SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kehutanan
pada
Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor
RINGKASAN
ILYASA YANU NOVENDRA. E14104017. Karakteristik Biometrik Pohon
Jati (Tectona grandis L.f.) Studi Kasus di Bagian Hutan Bancar KPH
Jatirogo Perum Perhutani Unit II Jawa Timur.
Dibimbing oleh ENDANG SUHENDANG
Salah satu jenis kayu yang telah memasyarakat dan dijadikan tanaman utama dalam
pengelolaan hutan dalam wilayah kerja Perum Perhutani, khususnya Unit I Jawa Tengah dan Unit
II Jawa Timur adalah kayu jati (Tectona grandis L.f.). Kayu jati termasuk ke dalam kayu yang
memiliki kelas keawetan II dan kelas kekuatan II sehingga sangat cocok untuk segala jenis
konstruksi bangunan. Dalam bidang ilmu perencanaan hutan, salah satu permasalahan penelitian
yang berkembang saat ini adalah mengenai karakteristik biometrik suatu jenis pohon. Teknik
biometrik adalah suatu cara untuk mengidentifikasi suatu individu berdasarkan karakteristik fisik
ataupun tingkah lakunya. Untuk mengetahui karakteristik biometrik suatu jenis pohon diperlukan
adanya data fisik pohon yang dapat diperoleh melalui pengukuran dimensi-dimensi pohon.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai berbagai macam
karakteristik biometrik pohon Jati (Tectona grandis L.f.) pada berbagai tingkat umur dan
hubungan antar karakteristik yang bersifat konsisten dan unik. Hasil penelitian ini diharapkan
dapat memperkaya wawasan keilmuan dengan bertambahnya informasi baru tentang karakteristik
biometrik pohon Jati. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan pula dapat bermanfaat dalam
menguji keshahihan model penduga volume pohon jati yang telah ada sebelumnya.
Penelitian ini dilakukan di Bagian Hutan Bancar KPH Jatirogo Perum Perhutani Unit II
Jawa Timur pada bulan Maret sampai dengan April 2008. Obyek penelitian adalah 40 pohon
contoh jati berbagai kelas umur dan bonita dengan syarat pohon tersebut mempunyai diameter
setinggi dada sebesar 20 cm dan dipilih dengan cara purposive sampling. Alat yang digunakan
adalah phiband, haga hypsometer, SRB tipe wide scale, tali tambang, kamera, tally sheet, dan alat
tulis. Dimensi pohon yang diambil meliputi : diameter pangkal, diameter setinggi dada, diameter
bebas cabang, diameter tiap seksi, diameter tajuk, panjang seksi batang masing-masing 2 m, tinggi
total, tinggi tajuk serta tinggi bebas cabang dari setiap pohon contoh. Volume pohon contoh
dihitung dengan menggunakan rumus Smalian. Angka bentuk yang dicari yaitu angka bentuk
absolut dan setinggi dada. Analisis data yang dilakukan yaitu mendeskripsikan secara statistik
dimensi pohon, mencari rasio antar dimensi pohon, menganalisis korelasi antar dimensi pohon,
mencari korelasi antara dimensi pohon dengan volume aktual, menganalisis angka bentuk batang,
dan menganalisis korelasi antara angka bentuk batang dan volume pohon dengan rasio diameter.
Setelah diketahui korelasinya, maka dibuat model persamaan regresinya dengan menggunakan
software Microsoft Excel dan Minitab versi 14.
Dari hasil analisis data diperoleh kisaran diameter setinggi dada : 21,02 - 84,08 cm,
diameter pangkal : 24,84 - 102,87 cm, diameter bebas cabang : 10,00 - 60,00 cm, diameter tajuk :
7,75 - 21,50 cm. tinggi total : 12,50 - 31,50 cm, tinggi bebas cabang : 7,50 - 20,50 cm, dan tinggi
tajuk : 4,50 - 21,00 cm. Rata-rata rasio antar dimensi pohon sebagai berikut : Dp /Dbh = 1,242 ;
Dp /Dtk = 0,043 ; Dbc/Dtk = 0,019 ; Dbc/Dp = 0,461 ; Dbc/Dbh = 0,571 ; Dbh /Dtk = 0,034 ; Tbc/Tt =
0,553 ; Ttk /Tt = 0,447 ; Tbc/Ttk = 1,352. Koefisien bentuk batang pohon jati adalah 1,147. Dimensi
diameter setinggi dada, diameter pangkal, diameter tajuk dan tinggi total merupakan ciri pohon
yang berkorelasi tinggi dengan dimensi lainnya. Korelasi tertinggi antar dimensi pohon adalah
antara diameter pangkal dengan diameter setinggi dada sebesar 0,994. Persamaan matematis untuk
pohon jati adalah d/D = 1.02 - 0.192 h/H - 2.22 (h/H)2 + 1.99 (h/H)3 . Angka bentuk absolut =
0,467 dan Angka bentuk setinggi dada = 0,759. Hubungan keeratan antara volume aktual dengan
dimensi lainnya secara berurutan adalah diameter setinggi dada, diameter pangkal, diameter tajuk,
diameter bebas cabang, tinggi total, tinggi tajuk, dan tinggi bebas cabang. Persamaan untuk
pembuatan tabel volume lokal adalah log Vakt = - 3.56 + 2.25 log Dbh .
SUMMARY
ILYASA YANU NOVENDRA. E14104017. Biometric Characteristic of Teak
Tree (Tectona grandis L.f.) Study Case at Forest Division Bancar KPH
Jatirogo Perum Perhutani Unit II East Java.
Under supervision of ENDANG SUHENDANG
One of each wood species what have most popular and to increase staple plant in forest
management at work district Perum Perhutani, especially Unit I Cntral Java and Unit II East Java
is teak wood (Tectona grandis L.f.). Teak wood inclusive of wood which have preserved class II
and strength class II, so thats fitting for any kind build construction. In the division from planning
of forestry knowledge, one of problem research what have been develop is about biometric
characteris tic from some trees. Biometric technic is some method to identification some of
individual based on phisically character or from behaviour. Physical data achieved trough tree
dimension measurements is needed in the process.
The objective of this research is to describe teak tree (Tectona grandis L.f.) biometric
characteristics in various age level and relationship from this character what have consistently
property and unique. Hopefull, this research will enrich science trough information on teak tree
biometric characteristics. Beside that, result of this research hopefully can useful include to tarif or
tabel local volume from teak trees after which advance, can useful in planning forestry knowledge
and to increase a dendology knowledge.
The research was conducted at forest division Bancar KPH Jatirogo Perum Perhutani Unit
II East Java in March until April 2008. The research object were 40 teak trees samples at various
age level and bonita which the trees has diameter breast height minimum 20 cn and chosen by
purposive sampling. Tools used were phiband, haga Hypsometer, Spiegel Relascop Bieterlich type
wide scale, rope, tally sheet, camera, and write tools. Dimension measured were foot diameter
(Dp), diameter breast high (Dbh), clear length bole diameter (Dbc), diameter each section, crown
diameter (Dtk), tall stem which 2 meters for each section, total height (Tt), crown height (Ttk) and
clear length bole height (Tbc) of each tree samples. Tree volume was measured using by Smalian
formula. Form factor measured were breast high form factor and absolute form factor. Form
quotients measured were normal form quotients and absolute form quotients. Data analysis was
done by statistically describe tree dimension, measured the ratio between each dimension,
analyzed the correlation between each tree dimension, between tree dimension and actual volume,
stem form factors value and form quotients value, and analyzed the correlation between form
factor and actual volume with diameter ratio. Regression equation model was made using all the
related correlations. The data were analyzed using sotware Microsoft Excel and Minitab version
14.
The result were as follows range of diameter breast height : 21,02 - 84,08 cm; foot
diameter : 24,84 - 102,87 cm; clear length bole diameter : 10,00 - 60,00 cm; crown diameter : 7,75
- 21,50 cm; total height : 12,50 - 31,50 cm; clear length bole height : 7,50 - 20,50 cm; and crown
height : 4,50 - 21,00 cm. Mean ratio between dimension : Dp /Dbh = 1,242 ; Dp /Dtk = 0,043 ; Dbc/Dtk
= 0,019 ; Dbc/Dp = 0,461 ; Dbc/Dbh = 0,571 ; Dbh /Dtk = 0,034 ; Tbc/Tt = 0,553 ; Ttk /Tt = 0,447 ;
Tbc/Ttk = 1,352. Teak stem coeficient is 1,147. Teak tree dimension with most correlation with
other teak tree dimension were diameter breast high, foot diameter, crown diameter, and total
height. The highest correlation achieved from foot diameter and diameter breast high with value is
0,994. The formula for teak is d/D = 1.02 - 0.192 h/H - 2.22 (h/H)2 + 1.99 (h/H)3 . Absolute form
factor of teak tree was o,497 and breast high form is 0,759. Normal form quotients of teak tree was
0,625 and absolute quotients is 0,728. Correlation between actual volume with their dimension
were follows : diameter breast high, foot diameter, crown diameter, clear length bole diameter,
total height, crown height, and clear length bole height. Local volume functions using logarithmic
transformation is log Vakt = - 3.56 + 2.25 log Dbh .
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Karakteristik
Biometrik Pohon Jati (Tectona grandis L.f.) Studi Kasus di Bagian Hutan
Bancar KPH Jatirogo Perum Perhutani Unit II Jawa Timur adalah benarbenar karya saya sendiri dengan bimbingan dosen pembimbing dan belum
pernah digunakan sebagai karya tulis ilmiah pada perguruan tinggi dan
lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal dari karya yang diterbitkan
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka pada
bagian akhir skripsi ini.
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Skripsi
Nama
NRP
: E14104017
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Dekan Fakultas Kehutanan IPB
Tanggal Lulus :
SKRIPSI
KARAKTERISTIK BIOMETRIK POHON JATI
(Tectona grandis L.f.)
Studi Kasus di Bagian Hutan Bancar KPH Jatirogo Perum Perhutani
Unit II, Jawa Timur
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmanirrahim
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Rabb Semesta
Alam karena telah melimpahkan nikmat berupa iman dan islam dalam kehidupan
ini serta memberikan kemudahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada
pemimpin umat ini Rasulullah SAW, keluarganya, sahabatnya serta pengikutnya
sampai akhir jaman kelak. Amin.
