Anda di halaman 1dari 45

PENGANTAR DAN METODOLOGI TEORI AKUNTANSI

I.

PENGERTIAN TEORI

Teori adalah seperangkat konsep, definisi dan proposisi yang


saling

berkaitan

menjelaskan
pengertian

dan
diatas,

secara

sistematis

memprediksi
tujuan

yang

diajukan

fenomena

teori

adalah

atau

untuk

fakta.

Dari

menjelaskan

dan

memprediksi. Menjelaskan berarti menganalisis dan memberi


alasan mengapa fenomena atau fakta seperti yang diamati.
Memprediksi berarti memberi keyakinan bahwa kalau asumsiasumsi atau syarat-syarat yang diteorikan dipenuhi besar
kemungkinan suatu fenomena atau fakta tertentu akan terjadi.
Definisi "teori" yang paling tepat untuk bidang akutansi adalah :
".. seperangkat prinsip hipotetis, konseptual dan pragmatis
yang terjalin satu sama lain, yang membentuk suatu kerangka
acuan untuk suatu bidang pengetahuan".
Webster Third New International Dictionary mendefinisikan teori
sebagai suatu susunan yang saling berkaitan dengan hipotesis,
konsep, dan prinsip pragmatis yang membentuk kerangka acuan
untuk bidang yang dipertanyakan.
McDonald memberikan tiga elemen teori, yaitu:
A. Membuat kode sebagai simbol fenomena
B. Mengkombinasikannya sesuai dengan peraturan
C. Menterjemahkannya ke dalam fenomena
Kenneth S. Most (1982) mendefinisikan teori sebagai suatu
pernyataan sistematik mengenai peraturan atau prinsip yang
mendasari atau memandu suatu set fenomena. Teori dapat juga
dianggap

sebagai

kerangka

atau

susunan

ide,

penjelasan

fenomena, dan prediksi perilaku yang akan datang. Teori adalah


penjelasan

yang

sistematik

dan

scientific.

Kenneth

menambahkan bahwa teori memiliki tiga dimensi sebagai


berikut:
1. Reductionism yang berarti bahwa teori itu dimulai dari
asumsi-asumsi dimana teori itu tidak langsung merujuk ke
objek yang diobservasi dan bukan pula pernyataan yang
dapat diuji kebenarannya, tetapi dia merupakan bahan
rujukan untuk mengamati fenomena. Ia adalah sejenis alat
yang lebih cepat dapat dirujuk ke fenomena yang diamati.
2. Instrumentalism yang berarti bahwa teori adalah sebuah
instrument atau alat menghitung yang akan digunakan
untuk menilai pernyataan tentang suatu observasi. Di sini
peranan teori adalah menjelaskan dan meramalkan.
3. Realism yang berarti bahwa teori adalah sekumpulan
proposisi atau dalil yang merupakan pernyataan suatu
kebenaran atau ketidakbenaran tentang dunia nyata,
fenomena atau objek.
II.

PENGERTIAN TEORI AKUNTANSI

Teori akuntansi adalah adalah cabang akuntansi yang terdiri dari


pernyataan sistematik tentang prinsip dan metodologi yang
membedakan dengan praktik.
Teori

akuntansi merupakan

penalaran

logis

dalam

bentuk

seperangkat prinsip luas yang memberikan kerangka acuan


umum yang dapat digunakan untuk menilai praktek akuntansi
dan memberi arah pengembangan prosedur dan praktek baru.
Definisi tersebut dapat dilihat bahwa teori akuntansi tidak
lepas dari praktek akuntansi karena tujuan utamanya adalah

menjelaskan praktek akuntansi berjalan dan memberikan dasar


bagi pengembangan praktek tersebut.
Vernon kam (1986) menganggap bahwa teori akuntansi adalah
suatu sistem yang komprehensif dimana termasuk postulat dan
teori yang berkaitan dengannya. Dia membagi unsur teori dalam
beberapa elemen: postulat dan asumsi dasar, definisi, tujuan
akuntasi, prinsip atau standar, dan prosedur atau metodemetode.
Vernon Kam (1986) mengemukakan fungsi dari adanya teori
kuntansi sebagai berikut.
A. Menjadikan pegangan bagi lembaga penyusunan standar
akuntansi dalam menyusun standarnya.
B. Memberikan

kerangka

rujukan

untuk

menyelesaikan

masalah akuntansi dalam hal tidak adanya standar resmi.


C. Menentukan batas dalm hal melakukan judgment dalam
penyusunan laporan keuangan.
D. Meningkatkan
laporan

pemahaman

terhadap

dan

informasi

keyakinan

yang

pembaca

disajikan

laporan

yang

dapat

keuangan.
E. Meningkatkan

kualitas

laporan

diperbandingkan.
Sedangkan Hendriksen (1982) mengemukakan kegunaan teori
akuntansi sebagai berikut.
A. Memberikan kerangka rujukan sebagai dasar untuk menilai
prosedur dan praktik akuntansi.
B. Memberikan pedoman terhadap praktik dan prosedur
akuntansi yang baru.

Teori akutansi dapat dipergunakan untuk menjelaskan praktekpraktek yang sekarang berjalan guna memperoleh pemahaman
yang lebih baik, akan tetapi tujuan utama dari teori akutansi
adalah untuk memberikan seperangkat prinsip logis yang saling
berkaitan,

yang

membentuk

kerangka

acuan

umum

bagi

penilaian dan pengembangan praktek akuntansi yang sehat.


Secara luas pengertian teori akuntansi tersebut meliputi:
A. Pemilihan metode penilaian (valuation methods).
B. Pengembangan
framework)

Rerangka

akuntansi

konseptual

sebagai

landasan

(conceptual
penyusunan

aturan akuntansi.
C. Penilaian kesesuaian rerangka konseptual akuntansi dan
prinsip-prinsip lainnya yang menjadi pedoman dalam
penyusunan aturan akuntansi.
D. Penelaahan alasan perusahaan memilih metode akuntansi
tertentu diantara alternative-alternativenya.
Suatu teori umum yang tunggal untuk akutansi mungkin dapat
merupakan suatu tujuan jangka panjang. Akan tetapi karena
akutansi sebagai suatu ilmu yang berdasarkan logika dan
penelitian empiris masih sangat muda, maka paling banyak
yang dapat dicapai pada tingkat ini adalah mengembangkan
beberapa teori dan subteori yang saling melengkapi atau yang
saling bersaingan.

Berdasarkan definisi, setiap teori terdiri dari seperangkat


pernyataan

yang

dihubungkan

oleh

aturan

logika

atau

penalaran menuju suatu kesimpulan (inferential). Pernyataan ini

harus meliputi hipotesa yang bisa diuji (atau premise) dan suatu
kesimpulan, walaupun satu atau lebih premise dapat didasarkan
atas pertimbangan

nilai

(value

judgement) yang

eksplisit.

Penguji utama mengenai benar tidaknya suatu teori adalah


kemampuannya

untuk

menjelaskan

atau

meramalkan.

Penjelasan secara abstrak saja biasanya tidak cukup. Penjelasan


ini dapat dipergunakan untuk peristiwa di masa yang lalu atau
yang masa kini, dan penelitian mengenai ramalan/penjelasan
tersebut akan membuktikan apakah teori tersebut mampu
meramalkan peristiwa atau keadaan di masa mendatang.

Dengan

adanya

informasi

baru

atau

teori

baru

yang

memungkinkan peramalan yang lebih baik, maka teori yang ada


harus dimodifikasi atau ditinggalkan. Pendapat umum mengenai
"apa yang naik, pasti akan turun" ternyata harus dimodifikasi
setelah diketahui bahwa benda yang ditembakkan ke angkasa
tidak kembali ke bumi, meskipun teori gaya tarik bumi yang
telah

diperbaiki

semacam

ini.

sejak

Jadi

lama

telah

prediktibilitas

meramalkan

atau

peristiwa

kemampuan

untuk

meramalkan merupakan sesuatu yang relatif, yang diperbaiki


secara bertahap dengan dikembangkannya teori yang lebih baik
atau metode yang lebih baik untuk menerapkan teori tersebut.

Ada suatu hal yang perlu diperhatikan mengenai prediktibilitas


dalam bidang ekonomi dan akuntansi. Suatu teori yang dapat
meramalkan

bangkrutnya

perusahaan-perusahaan

bisa

sungguh-sungguh menimbulkan kebangkrutan apabila orang


percaya akan ramalan tersebut. Misalnya para kreditor dan

investor yang tidak bersedia memberikan dana atau bahkan


menarik

kembali

diramalkan

dana

akan

mereka

bangkrut,

dari
bisa

perusahaan

yang

sungguh-sungguh

mengakibatkan kebangkrutan perusahaan tersebut.

Dalam pengembangan teori akuntansi selain pertimbangan


kemampuan untuk menjelaskan atau meramalkan, juga harus
dipertimbangkan kesanggupan teori tersebut untuk mengukur
risiko,

atau

probabilitas

prediksi

untuk

berfungsi

sebagai

pernyataan yang tepat atas kejadian di masa depan.


Pendekatan dan metodologi apapun yang digunakan dalam
penyusunan teori akuntansi, kerangka acuan yang dihasilkan
didasarkan pada serangkaian elemen dan hubungan yang
mengatur

pengembangan

teknik

akuntansi.

