PENDAHULUAN
Pada diskusi kasus I geriontology medic ini, telah dibahas seorang laki-laki bernama
Tn. Amin berumur 67 tahun tampak sehat bugar, mengajar di sebuah perguruan tinggi swasta,
hidup harmonis dengan istrinya, bergabung dengan program puskesma/posyandu lansia, rajin
beribadah. Pada kasus ini pun dibahas adik Tn. Amin bernama Tn. Ali berusia 65 tahun,
sudah tidak bekerja lagi, mempunyai kebiasaan merokok dan 5 tahun lalu merupakan seorang
pecandu alcohol, wajahnya tampak lebih tua dari umurnya, sering sakit-sakitan.
Usia lebih dari 60 tahun tergolong pada usia lanjut. Pada makalah ini dibahas hal-hal
apa saja yang dapat membedakan keadaan Tn. Amin dan Tn. Ali. Banyak faktor yang
mempengaruhi keadaan sehat bugar pada tn. Amin, seperti beliau hidup harmonis, terdapat
kesejahteraan dan ketentraman, masih dapat diterima dalam masyarakat, serta mengikuti
program puskesmas/posyandu lansia. Begitupun keadaan Tn. Ali, faktor tidak bekerja lagi,
kebiasaan hidup yang buruk, dapat mengakibatkan roses penuaan yang lebih dini.
Pada makalah ini juga dibahas mengenai puskesmas/posyandu untuk lansia. Selain itu
dibahas juga mengenai pola makan yang seharusnya dengan memperhitungkan kebutahan
energy kalori menggunakan BMR (Basal Metabolic Rate) pada Tn. Amin dan Tn. Ali. Serta
pengajuan pemeriksaan-pemeriksaan yang dibutuhkan, tindakan pencagahan, dan nasihatnasihat agar hidup sehat di masa tua.
BAB II
LAPORAN KASUS
Skenario I
Pak amin 67 tahun adalah seorang pensiunan (PNS) dosen, tetapi masih memberi kuliah pada
perguruan tinggi swasta sebagai dosen tidak tetap, masih sehat dan bugar, belum ada masalah
dengan kesehatan baik fisik, mental dan kesejahteraan.
Skenario II
Pak amin 67 tahun, tinggi badan 165 cm. indeks massa tubuh (IMT) 22 kg/m2, asupan
makanan sesuai dengan anjuran gizi seimbang.
Skenario III
Pak amin tinggal di Jakarta bersama isterinya, rajin beribadah dan ikut pengajian, mempunyai
3 anak sudah berkeluarga, tinggal dirumah masing-masing dan mempunyai 4 cucu. Agar
tidak kesepian satu orang cucunya yang lucu tinggal bersama pak amin. Daya ingat pak amin
masih kuat, sehat, tidak merokok dan tidak minum alkohol. Mengikuti program puskesmas
santun lansia/ posyandu lansia Cilandak Jakarta Selatan, binaan ilmu kesehatan masyarakat
(IKM) FK trisakti. Pak amin punya seorang adik laki-laki, pak ali umur 65 tahun, yang
tinggal bersama anaknya di Tangerang. Tinggi badan pak Ali 162 cm dan IMT 26 kg/m2.
Masih merokok tetapi sejak lima tahun yang lalu sudah menghentikan alkoholnya. Terlihat
lebih tua dari pak amin, daya ingat menurun dan tidak berprilaku aneh.
Skenario IV
Pak Amin dan pak Ali jarang ketemu. Ketemunya hanya waktu lebaran dan bila ada acara
keluarga. Pak amin menasehati adiknya yang daya ingatnya mulai menurun dan sakit-sakitan,
agar memperhatikan makanannya, tidak merokok dan ikut program puskesmas lansia/
posyandu lansia untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, kesejahteraan sosial, peningkatan
kualitas hidup dan fasilitas khusus lainnya bagi lansia
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
I.
Identitas
2
Pak amin
Nama
: pak amin
Usia
: 67 tahun
Pekerjaan : dosen tidak tetap perguruan tinggi swasta.
Alamat : jakarta
Pak ali
Nama
: pak ali
Usia
: 65 tahun
Pekerjaan : Alamat
: tangerang
Pak amin dan pak ali adalah adik kakak yang tinggal terpisah. Pak amin seorang
lansia 67 tahun yang masih tetap mengajar diperguruan tinggi swasta. Mempunyai
seorang isteri dan tiga anak sukses yang tinggal dirumahnya masing-masing dan sudah
memiliki empat cucu. Agar pak amin tidak kesepian seorang cucu tinggal bersama pak
amin. Hal ini dapat menunjang kesejahteraan pak amin, disebabkan terpenuhinya jenjang
kesejahteraan menurut maslow yaitu kebutuhan cinta, apalagi didukung oleh pekerjaan
pak amin sebagai dosen hal ini juga merupakan jenjang tertinggi menurut maslow untuk
kesejahteraan yaitu aktualisasi diri. Berbeda dengan pak ali, kebutuhan akan aktualisasi
kurang terpenuhi dikarenakan setelah selesai bekerja sebagai wiraswasta pak ali hanya
dirumah. Hal ini dapat mempercepat proses penuaan itu sendiri. Hal ini sudah terlihat
dikarenakan pak ali tampak lebih tua daripada pak amin walaupun usia pak amin lebih
tua.
Klasifikasi
Usia kronologis
Pak Amin
Pak Ali
67 tahun termasuk ke dalam 65 tahun termasuk ke dalam
kelompok
lansia
menurut kelompok
WHO.
Usia biologisnya
lebih
lansia
RI
menurut
atau
elderly
menurut WHO.
baik Usia biologisnya lebih buruk,
dideritanya,
buruk
menjadi
dan kebiasaan
pasien
yang
faktor
dapat
resiko
Lebih
baik,
dilihat
dari
3
keharmonisan
membuat
keluarga
dirinya
nyaman, ketentraman
bekerja lagi.
Nutrisi
Penentuan Status Gizi Berdasarkan Rumus Broca
1. Status Gizi Tuan Amin (67 tahun)
Perhitungan kebutuhan kalori:
a. BB ideal = (TB cm - 100) kg -10%
= (165-100) 10%
= 65 6,5 kg = 58,5 kg
b. Status Gizi = (BB aktual : BB ideal) x 100%
= (60 kg : 58,5 kg) x 100%
= 102,5641 (BB 90-110% BBI -> Normal)
c. Jumlah kebutuhan kalori perhari:
- Kebutuhan kalori basal = BB ideal x 30 kalori
= 58,5 kg x 30 kalori
= 1755 kalori
- Umur di atas 40 tahun = 1755 x (-5%)
=
- 87,75
- Aktivitas sedang
= 1755 x (+20%) =
+ 351
Jadi total kebutuhan kalori perhari untuk Tuan Amin 1755 kalori 87,75 kalori +
351 kalori = 2018,25 kalori
Distribusi makanan
a.
b.
c.
d.
- 83,7
4
Aktivitas ringan
BB gemuk
Sakit-sakitan
= 1674 x (+10%)
= 1674 x (-20%)
= 1674 x (+10%)
=
=
=
+167,4
- 334,8
+ 167,4
Jadi total kebutuhan kalori perhari untuk Tuan Amin 1674 kalori 83,7 kalori +
167,4 kalori 334,8 kalori +167,4 kalori = 1590,3 kalori
Distribusi makanan
e.
f.
g.
h.
Pak amin
a. Karbohidrat 60% = 60% x 2018,25
Pak ali
a. Karbohidrat 60%= 60% x 1590,3 kalori
= 954,18 kalori
b. Protein 15%
= 15% x 1590,3 kalori
= 238,545 kalori
c. Lemak 25%
= 25% x 1590,3 kalori
= 397,575 kalori
d. Vitamin dan mineral
Masalah gizi yang dihadapi lansia berkaitan erat dengan menurunnya aktivitas biologis
tubuhnya. Konsumsi pangan yang kurang seimbang akan memperburuk kondisi lansia
yang secara alami memang sudah menurun.
1. Kalori
Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa kecepatan metabolisme basal pad orangorang berusia lanjut menurun sekitar 15-20%, disebabkan berkurangnya massa otot
dan aktivitas. Kalori (energi) diperoleh dari lemak 9,4 kal, karbohidrat 4 kal, dan
protein 4 kal per gramnya. Bagi lansia komposisi energi sebaiknya 20-25% berasal
dari protein, 20% dari lemak, dan sisanya dari karbohidrat. Kebutuhan kalori untuk
lansia laki-laki sebanyak 1960 kal, sedangkan untuk lansia wanita 1700 kal. Bila
jumlah kalori yang dikonsumsi berlebihan, maka sebagian energi akan disimpan
berupa lemak, sehingga akan timbul obesitas. Sebaliknya, bila terlalu sedikit, maka
cadangan energi tubuh akan digunakan, sehingga tubuh akan menjadi kurus.
2. Protein
Untuk lebih aman, secara umum kebutuhan protein bagi orang dewasa per hari adalah
1 gram per kg berat badan. Pada lansia, masa ototnya berkurang. Tetapi ternyata
5
kebutuhan tubuhnya akan protein tidak berkurang, bahkan harus lebih tinggi dari
orang dewasa, karena pada lansia efisiensi penggunaan senyawa nitrogen (protein)
oleh tubuh telah berkurang (disebabkan pencernaan dan penyerapannya kurang
efisien). Beberapa penelitian merekomendasikan, untuk lansia sebaiknya konsumsi
proteinnya ditingkatkan sebesar 12-14% dari porsi untuk orang dewasa. Sumber
protein yang baik diantaranya adalah pangan hewani dan kacang-kacangan.
3. Lemak
Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari total kalori yang
dibutuhkan. Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi (lebih dari 40% dari konsumsi
energi) dapat menimbulkan penyakit atherosclerosis (penyumbatan pembuluh darah
ke jantung). Juga dianjurkan 20% dari konsumsi lemak tersebut adalah asam lemak
tidak jenuh (PUFA = poly unsaturated faty acid). Minyak nabati merupakan sumber
asam lemak tidak jenuh yang baik, sedangkan lemak hewan banyak mengandung
asam lemak jenuh.
