Anda di halaman 1dari 3

Dokter Hewan, Nulis yuk!

Kategori: Dokter Hewan, Sub kategori: Menulis


Ditulis oleh:drh. Muhammad Nuriy Nuha Naufal. Telah dipublikasikan di
Dokterhewanku.com.

Ilustrasi menulis. Sumber gambar: www.teropongku.com

Kolega saya mengatakan: Saya setiap hari menulis lho dok.


Menulis apa dok?, tanya saya.
Seperti biasanya, menulis resep hehe, jawabnya sambil bercanda.
Sebenarnya saya mempunyai sebuah mimpi, tapi ini rahasia kita ya. Akan
tiba suatu masa, dimana senjata pamungkas dokter hewan tidak hanya jarum
suntik, tetapi juga Pena. Terbayang nantinya, tulisan kita akan mematik
perubahan dan mempunyai pengaruh besar terhadap kebaikan umat, khususnya
dibidang kesehatan hewan. Suara kita akan didengar, kontribusi secara luas,
profesi akan lebih dipandang. Hmm... sepertinya salah, ini bukan hanya citacitaku saja, namun tujuan kita bersama.
Kita coba menilik lagi kode etik veteriner pasal 14, ternyata disana telah
disebutkan: dokter hewan dianjurkan menulis artikel dalam media massa dan
jurnal veteriner. Wah, jadi sebenarnya telah dipikirkan oleh para sesepuh,
tentang pentingnya menulis. Percaya atau tidak, sebetulnya banyak dokter

hewan yang dikenal karena tulisan-tulisannya, seperti drh. Marah Roesli, drh.
Taufiq Ismail, drh. Asrul Sani, drh. Yonathan Rahardjo.
Sebelum menulis yang perlu kita siapkan adalah niat, ya niat untuk
menggoreskan pena. Mengumpulkan niat bagi sebagian orang merupakan tahap
yang terberat lho. Tapi kalau menulis telah jadi passion kita, hal itu dengan
mudah diatasi. Ibaratnya kalau sudah cinta, apapun akan kita lakukan untuknya.
Dalam menulis artikel, sekiranya kita akan melewati 5 tahapan yaitu:
Prewriting: Tahapan permulaan yang terdiri dari kegiatan pencarian ide,
mengumpulkan bahan, menyeleksi bahan dan terakhir membuat kerangka
tulisan.
Drafting: Mengembangkan kerangka yang telah dibuat menjadi sebuah tulisan
yang lebih lengkap. Bepikirlah sebebas-bebasnya dan sekreatif mungkin. Selain
itu, jangan takut untuk membuat kesalahan; karena hal itu dapat diperbaiki pada
tahap berikutnya. Apabila telah terbiasa, maka kata-kata akan terasa mengalir
secara sendirinya, membentuk kalimat, pada akhirnya bersatu menjadi paragraf.
Revisi: Kolega dokter hewan pasti pernah membuat yang namanya skripsi kan?,
cobalah ingat lagi masa-masa indah itu. Seperti halnya revisi skripsi, pada
tahap ini Anda dapat menambah maupun mengurangi tulisan, dan mengubah
urutan tulisan agar lebih runtut serta enak buat dibaca.
Dalam operasi ada yang namanya bedah
mayor dan bedah minor. Revisi itu ibarat
bedah mayor, disana banyak sekali
perlakuan yang diberikan; sedangkan
editing ibarat bedah minor, hanya diberi
sedikit perlakuan.
Editing: Biasanya editing lebih ke tata bahasanya, meliputi penggantian kata,
memperbaiki kesalahan pengetikan dan tanda baca, dapat juga menambahkan
atau menghilangkan kata hubung.
Publishing: Publishing yang dimaksud disini adalah mulai dari mengirimkan
tulisan ke penerbit, sampai dengan dipublikasikan. Biasanya redaksi memiliki
tahapan-tahapan tertentu yang perlu kita ikuti. Misalnya di
Dokterhewanku.com, tulisan yang masuk akan melewati editor dulu, baru
masuk ke bagian web admin untuk dipublikasikan.
Nah tunggu apa lagi. Dokter hewan, nulis yuk!

Sumber:
1. Helianthusonfri, Jefferly. 2015. Panduan Lengkap SEO Pemula untuk
WordPress. Jakarta: Penerbit PT Elex Media Komputindo
2.

Kode Etik Dokter Hewan Indonesia. Lampiran TAP. Nomor 07 / Kongres


Ke-16 / PDHI / 2010

Anda mungkin juga menyukai