Anda di halaman 1dari 9

Pembelajaran Menulis Puisi Bebas Berdasarkan Gambar

Opini

Pembelajaran Menulis Puisi Bebas Berdasarkan Gambar


Berbagai Peristiwa yang Terdapat dalam Surat Kabar

Keke T. Aritonang*)

Abstrak
ulisan ini bertujuan untuk memperkenalkan materi pembelajaran menulis puisi bebas
yang cocok dan mudah ditiru berdasarkan gambar peristiwa yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari. Dari hasil kegiatan pembelajaran menulis puisi bebas berdasarkan gambar
peristiwa yang terdapat dalam surat kabar, siswa dapat mengembangkan kreativitas dan
imajinasi dalam menulis puisi bebas, menumbuhkan sikap kritis terhadap permasalahan yang
terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan menumbuhkan sikap berani mengeluarkan pernyataan
terhadap persoalan yang terjadi. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran menulis puisi bebas
berdasarkan gambar berbagai peristiwa yang terdapat dalam surat kabar perlu dilakukan dalam
proses belajar mengajar di kelas.

Kata-kata kunci : Puisi bebas, gambar peristiwa, pembelajaran menulis puisi bebas berdasarkan
gambar
How to the develop the students poetry writing skills is the focus of discussion in this article. Based on the
expriment, the writer proposes to use pictures in the news papers as a learning resource to develop the
students skills in composing creative poems . This technique creates joyful and motivating learning process.
Besides, this technigue can also develop not only the students creativity and imagination, but also their
critical thinking of every day life.

Pendahuluan
Menulis puisi bebas terdapat dalam silabus mata
pelajaran bahasa Indonesia tingkat SMP kelas
VIII semester 2 dengan standar kompetensi (SK)
16, yaitu : Mengungkapkan pikiran dan
perasaan dalam puisi bebas. Berdasarkan SK
tersebut maka kompetensi dasar yang harus
dikuasai siswa dan materi pokok yang diajarkan
oleh guru adalah seperti tertera pada tabel 1.

Tabel 1: Kompetensi Dasar dan Materi Pokok


Menulis Puisi Bebas
Kompetensi Dasar

16.1 Menulis puisi


bebas dengan
menggunakan pilihan
kata yang sesuai

Materi
Pokok/Pembelajaran

Penulisan puisi
bebas dengan pilihan
kata yang sesuai

(Kurukulum Satuan Pendidikan Tingkat SMP


Bahasa Indonesia, Tahun 2006)

*) Guru SMPK 1 BPK PENABUR Jakarta


Jurnal Pendidikan Penabur - No.12/Tahun ke-8/Juni 2009

31

Pembelajaran Menulis Puisi Bebas Berdasarkan Gambar

Yang menjadi masalah di lapangan


pembelajaran menulis puisi sulit dilaksanakan
oleh guru, ini karena kemampuan guru yang
belum memadai dalam hal pengetahuan
maupun cara mengajarkannya. Selain faktor
guru, kemampuan dan minat siswa pun menjadi
penghambat dalam pembelajaran ini. Faktor
minat siswa juga dapat menjadi pemicu
terhambatnya pembelajaran menulis puisi.
Kurangnya minat dan kemampuan siswa
tersebut tidak terlepas dari faktor pemilihan
model pembelajaran yang cocok serta mudah
untuk ditiru siswa.
Meski dalam pembelajaran sastra siswa
telah mempelajari puisi yang rumit baik rima,
irama, serta unsur kebahasaannya, untuk
pembelajaran menulis puisi bebas berdasarkan
gambar peristiwa yang terdapat dalam surat
kabar siswa belum perlu menuliskan puisi yang
rumit. Menurut Rahmanto, (1988:116), puisi
yang cocok sebagai model untuk latihan menulis,
biasanya puisi yang berbentuk bebas dan
sederhana, berisi hasil pengamatan yang berupa
imbauan atau pernyataan.
Berdasarkan hal di atas, penulis beranggapan agar siswa mampu menulis puisi bebas
dengan mudah maka diperlukan model
pembelajaran yang cocok serta mudah untuk
ditiru. Untuk itu penulis memilih gambar
berbagai peristiwa yang terdapat dalam surat
kabar. Gambar yang akan dijadikan puisi bebas
disini adalah foto-foto berbagai peristiwa yang
dimuat di dalam surat kabar.
Melalui gambar-gambar, tersebut siswa
dapat mengamati peristiwa apa yang terjadi, di
mana peristiwa tersebut terjadi, kapan
terjadinya, siapa yang menjadi korban, siapa
yang terlibat, dan siapa yang bertanggung jawab
atas peristiwa tersebut. Selain itu, siswa dapat
merenungkan mengapa peristiwa itu dapat
terjadi serta siswa dapat memberikan imbauan
atau pernyataan atas peristiwa tersebut. Hal ini
sesuai dengan model latihan menulis yang
dikatakan (Rahmanto, 1988).
Adapun kelebihan lainnya dari media
gambar peristiwa yang terdapat dalam surat
kabar adalah berikut.
1. Gambar-gambar tersebut mudah diamati,
sehingga siswa dengan mudah dapat
mendata objek yang terdapat dalam gambar
yang akan dijadikan bahan penulisan puisi.
2. Peristiwa-peristiwa tersebut berhubungan
langsung dengan kehidupan sehari-hari,