Struktur

teori

akuntansi terdiri dari beberapa elemen sebagai berikut :


A. Suatu pernyataan mengenai tujuan dari laporan keuangan.
B. Suatu pernyataan dari postulat dan konsep teoritis dari
akuntansi yang terkait dengan asumsi-asumsi lingkungan
dan hakikat unit akuntansi. Postulat dan konsep teoritis ini
diturunkan dari pernyataan tujuan.
C. Suatu

pernyataan

mengenai

prinsip-prinsip

akuntansi

dasar berdasarkan postulat maupun konsep teoritis.


D. Sekelompok teknik akuntansi yang diturunkan dari prinsipprinsip akuntansi.
III.

TINGKATAN TEORI AKUNTANSI

Menurut Eldon Hendriksen, teori akuntansi dapat dikelompokkan


dalam tiga tingkat utama, yaitu:
A. teori sintaksis
B. teori interpretasional (semantis)

C. teori perilaku (pragmatis)


A. Teori Sintaksis
Dalam

linguistik,

sintaksis

(dari

Yunani

Kuno:

syn-,

"bersama", dan txis, "pengaturan") adalah ilmu mengenai


prinsip dan peraturan untuk membuat kalimat dalam bahasa
alami. Selain aturan ini, kata sintaksis juga digunakan untuk
merujuk langsung pada peraturan dan prinsip yang mencakup
struktur kalimat dalam bahasa apapun, sebagaimana "sintaksis
Irlandia Modern."
Penelitian modern dalam sintaks bertujuan untuk menjelaskan
bahasa dalam aturan ini. Banyak pakar sintaksis berusaha
menemukan aturan umum yang diterapkan pada setiap bahasa
alami. Kata sintaksis juga kadang digunakan untuk merujuk pada
aturan yang mengatur sistematika, seperti logika, bahasa formal
buatan, dan bahasa pemrograman komputer.

Teori

sintaksis

berhubungan

dengan

struktur

proses

pengumpulan data dan pelaporan keuangan. Teori sintaksis


mencoba menerapkan praktek akuntansi yang sedang berjalan
dan meramalkan bagaimana para akuntan harus bereaksi
terhadap

situasi

tertentu

atau

bagaimana

mereka

akan

melaporkan kejadian-kejadian tertentu.


Teori-teori yang berhubungan dengan struktur akuntansi antara
lain teori praktek akuntansi tradisional (oleh Ijiri dan Sterling)
yang disebut model Ijiri. Model ini menerangkan praktek
akuntansi

tradisional

yang

ditekankan

pada

sistem

biaya

historis/harga perolehan (historical cost system). Penyimpangan

tertentu, seperti nilai yang terendah antara harga perolehan dan


harga pasar, dipandang sebagai keganjilan dan tidak dijelaskan
oleh teori tersebut. Sterling mencoba menjelaskan apa yang
dikerjakan

para

pembahasan

akuntan

tersebut

bila

terbatas

mereka
pada

bertugas,

biaya

tetapi

historis/harga

perolehan.
Teori yang menjelaskan praktek akuntansi tradisional diperlukan
untuk memperoleh pandangan yang lebih luas tentang praktek
yang

sedang

dievaluasi

berlangsung.

secara

lebih

Teori

ini

memungkinkan

tepat,

juga

untuk

memungkinkan

pengevaluasian terhadap praktek-praktek yang ada, yang tidak


sesuai dengan teori tradisional. Teori yang berhubungan dengan
struktur akuntansi dapat diuji untuk melihat konsistensi logis
dalam teori itu, atau untuk melihat apakah teori-teori itu benerbener

dapat

meramalkan

apa

yang

dikerjakan

akuntan.

Pengujian lain yang dilakukan oleh Sterling, Toleffson dan


Flaherty menunjukkan bahwa meskipun teori tradisional tidak
lengkap, namun sudah menunjukkan variabel-variabel yang
relevan.
Teori-teori lain tidak dapat diuji kecuali untuk menentukan
apakah para akuntan benar-benar mengikuti peraturan atau
tidak. artinya, peraturan dapat diuji, tetapi konsepnya tidak
karena

konsep

tidak

berhubungan

dengan

kegiatan

para

akuntan, melainkan hanya merupakan penggambaran konsep


abstrak. Misalnya: istilah cost (biaya) diperlakukan seolah-olah
cost sebagai obyek berwujud dalam ungkapan seperti cost
flows (arus biaya) dan costs attach (biaya melekat).

Teori akuntansi sintatik merupakan teori yang berorientasi untuk


membahas

masalah-masalah

tentang

bagaimana

kegiatan-

kegiatan perusahaan yang telah disimbolkan secara semantik


dalam elemen-elemen keuangan dapat diwujudkan dalam bentuk
statement keuangan. Simbol-simbol tersebut misalnya aset,
kewajiban, dan lainnya.
Teori

sintatik

meliputi

hubungan

antara

unsur-unsur

yang

membentuk struktur pelaporan keuangan atau struktur akuntansi


dalam

suatu

negara

yaitu

manajemen,

entitas

pelaporan,

pemakai informasi, sistem akuntansi, dan pedoman penyusunan


pelaporan.
B. Teori Interpretasional (Semantis)
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), semantik/semanis
berhungan dengan ilmu tentang makna dalam bahasa; menurut
atau mengenai semantik.
Teori semantik sendiri ini berkonsentrasi pada hubungan antara
gejala (obyek atau kejadian) dan istilah atau simbol yang
menunjukkannya, atau bisa juga diartikan sebagai teori yang
memusatkan perhatian kepada hubungan antara fenomena
(objek atau peristiwa) dengan simbol yang mewakili fenomena
tersebut.
Para akuntan, dengan meminjam berbagai gagasan dari ilmu
ekonomi,

telah

berusaha

menemukan

hubungan

antara

pengukuran akuntansi dan konsep ekonomi atau konsep fisis


mengenai gejala dunia nyata.
Teori-teori yang berhubungan dengan interpretasi (semantik)
diperlukan untuk memberikan pengertian dalil-dalil akuntansi

yang bertujuan meyakinkan bahwa penafsiran konsep oleh para


akuntan

sama

dengan

penafsiran

para

pemakai

laporan

akuntansi.
Contoh upaya penginterpretasian konsep akuntansi berdasarkan
konsep ekonomi dan observasi empiris dapat ditemukan dalam
tulisan Canning, Sprouse dan Moonitz, serta Edwards dan Bell.
Walaupun Canning menekankan pendefinisian secara hati-hati,
tetapi dia tetap memberikan interpretasi ilmu ekonomi terhadap
definisi-definisinya. Sprouse dan Moonitz menyarankan bahwa
interpretasi yang paling baik mengenai penilaian aktiva adalah
bahwa penilaian itu hendaknya menunjukkan nilai manfaat di
masa yang akan datang. Dengan demikian prosedur alternatif
diuji, yaitu seberapa baik prosedur tersebut mengukur konsep ini.
Edwards dan Bell memberikan interpretasi ekonomi terhadap
konsep-konsep nilai dan laba, dan menyarankan bagaimana
konsep ini dapat diukur secara operasional. Sebagai kelanjutan
pengamatan

ini,beberapa

telaah

penelitian

empiris

telah

dilakukan untuk menunjukkan hubungan antara interpretasi


ekonomi

dan

pengukuran

yang

diperoleh

dari

data

sesungguhnya.
Pada umumnya, konsep akuntansi tidak dapat diinterpretasikan
dan tidak mempunyai arti selain sebagai hasil prosedur akuntansi
tertentu. Misalnya, laba akuntansi merupakan konsep buatan
yang mencerminkan kelebihan pendapatan atas beban sesudah
menerapkan aturan tertentu untuk mengukur pendapatan dan
beban.

Teori

interpretasi

memberikan

terhadap

konsep

buatan

alternatif

berdasarkan

dan

interpretasi
menilai

interpretasi.

yang

prosedur

Namun,

berguna
akuntansi

konsep-konsep

umum sering tidak dapat diinterpretasikan dan diberi pengertian


yang berbeda oleh para peneliti yang berbeda. Misalnya, nilai
tidak memiliki interpretasi khusus. Current value (nilai saat
ini/nilai berlaku) akan mempunyai pengertian yang sama,
sebelum menginterpretasikan kita harus melihat subkonsepnya
dahulu sehingga terdapat kesepakatan yang jelas mengenai
interpretasinya. Konsep nilai sekarang dari jasa yang akan
datang, arus kas yang didiskontokan (discounted cash flows),
harga pasar berlaku (current market prices), dan nilai bersih yang
dapat direalisasikan (net realizable value) semuanya

merupakan subkonsep dari nilai berlaku (current value) dan


masing-masing dapat diberi aturan interpretasi khusus.
Contoh penerapan teori interpretif adalah sebagai berikut:
pengukuran nilai persediaan pada saat ini, langkah pertama
adalah

menunjukkan

subkonsep

untuk

menerapkan

aturan

interpretasi khusus. Jika harga beli berlaku yang dipilih maka


current value dapat didefinisikan sebagai harga tukar untuk
suatu barang di pasar pembelian pada tanggal neraca. Jika
catatan harga pasar tidak ada dapat dianggap harga pasar tidak
layak

pakai,

maka

alternatifnya

adalah

menilai

prosedur

akuntansi lain yang tersedia dalam kondisi interpretasi ini.