4. Karbohidrat dan serat makanan
Salah satu masalah yang banyak diderita para lansia adalah sembelit atau konstipasi
(susah BAB) dan terbentuknya benjolan-benjolan pada usus. Serat makanan telah
terbukti dapat menyembuhkan kesulitan tersebut. Sumber serat yang baik bagi lansia
adalah sayuran, buah-buahan segar dan biji-bijian utuh. Manula tidak dianjurkan
mengkonsumsi suplemen serat (yang dijual secara komersial), karena dikuatirkan
konsumsi seratnya terlalu banyak, yang dapat menyebabkan mineral dan zat gizi lain
terserap oleh serat sehingga tidak dapat diserap tubuh. Lansia dianjurkan untuk
mengurangi konsumsi gula-gula sederhana dan menggantinya dengan karbohidrat
kompleks, yang berasal dari kacang-kacangan dan biji-bijian yang berfungsi sebagai
sumber energi dan sumber serat.
5. Vitamin dan mineral
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya lansia kurang mengkonsumsi
vitamin A, B1, B2, B6, niasin, asam folat, vitamin C, D, dan E umumnya kekurangan
ini terutama disebabkan dibatasinya konsumsi makanan, khususnya buah-buahan dan
sayuran, kekurangan mineral yang paling banyak diderita lansia adalah kurang
mineral kalsium yang menyebabkan kerapuhan tulang dan kekurangan zat besi
menyebabkan anemia. Kebutuhan vitamin dan mineral bagi lansia menjadi penting
untuk membantu metabolisme zat-zat gizi yang lain. Sayuran dan buah hendaknya
dikonsumsi secara teratur sebagai sumber vitamin, mineral dan serat.
6. Air
Cairan dalam bentuk air dalam minuman dan makanan sangat diperlukan tubuh untuk
mengganti yang hilang (dalam bentuk keringat dan urine), membantu pencernaan
makanan dan membersihkan ginjal (membantu fungsi kerja ginjal). Pada lansia
dianjurkan minum lebih dari 6-8 gelas per hari.
Para ahli gizi menganjurkan bahwa untuk lansia yang sehat, menu sehari-hari hendaknya :
1.
Tidak berlebihan, tetapi cukup mengandung zat gizi sesuai dengan persyaratan
2.
3.
kebutuhan lansia.
Bervariasi jenis makanan dan cara olahnya
Membatasi konsumsi lemak yang tidak kelihatan (menempel pada bahan pangan,
4.
5.
6.
7.
dari
kebiasaan
makanan,
serta
disesuaikan
dengan
keadaan
psikologisnya. Pola makan disesuaikan dengan kecukupan gizi yang dianjurkan dan
menu makanannya disesuaikan dengan ketersediaan dan kebiasaan makan tiap daerah.
Kelompok makanan atau jenis makanan yang dapat dikonsumsi oleh lansia (pak amin dan
pak ali) adalah sebagai berikut, dengan tetap memperhatikan kebutuhan kalori harian dan
disesuaikan dengan kebutuhannya:
1. Karbohidrat : nasi, jagung, ketan, bihun, biskuit, kentang, mie, roti, singkong, talas,
ubi-ubian, pisang, nangka, makaroni
2. Protein hewani : daging sapi, daging ayam, hati (ayam atau sapi), telur unggas, ikan,
baso daging
3. Protein nabati : kacang-kacangan, tahu, tempe, oncom
4. Buah-buahan : pepaya, belimbing, alpukat, apel, jambu biji, jeruk, mangga, nangka,
pisang, awo, sirsak, semangka
5. Sayuran : bayam, buncis, beluntas, daun pepaya, daun singkong, katuk, kapri, kacang
panjang, kecipir, sawi, wortel, selada
7
6. Makanan jajanan
7. Susu : susu kambing, susu kedelai, skim
Status gizi pada lansia:
1. Metabolisme basal menurun, kebutuhan kalori menurun, status gizi lansia cenderung
mengalami kegemukan/obesitas
2. Aktivitas/kegiatan fisik berkurang, kalori yang dipakai sedikit, akibatnya cenderung
kegemukan/obesitas
3. Ekonomi meningkat, konsumsi makanan menjadi berlebihan, akibatnya cenderung
kegemukan/obesitas
4. Fungsi pengecap/penciuman menurun/hilang, makan menjadi tidak enak dan nafsu
makan menurun, akibatnya lansia menjadikurang gizi (kurang energi protein yang
kronis)
5. Penyakit periodontal (gigi tanggal), akibatnya kesulitan makan yang berserat (sayur,
daging) dan cenderung makan makanan yang lunak (tinggi klaori), hal ini
menyebabkan lansia cenderung kegemukan/obesitas
6. Penurunan sekresi asam lambung dan enzim pencerna makanan, hal ini mengganggu
penyerapan vitamin dan mineral, akibatnya lansia menjadi defisiensi zat-zat gizi
mikro
7. Mobilitas usus menurun, mengakibatkan susah buang air besar, sehingga lansia
menderita wasir yang bisa menimbulkan perdarahan dan memicu terjadinya anemia
8. Sering menggunakan obat-obatan atau alkohol, hal ini dapat menurunkan nafsu makan
yang menyebabkan kurang gizi dan hepatitis atau kanker hati
9. Gangguan kemampuan motorik, akibatnya lansia kesulitan untuk menyiapkan
makanan sendiri dan menjadi kurang gizi
10. Kurang bersosialisasi, kesepian (perubahan psikologis), akibatnya nafsu makan
menurun dan menjadi kurang gizi
11. Pendapatan menurun (pensiun), konsumsi makanan menjadi menurun akibatnya
menjadi kurang gizi
12. Dimensia (pikun), akibatnya sering makan atau malah jadi lupa makan, yang dapat
menyebabkan kegemukan atau pun kurang gizi
Dan juga dapat melakukan hal-hal yang dapat memperlambat proses penuaan yaitu:
Menciptakan pola makan yang baik, kemudian bersahabat dengannya
1. Cobalah menciptakan suasana yang menyenangkan di meja makan semenarik
mungkin sehingga dapat menimbulkan selera
2. Memperkuat daya tahan tubuh
Makanlah makanan yang mengandung zat gizi yang mengandung zat gizi yang
penting untuk kekebalan, seperti : biji-bijian utuh, sayuran berdaun hijau, makanan
laut.
3. Mencegah tulang agar tidak menjadi keropos dan mengerut
Santaplah makanan yang mengandung vitamin D. Pada usia diatas 60 tahun
kemampuan penyerapan kalsium menurun, vitamin D membantu penyerapan kalsium
dalam tubuh, contoh makanan sumber vitamin D adalah susu
4. Memastikan agar saluran pencernaan tetap sehat, aktif dan teratur
Karena itu harus makan sedikitnya 20 gram makanan yang mengandung serat, seperti
biji-bijian, jeruk dan sayuran yang berdaun hijau tua
5.
Umur
Jenis kelamin
Postur tubuh
Pekerjaan
9
Iklim/suhu udara
Lingkungan
Angka kecukupan energi dan zat gizi yang dianjurkan untuk manula dalam sehari
Pola susunan makanan untuk manula dalam sehari(contoh)
KOMPOSISI
LAKIPEREMPUAN
LAKI
Energi (kal)
1960
1700
Protein (gram)
50
44
Vitamin A (RE) 600
700
Thiamin (mg)
0,8
0,7
Riboflavin (mg) 1,0
0,9
Niasin (mg)
8,6
7,5
Vitamin B12 (mg) 1
1
Asam folat (mcg) 170
150
Vitamin C (mg) 40
30
Kalsium (mg)
500
500
Fosfor (mg)
500
450
Besi (mg)
13
16
Contoh Menu Lansia Dalam 1 Hari
Seng (mg)
15
15
Iodium
Waktu (mcg)
Makan 150
Pria (2200 150
kal)
Wanita (1850 kal)
Pagi
1 gls nasi/ pengganti
1 gls nasi/ pengganti
Pukul 10.00
Siang
1 btr telur
100 gr sayuran
50 gr daging/ikan/unggas (Pepes
Ikan)
50 gr daging/ikan/unggas
25 gr tempe/kacang-kacangan
25 gr tempe/kacang-kacangan
(Tempe bb Tomat)
150 gr sayuran
10
1 ptg buah
150 gr sayuran (Sayur Asem)
Pukul 17.00
Malam
50 gr daging/ikan/unggas
50 gr tahu
Aspek kesehatan
Pemeriksaan Klinis
1. Riwayat
Karena banyak pasien tua menjadi tua mempunyai riwayat yang panjang, dokter
memerlukan teknik tertentu untuk memperoleh semua informasi yang sesuai.
2. Keluhan Utama
Keluhan utama pada pasien geriatric merupakan bagian utama daripada wawancara
seperti pasien lain. Terdapat sejumlah kompleksitas tambahan dan sasaran nya
melakukan penetapan secara tepat mengapa pasien datang pada waktu khusus ini.
Keluhan tersebut dapat diperoleh dari pasien maupun keluarga.
3. Riwayat Medis Masa Lalu
Beberapa aspek riwayat medis masa lalu mempunyai kepentingan khusus bagi lansia.
Penyakit masa kanak-kanak mempunyai hubungan
11
Bila riwayat penyakit masa lalu diperoleh, riwayat penyakit sekarang yang
membingungkan seringkali keluhan pasien dapat diperjelas. Namun banyak
kelemahan umum dalam mewawancarai seorang pasien bahwa tidak akan
mendapatkan informasi yang jelas. Kelemahan lainnya terjadi ketika dokter mencoba
untuk menghubungkan gejala-gejala dengan sebuah proses penyakit tunggal. Banyak
masalah geriatric adalah masalah yang multifaktorial.
5. Riwayat Keluarga
Riwayat ini penting dalam wawancara geriatri. Informasi dari orang-orang terdekat
yang merupakan pendukung potensial seperti keluarga, saudara kandung, anak bisa
diperoleh.
