Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN KERJA

PRAKTIKUM SENSOR II
SENSOR HUJAN (TIPPING BUCKET)

TARUNA : AKBAR SETYO NUGROHO


NPT

: 13.12.2795

PROGRAM STUDI INSTRUMENTASI


SEKOLAH TINGGI METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
Tangerang Selatan
2014

Menghitung Tingkat Curah Hujan Menggunakan Tipping Bucket

Hari, tgl, waktu praktikum

: Selasa, 11 November 2014

Nama Taruna/NIK

: Akbar Setyo Nugroho/13.12.2795

Dosen praktikum

: Hapsoro A. Nugroho

I.

KONDISI LABORATORIUM/LAPANGAN
Kondisi
Temperatur
Kelembaban
Tekanan

II.

Awal praktikum

Akhir Praktikum

:
:
:

TUJUAN
1. Mampu menjelaskan tentang prinsip kerja Tipping Bucket
2. Mampu menghitung tingkat curah hujan dengan menggunakan formula

III.

ALAT DAN BAHAN


1.
2.
3.
4.
5.

IV.

Tipping bucket di taman alat STMKG


Gelas ukur
Penggaris
Buku catatan dan alat tulis
Toolkit

TEORI DASAR
Hujan merupakan salah satu parameter cuaca yang penting dalam

menentukan kondisi lingkungan. Sehingga hujan sangatlah penting untuk diamati.


Curah hujan 1 mm artinya dalam luasan satu meter persegi pada
tempat yang datar tertampung air setinggi satu milimeter atau tertampung air satu
liter.
Durasi hujan (t) adalah lamanya waktu hujan tercurah dari
atmosfer ke permukaan bumi, dinyatakan sebagai satuan waktu (menit, jam, hari).
Intensitas hujan (I) adalah ukuran yang menyatakan tebal hujan
dalam satuan tertentu (mm/jam, cm/hari).
Frekuensi Intensitas Hujan (T) ialah interval waktu rata-rata antara
kejadian curah hujan yang mempunyai intensitas tertentu dengan kejadian curah
hujan dengan intensitas yang sama atau lebih lebat.

Luas daerah hujan (A) adalah luas areal dengan suatu hujan yang
tebalnya dianggap sama , dan dinyatakan sebagai satuan luas (ha, km

).

Dalam pengukuran curah hujan ini dibutuhkan sebuah alat


pengukur yang disebut penakar hujan (raingauge ). Penakar hujan (raigauge)
adalah pencatat dari hujan yang jatuh ke permukaan bumi, untuk mengetahui
curah hujan yang terjadi dalam periode tertentu.
Penakar hujan memiliki berbagai jenis yang secara garis besar dibedakan
atas penakar hujan recording dan non-recording. Terdapat beberapa alat untuk
mengukur curah hujan antara lain penakar hujan obs, penakar hujan hellman,
penakar hujan tipping bucket, dan sebagainya.
Penakar hujan jenis tipping bucket yang merupakan jenis recording melalui
pencatatan pada pias. Curah hujan adalah banyaknya air yang jatuh ke permukaan
tanah yang dianggap datar dan kedap, tidak mengalami penguapan dan tersebar
merata serta dinyatakan sebagai ketebalan (tinggi) air. Satuannya adalah mm,
inch.
Penakar hujan tipping bucket memiliki sensor yang berfungsi untuk
mengukur curah hujan. Sensor Tipping bucket bekerja dengan cara menghitung
pulsa persatuan waktu ditentukan dari banyaknya air yang masuk ke dalam corong
sensor tersebut. Keuntungan dari alat pengukur hujan tipe tipping bucket adalah
karakter dari hujan (ringan, sedang, atau berat) dapat dengan mudah diperoleh.
Karakter hujan ditentukan oleh jumlah hujan yang turun dalam beberapa waktu
(biasanya 1 jam) serta dengan menghitung jumlah jungkitan dalam jangka waktu
10menit pengamat dapat menentukan karakter dari hujan.