Pembuktian teori ini dapat diperoleh dari telaah riset yang
dilakukan

untuk

menentukan

apakah

pemakai

informasi

akuntansi memahami makna yang dimaksudkan oleh pembuat


informasi, apakah telah konsisten dengan teori yang ada.
C. Teori Perilaku/Pragmatik (behavioral theories)
Pragmatika/pragmatik

adalah

cabang

ilmu

linguistik

yang

mempelajari hubungan antara konteks dan makna. Ilmu ini


mempelajari

bagaimana

penyampaian

makna

tidak

hanya

bergantung pada pengetahuan linguistik (tata bahasa, leksikon,


dll) dari pembicara dan pendengar, tapi juga dari konteks
penuturan, pengetahuan tentang status para pihak yang terlibat
dalam pembicaraan, maksud tersirat dari pembicara.
Pragmatik berbeda dengan semantik dalam hal pragmatik
mengkaji maksud ujaran dengan satuan analisisnya berupa
tindak tutur (speech act), sedangkan semantik menelaah makna

Oleh: Werry Franciko 125140359

12

satuan lingual (kata atau kalimat) dengan satuan analisisnya


berupa arti atau makna.
Kajian

pragmatik

lebih

menitikberatkan

pada

ilokusi

dan

perlokusi daripada lokusi sebab di dalam ilokusi terdapat daya


ujaran (maksud dan fungsi tuturan), perlokusi berarti terjadi
tindakan sebagai akibat dari daya ujaran tersebut. Sementara
itu, di dalam lokusi belum terlihat adanya fungsi ujaran, yang ada
barulah makna kata/kalimat yang diujarkan.
Teori pragmatik/perilaku menekankan pada pengaruh laporan
serta ikhtisar akuntansi terhadap perilaku atau keputusan.
Penekanan

dalam

perkembangan

teori

akuntansi

adalah

penerimaan orientasi komunikasi dan pengambilan keputusan.


Sasarannya

terletak

pada

relevansi

informasi

yang

dikomunikasikan kepada para pengambil keputusan dan perilaku


berbagai individu atau kelompok sebagai akibat penyajian
informasi akuntansi serta pengaruh laporan dari pihak eksternal
terhadap keputusan manajemen dan pengaruh umpan balik
terhadap tindakan para akuntan dan pemeriksa (auditor). Jadi,
teori

perilaku

mengukur

dan

menilai

pengaruh-pengaruh

ekonomik, psikologis, dan sosiologis dari prosedur akuntansi


alternatif dan media pelaporannya.
Hubungan pragmatik, berkaitan dengan perilaku individu atau
kelompok

kepentingan

sebagai

akibat

dari

adanya

situasi

tertentu, atau tersedianya informasi keuangan yang berguna


untuk pengambilan keputusan investasi. Apabila suatu hipotesis
pada tingkat sintaksis dilakukan pengujian (test) validitasnya

Oleh: Werry Franciko 125140359

13

dengan fakta empiris, hasilnya bisa sama atau berbeda, bahkan


bisa ditolak.
Teori ini berusaha menjelaskan pengaruh informasi akuntansi
terhadap perilaku pengambilan keputusan. Jadi teori pragmatik
dimaksudkan untuk mengukur dan mengevaluasi pengaruh
ekonomi,

psikologi,

dan

sosiologi

pemakai

terhadap

alternatif prosedur akuntansi dam media pelapornya.

1. Pendekatan Pragmatik-Deskriptif
Metode ini paling universal dan tua, kemungkinan adalah
pemakaian pragmatik deskriptif. Atas dasar metode ini, perilaku
akuntansi diamati terus-menerus dengan tujuan untuk meniru
prosedur

dan

merupakan

prinsip-prinsip

pendekatan

akuntansi.

induktif

yang

Proses

seperti

digunakan

ini

untuk

mengembangkan teori akuntansi.

Ada beberapa kritik yang ditujukan pada pendekatan tersebut,


yaitu:
a. Tidak ada penilaian yang logis terhadap tindakan-tindakan
yang dilakukan akuntan. Tidak alasan untuk membenarkan
bahwa akuntan mencatat rekening tertentu dengan cara
yang seharusnya dilakukan, dan tidak ada pertimbangan
analitis terhadap kualitas tindakan atau rekening yang
dibuatnya.

Oleh: Werry Franciko 125140359

14

b. Metode tersebut tidak memungkinkan untuk dilakukan


perubahan, karena pendekatannya tidak berujung pangkal.
Argumennya,

teknik-teknik

dipermasalahkan

atau

akuntansi

diragukan

karena

tidak

pernah

teknik-teknik

tersebut terus-menerus digunakan oleh para pendukung


pragmatik.
c. Perhatian cenderung dipusatkan pada perilaku-perilaku
akuntan,

bukan

pada

pengukuran

atribut-atribut

perusahaan seperti aset, utang, pendapatan dan lain-lain.


Atas dasar kenyataan tersebut Sterling (1970) berkesimpulan
bahwa pendekatan pragmatik tidak sesuai untuk penyusunan
teori akuntansi. Kesimpulan tersebut dikaitkan dengan teori
normatif tentang bagaimana akuntansi seharusnya dikerjakan,
bukannya teori positif yang menjelaskan atau memprediksi di
dunia nyata. Sterling mengacu pada hal ini sebagai metode
antropologi dan komentar seperti berikut:
Ini sangat mirip dengan, yang dikatakan teori bahwa esensi dari
agama primitif animisme. Teori ini memungkinkan seorang
antropolog untuk memprediksi bahwa dalam kondisi tertentu,
seorang primitif [sic] akan bertindak dengan cara tertentu.
Pengujian

teori

adalah

pengamatan

tindakan

manusia

primitif.Dalam cara yang sama, pengujian teori antropologi


akuntansi adalah pengamatan tindakan akuntansi manusia.
Misalnya, jika seorang antropolog akuntansi telah mengamati
bahwa akuntansi manusia biasanya mencatattokoh konservatif
dan secara umum hal ini sebagai prinsip `konservatisme , maka
kita dapat menguji prinsip ini dengan mengamati apakah atau
tidak seorang akuntansi dalam catatan fakta tokohkonservatif
jika

seorang

antropolog

Oleh: Werry Franciko 125140359

akuntansi

15

menetapkan

prinsip

keragaman , maka kita dapat menguji prinsip ini dengan


mengamati apakah ada atau tidak seorang akuntansi dalam
kejadian catatan sebenarnya yang serupa dalam cara yang
berbeda. Dan sebagainya.
Ada

beberapa

kritik

dari

pendekatan

ini

untuk

teori

konstruksi.Pertama, hal ini diklaim bahwa tidak ada penilaian


logis dari tindakan akuntan. Hal ini belum tentu bahwa dalam
caraperhitungan akuntan di mana ia harus menghitung dan tidak
ada penilaian analisis mengenai kualitas tindakannya atau
perhitungan

yang

dibuat.Kedua,

memungkinkanperubahan,

karena

hal

metode
ini

ini

melingkar

tidak
dalam

pendekatan.Teknik akuntansi tidak pernah diragukan, mereka


diabadikan oleh generasi penerus dari pengamat akuntansi
pragmatis.

2. Pendekatan Pragmatik-Psikologis
Pendekatan pragmatis yang kedua adalah mengamati reaksi
pemakai laporan keuangan. Akuntan memanipulasi transaksi
akuntansi menurut aturan-aturan sintaktik yang berbeda dengan
yang digunakan untuk menghasilkan laporan keuangan (contoh:
adanya sistem akuntansi inflasi yang berbeda). Laporan tersebut
kemudian disimpulkan oleh pemakai.

Namun, ada beberapa masalah. Beberapa penerima dapat


bereaksi secara logis.orang lain mungkin memiliki tanggapan

Oleh: Werry Franciko 125140359

16

sebelum dikondisikan dan yang lain mungkin tidak bereaksi


ketika mereka lakukan. Sebuah perbaikan dari pendekatan ini
menyesuaikan untuk alasan ini dengan berkonsentrasi pada teori
keputusan dan bukan tanggapan dari pengambil keputusan
individu.

Dengan

didefinisikan

kata

dengan

lain,
baik,

hanya

akuntansi

teori-teori

yang

logis

dan

melibatkan

pengukuran atribut akuntansi yang dikembangkan dan diuji.

Dilihat dari aspek bahasa, kerangka teoritis akuntansi dapat saja


terpusat

pada

salah

satu

unsur

teori

tersebut:

sintaktik

(struktur), semantik (interpretasi) dan pragmatik (perilaku).


Namun demikian, Hendriksen dan Van Breda (1992) berpendapat
bahwa kerangka teori akuntansi yang lengkap seharusnya
memiliki tiga komponen teori di atas.

IV.

PENALARAN DEDUKTIF DAN INDUKTIF

A. Penalaran deduktif
Metode penalaran deduktif dalam akuntansi adalah proses yang
bermula dengan tujuan dan postulat, yang dari sini diturunkan
prinsip-prinsip logis yang memberikan landasan bagi penerapan
yang konkret dan praktis. Jadi, aturan atau penerapan praktis
berasal dari penalaran logis, postulat dan prinsip yang ditarik
secara logis seharusnya tidak hanya mendukung atau berusaha
menjelaskan kelaziman akuntansi atau praktek yang sekarang
telah diterima.