Skripsi ini disusun untuk mendapatkan gelar Sarjana Kehutanan
Departemen Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Dalam skripsi yang telah terselesaikan ini, penulis menganalisis hubungan antar
dimensi pohon jati dengan mengambil contoh di KPH Jatirogo Perum Perhutani
Unit II Jawa Timur.
Dengan terselesaikannya skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih
dan penghargaan setinggi-tingginya kepada :
1.
Papa Yayan dan Mama Nurul serta kedua adikku (Yanuario Syahputra dan
Triyoga Yusuf Novendra) atas cinta, kasih saya ng, canda dan tawa serta
dukungan doa maup un sumbangan yang tidak dapat dituliskan.
2.
Prof. Dr. Ir. Endang Suhendang, MS selaku dosen pembimbing atas arahan,
masukan, bimbingan dan semangat yang diberikan kepada penulis.
3.
Dr. Lina Karlinasari, S.Hut, M.Sc.F selaku dosen penguji dari Departemen
Hasil Hutan dan Ir. Rachmad Hermawan, M.Sc.F selaku dosen penguji dari
Departemen Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekowisata, atas masukan
dan saran yang membangun demi penyempurnaan karya tulis ini.
4.
5.
ii
6.
7.
8.
9.
kesempurnaan. Oleh karena itu, diharapkan adanya masukan dan saran guna
perbaikan skripsi ini. Harapan terbesar penulis adalah saat karya terkecil kita
dapat memberikan manfaat yang besar bagi siapapun yang membutuhkannya.
Penulis
iii
RIWAYAT HIDUP
iv
DAFTAR ISI
Halaman
iii
vii
DAFTAR TABEL........................................................................................
viii
ix
1.1
1.2
Tujuan ..................................................................................
1.3
Manfaat ................................................................................
2.1
2.2
2.3
11
2.4
Bonita Lahan........................................................................
11
2.5
12
14
3.1
14
3.2
14
3.3
15
3.4
Analisis Data........................................................................
17
25
4.1
25
4.2
25
4.3
Keadaan Lapangan...............................................................
26
4.4
27
4.5
27
4.6
29
vi
4.7
29
31
5.1
31
5.2
32
5.3
34
5.4
37
5.5
45
5.6
47
5.7
47
5.8
49
5.9
50
50
51
53
6.1
Kesimpulan ..........................................................................
53
6.2
Saran ....................................................................................
54
55
LAMPIRAN .................................................................................................
58
vii
DAFTAR GAMBAR
No.
Halaman
3. Peta wilayah kerja KPH Jatirogo Perum Perhutani Unit II Jatim ............
25
viii
DAFTAR TABEL
No.
Halaman
29
30
3. Kelas umur dan selang diameter setinggi dada pohon contoh jati ..........
31
32
33
33
34
37
39
40
41
42
13. Persamaan regresi untuk hubungan antara tinggi bebas cabang dengan
dimensi pohon jati lainnya ......................................................................
43
44
45
48
49
50
ix
51
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Halaman
59
65
68
81
84
89
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Salah satu tujuan utama pengelolaan hutan adalah untuk memproduksi
kayu secara lestari. Bagian terpenting dari pohon yang dapat dimanfaatkan
kayunya adalah bagian batangnya yaitu batang pohon. Pemanfaatan batang
pohon untuk berbagai keperluan sangat bervariasi dari daerah ke daerah
maupun dari waktu ke waktu.
Salah satu jenis kayu yang telah memasyarakat dan dijadikan tanaman
utama dalam pengelolaan hutan dalam wilayah kerja Perum Perhutani,
khususnya Unit I Jawa Tengah dan Unit II Jawa Timur adalah kayu jati
(Tectona grandis L.f.). Kayu jati termasuk ke dalam kayu yang memiliki kelas
keawetan II dan kelas kekuatan II sehingga sangat cocok untuk segala jenis
konstruksi bangunan. Oleh karena itu, kayu jati merupakan jenis kayu yang
paling disukai dan banyak digunakan untuk berbagai keperluan (Ditjen
Kehutanan, 1976).
Dalam bidang ilmu perencanaan hutan, salah satu permasalahan
penelitian yang berkembang saat ini adalah mengenai karakteristik biometrik
suatu jenis pohon. Teknik biometrik adalah suatu cara untuk mengidentifikasi
suatu
individu
berdasarkan
karakteristik
fisik
ataupun
tingkah
lakunya
taper. Fungsi taper ini disusun dalam bentuk hubungan antara diameter batang
relatif (d/D) dan tinggi batang relatif (h/H), dimana parameter D (diameter
setinggi dada) dan H (tinggi pohon) dipengaruhi oleh tingkat umur, kesuburan
tanah atau bonita dan kerapatan tegakan. Fungsi taper yang disusun oleh satu
atau lebih pohon contoh pada suatu kelompok tegakan akan mampu
menggambarkan pola bentuk batang lainnya di dalam kelompok tersebut.
Beberapa
permasalahan
yang
berkenaan
dengan
karakteristik
1.2. Tujuan
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mendapatkan
gambaran
mengenai
berbagai macam karakteristik biometrik pohon jati (T. grandis L.f.) dan
hubungan
antar
karakteristik
yang
bersifat
konsisten
dan
unik
serta
1.3. Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan keilmuan
dengan bertambahnya informasi baru tentang karakteristik biometrik pohon
jati. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan pula dapat menjadi masukan
atau referensi dalam pembuatan model penduga volume pohon jati yang telah
ada
sebelumnya
untuk
kepentingan
praktek
perencanaan
hutan
dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Jati (Tectona grandis L.f.)
2.1.1 Tata nama
Jati dengan nama ilmiah T. grandis L.f. termasuk ke dalam famili
Verbenaceae. Jati dikenal pula dengan nama daerah sebagai berikut: deleg,
dodokan, jate, jatos, kiati dan kulidawa. Di berbagai negara, jati lebih dikenal
dengan nama gianti (Venezuela), teak (USA, Jerman), kyun (Birma), sagwan
(India), mai sak (Thailand), teek (Perancis) dan teca (Brazil) (Martawijaya et
al., 1981).
2.1.2 Habitus
Tinggi pohon jati dapat mencapai antara 25 sampai dengan 30 meter,
namun apabila ditanam pada daerah yang subur dan mempunyai keadaaan
lingkungan yang cocok, tingginya mampu mencapai 50 meter dengan
diameter lebih kurang 150 cm. Batang jati pada umumnya berbentuk bulat dan
lurus, batang yang besar berakar dengan warna kulit agak kelabu muda dan
agak tipis beralur memanjang agak ke dalam (Ditjen kehutanan, 1976).
tetapi pohon ini memerlukan satu musim kemarau yang jelas. Hutan jati
umumnya terletak pada daerah berbukit-bukit atau bergelombang, tetapi juga
dikenal pada dataran rata aluvial. Tanah yang paling cocok adalah tanah
aluvial-koluvial subur berdrainase baik dan dalam, serta tanah tersebut
mempunyai pH sekitar 6,5 8,0 dan kandungan Ca dan P yang relatif tinggi.
pada bulan Oktober Juni dan buahnya masak pada bulan Juli Desember.
Biji jati mempunyai daya kecambah yang rendah yaitu 35 58% namun
terkadang jarang melebihi 50%.
Hama pohon jati yang banyak ditemukan antara lain adalah bubuk jati
(Xyleborus destruens Bldf.) yang menyerang batang hingga berlubang, ulat
daun jati (Hiblaea puera Cr.) yang memakan daun hingga gundul, rayap
(Neotermes tectonae Damm.) dan oleng-oleng (Duomitus ceramicus Wlk.)
yang menyerang batang melalui akar. Pencegahan hama dapat dilakukan
dengan tindakan silvikultur seperti penjarangan dan pembersihan tumbuhan
bawah yang menjadi sarang hama. Sedangkan penyakit yang lazim terdapat
pada jati antara lain disebabkan oleh bakteri (Pseudomonas solanacearum
smith), jamur upas (Corticium salmonicolor Berk and Br.) dan benalu
(Loranthus spp.). Pemberantasan penyakit dapat dilakukan dengan jalan
segera menebang dan membakar pohon yang terserang (Martawijaya et al.,
1981).
dalam
pengumpulan
data
tentang
potensi
hutan
untuk
tujuan
bagian
pangkalnya
dan
pada
ketinggian
tertentu
bercabang
umumnya
batang
pohon
mempunyai
bentuk-bentuk
yang
mendekati benda putar (frustum) sebagai hasil grafik pada sumbu x dengan
persamaan umum y2 = kxr, dimana y = jari-jari, x = tinggi, k = konstanta yang
menunjukkan dimensi pangkal dan r = nilai dari eksponensial yang
menunjukkan bentuk benda. Benda putar bergantung dari besarnya nilai r,
dimana untuk nilai r = 0 adalah bentuk silinder, r = 1 adalah untuk bentuk
paraboloid, r = 2 adalah bentuk kerucut dan r = 3 adalah untuk bentuk neloid
(Husch et al, 2003).
sebagai dasar penyusunan model penduga volume pohon berdiri atau sebagai
pembanding keakuratan model pendugaan volume pohon yang dibentuk.
Merupakan
konstanta
untuk
mengkoreksi
volume
silinder
guna
Merupakan suatu angka pecahan kurang dari 1 yang didapatkan dari hasil
pembagian antar volume sebenarnya pohon oleh volume silinder yang
memiliki dimensi diameter setinggi dada dan tinggi yang sama.
10
11
tinggi tajuk merupakan jarak antara awal percabangan tajuk dengan puncak
pohon (Husch et al. 2003).
12
dengan jalan perbandingan keadaan tanahnya dengan keadaan tanah hutanhutan Jati yang berbatasan, dengan memperhatikan tumbuhan yang ada.
Lapangan- lapangan bukan untuk penghasilan kayu Jati tidak ditetapkan
bonitanya (Ditjen Kehutanan, 1974).
Hutan
Sumber
Benih
Plomas,
Kabupaten
Sangau,
Propinsi
13
Wijayanti
(2008)
melakukan
penelitian
mengenai
Karakteristik
BAB III
METODOLOGI
3.1. Lokasi dan Waktu Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan di Hutan Tanaman Jati (T. grandis L.f.)
Bagian Hutan Bancar, KPH Jatirogo Perum Perhutani Unit II Jawa Timur
pada bulan Maret sampai dengan April 2008.
fungsinya.
