Anda di halaman 1dari 28

USULAN PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM
BRIKET BIOMASSA SAMPAH ORGANIK SEBAGAI SOLUSI
MENGATASI SAMPAH PASAR
BIDANG KEGIATAN:
PKM-GAGASAN TERTULIS
Diusulkan oleh:

Romansyah Nasution
Rismahwati
Sri Utari
Elpida Sari Simamora
Dewi Sartika

NIM. 4132210011
NIM. 4142131013
NIM. 4141131051
NIM. 4142131003
NIM. 4142131002

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


MEDAN
2016

TH. 2013
TH. 2014
TH. 2014
TH. 2014
TH. 2014

DAFTAR ISI
1

LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv
DAFTAR TABEL....................................................................................................v
RINGKASAN.........................................................................................................vi
PENDAHULUAN...................................................................................................1
Latar Belakang..................................................................................................1
Tujuan................................................................................................................2
Manfaat..............................................................................................................2
GAGASAN..............................................................................................................3
Kondisi Kekinian....................................................................................................3
Solusi Yang Pernah Ditawarkan........................................................................4
Gagasan Baru yang Ditawarkan........................................................................5
Pihak-Pihak Yang Dapat Mengimplementasikan Gagasan...............................7
Langkah Strategis..............................................................................................7
KESIMPULAN........................................................................................................8
Inti Gagasan.......................................................................................................8
Teknik Implementasi.........................................................................................8
Prediksi Hasil....................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................10

DAFTAR LAMPIRA

Lampiran 1.

Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing.......................11

Lampiran 2.

Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas..............18

Lampiran 3.

Surat Pernyataan Ketua Peneliti...................................................19

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Dampak Pembuangan Sampah Sembarangan........................................3

DAFTAR TABEL
Tabel1.Standarisasi sifat briket arang buatan Jepang, Inggris, USA,dan Indonesia
...................................................................................................................6

Tabel 2. Pihak-pihak yang dapat mengimplementasikan gagasan...........................7

RINGKASAN
Jumlah sampah di Indonesia semakin meningkat hal tersebut
menyebabkan timbulnya beberapa permasalahan seperti banjir akibat dari
masyarakat yang membuang sampah pada kali sehingga terjadi pendangkalan dan
menyebabkan banjir.Salah satu penyumbang sampah terbesar yaitu pasar
tradisional karena masyarakatmelakukan aktivitas jual beli. Sampah yang
dihasilkan umumnya sampahorganik. Untuk mengurangi jumlah sampah tersebut
maka dilakukan pengolahan sampah menjadi briket biomassa.

Briket adalah bahan bakar padat sebagai sumber energi alternatif


pengganti bahan bakar minyak atau lainnya yang tidak dapat diperbaharui melalui
proses karbonasi kemudian dicetak dengan tekanan tertentu. Biobriket atau briket
biomassa adalah briket yang berbahan dasar dari mahluk hidup yaitu tmbuhtumbuhan. Salah satu bahan dasar yang dapat diolah menjadi briket biomassa
adalah sampah organik yang bersumber dari pasar tradisional. Dengan
memanfaatkan batok kelapa yang juga merupakan sampah pasar nilai kalor yang
dihasilkan akan tinggi serta perekat ang digunakan yaitu tepung kanji yang mudah
didapat dan harganya yang relatif terjangkau.
Dengan adanya briket biomassa ini dapat digunakan sebagai solusi untuk
mengurangi volume sampah khususnya sampah organik yang bersumber dari
pasar tradisional, pengganti energi yang tidak dapat diperbaharui seperti minyak
dan gas. Serta dapat menjadi peluang usahan baru bagi masyarakat karena proses
pembuatan yang mudah dan bahan dasar yang murah.