Oleh: Werry Franciko 125140359

17

Struktur proses deduktif harus mencakup hal-hal sebagai berikut:


1. Perumusan tujuan umum dan khusus laporan keuangan
2. Pernyataan

mengenai

postulat

akuntansi

yang

berhubungan dengan bidang ekonomi, politik, dan sosial


dimana akuntansi harus berperan
3. Seperangkat kendala untuk mengarahkan proses penalaran
4. Suatu struktur, rangkaian simbol, atau kerangka acuan
dimana ide-ide dapat dinyatakan dan diikhtisarkan
5. Pengembangan seperangkat definisi
6. Perumusan prinsip atau pernyataan umum mengenai
kebijakan yang diturunkan dari proses logik
7. Penerapan

prinsip-prinsip

dalam

situasi

khusus

dan

penetapan metode serta aturan prosedural

Dalam proses deduktif, perumusan tujuan sangat penting karena


tujuan yang berbeda dapat mensyaratkan struktur yang sama
sekali berbeda dan menghasilkan prinsip-prinsip yang berbeda
pula.
Teori akuntansi harus cukup fleksibel untuk memenuhi berbagai
tujuan yang berbeda, tetapi cukup ketat untuk mempertahankan
keseragaman dan konsistensi dalam laporan keuangan kepada
pemegang saham dan masyarakat umum.

Oleh: Werry Franciko 125140359

18

Kendala merupakan pembatasan pengembangan prinsip yang


diturunkan

dari

tujuan

dan

postulat.

Batasan-batasan

ini

diperlukan karena beberapa keterbatasan lingkungan, khususnya


yang disebabkan oleh ketidakpastian mengenai masa yang akan
datang dan perubahan di dalam lingkungan, misalnya fluktuasi
dalam nilai unit pengukur, yaitu uang.
Simbol dan struktur kerja umum diperlukan sebagai sarana
pengkomunikasian

ide-ide,

dalam

akuntansi

dapat

berupa

persamaan akuntansi dan beberapa laporan keuangan turunan


(derived financial statements). Dalam struktur ini, laporanlaporan keuangan saling berkaitan guna menjaga konsistensi
internal, walaupun kaitan timbal-balik ini tidak perlu dalam
struktur-struktur lain.
Metode yang lebih tepat dalam merumuskan simbol, struktur dan
kendala ditemukan dalam pendekatan asiomatik atau matematis
terhadap teori akuntansi. Dalam metode ini, simbol matematis
diberikan untuk ide-ide dan konsep-konsep tertentu. Kerangka
diberikan dalam bentuk model matematis yang menggunakan
aljabar matriks atau logika simbolik. Kendala dapat diterapkan
dalam bentuk pernyataan matematis. Jadi, metode aksiomatik
dapat

menghasilkan

penerapan

yang

terinci

dari

metode

deduktif.
Kelemahan metode deduktif adalah jika setiap postulat dan
premis ternyata salah, maka kesimpulannya juga akan salah.
Metode ini juga dianggap menyimpang dari kenyataan untuk bisa
menurunkan prinsip yang realistis dan berguna, atau untuk
memberikan dasar bagi aturan-aturan praktis.

Oleh: Werry Franciko 125140359

19

B. Pendekatan Induktif

Proses

induktif

meliputi

penarikan

kesimpulan

umum

dari

pengamatan dan pengukuran yang terinci. Pendekatan induktif


tidak

dapat

dipisahkan

dari

pendekatan

deduktif,

karena

pendekatan deduktif memberikan petunjuk pemilihan data yang


akan ditelaah.
Dalam akuntansi, proses induktif melibatkan pengamatan data
keuangan perusahaan. Jika terdapat hubungan yang berulangulang, maka generalisasi dan prinsip dapat dirumuskan, sehingga
ide dan prinsip yang baru dapat ditemukan, khususnya bila
pengamatan tidak dipengaruhi oleh prinsip dan praktek yang
berlaku.
Misalnya pengamatan terhadap sejumlah perusahaan dapat
dibuktikan kecenderungan historis dari penjualan masa lalu
merupakan alat ramal yang lebih baik untuk kas yang akan
diterima dari pelanggan pada masa yang akan datang ketimbang
catatan kas yang sesungguhnya diterima pada masa lalu karena
adanya tenggang waktu dalam proses penagihannya.
Berbeda dengan penalaran deduktif, pada penalaran induksi
kebenaran suatu kesimpulan tergantung kepada pengamatan
dan hubungan yang berulang-ulang terjadi dari suatu kejadian,
oleh sebab itu, keuntungan dari proses penalaran ini adalah para
peneliti tidak terikat kepada suatu format/model/struktur yang
didasarkan pada dugaan-dugaan yang tidak didukung fakta atau
yang telah ditentukan terlebih dahulu, peneliti mempunyai
kebabsan untuk melakukan pengamatan yang dipandang perlu.

Oleh: Werry Franciko 125140359

20

Keunggulan pendekatan induktif adalah pendekatan ini tidak


perlu dibatasi oleh model atau struktur yang ditetapkan terlebih
dahulu. Para peneliti bebas mengadakan pengamatan yang
dianggap

relevan,

generalisasi

atau

prinsip

yang

telah

dirumuskan harus ditegaskan dengan proses logis pendekatan


deduktif dan pembuktian kesimpulan.
Kelemahan

utama

proses

induktif

adalah

para

pengamat

mungkin dipengaruhi oleh ide-ide di bawah sadar mengenai


hubungan apa yang relevan dan data apa yang harus diamati.
Kelemahan lain dari penalaran induktif adalah kesulitan dalam
menarik suatu kesimpulan atau generalisasi, hal ini dikarenakan
dalam akuntansi data untuk struktur perusahaan yang satu akan
berbeda dengan struktur perusahaan lainnya sehingga hubungan
sebab-akibat juga akan berbeda antara satu perusahaan dengan
perusahaan lainnya.
Kesulitan pendekatan induktif dalam akuntansi adalah data
mentah mungkin berbeda bagi setiap perusahaan, yang mungkin
hubungannya berbeda sehingga sulit menarik generalisasi dan
prinsip-prinsip

dasar.

Misalnya

hubungan

antara

total

pendapatan dan harga pokok penjualan mungkin konstan terus


untuk beberapa perusahaan, tetapi hal ini bukan berarti konsep
laba kotor historis merupakan pengukuran yang baik untuk
meramalkan operasi suatu perusahaan pada masa datang dalam
seluruh kasus.
Baik teori induktif maupun deduktif bersifat deskriptif (positif)
atau

normatif.

Teori

deskriptif

Oleh: Werry Franciko 125140359

berusaha

21

menguraikan

dan

menjelaskan apa dan bagaimana informasi keuangan disajikan


serta dikomunikasikan kepada pemakai data akuntansi. Teori
normatif

menjelaskan

data

apa

yang

seharusnya

dikomunikasikan dan bagaimana data itu harus disajikan.


V.
Salah

BEBERAPA PENDEKATAN PERILAKU ALTERNATIF


satu

akuntansi

langkah

adalah

pertama

pernyataan

dalam
yang

pengembangan

jelas

mengenai

teori
tujuan

perilaku (behavioral objectives) pemakai laporan.


Berberapa alternatif pendekatan perilaku adalah sebagai berikut:
A. Teori-teori penilaian investasi
B. Pemrosesan informasi manusia
C. Indikator-indikator prediktif
D. Pendekatan kejadian (events approach)
E. Pendekatan etis
F. Penggunaan teori komunikasi
G. Penekanan pada faktor-faktor sosiologis
H. Pendekatan makroekonomi
I. Pendekatan pragmatik
J. Tujuan-tujuan perilaku yang tidak khusus

A. Teori-teori penilaian investasi

Oleh: Werry Franciko 125140359

22

Perusahaan

yang

memutuskan

mempertimbangkan
untuk

menjual

melanjutkannya

untuk

keterbatasan

kembali

kemampuan

investasinya

(ekspansi).

berinvestasi

Karya

perusahaan

(perampingan)

ilmiah

ini

harus
atau

membahas

bagaimana kesempatan ekspansi atau perampingan dapat dilihat


sebagai suatu pilihan. Pilihan-pilihan tersebut dapat ditentukan
setelah

mengetahui

imbal

hasil

investasi,

yang

akan

mempengaruhi penghitungan nilai perusahaan. Imbal hasil yang


tidak pasti akan menyebabkan nilai perusahaan dari sudut
pandang investasi menjadi tidak pasti. Nilai perusahaan akan
dianalisa dan dihitung menggunakan pendekatan teori- .. dan
pendekatan nilai opsi. Kemudian, pendekatan nilai opsi akan
diperluas dengan menggunakan metode pengganda nilai opsi
untuk kasus-kasus khusus seperti yang terdapat dalam literatur
Irreversible Investment. Pendekatan teori-.. dan pendekatan nilai
opsi menghasilkan nilai marjinal perusahaan (NPV) yang identik.
Jika NPV yang dihasilkan positif, maka perusahaan dapat
melakukan ekspansi. Jika NPV bernilai negatif, maka perusahaan

Oleh: Werry Franciko 125140359

23

melakukan perampingan. Sedangkan jika NPV bernilai nol, maka


perusahaan

dapat

memilih

untuk

melakukan

ekspansi,

perampingan atau tidak keduanya.