6. Riwayat Sosial
Pengetahuan tentang lingkungan sosial dan fisik pasien-pasien tua adalah penting
dalam menetapkan tingkat kemandirian mereka. Sebuah penilaian latar belakang
harus menyatakan tempat kelahiran, pendidikan, riwayat pekerjaan, riwayat
perkawinan, dan anak-anak.
Orang-orang yang mendukung adalah penting untuk dikenali, dan informasi tentang
kesehatan mereka adalahjuga penitng, utamanya pada kasus pasangan atau saudara
kandung. Meskipun anggota memberikan perawatan yang baik, penyalahgunaan fisik,
financial, atau psikologis dapat terjadi.
7. Riwayat Seksual
Perlu ditanyakan karena sebagian besar impotensi disebabkan bukan karena efek
psikologis melainkan karena penyakit organik.
Pemeriksaan Fisik
Ada beberapa aspek dalam pemeriksaan fisik yang membutuhkan perhatian khusus
pada lansia, tapi prinsip pemeriksaan tetap sama pada setiap individu muda dari berbagai
usia. Hanya beberapa maneuver yang memerlukan perhatian khusus dan beberapa
penemuan penting yang dianggap cukup berharga untuk menilai kondisi lansia.
Perhaitan lebih harus ditujukan pada evaluasi tanda vital, seperti pengukuran tekanan
darah yang sebaiknya dilakukan pada saat pasien berbaring tenang selama kurang lebih 10
12
menit dan pada saat pasien berdirikurang lebih 3 menit. Hali ini bertujuan untuk
menyingkirkan adanya hipotensi postural. Dan catat setiap perubahan tekanan darah yang
terjadi.
Denyut nadi secara rutin dicatat apda individu tapi kelemahan baroreflek pada lansia
bermanfaat untuk mengetahui adanya takikardia dan tingkatnya pada saat tekanan darah
jatuh bila pasien berdiri.
Pengukuran tinggi badan penting dilakukan unutk mengukur Indeks Massa tubuh, tapi
lansia harus tetap ditimbang setiap kali akan melakukan evaluasi medic pada berbagai
kondisi. Pengukuran berat bada penting dalam memnenetukan status gizi dan menghitung
angka kebutuhan cairan, selain itu kehilangan berat badan pada lansia tanpa disadari
merupakan hal yang berbahaya.
Kulit pada lansia seringkali menampilkan banyak abnormalitas. Penilaian turgor kulit
cenderung sulit dilakukan karena dengan bertambahnya usia terjadi pengurangan jumlah
lemak subkutan dan kulit lansia menjadi keriput. Maka untuk menilai turgor sebaiknya
dilakukan di daerah pipi.
Beberapa area kulit yang mengalami ruam akibat penekanan perlu juga dievaluasi,
termasuk adanya hiperpigmentasi dan hyperkeratosis. Area penekanan yang kecil
sekalipun dapat mencetuskan timbulnya luka dan harus mendapat perhatian untuk 2
alasan. Pertama, adanya satu luka kecil akibat penekanan akan memicu timbulnya luka
baru di tempat lainnya. Kedua, kebanyakan luka akibat penenakanan berbentuk ekrucut
dengan puncak di kulit dan melebar pada bagian dalamnya hingga mengenai jaringan
subkutan bahkan otot.
Beberapa aspek dari leher dan kepala juga mendapat perhatian lebih pada lansia.
Dahulu adanya arcus senilis pada mata dinyatakan merupakan tanda dari penyakit
kardiovaskular yang dini, akan tetapi untuk sat ini depigmentasi pada iris dikatakan hanya
sebagai akibat proses penuaan saja. Walaupun glaucoma merupakan kebutaan yang cukup
banyak dan cenderung jumlahnya meningkat seiring pertambahan usia, hasil pengukuran
tekanan intraokuler yang normal dari Tonometer Schiotz belum tentu menyingkirikan
diagnosis glaucoma karena bisa saja pengukuran terjadi pada saat variasi diurnal. Oleh
karena itu, untuk screening sebaiknya dilakukan funduskopi dan uji lapang pandang secara
sederhana dengan memakai tes konfrontasi, terutama pada pasien yang beresiko tinggi.
13
Palpasi arteri temporalis harus dilakukan untuk mengetahui apaakah telah terjadi
penebalan maupun penipisan arteri pada pasien walaupun tidak memberikan gejala, karena
arteri temporalis biasanya member gejala yang tersamar bahkan tidak lazim. Demikian hal
dengan bising arteri karotis yang harus dicatat dan diikuti setiap saat, karena bila bising ini
terdengar keras maka telah terjadi proses arterosklerosis yang bersifat menyeluruh yang
dapat berakibat insufisiensi koroner dan juga gejala cerebrovaskuler.
Penilaian terhadap rongga mulut tidak kaalh pentingnya dibandingkan dengan
penilaian yang lain. Harus diperiksa adanya lesi kanker rongga mulut atau gigi yang
berlubang, serta kecukupan saliva karena berhubungan status gizi lansia.
Pemeriksaan terhadap cor dan pulmo sama halnya dengan pemeriksaan pada individu
muda lainnya. Tapi beberapa penemuan klinis memiliki makna yang berbeda dan
membutuhkan interpretasi yan gbebrbeda pula. Misalnya, murmur sistolik sering terjadi
pada usia lebih dari 70 tahun dan merupakan tanda dari sklerosis katup aorta. Murmur ini
bersifat crescendo dan decrescendo dalam grade 2 dari 6. Murmur dengan grade 3 atau
lebih bahkan dengan adanya gejala pingsan setelah beraktivitas atau serangan angina
memerlukan pemeriksaan pada dokter spesialis jantung.
Sebaliknya tanda penting pada aorta stenosis yanitu absennya suara 2 jantung
dikatakan sebaagai hal yang normal pada lansia karena terjadi peningkatan tekanan darah
arteri yang kaku.
Pemeriksaan mamae dan pelvis pada lansia wanita perlu dilakukan secara rutin.
Karena seringkali keganasan timbul dikedua tempat ini. Ovarium yang terava 10 tahun
setelah menopause harus dicurigai sebagai tumor. Pemeriksaan daerah genital dan rectal
baik pada lansia wanita maupun pria membuka kesempatan untuk menilai fungsi berkemih
dan fungsi dari usus besar serta lesi yang terdapat di daerah anus. Vaginitis atroficans,
uretritis, rectocele, prolaps uteri dan adanya inkontinensia dapat ditdeteksi secara mudah.
Pemeriksaan neurologis harus dilakukan secara teliti, karena pada lansia sering terjadi
kelainan neurologis secara primer dan sekunder sebagai manifesitasi dari penyakit alinnya
yang mengakibatkan disfungsi pada system saraf. Demikian halnya pada status mental
pasien lansia sebagi alat screening standard an sensitive dalam menilai lansia baik dengan
keluhan maupun tanpa keluhan, keduanya diperlukan untuk menentukan standar
14
2.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Pertanyaan
Tanggal berapa hari ini?
Hari apa sekarang?
Apa nama tempat ini?
Dimana alamat anda?
Berapa umur anda?
Kapan anda lahir?
Siapa presiden Indonesia sekarang?
Siapa presiden Indonesia sebelumnya?
Siapa nama ibu anda?
Kurangi 3 dari 20 & tetap pengurangan 3 dari setiap
3.
4.
a. Salah 0-3
: fungsi intelektual utuh
b. Salah 4-5
: kerusakan intelektual ringan
c. Salah 6-8
: kerusakan intelektual sedang
d. Salah 9-10
: kerusakan intelektual berat
Aspek kejiwaan, NPI (Neuro Psychiatry Inventory)
Penilaian secara sederhana dapat dilakukan untuk menilai alam pikiran, perasaan dan
perilaku secara umum.
Pemeriksaan Status Mental Mini
Digunakan untuk mendeteksi adanya gangguan kognitif, mengevaluasi perjalanan
penyakit, dan memonitor respon pengobatan, sedangkan sebagai instrument penelitian
MMSE berfungsi sebagai alat untuk mengevaluasi kesehatan lansia. Namun adapun
faktor yang dapat mempengaruhi nilai MMSE yaitu: tingkat pendidikan, usia, serta
adanya riwayat stroke. Komponen MMSE yang dipengaruhi usia adalah orientasi,
15
recall, dan bahasa. Sedangan komponen yang dipengaruhi tingkat pendidikat adalah
orientasi, atensi-kalulasi, registrasi dan bahasa. Pemeriksaan ini terbagi menjadi dua
tahap. Tahap pertama hanya membutuhkan respon verbal termasuk orientasi waktu
dan tempat, memori dan atensi, serta kelancaran berbahasa. Tahap kedua melihat
kemampuan berbahasa dan visuospatial yaitu kemampuan untuk menamakan,
mengikuti tulisan dan perintah verbal, menulis kalimat secara spontal dan
menggambarkan bentuk poligon.
5. Fact test (fruit animal colour town)
Pemeriksaan ini merupakan tes termudah untuk mengetahui adanya gangguan kognisi
awal pada seseorang khususnya seorang lansia.
6. Clock Drawing Tasks
Digunakan untuk menilai ada/ tidaknya gangguan hemiparsial dan hemianopsia.
Pasien kita minta menggambar sebuah lingkaran lengkap dengan ke 12 angka jarum
jam serta penunjuk jam tersebut. Lalu pasien diminta menggambarkan pukul 12.00
atau sebagainya lengkap dengan jarum penunjuk jam dan menit. Dari situ dpat
terlihat bagaimana koordinasi dan fungsi otak kiri dan kanan pasien saat ini.
Pak amin
Sehat dan bugar
Pak ali
Sakit-sakitan
Perbedaan kesehatan pada pak amin dan pak ali disebabkan adanya kesenjangan
kesejahteraan, yaitu aktualisasi diri dan kebutuhan cinta. Dikarenakan support yang
kurang oleh pak amin sehingga membuat pak amin menjadi sering sakit. Kesenjangan
kesejahteraan juga dapat menyebabkan proses penuaan menjadi lebih cepat, yang mana
akan menyebabkan disfungsi organ salah satunya adalah sistem imunitas tubuh. Dan
berdampak pada pak ali yang sering sakit-sakitan.
