01 GDL Divaoktika 405 1 Kti Di) PDF
01 GDL Divaoktika 405 1 Kti Di) PDF
Disusun oleh :
DIVA OKTIKASARI
NIM : B 10 133
ii
iii
KATA PENGANTAR
STIKes Kusuma
Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Ibu Dra. Agnes Sri Harti, MSi, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2.
Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi D III Kebidanan STIKes
Kusuma Husada Surakarta.
3.
4.
Ibu Dina Amd. Keb, selaku pimpinan RSUD Dr. Moewardi yang telah
bersedia memberikan ijin kepada penulisdan pengambilan data.
5.
Ny. B yang telah bersedia menjadi pasien dalam penulisan karya ilmiah ini.
iv
6.
Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
7.
Oleh karena itu, penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
v
MOTTO
PERSEMBAHAN
Alhamdulilah, akhirnya selesai juga karya tulis yang penuh arti dalam
perjalanan hidupku, aku sangat bersyukur kepada Allah SWT yang telah selalu
memberikan kekuatan dan keyakinan dalam menyelesaikan karya tulis ini.
Bapak ibu tercinta setiap tetes kringatmu, serta ketulusan doamu tak
pernah henti-hentinya selalu engkau panjatkan untuk saya. Hanya ucapan
terimakasih yang bisa saya ucapkan dan kado kecil untuk ibu, bapak saya bisa
lulus tepat waktu.
Buat adik-adik ku terima kasih yang selalu bikin aku tersenyum dan bikin
rame didalam rumah walaupun kita sering berantem kakak sayang sama kalian.
Buat temen-temen ku 3C dan temenku tersayang (budi, qoriesa, rizka,
indah, Eka, Putri) terima kasih buat kalian yang selalu memberi aku semangat,
tanpa kalian aku bukan apa apa. CEMUNGGUT temen -temen.
Bu Annisaul dan bu dosen lainnya, terima kasih banyak untuk
keikhlasanya dan kesabaranya dalam menghadapai aku dan temen-temen, jasa
anda akan selalu terkenang dalam hidup kami.
vii
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
ii
iii
iv
INTISARI .......................................................................................................
vi
ix
xi
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................
ix
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
BAB IV
BAB V
2. Asfiksia ........................................................................
16
24
37
METODE PENELITIAN
A. Jenis Studi Kasus ...............................................................
39
39
39
39
40
40
43
45
B. Pembahasaan .....................................................................
61
PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................
67
B. Saran .................................................................................
68
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
48
53
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
22
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Lampiran 8.
Lampiran 9.
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih sangat tinggi.
Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007,
sekitar 146.000 bayi usia 0-1 tahun dan 86.000 bayi baru lahir (0-28 hari)
meninggal setiap tahun di Indonesia. Angka kematian bayi adalah 34 per
1000 kelahiran hidup. Penyebab kematian bayi baru lahir adalah Bayi Berat
Lahir Rendah (BBLR) sebanyak 226 bayi (36%), cacat bawaan sebanyak 210
bayi (33%), kekurangan oksigen (asfiksia) sebanyak 199 bayi (31%),
sedangkan penyebab lain kematian bayi baru lahir disebabkan oleh sepsis
(infeksi sistemik), kelainan bawaan dan trauma persalinan (Depkes RI, 2010).
Sasaran Millenium Development Goals (MDGs) yaitu Angka
Kematian Bayi (AKB) turun menjadi 23 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun
2015. Untuk mencapai target tersebut perlu upaya percepatan yang lebih
besar dan kerjasama antara tenaga kesehatan (Depkes, 2010).
Asfiksia yang merupakan penyebab ke-3 kematian bayi baru lahir
yaitu sebanyak 199 (31%) memegang peran penting dalam pencapaian
penurunan angka kematian bayi baru lahir. Menurut Arief & Sari (2009)
asfiksia adalah keadaan di mana bayi lahir tidak dapat bernafas secara
spontan dan teratur segera setelah lahir. Asfiksia akan bertambah buruk
apabila penanganan bayi tidak dilakukan secara sempurna. Salah satu dampak
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam studi kasus ini adalah Bagaimana asuhan
kebidanan pada bayi baru lahir By. Ny. B dengan asfiksia ringan di RSUD
Dr. Moewardi Surakarta ?
g. Mampu mengevaluasi asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir By.
