Anda di halaman 1dari 57

BAB I

PENDAHULUAN

Pada diskusi kasus I geriontology medic ini, telah dibahas seorang laki-laki bernama
Tn. Amin berumur 67 tahun tampak sehat bugar, mengajar di sebuah perguruan tinggi swasta,
hidup harmonis dengan istrinya, bergabung dengan program puskesma/posyandu lansia, rajin
beribadah. Pada kasus ini pun dibahas adik Tn. Amin bernama Tn. Ali berusia 65 tahun,
sudah tidak bekerja lagi, mempunyai kebiasaan merokok dan 5 tahun lalu merupakan seorang
pecandu alcohol, wajahnya tampak lebih tua dari umurnya, sering sakit-sakitan.
Usia lebih dari 60 tahun tergolong pada usia lanjut. Pada makalah ini dibahas hal-hal
apa saja yang dapat membedakan keadaan Tn. Amin dan Tn. Ali. Banyak faktor yang
mempengaruhi keadaan sehat bugar pada tn. Amin, seperti beliau hidup harmonis, terdapat
kesejahteraan dan ketentraman, masih dapat diterima dalam masyarakat, serta mengikuti
program puskesmas/posyandu lansia. Begitupun keadaan Tn. Ali, faktor tidak bekerja lagi,
kebiasaan hidup yang buruk, dapat mengakibatkan roses penuaan yang lebih dini.
Pada makalah ini juga dibahas mengenai puskesmas/posyandu untuk lansia. Selain itu
dibahas juga mengenai pola makan yang seharusnya dengan memperhitungkan kebutahan
energy kalori menggunakan BMR (Basal Metabolic Rate) pada Tn. Amin dan Tn. Ali. Serta
pengajuan pemeriksaan-pemeriksaan yang dibutuhkan, tindakan pencagahan, dan nasihatnasihat agar hidup sehat di masa tua.

BAB II
LAPORAN KASUS
Skenario I
Pak amin 67 tahun adalah seorang pensiunan (PNS) dosen, tetapi masih memberi kuliah pada
perguruan tinggi swasta sebagai dosen tidak tetap, masih sehat dan bugar, belum ada masalah
dengan kesehatan baik fisik, mental dan kesejahteraan.
Skenario II
Pak amin 67 tahun, tinggi badan 165 cm. indeks massa tubuh (IMT) 22 kg/m2, asupan
makanan sesuai dengan anjuran gizi seimbang.
Skenario III
Pak amin tinggal di Jakarta bersama isterinya, rajin beribadah dan ikut pengajian, mempunyai
3 anak sudah berkeluarga, tinggal dirumah masing-masing dan mempunyai 4 cucu. Agar
tidak kesepian satu orang cucunya yang lucu tinggal bersama pak amin. Daya ingat pak amin
masih kuat, sehat, tidak merokok dan tidak minum alkohol. Mengikuti program puskesmas
santun lansia/ posyandu lansia Cilandak Jakarta Selatan, binaan ilmu kesehatan masyarakat
(IKM) FK trisakti. Pak amin punya seorang adik laki-laki, pak ali umur 65 tahun, yang
tinggal bersama anaknya di Tangerang. Tinggi badan pak Ali 162 cm dan IMT 26 kg/m2.
Masih merokok tetapi sejak lima tahun yang lalu sudah menghentikan alkoholnya. Terlihat
lebih tua dari pak amin, daya ingat menurun dan tidak berprilaku aneh.
Skenario IV
Pak Amin dan pak Ali jarang ketemu. Ketemunya hanya waktu lebaran dan bila ada acara
keluarga. Pak amin menasehati adiknya yang daya ingatnya mulai menurun dan sakit-sakitan,
agar memperhatikan makanannya, tidak merokok dan ikut program puskesmas lansia/
posyandu lansia untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, kesejahteraan sosial, peningkatan
kualitas hidup dan fasilitas khusus lainnya bagi lansia
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
I.

Identitas
2

Pak amin
Nama
: pak amin
Usia
: 67 tahun
Pekerjaan : dosen tidak tetap perguruan tinggi swasta.
Alamat : jakarta

Pak ali
Nama
: pak ali
Usia
: 65 tahun
Pekerjaan : Alamat
: tangerang

Pak amin dan pak ali adalah adik kakak yang tinggal terpisah. Pak amin seorang
lansia 67 tahun yang masih tetap mengajar diperguruan tinggi swasta. Mempunyai
seorang isteri dan tiga anak sukses yang tinggal dirumahnya masing-masing dan sudah
memiliki empat cucu. Agar pak amin tidak kesepian seorang cucu tinggal bersama pak
amin. Hal ini dapat menunjang kesejahteraan pak amin, disebabkan terpenuhinya jenjang
kesejahteraan menurut maslow yaitu kebutuhan cinta, apalagi didukung oleh pekerjaan
pak amin sebagai dosen hal ini juga merupakan jenjang tertinggi menurut maslow untuk
kesejahteraan yaitu aktualisasi diri. Berbeda dengan pak ali, kebutuhan akan aktualisasi
kurang terpenuhi dikarenakan setelah selesai bekerja sebagai wiraswasta pak ali hanya
dirumah. Hal ini dapat mempercepat proses penuaan itu sendiri. Hal ini sudah terlihat
dikarenakan pak ali tampak lebih tua daripada pak amin walaupun usia pak amin lebih
tua.
Klasifikasi
Usia kronologis

Pak Amin
Pak Ali
67 tahun termasuk ke dalam 65 tahun termasuk ke dalam
kelompok

lansia

menurut kelompok

Depkes RI atau elderly menurut Depkes


Usia biologis

WHO.
Usia biologisnya

lebih

lansia
RI

menurut

atau

elderly

menurut WHO.
baik Usia biologisnya lebih buruk,

(lebih muda) karena Pak Amin tampak dari sudah seringnya


masih sehat dan bugar, dapat Pak Ali sakit-sakitan, wajah
mengajar di suatu Universitas terlihat lebih tua dari umur
swasta dan beraktivitas social kronologisnya, obesitas yang
dengan baik.

dideritanya,
buruk
menjadi

dan kebiasaan

pasien

yang

faktor

dapat
resiko

terdapatnya banyak penyakit


Usia mental

Lebih

baik,

dilihat

pada pasien ini.


dari Lebih buruk, dilihat

dari
3

keharmonisan
membuat

keluarga

dirinya

yang faktor resiko terganggunya

nyaman, ketentraman

hati Pak Ali

pendekatan agama yang dapat seperti beliau sudah tidak


menambah ketentraman.
II.

bekerja lagi.

Nutrisi
Penentuan Status Gizi Berdasarkan Rumus Broca
1. Status Gizi Tuan Amin (67 tahun)
Perhitungan kebutuhan kalori:
a. BB ideal = (TB cm - 100) kg -10%
= (165-100) 10%
= 65 6,5 kg = 58,5 kg
b. Status Gizi = (BB aktual : BB ideal) x 100%
= (60 kg : 58,5 kg) x 100%
= 102,5641 (BB 90-110% BBI -> Normal)
c. Jumlah kebutuhan kalori perhari:
- Kebutuhan kalori basal = BB ideal x 30 kalori
= 58,5 kg x 30 kalori
= 1755 kalori
- Umur di atas 40 tahun = 1755 x (-5%)
=
- 87,75
- Aktivitas sedang
= 1755 x (+20%) =
+ 351
Jadi total kebutuhan kalori perhari untuk Tuan Amin 1755 kalori 87,75 kalori +
351 kalori = 2018,25 kalori
Distribusi makanan
a.
b.
c.
d.

Karbohidrat 60% = 60% x 2018,25 kalori = 1210,95 kalori


Protein 15%
= 15% x 2018,25 kalori = 302,73 kalori
Lemak 25%
= 25% x 2018,25 kalori = 504,56 kalori
Vitamin dan mineral

2. Status Gizi Tuan Ali (65 tahun)


Perhitungan kebutuhan kalori:
a. BB ideal = (TB cm - 100) kg -10%
= (162-100) 10%
= 62-6,2 kg = 55,8 kg
b. Status Gizi = (BB aktual : BB ideal) x 100%
= (68 kg : 55,8 kg) x 100%
= 121,86 % (BB >120% BBI -> Gemuk)
c. Jumlah kebutuhan kalori perhari:
- Kebutuhan kalori basal = BB ideal x 30 kalori
= 55,8 kg x 30 kalori
= 1674 kalori
- Umur di atas 40 tahun = 1674 x (-5%)
=

- 83,7
4

Aktivitas ringan
BB gemuk
Sakit-sakitan

= 1674 x (+10%)
= 1674 x (-20%)
= 1674 x (+10%)

=
=
=

+167,4
- 334,8
+ 167,4

Jadi total kebutuhan kalori perhari untuk Tuan Amin 1674 kalori 83,7 kalori +
167,4 kalori 334,8 kalori +167,4 kalori = 1590,3 kalori
Distribusi makanan
e.
f.
g.
h.

Karbohidrat 60% = 60% x 1590,3 kalori = 954,18 kalori


Protein 15%
= 15% x 1590,3 kalori = 238,545 kalori
Lemak 25%
= 25% x 1590,3 kalori = 397,575 kalori
Vitamin dan mineral

Pak amin
a. Karbohidrat 60% = 60% x 2018,25

Pak ali
a. Karbohidrat 60%= 60% x 1590,3 kalori

kalori = 1210,95 kalori


b. Protein 15%
= 15% x 2018,25

= 954,18 kalori
b. Protein 15%
= 15% x 1590,3 kalori

kalori = 302,73 kalori


c. Lemak 25%
= 25% x 2018,25

= 238,545 kalori
c. Lemak 25%
= 25% x 1590,3 kalori

kalori = 504,56 kalori


d. Vitamin dan mineral

= 397,575 kalori
d. Vitamin dan mineral

Masalah gizi yang dihadapi lansia berkaitan erat dengan menurunnya aktivitas biologis
tubuhnya. Konsumsi pangan yang kurang seimbang akan memperburuk kondisi lansia
yang secara alami memang sudah menurun.
1. Kalori
Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa kecepatan metabolisme basal pad orangorang berusia lanjut menurun sekitar 15-20%, disebabkan berkurangnya massa otot
dan aktivitas. Kalori (energi) diperoleh dari lemak 9,4 kal, karbohidrat 4 kal, dan
protein 4 kal per gramnya. Bagi lansia komposisi energi sebaiknya 20-25% berasal
dari protein, 20% dari lemak, dan sisanya dari karbohidrat. Kebutuhan kalori untuk
lansia laki-laki sebanyak 1960 kal, sedangkan untuk lansia wanita 1700 kal. Bila
jumlah kalori yang dikonsumsi berlebihan, maka sebagian energi akan disimpan
berupa lemak, sehingga akan timbul obesitas. Sebaliknya, bila terlalu sedikit, maka
cadangan energi tubuh akan digunakan, sehingga tubuh akan menjadi kurus.
2. Protein
Untuk lebih aman, secara umum kebutuhan protein bagi orang dewasa per hari adalah
1 gram per kg berat badan. Pada lansia, masa ototnya berkurang. Tetapi ternyata
5

kebutuhan tubuhnya akan protein tidak berkurang, bahkan harus lebih tinggi dari
orang dewasa, karena pada lansia efisiensi penggunaan senyawa nitrogen (protein)
oleh tubuh telah berkurang (disebabkan pencernaan dan penyerapannya kurang
efisien). Beberapa penelitian merekomendasikan, untuk lansia sebaiknya konsumsi
proteinnya ditingkatkan sebesar 12-14% dari porsi untuk orang dewasa. Sumber
protein yang baik diantaranya adalah pangan hewani dan kacang-kacangan.
3. Lemak
Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari total kalori yang
dibutuhkan. Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi (lebih dari 40% dari konsumsi
energi) dapat menimbulkan penyakit atherosclerosis (penyumbatan pembuluh darah
ke jantung). Juga dianjurkan 20% dari konsumsi lemak tersebut adalah asam lemak
tidak jenuh (PUFA = poly unsaturated faty acid). Minyak nabati merupakan sumber
asam lemak tidak jenuh yang baik, sedangkan lemak hewan banyak mengandung
asam lemak jenuh.
4. Karbohidrat dan serat makanan
Salah satu masalah yang banyak diderita para lansia adalah sembelit atau konstipasi
(susah BAB) dan terbentuknya benjolan-benjolan pada usus. Serat makanan telah
terbukti dapat menyembuhkan kesulitan tersebut. Sumber serat yang baik bagi lansia
adalah sayuran, buah-buahan segar dan biji-bijian utuh. Manula tidak dianjurkan
mengkonsumsi suplemen serat (yang dijual secara komersial), karena dikuatirkan
konsumsi seratnya terlalu banyak, yang dapat menyebabkan mineral dan zat gizi lain
terserap oleh serat sehingga tidak dapat diserap tubuh. Lansia dianjurkan untuk
mengurangi konsumsi gula-gula sederhana dan menggantinya dengan karbohidrat
kompleks, yang berasal dari kacang-kacangan dan biji-bijian yang berfungsi sebagai
sumber energi dan sumber serat.
5. Vitamin dan mineral
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya lansia kurang mengkonsumsi
vitamin A, B1, B2, B6, niasin, asam folat, vitamin C, D, dan E umumnya kekurangan
ini terutama disebabkan dibatasinya konsumsi makanan, khususnya buah-buahan dan
sayuran, kekurangan mineral yang paling banyak diderita lansia adalah kurang
mineral kalsium yang menyebabkan kerapuhan tulang dan kekurangan zat besi
menyebabkan anemia. Kebutuhan vitamin dan mineral bagi lansia menjadi penting

untuk membantu metabolisme zat-zat gizi yang lain. Sayuran dan buah hendaknya
dikonsumsi secara teratur sebagai sumber vitamin, mineral dan serat.
6. Air
Cairan dalam bentuk air dalam minuman dan makanan sangat diperlukan tubuh untuk
mengganti yang hilang (dalam bentuk keringat dan urine), membantu pencernaan
makanan dan membersihkan ginjal (membantu fungsi kerja ginjal). Pada lansia
dianjurkan minum lebih dari 6-8 gelas per hari.
Para ahli gizi menganjurkan bahwa untuk lansia yang sehat, menu sehari-hari hendaknya :
1.