Lingkup dalam keluarga, lingkungan, dan masyarakat yang merupakan fasilitator dan
berpengaruh pada keadaan kondisi fisik, mental, dan sosial pasien lanjut usia. Pasien lanjut
usia mempunyai 5 kebutuhan yang harus terpenuhi secara seimbang, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
IV.
Kebutuhan fisiologis
Jaminan ketentraman
Kebutuhan cinta
Harga diri
Aktualisasi diri
16
Rokok dan alcohol bisa menyebabkan proses penuaan dini, pada kasus ini diketahui Pak
Ali merupakan adik dari Pak Amin, tapi terlihat lebih tua dari Pak Amin. Sebenarnya
penuaan merupakan proses multifaktorial yang merupakan proses fisiologis, namun
banyak hal-hal yang bisa mempercepat proses degenerasi ini. Salah satunya adalah
radikal bebas
Radikal bebas diartikan sebagai molekul yang mempunyai satu atau lebih elektron yang
tidak berpasangan di orbit luarnya sehingga relatif tidak stabil. Untuk mendapatkan
kestabilannya, molekul
yang bersifat reaktif tersebut mencari pasangan elektronnya, sehingga disebut juga
sebagai reactive oxygen species (ROS). Mekanismenya dapat dengan donasi, meski
umumnya dengan mencuri dari sel tubuh lain.
Terdapat 2 jenis ROS, yakni:
(1) molekul oksigen dengan elektron yang tidak mempunyai pasangan dan,
(2) molekul oksigen tunggal.
Molekul yang termasuk ke dalam radikal bebas tipe 1 diantaranya ialah anion superoksida
(+O2-), radikal hidroksil (OH-), dan radikal peroksil lipid (LOO). +O2- merupakan
molekul reaktif yang pertama terbentuk saat metabolisme lipid dan protein, untuk
selanjutnya dapat dikonversi menjadi hydrogen peroksida (H2O2) atau dimetabolisme
oleh sistem enzim. H2O2 merupakan oksidan yang relative lemah, namun mampu
menginisiasi reaksi oksidatif dan membentuk spesies radikal bebas.5 Perubahan bentuk
H2O2 menjadi OH terjadi melalui reaksi yang dikatalisasi oleh metal transisi (Fe2+ atau
Cu+). ROS dapat mengakibatkan disfusi sel akibat pengambilan elektron dari komponen
lipid, protein, dan DNA. Saat sel tubuh kehilangan elektronnya, maka sel tersebut juga
akan menjadi radikal bebas yang akan memulai rangkaian proses serupa berikutnya. Hal
ini akan berujung pada kerusakan sel termasuk penuaan kulit. Radikal bebas terbentuk
selain secara alamiah melalui sistem biologis tubuh, juga berasal dari lingkungan. Reaksi
inflamasi maupun pada setiap respirasi di mitokondria, akan menghasilkan oksidan.
Kelebihan gizi juga merupakan faktor pemicu internal. Hal ini karena saat dimetabolisme,
disamping energi juga akan dihasilkan radikal bebas. Sedangkan sebagai faktor eksternal
antara lain sinar ultraviolet matahari antara pukul 10.0015.00, polusi asap rokok dan
pabrik, emisi kendaraan bermotor maupun konsumsi alcohol.
Seperti yang kita ketahui pada kasus ini Pak Ali dulunya mengkonsumsi alcohol dan
masih merokok sampai sekarang, itu adalah salah satu faktor yang menyebabkan Pak Ali
17
terlihat lebih tua daripada Pak Amin. Menurut penelitian, efek radikal bebas dari rokok
akan sangat terlihat di kulit, seseorang yang merokok akan mengalami penuaan lebih
cepat karena tubuhnya terpapar radikal bebas terus menerus,radikal bebas ini akan
merusak sel salah satunya sel kulit, rokok akan merusak sel-sel fibroblast kulit (yang akan
membentuk kolagen dan elastin) sehingga kulit akan lebih cepat keriput dan proses ini
irreversible. Dan itu hanya efek yang ditimbulkan pada kulit sedangkan seperti yang
sudah sering disampaikan bahwa rokok juga meningkatkan resiko terkena penyakit
kardiovaskuler dan kanker paru.
Sedangkan alcohol, akan menyebabkan defisiensi tiamin (vitamin B1) pada
pengkonsumsian yang kronik. Tiamin sendiri berguna untuk berbagai macam hal seperti
membantu metabolisme normal tubuh. Dan tiamin juga adalah salah satu antioksidan
yang berfungsi untuk mencegah proses degenerasi. Disamping itu, menurut penelitian
ditemukan bahwa penggunaan alcohol yang berlebihan akan mempercepat proses
degenerasi myelin yang terkait dengan usia.
Dari hal-hal diatas, bisa dilihat jelas mengapa Pak Ali terlihat lebih tua dari Pak Amin
walaupun dilihat dari segi umur pak Ali lebih muda dari Pak Amin.
1. piperakis S.M, Visvardis E, Sagnou M. Effects of smoking and aging on oxidative DNA
damage of human lymphocytes. Available at :
http://carcin.oxfordjournals.org/content/19/4/695.short. accessed on : 8 Desember
2011.
V.
Aspek keluarga
Keluarga merupakan support system utama bagi lansia dalam mempertahankan
kesehatannya. Peranan keluarga dalam perawatan lansia antara lain menjaga atau merawat
lansia, mempertahankan dan meningkatkan status mental, mengantisipasi perubahan
sosial ekonomi, serta memberikan motivasi dan memfasilitasi kebutuhan spiritual bagi
lansia.
Pak amin
Pak amin
tinggal
dijakarta
Pak ali
bersama tinggal bersama anaknya ditangerang.
isterinya
mempunyai 3 anak sudah berkeluarga,
tinggal
dirumah
masing-masing
dan
18
Aspek lingkungan
Pak amin
Mengikuti
program
puskesmas
Pak ali
santun -
19
dirinya lebih religius mempunyai lebih sedikit gangguan kesehatan dan tubuhnya
lebih berfungsi dengan baik dibandingkan mereka yang tidak religius.
3. Pulih lebih cepat : pasien yang ditenangkan oleh keyakinan mempunyai kemungkinan
hidup tiga kali lebih banyak, setelah enam bulan menjalani pembedahan jantung
dibandingkan pasien yang tidak merasa terbantu oleh keyakinannya, ini adalah
temuan dari penelitian Dartmouth Medical School.
4. Jantung yang lebih kuat : Penelitian di India di tahun 1997, dengan subjek sebagian
besar beragama Hindu, yang berdoa secara teratur mempunyai lebih sedikit
kemungkinan (70%) terkena sakit jantung koroner.
5. Tekanan darah yang lebih rendah : di tahun 1989, penelitian terhadap 400 pria
Kaukasus di wilayah Evans, Georgia, menemukan pengaruh perlindungan yang
berarti terhadap tekanan darah tinggi pada orang yang menganggap agama sangat
penting dan yang beribadah secara teratur.
6. Kesehatan mental yang baik : orang yang menghadiri upacara keagamaan di tempat
ibadah ada hubungannya dengan tingkat depresi dan kegelisahan yang rendah, ini
adalah hasil penelitian pada 4.000 orang dewasa di Duke University.
7. Mengurangi stress : orang yang mengalami tekanan psikologis akan naik tekanan
darah, denyut jantung dan kecepatan napasnya, ini menyebabkan tubuhnya tegang dan
menurunkan kekebalan tubuhnya, kata Dr. Herbert Benson dari Harvard Medical
School dan penulis buku The Relaxation Response. Dalam banyak penelitian, Benson
menemukan adanya respon berlawanan yang dihasilkan dengan mengkombinasikan
dua langkah: mengulang doa, kata-kata, suara, kalimat atau gerak, dan mengabaikan
pikiran-pikiran lain. Meditasi, doa, tai chi dan yoga semuanya membangkitkan tingkat
yang menyehatkan ini.
VII.
buruk selama ini. Sebaiknya Pak Ali juga melakukan general check up setiap tahunnya
karena gaya hidup Pak Ali sebelumnya yang tidak sehat (merokok dan meminum
alkohol), gaya hidup Pak Ali dahulu merupakan salah satu faktor yang dapat
mempercepat proses penuaan dan dapat menimbulkan kerusakan pada organ-organnya
walaupun saat ini belum ada keluhan yang signifikan. Diharapkan dengan merubah gaya
hidup Pak Ali, beliau dapat menjadi lansia yang sehat seperti Pak Amin. Menjadi tua
adalah suatu hal yang dapat diperlambat. Proses untuk memperlambat penuaan harus
dimulai sejak dewasa muda dan terus berkesinambungan dengan disiplin yang tinggi dan
tentunya dukungan kasih sayang.
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
I.
21
Orang
bijak
mengajarkan
bahwa
perlu
memiliki
hidup
yang
22
Pada masa Romawi ini muncul seorang internis yang paing terkenal,yaitu Areteus dari
Capodicia.Karyanya yang paling penting adalah De cousis et signis morborum di
karya inilah Ia mempertahankan doktrin yang paling alami mengenai penyakit.
Tokoh lain yang terkenal adalah Cornelius Celcius yang memperkenalkan istilah
Delirium dan Demensia.
Galen adalah seorang ahli dalam ilmu kesehatan pada masanya,Ia mennulis sebuah
karya bernama Gerontocomy.
PERIODE PERTENGAHAN
Periode pertengahan dimulai setelah tahun meninggalnya Galen bersamaan dengan
invasi Jerman pada zaman Romawi.Periode ini terbagi menjadi 3 yaitu :
1.Byzantine
Ilmu kedokteran Byzantine berlangsung dengan peralatan kedokteran yang
minimal.Pada masa ini sudah terdapat rumah sakit dan panti asuhan,bantuan kepada
fakir miskin,dan mereka menekankan cinta dan amal,juga menekankan perawatan
pasien tanpa memandang asal usul mereka. Periode ini merupakan awal dari
kemunculan gerontologi sosial.
2.Arab
Rhazes merupakan orang pertama dan dianggap yang terbaik di dalam bidang
kedokteran klinik. Dia menulis karya kedokteran yang dinamakan kitab Al Mansuri
atau Liber de Medicina ad Almansorem,yang isinya mengenai anatomi,fisiologi dan
patologi kedokteran.