32

Jurnal Pendidikan Penabur - No.12/Tahun ke-8/Juni 2009

sehingga siswa dengan mudah menentukan


tema dan amanat yang akan dijadikan
bahan penulisan puisi.
3. Gambar-gambar tersebut sangat menarik
apalagi peristiwa dalam gambar tersebut
merupakan berita mengejutkan, sehingga
siswa dengan mudah dapat mengubah fakta
yang terdapat dalam peristiwa tersebut
menjadi sebuah puisi yang menarik.
Berdasarkan kelebihan media gambar
peristiwa tersebut, penulis telah menerapkan
pembelajaran menulis puisi bebas dengan
menggunakan media gambar berbagai peristiwa
yang terdapat dalam surat kabar. Dan hasil dari
belajar tersebut, siswa yang pada mulanya sulit
menulis serta tidak berminat pada puisi menjadi
mudah dan senang menulis puisi.

Langkah-Langkah Menulis Puisi


Bebas Berdasarkan Gambar yang
Terdapat dalam Surat Kabar
Penyusunan Program Pembelajaran
Penyusunan program pembelajaran menulis
puisi bebas berdasarkan gambar peristiwa yang
terdapat dalam surat kabar sesuai dengan
Rencana Pembelajaran bahasa Indonesia Kelas
VIII, semester 2, meliputi : a) perumusan tujuan
pembelajaran, b) penentuan materi ajar, c)
penentuan metode pembelajaran, d) pemilihan
gambar peristiwa yang terdapat dalam surat
kabar dan penulisan puisi bebas model.
a. Perumusan Tujuan
Tujuan pembelajaran menulis puisi bebas
berdasarkan gambar peristiwa dikembangkan berdasarkan standar kompetensi,
kompetensi dasar, dan indikator berikut ini.
1). Standar Kompetensi :
Mampu mengungkapkan pikiran dan
perasaan dalam puisi bebas
2). Kompetensi Dasar :
Menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai
3). Indikator :
a). Mampu mendata objek yang akan
dijadikan bahan menulis puisi
b). Mampu menulis puisi dengan
menggunakan pilihan kata yang
tepat
c). Mampu menyunting sendiri
pilihan kata puisi yang ditulis