Tidak berlebihan, tetapi cukup mengandung zat gizi sesuai dengan persyaratan

2.
3.

kebutuhan lansia.
Bervariasi jenis makanan dan cara olahnya
Membatasi konsumsi lemak yang tidak kelihatan (menempel pada bahan pangan,

4.
5.
6.

terutama pangan hewani)


Membatasi konsumsi gula dan minuman yang banyak mengandung gula
Menghindari konsumsi garam yang terlalu banyak, merokok dan minuman beralkohol
Cukup banyak mengkonsumsi makanan berserat (buah-buahan, sayuran dan sereal)

7.

untuk menghindari sembelit atau konstipasi


Minuman yang cukup
Susunan makanan sehari-hari untuk manula hendaknya tidak terlalu banyak
menyimpang

dari

kebiasaan

makanan,

serta

disesuaikan

dengan

keadaan

psikologisnya. Pola makan disesuaikan dengan kecukupan gizi yang dianjurkan dan
menu makanannya disesuaikan dengan ketersediaan dan kebiasaan makan tiap daerah.
Kelompok makanan atau jenis makanan yang dapat dikonsumsi oleh lansia (pak amin dan
pak ali) adalah sebagai berikut, dengan tetap memperhatikan kebutuhan kalori harian dan
disesuaikan dengan kebutuhannya:
1. Karbohidrat : nasi, jagung, ketan, bihun, biskuit, kentang, mie, roti, singkong, talas,
ubi-ubian, pisang, nangka, makaroni
2. Protein hewani : daging sapi, daging ayam, hati (ayam atau sapi), telur unggas, ikan,
baso daging
3. Protein nabati : kacang-kacangan, tahu, tempe, oncom
4. Buah-buahan : pepaya, belimbing, alpukat, apel, jambu biji, jeruk, mangga, nangka,
pisang, awo, sirsak, semangka
5. Sayuran : bayam, buncis, beluntas, daun pepaya, daun singkong, katuk, kapri, kacang
panjang, kecipir, sawi, wortel, selada
7

6. Makanan jajanan
7. Susu : susu kambing, susu kedelai, skim
Status gizi pada lansia:
1. Metabolisme basal menurun, kebutuhan kalori menurun, status gizi lansia cenderung
mengalami kegemukan/obesitas
2. Aktivitas/kegiatan fisik berkurang, kalori yang dipakai sedikit, akibatnya cenderung
kegemukan/obesitas
3. Ekonomi meningkat, konsumsi makanan menjadi berlebihan, akibatnya cenderung
kegemukan/obesitas
4. Fungsi pengecap/penciuman menurun/hilang, makan menjadi tidak enak dan nafsu
makan menurun, akibatnya lansia menjadikurang gizi (kurang energi protein yang
kronis)
5. Penyakit periodontal (gigi tanggal), akibatnya kesulitan makan yang berserat (sayur,
daging) dan cenderung makan makanan yang lunak (tinggi klaori), hal ini
menyebabkan lansia cenderung kegemukan/obesitas
6. Penurunan sekresi asam lambung dan enzim pencerna makanan, hal ini mengganggu
penyerapan vitamin dan mineral, akibatnya lansia menjadi defisiensi zat-zat gizi
mikro
7. Mobilitas usus menurun, mengakibatkan susah buang air besar, sehingga lansia
menderita wasir yang bisa menimbulkan perdarahan dan memicu terjadinya anemia
8. Sering menggunakan obat-obatan atau alkohol, hal ini dapat menurunkan nafsu makan
yang menyebabkan kurang gizi dan hepatitis atau kanker hati
9. Gangguan kemampuan motorik, akibatnya lansia kesulitan untuk menyiapkan
makanan sendiri dan menjadi kurang gizi
10. Kurang bersosialisasi, kesepian (perubahan psikologis), akibatnya nafsu makan
menurun dan menjadi kurang gizi
11. Pendapatan menurun (pensiun), konsumsi makanan menjadi menurun akibatnya
menjadi kurang gizi
12. Dimensia (pikun), akibatnya sering makan atau malah jadi lupa makan, yang dapat
menyebabkan kegemukan atau pun kurang gizi
Dan juga dapat melakukan hal-hal yang dapat memperlambat proses penuaan yaitu:
Menciptakan pola makan yang baik, kemudian bersahabat dengannya
1. Cobalah menciptakan suasana yang menyenangkan di meja makan semenarik
mungkin sehingga dapat menimbulkan selera
2. Memperkuat daya tahan tubuh

Makanlah makanan yang mengandung zat gizi yang mengandung zat gizi yang
penting untuk kekebalan, seperti : biji-bijian utuh, sayuran berdaun hijau, makanan
laut.
3. Mencegah tulang agar tidak menjadi keropos dan mengerut
Santaplah makanan yang mengandung vitamin D. Pada usia diatas 60 tahun
kemampuan penyerapan kalsium menurun, vitamin D membantu penyerapan kalsium
dalam tubuh, contoh makanan sumber vitamin D adalah susu
4. Memastikan agar saluran pencernaan tetap sehat, aktif dan teratur
Karena itu harus makan sedikitnya 20 gram makanan yang mengandung serat, seperti
biji-bijian, jeruk dan sayuran yang berdaun hijau tua
5.

Menyelamatkan penglihatan dan mencegah terjadinya katarak


Santaplah makanan yang mengandung vitamin C, E dan B karoten (antioksidan),
seperti : sayuran berwarna kuning dan hijau, jeruk sitrun dan buah lain

6. Mengurangi resiko penyakit jantung


Yaitu dengan membatasi makanan berlemak yang banyak mengandung kolesterol dan
natrium dan harus banyak makan makanan yang kaya vitamin B6, B12, asam folat,
serat yang larut, kalsium dan aklium, seperti biji-bijian utuh, susu tanpa lemak,
kacang kering daging tidak berlemak, buah, termasuk nanas dan sayuran.
7. Agar ingatan tetap baik dan sistem syaraf tetap bagus, harus banyak makan vitamin
B6, B 12 dan asam folat
8. Mempertahankan berat badan ideal dengan jalan tetap aktif secara fisik, makan rendah
lemak dan kaya akan karbohidrat kompleks
9. Menjaga agar nafsu makan tetap baik dan otot tetap lentur
Dengan jalan melakukan olah raga aerobik (berjalan atau berenang). Olah raga
dilakukan menurut porsi masing-masing usia serta tingkat kebugaran setiap orang.
10. Tetaplah berlatih
Kecukupan gizi
Kebutuhan gizi lansia setiap individu sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor dibawah ini

Umur
Jenis kelamin

Aktivitas/kegiatan fisik dan mental

Postur tubuh

Pekerjaan
9

Iklim/suhu udara

Kondisi fisik tertentu

Lingkungan

Angka kecukupan energi dan zat gizi yang dianjurkan untuk manula dalam sehari
Pola susunan makanan untuk manula dalam sehari(contoh)
KOMPOSISI

LAKIPEREMPUAN
LAKI
Energi (kal)
1960
1700
Protein (gram)
50
44
Vitamin A (RE) 600
700
Thiamin (mg)
0,8
0,7
Riboflavin (mg) 1,0
0,9
Niasin (mg)
8,6
7,5
Vitamin B12 (mg) 1
1
Asam folat (mcg) 170
150
Vitamin C (mg) 40
30
Kalsium (mg)
500
500
Fosfor (mg)
500
450
Besi (mg)
13
16
Contoh Menu Lansia Dalam 1 Hari
Seng (mg)
15
15
Iodium
Waktu (mcg)
Makan 150
Pria (2200 150
kal)
Wanita (1850 kal)
Pagi
1 gls nasi/ pengganti
1 gls nasi/ pengganti

Pukul 10.00
Siang

1 butir telur (Telur Mata Sapi)

1 btr telur

100 gr sayuran (Cah Kangkung)

100 gr sayuran

1 gls susu skim


Snack/buah (Nagasari)
1 gls nasi

1 gls susu skim


Snack/buah
1 gls nasi

50 gr daging/ikan/unggas (Pepes
Ikan)

50 gr daging/ikan/unggas
25 gr tempe/kacang-kacangan

25 gr tempe/kacang-kacangan
(Tempe bb Tomat)

150 gr sayuran

10

1 ptg buah
150 gr sayuran (Sayur Asem)

Pukul 17.00
Malam

1 ptg buah (Semangka)


Snack/ buah (Bubur Kacang Hijau) Snack/ buah
1 gls nasi
1 gls nasi
50 gr daging/ikan/unggas (Basho
Daging)

50 gr daging/ikan/unggas
50 gr tahu

50 gr tahu (Hot Tahu)


150 gr sayuran
150 gr sayuran (Sup Sayur)
1 ptg buah
1 ptg buah (Pisang)
Pedoman tata laksana gizi usia lanjut untuk tenaga kesehatan. 2003. Direktorat gizi
masyarakat DJBKM. Depkes RI
III.

Aspek kesehatan
Pemeriksaan Klinis
1. Riwayat
Karena banyak pasien tua menjadi tua mempunyai riwayat yang panjang, dokter
memerlukan teknik tertentu untuk memperoleh semua informasi yang sesuai.
2. Keluhan Utama
Keluhan utama pada pasien geriatric merupakan bagian utama daripada wawancara
seperti pasien lain. Terdapat sejumlah kompleksitas tambahan dan sasaran nya
melakukan penetapan secara tepat mengapa pasien datang pada waktu khusus ini.
Keluhan tersebut dapat diperoleh dari pasien maupun keluarga.
3. Riwayat Medis Masa Lalu
Beberapa aspek riwayat medis masa lalu mempunyai kepentingan khusus bagi lansia.
Penyakit masa kanak-kanak mempunyai hubungan

seperti riwayat cacar (herpes

zoster) dan penyakti jantung rematik.


4. Riwayat Penyakit Sekarang

11

Bila riwayat penyakit masa lalu diperoleh, riwayat penyakit sekarang yang
membingungkan seringkali keluhan pasien dapat diperjelas. Namun banyak
kelemahan umum dalam mewawancarai seorang pasien bahwa tidak akan
mendapatkan informasi yang jelas. Kelemahan lainnya terjadi ketika dokter mencoba
untuk menghubungkan gejala-gejala dengan sebuah proses penyakit tunggal. Banyak
masalah geriatric adalah masalah yang multifaktorial.
5. Riwayat Keluarga
Riwayat ini penting dalam wawancara geriatri. Informasi dari orang-orang terdekat
yang merupakan pendukung potensial seperti keluarga, saudara kandung, anak bisa
diperoleh.
6. Riwayat Sosial
Pengetahuan tentang lingkungan sosial dan fisik pasien-pasien tua adalah penting
dalam menetapkan tingkat kemandirian mereka. Sebuah penilaian latar belakang
harus menyatakan tempat kelahiran, pendidikan, riwayat pekerjaan, riwayat
perkawinan, dan anak-anak.
Orang-orang yang mendukung adalah penting untuk dikenali, dan informasi tentang
kesehatan mereka adalahjuga penitng, utamanya pada kasus pasangan atau saudara
kandung. Meskipun anggota memberikan perawatan yang baik, penyalahgunaan fisik,
financial, atau psikologis dapat terjadi.
7. Riwayat Seksual
Perlu ditanyakan karena sebagian besar impotensi disebabkan bukan karena efek
psikologis melainkan karena penyakit organik.
Pemeriksaan Fisik
Ada beberapa aspek dalam pemeriksaan fisik yang membutuhkan perhatian khusus
pada lansia, tapi prinsip pemeriksaan tetap sama pada setiap individu muda dari berbagai
usia. Hanya beberapa maneuver yang memerlukan perhatian khusus dan beberapa
penemuan penting yang dianggap cukup berharga untuk menilai kondisi lansia.
Perhaitan lebih harus ditujukan pada evaluasi tanda vital, seperti pengukuran tekanan
darah yang sebaiknya dilakukan pada saat pasien berbaring tenang selama kurang lebih 10
12

menit dan pada saat pasien berdirikurang lebih 3 menit. Hali ini bertujuan untuk
menyingkirkan adanya hipotensi postural. Dan catat setiap perubahan tekanan darah yang
terjadi.
Denyut nadi secara rutin dicatat apda individu tapi kelemahan baroreflek pada lansia
bermanfaat untuk mengetahui adanya takikardia dan tingkatnya pada saat tekanan darah
jatuh bila pasien berdiri.
Pengukuran tinggi badan penting dilakukan unutk mengukur Indeks Massa tubuh, tapi
lansia harus tetap ditimbang setiap kali akan melakukan evaluasi medic pada berbagai
kondisi. Pengukuran berat bada penting dalam memnenetukan status gizi dan menghitung
angka kebutuhan cairan, selain itu kehilangan berat badan pada lansia tanpa disadari
merupakan hal yang berbahaya.
Kulit pada lansia seringkali menampilkan banyak abnormalitas. Penilaian turgor kulit
cenderung sulit dilakukan karena dengan bertambahnya usia terjadi pengurangan jumlah
lemak subkutan dan kulit lansia menjadi keriput. Maka untuk menilai turgor sebaiknya
dilakukan di daerah pipi.
Beberapa area kulit yang mengalami ruam akibat penekanan perlu juga dievaluasi,
termasuk adanya hiperpigmentasi dan hyperkeratosis. Area penekanan yang kecil
sekalipun dapat mencetuskan timbulnya luka dan harus mendapat perhatian untuk 2
alasan. Pertama, adanya satu luka kecil akibat penekanan akan memicu timbulnya luka
baru di tempat lainnya. Kedua, kebanyakan luka akibat penenakanan berbentuk ekrucut
dengan puncak di kulit dan melebar pada bagian dalamnya hingga mengenai jaringan
subkutan bahkan otot.
Beberapa aspek dari leher dan kepala juga mendapat perhatian lebih pada lansia.
Dahulu adanya arcus senilis pada mata dinyatakan merupakan tanda dari penyakit
kardiovaskular yang dini, akan tetapi untuk sat ini depigmentasi pada iris dikatakan hanya
sebagai akibat proses penuaan saja. Walaupun glaucoma merupakan kebutaan yang cukup
banyak dan cenderung jumlahnya meningkat seiring pertambahan usia, hasil pengukuran
tekanan intraokuler yang normal dari Tonometer Schiotz belum tentu menyingkirikan
diagnosis glaucoma karena bisa saja pengukuran terjadi pada saat variasi diurnal. Oleh
karena itu, untuk screening sebaiknya dilakukan funduskopi dan uji lapang pandang secara
sederhana dengan memakai tes konfrontasi, terutama pada pasien yang beresiko tinggi.
13

Palpasi arteri temporalis harus dilakukan untuk mengetahui apaakah telah terjadi
penebalan maupun penipisan arteri pada pasien walaupun tidak memberikan gejala, karena
arteri temporalis biasanya member gejala yang tersamar bahkan tidak lazim. Demikian hal
dengan bising arteri karotis yang harus dicatat dan diikuti setiap saat, karena bila bising ini
terdengar keras maka telah terjadi proses arterosklerosis yang bersifat menyeluruh yang
dapat berakibat insufisiensi koroner dan juga gejala cerebrovaskuler.
Penilaian terhadap rongga mulut tidak kaalh pentingnya dibandingkan dengan
penilaian yang lain. Harus diperiksa adanya lesi kanker rongga mulut atau gigi yang
berlubang, serta kecukupan saliva karena berhubungan status gizi lansia.
Pemeriksaan terhadap cor dan pulmo sama halnya dengan pemeriksaan pada individu
muda lainnya. Tapi beberapa penemuan klinis memiliki makna yang berbeda dan
membutuhkan interpretasi yan gbebrbeda pula. Misalnya, murmur sistolik sering terjadi
pada usia lebih dari 70 tahun dan merupakan tanda dari sklerosis katup aorta. Murmur ini
bersifat crescendo dan decrescendo dalam grade 2 dari 6. Murmur dengan grade 3 atau
lebih bahkan dengan adanya gejala pingsan setelah beraktivitas atau serangan angina
memerlukan pemeriksaan pada dokter spesialis jantung.
Sebaliknya tanda penting pada aorta stenosis yanitu absennya suara 2 jantung
dikatakan sebaagai hal yang normal pada lansia karena terjadi peningkatan tekanan darah
arteri yang kaku.
Pemeriksaan mamae dan pelvis pada lansia wanita perlu dilakukan secara rutin.
Karena seringkali keganasan timbul dikedua tempat ini. Ovarium yang terava 10 tahun
setelah menopause harus dicurigai sebagai tumor. Pemeriksaan daerah genital dan rectal
baik pada lansia wanita maupun pria membuka kesempatan untuk menilai fungsi berkemih
dan fungsi dari usus besar serta lesi yang terdapat di daerah anus. Vaginitis atroficans,
uretritis, rectocele, prolaps uteri dan adanya inkontinensia dapat ditdeteksi secara mudah.
Pemeriksaan neurologis harus dilakukan secara teliti, karena pada lansia sering terjadi
kelainan neurologis secara primer dan sekunder sebagai manifesitasi dari penyakit alinnya
yang mengakibatkan disfungsi pada system saraf. Demikian halnya pada status mental
pasien lansia sebagi alat screening standard an sensitive dalam menilai lansia baik dengan
keluhan maupun tanpa keluhan, keduanya diperlukan untuk menentukan standar

14

keperwatan dan mengetahui adanya abnormalitas yang membutuhkan penanganan lebih


lanjut.
Berikut ini adalah penilaian yang dilakukan pada status mental lansia, berupa:
1.

Deteksi terhadap depresi


Diberikan pertanyaan-pertanyaan seputar depresi seperti seberapa sering dalam satu
bulan terakhir anda merasa cemas dan gelisah, lalu jika lebih banyak jawaban yang
mengarah ke depresi maka dapat dicurigai terjadi depresi pada pasien.

2.

Menggunakan short portable mental sttus questioner (SPMSQ)


Benar Salah

No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Pertanyaan
Tanggal berapa hari ini?
Hari apa sekarang?
Apa nama tempat ini?
Dimana alamat anda?
Berapa umur anda?
Kapan anda lahir?
Siapa presiden Indonesia sekarang?
Siapa presiden Indonesia sebelumnya?
Siapa nama ibu anda?
Kurangi 3 dari 20 & tetap pengurangan 3 dari setiap

angka baru, semua secara berurutan


Jumlah
Total Skor: Hasil:

3.