Pertama
adalah
alat
yang
digunakan
pada
saat
15
data sekunder yang diambil adalah keadaan umum dari lokasi pengambilan
data penelitian.
pohon
dengan
contoh
adanya
dilakukan
pertimbangan
secara
purposive
tertentu),
sampling
yaitu
dengan
16
Va =
i =1
V si
Keterangan : Va
Vsi
(G + g )
xL
2
Va
Vsl
Keterangan : Va
Vsl
Va
0, 25 ( Dbh ) 2 Tbc
17
Va
0, 25 ( D p ) 2 Tbc
Keterangan : Va
Tbc
Dbh
Dp
= Diameter pangkal
d 0, 5Tt
Dbh
d1 / 2 (h 4., 5)
Dbh
Keterangan : d0,5Tt
menggambarkan
karakteristik
biometrik
pohon
jati
perlu
diketahui deskripsi dari pohon contoh yang diukur. Data statistik yang diukur
seperti banyaknya contoh (n), nilai minimum dan nilai maksimum data yang
diukur, rata-rata atau nilai tengah (mean), dan simpangan baku (s).
18
Di
Di+1
Keterangan :
x y
i
ji
( xi )( y j ) / n
{ x i ( x i ) / n}{( y j ( y j ) 2 / n)}
i =1
i =1
i =1
i =1
19
Keterangan :
xi = Dimensi pohon ke-i
yj = Dimensi pohon lainnya ke-j
n = Jumlah pohon
Besarnya nilai r berkisar antara -1 sampai +1. Jika nilai r = -1 maka
hubungan diameter dengan dimensi pohon lainnya merupakan korelasi negatif
sempurna. Sebaliknya jika nilai r = +1 maka hubungan diameter dengan
dimensi pohon lainnya merupakan korelasi positif sempurna. Bila r mendekati
-1 atau +1 maka hubungan antara peubah itu kuat dan terdapat korelasi yang
tinggi antara kedua peubah itu (Walpole, 1995).
penelitian
ini,
untuk
memudahkan
dalam
penggambaran
20
Menurut Laasasenaho (1982), kurva taper dari jenis pohon yang sama
tetapi berbeda ukuran dapat disusun dengan bantuan diameter relatif dan
tinggi relatif. Adapun persamaan yang akan dianalisis adalah sebagai berikut :
(d/D)
= f (h/H)
(d/D)2 = f {(h/H),(h/H)2 }
(d/D)2
= f (h/H)
(d/D)
= f {(h/H),(h/H)2 }
persamaan
yang
dibuat
umumnya
menggunakan
= f (d/d')
Va
= f (d/d')
Keterangan :
d
= Diameter pohon
21
adalah
suatu
ukuran
dari
besarnya
bebasnya.
Perhitungan
besarnya
koefisien
determinasi
(R2 )
JK regresi
JK total
x100%
22
determinasi
yang
terkoreksi
(R2 adj)
adalah
koefisien
determinasi yang telah dikoreksi dengan derajat bebas (db) dari JKS dan
JKTnya. Perhitungan determinasi yang terkoreksi (R2 adj)
menggunakan
JKS
JKT
(n p )
x 100 %
( n 1)
Keterangan :
JKS = Jumlah Kuadrat Sisa
JKT = Jumlah Kuadrat Total
(n-p) = Derajat Bebas Sisa (dbs)
(n-1) = Derajat Bebas Total (dbt)
2
i
(n p)
Keterangan :
S2
ei
= Sisaan ke-i
23
s yx
y
x 100%
Keterangan :
s yx
= Rata-rata y
: i = k
H1
: i ? k
24
i k
S i 2
BAB IV
KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1. Letak dan Luas KPH Jatirogo
Berdasarkan data yang diperoleh dari bagian data dan pelaporan
Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Jatirogo, mempunyai wilayah dengan
luas 18.763,7 Ha, secara administratif ketataprajaan sebagian besar berada di
daerah Kabupaten Tuban dan sebagian kecil berada di Kabupaten Bojonegoro.
Berikut adalah batas hutan dari KPH Jatirogo :
Bagian Utara
: Laut Jawa
Bagian Timur
Bagian Selatan
: KPH Parengan
Bagian Barat
Gambar 3. Peta Wilayah Kerja KPH Jatirogo Perum Perhutani Unit II Jatim
26
dapat menghasilkan kayu setiap tahun secara terus menerus dalam jumlah
yang memenuhi syarat pengelolaan hutan yang baik dan sesuai dengan azas
kelestarian hutan.
KPH Jatirogo dengan luas wilayahnya mencapai 18.763,7 Ha terbagi
dalam tiga bagian hutan yakni : Bagian Hutan Bangilan dengan luas 5.826,7
Ha, Bagian Hutan Ngijo dengan luas wilayah mencapai 6.539,3 Ha dan
Bagian Hutan Bancar dengan luas 6.397,7 Ha.
4.3.3 Iklim
Wilayah hutan KPH Jatirogo terletak pada daerah dengan musim hujan
dan musim kemarau yang jelas. Berdasarkan klasifikasi iklim menurut Schnidt
27
dan Ferguson, KPH Jatirogo termasuk ke dalam tipe iklim D. Hal ini
disebabkan oleh curah hujan sebesar 964 mm/tahun dengan jumlah hari hujan
sebanyak 73 hari. Oleh karena itu, KPH Jatirogo sangat tepat untuk ditetapkan
sebagai kelas perusahaan jati (Sekretariat PHL KPH Jatirogo).
28
represif
yang
mendidik
terhadap
pelanggaran
pesanggem/penggarap
tanah
dapat
mengancam
terhadap
29
hama dan penyakit, seperti Dursban 50EC, Benlate, Dithane M45, dan
Ridomil 2G.
h. Pembuangan limbah. Limbah yang dapat mengancam lingkungan bagi
hutan adalah limbah- limbah anorganik (bahan-bahan yang sukar
terdekompoisisi) yang dibuang di hutan, seperti plastik, kaleng, dan bahan
bakar atau minyak (Sekretariat PHL KPH Jatirogo).
4.6. Penggunaan Lahan di Sekitar/Bersebelahan dengan Hutan
Tata Guna lahan tiap kecamatan di sekitar wilayah hutan KPH Jatirogo
: sawah (19.730 ha), tegalan (25.099 ha), pekarangan (5.626 ha), perkebunan
(129 ha), dan lain- lain (648 ha). Di samping itu di sekitar wilayah hutan KPH
Jatirogo juga terdapat laut dan hutan yang dikelola oleh KPH Parengan,
Tuban, Kebonharjo, dan Cepu.
Pada tahun 2000-2002 telah terjadi penjarahan besar-besaran di Perum
Perhutani yang dilakukan oleh masyarakat terutama pada KPH Jatirogo yang
notabene merupakan penghasil suplai jati yang diandalkan oleh Perum
Perhutani Unit II Jawa Timur (Sekretariat PHL KPH Jatirogo).
Kecamatan
1
Senori
2
Bangilan
3
Singahan
4
Kenduruan
5
Tambakboyo
6
Jatirogo
7
Bancar
8
Kerek
Jumlah
Petani/
buruh tani
(orang)
10.846
13.759
6.158
7.625
2.163
8.089
12.940
4.862
66.442
Pedagang
(orang)
569
2.891
661
95
908
2.402
753
69
8.348
Mata pencaharian
Industri
Buruh
Pegawai/
ABRI
(orang)
(orang)
(orang)
80
509
694
75
380
2.771
741
5.819
854
13
124
226
25
80
1.979
1.408
3.625
1.001
228
546
78
43
4.889
8.571
8.839
Lain-lain
(orang)
79
215
1.887
7
1.723
18.721
2.805
3
23.440
Jumlah
(orang)
12.777
20.091
16.120
8.090
4.899
37.224
18.273
5.055
122.529
30
Kecamatan
Senori
Bangilan
Singahan
Kenduruan
Tambakboyo
Jatirogo
Bancar
Kerek
Jumlah
sawah
tegal
2.677
2.616
3.142
1.532
1.556
2.615
3.603
1.989
19.730
808
1.153
828
2.435
3.212
3.707
5.425
7.531
25.099
630
662
722
461
380
865
812
1.094
5.626
5
24
95
129
Lainlain
349
51
248
648
jumlah
4.115
4.436
5.065
4.470
4.479
5.148
7.282
12.476
51.232
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Sebaran Pohon Contoh Menurut KU, Bonita dan Selang Diameter
Banyaknya jumlah pohon contoh (n) yang diambil dalam penelitian ini
adalah 40 pohon. Pengambilan pohon contoh tersebut dilakukan dengan cara
purposive sampling (secara sengaja sesuai dengan batasan yang telah
ditetapkan). Pengambilan pohon contoh (n) berdasarkan kelas umur (KU)
yang terdapat di lapangan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui ketersebaran
diameter setinggi dada pada setiap kelas umur. Penentuan jumlah pohon
contoh dalam setiap kelas umur ditentukan dengan metode proporsional yakni
membagi luasan petak contoh dengan luasan petak total. Pohon contoh yang
diambil adalah pohon yang tumbuh dengan sehat dan mempunyai bentuk yang
normal, sehingga dapat memenuhi keterwakilan keadaan pohon secara umum
dalam populasi.
Pengukuran
pohon
contoh
dilakukan
pada
40
pohon
yang
dikelompokkan menjadi enam kelas umur dengan jumlah pohon sebanyak 6-7
pohon tiap kelas. Pembagian kelas umur dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Kelas umur dan selang diameter setinggi dada pohon contoh jati
No.
1
2
3
4
5
6
Kelas
Umur
III
IV
V
VI
VII
VIII
Bonita Lahan
Jumlah
3
3
3,5
4
4,5
4
23,25 27,07
21,02 31,85
32,48 42,04
39,81 52,87
66,24 79,94
62,10 84,08
7
7
7
7
6
6
32
total (Tt ), tinggi bebas cabang (T bc), dan tinggi tajuk (Ttk ). Data yang diambil
tersebut merupakan informasi awal dalam mengenal karakteristik biometrik
pohon jati yang selanjutnya dilakukan perhitungan matematis sehingga
didapatkan karakteristik yang lebih detail.