Pada masa ini muncul salah satu peopor Geriatri yang bernama Corovan. Ia
memperkenalkan tata cara hygiene untuk orang tua pencegahan konsumsi alkohol dan
mengatur pola makan serta mencoba mengatur frekuensi kunjungan dokter.
3.Kristen Barat
Pada masa pertengahan inilah kekuatan komunitas Kristiani berjaya. Perhatian khusus
terhadap pasien di dalam pengobatan dan perawatan sudah cukup baik. Pada masa ini
23
Kebudayaan Andean
Gomez dan Curcio mengemukakan bahwa suku Inca memberikan penerapan khusus
kepada orang lanjut usia.
Akhir Penjajahan
Pada masa penjajahan,bangsa Spanyol memimpin daerah jajahan di Amerika Tengah
dan Selatan,dan bangsa Portugis menguasai Brazil. Pada abad ke-16,ilmu kedokteran
Spanyol memiliki level yang tinggi.Pusat penelitian tumbuhan telah diciptakan dan
telah mempelajari lebih dari 300 tanaman obat.
Penjajahan di Utara,dipelopori oleh Perancis dan Inggris,kedua negara tersebut tidak
memberikan dukungan nyata dalam bidang kesehatan pada negara jajahannya sampai
abad ke-18
Perhatian terhadap pelayanan kesehatan dimuai ketika Johm Morgan dan Wiliam
Schippen mendirikan sekolah kedokteran pertama di Universitas Pennsylvania.
PERIODE REINASSANCE
24
Periode ini memberikan suatu momentum sosial pada ilmu pengetahuan yang ditandai
dengan adanya dorongan-dorongan baru dalam bidang seni dan kesastraan,serta
perubahan pada bidang agama,penemuan dan kolonisasi suatu benua baru
(Amerika).Terdapat juga kemajuan di bidang medis,terutama Anatomi. Pada masa ini
muncul Paracelcus,dia adalah pengkritik pengobatan dan farmasi kuno. Dia
menegaskan bahwa para individu adalah entitas kimia yang mana jika diracuni maka
penuaan akan terjadi. Kemudia proses oksidasi dianggap sebagai suatu komplikasi
pada penuaan.
Leonardo Da Vinci merupakan salah satu orang yang uar biasa pada zama n
Reinassance,ia adalah orang yang menggambar anatomi manusia. Selain itu, Ia juga
menulis bahwa hilangnya elastisitas dari arteri terjadi dalam pembuluh darah dari
orang tua.
Gabrielle Zerbi (1502) menggambarkan hubungan antara tonus vagina dari testikel
dan peritonium dan serat otot perut transversal.Pada karyanya yang bernama
Gerontocomia (1489),ia menegaskan konsep Gallencial,dan juga menambahkan
perlunya meningkatkan kondisi lanjut usia khususnya dari sudut pandang nutrisi dan
aktivitas fisik.
Sekitar tahun 1537,H.Stromel,dekan dari fakultas kedokteran di Leipzig,yaitu seorang
ahli yang cerdas pada masa itu menulis suatu monograf yang di sebut Decreta
Medica de Sectute,dimana dia menekankan pada beberapa fakta mengenai usia
panjang dari sudut pandang klinis.
Luigi Carnaro menulis buku pada tahun 1588 yang berjudul Discolsi Imtormo Alla
Vitasobria,yang berisi mengenai peraturan higienis pada usia tua.
Sebuah karya menarik di publikasikan pada tahun 1585 yang bernama Gerracologig
oleh Brisentus. Karya itu membahas tentang masalah kesehatan dan perawatan
terhadap beberapa penyakit yang sering terjadi pada orang tua.
PERIODE BAROQUE
Pengobatan Baroque terjadi pada abad ke-17 dan 18. Pada periode ini di temukan
mikroskop,termometer,kanul
trakeostomi,dan
pulsilogium,penemuan
ini
25
memungkinkan peningkatan yang lebih rasional dan efektif dari diagnosa,patologi dan
terapi penyakit.
Pada masa ini muncul banyak ilmuwan pada berbagai bidang kedokteran.Anselmus
pada tahun 1606 menulis Geromica Seude Senum Regimene,ia menetapkan
metode-metode pencegahan terhadap penyakit mental.
Tahun
1644,W.Salomon,menjeaskan
dalam
bukunya
Defects
of
26
hasil
27
Beberapa
tokoh
masyarakat
dari
fakultas
kedokteran
universitas
29
koordinasi
dengan
berbagai
instansi
terkait,organisasi
Security,maintenance
an
Employment
(jaminan
hari
tua/jaminan
31
usia,perluasan akses dan kemudahan layanan kesehatan bagi lanjut usia serta
mempertimbangkan pembentukan komisi nasional lanjut usia.
32
2. Definisi
Menua didefinisikan sebagai proses yang mengubah seorang dewasa sehat menjadi
seorang yang frail (lemah, rentan) dengan berkurangnya sebagian besar sistem
fisiologis dan meningkatnya kerentanan terhadap berbagai penyakit dan kematian
secara eksponensial. Menua juga didefinisikan sebagai penurunan seiring-waktu yang
terjadi pada sebagian besar makhluk hidup, yang berupa kelemahan, meningkatnya
kerentanan terhadap penyakit dan perubahan lingkungan, hilangnya mobilitas dan
ketangkasan, serta perubahan fisiologis yang terkait-usia.
a. aging (bertambahnya umur): menunjukan efek waktu; suatu perubahan,
biasanya bertahap dan spontan
b. senescence (menjadi tua): hilangnya kemampuan sel untuk membelah dan
berkembang (dan seiring waktu akan menyebabkan kematian)
c. homeostenosis: penyempitan/berkurangnya cadangan homeostatis yang terjadi
selama penuaan pada setiap organ
Istilah aging yang hanya menunjukan efek waktu, dianggap tidak mewakili apa yang
terjadi pada proses menua. Sebab berbagai proses yang terjadi seiring waktu, seperti
33
34
usia 45 dan 55 tahun wanita dan antara usia 55 dan 75 tahun untuk pria. ( Thane P. The
muddled history of retiring at 60 and 65. New Society. 1978;45(826):234-236. [WHO])
Usia biologis mengacu pada keadaan kesehatan tubuh seseorang. Usia biologis
tidak selalu sama dengan usia kronologis (tanggal lahir) bisa lebih muda atau
lebih tua tergantung dari kondisi organ tubuh seseorang.
Usia biologis ditentukan dengan membandingkan kesehatan fisik seseorang dari
berbagai usia dan menentukan apa usia biologis orang tersebut. Penuaan biologis
tidak terikat waktu, hal ini lebih berkaitan dengan seberapa baik sel
memperbaharui diri dan seberapa efisien mereka menggunakan oksigen.
35
Jika kondisi organ tubuhnya sehat walaupun sudah tua itu berarti usia biologisnya
muda. Sebaliknya jika organ tubuhnya sakit padahal usianya masih muda itu
artinya usia biologisnya lebih tua dari usia sebenarnya.
Tidak seperti usia kronologis, usia biologis dapat diubah menjadi lebih baik (lebih
muda) atau lebih buruk (lebih tua). Anda bisa muda dan memiliki usia biologis
yang tinggi, atau di 50-an tahun tetapi memiliki usia biologis 20-an tahun.
Usia biologis pada dasarnya adalah ukuran vitalitas batin dan energi. Semakin
tinggi tingkat vitalitas seseorang maka semakin rendah usia biologisnya.
f. Usia psikologis (psychological age)
Usia psikologis merupakan tingkat usia kemampuan mental seseorang yang
diukur dengan tes intelegensi standar.( (Dorland. Age. Kamus Saku Kedokteran Dorlad. Jakarta: EGC;1998.p.24.)
Orang yang mudah marah dan selalu meledak-ledak, emosional, mudah
tersinggung diartikan sebagai usia psikologis yang muda. Usia psikologis muda
identik dengan umur anak-anak yang tidak mampu menguasai emosinya.
3. Epidemiologi (demografi mengenai peningkatan jumlah lansia)
Pada tahun 1990 jumlah penduduk lanjut usia meningkat menjadi 11,3 juta orangatau
8,9%. Jumlah ini meningkat di seluruh Indonesia menjadi 15,1 juta jiwa padatahun
2000 atau 7,2% dari seluruh penduduk. Dan diperkirakan pada tahun 2020akan
menjadi 29 juta orang atau 11,4%.
Tahun
Jumlah penduduk
lansia
1980
52,2 tahun
7.998..543
5,45
1990
59,8 tahun
11.277.557
6,29
2000
64,5 tahun
14.439.967
7,18
2006
66,2 tahun
+19 juta
8,90
2010
67,4 tahun
+23,9 juta
9.77
2020 (prakiraan)
71,1 tahun
+28,8 juta
11,34
Sumber: www.menkokesra.go.id
4. Kriteria lansia (menurut WHO dan asia pasifik)
WHO mengelompokkan lansia menjadi 4 kelompok yang meliputi :
a.Midle age (usia pertengahan) yaitu kelompok usia 45-59 tahun
b.Elderly, antara 60-74 tahun
c.Old, antara 75-90 tahun
d.Very old, lebih dari 90 tahun
36
b. Jaminan Ketentraman
Diwujudkan dengan membangun stabilitas dan konsistensi dalam dunia dan
kebutuhan ini sebagian besar merupakan hal-hal psikologis. Kita membutuhkan
keamanan dalam lingkungan rumah dan keluarga. Namun, jika sebuah keluarga
terjadi disfungsi, yaitu, seorang suami yang kasar atau istri yang hanya peduli
dengan keselamatan dirinya, sangat mempengaruhi kondisi psikologis seseorang.
c. Kebutuhan Cinta
Cinta dan rasa memiliki adalah tahap kebutuhan adalah berikutnya. Manusia
memiliki keinginan untuk memiliki kelompok: klub, kelompok kerja, kelompok
agama, keluarga, geng, dll. Manusia perlu merasa dicintai (non-seksual) oleh
orang lain, untuk dapat diterima oleh orang lain.
d. Harga Diri
Ada dua jenis kebutuhan harga diri. Pertama adalah harga diri hasil dari
kompetensi atau penguasaan tugas. Kedua, adanya perhatian dan pengakuan yang
datang dari orang lain. Hal ini mirip dengan tingkat rasa memiliki, dimana ingin
dikagumi berkaitan dengan kebutuhan untuk kekuasaan.
e. Aktualisasi Diri
Kebutuhan untuk aktualisasi diri adalah keinginan untuk menjadi lebih dan lebih
dari apa yang ia miliki untuk menjadi seseorang. Orang yang memiliki segala
sesuatu dapat memaksimalkan potensi mereka, misalkan dalam mencari
pengetahuan, perdamaian, pengalaman, pemenuhan diri, mendekatkan diri dengan
Tuhan, dsb.