Gambar 1 Tipping Bucket Konvensional

Keterangan gambar :
1. corong besar
2. penyaring
3. corong kecil
4. ember / bucket
5. penahan ember
6. roda bergigi
7. roda bentuk jantung
8. pengatur kedudukan pena
9. corong penampung air
10. tangkai pena
11. silinder jam
12. ember besar penampung air

Gambar2. Tipping bucket digital

Terdapat dua faktor yang memengaruhi perancangan sebuah tipping


bucket, yaitu :

Luas bagian atas corong


Resolusi tipping bucket yang diinginkan
Volume setiap jungkitan (V) = Luas corong x tinggi curah hujan

Sumber-sumber kesalahan pada penakar hujan


1.

Kesalahan akibat deformasi bidang angin: 2-10%

2.

Kesalahan akibat menempelnya air pada dinsing bagian dalam.

3.

Kesalahan akibat air yang tersisa ketika tabung penampung dikosongkan.


2-15% saat musim panas, 1-8% saat musim dingin.

4.

Kesalahan akibat penguapan: 0-4%.

5.

Kesalahan akibat hembusan dan pergerakan salju

6.

Kesalahan akibat percikan air ke dalam dan ke luar: 1-2%

7.

Kesalahan acak pada instrumen dan pada saat pengamatan

V.

PERCOBAAN/PENGAMATAN

5.1.

Soal Sebelum Percobaan

1. Jelaskan apa yg di maksud dengan sensor hujan?


2. Jelaskan prinsip kerja sensor hujan jenis tipping bucket?
3. Jika diketahui datasheet sebagai berikut :

Hitung volume setiap jungkitan?


5.2

Langkah Pengamatan

1.

2
Mengukur luas penampang corong ( mm ).

2.

Mengukur volume air (40 ml, 80 ml, 120 ml, 160 ml, dan 200 ml)
3
menggunakan gelas ukur ( mm ).

3.

Menuangkan air ke Tipping bucket dan menghitung banyaknya tip yang


dihasilkan.

4.

Menentukan besarnya resolusi Tipping bucket dan besarnya curah hujan


untuk setiap volume air.

5.

Mencatat hasil pratikum kedalam tabel dibawah ini.


No

Luas
Penampang

1
2
3
4
5

Volume Air

Banyaknya tip

Resolusi

CH

5.3 Data Hasil Percobaan/Pengolahan/Pengamatan


5.3.1 Data Hasil Percobaan
Dari hasil pratikum menggunakan Tipping Bucket di taman alat STMKG,
maka didapat hasil sebagai berikut :
Tinggi

Luas
Penampang
Percobaan

corong (
2

mm

air
dalam

Volume

Banyakny

Resolusi

CH

gelas

Air (ml)

a tip

(mm/tip)

(mm)

40

0.4

0.255

ukur

31400

(mm)
2

2
3

31400
31400

4
6

80
120

10
15

0.4
0.4

0.255
0.255

31400

160

20

0.4

0.255

31400

10

200

25

0.4

0.255

5.3.2 Metode Pratikum


Metode yang kami gunakan dalam pratikum ialah pratikan
mengamati sensor hujan Tipping Bucket dengan arahan dari dosen,
kemudian pratikan mengerjakan laporan tentang prinsip kerja dan bagianbagian sensor Tipping bucket tanpa arahan dosen.

VI.

ANALISIS HASIL PENGOLAHAN/PENGAMATAN


Prinsip kerja sensor hujan Tipping bucket adalah dengan cara
menghitung pulsa persatuan waktu ditentukan dari banyaknya air yang
masuk ke dalam corong sensor tersebut.
Resolusi Tipping bucket dapat dihitung dengan menerapkan formula
sebagai berikut :
Resolusi = Tinggi air dalam gelas ukur (mm) / Banyaknya tip

Sehingga dapat dihitung sebagai berikut :