Ny. B dengan Asfiksia Ringan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
h. Mampu menganalisis kesenjangan antara teori dan praktek nyata di
lapangan pada bayi baru lahir By. Ny. B dengan Asfiksia Ringan di
RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
i. Mampu memberikan alternative pemecahan masalah jika terdapat
kesenjangan pada asuhan kebidanan yang telah diberikan pada bayi
baru lahir By. Ny. B dengan Asfiksia Ringan di RSUD Dr. Moewardi
Surakarta.
dapat
sebagai
bahan
pertimbangan
untuk
nafas
dengan
menghisap
lendir
dan
merangsang
taktil,
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah
ini meliputi :
BAB I
PENDAHULUAN
Pendahuluan ini terdiri dari latar belakang, perumusan masalah,
tujuan studi kasus, manfaat studi kasus, keaslian studi kasus, dan
sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini terdiri dari teori medis tentang bayi baru lahir, asfiksia
ringan, manajemen kebidanan menurut Varney dan landasan
hukum.
BAB V
PENUTUP
Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi tentang kesimpulan
dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis
1. Bayi baru lahir
a. Pengertian
Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus merupakan
individu yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma
kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupn
intrauterine ke kehidupan ekstrauterin (Dewi, 2011).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai
dengan 4000 gram (Arief & sari, 2009).
b. Ciri-ciri bayi baru lahir normal
1) Lahir aterm antara 37 42 minggu.
2) Berat badan 2500 4000 gram.
3) Panjang badan 48 52 cm.
4) Lingkar dada 30 38 cm.
5) Lingkar kepala 33 35 cm.
6) Lingkar lengan 11 12cm.
7) Frekuensi denyut jantung 120 160 x/menit.
8) Pernafasan 40 60 x/menit.
10
Nilai
0
Biru pucat
Nilai
1
Tubuh merah muda,
Ekstermitas biru
Nilai
2
Merah muda seluruhnya
Tidak ada
Tidak ada
Menyeringai
Menangis kuat
Tidak ada
Ekstremitasfleksi sedikit
Gerakan aktif
Tidak ada
Sumber :Varney,(2007)
11
12
13
14
15
5) Hipotermi
Bayi mengalami hipotermi berat jika suhu aksila kurang
35C.Untuk mengatasi kondisi ini tindakan yang dilakukan
menggunakan alat dan incubator, radian heater, kamar hangat atau
tempat tidur hangat, merujuk ke pelayanan kesehatan yang
mempunyai Neonatal Instentif Care Unit (NICU).
6) Neonatus resiko tinggi
Berikut ini kondisi-kondisi yang menjadikan neonatus beresiko
tinggi:
a) Asfiksia neonaturum
Suatu keadaan bayi yang gagal bernafas spontan dan
teratur segera setelah lahir sehingga bayi tidak dapat
memasukan oksigen dan tidak dapat mengeluarkan zat asam
arang dalam tubuhnya.
b) Perdarahan tali pusat
Perdarahan yang terjadi pada tali pusat bisa timbul
karena trauma pengikatan tali pusat yang kurang baik atau
kegagalan proses pembentukan thrombus normal.
c) Kejang neonatus
Kejang dalam neonatus bukan suatu penyakit, namun
merupakan suatu gejala adanya penyakit lain sebagai penyebab
kejang atau ada kelainan susunan saraf pusat. Penyebab utama
terjadinya kejang adalah kelainan bawaan pada otak, sedangkan
penyebab sekunder adalah gangguan metabolik atau penyakit
lain seperti penyakit infeksi.
16
2. Asfiksia
a. Pengertian
Asfiksia neonatorum merupakan suatu keadaan pada bayi baru
lahir yang mengalami gagal bernafas secara spontan dan teratur segera
setelah lahir. Sehingga bayi tidak dapat memasukan oksigen dan tidak
dapat mengeluarkan zat asam arang dalam tubuhnya (Dewi, 2011).
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi lahir tidak dapat bernafas
secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Keadaan ini disertai
dengan keadaan hipoksis dan hiperkapus serta berakhir dengan
asidosis. Asfiksia akan bertambah buruk apa bila penanganan bayi
tidak dilakukan secara sempurna (Arief&Sari, 2009).
Asfiksia adalah keadaan bayi tidak bernapas secara spontan dan
teratur segera setelah lahir. Seringkali bayi yang sebelumnya
mengalami gawat janin akan mengalami asfiksia sesudah persalinan.
Masalah ini mungkin berkaitan dengan keadaan ibu, tali pusat atau
masalah pada bayi atau sesudah persalinan (Rohani, 2011).