4.

a. Salah 0-3
: fungsi intelektual utuh
b. Salah 4-5
: kerusakan intelektual ringan
c. Salah 6-8
: kerusakan intelektual sedang
d. Salah 9-10
: kerusakan intelektual berat
Aspek kejiwaan, NPI (Neuro Psychiatry Inventory)
Penilaian secara sederhana dapat dilakukan untuk menilai alam pikiran, perasaan dan
perilaku secara umum.
Pemeriksaan Status Mental Mini
Digunakan untuk mendeteksi adanya gangguan kognitif, mengevaluasi perjalanan
penyakit, dan memonitor respon pengobatan, sedangkan sebagai instrument penelitian
MMSE berfungsi sebagai alat untuk mengevaluasi kesehatan lansia. Namun adapun
faktor yang dapat mempengaruhi nilai MMSE yaitu: tingkat pendidikan, usia, serta
adanya riwayat stroke. Komponen MMSE yang dipengaruhi usia adalah orientasi,
15

recall, dan bahasa. Sedangan komponen yang dipengaruhi tingkat pendidikat adalah
orientasi, atensi-kalulasi, registrasi dan bahasa. Pemeriksaan ini terbagi menjadi dua
tahap. Tahap pertama hanya membutuhkan respon verbal termasuk orientasi waktu
dan tempat, memori dan atensi, serta kelancaran berbahasa. Tahap kedua melihat
kemampuan berbahasa dan visuospatial yaitu kemampuan untuk menamakan,
mengikuti tulisan dan perintah verbal, menulis kalimat secara spontal dan
menggambarkan bentuk poligon.
5. Fact test (fruit animal colour town)
Pemeriksaan ini merupakan tes termudah untuk mengetahui adanya gangguan kognisi
awal pada seseorang khususnya seorang lansia.
6. Clock Drawing Tasks
Digunakan untuk menilai ada/ tidaknya gangguan hemiparsial dan hemianopsia.
Pasien kita minta menggambar sebuah lingkaran lengkap dengan ke 12 angka jarum
jam serta penunjuk jam tersebut. Lalu pasien diminta menggambarkan pukul 12.00
atau sebagainya lengkap dengan jarum penunjuk jam dan menit. Dari situ dpat
terlihat bagaimana koordinasi dan fungsi otak kiri dan kanan pasien saat ini.

Pak amin
Sehat dan bugar

Pak ali
Sakit-sakitan

Perbedaan kesehatan pada pak amin dan pak ali disebabkan adanya kesenjangan
kesejahteraan, yaitu aktualisasi diri dan kebutuhan cinta. Dikarenakan support yang
kurang oleh pak amin sehingga membuat pak amin menjadi sering sakit. Kesenjangan
kesejahteraan juga dapat menyebabkan proses penuaan menjadi lebih cepat, yang mana
akan menyebabkan disfungsi organ salah satunya adalah sistem imunitas tubuh. Dan
berdampak pada pak ali yang sering sakit-sakitan.
Lingkup dalam keluarga, lingkungan, dan masyarakat yang merupakan fasilitator dan
berpengaruh pada keadaan kondisi fisik, mental, dan sosial pasien lanjut usia. Pasien lanjut
usia mempunyai 5 kebutuhan yang harus terpenuhi secara seimbang, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
IV.

Kebutuhan fisiologis
Jaminan ketentraman
Kebutuhan cinta
Harga diri
Aktualisasi diri

Aspek kebiasaan (riwayat kebiasaan pasien)

16

Rokok dan alcohol bisa menyebabkan proses penuaan dini, pada kasus ini diketahui Pak
Ali merupakan adik dari Pak Amin, tapi terlihat lebih tua dari Pak Amin. Sebenarnya
penuaan merupakan proses multifaktorial yang merupakan proses fisiologis, namun
banyak hal-hal yang bisa mempercepat proses degenerasi ini. Salah satunya adalah
radikal bebas
Radikal bebas diartikan sebagai molekul yang mempunyai satu atau lebih elektron yang
tidak berpasangan di orbit luarnya sehingga relatif tidak stabil. Untuk mendapatkan
kestabilannya, molekul
yang bersifat reaktif tersebut mencari pasangan elektronnya, sehingga disebut juga
sebagai reactive oxygen species (ROS). Mekanismenya dapat dengan donasi, meski
umumnya dengan mencuri dari sel tubuh lain.
Terdapat 2 jenis ROS, yakni:
(1) molekul oksigen dengan elektron yang tidak mempunyai pasangan dan,
(2) molekul oksigen tunggal.
Molekul yang termasuk ke dalam radikal bebas tipe 1 diantaranya ialah anion superoksida
(+O2-), radikal hidroksil (OH-), dan radikal peroksil lipid (LOO). +O2- merupakan
molekul reaktif yang pertama terbentuk saat metabolisme lipid dan protein, untuk
selanjutnya dapat dikonversi menjadi hydrogen peroksida (H2O2) atau dimetabolisme
oleh sistem enzim. H2O2 merupakan oksidan yang relative lemah, namun mampu
menginisiasi reaksi oksidatif dan membentuk spesies radikal bebas.5 Perubahan bentuk
H2O2 menjadi OH terjadi melalui reaksi yang dikatalisasi oleh metal transisi (Fe2+ atau
Cu+). ROS dapat mengakibatkan disfusi sel akibat pengambilan elektron dari komponen
lipid, protein, dan DNA. Saat sel tubuh kehilangan elektronnya, maka sel tersebut juga
akan menjadi radikal bebas yang akan memulai rangkaian proses serupa berikutnya. Hal
ini akan berujung pada kerusakan sel termasuk penuaan kulit. Radikal bebas terbentuk
selain secara alamiah melalui sistem biologis tubuh, juga berasal dari lingkungan. Reaksi
inflamasi maupun pada setiap respirasi di mitokondria, akan menghasilkan oksidan.
Kelebihan gizi juga merupakan faktor pemicu internal. Hal ini karena saat dimetabolisme,
disamping energi juga akan dihasilkan radikal bebas. Sedangkan sebagai faktor eksternal
antara lain sinar ultraviolet matahari antara pukul 10.0015.00, polusi asap rokok dan
pabrik, emisi kendaraan bermotor maupun konsumsi alcohol.
Seperti yang kita ketahui pada kasus ini Pak Ali dulunya mengkonsumsi alcohol dan
masih merokok sampai sekarang, itu adalah salah satu faktor yang menyebabkan Pak Ali
17

terlihat lebih tua daripada Pak Amin. Menurut penelitian, efek radikal bebas dari rokok
akan sangat terlihat di kulit, seseorang yang merokok akan mengalami penuaan lebih
cepat karena tubuhnya terpapar radikal bebas terus menerus,radikal bebas ini akan
merusak sel salah satunya sel kulit, rokok akan merusak sel-sel fibroblast kulit (yang akan
membentuk kolagen dan elastin) sehingga kulit akan lebih cepat keriput dan proses ini
irreversible. Dan itu hanya efek yang ditimbulkan pada kulit sedangkan seperti yang
sudah sering disampaikan bahwa rokok juga meningkatkan resiko terkena penyakit
kardiovaskuler dan kanker paru.
Sedangkan alcohol, akan menyebabkan defisiensi tiamin (vitamin B1) pada
pengkonsumsian yang kronik. Tiamin sendiri berguna untuk berbagai macam hal seperti
membantu metabolisme normal tubuh. Dan tiamin juga adalah salah satu antioksidan
yang berfungsi untuk mencegah proses degenerasi. Disamping itu, menurut penelitian
ditemukan bahwa penggunaan alcohol yang berlebihan akan mempercepat proses
degenerasi myelin yang terkait dengan usia.
Dari hal-hal diatas, bisa dilihat jelas mengapa Pak Ali terlihat lebih tua dari Pak Amin
walaupun dilihat dari segi umur pak Ali lebih muda dari Pak Amin.
1. piperakis S.M, Visvardis E, Sagnou M. Effects of smoking and aging on oxidative DNA
damage of human lymphocytes. Available at :
http://carcin.oxfordjournals.org/content/19/4/695.short. accessed on : 8 Desember
2011.

V.

Aspek keluarga
Keluarga merupakan support system utama bagi lansia dalam mempertahankan
kesehatannya. Peranan keluarga dalam perawatan lansia antara lain menjaga atau merawat
lansia, mempertahankan dan meningkatkan status mental, mengantisipasi perubahan
sosial ekonomi, serta memberikan motivasi dan memfasilitasi kebutuhan spiritual bagi
lansia.
Pak amin
Pak amin

tinggal

dijakarta

Pak ali
bersama tinggal bersama anaknya ditangerang.

isterinya
mempunyai 3 anak sudah berkeluarga,
tinggal

dirumah

masing-masing

dan
18

mempunyai 4 cucu. Agar tidak kesepian


satu orang cucunya yang lucu tinggal
bersama pak amin.
Pak amin mendapatkan peranan yang sangat baik dari keluarganya. Tinggal bersama
isterinya dan cucunya membuat pak amin mendapatkan kebutuhan cinta yang mana
merupakan aspek penting dalam tingkatan kesejahteraan menurut maslow. Pak amin
merasakan kebahagiaan yang berdampak pada kesehatan mentalnya. Sedangkan pak ali
tinggal bersama anaknya yang mana masih memiliki tanggungjawab terhadap anak diusia
senjanya, dan juga pak ali dapat merasakan kesepian dikarenakan kurangnya perhatian
yang didapatkan diusia senjanya.
VI.

Aspek lingkungan
Pak amin
Mengikuti

program

puskesmas

Pak ali
santun -

lansia/ posyandu lansia cilandak Jakarta


selatan, binaan ilmu kesehatan masyarakat
(IKM) FK trisakti.
Ikut pengajian
Menurut teori maslow jenjang kesejahteraan hal tertinggi yang dapat dicapai adalah
aktualisasi diri. Hal ini sudah didapatkan oleh pak amin. Pak amin walaupun sudah lansia
tetap mengikuti program binaan, hal ini dapat mempertajam ingatan pak amin, dan juga
dapat meningkatkan kebutuhan cinta yang sebelumnya sudah didapat dari keluarganya,
dengan menambah relasi atau sahabat yang dapat mensuport pak amin, lain halnya
dengan pak ali yang tinggal dirumah. Sehingga peran kerabat menajadi menurun
diakibatkan pak ali yang hanya berada dirumah. Dan dengan pak amin mengikuti
pengajian tingkat kebahagiaan menjadi lebih tinggi, dikatakan oleh beberapa penelitian
bahwa erat kaitannya kesehatan dengan keyakinan (keyakinan beragama), yaitu:
1. Panjang umur : Penelitian atas 21.000 orang di Amerika dalam kurun waktu 1987
1995 menemukan adanya 7 tahun perbedaan harapan hidup di antara orang yang tidak
pernah ikut dalam kegiatan keagamaan dan mereka yang berperan serta di dalamnya
lebih dari sekali dalam seminggu.
2. Kesejahteraan menyeluruh : dalam penelitian yang dipandu oleh Jeff Levin, penulis
God, Faith and Health, Orang dewasa di atas usia pertengahan yang menyadari

19

dirinya lebih religius mempunyai lebih sedikit gangguan kesehatan dan tubuhnya
lebih berfungsi dengan baik dibandingkan mereka yang tidak religius.
3. Pulih lebih cepat : pasien yang ditenangkan oleh keyakinan mempunyai kemungkinan
hidup tiga kali lebih banyak, setelah enam bulan menjalani pembedahan jantung
dibandingkan pasien yang tidak merasa terbantu oleh keyakinannya, ini adalah
temuan dari penelitian Dartmouth Medical School.
4. Jantung yang lebih kuat : Penelitian di India di tahun 1997, dengan subjek sebagian
besar beragama Hindu, yang berdoa secara teratur mempunyai lebih sedikit
kemungkinan (70%) terkena sakit jantung koroner.
5. Tekanan darah yang lebih rendah : di tahun 1989, penelitian terhadap 400 pria
Kaukasus di wilayah Evans, Georgia, menemukan pengaruh perlindungan yang
berarti terhadap tekanan darah tinggi pada orang yang menganggap agama sangat
penting dan yang beribadah secara teratur.
6. Kesehatan mental yang baik : orang yang menghadiri upacara keagamaan di tempat
ibadah ada hubungannya dengan tingkat depresi dan kegelisahan yang rendah, ini
adalah hasil penelitian pada 4.000 orang dewasa di Duke University.
7. Mengurangi stress : orang yang mengalami tekanan psikologis akan naik tekanan
darah, denyut jantung dan kecepatan napasnya, ini menyebabkan tubuhnya tegang dan
menurunkan kekebalan tubuhnya, kata Dr. Herbert Benson dari Harvard Medical
School dan penulis buku The Relaxation Response. Dalam banyak penelitian, Benson
menemukan adanya respon berlawanan yang dihasilkan dengan mengkombinasikan
dua langkah: mengulang doa, kata-kata, suara, kalimat atau gerak, dan mengabaikan
pikiran-pikiran lain. Meditasi, doa, tai chi dan yoga semuanya membangkitkan tingkat
yang menyehatkan ini.

VII.

Nasihat Pak Amin terhadap Pak Ali


Nasihat Pak Amin sudah tepat, mengajurkan Pak Ali agar merubah gaya hidupnya
menjadi lebih sehat. Dengan menghentikan rokok, alkohol, memperhatikan asupan
makanan, olah raga dan mengikuti program puskesmas/ posyandu lansia. Karena hal ini
telah dilakukan oleh Pak Amin dan terbukti bahwa sampai usia 67 tahun beliau tetap
sehat. Pak Amin seharusnya mengajak secara langsung Pak Ali untuk ikut program
Posyandu Lansia agar kesehatan Pak Ali dapat lebih optimal lagi dan memperlambat
kemunduran fungsi pada Pak Ali. Perlu juga adanya peran keluarga dalam memberi
motivasi bagi Pak Ali dan komitmen dari Pak Ali untuk memperbaiki gaya hidup yang
20

buruk selama ini. Sebaiknya Pak Ali juga melakukan general check up setiap tahunnya
karena gaya hidup Pak Ali sebelumnya yang tidak sehat (merokok dan meminum
alkohol), gaya hidup Pak Ali dahulu merupakan salah satu faktor yang dapat
mempercepat proses penuaan dan dapat menimbulkan kerusakan pada organ-organnya
walaupun saat ini belum ada keluhan yang signifikan. Diharapkan dengan merubah gaya
hidup Pak Ali, beliau dapat menjadi lansia yang sehat seperti Pak Amin. Menjadi tua
adalah suatu hal yang dapat diperlambat. Proses untuk memperlambat penuaan harus
dimulai sejak dewasa muda dan terus berkesinambungan dengan disiplin yang tinggi dan
tentunya dukungan kasih sayang.

BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
I.

geriatric dan gerontology


1. Sejarah
Dalam sebuah literatur kuno,tercantum bahwa Aristoteles mengajukan pertanyaanpertanyaan seputar proses menua.Kemudian Galen dan Roger turut memberikan
kontribusi berupa literatur-literatur yang topiknya seputar masaah penuaan.
Pada zaman Renaissance,Francis Bacon menulis sebuah tulisan berjudul History of
Life and Death. Sejak zaman dahuu ada dua hal yang saling bertentangan,yaitu aksi
anti lanjut usia dan mereka yang menganggap para lanjut usia adalah komunitas yang
penting dalam kehidupan sosial.
MASA KUNO
Mesopotamia

21

Kira-kira tahun 1800 sebelum masehi,raja Hammurabi menerapkan Kode Hammurabi


yang merupakan kitab hukum pertama yang beberapa isinya berkaitan dengan
kedokteran.
Mesir
Budaya Mesir berkembang bersama ilmu kedokterannya yang merupakan perintis dari
ilmu kedokteran sains di embah Sungai Nil. Yang terpenting ditulis oleh Edwin Smith.
Cina
Pada zaman dahulu kala,orang hidup berdasarkan pada Tao,The Principle.Mereka
sealu patuh pada Yin dan Yang,mereka bijak,memiliki hidup yang sederhana dan
teratur.