6. Teori proses menua
berbagai teori mengenai proses menuaan telah diajukan, namun hingga 20 tahun yang
lalu teori-teori penuaan yang pernah diajukan 200 tahun bahkan 2000 tahun. Beberapa
mengenai proses menua yang telah ditinggalkan dan ditolakk antara lain adalah model
error catastrophe (yang diperkenalkan oleh orgel), teori laju kehidupan atau rate of
living yang diajukan oleh pearl dan hipotesis glukokortikoid. Suatu teori mengenai
penuaan dapat dikatakan valid apabila ia dapat memenuhi tiga kriteria umum, yaitu
teori yang dikemukakan tersebut harus terjadi secara umum diseluruh anggota spesies
yang dimaksudkan, proses yang dimaksud pada teori ini harus terjadi secara progresif
seiring dengan waktu, dan proses yang terjadi harus menghasilkan perubahan yang
menyebabkan disfungsi atau kegagalan suatu organ tubuh atau sistem tubuh
tertentu.beberapa proses penuuan yang dapat diterima, adalah sebagai berikut (IPD
halaman 757-67)
a. teori radikal bebas
38
terori radikal bebas diperkenalkan pertama kali oleh denham harman pada tahun
1956 yang menyatakan bahwa proses menua normal merupakan akibat kerusakan
jaringan akibat radikal bebas. yang menyebutkan bahwa produk hasil
metabolisme oksidatif yang sangat reaktif (radikal bebas, senyawa kimia yang
berisi elektron tidak berpasangan yang terbentuk sebagai hasil sampingan
berbagai proses selular atau metabolisme normal yang melibatkan oksigen) dapat
bereaksi dengan berbagai komponen penting selular termasuk protein, DNA dan
lipid dan menjadi molekul-molekul yang tidak berfungsi namun bertahan lama
dan mengganggu fungsi sel lainnya. Akibat perubahan struktur membran tersbut
membran menjadi permeabel terhadap beberapa substansi dan memungkinkan
substansi tersebut melewati membran secara bebas. Radikal bebas tersebut juga
bisa bereaksi dengan DNA menyebabkan mutasi kromosom dan karenanya
merusak mesin genetik normal dari sel sehingga dapat merusak fungsi sel
tersebut.
b. teori glikosilasi
menyatakan bahwa proses glikosilasi non enzimatik yang menghasilkan pertautan
glukosa-protein yang disebut sebagai advanced glycation end products (AGEs)
dapat menyebabkan penumpukan protein dan makromolekul lain yang
termodifikasi sehingga menyebabkan disfungsi pada hewan atau manusia yang
menua.
c. teori DNA repair
dikemukakan oleh hart dan setlow mereka menunjukkan bahwa adanya
perbedaan pola laju repair kerusakan DNA yang diinduksi sinar ultraviolet. Teori
DNA repair atau tepatnya mitochondrial DNA repair ini terkait erat dengan teori
radikal bebas yang sudah diuraikan diatas, karena sebagai besar radikal bebas
(terutama ROS) dihasilkan melalui fosforilasi oksidatif yang terjadi di
mitokondria.
Selain teori-teori diatas, beberapa teori lain juga telah dikemukakan untuk
menjelaskan proses penuaan antara lain; aging program, teori gen dan mutasi gen,
cross lingkage theory, cellular garbage theory, wear and tear theory, dan teori
autoimun. Semua teori-teori tersebut saling mengisi dan mencoba menjelaskan
berbagai sebab dan perubahan akibat proses menua, walaupun belum dapat
menjelaskan seluruh proses yang terjadi.
7. Fisiologi proses menua
39
Seiring dengan bertambahnya usia, terjadi berbagai perubahan fisiologis yang tidak
hanya berpengaruh terhadap penampilan fisik, namun juga terhadap fungsi dan
responnya pada kehidupan sehari-hari. Namun harus dicermati, bahwa setiap individu
mengalami perubahan-perubahan tersebut secara berbeda pada beberapa individu, laju
penurunannya meungkin cepat dan dramatis; sementara untuk lainnya, perubahan
lebih tidak bermakna.
Konsep homeostenosis-diperkenalkan oleh Walter Cannon pada tahun 1940- terjadi
pada seluruh sistem organ pada individu yang menua, homeostenosis yang merupakan
karakteristik fisiologi penuan adalah keadaan penyempitan (berkurangnya) cadangan
homeostasis yang terjadi seiring meningkatnya usia pada setiap sistem organ.
Seiring
skornya semakin besar. Pada awal penerapannya, skoring APACHE ini tidak
memasukkan variabel uasi sebagai salah satu faktor penilaian. Namun ketika
diterapkan pada pasien-pasien yang dirawat karena kondisi akut, terdapat perbedaan
nilai yang signifikan antara kelompok usia muda dan kelompok usia tua pada suatu
kondisi penyakit yang sama; skor APACHE pada kelompok usia tua cendrung lebih
rendah. Terlihat bahwa dengan penyimpangan yang lebih kecil dari keadaan
homeostasis, seorang usia tua lebih rentan untuk menjadi sakit atau meninggal
dibandingkan orang muda. Oleh karena itu penggagas sistem skoring APACHE
kemudian memasukan usia sebagai nilai bonus pada skoring tersebut, sehingga skor
total untuk satu keadaan sakit tidak berbeda antara usia muda dan usia tua.
Mempertahankan homeostasis merupakan proses yang aktif dan dinamis, dimana
seorang usia lanjut tidak hanya memiliki cadangan fisiologis yang makin berkurang,
namun mereka juga memakai atau menggunakan cadangan fisiologis tersebut hanya
untuk mempertahankan homeostasis. Akibatnya akan semakin sedikit cadangan yang
tersedia untuk mengahadapi challenge. Konsep homeostenosis inilah yang dapat
menjelaskan berbagai perubahan fisiologis yang terjadi selama proses menua dan efek
yang ditimbulkan. Walaupun merupakan suatu proses fisiologis, perubahan dan efek
penuaan terjadi sangat bervariasi dan variabilitas ini makin meningkat seiring
peningkatan usia. Varisai terjadi antara satu individu lain pada umur yang sama,
antara satu sistem organ dengan organ yang lain, bahkan dari satu sel terhadap sel lain
pada individu yang sama. (ipd 760-761)
Dampak proses menua
Berdasarkan teori gradual loss, seseorang akan mulai mengalami proses penuaan saat
usianya memasuki umur 30 tahun. Setiap penambahan usia 1 tahun akan
menyebabkan penurunan fungsi secara fisiologis sebanyak 1% dibanding usia muda.
Proses menua dimulai dari kromosom yang berhubungan dengan telomere yang
bertanggung jawab dalam proses replikasi DNA ( khususnya dalam penyusunan basa
pada lagging strands DNA ) yang akan bertambah pendek sesuai dengan usia dan
banyaknya aktivitas replikasi DNA yang terjadi. Banyaknya molekul informational
yang rusak ini akan berdampak pada sel, jaringan, organ, dan system organ. Proses
menua ini sebenarnya progresif lambat, tapi hal ini dapat dipercepat dengan adanya
interferensi lingkungan ( oksidasi dari radikal bebas yang berasal dari polusi udara,
makanan, life style yang buruk ).
41
histologist,
yaitu
pada
kolagen
akan
berkurang. Perubahan otot otot pernapasan yang mengalami penurunan massa otot
juga akan menyebabkan gangguan proses bernapas, terutama dalam peregangan
toraks.
e. System pencernaan
Pada orang tua yang mengalami penurunan aktivitas yang signifikan akan
berdampak pada aktivitas otot polos pada GIT yang menyebabkan penurunan aktivitas
peristaltik. Produksi asam lambung juga mengalami penurunan karena berkurangnya
sel parietal lambung. Penurunan fungsi pada GIT ini menyebabkan lansia lebih sering
mengalami konstipasi. Hal ini masih dapat ditoleransi dan tidak menyebabkan
gangguan yang berarti apabila tidak terjadi secara patologis.
f. System integumentum
Atrofi kulit, penurunan elastisitas, kering, dan berkerut merupakan perubahan
yang sering terjadi pada lansia. Hal ini dapat dipercepat dengan adanya paparan sinar
UV yang menyebabkan kerusakan pada kulit berlangsung lebih massif. Penurunan
jumlah kolagen, elastin, dan atrofi jaringan sebasea dang gl. Sudorifera merupakan
indikator kuat yang menyebabkan penurunan fungsi pada system integumentum pada
lansia.
g. Sistem indera
Yang paling sering mengalami penurunan fungsi adalah indera penglihatan
dan pendengaran pada lansia. Hal ini disebabkan karena lemahnya otot dan tonus dari
penyangga lensa sehingga daya akomodasi berkurang dan degenerasi struktur anatomi
yang bertanggung jawab dalam proses mendengar.
