.
Berikut ini uraian secara garis besar tentang hal-hal yang harus diperhatikan dalam
penerapan metode ATM.

AMATI
Yang dimaksud adalah mengamati bisnis yang sukses dijalankan orang lain.
Mengamati bukan dalam arti hanya melihat, akan tetapi mempelajari seluk beluk
bisnisnya, menganalisis dan menyimpulkan. Bisnis yang dipilih untuk diamati tentu
bisnis yang bidang dan skalanya sesuai dengan kemampuan dan kondisi kita
(memungkinkan untuk dilakukan). Jauh lebih baik jika memilih bidang bisnis yang
disukai, karena peluang keberhasilannya akan lebih tinggi.
Mengamati, pada prinsipnya adalah proses belajar dan menyerap pengalaman
orang lain. Oleh karenanya menuntut kejelian dan kecerdikan. Seorang pengamat
yang baik adalah yang berhasil menyerap banyak hal dari obyek yang diamati,
termasuk kekurangan dan kelebihannya.
Jika misalnya telah memiliki ketertarikan terhadap suatu bidang bisnis yang terbukti
sukses dijalankan orang lain, seyogianya pengamatan dilakukan tidak hanya pada
satu sasaran, jauh lebih baik jika mengamati beberapa sasaran dengan bidang
bisnis yang sama. Konsultasi dengan pelaku bisnis yang gagal dalam bidang yang
sama juga patut dilakukan. Dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan yang
lebih komprehensif (lengkap).
Perihal teknis pengamatan tentu bisa berbeda antar individu karena setiap orang
memiliki gaya masing-masing yang dirasa efektif. Namun, cara paling mudah untuk
memulai proses pengamatan adalah dengan menjadi konsumen dari sasaran yang
dimaksud, melakukan dialog dan interaksi langsung.
TIRU
Setelah proses pengamatan usai dilakukan dan memperoleh pengetahuan yang
cukup, langkah selanjutnya adalah melakukan action. Jika tidak ingin repot
memeras otak dan energi untuk merancang sistem dan berbagai hal teknis, maka
langkah meniru adalah cara paling mudah untuk dilakukan.
Yang harus diperhatikan dalam proses meniru adalah etika dan pertimbangan
yuridisnya. Jangan sampai terjebak dalam situasi yang berakibat buruk, melanggar
etika dan hukum. Prinsip usaha, pola kerja, sistem manajemen, peralatan yang
digunakan, proses produksi, standar pelayanan, strategi pemasaran, hingga
mentalitas dan fighting spirit adalah hal yang dapat ditiru dan tidak beresiko
berurusan dengan hukum. Jika yang ditiru adalah logo perusahaan, merek dan hal
lain yang dilindungi undang-undang, tentu akan berakibat fatal.
Proses meniru dimulai dari tahap perencanaan. Dengan adanya contoh yang telah
diamati maka menyusun perencanaan bisnis menjadi amat mudah. Langkah
selanjutnya adalah menindaklanjuti perencanaan tersebut dengan tindakan nyata.
Dengan menempuh metode Amati dan Tiru, dapat memangkas pemborosan
waktu dan energi yang seharusnya digunakan untuk menemukan ide bisnis serta
memikirkan cara kerjanya. Keuntungan lainnya adalah bidang bisnis yang diamati

dan ditiru adalah bidang bisnis yang telah terbukti diterima pasar dan menuai
sukses. Hal ini sejalan dengan salah satu prinsip dasar dalam berbisnis, yakni
memilih bidang usaha yang dibutuhkan orang banyak, bukan bidang usaha yang
bisa kita lakukan. Karena apa yang bisa kita lakukan/kerjakan belum tentu
diterima pasar dan menuai sukses. Apalah artinya kita bisa
membuat/memproduksi suatu barang/jasa tetapi tidak laku di pasaran?
MODIFIKASI
Apakah tidak cukup dengan mengamati lantas meniru? Belum. Perbedaan
kharakter, gaya, sumber daya dan kondisi antar individu menuntut modifikasi harus
dilakukan. Selain sebagai penyesuaian, modifikasi juga bertujuan untuk menutup
kelemahan (dari hasil pengamatan) dan memberi nilai tambah. Pada tahapan inilah
diperlukan kreativitas dan kejelian, agar perubahan/penyesuaian yang dilakukan
dapat menambah daya tarik dan efektifitas.
Jika contohnya sudah baik dan terbukti sukses, apakah tetap diperlukan modifikasi?
Menurut saya, modifikasi tetap harus dilakukan. Selain untuk menghindari disebut
plagiat, modifikasi tersebut bertujuan untuk menambah baik hal yang sudah baik.
Kita bisa mempermudah, membuat lebih nyaman, lebih sederhana, lebih bersih,
lebih sesuai harganya, dan lebih-lebih lainnya.
Metode Amati Tiru Modifikasi ini sebenarnya adalah metode alamiah yang telah
dilakukan oleh semua manusia dalam segala aspek kehidupan. Dalam dunia bisnis,
hampir semua pelaku bisnis juga telah menerapkan metode ini dalam menemukan
ide bisnis baru atau untuk mengembangkan bisnis yang telah ada.