Tujuan

utama

laporan

akuntansi

keuangan

adalah

untuk

menyajikan informasi kepada para pemegang saham dan para


calon pembeli saham guna membantu mereka mengambil
keputusan utnuk membeli atau menjual atau menahan saham
biasa perusahaan.
Banyak penulis akuntansi keuangan mengasumsikan secara
tegas (eksplisit) maupun secara tersirat (implisit) bahwa tujuan
utama laporan akuntansi keuangan adalah menyajikan informasi
kepada pemegang saham dan calon pemegang saham untuk
membantu
mereka

nereka

menjual,

perusahaan.

membuat
membeli,

Model-model

keputusan
atau

mengenai

mengenai

menahan

apakah

saham-saham

pembuatan

keputusan

investasi belum dikembangkan dalam teori akuntansi. Oleh


karena itu, model-model ini dipinjam dari literatur ilmu keuangan.
Model-model ini terdiri dari : Teori nilai instrinsik, hipotesis pasar
yang

efisien,

dan

teori

manajemen

portepel

(portfolio

management).
1. Teori-teori nilai intrinsik
Seorang investor akan membeli atau mempertahankan suatu
saham apabila ia percaya bahwa nilai instrinsik saham tersebut
lebih dari harga saham tersebut di bursa saham. Nilai intrinsik
adalah

nilai

yang

dianggap

investor

sebagai

nilai

yang

sesungguhnya dari surat berharga dan nilai yang akan tercermin

Oleh: Andrew 125140353

24

dalam harga pasarnya bila para investor lain mempunyai


kesimpulan yang sama.

Ada dua pendekatan dasar untuk mengukur nilai instrinsik ini,


yakni pendekatan dividen yang didiskontokan dan pendekatan
laba

yang

didiskontokan.

menunjukkan

bahwa

Miller

kedua

dan

Modigliani

pendekatan

ini

telah

sbenarnya

memberikan hasil yang sama.


Walaupun teori nilai intrinsik ini berguna dalam menjelaskan
harga surat berharga, tetapi pendekatan ini tidak berarti bagi
pengembangan teori akuntansi. Sebenarnya tidak cukup kalau
kita hanya mengetahui bahwa besarnya dividen yang diharapkan
ini penting bagi pemegang saham. Model yang unggul dan telah
terbukti mengenai bagaimana investor menetukan harapannya
mengenai dividen yang akan datang atau bagaimana mereka
harus menetukan besarnya arus dividen belum tersedia. Hal ini
merupakan bidang penelitian yang penting bagi teori akuntansi.
Pendekatan laba (earning approach) lebih kecil manfaatnya
karena hasil usaha atau laba merupakan hasil perhitungan
berdasarkan konvensi-konvensi akuntansi yang sangat sedikit
atau

bahkan

tidak

ada

interpretasi

yang

dapat

dibuat

berdasarkan hitungan-hitungan tersebut.


2. Hipotesis pasar yang efisien
Hipotesis pasar yang efisien menyatakan bahwa semua informasi
yang relevan secara penuh dan segera tercermin dalam harga
pasar suatu sekuritas, sehingga dengan asumsi bahwa investor
akan mendapatkan tingkat keseimbangan kembali. Dengan kata
lain,

investor

seharusnya

Oleh: Andrew 125140353

tidak

25

mengharapkan

untuk

mendapatkan abnormal return (return pasar di atas) baik melalui


analisis teknis atau analisis fundamental.

Tiga bentuk pasar efisien yang dikenal secara umum adalah:


a. bentuk lemah, harga-harga surat berharga mencerminkan
informasi yang tersirat dalam urutan harga historis.
b. bentuk

semikuat,

mencerminkan

harga-harga

sepenuhnya

seluruh

surat

berharga

informasi

yang

tersedia bagi publik mengenai perusahaan.


c. bentuk kuat, harga-harga surat berharga mencerminkan
bahkan termasuk informasi khusus(privileged information).
Pentingnya hipotesis ini, khususnya dalam bentuk semikuat ialah
karena kita dapat mengasumsikan bahwa kadar informasi dalam
data akuntansi dapat dinilai atas dasar reaksi pasar terhadap
informasi tersebut. Walaupun demikian, beberapa kualifikasi
harus

dipertimbangkan.

Pertama,

hubungan

antara

kadar

informasi dengan reaksi pasar tidaklah berarti bahwa prosedur


akuntansi yang dipergunakan akan menghasilkan informasi yang
optimal untuk pembuat keputusan investasi. Kedua, hubungan
tersebut tidak menyatakan apapun tentang manfaat yang dapat
diharapkan oleh masyarakat, termasuk alokasi sumber daya
secara

optimal.

Ketiga,

hubungan

tersebut

tidak

mempertimbangkan biaya yang dikeluarkan untuk menyajikan


informasi

tersebut

dibandingkan

dengan

sumber-sumber

alternatif lain dari infomasi yang sama. Penelitian akuntansi tentu


saja dapat diperluas untuk mempertimbangkan faktor-faktor ini.
3. Teori Portofolio

Oleh: Andrew 125140353

26

Arti harfiah dari portofolio adalah sekumpulan surat-surat. Teori


ini disebut sebagai teori portofolio yang mempelajari bagaimana
investasi pada surat-surat berharga. Pada umumnya investor
pada surat-surat berharga (saham, obligasi dan sebagainya)
memilih untuk memiliki berbagai jenis surat berharga sehingga
mereka dikatakan membentuk portofolio. Teori portofolio ini
didasarkan pada kenyataan bahwa umumnya para investor
dalam surat-surat berharga ( yang disebut juga sebagai financial
asset), tidak menginvestasikan seluruh dana mereka pada satu
jenis saham, tetapi membagi-bagikannya ke dalam berbagai jenis
saham atau dengan kata lain mereka melakukan diversifikasi
untuk mengurangi resiko yang ditanggung. Kalau suatu saham
nilainya jatuh, sedangkan saham lain naik, maka kerugian dan
keuntungan ini akan saling mengkompensir. Harga pasar suatu
surat berharga mencerminkan penaksiran consensus pasar akan
nilai surat berharga. Suatu pasar keuangan yang efisien terjadi
apabila

harga-harga

surat

berharga

mencerminkan

semua

informasi yang tersedia di masyarakat, tentang ekonomi tentang


pasar-pasar

keuangan

dan

mengenai

perusahaan

tertentu

tersebut. Harga pasar dari setiap surat berharga menyesuaikan


diri dengan sangat cepat atas setiap informasi baru yang masuk
ke pasar. Sebagai hasilnya harga surat-surat berharga akan
berfluktuasi secara random terhadap nilai intrinsic mereka.
Perubahan-perubahan harga karena adanya informasi baru,
dikatakan akan mengikuti pola random walk.
Teori portofolio dan teori pasar modal sebelumnya hanya
merupakan

konsumsi

kaum

akademik,

sedangkan

manajer

keuangan tidak memiliki minat atau tidak menyadari keberadaan


teori tersebut. Namun situasi ini telah berubah seiring dengan

Oleh: Andrew 125140353

27

bertambahnya sarjana yang memasuki profesi pengelolaan uang.


Saat ini, manajer keuangan bersifat terbuka terhadap teori ini
dan seringkali turut memberikan kontribusi pemikiran bagi teori
tersebut.
Teori portofolio menyatakan bahwa para investor yang rasional
akan lebih suka menyimpan surat berharga yang memaksimisasi
rate of return (tingkat laba) yang diharapkan untuk tingkat risiko
tertentu atau meminimisasi tingkat risiko untuk tingkat laba yang
diharapkan.
Teori portofolio bersifat normatif karena menjelaskan bagaimana
investor

seharusnya

bertindak.

Teori

ini

penting

karena

menunjukkan perlunya membedakan antara risiko sistematik


(variabilitas yang dikaitkan dengan pergerakan harga pasar
umum) dan risiko nonsistematik (variabilitas tingkat laba suatu
surat berharga yang tidak dikorelasikan dengan tingkat laba
untuk pasar secara keseluruhan).
Karena risiko yang nonsistematik dapat dihilangkan melalui
diversifikasi, maka risiko yang sistematik ini sajalah yang relevan
dalam pemilihan portefolio. Oleh karena itu, teori akutansi yang
hanya

berfokus

pada

surat

berharga

tertentu

tanpa

memperhatikan keadaan suatu portofolio, bisa merupakan teori


keliru. Ini tentunya tidak berarti bahwa pengukuran risiko yang
tidak sistematik tidak penting bagi beberapa investor yang
memilih untuk tidak melakukan atau tidak dapat melakukan
diversifikasi, sekalipun pasar saham tidak akan memberikan
imbalan kepada investor yang ingin menanggung risiko yang
tidak sistematik itu.

Oleh: Andrew 125140353

28

B. Pemrosesan Informasi Manusia


Beberapa teknik penelitian psikologis telah diterapkan pada bidang
akuntansi untuk mempelajari lebih banyak mengenai proses keputusan
dari para individu.

Tujuan telaah ini adalah:


1. Untuk

meningkatkan

kemampuan

informasi

keuangan

untuk mencerminkan secara akurat obyek atau kejadian


yang sesungguhnya
2. Untuk memahami bagaimana jumlah, jenis dan format
informasi keuangan mempengaruhi penilaian atau prediksi
para pemakai
3. Untuk memahami kemampuan pengambil keputusan untuk
bereaksi

secara

tepat

terhadap

persepsi

lingkungan

(ketepatan reaksi)
4. Untuk memahami bagaimana para individu menangani
kerumitan dalam pengambilan keputusan
C. Indikator-indikator prediktif
Pendekatan prediktif muncul dari adanya kebutuhan untuk
memecahkan masalah yang rumit dalam mengevaluasi metodemetode alternatif dari alternatif-alternatif pengukuran akuntansi.
Pendekatan prediktif terhadap formulasi suatu teori akuntansi
menggunakan kriteria kemampuan prediktif di mana pemilihan di
antara pilihan-pilihan akuntansi yang berbeda akan bergantung

Oleh: Andrew 125140353

29

pada

kemampuan

dari

metode-metode

tertentu

untuk

memprediksi peristiwa yang menjadi perhatian dari penggunaan.