Asfiksia adalah hipoksia yang progestif, penimbunan CO2 dan
asidosis. Bila proses ini berlangsung terlalu jauh dapat mengakibatkan
kerusakan otak atau kematian (Prawirohardjo, 2006).
b. Etiologi dan faktor prediposisi
Penyebab asfiksia secara umum disebabkan adanya gangguan
pertukaran gas atau pengangkutan O2 dari ibu kejanin, pada masa
kehamilan, persalinanatau segera setelah lahir (Arif & Sari, 2009).
17
aliran
darah
pada
uterus
akan
18
pertukaran gas antara ibu dan janin. Gangguan aliran darah ini
dapat ditemukan pada keadaan tali pusat menumbung, tali pusat
melilit leher, kompresi tali pusat antara janin dan jalan lahir dan
lain-lain.
4) Faktor neonatus
Depresi pusat pernafasan pada bayi baru lahir dapat terjadi
karena beberapa hal yaitu:
a) Pemakaian obat anestesi atau analgetik yang berlebihan pada ibu
secara langsung.
b) Trauma yang terjadi pada persalinan, misalnya perdarahan
intrakarnial.
c) Kelainan kongenital pada bayi, misalnya herni diafragmatik,
atresia saluran pernafasan, hipoplasia paru.
c. Patofisiologi
Menurut Varney (2007), hipoksia dimulai dengan frekuensi
jantung dan tekanan darah pada awalnya meningkat dan bayi
melakukan upaya megap-megap. Bayi kemudian masuk pada periode
apnea primer. Bayi yang menerima stimulasi adekuat selama apnea
primer akan melakukan usaha nafas dan bayi yang mengalami asfiksia
jauh lebih berbeda dalam tahap apnea sekunder. Apnea sekunder cepat
menyebabkan kematian kalau tidak dibantu dengan pernafasan buatan
dan warna bayi berubah dari biru menjadi putih karena bayi baru lahir
menutupi sirkulasi perifer sebagai upaya memaksimalkan aliran darah
19
20
21
e. Diagnosa
Aspek yang sangat penting dari resusitasi adalah menilai bayi,
menentukan tindakan yang akan dilakukan dan akhirnya melaksanakan
tindakan. Nilai APGAR pada umumnya dilaksanakan pada 1 menit, 5
menit, 10 menit sesudah bayi lahir. Akan tetapi, penilaian bayi harus
dimulai segera sesudah bayi lahir. Apabila bayi memerlukan intervensi
berdasarkan penilaian pernafasan, denyut jantung atau warna bayi,
maka penilaian ini harus dilakukan segera.Walaupun nilai APGAR
tidak penting dalam pengambilan keputusan pada awal resusitasi,
tetapi dapat menolong dalam upaya penilaian keadaan bayi dan
penilaian efektivitas upaya resusitasi. Jadi nilai APGAR perlu dinilai
pada awal 1 menit dan 5 menit (Wiknjosastro,2007).
f. Penanganan
1) Tindakan yang dapat dilakukan pada bayi asfiksia neonaturum
menurut Dewi (2011), adalah sebagai berikut :
a) Segera membaringkan dengan kepala bayi sedikit ekstensi dan
penolong berdiri disisi kepala bayi dan bersihkan kepala dari
sisa air ketuban.
b) Memiringkan kepala bayi.
c) Membersihan mulut dengan kasa yang dibalut pada jari telunjuk.
d) Menghisap cairan dari mulut dan hidung.
22
jalan
nafas
dengan
menghisap
lendir
membersihkan
badan
bayi,
perawatan
tali
pusat,
suhu
tubuh,
untuk
sementara
waktu
23
PENILAIAN :
1. Bayi cukup bulan.
2. Ketuban jernih,tidak
bercampur mekonium.
3. Menangis atau bernapas.
4. Otot tonus baik .
LANGKAH AWAL
1.Jaga bayi tetap hangat
2 .Atur posisi bayi.
3.Isap lendir
4. Keringkan dan rangsangan taktil.
5. Reposisi
NILAI NAFAS
24
tetapi
melalui
suatu
interaksi
atau
komunikasi
(Nursalam, 2008).
Dalam hal ini data yang diperoleh dari wawancara dengan
keluarga dantim kesehatan yang lain, dimana wawancara tersebut
untuk mengetahui pada ibu meliputi:
a) Biodata
Menggunakan Identitas menurut Nursalam (2008), antara lain :
(1) Nama Bayi
25
(8) Suku/bangsa
(9) Agama
:Untuk
memberikan
support
kepada
:Untuk
mengetahui
tingkat
pendidikan
(12) Alamat
26
27
kaitannya
dengan
obesitas
atau
tidak
(Mufdlilah, 2009).