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pengertian sampah menurut SK SNI T-13-1990-F adalah limbah yang
bersifat padat terdiri dari zat organik dan anorganik yang dianggap tidak berguna
lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi
investasi pembangunan. Sedangkan menurut WHO sampah adalah sesuatu yang
tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang berasal
dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya.
Dalam Bahar (1986) sampah diidentifikasi menurut jenis-jenisnya yaitu:
a. Garbage atau sampah basah yaitu sampah yang berasal dari sisa pengolahan,
sisa pemasakan atau sisa makanan yang telah membusuk tetapi masih dapat
digunakan sebagai baan makanan organisme lainnya.
b. Rubbish atau sampah kering yaitu sampah sisa pengolahan yang tidak mudah
membusuk dan dapat pula dibagi atas dua golongan yaitu:
Sampah yang tidak mudah membusuk, tetapi mudah terbakar.
Sampah yang tidak mudah membusuk dan tidak mudah terbakar.
c. Ashes dan cinder, yaitu berbagai jenis abu dan arang yang berasal dari
kegiatan pembakaran.
d. Dead animal, yaitu sampah yang berasal dari bangkai hewan.
e. Street sweeping, yaitu sampah atau kotoran yang berserakan di sepanjang
jalan.
f. Industrial waste merupakan sampah berasal dari kegiatan industri, sampah
jenis ini biasanya lebih homogen dari pada sampah jenis lain.
Berdasarkan komposisi kimianya, maka sampah dibagi menjadi sampah
organik dan sampah anorganik. Penelitian mengenai sampah padat di Indonesia
menunjukkan bahwa 80% merupakan sampah organik, dan diperkirakan 78% dari
sampah tersebut dapat digunakan kembali (Outerbridge, ed., 1991).
Banyaknya jumlah sampah yang dihasilkan per hari oleh masyarakat
Indonesia menyebabkan dampak negatif terhadap lingkungan, hal tersebut
didukung ketidakpedulian masyarakat akan sampah. Pola hidup yang buruk
dengan membuang sampah di sembarang tempat seperti kali menyebabkan
pendangkalan kali dan akhirnya akan terjadi banjir.
Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya sampah tidak
selalu dengan memberikan informasi kepada mereka akan bahaya sampah itu
sendiri yang terkadang tidak dipedulikan oleh masyarakat, tetapi digunakan
metode lain melalui pendekan yaitu manusia bisa berteman dengan sampah
dengan cara memanfaatkan sampah itu sendiri. Perlihatkan pada mereka bahwa
1

sampah tidak selamanya buruk jika kita dapat mengolahnya sampah dapat bernilai
ekonomis.
Dalam
hal
ini
sampah
diolah
menjadi
briket
biomassa.Keuntunganlainnya yang diperoleh yaitu dapat meminimalkan
penggunaan sumber energi yang tidak dapat diperbaharui seperti minyak dan gas.
Briket adalah bahan bakar padat sebagai sumber energi alternatif
pengganti bahan bakar minyak atau lainnya yang tidak dapat diperbaharui melalui
proses karbonasi kemudian dicetak dengan tekanan tertentu. Biobriket atau briket
biomassa adalah briket yang berbahan dasar dari mahluk hidup yaitu tmbuhtumbuhan.
Tujuan
Gagasan ini bertujuan untuk mendapatkan metode baru pengolahan
sampah organik yang lebih optimal di bandingkan dengan metode sebelumnya.
Dengan cara yang mudah diharapkan masyarakat dapat mengolah sampah organik
menjadi briket biomassa yang memiliki nilai ekonomis serta meminimalkan
penggunaan sumber energi yang tidak dapat diperbaharui dengan adanya briket
biomassa.
Manfaat
Manfaat dari penulisan ini adalah :
Bagi masyarakat :
1. Untuk mengurangi sampah khususnya sampah organik yang bersumber dari
pasar tradisional
2. Untuk meminimalkan penggunaan sumber energi yang tidak
dapatdiperbaharui.
3. Untuk menambah peluang usaha baru bagi masyarakat karena briket
biomassa dapat bernilaiekonomis.
4. Untuk lebih memperhatikan lingkungan dan berbudaya hidup sehat.