8. Cara memperlambat proses menua
bila merujuk pada berbagai teori mengenai proses menua yang telah di sebutkan
diatas , maka memperlambat proses menua bukan hal yang tidak mungkin. Beberapa
penelitian menunjukkan hasil yang menjanjikan, walaupun sampai saat ini belum ada
hasil yang konklusif . berikut beberapa konsep dan penelitian yang telah dilakukan
untuk mencoba menjawab pertanyaan diatas. (IPD 757-67)
a. Restriksi kalori
Efek restriksi kalori menyebabkan kadar glukosa dan insulin menurun, sedikit
peningkatan pada kadar serum glukokortikoid bebas, menurunnya suhu basal
sebesar 0,5 -10C, dan meningkatnye proteksi sel terhadap kerusakan yang
disebabkan oleh radikal bebas. Efek-efek inilah yang dipercaya dapat
memperlambat proses penuaan. Restriksi kalori juga terbukti dapat mengurangi
roduksi ROS dimitokondria otak dan ginjal, dan menurunkan berbagai petanda-
43
petanda stres oksidatif. Saat ini ise mengenai upaya memperpanjang usia dengan
restriksi kalori masih diperdebatkan.
b. Pemanjangan telomer
Terbatasnya sel-sel untuk membelah diri setelah 50 kali dikenal dengan fenomena
hayflick atau hayflick limit. Fenomena hayflick ini ternyata berhubungan dengan
panjang telomer (suatu sekuensi DNA pada ujung setiap kromosom manusia.
Setiap kali sel membelah, maka telomer ini akan memendek, sampai suatu saat
telomer tidak dapat memendek lagi. Walaupun belum dapat dibuktikan,
nampaknya dengan pemberian enzim telomerase maka proses penuaan khususnya
kematian sel dapat diperlambat. Dengan membuat telomer menjadi panjang,
kemampuan sel untuk membelah diri tidak lagi dibatasi oleh fenomena hayflick
c. Pengaruh aksis GH/ GF-1
Strategi
pencegahan
penuaan
secara
ilmiah
dan rasonal
bertujuan untuk
terdiri dari tiga komponen, yaitu: rendahnya resiko untuk menderita sakit dan
disabilitas akibat penyakit, kapasitas kognitif dan fisik yang tinggi dan kehidupan
yang selalu aktif terdiri atas hubungan interpersonal yang baik serta aktivitas yang
produktif. Atas dasar temuan ilmiah yang secara khusus mengidentifikasi faktor yang
berperan dalam terwujudnya proses menua yang sukses, adalah sebagai berikut:
a. Upaya fisik dan mental selalu sehat
Lakukan latihan-latihan atau kegiatan fisik yang teratur. Dalam melakukan latihan
fisik seyogyanya disertai dengan kontak yang erat dan sehat dengan lingkungan
dan orang-orang sekitar. Dengan bermain dengan cucu selain bermafaat secara
fisik, hubungan sosial dan kondisi mentalpun akan tetap terjadai pada tahap
optimal.nikmati berbagai aktivitas yang mempertajam pikiran seperti membaca,
menulis, bermain musik, dan terlibat dalam pembicaraan atau diskusi
kelompok.jangan dilupakan tidur yang cukup saat dibutuhkan tubuh untuk tetap
b.
c.
d.
e.
sosial.
Hubungan sosial yang sehat
Sahabat-sahabat sejati serta anggota keluarga yang mendukung tentu merupakan
obat yang mujarab, terutama pada masa akhir hidupnya. Dengan membina
hubungan yang positif dengan berbagai pihak, kita akan semakin sehat, semakin
f.
g.
Kesejahteraan lansia
1. Peran keluarga
Tugas perkembangan keluarga merupakan tanggung jawab yang harus dicapai oleh
keluarga dalam setiap tahap perkembangannya. Keluarga diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan biologis, imperatif (saling menguatkan), budaya dan aspirasi serta nilainilai keluarga. Menurut carter dan mcgoldrick, tugas perkembangan keluarga dengan
lansia adalah sebagai berikut.
a. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
Pengaturan hidup bagi lansia merupakan suatu faktor yang sangat penting dalam
mendukung kesejahteraan lansia. Perpindahan tempat tinggal bagi lansia
merupakan suatu pengalaman yang traumatis, karena pindah tempat tinggal
berarti mengubah kebiasaan-kebiasaan yang selama ini dilakukan oleh lansia
dilingkungan tempat tinggalnya. Selain itu, dengan pindah tempat tinggal
berarti lansia akan kehilangan teman dan tetangga yang selama ini berinteraksi
serta telah memberikan rasa aman pada lansia. Kondisi ini tidak dialami oleh
semua lansia, karena pindah tempat tinggal yang telah dilakukan dengan
persiapan yang memadai dan perencanaan yang matang terhadap lingkungan
b.
baru bagi lansia tentu akan berdampak posiif bagi kehidupan lansia.
Penyesuaian terhadap pendapatan yang menurun
Ketika lansia memasuki pensiun, maka terjadi penurunan pendapatan secara
tajam dan semakin tidak memadai, karena biaya hidup terus meningkat,
sementara pendapatan atau tabungan berkurang. Dengan seiring munculnya
masalah kesehatan, pengeluaran untuk biaya kesehatan merupakan masalah
fungsional yang utama. Adanya harapan hidup yang meningkat memungkinkan
c.
lansia untuk dapat hidup lebih lama dengan masalah kesehatan yang ada.
Mempertahankan hubungan pernikahan
Hal ini menjadi lebih penting dalam mewujudkan kebahagiaan keluarga.
Perkawinan mempunyai kontribusi yang besar bagi moral dan aktivitas yang
berlangsung dari pasangan lansia.studi-studi mengatakan bahwa meskipun terjadi
penurunan kapasitas seksual secara perlahan-lahan pada lansia, namun keinginan
dalam kegiatan seksual terus ada, bahkan meningkat. Salah satu penyebab yang
d.
normal, tetapi kesadaran akan kematian tidak berarti bahwa pasangan yang
ditinggalkan akan menemukan penyesuaian kematian dengan mudah. Hilangnya
pasangan menurutreorganisasi fungsi keluarga secara total, karena kehilangan
pasangan akan mengurangi sumber-sumber emosional dan ekonomi serta
e.
f.
penting.
Meneruskan untuk memahami eksistensi usia lanjut
Hal ini dipandang penting, bahwa penelaahan kehidupan memudahkan
poenyesuaian terhadap situasi-situasi sulit yang memberikan pandangan terhadap
kejadian-kejadian dimasa lalu. Lansia sangat peduli terhadap kualitas hidup
mereka dan berharap agar dapat hidup terhormat dengan kemegahan dan penuh
arti.
Dalam melakukan perawatan terhadap lansia, seiap anggota keluarga memiliki
peranan yang sangat penting. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh anggota
keluarga dalam melaksanakan peranannya terhadap lansia, yaitu:
a. melakukan pembicaraan terarah
b. mempertahankan kehangatan keluarga
c. membantu melakukan persiapan makanan bagi lansia
d. membantu dalam hal transportasi
e. membantu memenuhi sumber-sumber keuangan
f. memberikan kasih sayang, menyediakan waktu serta perhatian
g. menghormati, menghargai, bersikap sabar dan bijaksana terhadap perilaku lansia
h. memberikan kesempatan dalam melakukan kegiatan.
i. Mengajaknya dalam acara keluarga
j. Memberi dorongan untuk tetap mengikuti kegiatab-kegiatan diluar rumah
k.
47
Setiap jenis pelayanan kesejahteraan sosial lanjut usia baik yang dilaksanakan oleh
pemerintah maupun maupun masyarakat mengandung sifat frepentif , kuratif dan
rehabilitatif. Prefentif atau pencegahan,
pencegahan timbulnya m,asalah baru dan meluasnya permasalahan lanjut usia, maka
dilakukan melalui upaya pemberdayaan keluarga , kesatuan kelompok kelompok
didalam masyarakat dan lembaga atau organisasi yang peduli terhadap peningkatan
kesejahteraan lanjut usia ,seperti keluarga terdekat /adapt, kelompok pengajian ,
kelompok arisan karang werdha, PUSAKA, DNIKS, DNIKS ,LLI, BK 3 S, K3
S.Kuratif atau penyembuhan, Pelayanan sosial lanjut usia yang diarahkan untuk
penyembuhan atas gangguan-gangguan yang di alami lanjut usia, baik secara fisik ,
psikis maupun sosial.Rehabilitatif atau pemulian kembali , Proses pemulihan kembali
fungsi-fungsi sosial setelah individu mengalami berbagai gangguan dalam
melaksanakan fungsi-fungsi sosialnya. (http://www.depsos.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=773)
Prinsip kesejahteraan sosial sosial lanjut usia didasarkan pada resolusi PBB NO.
46/1991 tentang principles for Older Person ( Prinsip-prinsip bagi lanjut usia) yang
pada dasarnya berisi himbauan tentang hak dan kewajiban lanjut usia yang meliputi
kemandirian, partisipasi, pelayanan, pemenuhan diri dan martabat ,
Yaitu
bagi
dirinya
sendiri.Pelayanan
didasarkan
pada
kebutuhan
yang
untuk
berpartisipasi
aktif
dalam
penanganan
lanjut
usia
48
kekeluargaan.
Kesehatan lansia
1. Pendekatan pasien lansia
Pendekatan pasien geriatri dimaksudkan sebagai prosedur evaluasi multidimensi
dimana berbagai masalah pada pasien geriatri diungkap, diuraikan (described and
explained), semua aset pasien (berbagai sumber dan kekuatan yang dimiliki pasien)
ditemu-kenali, jenis pelayanan yang dibutuhkan diidentifikasi, rencana asuhan
dikembangkan secara terkoordinir, yang semua itu berorientasi kepada kepentingan
pasien (dilihat tidak semata-mata dari sudut medik). Pendekatan klinik ini bertujuan
agar pasien yang sudah berusia lanjut tersebut dapat mencapai derajat kesehatan
optimal serta memiliki kemampuan fungsional tertinggi. Bagi pasien geriatri yang
biasanya mempunyai penyakit kronik dan disertai gangguan status fungsional maka
pendekatan ini akan memberikan banyak informasi penting dan lengkap yang
diperlukan untuk memformulasikan rekomendasi penatalaksaan selanjutnya. Selain
hal-hal yang lazim dikaji maka disini dilakukan evaluasi terhadap:
a. jenis pelayanan apa yang dikehendaki pasien pada situasi tertentu
b. hendaya dan kemampuan fungsional yang masih dimiliki pasien
c. sumber finansial yang dimiliki
d. keberadaan anggota keluarga yang bersedia merawat pasien di rumah
e. kondisi mental atau emosional yang bisa mempengaruhi kondisi kesehatan dan
status fungsional
pendekatan klinik multidimensi ini amat diperlukan agar masalah-masalah yang ada
dapat ditemu-kenali dan dideskripsikan dengan lebih akurat; perencanaan asuhan akan
difokuskan tidak saja pada aspek kesehatan namun juga aspek kesejahteraan (wellbeing) serta kemampuan fungsional.