(c) Pola istirahat
Istirahat merupakan kebiasan yang dianjurkan unuk ibu
hamil (Mufdlilah, 2009).
(d) Pola seksualitas
Dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu melakukan
hubungan seksualitas dalam seminggu, ada keluhan atau
tidak (Varney, 2007).
(e) Personal Hygiene
Dikaji untuk mengetahui tingkat kebersihan, sangat
penting agar tidak terkena infeksi (Mufdlilah, 2009).
(f) Psikologi budaya
Untuk mengetahui apakah ibu ada pantang makanan dan
kebiasaan selama hamil yang tidak diperbolehkan dalam
adat masyarakat setempat, tentang kehamilan ini
diharapkan atau tidak, jenis kelamin yang diharapkan,
dukungan keluarga dalam kehamilan ini, keluarga lain
yang tinggal serumah (Varnay, 2007).
28
tersebut
biasanya
diperoleh
melalui
senses2S
29
Kepala
adakah
kelainan
cephal
hematoma, caputsuccedaneum.
(2)
Mata
(3)
Telinga
(4)
Hidung
(5)
Mulut
(6)
Leher
(7)
Dada
30
Abdomen
(9)
Kulit
(10) Genetalia
(11) Ekstermitas
(13) Anus
e) Pemeriksaan reflek
(1) Reflek moro
Untuk mengetahui gerakan memeluk bila dikagetkan.
31
:Untuk
mengetahui
keterlambatan
penyakit
menyingkirkan
32
terhadap
masalah
atau
diagnosa
dan
kebutuhan
klien
(Varney, 2007).
1) Diagnosa kebidanan
Bayi Ny. X dengan Asfiksia Ringan.
Data Dasar :
a) Data Subjektif
(1) Ibu mengatakan baru saja melahirkan.
(2) Ibu mengatakan bayinya tidak menangis dengan segera
setelah lahir.
b) Data Obyektif
(1) Keadaan umum : lemah
menurut Nanny (2010), yang menunjang ditegakkan diagnosa
asfiksia ringan apabila ditemukan tanda tanda dibawah ini
antara lain :
(2) Pernafasan lebih dari 60 kali per menit.
(3) Nilai APGAR 7-10.
menurut Varney (2007), yang dinilai untuk melihat
keadaan bayi meliputi warna kulit, detak jantung, tonus otot,
reflek dan usaha napas.
(4) Bayi lahir tidak dapat bernafas spontan dan teratur.
(5) Bayi tampak sianosis.
(6) Adanya retraksi sela iga.
(7) Bayi merintih.
33
34
35
36
g. Langkah 7 :Evaluasi
Tujuan evaluasi adalah menilai apa ada kemajuan atau tidak pada
pasien setelah dilakukan tindakan (Hyre, 2003).
Hasil yang diharapkan dari asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
dengan asfiksia ringan adalah
1) Bayi sudah dapat menangis
2) Sudah dilakukan pembersihan jalan napas dan bayi sudah bisa
bernapas dengan baik.
3) Sudah dilakukan pemotongan tali pusat, lakukan inisiasi menyusu
dini selama 1 jam, pemeriksaan antropometri, injeksi vitamin K
sudah diberikan pada paha kiri, salep mata sudah diberikan dan
sudah dilakukan rawat gabung antara bayi dan ibu.
4) Bayi tidak hipotermi
5) Bayi sudah diletakkan dalam inkubator.
6) Ibu sudah mengetahui keadaan bayi.
3. Data Perkembangan
Metode pendekomentasian untuk data perkembangan dalam asuhan
kebidanan pada bayi baru lahir dengan asfiksia ringan ini menggunakan
SOAP menurut Varney (2007), yaitu :
S : Subyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien
melalui anamnesa.
37
O : Obyektif
Menggambarkan pendekomentasian hasil pemeriksaan fisik pasien,
hasil laboratorium dan test diagnostik yang dirumuskan dalam fokus
untuk mendukung asuhan sebagai langkah 1.
A : Assesment atau Analisa
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi
data subyektif dan obyektif dalam satu identifikasi :
a. Diagnosa atau masalah
b. Antisipasi diagnosa atau masalah potensial
c. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi atau
kolaborasi dan atau rujukan
P : Plan
Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan (P) dan
evaluasi (E) berdasarkan analisa.