Orang

bijak

mengajarkan

bahwa

perlu

memiliki

hidup

yang

sederhana,memiliki energi yang sesuai sehingga penyakit tidak mudah menyerang


tubuh sehingga umur dapat di perpanjang.
PERIODE YUNANI-ROMAWI
Yunani
Pada masa kejayaan Romawi praktek pengobatan dilakukan hanya untuk para
pemimpin dan orang-orang yang dituakan. Simbol ular yang di pakai sebagai lambang
dalam ilmu pengobatan berasal dari sini.
Di Lonia perkembangan filosofis naturalis dimulai dari kisah Miletus. Dia adalah
pengembara dan dia belajar dari Mesir dan negara lainnya. Dia mengembangkan suatu
sistem yang menjelaskan tentang dunia dan manusia berasal dari empat elemen
( tanah, air, udara dan api).
Analisa filsafat membawa akibat baik dalam ilmu kedokteran. Hypocrates sangat
mengerti kemajuan dalam ilmu kedokteran,ia mampu membalikan metode-metode
ilmu kedokteran yang ada. Celcius dan Galen menyebut Hypocrates sebagai bapak
ilmu kedokteran.
Romawi

22

Pada masa Romawi ini muncul seorang internis yang paing terkenal,yaitu Areteus dari
Capodicia.Karyanya yang paling penting adalah De cousis et signis morborum di
karya inilah Ia mempertahankan doktrin yang paling alami mengenai penyakit.
Tokoh lain yang terkenal adalah Cornelius Celcius yang memperkenalkan istilah
Delirium dan Demensia.
Galen adalah seorang ahli dalam ilmu kesehatan pada masanya,Ia mennulis sebuah
karya bernama Gerontocomy.
PERIODE PERTENGAHAN
Periode pertengahan dimulai setelah tahun meninggalnya Galen bersamaan dengan
invasi Jerman pada zaman Romawi.Periode ini terbagi menjadi 3 yaitu :
1.Byzantine
Ilmu kedokteran Byzantine berlangsung dengan peralatan kedokteran yang
minimal.Pada masa ini sudah terdapat rumah sakit dan panti asuhan,bantuan kepada
fakir miskin,dan mereka menekankan cinta dan amal,juga menekankan perawatan
pasien tanpa memandang asal usul mereka. Periode ini merupakan awal dari
kemunculan gerontologi sosial.
2.Arab
Rhazes merupakan orang pertama dan dianggap yang terbaik di dalam bidang
kedokteran klinik. Dia menulis karya kedokteran yang dinamakan kitab Al Mansuri
atau Liber de Medicina ad Almansorem,yang isinya mengenai anatomi,fisiologi dan
patologi kedokteran.
Pada masa ini muncul salah satu peopor Geriatri yang bernama Corovan. Ia
memperkenalkan tata cara hygiene untuk orang tua pencegahan konsumsi alkohol dan
mengatur pola makan serta mencoba mengatur frekuensi kunjungan dokter.
3.Kristen Barat
Pada masa pertengahan inilah kekuatan komunitas Kristiani berjaya. Perhatian khusus
terhadap pasien di dalam pengobatan dan perawatan sudah cukup baik. Pada masa ini

23

ilmu Geriatrik berkembang di fakultas-fakultas kedokteran. Pasien-pasien lanjut usia


sudah dapat diterima meskipun sering ada diskriminasi.
PERIODE AMERIKA
Latar Belakang
Amerika kuno menganggap bahwa penyakit berhubungan dengan supranatural dan
penyembuhannya dilakukan dengan cara yang ajaib dengan upacara spiritual yang
ditampilkan oleh kepala suku.
Kebudayaan Mesoamerika
Meliputi suku Aztec di Meksiko dan suku Maya di Yucatan dan Guatemala. Di kedua
kebudayaan ini orang tua dianggap sebagai kelompok istimewa.Pengetahuan ilmu
kedokteran masih sangat minim dan masih mengandalkan Pendeta.Diagnosa penyakit
berdasarkan,perkiraan,upacara dan ramalan.

Kebudayaan Andean
Gomez dan Curcio mengemukakan bahwa suku Inca memberikan penerapan khusus
kepada orang lanjut usia.
Akhir Penjajahan
Pada masa penjajahan,bangsa Spanyol memimpin daerah jajahan di Amerika Tengah
dan Selatan,dan bangsa Portugis menguasai Brazil. Pada abad ke-16,ilmu kedokteran
Spanyol memiliki level yang tinggi.Pusat penelitian tumbuhan telah diciptakan dan
telah mempelajari lebih dari 300 tanaman obat.
Penjajahan di Utara,dipelopori oleh Perancis dan Inggris,kedua negara tersebut tidak
memberikan dukungan nyata dalam bidang kesehatan pada negara jajahannya sampai
abad ke-18
Perhatian terhadap pelayanan kesehatan dimuai ketika Johm Morgan dan Wiliam
Schippen mendirikan sekolah kedokteran pertama di Universitas Pennsylvania.
PERIODE REINASSANCE
24

Periode ini memberikan suatu momentum sosial pada ilmu pengetahuan yang ditandai
dengan adanya dorongan-dorongan baru dalam bidang seni dan kesastraan,serta
perubahan pada bidang agama,penemuan dan kolonisasi suatu benua baru
(Amerika).Terdapat juga kemajuan di bidang medis,terutama Anatomi. Pada masa ini
muncul Paracelcus,dia adalah pengkritik pengobatan dan farmasi kuno. Dia
menegaskan bahwa para individu adalah entitas kimia yang mana jika diracuni maka
penuaan akan terjadi. Kemudia proses oksidasi dianggap sebagai suatu komplikasi
pada penuaan.
Leonardo Da Vinci merupakan salah satu orang yang uar biasa pada zama n
Reinassance,ia adalah orang yang menggambar anatomi manusia. Selain itu, Ia juga
menulis bahwa hilangnya elastisitas dari arteri terjadi dalam pembuluh darah dari
orang tua.
Gabrielle Zerbi (1502) menggambarkan hubungan antara tonus vagina dari testikel
dan peritonium dan serat otot perut transversal.Pada karyanya yang bernama
Gerontocomia (1489),ia menegaskan konsep Gallencial,dan juga menambahkan
perlunya meningkatkan kondisi lanjut usia khususnya dari sudut pandang nutrisi dan
aktivitas fisik.
Sekitar tahun 1537,H.Stromel,dekan dari fakultas kedokteran di Leipzig,yaitu seorang
ahli yang cerdas pada masa itu menulis suatu monograf yang di sebut Decreta
Medica de Sectute,dimana dia menekankan pada beberapa fakta mengenai usia
panjang dari sudut pandang klinis.
Luigi Carnaro menulis buku pada tahun 1588 yang berjudul Discolsi Imtormo Alla
Vitasobria,yang berisi mengenai peraturan higienis pada usia tua.
Sebuah karya menarik di publikasikan pada tahun 1585 yang bernama Gerracologig
oleh Brisentus. Karya itu membahas tentang masalah kesehatan dan perawatan
terhadap beberapa penyakit yang sering terjadi pada orang tua.

PERIODE BAROQUE
Pengobatan Baroque terjadi pada abad ke-17 dan 18. Pada periode ini di temukan
mikroskop,termometer,kanul

trakeostomi,dan

pulsilogium,penemuan

ini
25

memungkinkan peningkatan yang lebih rasional dan efektif dari diagnosa,patologi dan
terapi penyakit.
Pada masa ini muncul banyak ilmuwan pada berbagai bidang kedokteran.Anselmus
pada tahun 1606 menulis Geromica Seude Senum Regimene,ia menetapkan
metode-metode pencegahan terhadap penyakit mental.
Tahun

1644,W.Salomon,menjeaskan

dalam

bukunya

Defects

of

Imagination,Reason,and Memory of a very Dear Man,sebuah kasus medis dimana ia


menemukan seorang pasien yang di anggap orang gila tetapi hasil diagnosanya pasien
tersebut hanya mengalami kemunduran mental. Dia juga menunjukan defek di area
kognitif sebagai penyebab terjadinya demensia senilis.
Sebiz (1641) dan G.H Welsch (1655) mempublikasikan suatu artikel yang
berhubungan dengan kebersihan dan nutrisi kaum muda.
James Easton (1799),seorang ilmuwan mempublikasikan artikel mengenai cara hidup
agar panjang umur.
Pada 1973,konsep dari demensia pada orang lanjut usia berkembang dan proses ini
dikatakan sebagai kekacauan dari pemikiran,dimana seseorang yang menderita
demensia menganggap tidak merasakan adanya hubungan antara hal yang satu dengan
yang lain,termasuk di dalamnya persepsi dan daya ingat yang berkurang sejalan
dengan bertambahnya usia.
Pada periode ini terapis menggunakan terapi alami dan meminimakan kesalahan
dalam penatalaksanaan pasien daam hal nutrisi terutama pada usia lanjut.
Pada periode ini muncul Erasmus seorang ahli biologi onkogenik hebat,ia
berpendapat bahwa orang lanjut usia mempunyai kerentanan yang cukup besar untuk
jatuh yang di sebabkan oleh penurunan fungsi sistem rangka.
SEJARAH ILMU GERONTOLOGI MEDIK
Abad ke-19,dalam sejarah ilmu kedokteran merupakan abad evolusionisme dan
eektisme yang akan diisi dengan perkembangan sitologi,eksperimen fisiologi dan
integrasi patoogi anatomi ke arah kedokteran modern. Peneliti menggunakan ilmu

26

yang berdasarkan atas obyektivitas dan penyelidikan. Penemuan peralatan seperti


mikroskop,X=ray,spektroskop,kimograf,EKG,dll ikut mendukung ilmu kedokteran.
Carl Cansttat di Jerman,selama tahun 1983 menularkan teori bahwa kematian dari selsel individu mewakili kematian umum molekuler yang tidak dapat tergantikan. Day
(1849) menerbitkan Disease of Advanced Life yang memuat masalah inkontinensia
dan demensia,terutama demensia vaskuler.
Quetelet,salah satu pendiri terbesar ilmu statistik dan sosiologi,sekaligus seorang
astronom,guru matematika dan psikolog adalah orang yang pertama kali
membandingkan psikoogi orang-orang dari berbagai umur yang perhatiannya
terutama terhadap orang yang usianya lebih dari 65 tahun.
Demange (1866) dan Revetlle-Parise (1855) pada tahun 1853 di dalam bukunya
Traite de Vieillese yang artinya adalah perlakuan terhadap orang tua,menyebut
umur yang tua sebagai energi yang kurang sehingga perlu di bangkitkan kembali dan
dipertahankan energinya lewat kesenian dengan tujuan untuk menikmati hidup yang
terbaik sebisa mungin seama waktu yang ada.
Esquirol menyatakan bahwa dementia senilis terjadi perlahan yang di tandai dengan
berkurangnya memori,terutama mengenai kejadian singkat yang baru terjadi.
Fakta yang menandakan awal mula berdirinya geriatrik terjadi di rumah sakit
Salpetriere Paris.
J.M Charcot (1825-1893),yang pada saat itu dianggap sebagai dokter di rumah sakit
tersebut,ia di anggap sebagai dokter paling terkenal di masanya.Penelitiannya
mengenai penyakit-penyakit kronik pada orang tua,di tambah dengan

hasil

penyelidikannya yang besar-besaran berhasil membedakan antara proses patoogis


yang terjadi pada orang dewasa dan orang tua,selain itu juga membedakan proses
patologis dan fisiologis.Selain mempelajari sklerosis dan perlunakan pada cerebri,ia
juga mempelajari histeria dan ilmu hipnosis.
PERIODE KEEMASAN DALAM GERIATRI
Menurut N Shock (1988),berbagai penyelidikan terhadap proses menua selama abad
ini tanpa diragukan lagi telah di mulai di Inggris dan Amerika dan negara lain.

27

E.Metchnikoff menemukan fagositosis pada saat itu (1884-1892).


I.L. Nascher,seorang dokter pediatrik yang berasal dari Viennese,mempublikasikan
sebuah jurnal medis New York berupa artikel tentang pentingnya penanganan yang
berbeda terhadap penyait-penyakit usia lanjut karena pertimbangan gejala dan
pengobatan yang berbeda. Atas hal khusus yang baru ini ,beiau kemudian memberi
nama geriatri (geras :oldness,iatikos :physician),cabang ini menekankan bahwa
pengobatan utama penyakit-penyakit usia lanjut terletak pada pencegahan,diagnosa
dini dan cara perawatan.
Joseph Sheldon (1893-1972) seorang konsultan medik pada Royal Hospital
Wolverhampton mengamati beberapa massalah pada panti-panti lanjut usia dan juga
mempelajari perawatan pada kaum lanjut usia,dia merekomendasikan perawatan
fisioterapi di rumah dan juga mendedikasikan diri untuk menulis petunjuk pencegahan
jatuh pada lanjut usia.
PERKEMBANGAN GERONTOLOGI DI INDONESIA
Kurun Waktu 1965 1974
Kesejahteraan sosial lanjut usia selama kurun waktu ini di laksanakan berdasar
ketentuan UU No.4 tahun 1965 tentang pemberian bantuan bagi orang jompo.Setelah
tahun 1974 telah di keluarkan perundang-undangan lainnya yang materinya terkait
dengan kesejahteraan sosial lanjut usia baik secara langsung maupn tidak,diantaranya
UU No.6 tahun 1974 tentang ketentuan-ketentuan pokok kesejahteraan sosial dan UU
no.10 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera.
Pra WAA II
*World Assembly on Ageing (1982)
Sejak PBB menggelar WAA pada tahun 1982 di Wina dan mengingatkan semua
negara bahwa masalah lanjut usia akan menjadi masaah besar,beberapa peserta yang
berasal dari Indonesia telah mengambil prakarsa di bidang ini dan sesampainya di
Indonesia mulai menyebarkan informasi seluas mungkin seputar permasalahan lanjut
usia.
*Terbentuknya PERGERI (1984)
28

Beberapa

tokoh

masyarakat

dari

fakultas

kedokteran

universitas

Diponegoro,Universitas Indonesia dan Universitas Trisakti menggelar simposium


yang bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat akan masalah tersebut dan
berupaya memecahkan problema yang kompleks tersebut. Kemudian didirikanlah
Perhi,punan Gerontologi Indonesia (PERGERI) pada tahun 1984 yang merupakan
salah satu organisasi tertua di Indonesia yang mulai merintis dan melangkah di bidang
ini.
*Pencanangan Hari Lanjut Usia Nasional (1996)
Melalui berbagai pendekatan terbentuklah suatu kelompok kerja tetap di lingkup
Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat yang selain mengkoordinasikan beberapa
kementrian terkait,juga menampung beberapa anggota masyarakat baik dari
PERGERI,PWRI maupun wakil dari kalangan universitas,dan dalam kerjasamanya
mereka menghasilkan beberapa kesepaatan :
1.Agar Indonesia memiliki kelompok kerja yang konsisten memikirkan masalah
kesejahteraan lanjut usia.
2.Agar Indonesia juga memutuskan ditentukannya Hari Lanjut Usia Nasional,yang
tanggal-tanggalnya sudah disesuaikan pada pemerintah sebagai alternatif.
3.Agar Indonesia juga setiap tahun dapat menyelenggarakan kegiatan yang dapat
dikoordinasikan dengan departemen terkait secara bergilir,dan mempunyai tema
khusus bagi lanjut usia.
Suatu saat diputuskan bahwa Indonesia memang layak mempunyai Hari Lanjut Usia
Nasional yang dicanangkan oleh presiden pada tanggal 29 Mei 1996 di Semarang.
*Musyawarah Nasional II PERGERI dan Cikal Bakal berdirinya LKLU (1997)
Musyawarah dilaksanakan pada Desember tahun 1997,dimana Menteri Sosial
mengisyaratkan pada PERGERI mengambil prakarsa untuk membentuk badan
nasional untuk dijadikan counter partpemerintah yang nantinya menjadi cikal bakal
National Council on Ageing.
LKLU di kukuhkan pada tanggal 24 Februari 1998.

29

Tugas LKLU :memberikan sumbangan,pemikiran dan masukan kepada pemerintah


untuk perumusan dan penetapan kebijaksanaan upaya pelembagaan lanjut usia dalam
kehidupan bangsa.
Fungsi LKLU:
1.Merumuskan kebijakansanaan dan menetapkan pedoman umum baik yang
berkenaan dengan perencanaan program maupun pelaksanaan secara terpadu dan
terkoordinasi.
2.Menyelenggarakan

koordinasi

dengan

berbagai

instansi

terkait,organisasi

sosial,LSM dalam rangka keterpaduan perumusan dan penetapan kebijaksanaan.


