BPRS PDF
BPRS PDF
PENGERTIAN
UU Perbankan No. 7 Th. 1992:
Bank Pembiayaan Rakyat adalah lembaga keuangan bank
yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito
berjangka tabungan dan/ atau bentuk lainnya yg dipersamakan
dg itu dan menyalurkan dana sbg usaha BPR
UU Perbankan No.10 Th.1998:
BPR adalah Lembaga keuangan bank yg melaksanakan
kegiatan usahanya secara konvensional atau berdasar prinsip
syariah
UU Perbankan Syariah No. 21 Th. 2008:
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) adalah Bank
Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam
lalu lintas pembayaran.
PENGERTIAN
Bank Indonesia menyebutnya sebagai
Islamic Rural Bank atau Community
Bank yaitu unit bank kecil yang
melayani satu komunitas.
Sejarah Berdirinya
DARI KEMERDEKAAN HINGGA PAKTO 1988
Setelah perang kemerdekaan, pemerintah mendorong pendirian bank-bank pasar yang
terutama sangat dikenal karena didirikan di lingkungan pasar dan bertujuan untuk
memberikan pelayanan jasa keuangan kepada para pedagang pasar.
Bank-bank pasar tersebut kemudian berdasarkan Pakto 1988 dikukuhkan menjadi BPR.
Bank-bank yang didirikan antara 1950 - 1970 didaftarkan sebagai Perseroan Terbatas (PT),
CV, Koperasi, Maskapai Andil Indonesia (MAI), Yayasan, dan perkumpulan. Pada masa
tersebut, berdiri beberapa lembaga keuangan yang dibentuk oleh Pemerintah Daerah seperti
Bank Karya Produksi Desa (BKPD) di Jawa Barat, Badan Kredit Kecamatan (BKK) di Jawa
Tengah, Kredit Usaha Rakyat Kecil (KURK) di Jawa Timur, Lumbung Pitih Nagari (LPN) di
Sumatera Barat dan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Bali.
Pada Oktober 1988 pemerintah mengeluarkan kebijakan deregulasi perbankan, yang dikenal
sebagai Pakto 88 yang antara lain memberi kemudahan bagi pendirian BPR. Sejak itu BPR di
Indonesia tumbuh dengan subur.
Sejarah next
PASCA-PAKTO 1988
Sebagai kelanjutan Pakto 1988, pemerintah mengeluarkan beberapa
paket ketentuan di bidang Perbankan yang merupakan penyempurnaan
ketentuan sebelumnya.
Sejalan dengan itu, Pemerintah menyempurnakan Undang Undang No.14
Tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perbankan dengan mengeluarkan
Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan.
Undang-Undang tersebut disempurnakan lebih lanjut dalam UndangUndang No.10 Tahun 1998. Dalam Undang-Undang ini secara tegas
dikemukakan bahwa jenis bank di Indonesia, yaitu Bank Umum dan Bank
Perkreditan Rakyat.
Kemudian disempurnakan lagi dg UU Perbankan Syariah No. 21 Th. 2008
bahwa BPRS adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Pendirian BPRS
PIHAK YANG DAPAT MENDIRIKAN BPRS :
Warga Negara Indonesia (WNI);
Badan hukum Indonesia yang seluruh kepemilikannya
oleh WNI;
Pendirian.
PERSYARATAN MODAL DISETOR BPR
Rp. 2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah) untuk BPR yang didirikan di Wilayah
Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya dan Kabupaten/Kotamadya Tangerang,
Bogor, Bekasi dan Karawang.
Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) untuk BPR yang didirikan di wilayah
ibukota propinsi di luar wilayah tersebut pada angka 1.
Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) untuk BPR yang didirikan di luar
wilayah tersebut pada angka 1 dan 2.
Bagian dari modal disetor yang digunakan untuk modal kerja sekurang-kurangnya
sebesar 50%.
Pendirian.
PERSYARATAN DIREKSI
Tidak termasuk dalam daftar orang tercela di bidang perbankan.
Memiliki integritas antara lain memiliki akhlak dan moral yang baik,
Kendala ?
Sosialisasi BPRS sebagai BPR yg berprinsip syariah
belum maksimal
Kendala.next
Strategi .
Mengupayakan BPRS di seluruh
Indonesia memiliki produk dana pihak
ketiga dengan fitur dan fasilitas ATM
Mendorong terus munculnya BPRSBPRS baru agar akselerasi
pertumbuhan perbankan syariah lebih
cepat
PERTUMBUHAN BPRS