C. Landasan Hukum
Bidan
dalam
menyelenggarakan
prakteknya
berlandaskan
pada
38
BAB III
METODE PENELITIAN
merupakan
tempat
pengambilan
kasus
dilaksanakan
39
40
41
42
43
44
a. Kotak alat resusitasi yang berisi tabung dan sungkup atau balon dan
sungkup neonatal.
b. Jam atau pencatat waktu.
(Wiknjosastro, 2007).
BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Kasus
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA BAYI Ny. B
DENGAN ASFIKSIA RINGAN DI RSUD Dr. MOEWARDI
SURAKARTA.
1. Pengkajian
Pada tanggal :09 April 2013
a. Data subjektif
1) Identitas bayi
a) Nama bayi
: By. Ny B
b) Umur bayi
: 1 menit
d) Jenis Kelamin
: Laki laki
e) Anak ke
: 1 (satu)
2) Identitas Ibu
Identitas Ayah
a) Nama
: Ny. B
Nama
:Tn. W
b) Umur
: 22 tahun
Umur
:25tahun
c) Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Suku/bangsa :Jawa/Indonesia
d) Agama
: Islam
Agama
:Islam
e) Pendidikan
: SMP
Pendidikan
: STM
f) Pekerjaan
: IRT
Pekerjaan
: Swasta
g) Alamat
45
46
:18- 6- 2012
b) HPL
: 25- 3- 2013
Trimester II
Trimester III
d) ANC
b) Jenis persalinan
: Spontan induksi
47
3) Riwayat penyakit
a) Riwayat penyakit saat hamil
Ibu mengatakan saat hamil tidak pernah menderita penyakit yang
menyertai kehamilanya seperti : flu, batuk, dan pilek.
b) Riwayat penyakit sistemik
(1) Jantung
(2) Ginjal
(3) Asma/ TBC : Ibu mengatakan saat hamil tidak pernah sesak
nafas dan tidak pernah batuk lebih dari 2
minggu disertai keluar darah.
(4) Hepatitis
(5) DM
(6) Hipertensi
48
(7) Epilepsi
(8) Lain-lain
49
c. Pemeriksaan Fisik
1) Tabel 4.1 Pemeriksaan APGAR score
Aspek yang
dinilai
0
Appearance Biru
(warna kulit) pucat
Pulse(detak
jantung)
Tidak
ada
Grimace
(reflek)
Tidak
ada
Activity
(tonus otot)
Tidak
ada
Respiratory
(usaha
nafas)
Tidak
ada
Nilai
1
Tubuh
merah muda
Ekstermitas
biru
Lambat
dibawah
100
Gerakan
sedikit
Ektermitas
fleksi
sedikit
Lambat
tidak teratur
2
Merah muda
seluruhnya
Jumlah
Menit 1
1
Diatas 100 x/
menit.
Reaksi
melawan
Gerakan aktif
Menangis
dengan kuat
Jumlah
2) Pemeriksaan Umum
a) Pernafasan
: 42 x/menit
: kurang aktif
Normal,
tidak
ada
pembesaran
cephal
c) Muka
d) Mata
e) Telinga
50
f) Hidung
g) Mulut
h) Leher
i) Dada
j) Perut
k) Tali pusat
l) Punggung
Tidak
ada
pembengkaan
pada
daerah
punggung.
m) Ekstermitas
n) Genetalia
o) Anus
: Positif berlubang
4) Reflek
Moro
5) Antropometri
: Belum dilakukan
6) Eliminasi
a) Urine
: Belum keluar
b) Mekonium
: Sudah keluar
51
2. Interpretasi Data
Tanggal :09 April 2013
a. Diagnosa kebidanan
Bayi baru lahir Ny. B Umur 2 menit dengan Asfiksia ringan.
Data Dasar :
1) Data Subjektif
a) Ibu mengatakan melahirkan bayi pada tanggal 09 April 2013 jam
08. 20 WIB.
b) Ibu mengatakan bayinya tidak menangis dengan spontan saat
lahir.
2) Data obyektif
a) Nilai APGARscore satu menit pertama 7 yaitu
(1) Tubuh merah muda ekstermitas biru,
nilai : 1
nilai : 2
nilai : 2
nilai : 1
nilai : 1
b) Pemeriksaan fisik
(1) Warna kulit
(2) Hidung
(3) Mulut
Kebiruan,
tidak
ada
labioskizis
dan
palatoskizis.
(4) Dada
52
c) Vital sign
Denyut jantung
: 110 x/menit
Pernafasan
: 42 x/menit
d) Pemeriksaan reflek
Reflek moro
b. Masalah
Bayi terjadi gangguan pernafasan.
c. Kebutuhan
Membersihkan jalan nafas.