3.Melakukan pemasyarakatan,pemantauan dan pengendalian sesuai ketentuan yang
berlaku.
*Pencetusan Deklarasi Macao oleh UN-ESCAP (1998)
Di kawasan Asia Pasifik,UN-ESCAP (United Nation Economic and Social
Commission For Asia and the Pacific) berhasil mencetuskan deklarasi Macao tentang
lanjut usia di Asia dan Pasifik.Deklarasi dicetuskan pada akhir Regional Meeting On
A Plan Of Action On Ageing For Asia and The Pacific yang di seenggarakan di
Macao,28 September 1 Oktober 1998.
Untuk itu,plan of action yang dilahirkan pada regional meeting tersebut di arahkan
pada tujuh masalah besar yang dihadapi pada anjut usia,yakni :
1.Social Position of Older Persons (kedudukan lanjut usia dalam masyarakat)
2.Older Persons and the Family (kedudukan lanjut usia dalam keluarga)
3.Health and Nutrition (masalah kesehatan dan gizi)
4.Housing and Transportation (masalah perumahan dan transportasi)
5.Older Person and The Market (lanjut usia sebagai konsumen)
6.Income

Security,maintenance

an

Employment

(jaminan

hari

tua/jaminan

sosial,pemeliharaan serta penyaluran kegiatan)


7.Social Service and the Community (pelayanan sosial dan masyarakat)
30

*International Year of Older Persons / IYOP (1999)


Dalam memperingati Hari Lanjut Usia Internasional pada tanggal 1 Oktober
1998,Sekretaris Jendral PBB Kofi Annan telah mencanangkan International Year of
Older Persons.
Peringatan dan Acara Tahun Lanjut Usia Internasional ini akan berlangsung sampai
akhir Desember.
*Penetapan Hari Kebangkitan Lanjut Usia RI (2000)
Di Indonesia telah ditetapkan hari Kebangkitan Lanjut Usia RI yaitu pada 20 Mei
2000
*Pertemuan Gerontologi di Valencia (2002)
Di prakarsai oleh IAG (International Association of Gerontology).Indonesia di wakili
oleh Dr. Tony Setiabudi,Sp KJ.Ph D.
Program yang di kemukakan dalam forum adalah sebagai berikut :
1.Aspek demografi
2.Aspek nasional-regional-global
3.Hal-hal yang perlu di antisipasi
4.Sumber daya manusia
5.Masalah dalam negeri Indonesia
*Kongres WAA II di Madrid,Spanyol (2002)
Setelah pertemuan IAG diadakan kongres WAA II di Madrid,Spanyol tangga 8-12
April 2002 yang membahas masalah lanjut usia dengan lebih serius kemudian
menghasilkan dekarasi Madrid.
Secara singkat,tema yang ingin di bahas dan di sampaikan pada WAA II adalah :
Peningkatan pertisipasi lanjut usia dalam pembangunan,peningkatan dukungan
,masyarakat bagi kesejahteraan lanjut usia,perlindungan dan jaminan sosial bagi lanjut

31

usia,perluasan akses dan kemudahan layanan kesehatan bagi lanjut usia serta
mempertimbangkan pembentukan komisi nasional lanjut usia.

RENCANA PERTEMUAN INTERNASIONAL YANG BERKAITAN DENGAN


PERKEMBANGAN GERONTOLOGI DI INDONESIA
1.World Congress Rio de Janeiro 2005 dan Paris 2009 ( Korea mencalonkan diri pada
2013)
2.CIGP 2006 akan diadakan di Indonesia
KEGIATAN PELAYANAN LANJUT USIA DI INDONESIA
Landasan hukum :
1.UU No.6 Tahun 1974 tentang Ketentuan pokok Kesejahteraan Sosia
2.UU No.13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia
3.UU No.22 tahun 2000 tentang Pemerintahan Daerah
4.UU No.25 tahun 2000 tentang program Pembangunan Nasional Tahun 20002004,bidang pembangunan Sosial Budaya
5.Keputusan Menkokesra No.15/KEP/IX/1994 tentang panitia Nasional Pelembagaan
Lanjut Usia dalam kehidupan Bangsa
6.Keputusan Menteri Sosial No.10/HUK/1998 tentang lembaga Kesejahteraan Lanjut
Usia.
Sarana pelayanan kesehatan yang dipergunakan untuk melayani Lanjut usia di
golongkan dalam berbagai tingkatan,yaitu :
a. Pelayanan tingkat masyarakat
Pelayanan yang di tujukan kepada lanjut usia,keluarga yang mempunyai lanjut
usia,kelompok lanjut usia atau kelompok masyarakat seperti :
-.Karang werdha
-.Posyandu Lanjut Usia
-.Day care
-.PUSAKA

32

b.Pelayanan tingkat Dasar


Pelayanan diselenggarakan oleh berbagai instansi dan swasta serta organisasi
masyarakat,organisasi profesi dan yayasan.
c.Pelayanan Rujukan Tingkat I dan II
Pelayanan yang diberikan dapat bersifat sederhana,sedang,lengkap dan
paripurna :
1.Rumah sakit yang memiliki :Poiklinik geriatri/gerontologi,unit rehabilitasi,ruang
rawat,laboratorium,Day Hospita,Unit gawat Darurat,Instalasi Gawat darurat,Bangsa
Akut.
2.Rumah Sakit Jiwa
3.Rumah Sakit Khusus
4.Sasana Tresna Werdha
5.Hospitium

2. Definisi
Menua didefinisikan sebagai proses yang mengubah seorang dewasa sehat menjadi
seorang yang frail (lemah, rentan) dengan berkurangnya sebagian besar sistem
fisiologis dan meningkatnya kerentanan terhadap berbagai penyakit dan kematian
secara eksponensial. Menua juga didefinisikan sebagai penurunan seiring-waktu yang
terjadi pada sebagian besar makhluk hidup, yang berupa kelemahan, meningkatnya
kerentanan terhadap penyakit dan perubahan lingkungan, hilangnya mobilitas dan
ketangkasan, serta perubahan fisiologis yang terkait-usia.
a. aging (bertambahnya umur): menunjukan efek waktu; suatu perubahan,
biasanya bertahap dan spontan
b. senescence (menjadi tua): hilangnya kemampuan sel untuk membelah dan
berkembang (dan seiring waktu akan menyebabkan kematian)
c. homeostenosis: penyempitan/berkurangnya cadangan homeostatis yang terjadi
selama penuaan pada setiap organ
Istilah aging yang hanya menunjukan efek waktu, dianggap tidak mewakili apa yang
terjadi pada proses menua. Sebab berbagai proses yang terjadi seiring waktu, seperti
33

perkembangan (development), istilah yang sering digunakan di bidang pediatri, dapat


disebut sebagai aging. Aging merupakan proses yang terus berlangsung (continuum),
yang dimulai dengan perkembangan (development) yaitu proses degeneratif seiring
waktu yang dibutuhkan untuk kehidupan, dan dilanjutkan dengan senescence yaitu
proses degeneratif yang inkompetibel dengan kehidupan. Istilah senescence juga
dihunakan untuk menggambarkan turunnya fungsi efisien suatu organisme sejalan
dengan penuan dan meningkatnya kemungkinan kematian.
Membedakan antara aging dan senescence dianggap perlu, karena banyak perubahan
selama aging mungkin tidak merusak dan mungkin suatu perubahan yang diharapkan.
Sebagai contoh, kebijakan (wisdom) yang meningkat seiring usia tidak dianggap
sebagai senescence melainkan suatu aging, walaupun hal itu merupakan bagian dari
proses menua. Sebaliknya, gangguan memori yang terjadi selama aging merupakan
manifestasi senescence.
Sementara konsep homeostenosis menunjukkan bahwa seiring dengan bertambahnya
usia maka makin kecil kapasitas seorang tua untuk membawa dirinya ke keadaan
homeostasis setelah terjadinya suatu challenge (kondisi atau perubahan yang
menggangu homeostasis).
Beberapa istilah lain yang terkait dengan proses menua adalah gerontologi, ilmu yang
mempelajari proses menua dan semua aspek biologi, sosiologi, dan sejarah-yang
terkait dengan penuan. Geriatri merujuk pemberian pelayanan kesehatan untuk usia
lanjut, merupakan cabang ilmu kedokteran yang mengobati kondisi dan penyakit yang
dikaitkan dengan proses menua dan usia lanjut. Pasien geriatri adalah pasien usia
lanjut dengan multipatologi (penyakit ganda).
Usia dibagi menjadi tiga, yaitu:
d. Usia kronologis (chronological age)
Usia kronologis adalah pengukuran waktu yang berlangsung sejak seorang
dilahirkan.(Dorland. Age. Kamus Saku Kedokteran Dorlad. Jakarta: EGC;1998.p.24.) Klasifikasi usia bervariasi
antara negara dan dari waktu ke waktu, yang mencerminkan dalam banyak kasus
perbedaan kelas sosial atau kemampuan fungsional yang berkaitan dengan tenaga
kerja, tetapi lebih sering daripada tidak merupakan cerminan dari situasi politik
dan ekonomi. Berkali-kali definisi yang berkaitan dengan usia pensiun, yang
dalam beberapa kasus, lebih rendah untuk perempuan daripada laki-laki. Transisi
ini di mata pencaharian dan menjadi dasar bagi definisi tua yang terjadi antara

34

usia 45 dan 55 tahun wanita dan antara usia 55 dan 75 tahun untuk pria. ( Thane P. The
muddled history of retiring at 60 and 65. New Society. 1978;45(826):234-236. [WHO])

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu :


Usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun
Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun,
lanjut usia tua (old) 75 90 tahun
usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun.
Penggolongan lansia menurut Depkes RI menjadi tiga kelompok yakni : (Pro-Health.
Lansia dan Kelompok. Available at http://stikeskabmalang.wordpress.com/2009/09/29/lansia-dan-kelompok/. Accessed at December 9, 2011)

Kelompok lansia dini (55 64 tahun), merupakan kelompok yang baru


memasuki lansia.

Kelompok lansia (65 tahun ke atas).


Kelompok lansia resiko tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari 70 tahun
Kelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas.
Pada lanjut usia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya secara
perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki
kerusakan yang terjadi. Karena itu di dalam tubuh akan menumpuk makin banyak
distorsi metabolik dan struktural disebut penyakit degeneratif yang menyebabkan
lansia akan mengakhiri hidup dengan episode terminal.( Pro-Health. Lansia dan Kelompok. Available
at http://stikeskabmalang.wordpress.com/2009/09/29/lansia-dan-kelompok/. Accessed at December 9, 2011)

e. Usia biologis (biological age) (Wahyuningsih M. Tiga Usia Manusia. Available at


http://jakarta45.wordpress.com/2011/05/13/puskesmas-usia-kronologis-usia-biologis-usia-psikologis/. Accessed at December 9, 2011.)

Usia biologis mengacu pada keadaan kesehatan tubuh seseorang. Usia biologis
tidak selalu sama dengan usia kronologis (tanggal lahir) bisa lebih muda atau
lebih tua tergantung dari kondisi organ tubuh seseorang.
Usia biologis ditentukan dengan membandingkan kesehatan fisik seseorang dari
berbagai usia dan menentukan apa usia biologis orang tersebut. Penuaan biologis
tidak terikat waktu, hal ini lebih berkaitan dengan seberapa baik sel
memperbaharui diri dan seberapa efisien mereka menggunakan oksigen.

35

Jika kondisi organ tubuhnya sehat walaupun sudah tua itu berarti usia biologisnya
muda. Sebaliknya jika organ tubuhnya sakit padahal usianya masih muda itu
artinya usia biologisnya lebih tua dari usia sebenarnya.
Tidak seperti usia kronologis, usia biologis dapat diubah menjadi lebih baik (lebih
muda) atau lebih buruk (lebih tua). Anda bisa muda dan memiliki usia biologis
yang tinggi, atau di 50-an tahun tetapi memiliki usia biologis 20-an tahun.
Usia biologis pada dasarnya adalah ukuran vitalitas batin dan energi. Semakin
tinggi tingkat vitalitas seseorang maka semakin rendah usia biologisnya.
f. Usia psikologis (psychological age)
Usia psikologis merupakan tingkat usia kemampuan mental seseorang yang
diukur dengan tes intelegensi standar.( (Dorland. Age. Kamus Saku Kedokteran Dorlad. Jakarta: EGC;1998.p.24.)
Orang yang mudah marah dan selalu meledak-ledak, emosional, mudah
tersinggung diartikan sebagai usia psikologis yang muda. Usia psikologis muda
identik dengan umur anak-anak yang tidak mampu menguasai emosinya.
3. Epidemiologi (demografi mengenai peningkatan jumlah lansia)
Pada tahun 1990 jumlah penduduk lanjut usia meningkat menjadi 11,3 juta orangatau
8,9%. Jumlah ini meningkat di seluruh Indonesia menjadi 15,1 juta jiwa padatahun
2000 atau 7,2% dari seluruh penduduk. Dan diperkirakan pada tahun 2020akan
menjadi 29 juta orang atau 11,4%.
Tahun

Usia harapan hidup

Jumlah penduduk

lansia
1980

52,2 tahun

7.998..543

5,45

1990

59,8 tahun

11.277.557

6,29

2000

64,5 tahun

14.439.967

7,18

2006

66,2 tahun

+19 juta

8,90

2010

67,4 tahun

+23,9 juta

9.77

2020 (prakiraan)

71,1 tahun

+28,8 juta

11,34

Sumber: www.menkokesra.go.id
4. Kriteria lansia (menurut WHO dan asia pasifik)
WHO mengelompokkan lansia menjadi 4 kelompok yang meliputi :
a.Midle age (usia pertengahan) yaitu kelompok usia 45-59 tahun
b.Elderly, antara 60-74 tahun
c.Old, antara 75-90 tahun
d.Very old, lebih dari 90 tahun
36