GAGASAN
Kondisi Kekinian
Sampah menjadi permasalahan yang tidak kunjung usai di negeri ini.
Padahal setiap individu menyadari betul dampak buruk dari membuang sampah
sembarangan. Keberadaan tempat pembuangan sampah yang minim di tempattempat umum dan tidak di urus dengan baik menjadi faktor pendukung
masyarakat dalam membuang sampah sembarangan. Kebiasaan buruk tersebut
menjadikan sampah-sampah itu akhirnya menumpuk dan melahirkan masalah
lingkungan baru. Berbagai bencana alam yang ditimbulkan seperti banjir akibat
sungai yang tersumbat oleh sampah, aroma busuk lingkungan yang dihasilkan dari
sampah-sampah yang menumpuk, tidak juga mampu menyadarkan masyarakat
untuk menjaga lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan.Selain
itu, membuang sampah sembarangan juga dapat mencemari tanah yang berakibat
buruk terhadap saluran air tanah dan berbagai sumber penyakit akan bermunculan
melalui tumpukan-tumpukan sampah yang diciptakan manusia, hingga pada
akhirnya akan mengganggu kehidupan manusia itu sendiri.

(a) (b)
Gambar (a) sampah yang menumpuk menjadi penybab terjadinya banjir. (b)
Sampah organik yang dihasilkan dari sampah rumah tangga (pasar)
Gambar 1. Dampak Pembuangan Sampah Sembarangan

Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan


sampah yang tidak terkontrol), menjadi tempat yang menarik bagi beberapa
binatang seperti: anjing dan lalat dan merupakan tempat tinggal yang cocok bagi
beberapa organisme yang dapat menjangkitkan penyakit.Penyakit yang
ditimbulkan berupa diare, kolera atau tifus yang menyebar dengan cepat melalui
pengelolaan sampah yang tidak tepat dapat bercampur air minum sehingga akan
meningkatkan penyakit demam berdarah. Penyakit lain yang berpotensi seperti
jamur kulit dan cacing pita yang masuk ke dalam pencernaan melalui makanan
binatang ternak berupa sisa makanan atau sampah.
Akibat pengelolaan sampah yang tidak tepat, paling jelas terlihat dan
dirasakan pada dampak terhadap lingkungan. Cairan rembesan sampah yang
masuk kedalam drainase atau sungai akan mencemari air. Berbagai organisme
termasuk ikan akan mati sehingga beberapa spesiesnya akan lenyap, hal ini
mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah yang
di buang ke dalam air akan menghasilkan asam organik dan gas cair organik.
Selain berbau kurang sedap, gas ini pada konsentrasi tinggi dapat meledak.
Selain dampak terhadap kesehatan dan lingkungan, sampah juga
berdampak buruk terhadap keadaan sosial dan ekonomi. Pengelolaan sampah
yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat,
sehingga
meningkatnya
pembiayaan
(untuk
mengobati
kerumah
sakit).Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang
tidak memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika
sarana penampungan sampah kurang atau tidak efisien, orang akan cenderung
membuang sampahnya dijalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering
dibersihkan dan diperbaiki.
Tingginya angka rata- rata produksi sampah yang dihasilkan di kota
Medan pada November 2014 sebesar 525 ton perharinya, kebanyakan adalah
berasal dari sampah organik yang diperoleh dari sampah rumah tangga. Sampahsampah tersebut tentunya tidak dapat didiamkan dan dibiarkan begitu saja.
Pengelolaan secara maksimal terhadap sampah-sampah organik tersebut perlu
dilakukan, agar tidak menjadi masalah baru di kemudian hari.
Solusi Yang Pernah Ditawarkan
Di Indonesia sebenarnya sudah diterapkan program pemilahan sampah
seperti yang tertera dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 33 tahun 2010
tentang pedoman pengelolaan sampah. Dalam ayat 5 disebutkan bahwa
Pemilahan sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan
menyediakan fasilitas tempat sampah organik dan anorganik di setiap rumah
tangga, kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan industri, kawasan
4

khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya. Berdasarkan


peraturan menteri tersebut maka pemerintah menyediakan dua jenis tong sampah.
Hijau
untuk
sampah
organik
dan
merah
untuk
sampah
anorganik(www.academia.edu).
Adapun program lain yang diterapkan pemerintah untuk menangani
sampah yaitu program 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle). Reduce artinya
mengurangi penggunaan sampah dengan cara mengurangi bahan-bahan yang
merusak lingkungan. Reuse artinya memakai kembali, yaitu menggunakan
kembali sampah atau barang bekas yang masih bias dipakai. Recycle (mendaur
ulang) yaitu mengubah sampah menjadi produk yang baru, misalnya mengolah
sampah organik seperti dedaunan menjadi pupuk kompos/organic. (Lilis, 2005).
Namun dari beberapa cara di atas belum mampu untuk memecahkan
masalah sampah di Indonesia sebab hanya mampu mengurangi sebagian kecil dari
volume sampah yang ada. Jadi alangkah baik jika kedepannya kita mampu
mendaur ulang sampah dalam jumlah yang besar menjadi suatu produk yang
bernilai tinggi.
Gagasan Baru yang Ditawarkan
Berdasarkan fakta empiris yang ada dan solusi yang pernah ditawarkan,
maka upaya terobosan baru di lakukan untuk mengubah sampah organik menjadi
biomassa yang ramah lingkungan.Salah satu pemanfaatan sampah organik yang
dapat dilakukan adalah dengan pembuatan briket dari sampah organik. Briket
merupakan bahan bakar alternatif yang dapat dibuat dari batubara, kayu, sekam
dan bahkan dari sampah organik. Selain sebagai pemanfaatan sampah organik,
briket sampah organik juga memiliki nilai ekonomis dan mudah digunakan.
Sampah organik merupakan sampah yang dapat diuraikan secara alami
karena berasal dari alam yaitu tumbuhan dan hewan baik dari aktivitas pertanian,
perikanan, peternakan atau aktivitas dapur sehari-hari. Pembuatan briket sampah
organik ini dilakukan dengan teknik yang sederhana dan dalam skala kecil
sehingga bisa diadopsi oleh masyarakat luas secara mudah. Secara sederhana
proses pembuatan briket sampah ini meliputi pembuatan arang dari sampah
organik, penumbukan arang, pencampuran perekat, pengepressan dan penjemuran.
Sampah organik yang akan diolah menjadi briket biomasa berupa sampah
yang diperoleh dari pasar tradisional, jenis sampah organik yang akan diolah
menjadi briket biomasa ini berupa sampah organik yang mudah ditemukan di
pasar tradisional dan merupakan salah satu penyumbang sampah terbanyak,
contohnya seperti sampah sayur sayuran, dan tempurung kelapa disamping
sebagai sampah pasar juga dapat menjadi bahan tambah untuk meningkatkan nilai
5

kalor, berdasarkan hasil penenlitian nilai kalor sampah organik berupa sayuran
dapat mencapai 5596,36 kal/gr dengan proses karbonisasi suhu 300C selama 3
jam(sirin fairus,dkk.2011), Sedangkan nilai kalor untuktempurung kelapa sebesar
6500 7600 Kkal/kg (Triono,2006).
Ditinjau dari aspek wawasan lingkungan, pemanfaatan produksi briket
sampah organik jelas sangat potensial dalam membangun ekonomi negara
yangberwawasan lingkungan. Dengan adanya kegiatan pemanfaatan briket
berbahan dasar sampah organik ini, tentunya akan menambah pengetahuan
tentang adanya energi alternatif berupa briket dari limbah sampah organik.
Pengetahuan tersebut diharapkan dapat dikembangkan dan diaplikasikan lebih
luas oleh masyarakat. Sehingga menjadi sebuah bidang wirausaha dengan efek
samping positif berupa berbudaya hidup sehat, bersih dan ekonomis.

Tabel 1. Standarisasi sifat briket arang buatan Jepang, Inggris,


USA,danIndonesia
Jepang

Ingg
ris

Amerik
a

SNI

Permen
ESDM

6-8

3,6

6,2

< 15

Kadar zat menguap(volatile


matter content) %

15-30

16,4

19-28

15

Sesuaibahanb
aku

Kadar abu (ash content) %

3-6

5,9

8,3

< 10

60-80

75,3

60

77

Sesuaibahanb
aku

Kerapatan(density)g/cm3

1,0-1,2

0,46

Keteguhan tekan g/cm2

60-65

12,7

62

65

Sifat arang briket


Kadar air(moisture
content)%

Kadar karbon terikat


(fixed carbon content) %

Nilai
kalor(caloriffcvalue)cal/g

60007000

728
9

6230

500
0

4400

Sumber: Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan (1994) dalam Triono (2006)

Briket bioarang mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan arang biasa