3. Diagnosa potensial
Potensial terjadi asfiksia sedang.
4. Tindakan segera
a. Pembersihan jalan nafas dengan menggunakan selang dee lee.
b. Menjaga agar suhu tetap hangat.
5. Rencana tindakan
Tanggal :09 April 2013
53
6. Pelaksanaan
Tanggal : 09 April 2013
a. Pukul: 08. 24 WIB memotong tali pusat dengan menggunakan gunting
tali pusat.
b. Pukul: 08. 25 WIB mengeringkan tubuh bayi dengan menggunakan
handuk kering.
c. Pukul: 08. 25 WIB menilai APGAR score pada menit kelima.
d. Pukul: 08. 26 WIB meletakkan bayi dimeja resusitasi dan memberikan
lampu sorot.
e. Pukul: 08. 26 WIB memastikan kepala bayi sedikit ekstensi.
f. Pukul: 08. 26 WIB membersihkan jalan nafas dari mulut hingga hidung
dengan menggunakan selang dee lee.
g. Pukul: 08. 28 WIB memberikan rangsangan taktil pada telapak kaki
dengan cara menepuk kedua telapak kaki dan menggosok punggung
bayi.
h. Pukul:08.38 WIB menilai APGAR score pada menit kesepuluh.
54
7. Evaluasi
Tanggal : 09 April 2013
a. Pukul: 08. 25 WIB tali pusat bayi telah dipotong.
b. Pukul: 08. 25 WIB tubuh bayi telah kering dengan menggunakan
handuk bersih.
c. Pukul: 08. 26 WIB nilai APGAR score pada menit kelima adalah 8
d. Pukul: 08.27 WIB bayi telah dibawa ke meja resusitasi dan diberikan
lampu sorot.
e. Pukul: 08.27 WIB kepala bayi sedikit ekstensi.
f. Pukul: 08.27 WIB bayi sudah dibersihkan jalan nafas dengan selang dee
lee dan jalan nafas sudah bersih.
g. Pukul: 08.29 WIB bayi sudah diberikan rangsangan pada telapak kaki
dan punggung dan bayi sudah dapat menangis dengan kuat.
h. Pukul: 08.29 WIB nilai APGAR score
55
Tabel 4.2
Aspek yang
dinilai
Appearance Biru
(warna
pucat
kulit)
Tubuh
merah
muda
ekstermitas
biru
Lambat
dibawah
100
x/menit
Gerakan
sedikit
2
Merah
muda
seluruhnya
Pulse
(detak
jantung)
Tidak
ada
Grimace
( reflek )
Tidak
ada
Activity
(tonus otot)
Tidak
ada
Ektermitas
fleksi
sedikit
Gerakan
aktif
Respiratory
(usaha
nafas)
Tidak
ada
Lambat
tidak
teratur
Menangis
dengan
kuat
Jumlah
Nilai
1
Diatas 100
x/menit
Reaksi
melawan
Jumlah
5 Menit 5 Menit
I
II
1
2
1
56
DATA PERKEMBANGAN I
Tanggal: 09 April 2013
S : Subyektif
Ibu mengatakan merasakan senang karena bayinya sudah menangis dengan
kuat.
O : Obyektif
1. Keadaan umum bayi baik dan bergerak aktif.
2. Tanda- tanda vital bayi:
Denyut jantung : 120 x/menit.
Respirasi
: 48 x/menit.
Suhu
: 36,4 C.
57
: 33 cm.
b. Lingkar dada
: 35 cm.
c. BB/ PB
d. Lingkar lengan
: 12 cm.
2. Pukul: 08. 39 WIB tali pusat bayi telah dibungkus dengan kassa steril.
3. Pukul: 08. 41 WIB bayi telah diberikan injeksi vitamin K 1 mg secara IM
dipaha kiri bagian luar.
58
4. Pukul: 08. 43 WIB bayi sudah diberikan salep mata eritromisin 0,5 %.
5. Pukul: 08. 45 WIB bayi telah dijaga kehangatannya dengan :
a. Bayi telah di gedong.
b. Bayi telah di berikan sarung tangan, sarung kaki serta topi.
6. Pukul: 09. 05 WIB bayi telah diberikan lampu sorot.
7. Pukul: 09. 15 WIB bayi telah dilakukan rawat gabung dengan ibu.
8. Pukul: 09. 20 WIB ibu bersedia memberikan ASI sesuai kebutuhan bayi.
9. Pukul:09. 26 WIB bayi telah dilakukan pemeriksaan reflek dengan hasil :
a. Moro
: Ada, kuat
59
DATA PERKEMBANGAN II
Tanggal : 10 April 2013
S: Subyektif
1. Ibu mengatakan sudah mulai memberikan ASI kepada bayinya, Tetapi ASI
tidak lancar.