Klasifikasi lansia berdasarkan kronologis usia, yaitu :


a. Young old: 60-75 tahun
b. Middle old: 75-84 tahun
c. Old-old: >85 tahun
(Wold: Basic Gerontology nursing)
Menurut Dra. Jos Masdani (Psikolog UI) lansia merupakan kelanjutan dari
usiadewasa yang dibagi menjadi empat bagian, yaitu :1. Fase iuventus, antara 25 -40
tahun2. Fase verilitas, antara40 -50 tahun3. Fase prasenium, antara 55 65 tahun4.
Fase senium, lebih dari 65 tahunSedangkan menurut Undang-undang No. 4 Tahun
1965 pasal 1, merumuskan bahwa seseorang dapat dinyatakan sebagai orang jompo
atau lanjut usia setelah yang bersangkutan mencapai umur 55 tahun, tidak

memupunyai atau tidak berdayamencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya


sehari-hari dan menrima nafkahdari orang lain
5. Jenjang kebutuhan lansia (maslow)
Dasar teori maslow "Hierarchy of Needs" adalah manusia dimotivasi oleh kepuasaan
akan kebutuhannya, dan kebutuhan yang terendah harus dipenuhi sebelum lanjut pada
tingkat kebutuhan yang lebih tinggi. Maslow mengemukakan bahwa ada yang disebut
kebutuhan umum berupa kebutuhan fisiologis, jaminan keamanan, cinta kasih dan
harga diri, yang mana harus dipenuhi telebih dahulu sebelum seseorang
mengaktualisasikan dirinya sendiri. Dapat dikatakan sehat jika kebutuhan-kebutuhan
tersebut terpuaskan, sedangkan hambatan atau pencegahannya justru menimbulkan
sakit atau hal-hal yang tidak sesuai.( http://www.abraham-maslow.com/m_motivation/Hierarchy_of_Needs.asp)
a. Kebutuhan Fisiologis
Ini adalah kebutuhan yang sangat dasar seperti udara, air, makanan, tidur, seks,
dll. Bila pada tahap ini tidak terpenuhi mungkin kita akan merasa sakit, menderita
atau ketidaknyamanan, serta hal-hal lainnya.
37

b. Jaminan Ketentraman
Diwujudkan dengan membangun stabilitas dan konsistensi dalam dunia dan
kebutuhan ini sebagian besar merupakan hal-hal psikologis. Kita membutuhkan
keamanan dalam lingkungan rumah dan keluarga. Namun, jika sebuah keluarga
terjadi disfungsi, yaitu, seorang suami yang kasar atau istri yang hanya peduli
dengan keselamatan dirinya, sangat mempengaruhi kondisi psikologis seseorang.
c. Kebutuhan Cinta
Cinta dan rasa memiliki adalah tahap kebutuhan adalah berikutnya. Manusia
memiliki keinginan untuk memiliki kelompok: klub, kelompok kerja, kelompok
agama, keluarga, geng, dll. Manusia perlu merasa dicintai (non-seksual) oleh
orang lain, untuk dapat diterima oleh orang lain.
d. Harga Diri
Ada dua jenis kebutuhan harga diri. Pertama adalah harga diri hasil dari
kompetensi atau penguasaan tugas. Kedua, adanya perhatian dan pengakuan yang
datang dari orang lain. Hal ini mirip dengan tingkat rasa memiliki, dimana ingin
dikagumi berkaitan dengan kebutuhan untuk kekuasaan.
e. Aktualisasi Diri
Kebutuhan untuk aktualisasi diri adalah keinginan untuk menjadi lebih dan lebih
dari apa yang ia miliki untuk menjadi seseorang. Orang yang memiliki segala
sesuatu dapat memaksimalkan potensi mereka, misalkan dalam mencari
pengetahuan, perdamaian, pengalaman, pemenuhan diri, mendekatkan diri dengan
Tuhan, dsb.
6. Teori proses menua
berbagai teori mengenai proses menuaan telah diajukan, namun hingga 20 tahun yang
lalu teori-teori penuaan yang pernah diajukan 200 tahun bahkan 2000 tahun. Beberapa
mengenai proses menua yang telah ditinggalkan dan ditolakk antara lain adalah model
error catastrophe (yang diperkenalkan oleh orgel), teori laju kehidupan atau rate of
living yang diajukan oleh pearl dan hipotesis glukokortikoid. Suatu teori mengenai
penuaan dapat dikatakan valid apabila ia dapat memenuhi tiga kriteria umum, yaitu
teori yang dikemukakan tersebut harus terjadi secara umum diseluruh anggota spesies
yang dimaksudkan, proses yang dimaksud pada teori ini harus terjadi secara progresif
seiring dengan waktu, dan proses yang terjadi harus menghasilkan perubahan yang
menyebabkan disfungsi atau kegagalan suatu organ tubuh atau sistem tubuh
tertentu.beberapa proses penuuan yang dapat diterima, adalah sebagai berikut (IPD
halaman 757-67)
a. teori radikal bebas
38

terori radikal bebas diperkenalkan pertama kali oleh denham harman pada tahun
1956 yang menyatakan bahwa proses menua normal merupakan akibat kerusakan
jaringan akibat radikal bebas. yang menyebutkan bahwa produk hasil
metabolisme oksidatif yang sangat reaktif (radikal bebas, senyawa kimia yang
berisi elektron tidak berpasangan yang terbentuk sebagai hasil sampingan
berbagai proses selular atau metabolisme normal yang melibatkan oksigen) dapat
bereaksi dengan berbagai komponen penting selular termasuk protein, DNA dan
lipid dan menjadi molekul-molekul yang tidak berfungsi namun bertahan lama
dan mengganggu fungsi sel lainnya. Akibat perubahan struktur membran tersbut
membran menjadi permeabel terhadap beberapa substansi dan memungkinkan
substansi tersebut melewati membran secara bebas. Radikal bebas tersebut juga
bisa bereaksi dengan DNA menyebabkan mutasi kromosom dan karenanya
merusak mesin genetik normal dari sel sehingga dapat merusak fungsi sel
tersebut.
b. teori glikosilasi
menyatakan bahwa proses glikosilasi non enzimatik yang menghasilkan pertautan
glukosa-protein yang disebut sebagai advanced glycation end products (AGEs)
dapat menyebabkan penumpukan protein dan makromolekul lain yang
termodifikasi sehingga menyebabkan disfungsi pada hewan atau manusia yang
menua.
c. teori DNA repair
dikemukakan oleh hart dan setlow mereka menunjukkan bahwa adanya
perbedaan pola laju repair kerusakan DNA yang diinduksi sinar ultraviolet. Teori
DNA repair atau tepatnya mitochondrial DNA repair ini terkait erat dengan teori
radikal bebas yang sudah diuraikan diatas, karena sebagai besar radikal bebas
(terutama ROS) dihasilkan melalui fosforilasi oksidatif yang terjadi di
mitokondria.
Selain teori-teori diatas, beberapa teori lain juga telah dikemukakan untuk
menjelaskan proses penuaan antara lain; aging program, teori gen dan mutasi gen,
cross lingkage theory, cellular garbage theory, wear and tear theory, dan teori
autoimun. Semua teori-teori tersebut saling mengisi dan mencoba menjelaskan
berbagai sebab dan perubahan akibat proses menua, walaupun belum dapat
menjelaskan seluruh proses yang terjadi.
7. Fisiologi proses menua
39

Seiring dengan bertambahnya usia, terjadi berbagai perubahan fisiologis yang tidak
hanya berpengaruh terhadap penampilan fisik, namun juga terhadap fungsi dan
responnya pada kehidupan sehari-hari. Namun harus dicermati, bahwa setiap individu
mengalami perubahan-perubahan tersebut secara berbeda pada beberapa individu, laju
penurunannya meungkin cepat dan dramatis; sementara untuk lainnya, perubahan
lebih tidak bermakna.
Konsep homeostenosis-diperkenalkan oleh Walter Cannon pada tahun 1940- terjadi
pada seluruh sistem organ pada individu yang menua, homeostenosis yang merupakan
karakteristik fisiologi penuan adalah keadaan penyempitan (berkurangnya) cadangan
homeostasis yang terjadi seiring meningkatnya usia pada setiap sistem organ.

Seiring

bertambahnya usia jumlah cadangan fisiologis untuk mengahadapi berbagai


perubahan yang mengganggu homeostasis (challenge) berkurang. Setiap challenge"
terhadap homeostasis merupakan pergerakan menjauhi keadaan dasar (baseline), dan
semakin besar challenge yang terjdai maka semakin besar cadangan fisiologis yang
diperlukan untuk kembali ke homeostasis. Di sisi lain dengan makin berkurangnya
cadangan fisiologis, maka seorang usia lanjut lebih mudah untuk mencapai suatu
ambang (yang disebut sebagai precipice), yang dapat berupa keadaan sakit atau
kematian akibat challenge tersebut.
Penerapan konsep homeostenosis ini tergambar pada sistem skoring APACHA (Acute
Physiology and Chronic Health Evaluation), suatu skala penilaian beratnya penyakit.
Penilaian perubahan fisiologis akut yang terjadi dinyatakan dengan semakin besarnya
deviasi dari nilai homeostasis pada 12 variabel, antara lain tanda vital, oksigenasi, pH,
elektrolit, hemtokrit, hitung leukosit, dan kreatinin. Seorang normal pada keadaan
homeostasis mempunyai nilai nol. Semakin besar penyimpangan dari homeostasis
40

skornya semakin besar. Pada awal penerapannya, skoring APACHE ini tidak
memasukkan variabel uasi sebagai salah satu faktor penilaian. Namun ketika
diterapkan pada pasien-pasien yang dirawat karena kondisi akut, terdapat perbedaan
nilai yang signifikan antara kelompok usia muda dan kelompok usia tua pada suatu
kondisi penyakit yang sama; skor APACHE pada kelompok usia tua cendrung lebih
rendah. Terlihat bahwa dengan penyimpangan yang lebih kecil dari keadaan
homeostasis, seorang usia tua lebih rentan untuk menjadi sakit atau meninggal
dibandingkan orang muda. Oleh karena itu penggagas sistem skoring APACHE
kemudian memasukan usia sebagai nilai bonus pada skoring tersebut, sehingga skor
total untuk satu keadaan sakit tidak berbeda antara usia muda dan usia tua.
Mempertahankan homeostasis merupakan proses yang aktif dan dinamis, dimana
seorang usia lanjut tidak hanya memiliki cadangan fisiologis yang makin berkurang,
namun mereka juga memakai atau menggunakan cadangan fisiologis tersebut hanya
untuk mempertahankan homeostasis. Akibatnya akan semakin sedikit cadangan yang
tersedia untuk mengahadapi challenge. Konsep homeostenosis inilah yang dapat
menjelaskan berbagai perubahan fisiologis yang terjadi selama proses menua dan efek
yang ditimbulkan. Walaupun merupakan suatu proses fisiologis, perubahan dan efek
penuaan terjadi sangat bervariasi dan variabilitas ini makin meningkat seiring
peningkatan usia. Varisai terjadi antara satu individu lain pada umur yang sama,
antara satu sistem organ dengan organ yang lain, bahkan dari satu sel terhadap sel lain
pada individu yang sama. (ipd 760-761)
Dampak proses menua
Berdasarkan teori gradual loss, seseorang akan mulai mengalami proses penuaan saat
usianya memasuki umur 30 tahun. Setiap penambahan usia 1 tahun akan
menyebabkan penurunan fungsi secara fisiologis sebanyak 1% dibanding usia muda.
Proses menua dimulai dari kromosom yang berhubungan dengan telomere yang
bertanggung jawab dalam proses replikasi DNA ( khususnya dalam penyusunan basa
pada lagging strands DNA ) yang akan bertambah pendek sesuai dengan usia dan
banyaknya aktivitas replikasi DNA yang terjadi. Banyaknya molekul informational
yang rusak ini akan berdampak pada sel, jaringan, organ, dan system organ. Proses
menua ini sebenarnya progresif lambat, tapi hal ini dapat dipercepat dengan adanya
interferensi lingkungan ( oksidasi dari radikal bebas yang berasal dari polusi udara,
makanan, life style yang buruk ).

41

Berikut merupakan penurunan fungsi pada organ organ ( degenerasi ) yang


terjadi pada lansia :
a. Sistem musculoskeletal
Penurunan fungsional secara

histologist,

yaitu

pada

kolagen

akan

menyebabkan turunnya flexibilitas pada lansia sehingga dapat memberi dampak


berupa nyeri, penurunan kemampuan otot, kesulitan bergerak dari duduk ke berdiri,
jongkok, berjalan, dan hambatan dalam aktivitas sehari hari. Hal ini akan
menyebabkan aktivitas lansia berkurang sehingga pada akhirnya dapat mengurangi
massa otot pada lansia dan meningkatnya FFM dalam jaringan subkutan.
Penurunan massa tulang yang disebabkan oleh osteoporosis juga merupakan
hal yang sering terjadi pada lansia yang jarang beraktivitas. Hal ini disebabkan karena
aktivitas osteoblas yang dirangsang karena adanya penekanan dan aktivitas fisik
berkurang pada lansia.
Kalsifikasi pada kartilago dan penyempitan celah sendi sering terjadi karena
penggunaan sendi yang minim dan adanya kompresi terus menerus pada pasien
imobilisasi.
b. System saraf
Adanya kematian sel sel otak karena penumpukan protein amyloid,
berkurangnya stimulasi penggunaan otak dalam aktivitas sehari hari, dan
berkurangnya growth hormone berperan dalam proses degenerasi neuron neuron
pada otak yang pada akhirnya juga akan berperan dalam penurunan kwalitas dan
kwantitas neurotransmitter pada otak. Hal ini akan menyebabkan respon yang
melambat pada lansia, penurunan fungsi kognitif, propioseptif, keseimbangan, postur
tubuh.
c. System kardiovaskuler
Latihan jasmani yang berkurang akan berdampak pada menurunnya
kemampuan fungsional dari jantung lansia berupa penurunan denyut jantung,
penurunan isi sekuncup, dan hipertrofi ventrikel kiri yang sering terjadi pada lansia
yang mengalami isolated systolic hypertension. Hal ini sangat berkaitan dengan life
style lansia tersebut.
d. System repirasi
Pada lansia akan terjadi perubahan pada jaringan ikat paru. KVP tetap, tetapi
volume cadangan paru bertambah. Volume tidal meningkat untuk mengkompensasi
kenaikan ruang rugi paru. Hal ini menyebabkan udara yang mengalir ke paru
42

berkurang. Perubahan otot otot pernapasan yang mengalami penurunan massa otot
juga akan menyebabkan gangguan proses bernapas, terutama dalam peregangan
toraks.
e. System pencernaan
Pada orang tua yang mengalami penurunan aktivitas yang signifikan akan
berdampak pada aktivitas otot polos pada GIT yang menyebabkan penurunan aktivitas
peristaltik. Produksi asam lambung juga mengalami penurunan karena berkurangnya
sel parietal lambung. Penurunan fungsi pada GIT ini menyebabkan lansia lebih sering
mengalami konstipasi. Hal ini masih dapat ditoleransi dan tidak menyebabkan
gangguan yang berarti apabila tidak terjadi secara patologis.
f. System integumentum
Atrofi kulit, penurunan elastisitas, kering, dan berkerut merupakan perubahan
yang sering terjadi pada lansia. Hal ini dapat dipercepat dengan adanya paparan sinar
UV yang menyebabkan kerusakan pada kulit berlangsung lebih massif. Penurunan
jumlah kolagen, elastin, dan atrofi jaringan sebasea dang gl. Sudorifera merupakan
indikator kuat yang menyebabkan penurunan fungsi pada system integumentum pada
lansia.
g. Sistem indera
Yang paling sering mengalami penurunan fungsi adalah indera penglihatan
dan pendengaran pada lansia. Hal ini disebabkan karena lemahnya otot dan tonus dari
penyangga lensa sehingga daya akomodasi berkurang dan degenerasi struktur anatomi
yang bertanggung jawab dalam proses mendengar.
8. Cara memperlambat proses menua
bila merujuk pada berbagai teori mengenai proses menua yang telah di sebutkan
diatas , maka memperlambat proses menua bukan hal yang tidak mungkin. Beberapa
penelitian menunjukkan hasil yang menjanjikan, walaupun sampai saat ini belum ada
hasil yang konklusif . berikut beberapa konsep dan penelitian yang telah dilakukan
untuk mencoba menjawab pertanyaan diatas. (IPD 757-67)
a. Restriksi kalori
Efek restriksi kalori menyebabkan kadar glukosa dan insulin menurun, sedikit
peningkatan pada kadar serum glukokortikoid bebas, menurunnya suhu basal
sebesar 0,5 -10C, dan meningkatnye proteksi sel terhadap kerusakan yang
disebabkan oleh radikal bebas. Efek-efek inilah yang dipercaya dapat
memperlambat proses penuaan. Restriksi kalori juga terbukti dapat mengurangi
roduksi ROS dimitokondria otak dan ginjal, dan menurunkan berbagai petanda-

