Anda di halaman 1dari 6

STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR

(SOP)

PT. ARFAK INDRA


Kantor Pusat : Wisma Nugraha Lt. 4
Jl. Raden Saleh No. 6 Jakarta Pusat
Telepon (021)31904328 Fax (021)31904329
Kantor Perwakilan : Jl Yos Sudarso No.88 Fakfak
Papua Barat Indonesia
Telepon (0956)22854

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


No. Dok
:
PEMBUATAN KAWASAN
Revisi
:
PELESTARIAN PLASMA
Terbit
:
NUTFAH

SOP-0209
04
19/11 /2011

1. PENGERTIAN
a. Hutan Produksi adalah kawasan hutan yang diperuntukan guna produksi hasil hutan untuk
memenuhi keperluan masyarakat pada umumnya dan khususnya untuk pembangunan industri
dan ekspor.
b. Hak Pengusahaan Hutan (HPH) adalah hak untuk mengusahakan hutan di dalam suatu
kawasan hutan produksi yang meliputi kegiatan penanaman, pemeliharaan, pengamanan,
pemanenan hasil, pengolahan dan pemasaran hasil hutan, berdasarkan ketentuan yang
berlaku serta berdasarkan azas kelestarian.
c. Plasma Nutfah adalah substansi yang terdapat dalam kelompok makhluk hidup dan
merupakan sumber sifat keturunan yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan atau dirakit
untuk menciptakan jenis unggul atau kultivar baru.
d. Kawasan Pelestarian Plasma Nutfah (KPPN) adalah suatu tipe kawasan pelestarian di dalam
habitat aslinya (in situ) dikawasan hutan produksi untuk kepentingan pelestarian plasma
nutfah baik dari jenis tumbuhan maupun hewan dan jasad renik.
2. TUJUAN
Tujuan dari pembuatan KPPN adalah
a. Untuk menjelaskan dan menerangkan pelaksanaan pembuatan kebun plasma nutfah di areal
IUPHHK PT. Arfak Indra.
b. Untuk melindungi, mengawetkan dan memanfaatkan secara lestari plasma nutfah dari jenisjenis tumbuhan, hewan maupun jasad renik di kawasan hutan produksi.

3. SASARAN
Untuk pedoman tata cara kerja pada tahapan pelaksanaan pembuatan KPPN di areal IUPHHK PT.
Arfak Indra. Kegiatan ini mencakup seluruh proses kegiatan kebun plasma benih.
4. DOKUMEN ATAU REFERENSI YANG BERHUBUNGAN
a. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya.
b. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang ketentuan-ketentuan pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
c. Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.
d. Peraturan Pemerintah RI Nomor 45 Tahun 2004 tentang perlindungan Hutan.
e. Keputusan

Menteri

Kehutanan

Nomor

357/Kpts-II/1998

tentang

Pemanfaatan Kawasan Pelestarian Plasma Nutfah di Hutan Produksi.

pengelolaan

dan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


No. Dok
:
PEMBUATAN KAWASAN
Revisi
:
PELESTARIAN PLASMA
Terbit
:
NUTFAH
f.

SOP-0209
04
19/11 /2011

Peraturan Pemerintah RI Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana
Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan.

g. Pedoman Pembuatan Kebun Plasma Nutfah.


5. PENANGGUNG JAWAB
a. Kepala Bagian Kelola Lingkungan dan SCR
Bertanggung jawab atas terselenggaranya kegiatan pembuatan kebun plasma nutfah.
b. Kepala Seksi Pengelolaan Lingkungan
Bertanggung jawab secara operasional terhadap pelaksanaan lapangannya, serta melakukan
monitoring dan evaluasi secara internal di lapangan, apakah telah sesuai dengan target dan
prosedur kerja standar yang digunakan.
6. MASUKAN YANG DIBUTUHKAN
Masukan yang dibutuhkan dari kegiatan pembuatan kebun plasma nutfah adalah:
a. Peta RKT skala 1 : 50.000.
b. Kapasitas kerja per team.
c. Tabel supply logistic, material, medical survey.

7. KELUARAN YANG DIHASILKAN


Keluaran yang diharapkan dari kegiatan pembuatan KPPN adalah :
a. Lokasi Kebun Plasma Nutfah.
b. Kondisi tanah, ketinggian, kondisi vegetasi dan satwa liar.
c. Data jenis dan habitat satwa.
d. Dokumentasi lokasi KPN, kondisi flora dan fauna, kondisi habitat.
8. CYCLE TIME
Waktu pelaksanaan kegiatan pembuatan KPPN disesuaikan dengan schedule pada activity plan
bagian pengelolaan lingkungan.
9. PROSEDUR KERJA
a. Pemilihan Lahan
1) Luas

Setiap pemegang Hak Pengusahaan Hutan wajib menunjuk sebagian areal kerja
sebagai kawasan pelestarian plasma nutfah.

Menyiapkan lahan KPPN minimum seluas 300 hektar dan maksimum 500 hektar.

Luas dan penyebaran kawasan pelestarian plasma nutfah disesuaikan dengan


keadaan tipe ekosistem areal kerja Hak Pengusahaan Hutan dengan kriteria :

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


No. Dok
:
PEMBUATAN KAWASAN
Revisi
:
PELESTARIAN PLASMA
Terbit
:
NUTFAH

keterwakilan dan keunikan plasma nutfah.

keterakaman kekayaan.

ketersediaan regulasi.