Cara menduplikasikannya :
Mulailah dengan mengamati keunggulan dan kelemahan produk atau jasa yang ingin Anda tiru.
Selanjutnya Anda dapat meniru produk atau jasa tersebut dengan memanfaatkan kelemahannya
sebagai peluang, serta menawarkan nilai lebih melalui modifikasi yang ditambahkan untuk
menarik perhatian konsumen. Modifikasi dapat Anda lakukan dengan berbagai strategi, misalnya
saja dengan menambahkan varian rasa/bentuk produk, meningkatkan kualitas produk,
menggunakan bahan baku yang berbeda, modifikasi display outlet atau tempat usaha, sampai
memodifikasi sistem usaha yang dikembangkan.Tanpa adanya modifikasi yang membedakan
produk Anda dengan produk pionir, maka konsumen pun mengalami kesulitan dalam memilah
merek produk satu dengan yang lainnya. Sehingga bisa dipastikan bahwa produk Anda hanya
akan booming sesaat, hingga pada akhirnya tenggelam di tengah merek yang sebenarnya.
Karenanya, jadilah follower (pengikut) yang kreatif dan inovatif.

5.

Teori kewirausahaan Model Gordon merupakan model pengembangan kreativitas.

Sementara itu, Dalam usaha merupakan hasil kreativitas. Dengan demikianpun membuat usaha

cocok menggunakan model Gordon karena menekankan pada upaya pembinaan kreativitas
dalam berbisnis.
Dalam model Gordon yang menjadi aktivitas dasar adalah aktivitas metaforik. Melalui kegiatan
metaforik ini, kreativitas menjelma menjadi proses sadar. Metafora-metafora membentuk
persamaan, membedakan obyek atau ide yang satu dengan lainnya melalui obyek pengganti.
-

Dalam kegiatan berbisnis dapat menggugah wirausaha untuk menicptakan usaha yang kreatif.
Teori kewirausahaan menurut timon
Proses kewirausahaan di awali dengan adanya inovasi yang di picu oleh factor pribadi dan factor
lingkungan. Faktor pribadi yang mempengaruhi adalah locus of
control,pendidikan,pengalaman,komitmen,visi,keberanian mengambil resiko,dan usia.
Sedangkan factor lingkungan adalahsosiologi,organisasi,keluarga,peluang,model
peran,pesaing,investor,dan kebijaksanaan pemerintah

Teori kewirausahaan menurut zachs star of success


Untuk menjadi pengusaha yang sukses tidak hanya bertumpu pada pengetahuan tetapi juga
dibutuhkan jaringan,energy,komitmen,dan gairah.

Teori Strategi kewirausahaan cash flow kiyosaki


Dalam pelaporan Cash Flow (Arus Kas), dapat kita bagi menjadi 3 bagian kegiatan:

1. Kegiatan Operasional (Operating Activities), merupakan seluruh aktivitas


yang berkaitan dengan operasi perusahaan dan tercantum dalam laporan
ikhtisar rugi laba. Contoh : uang kas masuk (cash inflows) dari penjualan,
uang kas keluar (cash outflows) untuk bayar gaji, listrik, dll.

2. Kegiatan Investasi (Investing Activities), merupakan seluruh aktivitas yang


berkaitan dengan investasi perusahaan baik internal, maupun eksternal.
Contoh : uang kas masuk dari penjualan aktiva ( aset ) kita, uang kas keluar
untuk pembelian motor atau untuk membeli ruko.