Kriteria dari kemampuan pediktif mengikuti penekanan yang
diberikan pada relevansi sebagai kriteria utama dari pelaporan
keuangan.[1]

Pelevansi

memiliki

konotasi

sebagai

suatu

perhatian akan informasi tentang peristiwa-peristiwa di masa


datang.
Keunggulan yang nyata dari pendekata prediktif adalah bahwa ia
memungkinkan

kita

untuk

mengevaluasi

pengukuran-

pengukuran akuntansi alternatif secara empiris dan membuat


suatu pilihan yang nyata dengan berdasarkan atas suatu kriteria
diskriminator.
Kemampuan prediktif adalah juga suatu kriteria purposif yang
dapat dengan mudahnya dihubungkan dengan salah satu tujuan
dari

pengumpulan

data

akuntansi,

fasilitasi

pengambilan

keputusan. Literatur akuntansi selalu beranggapan bahwa data


akuntansi harus memfasilitasi pengambilan keputusan. Setelah
fasilitas

pengambilan

keputuasn

diperkenalkan,

maka

muncullah dua masalah. Pertama, sulit untuk mengidentifikasi


dan

mendefinisikan

semua

model-model

keputusan

yang

diterapkan oleh para pengguna informasi akuntansi. Kedua,


bahkan jika model keputusan telah terdefinikasikan dengan baik,
suatu kriteria untuk pemilihan informasi yang relevan dapat saja
hilang.
Terdapat dua aliran yang dapat diidentifikasikan. Satu, aliran
berkaitan

dengan

kemampuan

Oleh: Andrew 125140353

dari

30

data

akuntansi

untuk

menjelaskan dan meramalkan peristiwa-peristiwa ekonomi, aliran


yang lainnya berkaitan dengan kemampuan dari data akuntansi
untuk menjelaskan dan memprediksikan reaksi pasar terhadap
pengungkapan.
Satu gagasan yang dapat ditarik dari model penilaian investasi
ialah kemampuan untuk meramalkan. Jika data akutansi harus
relevan bagi pengambilan keputusan oleh investor, maka data
tersebut harus memberikan masukan dalam model model
pengambilan
keputusan

keputusan

semacam

ini

oleh

investor.

hanyalah

Untuk

harapan

model-model
dan

taksiran

mengenai masa yang akan datanglah yang relevan, maka data


akutansi hanyalah relevan apabila data ini memungkinkan
peramalan atas objek atau juga peristiwa di kemudian hari.
Penekanan atas kemungkinan melakukan peramalan ini masih
menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang berikut :
1. Objek atau peristiwa apa saja yang harus dimasukkan
dalam model keputusan para investor?
2. Hubungan apa yang harus dianggap atau dicari antara
data akutansi dan masukan dalam model keputusan ?
3. Data

akutansi

alternative

atau

prosedur

akutansi

alternative yang mana yang terbaik yang dapat memenuhi


syarat kemampuan untuk meramalkan
Sebelum

pengujian

mengenai

kemampuan

prediktif

dapat

diterapkan, harus ada pengetahuan mengenai apa model-model


keputusan yang ada atau model model-keputusan apa yang
seharusnya dipergunakan oleh investor. Pengetahuan mengenai
hal yang pertama dapat dikaji melalui teori-teori deskriptif
mengenai reaksi investor dan pasar/bursa saham terhadap data

Oleh: Andrew 125140353

31

akutansi. Kesulitan utama dalam menggunakan model deskriptif


ini adalah karena investor dibatasi oleh informasi yang tersedia
baginya. Oleh karena itu sangatlah sulit untuk meneliti apa
dampak dari data atau prosedur akutansi alternatif, yakni data
dan prosedur akutansi lainnya yang ternyata tidak tersedia bagi
investor tersebut. Pendekatan normatif memiliki keuntungan
karena pendekatan ini memungkinkan kita memilih data dan
prosedur akutansi yang sebelumnya tidak dilaporkan. Akan
tetapi, teori yang normatif selalu sulit dinilai dan selalu berubah
dengan ditemukannya informasi baru.
Seperti yang dikemukakan oleh American Accounting Association
on Corporate Financial Reporting (1969-1971), ada paling sedikit
empat cara dimana data akutansi dapat dihubungkan dengan
masukan untuk model model keputusan :
1. Prediksi atau peramalan secara langsung dapat dibuat oleh
akuntan

atau

manajemen

atau forecast yang


independent.

dievaluasi

Secara

berhubungan

dalam

historis,

dengan forecast

oleh
para

bentuk

ramalan

akuntan
akuntan

semacam

yang
enggan

ini

karena

kemungkinan akibat hukum atau tuntutan yang telah


timbul karena forecast yang tidak tepat.
2. Prediksi secara tidak langsung merupakan gagasan yang
paling umum diterapkan dalam mengukur kemampuan
peramal dari kata akutansi. Data untuk masa yang lampau
dianggap memiliki kemampuan untuk meramalkan objek
atau

peristiwa

kemudian

dapat

diekstrapolasi

atau

diproyeksikan dari data tersebut ke masa yang akan dating


sekalipun

perubahan

Oleh: Andrew 125140353

dalam

32

lingkungan

dan

faktor

eksternal dapat dipergunakan untuk mengubah bentuk


ekstrapolasi.
3. Penggunaan

indikator

utama

(lead

indicators)

akan

menekankan kemampuan data akutansi untuk meramalkan


titik-titik balik (turning points) dan bukannya sekedar
ekstrapolasi data yang lampau ke masa yang akan datang .
Ini berarti bahwa akuntan harus mencari data yang harus
penggerakannya

mendahului

pergerakan

objek

atau

peristiwa yang akan diramalkan. Contoh: kenaikan debtequity

ratio

mungkin

merupakan

keadaan

yang

mendahului terjadinya kemunduran dalam cash flow yang


tersedia bagi pembagian dividen .
4. Penggabungan
indikator

informasi

prediktif.

dapat

Informasi

digunakan

akutansi

sebagai

tertentu

saja

mungkin belum cukup untuk membuat suatu peramalan,


tetapi penggunaan informasi tersebut bisa menjadi relevan
apabila dipergunakan bersama informasi lainnya untuk
menilai prospek perusahaan. Contoh : rasio harga pokok
penjualan akan berguna untuk menilai efesienterhadap
persediaan rata-rata, dan margin laba kotor akan berguna
dalam

mengevaluasi

membantu

dalam

si

usaha

dan

karenanya

meramalkan efisiensi

dapat

manajerial,

sehingga membantu dalam peramalan arus kas operasi


yang akan datang dan kemampuan perusahaan untuk
membayar dividen di masa yang akan datang.
Gagasan mengenai kemampuan untuk meramalkan memiliki
potensi yang besar bagi pengembangan laporan data keuangan
yang relevan. Akan tetapi, ada beberapa kesulitan yang dihadapi
saat ini. Pertama, tidak adanya model-model keputusan baik

Oleh: Andrew 125140353

33

yang normatif maupun deskriptif yang telah dibuktikan, yang


memberikan gambaran yang cukup mengenai masukan yang
dipergunakan

dalam

model.

Kedua,

kurangnya

pengertian

mengenai hubungan antara data akuntansi dengan objek atau


peristiwa yang mungkin menjadi masukan untuk model-model
keputusan.

Tidaklah

tepat

misalnya

untuk

mengasumsikan

bahwa konsep laba tertentu merupakan bahan yang relevan


untuk meramalkan, sekedar karena konsep itu memungkinkan
prediksi mengenai nilai-nilai laba di kemudian hari. Laba
akuntansi adalah sesuatu yang semu yang dihasilkan dari
struktur akutansi yang formal dan hanyalah relevan untuk tujuan
prediksi jika laba tersebut merupakan subtitusi untuk suatu
masukan yang relevan dalam model-model keputusan. Pada saat
ini, masih banyak kesulitan yang dihadapi untuk menguji
kemampuan meramalkan karena kompleksnya lingkungan dunia
usaha, kurangnya pengertian dari hubungan antara pengukuran
objek dan peristiwa di kemudian hari, dan ketidakmampuan
untuk memformulasikan model keputusan (baik normatif maupun
deskriptif) yang dapat dipercaya.
D. Pendekatan kejadian (events approach)
Pendekatan ini mengusulkan bahwa tujuan akuntansi adalah
memberi informasi tentang kejadian ekonomi yang relevan yang
dapat dimanfaatkan dalam berbagai kemungkinan model-model
keputusan.

Pendekatan

ini

mengusulkan

suatu

perluasan

terhadap data akuntansi yang disajikan dalam laporan keuangan.


Selain itu pendekatan ini juga

Oleh: Andrew 125140353

34

menganggap bahwa tingkat pengumpulan dan penilaian data


akuntansi ditetapkan oleh pemakai dengan mengorbankan fungsi
kerugian pemakai.
Menurut pendekatan kejadian neraca dianggap sebagai suatu
komunikasi tidak langsung seluruh kejadian akuntansi yang
relevan

bagi

perusahaan

sejak

terbentuknya.