2. Ibu mengatakan bayinya sudah dimandikan.
O: Obyektif
1. KU bayi : baik.
2. Tanda- tanda vital bayi :
Denyut jantung
: 124 x/menit.
Respirasi
:50 x/menit.
Suhu
: 36,6 C.
: kemerah-merahan.
60
: kuning jernih.
: kuning, jernih.
: kuning, jernih.
b. BAB
1) Pukul: 10.45 WIB
Frekuensi
: 1 kali.
Konsistensi
:Lunak.
Warna
: Coklat, kehitaman.
61
3. Pukul: 07.16 WIB ibu telah mengerti dan paham bagaimana cara merawat
tali pusat dan memandikan bayi.
4. Pukul: 07.16 WIB Ibu bersedia untuk memberikan ASI sesuai dengan
kebutuhan.
5. Pukul: 12.00 WIB telah dilakukan observasi tanda tanda vital pada bayi
dengan hasil :
Denyut jantung : 120 x/menit.
Suhu
: 36,8C.
Respirasi
: 50 x/menit.
B. PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas kasus tentang bayi baru lahir
dengan asfiksia ringan yang ada di lahan klinik dengan teori yang ada. Karena
penulis menggunakan manajemen kebidanan tujuh langkah dari Varney,
maka pembahasan akan diuraikan langkah demi langkah sebagai berikut :
1. Pengkajian
Pengkajian dengan pengumpulan data dasar yang merupakan data awal
dari
manajemen
kebidanan
secara Varney,
dilaksanakan
dengan
62
63
ringan ditandai dengan adanya gejala takipnea dengan napas lebih dari 60
kali per menit, bayi tampak sianosis, adanya retraksi sela iga, bayi
merintih, adanya pernapasan cuping hidung, bayi kurang aktivitas dan dari
pemeriksaan auskultasi diperoleh hasil ronchi, rales dan wheezing positif.
Masalah yang ditemukan pada bayi Ny. B dengan asfiksia ringan
adalah bayi terjadi gangguan pernafasan. Kebutuhan yang diberikan adalah
membersihkan jalan nafas. Dari kasus ini masalah yang ditemukan dan
kebutuhan sudah sesuai dengan terori menurut Deslidel (2011), yaitu
masalah yang terjadi adalah pernapasan kurang, bayi tampak sianosis dan
kebutuhan yang diberikan adalah membersihkan jalan nafas, pemberian
O2, rasa nyaman, kehangatan. Tapi pada kasus ini masalah yang terjadi
hanya gangguan pernafasan dan kebutuhan yang diberikan adalah
pembersihan jalan napas.
Jadi pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
praktek lapangan.
3. Diagnosa Potensial
Pada kasus bayi Ny. B dengan asfiksia ringan diagnosa potensial
terjadi asfiksia sedang, jadi sudah sesuai dengan teori menurut Surasmi
(2003), bahwa diagnosa potesial asfiksia ringan adalah asfiksia sedang.
Pada kasus ini tidak terjadi diagnosa potensial karena dapat ditangani
dengan baik sehingga bayi dapat bernapas dengan spontan.
64
4. Antisipasi
Pada kasus bayi Ny. B dengan asfiksia ringan antisipasi yang
dilakukan adalah pembersihan jalan napas dan menjaga agar suhu tetap
hangat. Antisipasi yang diberikan pada kasus ini sudah sesuai dengan teori
menurut Arief & Sari (2009) yaitu perawatan bayi, pembersihan jalan
nafas, dan menjaga agar suhu tetap hangat.
Jadi pada langkah tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
praktek dilapangan.
5. Perencanaan
Pada kasus bayi Ny. B dengan Asfiksia ringan ini rencana tindakan
yang dilakukan adalah :
a. Potong tali pusat dengan gunting tali pusat.
b. Keringkan tubuh bayi.
c. Berikan lampu sorot.
d. Pastikan kepala bayi sedikit ekstensi.
e. Bersihkan jalan nafas dari mulut hingga hidung dengan menggunakan
selang dee lee.
f. Berikan rangsangan taktil pada telapak kaki dan punggung bayi.