Pembelajaran Menulis Puisi Bebas Berdasarkan Gambar

Berdasarkan standar kompetensi,


kompetensi dasar, dan indikator tersebut, ada
dua tujuan yang ingin dicapai dalam
pembelajaran menulis puisi bebas berdasarkan
gambar peristiwa yang terdapat dalam surat
kabar, yaitu tujuan pembelajaran umum dan
tujuan pembelajaran khusus.
1). Tujuan Pembelajaran Umum:
a) Siswa mampu mendata objek yang
terdapat dalam gambar peristiwa
b) Siswa mampu menulis puisi
berdasarkan gambar peristiwa
dengan menggunakan pilihan kata
yang tepat
c) Siswa mampu menyunting sendiri
pilihan kata puisi yang ditulis
2). Tujuan Pembelajaran Khusus:
a) Siswa mampu menentukan data
objek yang terdapat dalam gambar
peristiwa untuk dijadikan puisi.
b) Siswa mampu mengubah data objek
yang terdapat dalam gambar peristiwa menjadi sebuah puisi dengan
memperhatikan sistematika, kekhasan bahasa, dan unsur-unsur puisi.
c) Siswa mampu menyunting sendiri
puisi berdasarkan gambar peristiwa
dengan pilihan kata yang sesuai.
b. Penentuan Materi Ajar
Penentuan materi ajar didasarkan pada
materi pokok/pembelajaran yang terdapat
dalam silabus. Materi ajar/materi
pembelajaran harus disesuaikan dengan: (a)
tingkat kemampuan siswa, (b) perkembangan jiwa siswa, dan (c) minat siswa yang
diintegrasikan dengan penanaman nilai
budi pekerti.
Materi ajar menulis puisi bebas berdasarkan
gambar berbagai peristiwa mengacu pada
teori tentang unsur-unsur puisi, yaitu
sebagai berikut.
Puisi terdiri dari dua unsur yang menjadi
ciri umum puisi, yaitu:
1). Unsur yang berkaitan dengan bentuk
puisi terdiri dari unsur bunyi (rima dan
irama), diksi atau pilihan kata, dan
tampilan cetak/tulisan (tipografi)
2). Unsur yang berkaitan dengan makna
puisi terdiri dari unsur tema dan unsur
pesan tersurat atau pesan tersirat
(Trianto, 2006: 100)
Adapun unsur-unsur menulis puisi
bergambar akan diuraikan berdasarkan dua
unsur yang menjadi ciri umum puisi di atas

yang dirangkum berdasarkan buku Teori


dan Apresiasi Puisi serta Apresiasi Puisi
karangan Waluyo (1987), adalah sebagai
berikut.
1). Unsur Bunyi (Rima dan Irama)
Rima adalah persamaan bunyi dalam
puisi. Persamaan bunyi tersebut dapat
berupa bunyi awal, tengah, akhir, atau
persamaan bunyi konsonan pada
beberapa kata. Adapun yang dimaksud
dengan irama ialah alunan suara dalam
perpaduan panjang pendek, tinggi
rendah, keras lemah dalam pengucapan kata-katanya. Rima digunakan untuk
keindahan bunyi bahasa pada puisi,
sedangkan irama berfungsi memberikan keindahan dalam pengucapan.
Pada puisi lama rima dan irama
berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan pikiran serta membang-kitkan
kesan. Puisi bebas (baru) rima dan irama
tidak digunakan lagi, kecuali jika
diperlukan. Para penyair sekarang lebih
suka menggu-nakan pilihan kata yang
tepat untuk menguatkan kesan sebagai
pengganti rima. Sebagai latihan
menulis puisi bebas bergambar
peristiwa siswa dibe-baskan untuk
menggunakan rima yang sama atau
tidak menggunakan rima
2). Diksi atau Pilihan Kata
Dalam sebuah puisi, pemilihan kata
yang tepat dapat lebih mengungkapkan
sesuatu, dapat memberikan imajinasi
yang baik. Dengan demikian, kesan yang
timbul akan lebih jelas dan kuat. Untuk
menulis puisi bebas bergambar peristwa
agar dapat menimbulkan imajinasi
yang baik, gunakan gaya tertentu.
Misalnya, mengubah kata-kata yang
terdapat dalam gambar peristiwa yang
akan dijadikan sebuah puisi dengan
membandingkan hal lain atau metafora.
Selain itu, dapat juga menggunakan
gaya bahasa, yaitu pemakaian kata-kata
yang berjiwa, segar, dan dapat menggetarkan perasaan pembaca atau pendengar.
3). Tampilan cetak/tulisan (tipografi)
Tipografi puisi dinyatakan oleh susunan
kata, baris, dan bait. Tipografi ini
gunanya agar pembaca dapat memahami maksud isi puisi karena bagian-bagian
itu mengandung satuan pikiran yang
kemudian terjalin dalam kesatuan pilihan.
Jurnal Pendidikan Penabur - No.12/Tahun ke-8/Juni 2009