43

petanda stres oksidatif. Saat ini ise mengenai upaya memperpanjang usia dengan
restriksi kalori masih diperdebatkan.
b. Pemanjangan telomer
Terbatasnya sel-sel untuk membelah diri setelah 50 kali dikenal dengan fenomena
hayflick atau hayflick limit. Fenomena hayflick ini ternyata berhubungan dengan
panjang telomer (suatu sekuensi DNA pada ujung setiap kromosom manusia.
Setiap kali sel membelah, maka telomer ini akan memendek, sampai suatu saat
telomer tidak dapat memendek lagi. Walaupun belum dapat dibuktikan,
nampaknya dengan pemberian enzim telomerase maka proses penuaan khususnya
kematian sel dapat diperlambat. Dengan membuat telomer menjadi panjang,
kemampuan sel untuk membelah diri tidak lagi dibatasi oleh fenomena hayflick
c. Pengaruh aksis GH/ GF-1
Strategi

pencegahan

penuaan

secara

ilmiah

dan rasonal

bertujuan untuk

memperlambat penuaan, mencegah dan memperlambat penurunan fisiologis, dan


mengembalikan kemampuan fungsional yang hilang. Dan akhirnya muncul upayaupaya yang bersifat coba-coba seperti suplementasi hormonal seperti DHEA
(dehydroepiandrosterone), melatonin, estrogen serta suplementasi nutrisi dengan
antioksidan sintetik maupun natural yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dari
tumbuhan maupun binatang.
dan juga dapat diperlambat dengan cara menjauhkan diri dari faktor-faktor negatif
yang dapat mempercepat penuaan, yaitu:
a. Depresi
b. Ketidakmampuan mengungkapkan emosi
c. Merasa tak berdaya/merasa tidak ada harapan mengubah dirinya atau orang lain
d. Hidup sendiri
e. Kesepian, tak ada teman dekat
f. Tidak adanya pekerjaan
g. Ketidakpuasan terhadap pekerjaan
h. Bekerja lebih dari 40 jam seminggu
i. Kesulitan ekonomi, beban finansial, terjebak hutang
j. Kecemasan yang berlebih/cukup parah
k. Penyesalan terhadap masa lalu
l. Kecendrungan untuk marah, irritable, atau tidak bisa mengekspresikan kemarahan
m. Cenderung mengkritik diri sendiri dan orang lain
9. Mencapai proses menua yang sukses
Konsep menua yang sukses tidak hanya terpaku pada kesehatan (baik fisik maupun
mental) saja, namun faktor intelektual, emosional, sosial dan kultural juga penting dan
terbukti berpengaruh pada terciptanya menua yang sukses. Suatu penelitian macarthur
longitudinal study on successful aging menyimpulkan bahwa menua yang sukses
44

terdiri dari tiga komponen, yaitu: rendahnya resiko untuk menderita sakit dan
disabilitas akibat penyakit, kapasitas kognitif dan fisik yang tinggi dan kehidupan
yang selalu aktif terdiri atas hubungan interpersonal yang baik serta aktivitas yang
produktif. Atas dasar temuan ilmiah yang secara khusus mengidentifikasi faktor yang
berperan dalam terwujudnya proses menua yang sukses, adalah sebagai berikut:
a. Upaya fisik dan mental selalu sehat
Lakukan latihan-latihan atau kegiatan fisik yang teratur. Dalam melakukan latihan
fisik seyogyanya disertai dengan kontak yang erat dan sehat dengan lingkungan
dan orang-orang sekitar. Dengan bermain dengan cucu selain bermafaat secara
fisik, hubungan sosial dan kondisi mentalpun akan tetap terjadai pada tahap
optimal.nikmati berbagai aktivitas yang mempertajam pikiran seperti membaca,
menulis, bermain musik, dan terlibat dalam pembicaraan atau diskusi
kelompok.jangan dilupakan tidur yang cukup saat dibutuhkan tubuh untuk tetap
b.

sehat secara psikis maupun fisik.


Upayakan nutrisi yang baik
Pemenuhan kebutuhan nutrisi tidak semata-mata terbatas pada jenis dan jumlah
makanan, tetapi yang tidak kalah penting adalah aktivitas makan yang tentu

c.

melibatkan hubungan sosial dan rekreasi yaang manfaatnya juga dirasakan


Perhatikan keinginan hati
Dalam menjalani hidup, seyogyanya keinginan yang berasal dari lubuk hati yang
paling dalam harus diperhatikan; tidak memaksakan kehendak dan jangan biarkan

d.

apapun mengganggu keinginan hati.


Tingkatkan kesejahteraan material
Walaupun kekayaan dan kesejahteraan dan kekayaan material bukan merupakan
hal terpenting dlam hidup, namun kemampuan pemenuhan material baik untuk
diri maupun keluarga berdampak pada tingkat kesehatan fisik, mental maupun

e.

sosial.
Hubungan sosial yang sehat
Sahabat-sahabat sejati serta anggota keluarga yang mendukung tentu merupakan
obat yang mujarab, terutama pada masa akhir hidupnya. Dengan membina
hubungan yang positif dengan berbagai pihak, kita akan semakin sehat, semakin

f.

panjang umur, dan semakin menikmati hidup.


Sikap yang positif
Seseorang yang berpikir positif umumnya lebih mudah menerima berbagai
peristiwa yang terjadi, serta dapatmengendalikan emosi pada saat apapun.
Bersikap positif diyakini akan memberikan manfaat yang leboh dalam kehidupan

g.

seorang lanjut usia lanjut yang berkualitas.


Tingkatkan vitalitas spiritual
45

Kehidupan spiritual diyakini dapat memberikan makna lebih dalam menjalani


kehidupan, terutama bagi mereka yang menuju usia senja.
II.

Kesejahteraan lansia
1. Peran keluarga
Tugas perkembangan keluarga merupakan tanggung jawab yang harus dicapai oleh
keluarga dalam setiap tahap perkembangannya. Keluarga diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan biologis, imperatif (saling menguatkan), budaya dan aspirasi serta nilainilai keluarga. Menurut carter dan mcgoldrick, tugas perkembangan keluarga dengan
lansia adalah sebagai berikut.
a. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
Pengaturan hidup bagi lansia merupakan suatu faktor yang sangat penting dalam
mendukung kesejahteraan lansia. Perpindahan tempat tinggal bagi lansia
merupakan suatu pengalaman yang traumatis, karena pindah tempat tinggal
berarti mengubah kebiasaan-kebiasaan yang selama ini dilakukan oleh lansia
dilingkungan tempat tinggalnya. Selain itu, dengan pindah tempat tinggal
berarti lansia akan kehilangan teman dan tetangga yang selama ini berinteraksi
serta telah memberikan rasa aman pada lansia. Kondisi ini tidak dialami oleh
semua lansia, karena pindah tempat tinggal yang telah dilakukan dengan
persiapan yang memadai dan perencanaan yang matang terhadap lingkungan
b.

baru bagi lansia tentu akan berdampak posiif bagi kehidupan lansia.
Penyesuaian terhadap pendapatan yang menurun
Ketika lansia memasuki pensiun, maka terjadi penurunan pendapatan secara
tajam dan semakin tidak memadai, karena biaya hidup terus meningkat,
sementara pendapatan atau tabungan berkurang. Dengan seiring munculnya
masalah kesehatan, pengeluaran untuk biaya kesehatan merupakan masalah
fungsional yang utama. Adanya harapan hidup yang meningkat memungkinkan

c.

lansia untuk dapat hidup lebih lama dengan masalah kesehatan yang ada.
Mempertahankan hubungan pernikahan
Hal ini menjadi lebih penting dalam mewujudkan kebahagiaan keluarga.
Perkawinan mempunyai kontribusi yang besar bagi moral dan aktivitas yang
berlangsung dari pasangan lansia.studi-studi mengatakan bahwa meskipun terjadi
penurunan kapasitas seksual secara perlahan-lahan pada lansia, namun keinginan
dalam kegiatan seksual terus ada, bahkan meningkat. Salah satu penyebab yang

d.

dapat menurunkan aktivitas seksual adalah masalah psikologis.


Penyesuaian diri terhadap kehilangan pasangan
Tugas perkembangan ini merupakan tugas perkembangan yang paling traumatis.
Lansia biasanya telah menyadari bahwa kematian adalah bagian dari kehidupan
46

normal, tetapi kesadaran akan kematian tidak berarti bahwa pasangan yang
ditinggalkan akan menemukan penyesuaian kematian dengan mudah. Hilangnya
pasangan menurutreorganisasi fungsi keluarga secara total, karena kehilangan
pasangan akan mengurangi sumber-sumber emosional dan ekonomi serta
e.

diperlukannya penyesuaian untuk menghadapi perubahan tersebut.


Pemeliharaan ikatan keluarga antargenerasi
Ada kecenderungan bagi lansia untuk menjauhkan diri dari hubungan sosial,
tetapi keluarga tetap menjadi fokus interaksi lansia dan sumber utama dukungan
sosial. Oleh karena lansia menarik diri dari aktivitas dunia sekitarnya, maka
hubungan dengan pasangan, anak-anak, cucu, serta saudaranya menjadi lebih

f.

penting.
Meneruskan untuk memahami eksistensi usia lanjut
Hal ini dipandang penting, bahwa penelaahan kehidupan memudahkan
poenyesuaian terhadap situasi-situasi sulit yang memberikan pandangan terhadap
kejadian-kejadian dimasa lalu. Lansia sangat peduli terhadap kualitas hidup
mereka dan berharap agar dapat hidup terhormat dengan kemegahan dan penuh

arti.
Dalam melakukan perawatan terhadap lansia, seiap anggota keluarga memiliki
peranan yang sangat penting. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh anggota
keluarga dalam melaksanakan peranannya terhadap lansia, yaitu:
a. melakukan pembicaraan terarah
b. mempertahankan kehangatan keluarga
c. membantu melakukan persiapan makanan bagi lansia
d. membantu dalam hal transportasi
e. membantu memenuhi sumber-sumber keuangan
f. memberikan kasih sayang, menyediakan waktu serta perhatian
g. menghormati, menghargai, bersikap sabar dan bijaksana terhadap perilaku lansia
h. memberikan kesempatan dalam melakukan kegiatan.
i. Mengajaknya dalam acara keluarga
j. Memberi dorongan untuk tetap mengikuti kegiatab-kegiatan diluar rumah
k.

termasuk pengembangan hobby


Memeriksa kesehatan secara berkala dan mecegah terjadinya kecelakaan baik

dirumah maupun diluar rumah


2. Program Departemen sosial
Program Depsos meliputi beberapa hal, yaitu:
a. Kesejahteraan sosial dan jaminan sosial
b. Peningkatan pelayanan kesehatan
c. Penguatan dukungan keluarga dan masyarakat
d. Peningkatan kualitas hidup lansia
e. Peningkatan sarana dan fasilitas.

47

Setiap jenis pelayanan kesejahteraan sosial lanjut usia baik yang dilaksanakan oleh
pemerintah maupun maupun masyarakat mengandung sifat frepentif , kuratif dan
rehabilitatif. Prefentif atau pencegahan,

Pelayanan sosial yang di arahkan untuk

pencegahan timbulnya m,asalah baru dan meluasnya permasalahan lanjut usia, maka
dilakukan melalui upaya pemberdayaan keluarga , kesatuan kelompok kelompok
didalam masyarakat dan lembaga atau organisasi yang peduli terhadap peningkatan
kesejahteraan lanjut usia ,seperti keluarga terdekat /adapt, kelompok pengajian ,
kelompok arisan karang werdha, PUSAKA, DNIKS, DNIKS ,LLI, BK 3 S, K3
S.Kuratif atau penyembuhan, Pelayanan sosial lanjut usia yang diarahkan untuk
penyembuhan atas gangguan-gangguan yang di alami lanjut usia, baik secara fisik ,
psikis maupun sosial.Rehabilitatif atau pemulian kembali , Proses pemulihan kembali
fungsi-fungsi sosial setelah individu mengalami berbagai gangguan dalam
melaksanakan fungsi-fungsi sosialnya. (http://www.depsos.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=773)
Prinsip kesejahteraan sosial sosial lanjut usia didasarkan pada resolusi PBB NO.
46/1991 tentang principles for Older Person ( Prinsip-prinsip bagi lanjut usia) yang
pada dasarnya berisi himbauan tentang hak dan kewajiban lanjut usia yang meliputi
kemandirian, partisipasi, pelayanan, pemenuhan diri dan martabat ,

Yaitu

:Memberikan pelayanan yang menjujung tinggi harkat dan martabat lanjut


usia.Melaksanakan ,mewujutkan hak azasi lanjut usia.Memperoleh hak menentukan
pilihan

bagi

dirinya

sendiri.Pelayanan

didasarkan

pada

kebutuhan

yang

sesungguhnya.Mengupayakan kehidupan lanjut usia lebih bermakna bagi diri,


keluarga dan masyarakat.Menjamin terlaksananya pelayanan bagi lanjut usia yang
disesuaikan dengan perkembangan pelayanan lanjut usia secara terus menerus serta
meningkatkan kemitraan dengan berbagai pihak.Memasyarakatkan informasi tentang
aksesbilitas bagi lanjut usia agar dapat memperoleh kemudahan dalam penggunaan
sarana dan prasarana serta perlindungan sosial dan hokum.Mengupayakan lanjut usia
memperoleh kemudahan dalam penggunaan sarana dan prasarana dalam kehidupan
keluarga,serta perlindungan sosial dan hokum.Memberikan kesempatan kepada lanjut
usia untuk menggunakan sarana pendidikan ,budaya spriritual dan rekreasi yang
tersedia di masyarakat.Memberikan kesempatan bekerja kepada lanjut usia sesuai
dengan minat dan kemampuan.Memberdayakan lembaga kesejahteraan sosial dalam
masyarakat

untuk

berpartisipasi

aktif

dalam

penanganan

lanjut

usia

48

dilingkungannya.Kusus untuk panti, menciptakan suasana kehidupan yang bersifat


III.

kekeluargaan.
Kesehatan lansia
1. Pendekatan pasien lansia
Pendekatan pasien geriatri dimaksudkan sebagai prosedur evaluasi multidimensi
dimana berbagai masalah pada pasien geriatri diungkap, diuraikan (described and
explained), semua aset pasien (berbagai sumber dan kekuatan yang dimiliki pasien)
ditemu-kenali, jenis pelayanan yang dibutuhkan diidentifikasi, rencana asuhan
dikembangkan secara terkoordinir, yang semua itu berorientasi kepada kepentingan
pasien (dilihat tidak semata-mata dari sudut medik). Pendekatan klinik ini bertujuan
agar pasien yang sudah berusia lanjut tersebut dapat mencapai derajat kesehatan
optimal serta memiliki kemampuan fungsional tertinggi. Bagi pasien geriatri yang
biasanya mempunyai penyakit kronik dan disertai gangguan status fungsional maka
pendekatan ini akan memberikan banyak informasi penting dan lengkap yang
diperlukan untuk memformulasikan rekomendasi penatalaksaan selanjutnya. Selain
hal-hal yang lazim dikaji maka disini dilakukan evaluasi terhadap:
a. jenis pelayanan apa yang dikehendaki pasien pada situasi tertentu
b. hendaya dan kemampuan fungsional yang masih dimiliki pasien
c. sumber finansial yang dimiliki
d. keberadaan anggota keluarga yang bersedia merawat pasien di rumah
e. kondisi mental atau emosional yang bisa mempengaruhi kondisi kesehatan dan
status fungsional
pendekatan klinik multidimensi ini amat diperlukan agar masalah-masalah yang ada
dapat ditemu-kenali dan dideskripsikan dengan lebih akurat; perencanaan asuhan akan
difokuskan tidak saja pada aspek kesehatan namun juga aspek kesejahteraan (wellbeing) serta kemampuan fungsional.
Pendekatan yang lazim dilakukan pada pasien dewasa muda umumnya bertujuan
untuk menegakkan diagnosis pasti (atau mendekati pasti) agar pengobatannya lebih
akurat. Secara implisit tujuan penatalaksaan yang termaksud disini adalah
menyembuhkan penyakit. Pada pengkajian paripurna pasien geriatri, maka tujuan
penatalaksanaan dan rencana jangka panjang harus ditelaah terlebih dahulu sebelum
berbagai tindakan diagnostik akan dikerjakan. Dengan demikian maka rencana
penatalaksaan pasien (diagnostik, terapeutik maupun edukasi) bersifat lebih individual
(individually tailored); setiap pasien betul-betul dihargai keunikan maupun perbedan
karakternya. Pendekatan seperti ini akan meningkatkan efisiensi kinerja petugas
kesehatan agar tujuan yang diinginkan dapat dicapai dengan lebih efektif.
2. Pembinaan kesehatan
49

Tujuan pembinaan kesehatan bagi kaum lansia adalah meningkatkan derajat dan mutu
kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berguna dalam kehidupan
keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya dalam masyarakat. Mereka
yang berusia 40-45 tahun (menjelang lansia) memerlukan informasi pengetahuan
sebagai berikut: (hardywinoto, setiabudhi S. panduan gerontologi. Jakarta; gramedia
pustaka utama. 1999.p. 141-146)
f.

Mengetahui sedini mungkin adanya akibat proses penuaan misalnya adanya


keluhan-keluhan mudah lelah, mudah terjatuh atau terjatuh berkali-kali, nyeri

g.
h.
i.
j.
k.

dada, berdebar-debar, dan sesak nafas waktu melakukan kerja fisik dan lain-lain.
Mengetahui pentingnya pemeriksaan kesehatan secara berkala.
Melakukan latihan kesegaran jasmani.
Melakukan diet dengan menu yang seimbang
Meningkatkan kegiatan sosial di masyarakat
Meningkatkan ketakwaan kegiatan sosial di masyarakat.