Pendekatan yang lazim dilakukan pada pasien dewasa muda umumnya bertujuan
untuk menegakkan diagnosis pasti (atau mendekati pasti) agar pengobatannya lebih
akurat. Secara implisit tujuan penatalaksaan yang termaksud disini adalah
menyembuhkan penyakit. Pada pengkajian paripurna pasien geriatri, maka tujuan
penatalaksanaan dan rencana jangka panjang harus ditelaah terlebih dahulu sebelum
berbagai tindakan diagnostik akan dikerjakan. Dengan demikian maka rencana
penatalaksaan pasien (diagnostik, terapeutik maupun edukasi) bersifat lebih individual
(individually tailored); setiap pasien betul-betul dihargai keunikan maupun perbedan
karakternya. Pendekatan seperti ini akan meningkatkan efisiensi kinerja petugas
kesehatan agar tujuan yang diinginkan dapat dicapai dengan lebih efektif.
2. Pembinaan kesehatan
49
Tujuan pembinaan kesehatan bagi kaum lansia adalah meningkatkan derajat dan mutu
kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berguna dalam kehidupan
keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya dalam masyarakat. Mereka
yang berusia 40-45 tahun (menjelang lansia) memerlukan informasi pengetahuan
sebagai berikut: (hardywinoto, setiabudhi S. panduan gerontologi. Jakarta; gramedia
pustaka utama. 1999.p. 141-146)
f.
g.
h.
i.
j.
k.
dada, berdebar-debar, dan sesak nafas waktu melakukan kerja fisik dan lain-lain.
Mengetahui pentingnya pemeriksaan kesehatan secara berkala.
Melakukan latihan kesegaran jasmani.
Melakukan diet dengan menu yang seimbang
Meningkatkan kegiatan sosial di masyarakat
Meningkatkan ketakwaan kegiatan sosial di masyarakat.
Dan bagi mereka yang berusia 55-64 tahun memerlukan informasi pengetahuan
mengenai hal-hal sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Mereka yang yang berusia 65 tahun ke atas dan kelompok risiko tinggi memerlukan
informasi pengetahuan sebagai berikut:
a. Pembinaan diri sendiri dalam hal pemenuhan pribadi, aktivitas didalam rumah
maupun diluar rumah
b. Pemakaian alat bantu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan yang ada pada
c.
d.
e.
f.
mereka.
Pemeriksaan kesehatan secara berkala.
Perawatan fisioterapi dirumah sakit terdekat.
Latihan kesegaran jasmani.
Meningkatkan ketakwaan kepada tuhan yang maha esa.
kondisi
kesehatannya,
teratur
dan
berkesinambungan
memeriksakan
Pemeriksaan kesehatan secara berkala dan teratur untuk menemukan secara dini
bantu pendengaran agar usia lanjut tetap dapat memberikan karya dan tetap merasa
berguna
-
usia lanjut.
-
Pembinaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
c. Upaya kuratif, prinsip kuratif adalah denagn mencari kausal dari penyakit pada
lansia dan penyakit penyerta yang menyertai keadaan lansia tersebut sehingga
52
penyakit yang treatable dapat dicegah progresivitasnya agar tidak menjadi parah.
Terapi kuratif perlu peran interdisiplin ilmu yang harus memikirkan interaksi obat dari
polifarmasi dan multipatologi yang mungkin ada pada lansia tersebut. Hal ini dapat
berupa kegiatan:
- Pelayanan kesehatan dasar
- Pelayanan kesehatan spesifikasi melalui sistem rujukan
d. Upaya rehabilitatif, lansia yang telah mengalami kemunduran fungsi baik
fisiologis maupun patologis perlu tindakan rehabilitatif yang sesuai untuk
mengoptimalkan lagi fungsi organ yang ada pada lansia agar lansia dapat mandiri dan
tetap memiliki kepercayaan diri, serta berguna. Perlu kerjasama dengan ahli
rehabilitasi medik agar terapi tepat dan adekuat. Yang dapat berupa kegiatan :
- Memberikan informasi, pengetahuan dan pelayanan tentang penggunaan berbagai
alat bantu misalnya alat pendengaran dan lain -lain agar usia lanjut dapat memberikan
karya dan tetap merasa berguna sesuai kebutuhan dan kemampuan.
- Mengembalikan kepercayaan pada diri sendiri dan memperkuat mental penderita
- Pembinaan usia dan hal pemenuhan kebutuhan pribadi , aktifitas di dalam maupun
diluar rumah.
- Nasihat cara hidup yang sesuai dengan penyakit yang diderita.
- Perawatan fisio terapi.
Disamping upaya pelayanan diatas dilaksanakan yang tidak kalah penting adalah
penyuluhan kesehatan masyarakat yang merupakan bagian integral daripada setiap
program kesehatan. Adapaun tujuan khusus program penyuluhan kesehatan
masyarakat pada usia lanjut ditujukan kepada :
- Kelompiok usia lanjut itu sendri
- Kelompok keluarga yang memiliki usia lanjut
- Kelompok masyarakat lingkungan usia lanjut
- Penyelenggaraan kesehatan
- Lintas sektoral ( Pemerintah dan swasta )
Sedangkan penyuluhan kesehatan masyarakat ads usia lanjut terdiri dari :
1a. Komponen Penyebarluasan Informasi kesehatan dengan melakukan kegiatan :
53
Sifat Pelayanan
Setiap jenis pelayanan kesejahteraan sosial lanjut usia baik yang dilaksanakan
oleh pemerintah maupun maupun masyarakat mengandung sifat frepentif , kuratif
dan rehabilitatif. Prefentif atau pencegahan, Pelayanan sosial yang di arahkan
untuk pencegahan timbulnya m,asalah baru dan meluasnya permasalahan lanjut
usia, maka dilakukan melalui upaya pemberdayaan keluarga , kesatuan kelompok
kelompok didalam masyarakat dan lembaga atau organisasi yang peduli terhadap
peningkatan kesejahteraan lanjut usia ,seperti keluarga terdekat /adapt, kelompok
pengajian , kelompok arisan karang werdha, PUSAKA, DNIKS, DNIKS ,LLI, BK
3 S, K3 S.Kuratif atau penyembuhan, Pelayanan sosial lanjut usia yang diarahkan
untuk penyembuhan atas gangguan-gangguan yang di alami lanjut usia, baik
secara fisik , psikis maupun sosial.Rehabilitatif atau pemulian kembali , Proses
pemulihan kembali fungsi-fungsi sosial setelah individu mengalami berbagai
gangguan dalam melaksanakan fungsi-fungsi sosialnya.
55
Prinsip Pelayanan
Prinsip kesejahteraan sosial sosial lanjut usia didasarkan pada resolusi PBB NO.
46/1991 tentang principles for Older Person ( Prinsip-prinsip bagi lanjut usia)
yang pada dasarnya berisi himbauan tentang hak dan kewajiban lanjut usia yang
meliputi kemandirian, partisipasi, pelayanan, pemenuhan diri dan martabat ,
Yaitu :Memberikan pelayanan yang menjujung tinggi harkat dan martabat lanjut
usia.Melaksanakan ,mewujutkan hak azasi lanjut usia.Memperoleh hak
menentukan pilihan bagi dirinya sendiri.Pelayanan didasarkan pada kebutuhan
yang sesungguhnya.Mengupayakan kehidupan lanjut usia lebih bermakna bagi
diri, keluarga dan masyarakat.Menjamin terlaksananya pelayanan bagi lanjut usia
yang disesuaikan dengan perkembangan pelayanan lanjut usia secara terus
menerus serta meningkatkan kemitraan dengan berbagai pihak.Memasyarakatkan
informasi tentang aksesbilitas bagi lanjut usia agar dapat memperoleh kemudahan
dalam penggunaan sarana dan prasarana serta perlindungan sosial dan
hokum.Mengupayakan lanjut usia memperoleh kemudahan dalam penggunaan
sarana dan prasarana dalam kehidupan keluarga,serta perlindungan sosial dan
hokum.Memberikan kesempatan kepada lanjut usia untuk menggunakan sarana
pendidikan ,budaya spriritual dan rekreasi yang tersedia di
masyarakat.Memberikan kesempatan bekerja kepada lanjut usia sesuai dengan
minat dan kemampuan.Memberdayakan lembaga kesejahteraan sosial dalam
masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam penanganan lanjut usia
dilingkungannya.Kusus untuk panti, menciptakan suasana kehidupan yang bersifat
kekeluargaan.
http://www.depsos.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=773
BAB V
KESIMPULAN
56
Tn. Amin dan Tn. Ali memberikan gambaran bahwa proses menua selalu berbeda
antara lansia yang satu dengan yang lainnya. Walaupun secara genetik masih
merupakan saudara kandung, proses menua sangat dipengaruhi oleh peran lingkungan
dan lifestyle yang dijalani yang dijelaskan dalam teori epigenesis. Usia kronologis
yang berhubungan dengan umur memang dapat menunjukan seorang menjadi lansia
dan tidak dapat diperlambat atau dicegah, namun usia biologis seseorang sangatlah
dipengaruhi oleh proses epigenesis lansia tersebut. Hal ini terlihat dari keadaaan Tn.
Ali yang secara kronologis lebih tua dari Tn. Ali tetapi secara biologis terlihat lebih
muda dan sehat dari Tn. Ali. Hal ini menjelaskan bahwa menjadi tua tidak dapat
dicegah tetapi menjadi tua yang sehat, aktif, mandiri, bermanfaat merupakan
akumulasi dari lifestyle yang dijalani sejak muda yang berdampak pada masa tua
nantinya yang dapat diupayakan sejak usia muda, selain merupakan aspek genetik
yang tidak dapat diubah.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
57