Min
Maks
Mean
CV (%)
Dbh (cm)
40
21,02
84,08
44,24
43,24
Dp (cm)
40
24,84
102,87
55,22
44,68
Dbc (cm)
40
10,00
60,00
25,69
52,74
Dtk (m)
40
7,75
21,50
12,56
28,03
Tt
(m)
40
12,50
31,50
22,63
24,82
Tbc (m)
40
7,50
20,50
12,07
22,59
Ttk (m)
40
4,50
21,00
10,43
40,47
33
Tabel 5. Deskripsi beberapa ukuran statistik rasio antar dimensi pohon jati
Rasio Antar
Dimensi
Dp / Dbh
Dbc / Dp
Dp / Dtk
Dbc / Dbh
Dbh / Dtk
Dbc / Dtk
Tbc / Tt
Tbc / Ttk
Ttk / Tt
Min
Maks
Mean
40
40
40
40
40
40
40
40
40
1,106
0,224
0,022
0,299
0,018
0,009
0,288
0,405
0,273
1,423
0,706
0,067
0,876
0,053
0,033
0,727
2,667
0,712
1,242
0,461
0,043
0,571
0,034
0,019
0,553
1,352
0,447
CV
(%)
5,44
23,87
23,72
23,40
21,99
32,09
18,11
41,08
22,38
Penduga Selang
SK 95 %
SK 99 %
1,221-1,263 1,214-1,270
0,427-0,495 0,416-0,506
0,040-0,046 0,039-0,047
0,530-0,612 0,517-0,625
0,032-0,036 0,031-0,037
0,017-0,022 0,018-0,021
0,522-0,584 0,512-0,594
1,180-1,525 1,127-1,578
0,416-0,478 0,406-0,488
Tabel 6. Deskripsi beberapa ukuran statistik rasio diameter pohon jati setiap
ketinggian 2 meter
Penduga Selang
Rasio
Rata-rata di/di+1
N
40
Min
1,041
Maks
1,313
Mean
1,147
CV (%)
5,12
SK 95 %
SK 99 %
1,129-1,165
1,123-1,171
34
rasio tersebut dapat menggambarkan jenis bentuk batang dari pohon jati secara
umum adalah sebesar 1,147.
Dbh
0,994
0,000
0,900
0,000
0,895
0,000
0,897
0,000
0,613
0,000
0,782
0,000
Tt
0,673
0,000
0,879
0,000
Dp
0,884
0,000
0,887
0,000
0,883
0,000
0,606
0,000
0,769
0,000
Tbc
0,673
0,000
0,239
0,137
a
b
Dbc
0,884
0,000
0,861
0,000
0,871
0,000
0,402
0,010
0,884
0,000
Ttk
0,879
0,000
0,239
0,137
-
Dtk
0,887
0,000
0,861
0,000
0,804
0,000
0,481
0,002
0,746
0,000
-
35
36
Hubungan linier antara diameter tajuk yang paling erat adalah dengan
diameter setinggi dada yaitu sebesar 0,895. Selanjutnya diikuti oleh diameter
pangkal, diameter bebas cabang, tinggi total, tinggi tajuk, dan tinggi bebas
cabang. Hubungan yang terjadi antar dimensi pohon tersebut diatas
mempunyai bentuk hubungan yang sangat nyata. Berbeda dengan penelitian
yang telah dilakukan oleh Wijayanti (2008) pada pohon Agathis bahwa
hubungan linier tererat terjadi antara diameter tajuk dengan diameter pangkal.
Hal ini disebabkan perbedaan karakteristik pertumbuhan antara pohon daun
lebar (hardwood) dengan pohon daun jarum (softwood). Pada umumnya
diameter pangkal pada pohon jati mempunyai banir sehingga korelasi antar
dimensi pohon lainnya lebih kecil dibandingkan korelasi antara diameter
setinggi dada dengan dimensi pohon lainnya.
Dimensi tinggi total mempunyai korelasi yang sangat nyata terbesar
dengan dimensi diameter setinggi dada yaitu sebesar 0,897, kemudian diikuti
oleh diameter pangkal, tinggi tajuk, diameter bebas cabang, diameter tajuk,
dan tinggi bebas cabang.
Tinggi bebas cabang memiliki korelasi yang sangat nyata dengan
dimensi tinggi total, diameter setinggi dada, diameter pangkal, dan diameter
tajuk. Tinggi bebas cabang mempunyai korelasi ya ng nyata dengan diameter
bebas cabang, yaitu dapat ditunjukkan dengan besarnya nilai-p yaitu 0,01.
Sedangkan dengan tinggi tajuk, tinggi bebas cabang mempunyai hubungan
yang tidak nyata dengan nilai-p sebesar 0,137. Hal ini memberikan suatu
keterangan bahwa pohon contoh yang diambil telah mengalami pruning atau
pemangkasan cabang, sehingga korelasi antara tinggi bebas cabang dengan
tinggi tajuk tidak nyata.
Korelasi antara tinggi tajuk dengan dimensi lainnya dari yang terbesar
sampai terkecil secara berurutan adalah diameter bebas cabang, tinggi total,
diameter setinggi dada, diameter pangkal, dan diameter tajuk. Adapun nilai
koefisien korelasi antara tinggi tajuk dengan diameter bebas cabang adalah
sebesar 0,884.
Secara keseluruhan hubungan korelasi yang tererat adalah hubungan
antara diameter pangkal dengan diameter setinggi dada dengan nilai koefisien
37
korelasi adalah sebesar 0,994. Berdasarkan tabel korelasi antar dimensi pohon
diatas, nilai koefisien korelasi secara keseluruhan bernilai positif. Hal ini
menyatakan bahwa setiap terjadi peningkatan satu dimensi akan diikuti
dengan peningkatan dimensi lainnya yang berhubungan. Dari keseluruhan
nilai koefisien korelasi, dapat diketahui bahwa variabel yang menjadi kunci
untuk pengenalan karakteristik biometrik pohon jati adalah diameter setinggi
dada, diameter tajuk dan tinggi total. Dengan mengetahui informasi mengenai
korelasi antar dimensi pohon akan membantu dalam menggambarkan
karakteristik biometrik pohon jati.
Persamaan
R-sq
98,8
R-sq
(adj)
98,7
CV (%)
F-hit
Nilai-p
4,85
3060,55
0,000 **
78,1
77,6
24,98
135,86
0,000 **
78,7
78,1
15,11
140,47
0,000 **
Tt = 11,5 + 0,201 Dp
77,9
77,3
11,82
134,08
0,000 **
36,7
35,0
18,20
22,01
0,000 **
59,1
58,0
26,66
54,86
0,000 **
38
39
98,8
R-sq
(adj)
98,7
81,1
No.
Persamaan
R-sq
CV (%)
F-hit
Nilai-p
5,01
3060,55 0,000 **
80,6
23,26
162,53
0,000 **
80,1
79,5
12,69
152,51
0,000 **
80,5
79,9
11,12
156,48
0,000 **
37,6
36,0
18,07
22,91
0,000 **
61,2
60,2
25,09
59,99
0,000 **
40
model yang dibuat memiliki ketepatan yang tinggi serta mampu menunjukkan
bahwa pada tingkat kepercayaan 99%, diameter setinggi dada berpengaruh
sangat nyata dalam pendugaan besarnya nilai diameter pangkal, diameter
bebas cabang, diameter tajuk, tinggi total, tinggi bebas cabang, dan tinggi
tajuk pada persamaan yang telah diuji.
Persamaan regresi yang menyajikan pendugaan dimensi jati dengan
peubah peramal diameter bebas cabang dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Persamaan regresi untuk hubungan antara diameter bebas cabang
dengan dimensi pohon jati lainnya.
78,1
R-sq
(adj)
77,6
81,1
80,6
19,07
162,53
0,000 **
74,1
73,5
14,44
108,93
0,000 **
75,9
75,2
12,35
119,39
0,000 **
16,2
13,9
20,95
7,32
0,010 *
78,2
77,6
19,40
136,48
0,000 **
No.
Persamaan
R-sq
CV (%)
F-hit
Nilai-p
21,15
135,86
0,000 **
41
cabang terhadap dimensi tinggi bebas cabang hanya dapat diterima dengan
pengaruh yang nyata. Adapun nilai persentase penyimpangan data terhadap
nilai tengah yang terkecil ditunjukkan oleh persamaan regresi keempat yaitu
sebesar 12,35%.
Persamaan regresi yang menyajikan pendugaan dimensi jati dengan
peubah peramal diameter tajuk dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Persamaan regresi untuk hubungan antara diameter tajuk dengan
dimensi pohon jati lainnya.
78,7
R-sq
(adj)
78,1
80,1
79,5
19,57
152,51
0,000 **
74,1
73,5
27,17
108,93
0,000 **
64,6
63,7
14,96
69,41
0,000 **
23,1
21,1
20,06
11,42
0,002 **
55,6
54,4
27,71
47,56
0,000 **
No.
Persamaan
R-sq
CV (%)
F-hit
Nilai-p
20,88
140,47
0,000 **
42
Tabel 12. Persamaan regresi untuk hubungan antara tinggi total dengan
dimensi pohon jati lainnya.
Dp = -32,5 + 3,88 Tt
77,9
R-sq
(adj)
77,3
80,5
79,9
19,37
156,48
0,000 **
75,9
75,2
26,25
119,39
0,000 **
64,6
63,7
16,89
69,41
0,000 **
45,3
43,8
16,93
31,46
0,000 **
77,3
76,7
19,82
129,38
0,000 **
No.
Persamaan
R-sq
CV (%)
F-hit
Nilai-p
21,26
134,08
0,000 **
43
Tabel 13. Persamaan regresi untuk hubungan antara tinggi bebas cabang
dengan dimensi pohon jati lainnya.
36,7
R-sq
(adj)
35,0
37,6
36,0
34,61
22,91
0,000 **
16,2
13,9
48,93
7,32
0,010 *
23,1
21,1
24,90
11,42
0,002 **
45,3
43,8
18,60
31,46
0,000 **
5,7
3,2
40,37
2,31
0,137 tn
No.
