Anda di halaman 1dari 3

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN

Nomor : 375/Kpts � II/1998


TENTANG
PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN KAWASAN PELESTARIAN PLASMA NUTFAH DI HUTAN PRODUKSI

MENTERI KEHUTANAN
Menimbang :
a. bahwa pelestarian plasma nutfah disamping dapat dilakkan pada ekosistem dataran tinggi juga
dapat dilakukan pada dataran rendah;
b. Bahwa kawasan pelestarian plasma nutfah pada ekosistem dataran rendah pada kawasan hutan,
pada umumnya berada di hutan prosuksi yang dibebani Hak Pengusahaan Hutan atau Hak
Pengusahaan Hutan Tanaman Inddustri yang kegiatannya dpat mengancam kelestarian plasma
nutfah;
c. Bahwa dalam rangka mempertahankan keberadaan dan memanfaatkan kawasan pelstarian
plasma nutfah di hutan produksi, maka dipandang perlu menetapkan Keputusan Menteri
Kehutanan dan Perkebunan tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Kawasan Pelestarian Plasma
Nutfah di Hutan Produksi.
Mengingat :
1. Undang-undang No. 5 Tahun 1967;
2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990;
3. Undang-undang Nomor 12 Tahun 11992;
4. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1994;
5. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1970;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1970, jo Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1975;
8. Peraturan pemerintah Nomor 28 Tahun 1985;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1990;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1995;
11. Keputusan Presiden Nomor 15 Tahun 1984, jo Keputusan Presiden Nomor 58 Tahun 1993;
12. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990;
13. Keputusan Presiden Nomor 62/M Tahun 1998;
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUANAN TENTANG PENGELOLAAN DAN
PEMANFAATAN KAWASAN PELESTARIAN PLASMA NUTFAH DI HUTAN PRODUKSI.
Pasal 1
Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan :
1. Hutan produksi adlah kawasan hutan yang diperuntukan guna produksi hasil hutan untuk
memenuhi keperluan masyarakat pada umumnya dan khususnya untuk pembangunan industri
dan ekspor.
2. Hak Pengusahaaan Hutan (HPH) adalah hak untuk mengusahakan hutan di dalam suatu kawasan
hutan yang meliputi kegiatan-kegiatan penebangan kayu, permudaan dan pemeliharaan hutan,
pengelolaan dan pemasaran hasil hutan sesuai dengan rencana Karya Pengusahaan Hutan
menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku.
3. Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri (HPHTI) adalah hak untuk mengusahakan hutan di
dalam suatu kawasan hutan yang kegiatannya muali dari penanaman, pemeliharaan,
pemungutan, pengolahan dan pemasaran.
4. Areal kerja Pengusahaan Hutan adalah kawasan hutan yang dibebani Hak Pengusahaan Hutan.
5. Areal Kerja Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri adalah kawasan hutan yang dibebani Hak
Pengusahaan Hutan Tanaman Industri.
6. Plasma nutfah (germ Plasm) adalah substansi yang terdapat dalamkelompok maluk hidup, dan
merupakan sumber sifat keturunan yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan atau dirakit
untuk menciptakan jenis tumbuhan maupun hewan dan jasad renik.
7. Kawasan Pelestarian Plasma Nutfah (KPPN) adalah suatu tipe kawasan pelestarian di dalam
habitat aslinya (in Situ) di kawasan hutan produksi untuk kepentingan pelestarian plasma
nutfah baik jenis tumbuhan maupun hewan jasad renik.
Pasal 2
Tujuan ditetapkan Kawasan Pelestarian Plasma Nutfah adalah untuk melindungi, mengawetkan dan
memanfaatkan secara lestari plasma nutfah dari jenis-jenis tumbuhan, hewan maupun jasad renik di
kawasan hutan produksi untuk kepentingan ilmu pengetahuan, pendidikan, pengembangan budidaya
dan kesejahtraan masyarakat.
Pasal 3
(1) Setiap pemegang Hak Pengusahaan Hutan atau Pemegang Hak Pengusahaan Hutan Tanaman
Industri wajib menunjuk sebagian areal kerja sebagai kawasan pelestarian plasma nutfah.
(2) Penunjukan sebagian areal kerja sebagai kawasan pelestarian plasma nutfah sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) minimum seluas 300 (tiga ratus) hektar dan maksimum 500 (lima ratus)
hektar.
(3) Luas dan penyebaran kawasan pelestarian plasma nutfah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
disesuaikan dengan keadaan tipe ekosistem areal kerja Hak Pengusahaan Hutan dan Hak
Pengusahaan Hutan Industri sehingga tipe-tipe ekosistem di wilayah tersebut dengan kriteria :
a. keterwakilan dan keunikan plasma nutfah
b. keterakaman kekayaan
c. ketersediaan regulasi.
Pasal 4
Setiap pemegang Hak pengusahaan Hutan dan Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri wajib
bertanggung jawab atas keberadaan dan keamanan kawasan pelestarian plasma nutfah yang berada di
areal kerja.
Pasal 5
Di dalam kawasan pelestarian plasma nutfah dilarang melakukan kegiatan pembalakan (logging) dan
kegiatan lain yang dapat merusak keutuhan/keberadaan kawasan pelestarian plasma nutfah.
Pasal 6
Kawasan pelestarian plasma nutfah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) dapat dimafaatklan
untuk :
a. sumber plasma nutfah
b. penelitian dan pengembangan
c. pendidikan dan latihan
Pasal 7
(1) Pemanfaatan kawasan pelestarian plasma nutfah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dapat
diberikan kepada :
a. badan hukum swasta nasional atau asing;
b. badan hukum pemerintah;
c. perorangan.
(2) Ijin pemanfaatan kawasan pelestarian plasma nutfah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
diberikan oleh Direktur Jenderal Pengusahaan Hutan setelah mendapat pertimbangan teknis dari
Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan pelestarian Alam.
(3) Tata cara pemberian ijin sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur lebih lanjut oleh Direktur
Jenderal Pengushaan Hutan.
Pasal 8
Pemegang Hak Pengusahaan Hutan dan Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri yang tidak memenuhi
kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Paal 3 atau melanggar ketentuan Pasal 4 atau Pasal 5 tidak
diberikan pengesahan Rencana Karya Tahunan setel;ah diberikan perngatan 3 x berturut-turut.
Pasal 9
Pemegang Hak pengusahaan Hutan atau Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri yang telah memiliki
kawasan pelestraian plasma nutfah sebelum ditetapkan Keputusan ini, tetap berlaku dan secara
berthap disesuaikan dengan Keputusan ini.
Pasal 10
Pelaksanaan lebih lanjut Keputusan ini diatur oleh Direktur Jendeal Pengusahaan Hutan.
Pasal 11
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : JAKARTA
Pada tanggal : 6 April 1998
MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN,
ttd.
Ir. SUMAHADI, MBA.
Salinan Keputusan in disampaikan kepada Yth. :
1. Sdr. Para pejabat Eselon I lingkup Departemen Kehutanan
2. Sdr. Para Gubernur kepala Daerah Tingkat I di seluruh Indonesia
3. Sdr. Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehutanan di seluruh Indonesia
4. Sdr. Para kepala Dinas Kehutanan Daerah Tingkat I di seluruh Indonesia

Anda mungkin juga menyukai