33

Pembelajaran Menulis Puisi Bebas Berdasarkan Gambar

Pada puisi lama tipografi puisi sangat


terikat oleh susunan kata, baris, dan bait.
Seperti pantun memiliki syarat, tiap bait
terdiri atas empat baris, tiap baris terdiri
atas 8 sampai 12 suku kata. Tipografi
dalam penulisan puisi bebas bergambar
tidak terikat oleh jumlah susunan kata,
baris, dan bait. Akan tetapi dapat kita
batasi jumlah baris atau bait untuk
memudahkan siswa menulis puisinya.
4). Unsur Tema
Tema sebuah puisi ialah inti pokok yang
terkandung dalam puisi. Tema menjadi
landasan utama dalam menghasilkan
sebuah karya. Tema dalam menulis puisi
bergambar dapat dengan mudah kita
tentukan dengan cara mengamati gambar
peristiwa . Misalnya gambar peristiwa
tersebut tentang perang yang
berkecamuk, maka tema yang cocok
adalah tragedi kemanusian. Tema-tema
dalam puisi bebas berdasarkan gambar
peristiwa dari koran biasanya bertema
kemanusiaan atau protes sosial, karena
berita dalam koran banyak meng-angkat
soal kemanusiaan atau protes sosial.
5). Amanat (Pesan)
Amanat adalah pesan yang hendak
disampaikan kepada pembaca. Tujuan
menuliskan amanat merupakan hal yang
mendorong siswa untuk menciptakan
puisi. Amanat tersirat di balik kata-kata
yang disusun dan juga berada dibalik
tema yang diungkapkan.
Amanat dalam penulisan puisi bebas
bergambar peristiwa banyak ditujukan
kepada pengambil kebijakan publik atau
orang yang bertanggung jawab akan
peristiwa tersebut.
c.

34

Penentuan Metode Pembelajaran


Agar kompetensi yang diharapkan dapat
terwujud maka diperlukan metode yang
tepat. Metode yang menonjol yang
digunakan dalam pembelajaran menulis
puisi bebas berdasarkan gambar berbagai
peristiwa yang terdapat dalam surat kabar
adalah pemodelan.
Metode pemodelan mengupayakan adanya
contoh, model, peragaan atau demonstrasi
yang dapat memudahkan siswa memahami
konsep atau mengerjakan apa yang
diinginkan oleh guru. Metode ini sangat
sesuai digunakan dalam pembelajaran
Jurnal Pendidikan Penabur - No.12/Tahun ke-8/Juni 2009

menulis puisi bebas berdasarkan gambar


berbagai peristiwa yang terdapat dalam
surat kabar karena contoh, peragaan atau
demonstrasi sangat dibutuhkan, terlebihlebih pembelajaran ini merupakan sesuatu
yang baru.
Bentuk pemodelan dalam pembelajaran ini
yaitu penyajian contoh menulis puisi bebas
berdasarkan gambar dan fakta yang ada
yang sudah diubah menjadi puisi, serta
kegiatan guru mencontohkan cara-cara
mengubah fakta dalam gambar menjadi
puisi.
d.

Pemilihan Gambar Berbagai Peristiwa


dari Koran dan Puisi Model
Untuk mempermudah penyampaian materi
pembelajaran, diperlukan alat/bahan/
sumber belajar. Alat/bahan/sumber belajar
yang diperlukan dalam pembelajaran
menulis puisi bebas berdasarkan gambar
berbagai peristiwa yaitu koran dan naskah
puisi.
Gambar-gambar peristiwa yang terdapat
dalam surat kabar yang akan dijadikan
model hendaknya memenuhi kriteria: (1)
gambar-gambar yang jelas dan menarik
perhatian siswa, (2) memiliki judul di atas
gambar tersebut, (3) memiliki keterangan di
bawah gambar tersebut.
Hal- hal yang harus diperhatikan dalam
pemilihan puisi model yaitu: (1) memiliki
unsur bunyi (rima dan irama), (2) memiliki
diksi atau pilihan kata yang sesuai dengan
puisi, (3) memiliki tampilan cetak/tulisan
(tipografi) puisi, (4) memiliki tema, dan (5)
mengandung amanat.
Hal tersebut dimaksudkan agar siswa dapat
dengan mudah mengubah gambar dan data
yang ada menjadi sebuah puisi. Untuk
mendapatkan puisi bebas yang demikian
memang sangat sulit. Untuk itu, guru
ditantang untuk menulisnya sendiri.

Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran


a. Kegiatan Awal
Langkah-langkah kegiatan awal dalam
pembelajaran menulis puisi bebas berdasarkan gambar berbagai peristiwa dapat
dideskripsikan sebagai berikut.
1). Guru mengondisikan kelas untuk
mengikuti kegiatan belajar-mengajar
2). Guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran

Pembelajaran Menulis Puisi Bebas Berdasarkan Gambar

3). Guru mengaitkan materi sebelumnya


dengan materi yang akan disampaikan
4). Guru dan siswa menyebutkan menulis
puisi dapat dilakukan dengan berbagai
cara. Pada langkah ini siswa mampu
menyebutkan beberapa cara menulis
puisi, di antaranya berdasarkan
kejadian yang pernah dialami,
berdasarkan pengalaman yang
menarik, berdasarkan gambar
pemandangan alam.
5). Guru mengajukan beberapa pertanyaan
yang berkaitan dengan menulis puisi
6). Guru memperlihatkan gambar peristiwa
dari surat kabar.

3) Siswa memilih gambar peristiwa


Guru membagikan gambar-gambar
peristiwa dari koran yang sudah
digunting-gunting, siswa diperbolehkan
memilihnya
sesuai
dengan
kemampuannya mengubah gambar
tersebut menjadi puisi
4) Siswa memperhatikan penjelasan guru
bagaimana langkah-langkah menulis
puisi bebas bergambar peristiwa dari
koran
Langkah 1: Mencermati Gambar
Contoh gambar yang diamati siswa adalah
sebagai berikut.

Sumber gambar : Kompas, 29 Januari 2009

b.

Kegiatan Inti
Langkah-langkah kegiatan inti dalam
pembelajaran menulis puisi bebas
berdasarkan gambar berbagai peristiwa
dapat dideskripsikan berikut ini.
1) Mencermati gambar dan puisi
Secara individu, siswa mencermati
gambar dan puisi yang disajikan guru.
Hal yang dicermati adalah isi puisi
tersebut sesuaikah dengan gambar
tersebut.
2) Menentukan unsur-unsur puisi
Kegiatan ini dimaksudkan untuk
mengetahui sejauh mana siswa mampu
menentukan unsur-unsur puisi (tema,
amanat, rima, diksi/pilihan kata)

Cermatilah gambar peristiwa yang akan


dijadikan puisi
Langkah 2: Menentukan Tema
Agar mudah untuk menulis puisi bebas yang
pertama kita lakukan, maka langkah kedua
adalah menentukan tema. Melalui tema yang
telah ditentukan, puisi yang kita susun akan
terfokus pada satu masalah.
Gambar-gambar peristiwa yang terdapat
dalam koran umumnya mengangkat persoalan
tentang manusia, seperti manusia yang tidak
dihargai, dihormati, tidak diperhatikan hakhaknya, tidak diperlakukan secara adil dan
manusiawi, dan ada juga manusia-manusia
yang perbuatannya mengorbankan martabat

Jurnal Pendidikan Penabur - No.12/Tahun ke-8/Juni 2009

35

Pembelajaran Menulis Puisi Bebas Berdasarkan Gambar

manusia. Selain itu, mengangkat persoalan


tentang manusia yang berjuang demi hidupnya,
manusia yang mengasihi sesamanya, dan
manusia yang cinta pada lingkungannya.
Berdasarkan hal tersebut, maka tema-tema
puisi bergambar peristiwa adalah tema
kemanusiaan, tema kritik sosial, perjuangan
hidup, lingkungan hidup, dan tema kasih sayang
Judul gambar di atas adalah : Semangat
Bekerja di Hari Tua. Tema yang cocok untuk
gambar dan judul di atas adalah : Perjuangan
hidup. Setelah ini, secara individu siswa
melakukan kegiatan yang sama yaitu
menentukan tema untuk puisinya sesuai dengan
gambar pilihannya.
Langkah 3 : Menentukan Amanat/Pesan Moral
Berdasarkan tema yang telah kita tulis, buatlah
amanat/pesan yang akan disampaikan, sesuai
dengan pokok persoalan tersebut. Amanat/
pesan puisi bergambar peristiwa dengan tematema yang telah disebutkan pada langkah 2 pada
umumnya ditujukan kepada pemerintah (Orangorang yang membuat kebijakan publik) atau
orang-orang yang bertanggung jawab atas
peristiwa tersebut dan dapat juga disampaikan
kepada diri sendiri sebagai pembaca puisi.
Amanat ditulis menjadi sangat penting jika
persoalan yang kita tulis dalam bentuk puisi
tersebut dapat menggugah hati nurani pembaca.
Sehingga dengan amanat tersebut terjadi
perubahan kearah yang lebih baik.Contoh
amanat/pesan moral: Amanat sesuai gambar,
judul, dan tema di atas adalah:
1) Menghargai jerih payah orang tua dalam
mencari nafkah
2) Rusman walaupun sudah tua tetap
semangat dalam bekerja, untuk itu kita
yang masih muda harus lebih gigih dalam
belajar maupun bekerja.
3) Mengajar kita untuk tidak mengeluh
walaupun keadaan hidup kita susah
4) Mengajar kita untuk lebih peduli pada
orang-orang di sekitar kita yang hidupnya
susah.
Langkah 4 : Mendata Objek atau Fakta
Datalah sebanyak-banyaknya objek atau fakta
yang terdapat dalam gambar peristiwa tersebut.
Objek atau fakta tersebut dapat dilihat dari
gambar atau kata-kata yang terdapat di bawah
gambar.