Persamaan
R-sq
CV (%)
F-hit
Nilai-p
36,00
22,01
0,000 **
44
Tabel 14. Persamaan regresi untuk hubungan antara tinggi tajuk dengan
dimensi pohon jati lainnya.
59,1
R-sq
(adj)
58,0
61,2
60,2
27,28
59,99
0,000 **
78,2
77,6
24,93
136,48
0,000 **
55,6
54,4
18,92
47,56
0,000 **
77,3
76,7
11,98
129,38
0,000 **
5,7
3,2
22,22
2,31
No.
Persamaan
R-sq
tn
CV
(%)
28,94
F-hit
Nilai-p
54,86
0,000 **
0,137 tn
45
dengan diameter pangkal. Keragaman dari diameter setinggi dada paling dapat
menerangkan keragaman diameter pangkal, begitu pula dengan sebaliknya.
Pada persamaan regresi dengan variabel bebas diameter bebas cabang,
pohon jati memiliki kesamaan dengan pohon mahoni daun besar dan shorea
yaitu keragaman diameter bebas cabang paling berpengaruh terhadap
keragaman diameter setinggi dada. Dimensi diameter tajuk pohon jati paling
dapat menerangkan diameter setinggi dada. Hal ini sesuai dengan penelitian
pohon mahoni daun besar, namun pada pohon agathis diameter tajuk pohon
paling dapat menerangkan diameter bebas cabang.
77,6
77,6
78,0
R-sq
(adj)
77,5
77,4
77,7
CV
(%)
10,44
10,46
10,40
838,14 0,000**
417,36 0,000**
283,00 0,000**
77,4
77,8
78,3
77,3
77,7
78,0
19,28
19,11
18,97
827,56 0,000**
423,42 0,000**
288,09 0,000**
No
Persamaan
R-sq
1
2
3
4
5
6
F-hit
Nilai-p
46
47
48
Tabel 16. Persamaan Regresi Antara Dimensi Pohon Dengan Volume Aktual
CV
(%)
28,41
25,06
46,44
50,06
71,00
69,95
48,49
F-hit
Nilai-p
91,3
93,2
76,7
72,9
45,5
47,1
87,9
R-sq
(adj)
91,0
93,0
76,1
72,2
44,0
45,7
87,2
397.42
521,13
124,90
102,22
31,70
33,85
134,13
0,000**
0,000**
0,000**
0,000**
0,000**
0,000**
0,000**
91,4
90,9
40,88
196,26
0,000**
97,5
98,4
97,4
98,3
3,75
3,07
1475,22
1110,25
0,000**
0,000**
97,5
98,4
97,4
98,3
8,63
7,07
1475,14
1110,21
0,000**
0,000**
No
Persamaan
R-sq
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Tabel
16
tersebut
juga
terdapat
persamaan
dengan
49
ketujuh, 2,6 pada persamaan kedelapan dan 6,0 pada persamaan ke-10 dan ke12 sehingga hal ini mengindikasikan pada model tersebut terjadi kasus
multikolinear dan model kurang terandalkan.
Min
Maks Mean
40
40
0,256
0,518
0,467
0,990
0,497
0,759
CV
(%)
16,58
12,89
Penduga Selang
95 %
99 %
0,471-0,523
0,464-0,530
0,729-0,789
0,721-0,797
Nilai koefisien keragaman (CV) pada kedua angka bentuk diatas dapat
menunjukkan bahwa besarnya penyimpangan terhadap garis normal linier
nilai tengah angka bentuk absolut sebesar 16,58% dan angka bentuk setinggi
dada sebesar 12,89%.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Husch (1963) bahwa angka bentuk
merupakan suatu nilai hasil perbandingan antara volume pohon dengan
volume silinder yang besarnya kurang dari satu. Nilai angka bentuk ini dapat
digunakan untuk mengetahui dan mengkoreksi volume silinder sehingga
didapatkan volume sesungguhnya dari pohon jati.
50
Min
40 0,370
40 0,519
Maks Mean
0,765
0,950
0,625
0,728
CV
(%)
15,07
15,02
Penduga Selang
95%
99%
0,595 - 0,655 0,585 - 0,665
0,693 - 0,762 0,681 - 0,774
Nilai koefisien keragaman (CV) pada kedua angka bentuk diatas dapat
menunjukkan bahwa besarnya penyimpangan terhadap garis normal linier
nilai tengah kusen bentuk absolut sebesar 15,02% dan kusen bentuk normal
sebesar 15,07%.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Husch et al. (2003) bahwa kusen
bentuk merupakan suatu nilai hasil perbandingan antara diameter ketinggian
tertentu dengan diameter setinggi dada yang besarnya kurang dari satu. Nilai
kusen bentuk dapat digunakan untuk mengetahui faktor keruncingan pohon
jati pada ketinggian tertentu dan dapat digunakan sebagai variabel tetap dalam
pembuatan tabel volume.
51
Tabel 19. Persamaan Regresi Angka Bentuk dan Volume Pohon dengan Rasio
Diameter
R-sq
No
Persamaan
R-sq
CV (%) F-hit Nilai-p
(adj)
1 fbh = 0,956 0,159 Dp /Dbh
1,2
0,0
12,99
0,46 0,502tn
2 fabs = 1,53 0,828 D p/D bh
46,0
44,6
12,34
32,39 0,000**
3 Vakt = - 4,03 + 4,70 Dp /Dbh
3,4
0,9
94,47
1,35 0,253tn
4 Vakt = 0,94 + 1,88 Dbc/Dp
1,4
0,0
95,46
0,56 0,459tn
** = sangat nyata (nilai-p < 0,01)
tn
52
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa karakteristik
biometrik pohon jati di Bagian Hutan Bancar adalah sebagai berikut :
1. Dimensi diameter setinggi dada, diameter pangkal, diameter tajuk dan
tinggi total merupakan ciri pohon yang berkorelasi tinggi dengan
dimensi lainnya. Korelasi tertinggi antar dimensi pohon adalah antara
diameter pangkal dengan diameter setinggi dada sebesar 0,994.
2. Rata-rata rasio antar dimensi pohon adalah Dp /Dbh = 1,242 ; Dp /Dtk =
0,043 ; Dbc/Dtk = 0,019 ; Dbc/Dp = 0,461 ; Dbc/Dbh = 0,571 ; Dbh /Dtk =
0,034 ; Tbc/Tt = 0,553 ; Ttk /Tt = 0,447 ; Tbc/Ttk = 1,352. Nilai rasio
diameter setiap ketinggian 2 meter untuk batang pohon jati secara
konsisten adalah 1,147.
3. Persamaan regresi yang terbentuk dari hubungan dimensi kunci
dengan dimensi lainnya adalah :
a. Dbh = 1,66 + 0,771 Dp
4. Persamaan matematis untuk pohon jati adalah d/D = 1,02 - 0,192 h/H
- 2,22 (h/H)2 + 1,99 (h/H)3
5. Selang diameter setinggi dada pada pohon jati tergantung pada kelas
umur, tingkat kesuburan lahan atau bonita dan kerapatan tegakan.
6. Persamaan regresi yang terpilih dalam menduga besarnya volume
aktual dengan menggunakan salah satu dimensi pohon jati adalah
log Vakt = - 3.56 + 2.25 log Dbh (R-sq = 97,5% ; R-sq(adj) = 97,4%).
54
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, R.S. 2005. Penentuan Jumlah Pohon Contoh Dalam Penyusunan
Persamaan Taper Untuk Pendugaan Volume Batang Pohon Meranti
Rawa (Shorea spp.) (Kasus di HPH PT Diamond Raya Timber, Bagan
Siapi-api, Propinsi Dati I Riau). Skripsi. Departemen Manajemen Hutan
Fakultas Kehutanan IPB : Bogor.
Anonim. 1992. Manual Kehutanan. Departemen Kehutanan : Jakarta.
Anonim. 2004. Secure M-140: Alat Pintar Untuk Kedisiplinan Karyawan.
Advertorial. http://www.datascrip.com
Avery, T.E. dan H.E.Burkhart. 1994. Forest Measurements. McGraw-Hill Inc
: New York.
Baroroh, Alfieta N. 2006. Karakteristik Biometrik Pohon Shorea leprosula
Miq. (Studi Kasus pada Hutan Tanaman Haurbentes, Kecamatan
Jasinga, Kabupaten Bogor). Skripsi. Departemen Manajemen Hutan
Fakultas Kehutanan IPB : Bogor.
Belyea, H.C. 1950. Forest Measurement. John Wiley and Sons Inc.: New
York.
Bruce, D. dan F.X. Scumacher. 1950. Forest Mensuration. Mc Graw-Hill
Book Company Inc.: New York.
Departemen Pertanian Direktorat Jenderal Kehutanan. 1974. Surat Keputusan
Direktorat Jenderal Kehutanan No.143/KPTS/DJ/I/1974 : Jakarta.
Direktorat Jenderal (Ditjen) Kehutanan. 1976. Vademeccum
Indonesia. Departemen Pertanian : Jakarta.
Kehutanan
56
59
Lampiran 1. Rekapitulasi Data Pengukuran Dimensi Pohon Contoh
Kp
No.