3. Kegiatan Keuangan (Financing Activities), merupakan seluruh aktivitas


perusahaan yang berkaitan dengan aspek perusahaan ( sumber dana
perusahaan) berupa hutang jangka panjang dan modal. Contoh: uang kas
masuk dari setoran modal atau pinjaman bank, uang kas keluar untuk
pembayaran hutang bank atau pembagian deviden.
Hal utama dalam menentukan perencanaan cash flow adalah memetakan keadaan
keuangan atau dana kita. Kemudian tentukan dana tersebut, apakah akan di
alokasikan atau di investasikan. Kebijakan manajeman sangat berpengaruh dalam
Cash Flow perusahan. Agar tak salah menentukan kebijakan, laporan Cash Flow di
atas dapat di jadikan runutan dalam menentukan kebijakan yang harus di ambil.
Beberapa yang perlu di perhatikan, diantaranya:

1. Operating Cash Flow Harus Positif


Jika negatif berarti ada yang salah dalam Operating Cash Flow kita, beban terlalu
besar di bandingkan dengan pendapatan, sehingga profit berkurang. Apakah
tindakan yang kita lakukan bila Cash Flow negatif?. Berikut beberapa tindakan yang
bisa kita lakukan :

Cek biaya-biaya yang timbul, apakah efisien?

Cek inventory kita, pastikan jangan banyak menumpuk di gudang, lakukan


retur bila di mungkinkan untuk barang- barang yang tidak laku.

Minta jatuh tempo pembayaran yang panjang ke supplier atau cari supplier
baru yang dapat memberikan jatuh tempo yang panjang untuk
pembayarannya.

Sesuaikan harga jual barang atau tingkatkan penjualan.

2. Operating Cash Flow Harus Sama atau Lebih Besar dari Laba
Perusahaan
Jika tidak, berarti uang kita banyak yang nyangkut di piutang (AR). Bila Cash Flow
kita lebih kecil dari laba kita, apakah tindakan yang dapat kita lakukan?. Tindakan
yang dapat kita lakukan adalah perpendek jatuh tempo pembayaran piutang agar
menjadi kas, atau dibuat kebijakan tidak menerima penjualan kredit.
3. Operating Cash Flow Harus Lebih Besar dari Investing Cash Flow
Jika keadaannya tidak demikian, berarti anda banyak berhutang/pinjaman uang
untuk membeli asset tetap. Apakah tidakan kita?. Kita dapat menjual asset yang
tidak produktif.
4. Trend Operating Cash Flow Harus Naik dari Tahun ke Tahun
Berkembang atau tidaknya usaha kita dapat dilihat di sini, bila hal ini tidak terjadi,
kita harus coba melirik usaha lain.
Dari sini kita dapat memperkirakan, langkah apa yang akan di ambil dan menilai
apakah perusahaan kita layak untuk dilanjutkan atau harus membuka usaha yang
baru. Hutang jangka panjang dapat di ambil dalam kondisi perusahaan ingin
mengembangkan usahanya (membeli ruko baru) dengan catatan, Operating Cash
Flow harus lebih besar dari Financing Cash Flow kecuali perusahaan kita baru
berdiri.
Ada beberapa tips yang patut di coba:

1. Barang dagang yang kita miliki tidak harus kita beli dari supplier, untuk
menambah jenis barang dagang kita bisa mencari dengan metode
konsinyasi, sehingga kita tidak dibuat pusing dengan pembayarannya.

2. Cari supplier yang dapat memberikan jatuh tempo pembayaran yang lama.
Hal ini akan memberikan kita waktu untuk menagih piutang dagang tanpa
harus mengambil pinjaman jangka pendek.

3. Minta kepada supplier untuk memberikan potongan hutang dagang bila


pembayaran lebih cepat dari jatuh tempo.

4. Jangan menimbun inventori terlalu lama, selain biaya penyimpanan menjadi


tinggi, kas lebih banyak keluar untuk pembelian inventori.

5. Bila dana kas cukup besar tersimpan, coba berfikir untuk memperluas usaha
kita dengan mengalihkan dana ke Kegiatan Investasi.

6. Cek kembali biaya-biaya operasional, apakah sudah efisien atau belum.


Kesimpulan yang dapat kita tarik dari penjelasan diatas adalah Perencanaan Cash
Flow dapat kita ibaratkan seperti mengendarai sebuah mobil, kita harus tahu kapan
kita harus menambah kecepatan dan kapan kita harus mengurangi kecepatan,
kapan kita harus berbelok, sedangkan instrumen dashboard berfungsi sebagai
rambu untuk mengambil keputusan. Apabila kita dapat mengontrol dan
mengendalikan kendaraan kita dengan baik dan benar maka tentu dapat menekan
resiko yang dapat terjadi pada kita. Demikianpun dengan Cash Flow perusahaan
kita, semakin baik kita mengendalikan dan mengontrolnya, maka semakin besar
pula terhindar dari resiko keuangan.

Anda mungkin juga menyukai