Di

bawah

pendekatan kejadian George Sorter mendefinisikan operasional


untuk

pembentukan

sebaiknya

dibuat

memaksimumkan

neraca

sebagai

sedemikian
kemampuan

berikut

rupa

suatu

dengan

neraca
maksud

merekonstruksikejadian

yang

terkumpul.
Sedangkan untuk pendekatan rugi laba di bawah pendekatan ini
Sorter mengusulkan setiap kejadian harusnya

digambarkan

menurut suatu cara yang memperudah meramalkan kejadian


yang sama dalam suatu periode waktu di masa yang akan
datang dengan memberi perubahan-perubahan yang berkaitan
dengan faktor eksternal.
Terdapat tiga masalah dalam pengembangan teori akuntansi
adalah:
1. Haruskah

laporan

keuangan

ditujukan

pada

pemakai

tertentu dan kebutuhannya atau pada berbagai pemakai


yang kebutuhannya bermacam-macam.
2. Seberapa rinci jenis informasi akuntansi tertentu harus
disajikan
3. Jenis informasi apa yang harus dipilih untuk disajikan

Oleh: Ryan Laysander 125140352

35

Kelemahan pendekatan ini adalah:

1. Kriteria untuk memilih informasi apa yang harus disajikan


tidak jelas, sehingga tidak mengarah pada teori akuntansi
yang berkembang
2. Perluasan data mungkin menyebabkan informasi yang
berlebihan bagi pemakainya
3. Tidak terdapat bukti bahwa pengukuran kejadian lebih
dapat

diverifikasi

daripada

pengukuran

obyek,

atau

penyajian ciri-ciri kejadian membutuhkan prediksi yang


lebih baik daripada penyajian kejadian dan obyek yang
dipilih.
E. Pendekatan etis
Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan")
adalah sebuah sesuatu di mana dan bagaimana cabang utama
filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi
mengenai standar dan penilaian moral.
Pendekatan etis sendiri adalah sebuah metode dan prinsip yang
digunakan untuk mengembangkan teori akuntansi dari segi
perilaku

para

pemakai

laporan

(behaviorial

objectives).

Pendekatan etis dalam teori akuntansi memberikan penekanan


terhadap konsep keadilan, kebenaran, dan kelayakan. D.R.Scott
berpendapat bahwa penentuan praktek akuntansi sebenarnya
mengikuti pola yang terdapat dalam asas-asas organisasi sosial.
Konsep dasarnya adalah :

Oleh: Ryan Laysander 125140352

36

1. Prosedur akuntansi harus memberikan perlakuan yang adil


(sama rata) bagi semua pihak yang berkepentingan
2. Laporan keuangan harus menyajikan laporan yang benar
dan akurat tanpa kesalahan penyajian
3. Data akuntansi haruslah wajar, tidak menyesatkan, dan
tidak memihak pada kepentingan tertentu.

Disamping dari ketiga gagasan di atas Scott menambahkan


persyaratan bahwa prinsip akuntransi harus terus menerus
direvisi untuk mengikuti perubahan keadaan dan prinsip prinsip
tersebut harus diterapkan secara konsisten apabila mungkin.
Kewajaran, keadilan, dan tidak memihak sebenarnya merupakan
pandangan bahwa laporan akuntansi tidak

terjangkit oleh

pengaruh

Laporan-laporan

atau

bias

yang

tidak

pantas.

akuntansi tidak boleh dibuat untuk memenuhi kepentingan


seseorang atau suatu kelompok atas kerugian orang-orang atau
kelompok

yang

lain.

Kepentingan

semua

pihak

harus

mendapatkan perhatian menurut proporsinya, khususnya untuk


menghindari

pihak-pihak

yang

memegang

kuasa

untuk

menentukan prosedur akuntansi yang dipergunakan. Keadilan


biasanya diartikan sebagai ketaatan terhadap suatu standar
yang diterapkan baik secara formal maupun informal sebagai
pedoman untuk perlakuan yang sama.
Kebenaran dalam konteks akuntansi barang kali merupakan
pengertian-pengertian

yang

paling

sulit

didefinisikan

dan

diterapkan. Kebanyakan pendapat mengenai istilah kebenaran

Oleh: Ryan Laysander 125140352

37

mengartikannya

sebagai

sesuai

dengan

keadaan

nyatanya/fakta. Akan tetapi tidak semua orang sependapat


dengan apa yang dimaksud dengan fakta. Berapa orang
menganggap fakta akuntansi sebagai data yang objektif dan
dapat diperiksa (verifiable). Jadi, historical cost merupakan fakta
akuntansi. Orang-orang lain berpendapat bahwa kebenaran
dalam penilaian assets dan expenses berarti bahwa penilaian itu
harus menerapkan nilai-nilai ekonomis yang sedang berjalan.
MacNael menyatakan bahwa laporan keuangan adalah benar
hanya apabila mencantumkan current value daripada assets dan
bahwa profit atau loss terjadi karena perubahan current value
tersebut, sekalipun kenaikan valus tersebut harus dijelaskan
apakah sudah atau belum direalisasi. Kebenaran juga sering
diartikan sebagai persesuaian dengan prinsi-prinsip yang telah
diterima. Misalnya pengakuan laba pada saat penjualan dianggap
benar,

sedangkan

melaporkan

karena appraisal dianggap

kurang

penambahan
atau

tidak

nilai

aktiva

benar.

Tetapi

sebenarnya ketentuan atau prosedur yang sudah diterima,


bukanlah

merupakan

dasar

yang

tepat

untuk

mengukur

kebenaran.
Keadilan dalam konteks akuntansi mengartikan bahwa laporan
keuangan tidak boleh dibuat untuk memenuhi kepentingan
seseorang atau suatu kelompok atas kerugian orang atau
kelompok

yang

lain,

mempertimbangkan

artinya

laporan

kepentingan

semua

keuangan
pihak

harus
harus

mendapatkan perhatian menurut proporsinya, khususnya untuk


menghindari pihak yang memegang kuasa untuk menentukan
prosedur akuntansi yang dipergunakan.

Oleh: Ryan Laysander 125140352

38

Kewajaran dalam akuntansi sebenarnya sama dengan konsep


kebenaran, tetapi dalam arti yang lebih luas. Leonard Spacek
dalam AICPA Accounting research study no 3 berpendapat bahwa
kelayakan berarti tidak memihak dan adil kepada seseorang
maupun kelompok yang mempunyai kepentingan, artinya penyaji
laporan keuangan harus tidak memihak dan disajikan secara
wajar.
F. Pendekatan akuntansi sosial perusahaan
Akuntansi sosial (dikenal juga sebagai akuntansi sosial dan
lingkungan, pelaporan sosial perusahaan, pelaporan tanggung
jawab

sosial

perusahaan,

pelaporan

non-keuangan,

atau

akuntansi keberlanjutan) adalah proses mengkomunikasikan


dampak sosial dan lingkungan dari tindakan ekonomi organisasi
untuk kepentingan kelompok tertentu dalam masyarakat dan
untuk masyarakat luas.
Akuntansi sosial umumnya digunakan dalam konteks bisnis, atau
tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), meskipun setiap
organisasi, termasuk lembaga swadaya masyarakat, lembaga
amal, dan lembaga pemerintah dapat terlibat dalam akuntansi
sosial.
Akuntansi sosial menekankan konsep akuntabilitas perusahaan.
D. Crowther mendefinisikan akuntansi sosial dalam pengertian ini
sebagai

"sebuah

pendekatan

untuk

melaporkan

kegiatan

perusahaan yang menekankan kebutuhan untuk mengidentifikasi


perilaku sosial yang relevan, penentuan mereka kepada siapa
perusahaan

bertanggung

pengembangan

jawab

tindakan

untuk

yang

kinerja

tepat

sosial

dan

dan

teknik

pelaporan.Pendekatan teori akuntansi tradisional memfokuskan

Oleh: Ryan Laysander 125140352

39

perusahaan
utamanya

sebagai
yang

kesatuan

ekonomi

mempengaruhi

dengan

kegiatan

perekonomian

melalui

operasinya di pasar yaitu pasar modal dan faktor-faktor produksi


serta pasar untuk produk dan jasanya.
Teori akuntansi sosial mensyaratkan suatu pernyataan tujuan,
konsep sosial dan metode pengukurannya, struktur pelaporan
dan

komunikasi

informasi

kepada

pihak-pihak

yang

berkepentingan. Tujuan meliputi biaya dan manfaat internal bagi


perusahaan, serta biaya dan manfaat yang hanya mempengaruhi
pihak luar, membuat perbandingan sasaran perusahaan dan
kegiatan

yang

berkaitan

dengan

prioritas

sosial,

dan

mempertanggungjawabkan sumbangan terhadap tujuan sosial


kepada masyarakat umum.
G. Pendekatan makroekonomi
Pendekatan makroekonomi serupa dengan pendekatan akuntansi
sosial, yaitu dapat bersifat deskriptif atau normatif. Pendekatan
ekonomi dalam perumusan teori akuntansi menekankan pada
control perilaku indikator makro ekonomi yang menghasilkan
perumusan teori akuntansi. Dengan demikian, pemilihan teknik
akuntansi didasarkan pada dampaknya pada ekonomi nasional.
Dapat disimpulkan bahawa teknik dan kebijakan akuntansi harus
dapat menggambarkan realitas ekonomi dan pilihan terhadap
teknik akuntansi harus tergantung pada konsekuensi ekonomi. Di
Amerika Serikat, kebijakan makroekonomi sedikit pengaruhnya
pada akuntansi. Namun, pengaruh pejabat tinggi pemerintah
turut menyebabkan penundaan pengajuan pendapat Accounting
Principles Board Of AICPA tahun 1967.