Pohon
KU
SI
1/24a
Dp
Kbh
cm
cm
cm
cm
cm
p1
p2
105
33.44
82
26.11
17.5
9.5
7.5
8.5
20.75
10.5
100
95
100
102
90
95
31.85
30.25
31.85
32.48
28.66
30.25
81
78
85
83
73
80
Dbh
25.8
24.84
27.07
26.43
23.25
25.48
Dtjk (m)
Dbc
15
15
10
20
15
10
8.5
6.5
8.6
8.7
9.5
11.5
10
8.5
Ht
7.75
10.05
8.5
8.35
8.25
17
16.5
17
20
18.5
17.5
Hbc
11
11.5
12
10
11
12
0.5
Ht
D 0.5 Ht
(Ht -4.5)
cm
10.25
10.38
18
Htjk
10
7.5
5.5
8.5
8.25
8.5
10
9.25
8.75
19.2
15
19.7
20
17.3
19.5
D
(Ht -4.5)
Ps
Ds
cm
cm
8.13
19.6
26
25
25
20
10.5
17.5
25
30
25
20
10
15
11
15
24
30
20
15
10
15
11.5
15
27
28.5
25
20
10
15
12
10
26.4
25
23
21.7
10
20
23.1
21.5
20
6.25
6.25
7.75
6.5
24.5
20
24.8
22
19
20
18
10
16.5
11
15
25
24.6
20
20
10
15
12
10
60
Lanjutan Lampiran 1
1/45c
78
140
90
102
80
99
112
24.84
44.59
28.66
32.48
25.48
31.53
35.67
70
100
76
90
66
80
86
22.29
31.85
24.2
28.66
21.02
25.48
27.39
10
20
10
15
13
20
17
10
8.1
11.5
11.2
10
11.2
12.2
9.5
11
8.7
10.3
12.9
11.5
13
9.75
9.55
10.1
10.75
11.45
11.35
12.6
16
18.4
15.5
16.5
12.5
17.8
16.5
10.5
12.4
10
12
7.5
7.8
8.5
5.5
5.5
4.5
10
9.2
7.75
8.25
6.25
8.9
8.25
15
22.4
17.5
20
14.5
19.5
16.6
5.75
6.95
5.5
6.65
20
25
21
25
18.5
20
20
22
20
20
15
10.5
10
31.5
30
25
25
10
20
12.4
20
24
21.6
20
15
10
10
28
30
25
20
10
20
12
15
21
18.5
15
7.5
13
25
25
20
8.8
20
27
25
20
8.5
17
61
Lanjutan Lampiran 1
1/11f
3.5
140
125
185
158
135
135
130
44.59
39.81
58.92
50.32
42.99
42.99
41.4
105
113
130
132
108
112
102
33.44
35.99
41.4
42.04
34.39
35.67
32.48
10
15
20
15
15
20
15
11
9.5
11.5
9.5
11.5
10
10.5
12
10
12
12.5
12
12
11
11.5
9.75
11.75
11
11.75
11
10.75
19
17
18
21
19
20
20.5
11
9.5
11
15
10
10.75
11
7.5
9.25
9.5
9.5
8.5
10.5
9.5
10
10.25
17.5
18
17.5
24
20
20
20
7.25
6.25
6.75
8.25
7.25
7.75
25
24.6
21.5
25
23
23
20
33
30.5
30
20
10
15
11
10
35
32.8
25
20
9.5
15
41
30
25
20
41.5
35
30
25
10
25
12
20
14
20
15
15
34
30
30
25
10
15
35
30
25
20
9.5
20
10.75
20
32
30
25
20
10
20
11
15
62
Lanjutan Lampiran 1
1/30d
170
148
170
155
205
169
174
54.14
47.13
54.14
49.36
65.29
53.82
55.41
145
125
130
127
166
132
145
46.18
39.81
41.4
40.45
52.87
42.04
46.18
30
30
20
20
30
30
35
10
10
12
12
16
11.6
15.5
12.5
10
12
12
11
13
11.25
10
10
12
14
11.3
14.25
27
22
23.7
25
29
24.7
25.9
12.5
10
14.7
14.5
14
12.7
12.4
14.5
12
10.5
15
12
13.5
13.5
11
11.85
12.5
14.5
12.35
12.95
28
28.5
24.6
25
29
30
32
11.25
8.75
9.6
10.25
12.25
10.1
10.7
33
34
31
29.5
34
30
35
46
42.4
40
35
10
35
12.5
30
39
37.6
35
35
10
30
41
38.5
35
35
10
30
12
25
14.7
20
40
37.4
36
34
10
30
12
25
14.5
20
52
50
43
40
10
35
12
35
14
30
42
38.7
35
35
10
30
12.7
30
46
42.3
40
38
10
35
12.4
35
63
Lanjutan Lampiran 1
730/12b
732
734
740
777
791
4.5
281
300
312
323
274
260
89.49
95.54
99.36
102.87
87.26
82.80
212
225
245
251
215
208
67.52
71.66
78.03
79.94
68.47
66.24
30.00
45.00
38.00
50.00
40.00
37.00
14
16
13
22
25
16
14.8
18
16.5
16
18
14
14.4
17
14.75
19
21.5
15
28
30
26.5
26
29
30
12
14
16
13
13.5
14
16
16
10.5
13
15.5
16
14
15
13.25
13
14.5
15
25
43
41
50
37
34
11.75
12.75
11
10.75
12.25
12.75
37
47
47
58
43.5
40
67
62.5
56
50
10
40
12
30
71
70
68.5
60
10
65
12
50
14
45
77.5
75
65
60
10
50
12
45
14
40
16
38
79
75
70
65
10
60
12
55
13
50
68
65.5
60
50
10
50
12
45
13.5
40
66
65.2
60
55
10
50
12
45
14
37
64
Lanjutan Lampiran 1
1/14c
317
245
280
267
235
255
100.96
78.03
89.17
85.03
74.84
81.21
264
203
216
215
195
205
84.08
64.65
68.79
68.47
62.10
65.29
50.00
40.00
35.00
60.00
50.00
40.00
19.5
16.5
18
17
20
16.5
18
17
15.5
19
13
19.5
18.75
16.75
16.75
18
16.5
18
30.5
31
31
29.5
30
31.5
15.5
17.5
17.5
8.5
10.5
20.5
15
13.5
13.5
21
19.5
11
15.25
15.5
15.5
14.75
15
15.75
48.8
40
37.5
45
40
45
13
13.25
13.25
12.5
12.75
13.5
57.5
45
40
53
35.1
47.5
84
80
75
70
10
70
12
60
14
55
15.5
50
64.1
60
60
55
10
50
12
50
14
40
16
40
17.5
40
68
70
55
50
10
45
12
40
14
40
17.5
35
68
63.2
60
8.5
60
61.5
60
55
50
10.5
50
65
60
55
50
10
50
12
50
14
45
16
45
18
45
20.5
40
57
58
LAMPIRAN
65
.999
.99
Probability
.95
.80
.50
.20
.05
.01
.001
25
35
45
55
65
75
85
95
105
Dp
Average: 55.2225
StDev: 24.6653
A-Squared: 1.569
N: 40
P-Value: 0.000
.999
.99
Probability
.95
.80
.50
.20
.05
.01
.001
20
30
40
50
60
70
80
Dbh
Average: 44.2363
StDev: 19.1327
A-Squared: 1.723
N: 40
P-Value: 0.000
66
.999
.99
Probability
.95
.80
.50
.20
.05
.01
.001
10
20
30
40
50
60
Dbc
Average: 25.6875
StDev: 13.5480
A-Squared: 1.571
N: 40
P-Value: 0.000
.999
.99
Probability
.95
.80
.50
.20
.05
.01
.001
10
15
20
Dtjk
Average: 12.5663
StDev: 3.52235
A-Squared: 1.296
N: 40
P-Value: 0.002
.999
.99
Probability
.95
.80
.50
.20
.05
.01
.001
12
22
32
Ht
Average: 22.6313
StDev: 5.61731
A-Squared: 1.325
N: 40
P-Value: 0.002
67
.999
.99
Probability
.95
.80
.50
.20
.05
.01
.001
10
15
20
Hbc
Average: 12.2063
StDev: 2.75658
A-Squared: 0.568
N: 40
P-Value: 0.132
.999
.99
Probability
.95
.80
.50
.20
.05
.01
.001
5
10
15
20
Htjk
Average: 10.425
StDev: 4.27920
A-Squared: 0.602
N: 40
P-Value: 0.110
68
Coef
1.6640
0.77092
SE Coef
0.8411
0.01394
R-Sq = 98.8%
T
1.98
55.32
P
0.055
0.000
R-Sq(adj) = 98.7%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
DF
1
38
39
SS
14101
175
14276
MS
14101
5
F
3060.55
T
-0.45
11.66
P
0.657
0.000
P
0.000
Coef
-1.126
0.48555
SE Coef
2.514
0.04166
R-Sq = 78.1%
R-Sq(adj) = 77.6%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
DF
1
38
39
SS
5593.8
1564.6
7158.3
MS
5593.8
41.2
F
135.86
P
0.000
Coef
5.5699
0.12669
SE Coef
0.6452
0.01069
R-Sq = 78.7%
T
8.63
11.85
P
0.000
0.000
R-Sq(adj) = 78.1%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
DF
1
38
39
SS
380.85
103.03
483.87
MS
380.85
2.71
F
140.47
P
0.000
69
Predictor
Constant
Dp
S = 2.674
Coef
11.530
0.20103
SE Coef
1.048
0.01736
R-Sq = 77.9%
T
11.00
11.58
P
0.000
0.000
R-Sq(adj) = 77.3%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
DF
1
38
39
SS
958.86
271.75
1230.61
MS
958.86
7.15
F
134.08
P
0.000
Coef
8.4687
0.06768
SE Coef
0.8707
0.01443
R-Sq = 36.7%
T
9.73
4.69
P
0.000
0.000
R-Sq(adj) = 35.0%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
DF
1
38
39
SS
108.69
187.66
296.35
MS
108.69
4.94
F
22.01
P
0.000
Coef
3.061
0.13335
SE Coef
1.087
0.01800
R-Sq = 59.1%
T
2.82
7.41
P
0.008
0.000
R-Sq(adj) = 58.0%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
DF
1
38
39
SS
421.90
292.25
714.15
MS
421.90
7.69
F
54.86
R-Sq = 98.8%
T
-1.31
55.32
P
0.199
0.000
R-Sq(adj) = 98.7%
P
0.000
70
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
DF
1
38
39
SS
23436
291
23727
MS
23436
8
F
3060.55
T
-1.04
12.75
P
0.303
0.000
P
0.000
Coef
-2.513
0.63749
SE Coef
2.405
0.05000
R-Sq = 81.1%
R-Sq(adj) = 80.6%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
DF
1
38
39
SS
5801.9
1356.5
7158.3
MS
5801.9
35.7
F
162.53
P
0.000
Coef
5.2797
0.16472
SE Coef
0.6416
0.01334
R-Sq = 80.1%
Analysis of Variance
Source
DF
Regression
1
Residual Error
38
Total
39
T
8.23
12.35
P
0.000
0.000
R-Sq(adj) = 79.5%
SS
387.36
96.52
483.87
MS
387.36
2.54
F
152.51
P
0.000
Coef
10.981
0.26336
SE Coef
1.013
0.02105
R-Sq = 80.5%
