Askep Malnutrisi
Askep Malnutrisi
jaringan lemak dipecah menjadi asam lemak, gliserol dan keton bodies.
Otot dapat mempergunakan asam lemak dan keton bodies sebagai sumber
energy. Jika kekurangan makanan ini berjalan menahun, tubuh akan
mempertahankan diri jangan sampai memecah protein lagi seteah kira-kira
kehilangan separuh dari tubuh.
2. Kwashiorkor
Pada defisiensi protein murni tidak terjadi katabolisme jaringan yang
sangat berlebih, karena persediaan energi dapat dipenuhi oleh jumlah
kalori dalam dietnya. Kelainan yang mencolok adalah gangguan metabolik
dan perubahan sel yang menyebabkan edema dan perlemakan hati. Karena
kekurangan protein dalam diet, akan terjadi kekurangan berbagai asam
amino esensial dalam serum yang diperlukan untuk sintesis dan
metabolisme. Selama diet mengandung cukup KH, maka produksi insulin
akan meningkat dan sebagian asam amino dalam serum yang jumlahnya
sudah kurang tersebut akan disalurkan ke jaringan otot. Makin
berkurangnya asam amino dalam serum ini akan menyebabkan kurangnya
produksi albumin hepar, yang berakibat timbulnya edema. Perlemakan
hati terjadi karena gangguan pembentukan beta-lipoprotein, sehingga
transport lemak dari hati ke depot terganggu, dengan akibat terjadinya
penimbunan lemak di hati.
F. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinik antara Marasmus dan Kwashiorkor sebenarnya berbeda
walaupun dapat terjadi bersama-sama.
normositik
normokrom
karenaadanya
gangguan
sistem
dapat
Intervensi
Rasional
Jelaskan kepada keluarga tentang Meningkatkan pemahaman keluarga tentang
penyebab dan kebutuhan nutrisi untuk
penyebab malnutrisi, kebutuhan nutrisi
pemulihan
klien
sehingga
dapat
pemulihan,
susunan
menu
dan
meneruskan upaya terapi dietetik yang
pengolahan makanan sehat seimbang,
telah diberikan selama hospitalisasi.
tunjukkan contoh jenis sumber
makanan ekonomis sesuai status sosial
ekonomi klien
Tunjukkan cara pemberian makanan Meningkatkan partisipasi keluarga dalam
pemenuhan kebutuhan nutrisi klien,
per sonde, beri kesempatan keluarga
mempertegas peran keluarga dalam
untuk melakukannya sendiri.
upaya pemulihan status nutrisi klien.
Laksanakan pemberian roborans sesuai Roborans meningkatkan nafsu makan, proses
program terapi.
absorbsi dan memenuhi defisit yang
menyertai keadaan malnutrisi.
Menilai
perkembangan masalah klien.
Timbang berat badan, ukur lingkar
lengan atas dan tebal lipatan kulit
setiap pagi.
yang terjadi.
Tidak ada tanda/gejala dehidrasi (tanda-tanda vital dalam
batas normal).
Frekuensi defekasi 1 x/24 jam dengan konsistensi
padat/semi padat).
Intervensi
Lakukan/observasi pemberian
cairan
per
infus/sonde/oral
sesuai program rehidrasi.
Jelaskan
kepada
keluarga
tentang upaya rehidrasi dan
partisipasi yang diharapkan dari
keluarga dalam pemeliharan
patensi pemberian infus/selang
sonde.
Kaji perkembangan keadaan
dehidarasi klien.
Hitung balans cairan.
Rasional
Upaya rehidrasi perlu dilakukan untuk
mengatasi masalah kekurangan volume cairan.
Diagnosa
3:
Gangguan
pertumbuhan
dan
perkembangan
Intervensi
Ajarkan kepada orang tua tentang
standar pertumbuhan fisik dan tugastugas perkembangan sesuai usia anak.
Lakukan
pemberian
makanan/
minuman sesuai program terapi diet
pemulihan.
Lakukan pengukuran antropo-metrik
secara berkala.
Lakukan
stimulasi
tingkat
perkembangan sesuai dengan usia
klien.
Lakukan
rujukan
ke
lembaga
pendukung stimulasi pertumbuhan dan
perkembangan (Puskesmas/Posyandu)
Rasional
Meningkatkan pengetahuan keluarga tentang
keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan
anak.
Diet
khusus
untuk
pemulihan
malnutrisi
diprogramkan secara bertahap sesuai dengan
kebutuhan anak dan kemampuan toleransi sistem
pencernaan.
Menilai perkembangan masalah klien.
Stimulasi diperlukan untuk mengejar keterlambatan
perkembangan anak dalam aspek motorik, bahasa
dan personal/sosial.
Mempertahankan kesinambungan program stimulasi
pertumbuhan dan perkembangan anak dengan
memberdayakan sistem pendukung yang ada.
Diagno
personde
dan
peningkatan
sekresi
trakheobronkhial.
Tujuan : Klien tidak mengalami aspirasi.
Kriteria:
-
mengalami aspirasi.
Bunyi napas normal, ronchi tidak ada.
Intervensi
Rasional
Rasional
Fisioterapi dada meningkatkan pelepasan
sekret. Suction diperlukan selama fase
hipersekresi trakheobronkhial.
Lakukan
pemberian
obat Mukolitik
memecahkan
ikatan
mukus;
mukolitik/ekspektorans sesuai program ekspektorans mengencerkan mukus.
terapi.
Observasi irama, kedalaman dan bunyi Menilai perkembangan maslah klien.
napas.
Referensi:
Behrman. E .R., Ilmu Kesehatan Anak Nelson, Vol I, 1999. Jakarta : EGC
Betz, Ceciliy,L. keperawatan pediatric.2002. Jakarta : EGC
Soetjiningsih, Tumbuh Kembang Anak,1995, Jakarta : EGC
http://medicafarma.blogspot.com/2008/03/kwashiorkor.html
http://comprehensivenursing.blogspot.com/2008/07/asuhankeperawatan
pada-anak-dengan_5720.html
http://ns-nining.blogspot.com/2008/11/asuhan-keperawatan-anakdengan-protein.html