Oleh: Ryan Laysander 125140352

40

Walaupun

sebagian

besar

negara

melaksanakan

kebijakan

makroekonomi melalui kebijakan moneter dan fiskal serta


pengendalian langsung, beberapa negara, khususnya Swedia,
berupaya untuk mendasarkan konsep dan praktik akuntansi pada
sasaran-sasaran makroekonomi. Salah satu dampak pendekatan
ini adalah bahwa tujuan melaporkan penghasilan yang stabil dari
tahun ke tahun mengesahkan digunakannya cadangan dan
kebijakan penyusutan yang fleksibel.
Prinsip, standar, dan teknik akuntansi yang disusun dikaitkan
dengan tujuan ekonomi. Sebagai contoh dalam akuntansi, kita
mengenal akuntansi perubahan tingkat harga yang merupakan
prosedur dan teknik yang diciptakan dalam rangka penyajian
laporan

keuangan

yang

menggunakan

pendekatan

mkro

ekonomi, yaitu tingkat inflasi atau yang dikenal dengan akuntansi


inflasi.
H. Pendekatan mikroekonomi
Pendekatan mikroekonomi terhadap teori akuntansi mencoba
menjelaskan

pengaruh

prosedur

pelaporan

alternatif

pada

pengukuran ekonomi dan aktivitas ekonomi pada tingkatan


perusahaan. Teori akuntansi modern, yang didasarkan pada
mikroekonomi,
sebagai

satuan

mempengaruhi

oleh

karenanya

usaha

berfokus

pada

yang

kegiatan

utamanya

operasi

di

ekonomi

perekonomian

melalui

perusahaan
pasar.

Pandangan inilah yang dianut oleh FASB dalam Kerangka Dasar


Konseptualnya.

Pendekatan

ini

mengambil

sebagai

fundamentalnya dasar pemikiran (premis) bahwa informasi


keuangan memiliki konsekuensi ekonomi yang tidak dapat
dielakkan.

Bagaimana

persisnya

bentuk

yang

diambil

konsekuensi-konsekuensi ini tidak selalu mudah untuk ditentukan


dan masih diperdebatkan.

Oleh: Ryan Laysander 125140352

41

Pendekatan ini akan dibahas lebih jauh. Untuk sekarang cukuplah


dikatakan bahwa para ahli teori akuntansi dalam bidang ini
cenderung untuk berpendapat bahwa, selama keseluruhan fakta
diungkapkan, tidaklah begitu penting bagaimana fakta-fakta itu
diungkapkan.

Mereka

mungkin

merasa

bahwa

masalah

pengakuan dalam kasus ABC tidak relevan dengan pasar, karena


faktanya sudah diungkapkan seluruhnya. Setiap kepentingan
lainnya dalam masalah itu akan berkisar seputar mengapa
manajemen tertarik pada angka penghasilan yang lebih tinggi
dan bukan yang lebih rendah.

VI.

VERIFIKASI TEORI AKUNTANSI

Walaupun

akuntansi

adalah

kumpulan

teknik-teknik

yang

dapat

digunakan di area-area khusus, akuntansi dipraktikkan dalam suatu


kerangka teoretis implisit yang terdiri atas prinsip dan praktik yang
telah diterima oleh profesi karena dugaan kegunaan dan logikanya.
Prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum ini memandu profesi
akuntansi dalam memilih teknik akuntansi dan pembuatan laporan
keuangan dengan cara yang dianggap sebagai praktik akuntansi yang
baik. Sebagai respons terhadap lingkungan, nilai, dan kebutuhan
informasi yang berubah, prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
menjadi subjek dari pemeriksaan ulangdan analisis kritis yang konstan.
Perubahan-perubahan pada prinsip terjadi terutama sebagai akibat
dari berbagai usaha yang dilakukan untuk memberikan solusi kepada
masalah-masalah akuntansi yang muncul dan untuk merumuskan
suatu kerangka teoretis bagi disiplin ilmu tersebut. Jadi, suatu
hubungan yang jelas terjadi di antara usaha percobaan penyusunan
teori akuntansi baik untuk menjustifikasi ataupun untuk menyangkal
praktik yang ada. Penyusunan teori akuntansi timbul dari adanya
kebutuhan untuk memberikan pemikiran mengenai apa yang dilakukan

Oleh: Ryan Laysander 125140352

42

atau diharapkan dilakukan oleh para akuntan. Proses dari penyusunan


teori akuntansi harus diselesaikan oleh verifikasi teori atau validasi
teori.
Machlup mendefinisikan proses ini sebagai berikut: Verifikasi dalam
riset dan analisis mungkin mengacu pada banyak hal, termasuk
kebenaran matematis dan argumentasi logis, penerapan dari formula
dan

persamaan,

dokumen,

kebenaran

keaslian

dariartifak

dari

laporan-laporan,

keotentikan

atau

relik,

reproduksi,

kecukupan

terjemahan, dan parafrase, keakuratan dari akun-akun historis dan


statistik, bukti-bukti dari kejadian yang dilaporkan,kelengkapan dari
urutan kejadian-kejadian dalam suatu situasi konkret, kemampuan
percobaan untuk dilakukan kembali, nilai penjelasan atau prediktif dari
generalisasi. Pernyataan ini memiliki arti bahwa teori seharusnya
menjadi subjek dari suatu ujian logis atau empiris untuk memverifikasi
keakuratannya.
Jika

teori

itu

didasarkan

pada

matematika,verifikasi

seharusnya

diprediksi berdasarkan kekonsistenan logika. Jika teori itu didasarkan


atas fenomena fisik atau sosial, verifikasi seharusnya diprediksi
berdasarkan hubungan antara peristiwa-peristiwa yang dideduksikan
dan observasi di dunia nyata. Teori Akuntansi, karenanya, harus
menjadi hasil dari suatu proses penyusunan teori dan verifikasi teori.
Teori

akuntansi

yang

sudah

ada

seharusnya

menjelaskan

dan

memprediksi fenomena akuntansi: kapan fenomena seperti itu terjadi,


mereka seharusnya dapat dianggap sebagai verifikasi dari teori. Jika
suatu teori tidak dapat memberikan hasil yang diharapkan, teoriter
sebut akan diganti oleh suatu teori yang lebih baik.

Dalam pengembangan pemahaman akuntansi atau praktek akuntansi,


teori akuntansi harus dapat dikonfirmasi. Konfirmasi harus dapat
diterima pada beberapa tingkat:

Oleh: Ryan Laysander 125140352

43

A. Premis

mengenai

dunia

nyata

harus

berdasarkan

hubungan antara pernyataan dan gejala yang dapat


diamati
B. Hubungan beberapa pernyataan didalam teori harus
dapat diuji dari segi konsistensi logis
C. Jika ada premis yang didasarkan pada pertimbangan
nilai yang tidak pasti, maka kesimpulan teori atau
hipotesis yang sedang diuji harus tergantung pada
verifikasi nilai yang independen.

VII.

KONTROVERSI

DALAM

PENGEMBANGAN

PRINSIP

DAN

PROSEDUR AKUNTANSI

Setiap

pendekatan

teori

akuntansi

berperan

membantu

penerapan dan pengevaluasian prinsip dan prosedur akuntansi.


Pengembangan

dan

penerapan

teori

akuntansi

berusaha

menempatkan semua pendekatan teori dalam prespektif yang


tepat dengan penekanan khusus pada proses deduktif yang
disertai pembahasan verifikasi empiris dimana temuan penelitian
dianggap relevan.
Kontroversi utama dalam penetapan standar akuntansi adalah
Peraturan siapa yang harus dipatuhi, dan apa peraturannya?
Jawaban atas pertanyaan ini tidaklah jelas karena pemakai
laporan akuntansi keuangan memiliki kebutuhan yang beragam
terhadap berbagai jenis informasi. Untuk memenuhi kebutuhan
ini, dan untuk memenuhi tanggung jawab pelaporan fidusiari,
disajikan laporan keuangan bertujuan-umum. Sebagai akibatnya,

Oleh: Ryan Laysander 125140352

44

profesi

akuntansi

berupaya

mengembangkan

seperangkat

standar yang dapat diterima umum dan dipraktekkan secara


universal.
dinamakan

Seperangkat
dengan

standar

dan

prinsip-prinsip

prosedur

akuntansi

umum

yang

ini

diterima

umum (generally accepted accounting principles- GAAP).


GAAP

adalah

kerangka

kerja

standar

pedoman

akuntansi

keuangan yang digunakan dalam yurisdiksi tertentu; umumnya


dikenal sebagai standar akuntansi atau standar praktik akuntansi
. Ini termasuk standar, konvensi, dan aturan yang akuntan harus
ikuti dalam pencatatan dan penringkasan dalam penyusunan
laporan keuangan. Banyak perusahaan memilih untuk "keluar"
dari praktek-praktek GAAP karena mereka beroperasi secara
cash basis (mengacu pada metode akuntansi utama yang
mengakui pendapatan dan beban pada saat kas fisik sebenarnya
diterima atau dibayarkan), sebagai lawan dari accrual basis
(biaya

dicocokkan

dengan

pendapatan

terkait

dan/atau

dilaporkan saat beban terjadi, bukan ketika kas dibayarkan. Hasil


akuntansi akrual adalah laporan laba rugi bahwa langkahlangkah yang lebih baik profitabilitas perusahaan selama periode
waktu tertentu).

Oleh: Ryan Laysander 125140352

45

Anda mungkin juga menyukai