Dan bagi mereka yang berusia 55-64 tahun memerlukan informasi pengetahuan
mengenai hal-hal sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Pemeriksaan kesehatan secara berkala


Perawatan gizi atau diet menu seimbang
Kegiatan olahraga atau kesegaran jasmani
Perlunya berbagai alat bantu untuk tetap berdaya guna
Pengembangan hubungan sosial dimasyarakat.
Peningkatan hubungan sosial dimasyarakat.
Peningkatan ketakwaan kepada tuhan yang maha esa.

Mereka yang yang berusia 65 tahun ke atas dan kelompok risiko tinggi memerlukan
informasi pengetahuan sebagai berikut:
a. Pembinaan diri sendiri dalam hal pemenuhan pribadi, aktivitas didalam rumah
maupun diluar rumah
b. Pemakaian alat bantu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan yang ada pada
c.
d.
e.
f.

mereka.
Pemeriksaan kesehatan secara berkala.
Perawatan fisioterapi dirumah sakit terdekat.
Latihan kesegaran jasmani.
Meningkatkan ketakwaan kepada tuhan yang maha esa.

Secara umum, tindakan-tindakan pencegahan praktis yang kiranya dapat dijalankan


adalah sebagai berikut:
a. Hindari berat badan yang terlalu berat. (obesitas atau overweight)
50

b. Kurangi makan dan pilihlah makanan yang sesuai.


c. Olah raga yang ringan dan teratur harus dilakukan.
d. Faktor-faktor predisposisi penyakit jantung iskemia perlu dihindari seperti: faktor
predisposisi yang tidak dapat dihindari ( umur, jenis kelamin, faktor keturunan),
faktor predisposisi yang sukar dihindari (kepibadian), dan faktor predisposisi yang
dapat dihindari (merokok, hipertensi, diabetes melitus, kelebihan berat badan,
hiperkolesterolemia)
e. Menghindari timbulnya kecelakaan.
f. Persiapan menghadapi pensiun
g. Pemeriksaan kesehatan secara periodik.
3. Pelayanan kesehatan
Penyakit pada pasien geriatri memiliki karakteristik yang berbeda dengan pasien
dewasa muda lainnya. Hal ini disebabkan karena:
a. berkurangnya cadangan fisiologis pada lansia
b. menurunnya fungsi organ yang bersifat fisiologis
c. multipatologis
d. polifarmasi
e. gejala penyakit yang atipikal (lansia cendrung tidak mengeluh sakit, pola
penyakit yang berubah pada lansia, dan respon tubuh yang berbeda
terhadap stressor pada lansia)
sehingga pemeriksaan pada lansia harus secara komprehensif dan holistik melalui cara
biopsikososial.
Seiring dengan peningkatan jumlah dan angka kesakitan lansia, diperlukan
peningkatan jenis dan kualitas pelayanan kesehatan serta perawatan, baik yang
dilaksanakan oleh lansia itu sendiri, keluarga, posyandu lansia, panti sosial maupun
yang dilaksanakan disarana pelayanan kesehatan. Melalui pelayanan kesehatan
tersebut diharapkan angka mortalitas serta. permasalahan lansia akan semakin
menurun. Hal ini akan menunjang tercapainya mutu kehidupan lansia yang sehat
secara fisik, psikis, mental spiritual serta sosial. Jenis upaya kesehatan yang diberkan
kepada kelompok lansia dikelompokkan dalam:
a. Upaya promotif, merupakan upaya meningkatkan mutu kesehatan lansia dengan
berbagai program kegiatan yang cocok bagi lansia yang berhubungan dengan
kesehatan lansia, seperti: sosialisasi kesehatan, olah raga rutin, perkumpulan lansia
yang biasa menjadi program rutinitas dari posyandu lansia dan juga merupakan
bagian dari puskesmas santun lansia. Upaya promotif dapat berupa kegiatan
penyuluhan, dimana penyuluhan masyarakat usia lanjut merupakan hal yang penting
sebagai penunjang program pembinaan kesehatan usia lanjut yang antara lain adalah :
- Kesehatan dan pemeliharaan kebersihan diri serta deteksi dini penurunan
51

kondisi

kesehatannya,

teratur

dan

berkesinambungan

memeriksakan

kesehatannya ke puskesmas atau instansi pelayanan kesehatan lainnya.


- Latihan fisik yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan kemampuan
usia lanjut agar tetap merasa sehat dan segar.
- Diet seimbang atau makanan dengan menu yang mengandung gizi seimbang.
- Pembinaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa
- Membina ketrampilan agar dapat mengembangkan kegemaran atau hobinya
secara teratur dan sesuai dengan kemampuannya.
- Meningkatkan kegiatan sosial di masyarakat atau mengadakan kelompok sosial.
- Hidup menghindarkan kebiasaan yang tidak baik seperti merokok, alkhohol,
kopi , kelelahan

fisik dan mental.

- Penanggulangan masalah kesehatannya sendiri secara benar


b. Upaya preventif yaitu upaya pencegahan penyakit dan penurunan angka
morbiditas dan mortalitas bagi lansia sehingga kesehatan optimal pada lansia dapat
tercapai biasa dilakukan dengan program Early Diagnosis and prompt Treatment.
Preventif juga merupakan program utama dalam posyandu lansia dan puskesmas
santun lansia. Upaya ini dimaksudkan agar lansia yang ketahanan tubuhnya telah
menurun secara fisiologis bisa terhindar dari penyakit yang akan memberikan dampak
negatif bagi lansia tersebut. Upaya preventif dapat berupa kegiatan :
-

Pemeriksaan kesehatan secara berkala dan teratur untuk menemukan secara dini

penyakit-penyakit usia lanjut


-

Kesegaran jasmani yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan

kemampuan usia lanjut serta tetap merasa sehat dan bugar.


-

Penyuluhan tentang penggunaan berbagai alat bantu misalnya kacamata, alat

bantu pendengaran agar usia lanjut tetap dapat memberikan karya dan tetap merasa
berguna
-

Penyuluhan untuk pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan pada

usia lanjut.
-

Pembinaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa

c. Upaya kuratif, prinsip kuratif adalah denagn mencari kausal dari penyakit pada
lansia dan penyakit penyerta yang menyertai keadaan lansia tersebut sehingga
52

penyakit yang treatable dapat dicegah progresivitasnya agar tidak menjadi parah.
Terapi kuratif perlu peran interdisiplin ilmu yang harus memikirkan interaksi obat dari
polifarmasi dan multipatologi yang mungkin ada pada lansia tersebut. Hal ini dapat
berupa kegiatan:
- Pelayanan kesehatan dasar
- Pelayanan kesehatan spesifikasi melalui sistem rujukan
d. Upaya rehabilitatif, lansia yang telah mengalami kemunduran fungsi baik
fisiologis maupun patologis perlu tindakan rehabilitatif yang sesuai untuk
mengoptimalkan lagi fungsi organ yang ada pada lansia agar lansia dapat mandiri dan
tetap memiliki kepercayaan diri, serta berguna. Perlu kerjasama dengan ahli
rehabilitasi medik agar terapi tepat dan adekuat. Yang dapat berupa kegiatan :
- Memberikan informasi, pengetahuan dan pelayanan tentang penggunaan berbagai
alat bantu misalnya alat pendengaran dan lain -lain agar usia lanjut dapat memberikan
karya dan tetap merasa berguna sesuai kebutuhan dan kemampuan.
- Mengembalikan kepercayaan pada diri sendiri dan memperkuat mental penderita
- Pembinaan usia dan hal pemenuhan kebutuhan pribadi , aktifitas di dalam maupun
diluar rumah.
- Nasihat cara hidup yang sesuai dengan penyakit yang diderita.
- Perawatan fisio terapi.
Disamping upaya pelayanan diatas dilaksanakan yang tidak kalah penting adalah
penyuluhan kesehatan masyarakat yang merupakan bagian integral daripada setiap
program kesehatan. Adapaun tujuan khusus program penyuluhan kesehatan
masyarakat pada usia lanjut ditujukan kepada :
- Kelompiok usia lanjut itu sendri
- Kelompok keluarga yang memiliki usia lanjut
- Kelompok masyarakat lingkungan usia lanjut
- Penyelenggaraan kesehatan
- Lintas sektoral ( Pemerintah dan swasta )
Sedangkan penyuluhan kesehatan masyarakat ads usia lanjut terdiri dari :
1a. Komponen Penyebarluasan Informasi kesehatan dengan melakukan kegiatan :
53

- Mengembangkan, memproduksi dan menyebarluaskan bahan-bahan penyuluhan


kesehatan masyarakat usia lanjut.
- Meningkatkan sikap, kemampuan dan motivasi petugas puskesmas dan rujukan serta
masyarakat di bidang kesehatan masyarakat usia lanjut.
- Melengkapi puskesmas den rujukannya dengan sarana den bahan penyuluhan.
- Meningkatkan kerjasama dengan berbagai pihak termasuk media masa agar
pesan kesehatan masyarakat usia lanjut menjadi bagian integral.
- Meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat umum den kelompok khusus
seperti daerah terpencil, transmigrasi dan lain-lain.
- Melaksanakan pengkajian den pengembangan serta pelaksanaan tekhnologi tepat
guna dibidang penyebarluasan informasi.
- Melaksanakan evaluasi secara berkala untuk mengukur dampak serta
meningkatkan daya guna dan hasil guna penyuluhan.
- Menyebarluaskan informasi secara khusus dalam keadaan darurat seperti wabah,
bencana alam, kecelakaan.
2b. Komponen pengembangan potensi swadaya masyarakat di bidang kesehatan
dengan kegiatan antara lain:
- Mengembangkan sikap, kemampuan dan motivasi petugas Puskesmas dan
pengurus LKMD dalam mengembangkan potensi swadaya masyarakat di bidang
kesehatan.
- Melaksanakan kemampuan dan motivasi terhadap kelompok masyarakat
termasuk swasta yang melaksanakan pengembangan potensi swadaya masyarakat
dibidang kesehatan usia lanjut secara sistematis dan berkesinambungan.
- Mengambangkan, memporoduksi dan menyebarluaskan pedoman penyuluhan
kesehatan usia lanjut untuk para penyelenggaraan penyuluhan, baik pemerintah
maupun swasta.
3c. Komponen Pengembangan Penyelengaraan penyuluhan dengan kegiatan :
- Menyempurnakan kurikulum penyuluhan kesehatan usia lanjut di sekolahsekolah kesehatan.
- Melengkapi masukan penyuluhan pada usia lanjut.
- Menyusun modul pelatihan khusus usia lanjut untuk aparat diberbagai tingkat.
Adapun langkah-langkah dari penyuluhan yang perlu diperhatikan adalah sebagai
berikut:
54

- Perencanaan sudah dimulai dengan kegiatan tersebut diatas dimana masalah


kesehatan, masyarakat usia lanjut dan wilayahnya jelas sudah diketahui.
- Pelaksanaan penyuluhan kesehatan masyarakat usia lanjut harus berdaya guna serta
berhasil guna.
- Merinci tujuan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang yang harus
jelas, realisis dan bisa diukur.
- Jangkauan penyuluhan harus dirinci, pendekatan ditetapkan dan dicapai lebih
objektif, rasional hasil sasarannya.
- Penyusunan pesan-pesan penyuluhan.
- Pengembangan peran serta masyarakat, kemampuan penyeleggaranan benarbenar tepat guna untuk dipergunakan.
a. Program Departemen Sosial
Program Depsos
1.
2.
3.
4.
5.

Kesejahteraan sosial dan jaminan sosial


Peningkatan pelayanan kesehatan
Penguatan dukungan keluarga dan masyarakat
Peningkatan kualitas hidup lansia
Peningkatan sarana dan fasilitas.

Sifat Pelayanan
Setiap jenis pelayanan kesejahteraan sosial lanjut usia baik yang dilaksanakan
oleh pemerintah maupun maupun masyarakat mengandung sifat frepentif , kuratif
dan rehabilitatif. Prefentif atau pencegahan, Pelayanan sosial yang di arahkan
untuk pencegahan timbulnya m,asalah baru dan meluasnya permasalahan lanjut
usia, maka dilakukan melalui upaya pemberdayaan keluarga , kesatuan kelompok
kelompok didalam masyarakat dan lembaga atau organisasi yang peduli terhadap
peningkatan kesejahteraan lanjut usia ,seperti keluarga terdekat /adapt, kelompok
pengajian , kelompok arisan karang werdha, PUSAKA, DNIKS, DNIKS ,LLI, BK
3 S, K3 S.Kuratif atau penyembuhan, Pelayanan sosial lanjut usia yang diarahkan
untuk penyembuhan atas gangguan-gangguan yang di alami lanjut usia, baik
secara fisik , psikis maupun sosial.Rehabilitatif atau pemulian kembali , Proses
pemulihan kembali fungsi-fungsi sosial setelah individu mengalami berbagai
gangguan dalam melaksanakan fungsi-fungsi sosialnya.
55

Prinsip Pelayanan
Prinsip kesejahteraan sosial sosial lanjut usia didasarkan pada resolusi PBB NO.
46/1991 tentang principles for Older Person ( Prinsip-prinsip bagi lanjut usia)
yang pada dasarnya berisi himbauan tentang hak dan kewajiban lanjut usia yang
meliputi kemandirian, partisipasi, pelayanan, pemenuhan diri dan martabat ,
Yaitu :Memberikan pelayanan yang menjujung tinggi harkat dan martabat lanjut
usia.Melaksanakan ,mewujutkan hak azasi lanjut usia.Memperoleh hak
menentukan pilihan bagi dirinya sendiri.Pelayanan didasarkan pada kebutuhan
yang sesungguhnya.Mengupayakan kehidupan lanjut usia lebih bermakna bagi
diri, keluarga dan masyarakat.Menjamin terlaksananya pelayanan bagi lanjut usia
yang disesuaikan dengan perkembangan pelayanan lanjut usia secara terus
menerus serta meningkatkan kemitraan dengan berbagai pihak.Memasyarakatkan
informasi tentang aksesbilitas bagi lanjut usia agar dapat memperoleh kemudahan
dalam penggunaan sarana dan prasarana serta perlindungan sosial dan
hokum.Mengupayakan lanjut usia memperoleh kemudahan dalam penggunaan
sarana dan prasarana dalam kehidupan keluarga,serta perlindungan sosial dan
hokum.Memberikan kesempatan kepada lanjut usia untuk menggunakan sarana
pendidikan ,budaya spriritual dan rekreasi yang tersedia di
masyarakat.Memberikan kesempatan bekerja kepada lanjut usia sesuai dengan
minat dan kemampuan.Memberdayakan lembaga kesejahteraan sosial dalam
masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam penanganan lanjut usia
dilingkungannya.Kusus untuk panti, menciptakan suasana kehidupan yang bersifat
kekeluargaan.
http://www.depsos.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=773

BAB V
KESIMPULAN

56

Tn. Amin dan Tn. Ali memberikan gambaran bahwa proses menua selalu berbeda
antara lansia yang satu dengan yang lainnya. Walaupun secara genetik masih
merupakan saudara kandung, proses menua sangat dipengaruhi oleh peran lingkungan
dan lifestyle yang dijalani yang dijelaskan dalam teori epigenesis. Usia kronologis
yang berhubungan dengan umur memang dapat menunjukan seorang menjadi lansia
dan tidak dapat diperlambat atau dicegah, namun usia biologis seseorang sangatlah
dipengaruhi oleh proses epigenesis lansia tersebut. Hal ini terlihat dari keadaaan Tn.
Ali yang secara kronologis lebih tua dari Tn. Ali tetapi secara biologis terlihat lebih
muda dan sehat dari Tn. Ali. Hal ini menjelaskan bahwa menjadi tua tidak dapat
dicegah tetapi menjadi tua yang sehat, aktif, mandiri, bermanfaat merupakan
akumulasi dari lifestyle yang dijalani sejak muda yang berdampak pada masa tua
nantinya yang dapat diupayakan sejak usia muda, selain merupakan aspek genetik
yang tidak dapat diubah.

BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

57

Anda mungkin juga menyukai