Anda di halaman 1dari 5

ABSTRAK

AKHLAK TASAWUF DAN ILMU ROHANIAH DALAM PERSPEKTIF


TASAWUF

Akhlak secara etimologi, berasal dari bahasa Arab yaitu akhlaqa,


yukhliqu, ikhlaqan jamanya khuluqun yang berarti perangai (al-sajiyah),
tingkah laku atau tabiat (at-thabiah). Secara umum defenisi akhlak adalah
keadaan jiwa yang mendorong seseorang melakukan suatu perbuatan secara
spontan tanpa pertimbangan dan proses berfikir terlebih dahulu dan tanpa
ada unsur keterpaksaan. Salah satu ciri akhlak yaitu mengandung perbuatan
yang dilakukan secara terus menerus, karena kesadaran diri bukan karena
terpaksa atau mendapat tekanan dari orang lain.
Kata akhlak memiliki persamaan dengan etika, moral, dan susila. Jika
dilihat dari fungsi dan peranannya, keempatnya terlihat sama. Sedangkan
jika dilihat dari tolak ukur keempatnya berbeda. Ukuran yang digunakan
akhlak adalah al-Quran dan Sunnah. Sedangkan etika didasarkan pada
pendapat akal pikiran, dan pada moral didasarkan pada kebiasaan yang
berlaku umum di masyarakat.
Sumber ajaran akhlak adalah al-Quran dan hadits Nabi Saw. Di dalam
al-Quran banyak terdapat ayat-ayat yang berhubungan dengan akhlak.
Salah satunya terdapat dalam surat al-Ahzab ayat 21 artinya:
sesungguhnya pada diri Rasulullah terdapat suri tauladan yang baik
bagimu, yakni orang-orang yang mengharapkan (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat, dan ia banyak menyebut nama Allah. Selain ayatayat yang terdapat di dalam al-Quran, Rasulullah SAW. dalam hadistnya juga
menjelaskan bahwa dia diutus ke dunia ini hanya untuk menyempurnakan
akhlak manusia.
Ilmu akhlak berhubungan dengan ilmu aqidah. Ilmu akhlak merupakan
ilmu yang berkaitan dengan baik buruknya tingkah laku atau perbuatan
manusia yang dilakukan secara sengaja. Adapun ilmu aqidah merupakan
ilmu yang menjelaskan pokok-pokok agama (ushuluddin) yang menyangkut
masalah keimanan dan timbul dari lubuk hati manusia. Perbedaan ilmu
aqidah dan akhlak adalah kalau aqidah berbicara tentang keyakinan hati
terhadap Allah, sedangkan akhlak berbicara tentang tingkah laku yang baik
kepada Allah dan manusia. Disamping itu, ilmu akhlak juga berkaitan dengan
ilmu-ilmu umum seperti sosiologi dan psikologi. Karena objek kajiannya

sama-sama tingkah laku manusia dan jiwa manusia. Sosiologi sendiri


membahas tentang tingkah laku manusia baik secara individu maupun
kelompok dan itu juga menjadi kajian dalam ilmu akhlak. Sedangkan
psikologi lebih membahas tentang jiwa, perasaan manusia. Ilmu akhlak juga
membahas tentang jiwa dan perasaan manusia.
Kajian tentang akhlak memang sudah ada sejak lama bahkan sebelum
islam datang. Tidak dapat dipungkiri, setiap manusia memiliki tingkah laku
dan akhlak yang berbeda-beda. Hal ini terjadi karena banyak hal yang
mempengaruhi akhlak seseorang itu terbentuk. Faktor-faktor yang
mempengaruhi akhlak manusia antara lain; manusia itu sendiri, naluri,
kebiasaan, keturunan dan lingkungan sekitarnya.
Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT. yang dijadikan sebagai
khalifah di muka bumi ini hendaklah mempunyai akhlak yang baik. Akhlak
kepada Allah SWT. merupakan akhlak yang utama dilakukan oleh manusia
selaku seorang hamba. Secara sederhana, akhlak kepada Allah SWT. adalah
dengan melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Allah dan menjauhi
segala yang dilarang oleh Allah. Keharusan manusia untuk berakhlak kepada
Allah SWT. disebabkan karena Allah SWT. merupakan pencipta manusia dan
alam semesta ini. Allah SWT. menyediakan berbagai bahan dan sarana yang
diperlukan manusia bagi kelangsungan hidup manusia. Setelah berakhlak
kepada Allah SWT., manusia juga harus mencintai dan meneladani Rasulullah
SAW., sebagai Rasulnya. Salah satu bentuk berakhlak kepada Rasulullah
SAW., adalah dengan cara bershalawat kepadanya.
Selain itu kita sebagai manusia juga harus berakhlak baik kepada
kedua orang tua. Karena mereka telah mendidik dan merawat kita hingga
dewasa. Berakhlak kepada orang tua dengan cara berlaku sopan santun
terhadapnya, tidak berteriak di hadapannya, mengabdi dan berterima kasih
kepada keduanya atas jasanya terhadap kita. Kita juga harus berakhlak baik
kepada tetangga, masyarakat, guru, dan makhluk hidup lainnya. Oleh sebab
itu, kita sebagai manusia haruslah mempunyai akhlak yang baik yang sesuai
dengan ajaran-ajaran islam.
Tasawuf adalah ilmu yang berkaitan dengan hati atau roh. Ilmu tasawuf
disebut juga dengan ilmu rohani karena tasawuf berasal dari kata shafa
yang berarti bersih atau suci. Ilmu tasawuf adalah ilmu tentang cara
membersihkan/memurnikan roh atau hati sehingga dari dorongan hati yang
bersih anggota lahir seseorang dapat pula menjadi bersih dari melakukan
kemungkaran dan kesalahan. Yang menjadikan manusia itu hidup adalah