(konvensional), antara lain: (a) Bioarang mampu menghasilkan panas kalor
hingga 5.000 kalori, (b) Briket bioarang bila dibakar tidak menimbulkan asap
maupun bau, sehingga dapat digunakan oleh masyarakat ekonomi lemah yang
tinggal di kota dengan ventilasi perumahannya kurang mencukupi, praktis
menggunakan briket bioarang, (c) Setelah briket bioarang terbakar (menjadi bara)
tidak perlu dilakukan pengipasan, (d) Peralatan pengepresan dibentuk sesuai
kebutuhan (Tim Nasional, 2007; Tirono et al., 2011; Syamsirol et al., 2007).
Sampah organik mengandung banyak sekali kadar air sehingga jika
dijadikan briket akan menghasilkan nilai kalor yang rendah namun dilakukan
penambahan dari batok kelapa sebagai peningkat nilai kalor. Batok kelapa sendiri
diperoleh dari sampah pasar sehingga mudah didapat. Tempurung kelapa memiliki
komposisi kimia yang mirip dengan kayu, mengandung lignin, pentosa, dan
selulosa. Tempurung kelapa dalam penggunaan biasanya digunakan sebagai bahan
pokok pembuatan arang dan arang aktif. Hal tersebut dikarenakan tempurung
kelapa merupakan bahan yang dapat menghasilkan nilai kalor sekitar 6500 7600
Kkal/kg (Triono,2006).
Dengan adanya briket biomasa dari sampah organik, diharapkan mampu
mengurangi volume sampah, khususnya sampah organik yang berasal dari pasar
tradisional dan mampu menjadi bahan bakar alternatif ditengah krisis energi
bahan bakar minyak dan gas, serta dapat menjadi peluang usaha bagi masyarakat
karena biaya produksi yang murah dan bahan dasar yang mudah didapat.
Pihak-Pihak Yang Dapat Mengimplementasikan Gagasan
Gagasan ini dapat terwujud melalui partisipasi aktif pihak-pihak sebagai berikut :
Tabel 2. Pihak-pihak yang dapat mengimplementasikan gagasan
No

Lembaga

Peranan

1.

Badan Ristek (Riset Dan


Teknologi)

Melakukan riset dan penelitian untuk membuktikan


bahwa briket berbahan dasar sampah organik
merupakan produk yang layak dan cocok
digunakan oleh masyarakat.

2.

Pemerintah/Aparat Desa

Melakukan
sosialisasi
kepada
masyarakat
mengenai briket biomassa sampah organik dan

menghimbau untuk menggunakannya.


3.

Produsen/Pabrik

memproduksi briket berbahan dasar sampah


dengan kemasan yang praktis dan ekonomis

Langkah Strategis
Untuk mengimplementasikan suatu gagasan yang bertujuan untuk
mendaur ulang sampah menjadi suatu produk baru perlu adanya strategi-strategi
khusus.Langkah-langkah strategi untuk mengimplementasikan gagasan mengenai
penerapan briket dari sampah organik,antara lain:
1) Melakukan percobaan pembuatan briket berbahan dasar sampah dengan
proyek sendiri.
2) Adanya riset dan penelitian oleh pihak Lembaga Ristek (Riset dan
Teknologi)terhadap briket berbahan dasar sampah ini untuk membuktikan
bahwa produk tersebut layak dan cocok digunakan oleh masyarakat.
3) Pemerintah/Aparat Desa melakukan sosialisasi dan penyuluhan terhadap
masyarakat mengenai briket berbahan dasar sampah demi membantu
mengurangi sampah sekaligus menghimbau untuk menggunakannya.
4) Produsen/pabrik memproduksi briket berbahan dasar sampah dengan
kemasan yang praktis dan ekonomis.