36

Jurnal Pendidikan Penabur - No.12/Tahun ke-8/Juni 2009

Contoh :
Data objek/fakta berdasarkan gambar di atas
adalah :
Gambar : Seorang lelaki tua yang sedang
berjalan sambil memikul barang
dagangannya di Jalan Raya Kota
Bandung.
Fakta yang terdapat di bawah gambar :
(1) Rusman (75), (2) berjualan sandal, (3) berkeliling kota, (4) Taman Cilaki, (5) Kota Bandung,
Jawa Barat, (6) masuk usia senja, (7) menjual 8
10 sandal, (8) harga Rp 8.000 per pasang
Langkah 5 : Mengubah objek atau fakta dengan
pilihan kata atau diksi lain
Ubahlah objek atau fakta yang telah didata
dengan pilihan kata atau diksi lain yang sesuai
dengan penulisan puisi. Pilihan kata atau diksi
lain tersebut dapat menggunakan kata-kata khas
puisi seperti menggunakan kata-kata kias, gaya
bahasa , membandingkan hal lain atau metafora.
Setelah itu, secara individu siswa
melakukan kegiatan yang sama yaitu mengubah
objek atau fakta untuk puisinya sesuai dengan
gambar pilihannya.
Tabel 2 : Contoh diksi/pilihan kata
No

Objek /fakta

Pilihan kata/diksi

1.

Rusman (75)

Lelaki berusia senja,


semangat baja

2.

Berjualan sandal

Jual alas kaki

3.

Berkeliling kota

Menyusuri jalan

4.

Taman Cilaki

Tempat berjualan

5.

Kota Bandung,
Jawa Barat

Kota Kembang

6.

Masuk usia senja

Renta

7.

Menjual 8-10
sandal

Alas kaki

Harga Rp 8.000
per pasang

Harga alas kaki

Langkah 6 : Membuat Judul Puisi


Judul puisi dapat dibuat dahulu sebelum
menyusun puisi agar memudahkan kita dalam
menyusun puisi bebas, tetapi jika belum dapat