T
10.84
12.51
P
0.000
0.000
R-Sq(adj) = 79.9%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
DF
1
38
39
SS
990.15
240.46
1230.61
MS
990.15
6.33
F
156.48
P
0.000
71
Predictor
Constant
Dbh
S = 2.206
Coef
8.2977
0.08836
SE Coef
0.8880
0.01846
R-Sq = 37.6%
T
9.34
4.79
P
0.000
0.000
R-Sq(adj) = 36.0%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
DF
1
38
39
SS
111.45
184.90
296.35
MS
111.45
4.87
F
22.91
P
0.000
Coef
2.684
0.17500
SE Coef
1.087
0.02259
R-Sq = 61.2%
T
2.47
7.75
P
0.018
0.000
R-Sq(adj) = 60.2%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
DF
1
38
39
SS
437.21
276.94
714.15
MS
437.21
7.29
F
59.99
P
0.000
Coef
13.882
1.6094
SE Coef
3.999
0.1381
R-Sq = 78.1%
T
3.47
11.66
P
0.001
0.000
R-Sq(adj) = 77.6%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
DF
1
38
39
SS
18541
5186
23727
MS
18541
136
F
135.86
T
4.01
12.75
P
0.000
0.000
Coef
11.577
1.27140
SE Coef
2.888
0.09973
R-Sq = 81.1%
R-Sq(adj) = 80.6%
P
0.000
72
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
DF
1
38
39
SS
11571
2705
14276
MS
11571
71
F
162.53
T
10.97
10.44
P
0.000
0.000
P
0.000
Coef
6.8158
0.22386
S = 1.815
SE Coef
0.6212
0.02145
R-Sq = 74.1%
Analysis of Variance
Source
DF
Regression
1
Residual Error
38
Total
39
R-Sq(adj) = 73.5%
SS
358.73
125.14
483.87
MS
358.73
3.29
F
108.93
P
0.000
Coef
13.3550
0.36112
S = 2.796
SE Coef
0.9572
0.03305
R-Sq = 75.9%
T
13.95
10.93
P
0.000
0.000
R-Sq(adj) = 75.2%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
DF
1
38
39
SS
933.50
297.11
1230.61
MS
933.50
7.82
F
119.39
P
0.000
Coef
10.1058
0.08177
S = 2.557
SE Coef
0.8754
0.03022
R-Sq = 16.2%
T
11.54
2.71
P
0.000
0.010
R-Sq(adj) = 13.9%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
DF
1
38
39
SS
47.861
248.489
296.351
MS
47.861
6.539
F
7.32
P
0.010
73
Predictor
Constant
Dbc
Coef
3.2492
0.27935
S = 2.023
SE Coef
0.6925
0.02391
R-Sq = 78.2%
T
4.69
11.68
P
0.000
0.000
R-Sq(adj) = 77.6%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
DF
1
38
39
SS
558.61
155.54
714.15
MS
558.61
4.09
F
136.48
P
0.000
Coef
-22.845
6.2125
S = 11.53
SE Coef
6.834
0.5242
R-Sq = 78.7%
T
-3.34
11.85
P
0.002
0.000
R-Sq(adj) = 78.1%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
DF
1
38
39
SS
18675
5052
23727
MS
18675
133
F
140.47
T
-3.28
12.35
P
0.002
0.000
P
0.000
Coef
-16.835
4.8600
SE Coef
5.131
0.3935
S = 8.657
R-Sq = 80.1%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
DF
1
38
39
R-Sq(adj) = 79.5%
SS
11429
2848
14276
MS
11429
75
F
152.51
T
-3.85
10.44
P
0.000
0.000
Coef
-15.929
3.3118
SE Coef
4.137
0.3173
R-Sq = 74.1%
R-Sq(adj) = 73.5%
P
0.000
74
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
DF
1
38
39
SS
5307.1
1851.3
7158.3
MS
5307.1
48.7
F
108.93
P
0.000
Coef
6.522
1.2820
SE Coef
2.006
0.1539
R-Sq = 64.6%
T
3.25
8.33
P
0.002
0.000
R-Sq(adj) = 63.7%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
DF
1
38
39
SS
795.23
435.39
1230.61
MS
795.23
11.46
F
69.41
P
0.000
Coef
7.479
0.3762
SE Coef
1.451
0.1113
R-Sq = 23.1%
Analysis of Variance
Source
DF
Regression
1
Residual Error
38
Total
39
T
5.15
3.38
P
0.000
0.002
R-Sq(adj) = 21.1%
SS
68.485
227.866
296.351
MS
68.485
5.996
F
11.42
P
0.002
Coef
-0.957
0.9058
SE Coef
1.712
0.1313
R-Sq = 55.6%
T
-0.56
6.90
P
0.580
0.000
R-Sq(adj) = 54.4%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
DF
1
38
39
SS
396.97
317.18
714.15
MS
396.97
8.35
F
47.56
P
0.000
75
R-Sq = 77.9%
T
-4.17
11.58
P
0.000
0.000
R-Sq(adj) = 77.3%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
DF
1
38
39
SS
18487
5239
23727
MS
18487
138
F
134.08
T
-4.38
12.51
P
0.000
0.000
P
0.000
Coef
-24.907
3.0552
S = 8.568
SE Coef
5.691
0.2442
R-Sq = 80.5%
R-Sq(adj) = 79.9%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
DF
1
38
39
SS
11487
2790
14276
MS
11487
73
F
156.48
T
-4.88
10.93
P
0.000
0.000
P
0.000
Coef
-21.852
2.1006
S = 6.744
SE Coef
4.480
0.1922
R-Sq = 75.9%
R-Sq(adj) = 75.2%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
DF
1
38
39
SS
5430.1
1728.3
7158.3
MS
5430.1
45.5
F
119.39
Coef
1.159
0.50407
SE Coef
1.410
0.06050
T
0.82
8.33
P
0.416
0.000
P
0.000
76
S = 2.123
R-Sq = 64.6%
R-Sq(adj) = 63.7%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
DF
1
38
39
SS
312.68
171.19
483.87
MS
312.68
4.51
F
69.41
P
0.000
R-Sq = 45.3%
T
3.45
5.61
P
0.001
0.000
R-Sq(adj) = 43.8%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
DF
1
38
39
SS
134.22
162.14
296.35
MS
134.22
4.27
F
31.46
P
0.000
Coef
-4.732
0.66975
SE Coef
1.372
0.05888
R-Sq = 77.3%
T
-3.45
11.37
P
0.001
0.000
R-Sq(adj) = 76.7%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
DF
1
38
39
SS
552.01
162.14
714.15
MS
552.01
4.27
F
129.38
T
-0.76
4.69
P
0.454
0.000
P
0.000
Coef
-10.92
5.419
SE Coef
14.45
1.155
R-Sq = 36.7%
R-Sq(adj) = 35.0%
Analysis of Variance
Source
Regression
DF
1
SS
8701.8
MS
8701.8
F
22.01
P
0.000
77
Residual Error
Total
38
39
15025.0
23726.7
395.4
Coef
-7.72
4.2564
SE Coef
11.12
0.8894
R-Sq = 37.6%
T
-0.69
4.79
P
0.492
0.000
R-Sq(adj) = 36.0%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
DF
1
38
39
SS
5369.1
8907.3
14276.4
MS
5369.1
234.4
F
22.91
P
0.000
Coef
1.579
1.9751
SE Coef
9.130
0.7301
R-Sq = 16.2%
Analysis of Variance
Source
DF
Regression
1
Residual Error
38
Total
39
T
0.17
2.71
P
0.864
0.010
R-Sq(adj) = 13.9%
SS
1156.1
6002.3
7158.3
MS
1156.1
158.0
F
7.32
P
0.010
Coef
5.068
0.6143
SE Coef
2.273
0.1818
R-Sq = 23.1%
T
2.23
3.38
P
0.032
0.002
R-Sq(adj) = 21.1%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
DF
1
38
39
SS
111.82
372.05
483.87
MS
111.82
9.79
F
11.42
Coef
5.892
1.3714
SE Coef
3.058
0.2445
T
1.93
5.61
P
0.062
0.000
P
0.002
78
S = 4.209
R-Sq = 45.3%
R-Sq(adj) = 43.8%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
DF
1
38
39
SS
557.34
673.28
1230.61
MS
557.34
17.72
F
31.46
P
0.000
Coef
5.892
0.3714
SE Coef
3.058
0.2445
R-Sq = 5.7%
T
1.93
1.52
P
0.062
0.137
R-Sq(adj) = 3.2%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
DF
1
38
39
SS
40.87
673.28
714.15
MS
40.87
17.72
F
2.31
P
0.137
Coef
9.036
4.4303
SE Coef
6.729
0.5982
R-Sq = 59.1%
T
1.34
7.41
P
0.187
0.000
R-Sq(adj) = 58.0%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
DF
1
38
39
SS
14017
9710
23727
MS
14017
256
F
54.86
P
0.000
Coef
7.766
3.4984
SE Coef
5.081
0.4517
R-Sq = 61.2%
T
1.53
7.75
P
0.135
0.000
R-Sq(adj) = 60.2%
Analysis of Variance
Source
Regression
DF
1
SS
8740.2
MS
8740.2
F
59.99
P
0.000
79
Residual Error
Total
38
39
5536.2
14276.4
145.7
Coef
-3.503
2.8001
SE Coef
2.696
0.2397
R-Sq = 78.2%
T
-1.30
11.68
P
0.202
0.000
R-Sq(adj) = 77.6%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
DF
1
38
39
SS
5599.3
1559.0
7158.3
MS
5599.3
41.0
F
136.48
P
0.000
R-Sq = 55.6%
T
6.16
6.90
P
0.000
0.000
R-Sq(adj) = 54.4%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
DF
1
38
39
SS
268.97
214.90
483.87
MS
268.97
5.66
F
47.56
P
0.000
Coef
10.600
1.1541
SE Coef
1.141
0.1015
R-Sq = 77.3%
T
9.29
11.37
P
0.000
0.000