rohnya, yang menjadikan manusia itu mukallaf adalah rohnya, yang merasa
senang dan susah adalah rohnya, yang akan ditanya di akhirat nanti adalah
rohnya, jika jasad manusia itu mati, hati atau rohnya tidak akan mati. Ia
adalah makhluk yang kekal.
Tasawuf juga berhubungan dengan akhlak. Akhlak lahir dan akhlak
batin. Akhlak lahir adalah jika roh atau hati itu dipenuhi oleh sifat-sifat
mahmudah (sifat-sifat terpuji). Sedangkan akhlak batin adalah sifat-sifat baik
yang terpuji yang tertanam didalam hati. Misalnya, akhlak yang dibentuk
oleh pengaruh lingkungan seperti lingkungan tempat tinggal, masyarakat
atau pengaruh dari lingkungan keluarganya sendiri. Contohnya, apabila
suatu keluarga bersifat penyayang dan lemah lembut, maka sifat ini akan
turun kepada anak-anaknya.
Di dalam diri manusia terdapat ruhul hayah, ada nafsu dan ada akal
(Ruhul Tamaiyiz). Berbeda dengan hewan, dalam tubuh hewan hanya ada
ruhul hayah namun tidak ada akal (Ruhul Tamaiyiz), tetapi ada nafsu.
Berbeda lagi dengan malaikat, malaikat mempunyai Ruhul Hayah, ada akal
(Ruhul Tamaiyiz) tetapi tidak ada nafsu. Karena malaikat patuh dan tidak
ingkar kepada Allah SWT.
Sifat-sifat roh atau hati ada sifat-sifat mahmudah (sifat-sifat terpuji)
dan sifat-sifat mazmumah (akhlak yang tidak terpuji). Di antara sifat-sifat
mahmudah adalah tawakkal, tawadhuk, ikhlas, qanaah, redha, pemurah,
syukur, sabar, taubat, zuhud, adil, dan jujur. Sedangkan sifat-sifat
mazmumah adalah kikir (sombong), marah, hasad, bakhil, cinta dunia,
tamak, prasangka jahat, ujub, riya, kasar, angkuh, zalim, mengadu domba,
suka memfitnah dan lain sebagainya.
Roh adalah perkara yang kekal dan tidak akan musnah. Di akhirat
kelak, roh atau hati akan diberi jasad baru. Roh inilah yang akan menerima
nikmat atau azab bersama jasad barunya di akhirat nanti. Pentingnya
menjaga roh atau hati ini karena dialah yang bisa menerima sifat-sifat
mahmudah yang perlu kita miliki dan sifat-sifat mazmumah yang harusnya
kita buang dan jauhi. Orang-orang yang jiwa atau hatinya bersih dari sifatsifat mazmumah ialah orang-orang yang mulia dan berakhlak. Pembangunan
dan kemajuan yang dibangunkan oleh orang-orang yang jiwa dan hatinya
bersih ialah pembangunan dan kemajuan yang selamat dan menyelamatkan
masyarakat dari perbuatan negative dan tidak sehat.
Roh atau hati yang suci dan bersih akan taat kepada Allah dan
menjadikan manusia itu baik dan berguna. Sebaliknya, jika roh atau hati

yang rusak dan kotor akan menentang Allah SWT dan akan menjadikan
manusia tersebut jahat dan tidak berguna. Oleh sebab itu, pentingnya
mempelajari ilmu tasawuf adalah untuk mendidik dan membina hati dan jiwa
manusia agar senantiasa memiliki sifat-sifat yang terpuji dan membuang
segala sifat yang tercela yang bersarang di hati mereka. Hanya dengan
itulah mereka akan mampu menghadapi tekanan hidup dan menerima
segala ujian dengan sebaik-baiknya.

TUGAS AKHIR
AKHLAK TASAWUF
TENTANG
ABSTRAK
AKHLAK TASAWUF DAN ILMU OHANIAH DALAM PERSPEKTIF
TASAWUF

OLEH
ALIMAN SALEH
1512020158

DOSEN PEMBIMBING
PROF. DR. H. A. TASMAN YACUB

JURUSAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM D


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
IAIN IMAM BONJOL PADANG
1437/2015

Anda mungkin juga menyukai