INTISARI PERCOBAAN
Pada praktikum GF I-6 tentang altimeter praktikan dituntut untuk
dapat mengerti dan memahami tentang pengertian dari altimeter, juga praktikan
harus dapat mengetahui tentang cara kerja dari altimeter tersebut.
Altimeter adalah alat ukur ketinggian suatu titik dari permukaan laut.
Di dalam altimeter itu sendiri terdapat beberapa koreksi yaitu koreksi temperatur
dan koreksi barometis. Koreksi temperatur merupakan koreksi yang terjadikarena
adanya perbedaan suhu sedangkan koreksi barometis merupakan koreksi yamg
terjadi karena adanya perbedaan tekanan.
II.
TUJUAN
Mahasiswa memahami cara penggunaan altimeter dan cara akusisi
data dengan metode satu alat atau dua alat serta memahami cara pengolahan
datanya.
III.
IV.
TEORI DASAR
Altimeter adalah alat untuk mengukur ketinggian suatu titik dari
permukaan laut. Biasanya alat ini digunakan untuk keperluan navigasi dalam
Lihat terlebih dahulu interval peta, lalu hitung ketinggian tempat yang ingin kita
ketahui, memang ada rumusan umum interval kontur = 1/2000 skala peta. tetapim
rumus ini tidak selalu benar, beberapa peta topografi keluaran Direktorat Geologi
Bandung aslinya berskala 1:50.000 (interval kontur 25 m), tetapi kemudian
diperbesar menjadi berskala 1:25.000 dengan interval kontur tetap 25 meter.
Pada suatu kondisi tertentu yang mendesak, misalnya SAR gunung
hutan, sering kali peta diperbanyak dengan cara di foto kopi. Untuk itu, interval
kontur peta tersebut harus tetap ditulis. Peta keluaran Bakosurtanal (1:50.000)
membuat kontur tebal untuk setiap kelipatan 250 meter, atau setiap selang 10
kontur. Seri peta keluaran AMS (skala 1:50.000) membuat garis kontur tebal
untuk setiap kelipatan 100 meter. peta keluaran Direktorat Geologi Bandung tidak
Pengukuran dimulai dari titik yang telah diketahui ketinggiannya, misalnya titik
triangulasi. Selain itu bisa juga ditentukan dari titik base station (BS) dimana
pengukuran.
Altimeter bergerak dibawa ke setiap titik ukur. Setelah semua titik diukur
ketinggiannya dengan menggunakan altimeter bergerak, maka pengukuran
selanjutnya harus kembali lagi ke tiik awal (BS). Jadi pengukurannya berbentuk
altimeter. Oleh sebab itu, koreksi barometris diberikan dari selisih bacaan tinggi
altimeter yang dikoreksi dengan koreksi temperature. Untuk menentukan koreksi
barometris maka jalur pengukuran harus diikatkan pada titik ikat yang sudah
memnpunyai nilai ketinggian, sehingga angka pembacaan altimeter dapat diatur
ke nilai ketinggian titik ikat tersebut. Sedangkan titik ikat yang digunakan itu
harus mempunyai ketelitian yang lebih baik dibandingkan dengan ketelitian yang
dihasilkan pada metode barometris. Dan oleh karena itu pula, sebaiknya gunakan
titik triangulasi sebagai titik ikat. Adapun nilai bacaan altimeter pertama di titik
awal dengan nilai bacaan altimeter pada saat kembali ke titik awal, bacaan
nilainya selalu berbeda walaupun dilakukan di titik yang sama. Maka dengan
adanya perbedaan inilah akan didapatkan nilai H sebagai nilai koreksi
barometris. Rumus :
K Barometis =Bac aan tinggi altimeterK Temperatur
V.
VI.
VII.
VIII.
IX.
DATA PRAKTIKUM
PENGOLAHAN DATA
ANALISA
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Subagio. 2003. Pengetahuan Peta. Penerbit ITB : Bandung.
http ://id.wikipedia.ord/wiki/18-04-2012/Altimeter
http://koprp citaka.wordpress.com/18-04-2012/Cara-mengetahui-ketinggian
suatu tempat
http://www.scribd.com/18-04-2012/Petunjuk-penggunaan-altimeter
Handoyo, Agus Harsolumakso, 2001.Buku pedoman geologi lapangan