SOP-0209
04
19/11 /2011

2) Penentuan Tempat

Letak Kebun Plasma Nutfah


Pemilihan lokasi KPPN harus memperhatikan komposisi sekitarnya. Kebun plasma
nutfah harus berjauhan dengan kegiatan manusia (pemukiman penduduk dan jalan).
Hal ini untuk menghindari gangguan dari kegiatan manusia yang dapat merusak
vegetasi hutan. Selain itu juga harus aman dari bahaya kebakaran.

Kondisi Tanah
Kondisi tanah yang diinginkan adalah kondisi tanah yang dapat mewakili kondisi
tanah rata-rata dari HPH setempat.

Ketinggian
Lokasi KPPN harus mewakili selang keragaman ketinggian di lokasi IUPHHK dimana
panjang areal mengarah ke atas lereng. Dari hal ini diharapkan dapat diperoleh
koleksi yang lebih lengkap sehingga mewakili vegetasi yang ada pada setiap kelas
ketinggian.

Kondisi Vegetasi
Diutamakan hutan yang akan dijadikan KPPN adalah hutan virgin atau hutan yang
kerusakannya sedikit. Keragaman vegetasi dapat mewakili keragaman tegakan hutan
konsensi yang ada disekitarnya.

Kondisi Satwa Liar


Melihat dan mengumpulkan data tentang satwa-satwa liar yang khas, endemic, dan
terancam punah. Hal ini dapat dilihat dari adanya sarang, feses, serta petunjuk
lainnya yang memberikan ciri khusus.

b. Sarana dan Prasarana


1) Tata Batas

Pembuatan batas kawasan dilakukan setelah adanya penetapan lokasi. Penata


batasan dilakukan dengan menggunakan pal batas yang terbuat dari beton bertulang
berbentuk bulat.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


No. Dok
:
PEMBUATAN KAWASAN
Revisi
:
PELESTARIAN PLASMA
Terbit
:
NUTFAH

SOP-0209
04
19/11 /2011

Tinggi pal secara keseluruhan adalah 150 cm dan bagian yang tertanam didalam
tanah adalah 50 cm, 50 cm bagian atas pal dicat warna orange agar mudah
dikenali,sisanya berwarna hitam.

Jarak antara pal batas yang satu dengan yang lainnya adalah 100 meter.

Disekeliling kebun plasma nutfah dibuat penyekat baker berupa lahan kosong selebar
10 meter dan mintakat penyanggah selebar 40 meter untuk melindungi hutan dari
kebakaran dan gangguan lain yang mungkin terjadi.

2) Pembuatan dan Pemasangan Papan Nama

Pemasangan papan nama dilakukan setelah penetuan lokasi dan penata batasan
areal.

Papan nama diletakan diluar KPPN secara permanen yang berukuran 1 m x 1 m di


pinggir jalan.

Papan nama terbuat dari kayu yang mempunyai kelas awet yang tinggi agar tahan
terhadap cuaca.

c. Perlakuan
1) Perlakuan Awal

Inventarisasi Pertama
Inventarisasi pertama ini bertujuan untuk melihat kelayakan kawasan ditinjau
dari syarat-syarat yang diperlukan untuk dijadikan kebun plasma nutfah.
Jalur inventarisasi dibuat melebar dengan jarak antar jalur sebesar 1/6 sisi
panjang. Lebar jalur inventarisasi adalah 20 meter.
Sepanjang jalur inventarisasi dalam rentang 1 meter pada sisi kanan dan kiri,
tegakan yang cukup besar ditandai dengan cat putih.
Penandaan dilakukan pada sekeliling pohon pada ketinggian setinggi dada, agar
pada ketinggian inventarisasi berikutnya jalur inventarisasi mudah ditemukan
kembali.
Nama yang dipakai dalam inventarisasi adalah nama local dan untuk pohon yang
tidak dikenal dibuatkan herbariumnya untuk identifikasi selanjutnya.
Untuk satwa liar, inventarisasi dilakukan dengan mencatat jenis, besar populasi,
distribusi penyebaran satwa dan prilaku satwa.

Inventarisasi Kedua

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


No. Dok
:
PEMBUATAN KAWASAN
Revisi
:
PELESTARIAN PLASMA
Terbit
:
NUTFAH

SOP-0209
04
19/11 /2011

Tujuan inventarisasi ini adalah untuk menginventarisasi lebih lengkap kondisi


biota/habitat satwa liar yang ada di kebun plasma nutfah. Jalur yang digunakan
dalam kegiatan inventarisasi kedua sama dengan yang sebelumnya.
2) Pemeliharaan

Pemeliharaan yang dilakukan adalah menjaga lingkungan luar kawasan dari gangguan
manusia seperti pencurian kayu, perambahan hutan dan kebakaran hutan. Sedangkan
untuk vegetasinya tidak diberikan perlakuan tetapi dibiarkan sesuai aslinya.

Untuk satwa liar, pemeliharaan yang perlu dilakukan adalah pada tempat-tempat
khusus seperti tempat untuk makan, bersarang, berlindung.

Setiap kerusakan harus dicatat dan di laporkan.

Anda mungkin juga menyukai