KESIMPULAN
Inti Gagasan
Gagasan pembuatan briket biomassa sampah organik ini pada dasarnya
merupakan antisipasi terhadap penumpukan sampah yang berdampak negatif pada
8

lingkungan yang dapat menimbulkan kebanjiran dan polusi udara. Sampah


organik memiliki potensi untuk diubah menjadi briket biomassa yang memiliki
nilai ekonomis. Upaya yang telah dilakukan seperti pengolahan sampah organik
menjadi pupuk kompos, biogas dan dengan metode 3R (Reduce, Reuse,
dan Recycle) belum sepenuhnya efektif. Sehingga dilakukan inovasi pengolahan
sampah menjadi biobriket. Diharapkan masyarakat akan tertarik untuk membuka
peluang usaha dari biobriket ini, sehingga menambah penghasilan masyarakat.
Teknik Implementasi
Langkah-langkah implementasi untuk mewujudkan gagasan pembuatan briket
biomassa berbahan sampah organik adalah :
Adapun langkah-langkah pembuatan briket berbahan dasar sampah organik antara
lain:
1) Tahap pertama adalah proses pemilihan dan pemisahan sampah berdasarkan
ukuran dan jenis sampah, seperti sampah organik dipisahkan dari sampah
anorganik, sampah basah dipisahkan dari sampah kering, sampah sayuran
dipisahkan dari sampah buah-buahan. Sumber sampah yang diperoleh berasal
dari pasar tradisional yang merupakan salah satu sumber penghasil sampah
organik.
2) Tahap kedua adalah proses perajangan sampah, sampah dipotong halus
sehingga semua sampah memiliki ukuran yang sama, tujuan perajangan
sampah adalah untuk mempermudah proses pengeringan.
3) Selanjutnya masuk ke proses pengeringan, sampah dijemur dibawah sinar
matahari sampai benar-benar kering. Tujuannya adalah untuk mengurangi
kadar air pada sampah.
4) Selanjutnya adalah proses karbonisasi sampah, sampah kering dimasukkan
kedalam tong atau drum sebagai wadah dan ditutup, tutup diberi lubang
dengan diameter 10 cm sebagai jalan masuknya udara. Kemudian tong
diletakkan diatas api dan dimasak sampai sampah berubah warna menjadi
hitam. Karbonisasi merupakan proses yang sangat penting dalam pembuatan
briket dan tujuan karbonisasi untuk mengarangkan sampah.
5) Tahap selanjutnya adalah karbonisasi batok kelapa, proses karbonisasi
tempurung kelapa sama dengan karbonisasi sampah, tujuan penambahan
karbon tempurung kelapa untuk meningkatkan nilai kalor briket.
6) Tahap keenam adalah proses pencampuran karbon sampah dengan karbon
tempurung kelapa dengan perbandingan 65% karbon sampah dengan 25%
karbon batok kelapa.
7) Selanjutnya bahan dasar briket ditambah dengan larutan kanji dengan
perbandingan 85% karbon dengan 15% larutan kanji, selanjutnya adonan
dibentuk menjadi bola seukuran bola pingpong. Tujuan perekatan untuk

menggumpalkan karbon yang berbentuk serbuk.


8) Selanjutnya briket dikeringkan dengan cara dijemur dibawah sinar matahari
sampai kering, tujuan pengeringan untuk mengilangkan kadar air dari larutan
kanji dan meningkatkan nilai kalor.
Untuk mendapatkan nilai kalor yang maksimal, pemanasan dilakukan selama
3 jam dengan suhu 300C.

Prediksi Hasil
Gagasan ini akan menghasilkan produk biomassa yang memiliki nilai
kalor standar SNI yaitu 5000 cal/g. Serta dapat dengan mudah dilakukan
masyarakat untuk pembuatannya. Dan mengurangi sampah organik yang berada
pada lingkungan sekitar. Dengan adanya briket biomassa ini juga mengalihkan
masyarakat untuk menggunakan energi yang dapat diperbaharui karena minyak
serta gas merupakan energi yang tidak dapat diperbaharui penggunaan dalam
waktu panjang akan mengakibatkan kelangkaan sumber daya alam.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim., (1992), Tata Cara Pengolahan Teknik Sampah Perkotaan, SK SNI T
13-1990-F,Yayasan LPMB, Bandung.