Percobaa
n

Tinggi air
dalam gelas

Banyaknya
tip

ukur (mm)
2

10

15

20

10

25

Resolusi percobaan 1 = Tinggi air dalam gelas ukur / Banyaknya tip


=2/5
= 0.4 mm/tip
Resolusi percobaan 2 = Tinggi air dalam gelas ukur / Banyaknya tip
= 4 / 10
= 0.4 mm/tip
Resolusi percobaan3 = Tinggi air dalam gelas ukur / Banyaknya tip
= 6 / 15
= 0.4 mm/tip
Resolusi percobaan 4 = Tinggi air dalam gelas ukur / Banyaknya tip
= 8 / 20
= 0.4 mm/tip
Resolusi percobaan 5 = Tinggi air dalam gelas ukur / Banyaknya tip
= 10 / 25
= 0.4 mm/tip
Hasil perhitungan dapat ditabulasikan sebagai berikut :
Percobaa

Tinggi air

dalam gelas

ukur (mm)
2

Banyakny

Resolusi

a tip

(mm/tip)

0.4

10

0.4

15

0.4

20

0.4

10

25

0.4

Untuk menghitung tingkat curah hujan, dapat menggunakan formula


sebagai berikut :
Tinggi curah hujan (CH) = Volume setiap jungkitan / Luas
corong
Volume setiap jungkitan dapat di hitung dengan formula :
Volume setiap jungkitan = Volume air / banyaknya tip
Maka didapat hasil seperti tabel di bawah ini :
Percobaa

Volume Air

Banyakny

Volume setiap

(ml)

a tip

jungkitan (ml)

1
2
3
4
5

40
80
120
160
200

5
10
15
20
25

8
8
8
8
8

Karena volume setiap jungkitan dalam beberapa percobaan telah


diketahui, dapat dihitung tinggi curah hujan (CH) dengan rumus yang telah
disebutkan di atas.

Volume setiap
Percobaan

jungkitan (
3

mm
1
2
3
4
5

8000
8000
8000
8000
8000

Luas
Penampang
corong (
mm2 )
31400
31400
31400
31400
31400

CH percobaan 1 = Volume setiap jungkitan / Luas penampang corong


= 8000 / 31400
= 0.255 mm
CH percobaan 2 = Volume setiap jungkitan / Luas penampang corong
= 8000 / 31400
= 0.255 mm
CH percobaan 3 = Volume setiap jungkitan / Luas penampang corong
= 8000 / 31400
= 0.255 mm
CH percobaan 4 = Volume setiap jungkitan / Luas penampang corong
= 8000 / 31400
= 0.255 mm
CH percobaan 5 = Volume setiap jungkitan / Luas penampang corong
= 8000 / 31400
= 0.255 mm
Dari perhitungan yang telah dilakukan, hasilnya dapat ditabulasikan
sebagai berikut :
Volume setiap
Percobaan

jungkitan (
mm3 )

1
2
3
4
5

8000
8000
8000
8000
8000

Luas
Penampang
corong (
mm

Tinggi Curah
hujan (mm)

31400
31400
31400
31400
31400

0.255
0.255
0.255
0.255
0.255

Perhitungan secara keseluruhan menghasilkan data seperti tabel di bawah


ini :
Percobaa

Luas

Tinggi air

Volume Air

Banyakny

Resolusi

CH

Penampang

dalam

(ml)

a tip

(mm/tip)

(mm)

corong (

gelas ukur
(mm)

mm2 )
1
2
3
4
5

VII.

31400
31400
31400
31400
31400

2
4
6
8
10

40
80
120
160
200

5
10
15
20
25

0.4
0.4
0.4
0.4
0.4

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Prinsip kerja sensor hujan Tipping bucket adalah dengan cara menghitung
pulsa persatuan waktu ditentukan dari banyaknya air yang masuk ke dalam
corong sensor tersebut.
2. Untuk menghitung tingkat curah hujan, dapat menggunakan formula
sebagai berikut :
Tinggi curah hujan (CH) = Volume setiap jungkitan / Luas corong

PUSTAKA
1. Manual book Tipping Bucket
2. Rojali,AhMG.1997.ALAT-ALAT METEOROLOGI (JILID A). BALAI
DIKLAT BMG:Jakarta.
3. Lukito,Ibnu sofwan. 2007. MEASUREMENT OF PRECIPITATION.
AMG: Jakarta.

0.255
0.255
0.255
0.255
0.255

Anda mungkin juga menyukai