R-Sq(adj) = 76.7%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
DF
1
38
39
SS
951.22
279.39
1230.61
MS
951.22
7.35
F
129.38
Coef
10.600
0.1541
SE Coef
1.141
0.1015
T
9.29
1.52
P
0.000
0.137
P
0.000
80
S = 2.712
R-Sq = 5.7%
R-Sq(adj) = 3.2%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
DF
1
38
39
SS
16.961
279.390
296.351
MS
16.961
7.352
F
2.31
P
0.137
81
(d/D)2
-0,880
0,000
-0,836
0,000
-0,766
0,000
d/D
-0,881
0,000
-0,855
0,000
-0,797
0,000
(h/H)2
(h/H)3
Coef
1.07723
-0.89212
S = 0.08224
SE Coef
0.01131
0.03082
R-Sq = 77.6%
T
95.25
-28.95
P
0.000
0.000
R-Sq(adj) = 77.5%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
DF
1
242
243
SS
5.6681
1.6366
7.3047
MS
5.6681
0.0068
F
838.14
Coef
1.07567
-0.8803
-0.0170
S = 0.0824047
SE Coef
0.01976
0.1269
0.1766
R-Sq = 77.6%
PRESS = 1.67666
T
54.45
-6.94
-0.10
P
0.000
0.000
0.924
VIF
16.9
16.9
R-Sq(adj) = 77.4%
R-Sq(pred) = 77.05%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
Source
h/H
(h/H)^2
DF
1
1
DF
2
241
243
SS
5.6682
1.6365
7.3047
MS
2.8341
0.0068
F
417.36
P
0.000
Seq SS
5.6681
0.0001
Coef
1.02099
SE Coef
0.03373
T
30.27
P
0.000
VIF
P
0.000
82
h/H
(h/H)^2
(h/H)^3
-0.1922
-2.219
1.9932
S = 0.0819008
0.3674
1.118
0.9998
R-Sq = 78.0%
-0.52
-1.98
1.99
0.601
0.048
0.047
143.3
685.1
231.8
R-Sq(adj) = 77.7%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
Source
h/H
(h/H)^2
(h/H)^3
DF
1
1
1
DF
3
240
243
SS
5.6948
1.6099
7.3047
MS
1.8983
0.0067
F
283.00
P
0.000
Seq SS
5.6681
0.0001
0.0267
Coef
1.08873
-1.35065
S = 0.1253
SE Coef
0.01723
0.04695
R-Sq = 77.4%
T
63.18
-28.77
P
0.000
0.000
R-Sq(adj) = 77.3%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
DF
1
242
Total
SS
12.992
3.799
243
MS
12.992
0.016
F
827.56
16.791
Coef
1.14403
-1.7711
0.6035
S = 0.124239
SE Coef
0.02979
0.1913
0.2663
R-Sq = 77.8%
T
38.41
-9.26
2.27
P
0.000
0.000
0.024
VIF
16.9
16.9
R-Sq(adj) = 77.7%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
Source
h/H
(h/H)^2
DF
1
1
DF
2
241
243
SS
13.0713
3.7199
16.7913
MS
6.5357
0.0154
F
423.42
P
0.000
Seq SS
12.9921
0.0793
P
0.000
83
Predictor
Constant
h/H
(h/H)^2
(h/H)^3
Coef
1.05507
-0.6518
-2.978
3.242
S = 0.123312
SE Coef
0.05079
0.5532
1.684
1.505
R-Sq = 78.3%
T
20.77
-1.18
-1.77
2.15
P
0.000
0.240
0.078
0.032
VIF
143.3
685.1
231.8
R-Sq(adj) = 78.0%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
Source
h/H
(h/H)^2
(h/H)^3
DF
1
1
1
DF
3
240
243
Seq SS
12.9921
0.0793
0.0706
SS
13.1419
3.6494
16.7913
MS
4.3806
0.0152
F
288.09
P
0.000
84
Lampiran 5. Korelasi Antar Dimensi Pohon Contoh Dengan Volume Aktual Dan
Penyusunan Persamaan Regresi
Dimensi Pohon
V aktual
0,955
0,000
0,965
0,000
0,860
0,000
0,876
0,000
0,854
0,000
0,674
0,000
0,686
0,000
-0,240
0,135
-0,132
0,415
Dp
Dbh
Dbc
Dtjk
Tt
Tbc
Ttjk
fabs
fbh
Coef
-1.8610
0.066428
S = 0.5133
SE Coef
0.2011
0.003332
R-Sq = 91.3%
T
-9.25
19.94
P
0.000
0.000
R-Sq(adj) = 91.0%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
DF
1
38
39
SS
104.70
10.01
114.71
MS
104.70
0.26
F
397.42
T
-11.08
22.83
P
0.000
0.000
Coef
-2.0208
0.086538
SE Coef
0.1823
0.003791
R-Sq = 93.2%
R-Sq(adj) = 93.0%
P
0.000
85
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
DF
1
38
39
SS
106.91
7.80
114.71
MS
106.91
0.21
F
521.13
P
0.000
Coef
-3.5502
0.42634
S = 0.8392
SE Coef
0.4974
0.03815
R-Sq = 76.7%
T
-7.14
11.18
P
0.000
0.000
R-Sq(adj) = 76.1%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
DF
1
38
39
SS
87.951
26.759
114.711
MS
87.951
0.704
F
124.90
P
0.000
Coef
-4.0921
0.26068
S = 0.9045
SE Coef
0.6008
0.02578
R-Sq = 72.9%
T
-6.81
10.11
P
0.000
0.000
R-Sq(adj) = 72.2%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
DF
1
38
39
SS
83.624
31.087
114.711
MS
83.624
0.818
F
102.22
P
0.000
Coef
-3.3140
0.41957
S = 1.283
SE Coef
0.9320
0.07452
R-Sq = 45.5%
T
-3.56
5.63
P
0.001
0.000
R-Sq(adj) = 44.0%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
DF
1
38
39
SS
52.169
62.542
114.711
MS
52.169
1.646
F
31.70
P
0.000
86
Coef
-1.0605
0.27509
S = 1.264
SE Coef
0.5319
0.04728
R-Sq = 47.1%
T
-1.99
5.82
P
0.053
0.000
R-Sq(adj) = 45.7%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
DF
1
38
39
SS
54.042
60.669
114.711
MS
54.042
1.597
F
33.85
Coef
-2.8598
0.071073
0.02880
S = 0.876177
SE Coef
0.6670
0.007119
0.03594
R-Sq = 87.9%
T
-4.29
9.98
0.80
P
0.000
0.000
0.428
VIF
2.4
2.4
R-Sq(adj) = 87.2%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
Source
Dp
Ht
DF
1
1
DF
2
37
39
SS
205.94
28.40
234.34
MS
102.97
0.77
F
134.13
P
0.000
Seq SS
205.45
0.49
Coef
-2.5519
0.100615
-0.00829
S = 0.738648
SE Coef
0.5673
0.008074
0.03172
R-Sq = 91.4%
T
-4.50
12.46
-0.26
P
0.000
0.000
0.795
VIF
2.6
2.6
R-Sq(adj) = 90.9%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
Source
Dbh
Ht
DF
1
1
DF
2
37
39
Seq SS
214.12
0.04
SS
214.16
20.19
234.34
MS
107.08
0.55
F
196.26
P
0.000
P
0.000
87
Coef
-8.1942
2.25298
S = 0.155944
SE Coef
0.2185
0.05866
T
-37.51
38.41
R-Sq = 97.5%
P
0.000
0.000
R-Sq(adj) = 97.4%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
DF
1
38
39
SS
35.873
0.924
36.797
MS
35.873
0.024
F
1475.14
P
0.000
Coef
-9.1515
1.7749
0.8827
S = 0.127674
SE Coef
0.2802
0.1180
0.1989
T
-32.66
15.05
4.44
R-Sq = 98.4%
P
0.000
0.000
0.000
VIF
6.0
6.0
R-Sq(adj) = 98.3%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
Source
Ln Dbh
Ln Ht
DF
1
1
DF
2
37
39
SS
36.194
0.603
36.797
MS
18.097
0.016
F
1110.21
P
0.000
Seq SS
35.873
0.321
Coef
-3.55869
2.25298
S = 0.0677239
SE Coef
0.09487
0.05866
R-Sq = 97.5%
T
-37.51
38.41
P
0.000
0.000
R-Sq(adj) = 97.4%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
DF
1
38
39
SS
6.7661
0.1743
6.9404
MS
6.7661
0.0046
F
1475.22
P
0.000
88
Predictor
Constant
log Dbh
Log Ht
Coef
-3.9744
1.7749
0.8827
S = 0.0554472
SE Coef
0.1217
0.1180
0.1989
T
-32.66
15.05
4.44
R-Sq = 98.4%
P
0.000
0.000
0.000
VIF
6.0
6.0
R-Sq(adj) = 98.3%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
Source
log Dbh
Log Ht
DF
1
1
DF
2
37
39
Seq SS
6.7661
0.0605
SS
6.8267
0.1138
6.9404
MS
3.4133
0.0031
F
1110.25
P
0.000
89
Predictor
Constant
Dp/Dbh
Coef
0.9564
-0.1587
S = 0.09858
SE Coef
0.2909
0.2339
R-Sq = 1.2%
T
3.29
-0.68
P
0.002
0.502
R-Sq(adj) = 0.0%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
DF
1
38
39
SS
0.004473
0.369293
0.373766
MS
0.004473
0.009718
F
0.46
P
0.502
Coef
1.5256
-0.8284
SE Coef
0.1810
0.1455
S = 0.06134
R-Sq = 46.0%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
DF
1
38
39
T
8.43
-5.69
P
0.000
0.000
R-Sq(adj) = 44.6%
SS
0.12185
0.14296
0.26481
MS
0.12185
0.00376
F
32.39
P
0.000
Coef
-4.030
4.701
SE Coef
5.038
4.052
R-Sq = 3.4%
T
-0.80
1.16
P
0.429
0.253
R-Sq(adj) = 0.9%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
DF
1
38
39
SS
3.925
110.786
114.711
MS
3.925
2.915
F
1.35
P
0.253
90
Predictor
Constant
Dbc/Dp
Coef
0.943
1.876
SE Coef
1.189
2.511
S = 1.725
R-Sq = 1.4%
T
0.79
0.75
P
0.433
0.459
R-Sq(adj) = 0.0%
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
DF
1
38
39
SS
1.661
113.049
114.711
MS
1.661
2.975
F
0.56
P
0.459