Pembelajaran Menulis Puisi Bebas Berdasarkan Gambar

judulnya siswa diperbolehkan menyusun


puisinya terlebih dahulu.
Judul dibuat sesuai dengan tema, gambar, atau
data fakta yang telah disusun.
Contoh judul:
Judul yang tepat untuk gambar dan data fakta
pada gambar peristiwa Semangat Bekerja di
Hari Tua dapat seperti berikut ini.
1) RUSMAN sesuai dengan nama orang
yang ada di gambar
2) LELAKI USIA SENJA sesuai dengan
umurnya
3) SEMANGAT BEKERJA DI HARI TUA
sesuai dengan judul gambar
Setelah itu, secara individu siswa melakukan kegiatan yang sama yaitu membuat judul
untuk puisinya sesuai dengan gambar
pilihannya.
Langkah 7 : Menyusun Puisi
Susunlah puisi berdasarkan gambar, tema,
amanat, diksi/pilihan kata, dan judul yang telah
dibuat.
Contoh puisi berdasarkan;
Gambar : Semangat Bekerja di Hari Tua
Tema : Perjuangan Hidup
Amanat :
1) Menghargai jerih payah orang tua dalam
mencari nafkah
2) Rusman walaupun sudah tua tetap
semangat dalam bekerja, untuk itu kita
yang masih muda harus lebih gigih
dalam belajar maupun bekerja.
3) Mengajar kita untuk tidak mengeluh
walaupun keadaan hidup kita susah
4) Mengajar kita untuk lebih peduli pada
orang-orang di sekitar kita yang
hidupnya susah.
Diksi/pilihan kata: lelaki berusia senja,
semangat baja, jual alas kaki, menyusuri
jalan, tempat berjualan, Kota Kembang,
renta, alas kaki, harga alas kaki
Judul : Rusman
Maka puisinya dapat seperti berikut.
RUSMAN
Lelaki berusia senja, tubuhmu renta
Tapi kuatnya tubuhmu bagai baja
Teriknya matahari siang tak menyurut
Langkah kakimu yang mulai keriput
Kehidupan yang keras, memaksamu
Mencari hidup dengan memikul alas-alas
kaki
Di pundakmu yang tipis

Dengan semangat baja,


Berkeliling menyusuri jalan-jalan di Kota
Kembang
Mulai dari gang sempit tempatmu
berteduh
Sampai Taman Cilaki tempatmu menjual
alas-alas kaki
Seharga delapan ribu rupiah alas-alas
kaki per pasang
Harga yang pantas untuk kaummu yang
susah
Lelaki berusia senja, tak pernah mengeluh
Keringat yang kau kucurkan
Memberikan kehidupan dan kehangatan
orang-orang terkasihmu
Lelaki berusia senja,
Semangat bekerjamu bagai baja
Menegur usia muda yang tak menghargai
jerih payah orang terkasihnya
Menegur usia muda yang menyia-nyiakan
waktu kehidupannya
Mengajar manusia-manusia yang malas
mencari hidup
Mengajar manusia-manusia memahami
makna kehidupan
(Keke Taruli Aritonang)
Puisi di atas diberi judul Rusman sesuai
dengan nama orang yang ada di gambar. Adapun
tipografi puisi tersebut terdiri atas enam bait.
Jumlah baris tiap bait terdiri atas empat baris
pada bait pertama dan ketiga, tiga baris pada
bait kedua dan kelima, dua baris pada bait
keempat, dan enam baris pada bait keenam.
Kemudian secara individu siswa melakukan
kegiatan yang sama yaitu membuat puisinya
sesuai dengan gambar, tema, amanat, diksi/
pilihan kata, dan judul yang telah dibuat.
Langkah 8: Menyusun Rubrik Penilaian
Rubrik penilaian pembelajaran menulis puisi
bebas berdasarkan gambar berbagai peristiwa
ini menggunakan bentuk portofolio, karena
pembelajaran ini akan menghasilkan berbagai
karya siswa yaitu berbentuk puisi. Hal ini sesuai
dengan apa yang dimaksud dengan portofolio,
yaitu merupakan kumpulan hasil kerja siswa.
Hasil kerja tersebut sering disebut artefak.
Artefak-artefak dihasilkan dari pengalaman
belajar atau proses pembelajaran siswa dalam
Jurnal Pendidikan Penabur - No.12/Tahun ke-8/Juni 2009

37

Pembelajaran Menulis Puisi Bebas Berdasarkan Gambar

periode waktu tertentu. Artefak-artefak diseleksi


dan disusun menjadi satu portofolio (Muslich,
2007:118).
Untuk menghasilkan protofolio yang baik
dalam pembelajaran, maka perlu disusun kriteria
penilaian portofolio, yaitu sebagai berikut.
Kriteria Penilaian Portofolio