10

Bahar, Yul H., (1986), Teknologi Penanganan dan Pemanfaatan Sampah, PT


Waca UtamaPramaesti, Jakarta.
Outerbridge, Thomas., (1991). Limbah Padat di Indonesia Masalah atau Sumber
Daya,Yayasan OborIndonesia, Jakarta.
Sulistyorini, Lilis., (2005), Pengelolaan Sampah Dengan Cara Menjadikannya
Kompos, Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol. 2 No. 1, Surabaya.
Syamsirol, M dan Harwin, S., (2007), Pembakaran Briket Biomassa Cangkang
Kakao : Pengaruh Temperatur Udara Preheat, Di dalam prosiding
Seminar Nasional Teknologi Teknik MesinUGM Yoyakarta, 24
November 2007.
Tim Nasional Pengembangan BBN., (2007), BBN, Bahan Bakar Alternatif dari
TumbuhanSebagai Pengganti Minyak Bumi, hal. 32-35.
Tirono, M dan Sabit, A., (2011), Efek Suhu Pada Proses Pengarangan Terhadap
Nilai KalorArang Tempurung Kelapa (Coconut shell charcoal), Jurnal
Neutrino, 3(2) : 146-149.
Triono A., (2006). Karakteristik Briket Arang Dari Campuran Serbuk Gergajian
kayu Afrikadan Sengon dengan Penambahan Tempurung Kelapa.
Departemen Hasil HutanFakultas Kehutanan, IPB.
https://www.academia.edu/10318134/PKM_GT_penerapan_metode_pemilahan_
sampah_(diakses 15 februari 2016)

11

12

13

14

15

16

Dosen Pembimbing
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap
2 Jenis Kelamin
3 Mata Kuliah yang Diampu
4 NIDN
5 Tempat dan Tanggal Lahir
6 E-mail
7 Nomor Telepon / HP

Junifa Layla Sihombing, S.Si., M.Sc


Perempuan
Kimia FISIKA
0020068005
Medan, 20 Juni 1980
junifalaylasihombing@gmail.com
081397203530

B. Riwayat Pendidikan
S1

S2

S3

Nama Instansi

Universitas
Sumatera Utara

Universitas
Gadja Mada

Jurusan

Kimia Fisika

Kimia Fisika

Tahun Masuk Lulus

1999 2004

2008-2010

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


No
Nama Pertemuan
Judul Artikel Ilmiah
Ilmiah / Seminar
1
Kajian Pengaruh Komposisi
Bahan Pembuatan Briket
SEMIRATA
Bioarang Terhadap Nilai Kalor
Yang Dihasilkan (Ketua)
2
Seminar Nasional
Mono Tahun
IbM Kelompok Tani Kelapa
Pengabdian Pada
Sawit Dan Palawija
Masyarakat Tahun
2013
3
Pelatihan dan
Sosialisasi dan Pelatihan
Penulisan Program
Kreativitas Mahasiswa Program Kreativitas Mahasiswa
(PKM) HMJ Kimia
(PKM) Menuju PIMNAS 2014
Unimed
4
First Anual
Biofuel Production from
International Seminar
hydrocracking MEFA of Rice
on Trends in Science
Brand Oils Over Natural Zeolite
an Science Education
Supported NiO and NiOMoO

Waktu dan
Tempat
Hotel Madani
Medan Mei 2011
Hotel Grand
Antares Medan
23-24 April 2014

FMIPA Unimed 30
Agustus 2013
Hotel Garuda
Medan 5-6
Desember 2014

17

2014
PKM Schooling II
Pelatihan PKM GTAI

Metals
Menakar Arah Penelitian dan
Penulisan Mahasiswa

Fakultas Ekonomi
Unimed 14
Februari 2015

18

Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas


Bidang

Alokasi

Ilmu

Waktu

Program
No

Nama / NIM

Uraian Tugas

Studi
(jam/minggu)
1

Romansyah
Nasution

Kimia

Kimia

10
jam/minggu

KoordinatorPenelit
i

PendidikanKimi
a

Kimia

8
jam/minggu

Peneliti

Pendidikan
Kimia

Kimia

8
jam/minggu

Peneliti

Pendidikan
Kimia

Kimia

8
jam/minggu

Peneliti

Pendidikan
Kimia

Kimia

8
jam/minggu

Peneliti

/4132210011
2

Rismahwati
/4142131013

Sri Utari
/4141131051

Elpida Sari
Simamora
/ 4142131003

Dewi
Sartika/414213100
2

19

20

21

Anda mungkin juga menyukai