Perencanaan yang diberikan sudah sesuai dengan teori menurut
Wiknjosastro (2003), rencana yang diberikan pada bayi dengan asfiksia
ringan adalah :
a. Keringkan dan bungkus bayi dengan kain agar tetap hangat.
65
b. Bersihkan jalan napas dengan hisap lendir pada hidung dan mulut
dengan menggunakan dee lee.
c. Keringkan badan, bersihkan badan, potong tali pusat lalu lakukan
inisiasi menyusu dini selama 1 jam, periksa antropometri, berikan
injeksi vitamin K pada paha kiri, salep mata.
d. Observasi suhu tubuh.
e. Berikan lampu sorot pada bayi.
f. Beritahu ibu tentang keadaan bayi.
Jika dibandingkan dengan teori pada langkah ini hanya dilakukan
sebagian perencanaan asuhan, dan tidak dilakukan inisiasi menyusu dini
Jadi pada langkah ini ada kesenjangan antara teori dan praktek di
lapangan.
6. Pelaksanaan
Pada kasus ini dilaksanakan secara menyeluruh dari apa yang
sudah direncanakan pada langkah kelima (perencanaan) yaitu :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
66
7. Evaluasi
Berdasarkan hasil asuhan yang diberikan pada bayi Ny. B dengan
asfiksia ringan tidak ada hambatan dan masalah yang terjadi pada bayi
dapat teratasi.
Setelah asuhan tersebut diberikan, dilanjutkan dengan asuhan
perawatan bayi baru lahir, pemantauan nutrisi dan pemantauan eliminasi.
Hasilnya bayi dalam kondisi normal, nutrisi dan eliminasi baik.
Berdasarkan hasil asuhan selama 2 hari masalah bayi teratasi dan
bayi dalam keadaan normal. Evaluasi pada kasus ini yang dihasilkan sudah
sesuai dengan teori menurut Hyre (2003), yaitu bayi dapat bernapas
dengan normal, tidak hipotermi, tidak infeksi, nutrisi dan vital sign baik.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan
bahwa :
1. Dari pengkajian pada bayi Ny. B dengan asfiksia ringan diketahui nilai
APGAR score pada menit pertama 7, warna kulit tubuh merah muda,
ekstermitas biru, hidung terdapat secret, mulut kebiruan dan aktifitas
kurang.
2. Dari interpretasi data ditegakan diagnosa kebidanan bayi Ny. B umur satu
menit dengan Asfiksia ringan. Masalah yang timbul adalah gangguan
pernafasan pada bayi, kebutuhan yang diberikan adalah membersihkan
jalan nafas bayi.
3. Diagnosa potensial pada bayi Ny. B dengan asfiksia ringan adalah asfiksia
sedang dan tidak terjadi asfiksia sedang .
4. Antisipasi yang dilakukan pada bayi Ny. B dengan asfiksia ringan adalah
pembersihan jalan nafas dengan menggunakan selang dee lee dan menjaga
agar suhu tetap hangat.
5. Rencana asuhan kebidanan pada bayi Ny. B dengan asfiksia ringan
dilakukan secara menyeluruh yaitu dengan potong tali pusat, keringkan
tubuh bayi, letakkan bayi dimeja resusitasi dan berikan lampu sorot,
bersihkan jalan nafas dari mulut hingga hidung, nilai APGAR score menit
kelima dan kesepuluh.
67
68
B. Saran
Berdasarkan studi kasus yang sudah dilaksanakan maka penulis dapat
memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi profesi
Bidan diharapkan untuk menjaga standar pelayanan kebidanan yang
sesuai dengan pendekatan manajemen kebidanan tujuh langkah Varney
sehingga pelayanan yang dihasilkan efektif dan efisien dapat tercapai pada
klien.
69
2. Bagi institusi
a. RSUD Dr. Moewardi
Diharapkan untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
khususnya dalam asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan asfiksia
ringan.
b. Pendidikan STIKes Kusuma Husada
Diharapkan dapat menambah bahan bacaan yang bermanfaat
tentang asfiksia ringan.
DAFTAR PUSTAKA
Putri, T, A. 2012. Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia
Sedang. Diruang Perinatologi RB Restu Ibu Sragen. Surakarta. STIKes
Kusuma Husada Surakarta. Karya Tulis Ilmiah.
Rohani, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan. Jakarta: Salemba
Medika.
Saifuddin, A, B. 2003. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatus. Jakarta:
YBPSP.
Varney, H. 2007. Varnay Midwifery. Jakarta: EGC.
Winkjosastro. 2003. IlmuKebidanan. Jakarta: YBPSP.