Kesimpulan

Kesimpulan tulisan ini adalah bahwa


pembelajaran menulis puisi bebas berdasarkan
gambar berbagai peristiwa yang terdapat dalam
surat kabar ini sangat tepat dilaksanakan karena
KD
: Menulis puisi bebas dengan menggunakan dapat menarik minat siswa dalam menulis puisi
pilihan kata yang sesuai.
bebas. Pembelajaran ini memiliki beberapa
Materi : Menulis puisi berdasarkan gambar
keunggulan sebagai berikut.
peristiwa
a. Mudah dilaksanaKriteria Penilaian :
kan oleh setiap guru
bahasa Indonesia di
SMP
1. Bentuk Puisi
Skor
b. Materi ajar yang disampaikan sesuai
a. Jumlah bait 3 sampai 7 bait
1
dengan kebutuhan
b. Jumlah baris satu bait 4 sampai 7 baris
1
dan lingkungan
siswa
d. Jumlah kata satu baris 4 sampai 7 kata
1
c. Kegiatan pembelajaran benar-benar
2. Tema
berpusat pada siswa
a. Sesuai dengan gambar
1
sehingga siswa dapat menemukan
b. Tidak sesuai dengan gambar
0
jawaban sendiri
(inkuiri) terhadap
3. Pesan Moral
gambar peristiwa
a. Disampaikan sesuai dengan isi
2
yang akan diubah
menjadi puisi
b. Disampaikan mendekati sesuai dengan isi
1
d. Sangat efektif untuk
mengembangkan
c, Disampaikan tidak sesuai dengan isi
0
kreativitas
dan
4. Mendata fakta yang terdapat dalam gambar
imajinasi siswa
e. Sangat efektif untuk
a. Data fakta lengkap
2
menumbuhkan
sikap kritis terhadap
b. Data fakta mendekati lengkap
1
permasalahan yang
c. Data fakta tidak lengkap
0
terjadi dalam kehidupan sehari-hari
5. Mengubah fakta menjadi puisi dengan diksi/pilihan kata
f. Sangat efektif untuk
yang sesuai (kata kias, lambang/simbolik, gaya bahasa)
menumbuhkan
a. Semua fakta sesuai dengan pilihan kata
3
sikap berani mengeluarkan pernyataan
b. Sebagian kecil fakta tidak sesuai dengan pilihan kata
2
terhadap persoalan
c. Sebagian besar fakta tidak sesuai dengan pilihan kata
1
yang terjadi
g. Sangat efektif untuk
d. Semua fakta tidak sesuai dengan pilihan kata
0
mengembangkan
6. Sistematika Puisi
kemampuan siswa
dalam menulis puisi
a. Urut-urutan sesuai
1
bebas
b. Urut-urutan tidak sesuai

Total

38

Jurnal Pendidikan Penabur - No.12/Tahun ke-8/Juni 2009

12

Pembelajaran Menulis Puisi Bebas Berdasarkan Gambar

Saran

Daftar Pustaka

Agar pembelajaran menulis puisi bebas


berdasarkan gambar berbagai peristiwa yang
terdapat dalam surat kabar ini dapat menarik
minat belajar siswa dalam menulis puisi bebas,
hal yang dapat disarankan adalah sebagai
berikut.
1. Dalam penyusunan rencana pembelajaran,
guru harus melakukannya dengan matang,
terutama yang berkaitan dengan kebutuhan
dan minat siswa.
2. Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru
harus dapat menyusun langkah-langkah
pembelajaran
secara
sistematis,
memberikan bimbingan yang maksimal, dan
dapat menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan.
Semoga pembelajaran menulis puisi bebas
berdasarkan gambar berbagai peristiwa yang
terdapat dalam surat kabar yang penulis
paparkan ini dapat memberikan manfaat dan
menjadi contoh bagi teman-teman guru bahasa
Indonesia terutama di lingkungan BPK
PENABUR.

B. Rahmanto. (1988). Metode pengajaran sastra.


Yogyakarta: Kanisius
Dinas Pendidikan Dasar. (2006). Kurikulum
satuan pendidikan tingkat Sekolah Menengah
Pertama (SMP) Bahasa Indonesia. Jakarta:
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Muslich, Masnur. (2007). KTSP Pembelajaran
berbasis kompetensi dan kontekstual. Jakarta:
Bumi Aksara.
Trianto, Agus. (2006). Pasti Bisa Bahasa Indonesia
Kelas VIII. Jakarta: Erlangga
Waluyo, Herman J. (1987). Teori dan apresiasi
puisi. Jakarta : Erlangga
______ (2002). Apresiasi Puisi. Jakarta : Gramedia
-----------Koran Kompas, 29 Januari Tahun 2009

Jurnal Pendidikan Penabur - No.12/Tahun ke-8/Juni 2009

39

Anda mungkin juga menyukai