Anda di halaman 1dari 5

TEKNIK PEMBUATAN MAKALAH

MAKALAH
Disusun Untuk Mengisi Pelatihan Pembuatan Makalah yang diadakan Oleh Pengurus Rayon
PMII dan BEM Fakultas Syariah Institut Islam Nahdlatul Ulama (INISNU) Pada Kamis
Jumat, 21 22 Oktober 2010 di Welahan Jepara
Oleh:
AHMAD SAEFUDIN
INSTITUT ISLAM NAHDLATUL ULAMA
(INISNU)
2010
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai bagian dari implementasi terhadap Tri Dharma Perguruan Tinggi, Mahasiswa, selain
(di)wajib(kan) mengikuti proses pendidikan dan pengabdian terhadap masyarakat, juga dituntut
untuk melakukan penelitian.
Menulis Makalah merupakan salah satu dari beberapa bentuk ekspresi mahasiswa dalam upaya
melestarikan tradisi intelektual akademik. Sayangnya, tidak sedikit dari kita yang mengeluh jika
Menulis Makalah itu sulit, tidak gampang, ribet, banyak aturan, dan masih banyak alasan lain
yang sebenarnya bisa kita carikan solusinya.
Benarkah Menulis Makalah itu sulit? Inilah pertanyaan yang harus segera dijawab dalam
tulisan sederhana ini.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Makalah?
2. Bagaimana Kriteria dan Teknik Penulisan Makalah?
C. Tujuan Penulisan
1. Supaya Mahasiswa mengetahui pengertian Makalah.
2. Supaya Mahasiswa memahami proses pembuatan Makalah berdasarkan kriteria dan teknik
penulisan.
BAB II
PEMBUATAN MAKALAH

A. Pengertian Makalah
Menulis bagi sebagian mahasiswa, lebih-lebih mahasiswa baru, adalah pekerjaan yang berat
dibandingkan dengan berbicara. Menuangkan ide gagasan dalam bentuk tulisan, memang
membutuhkan waktu dan tidak langsung jadi begutu saja. Semuanya membutuhkan proses.
Dalam makalah ini, penulis tidak akan membahas bagaimana cara menumbuhkan motivasi untuk
menulis makalah, melainkan lebih fokus kepada teknik penulisan. Berdasarkan refleksi dan
perenungan penulis, dan berangkat dari hasil diskusi kecil dengan kawan-kawan mahasiswa lain,
ternyata mayoritas mahasiswa sering dipusingkan dengan aturan-aturan atau kaidah penulisan
ilmiah yang katanya serba njlimet dan ribet, sehingga menimbulkan keengganan (lebih tepatnya
kemalasan) mahasiswa untuk produktif menulis. Menulis Makalah, hanya dilakukan ketika
mendapatkan tugas dari dosen tentang materi perkuliahan. Itu pun, masih ada yang mengambil
jalan pintas dengan melakukan plagiatisme; membajak karya tulis orang lain baik dari buku,
majalah, koran, internet, dan media lain tanpa memperhatikan etika pengutipan.
Apa sebenarnya makalah itu?
Menurut Anwar Hasnun sebagaimana dikutip oleh Didik Komaidi, Makalah merupakan karya
ilmiah, tetapi lebih khusus bila dibandingkan dengan karya tulis lainnya. Makalah lebih
memfokuskan pada karya tulis yang dibacakan di muka umum seperti dalam bentuk diskusi
kelas, diskusi kelompok, seminar, atau lokakarya. Meskipun sama-sama karya tulis ilmiah, jika
ditilik dari tujuan pembuatannya, terdapat perbedaan yang mendasar antara makalah, skripsi,
tesis, maupun disertasi. Skripsi merupakan karya tulis yang dibuat sebagai syarat untuk
mendapatkan gelar Strata 1, sebagaimana tesis untuk S2 dan disertasi untuk S3. Sedangkan
persamaannya ialah sama-sama hasil pikiran, hasil pengamatan, tinjauan dalam bidang tertentu,
yang disusun menurut metode tertentu berdasarkan pengamatan, secara sistematis dan terarah.
Bisanya, setiap Perguruan Tinggi sudah menetapkan aturan baku mengenai sistematika dan
teknik penulisan karya tulis ilmiah, baik berupa makalah, skripsi, tesis, maupun disertasi,
meskipun secara umum tidak keluar dari kaidah-kaidah kelaziman. Sebagai contoh, di Kampus
Institut Islam Nahdlatul Ulama (INISNU) Jepara, setiap tahun menerbitkan Buku Panduan
Institut yang berisi gambaran umum INISNU Jepara dan sejumlah aturan dan ketentuan yang
berlaku di dalamnya yang dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada pimpinan, dosen,
maupun mahasiswa, agar seluruh civitas akademika, dapat memahami, menghayati, dan
melaksanakan aturan dan ketentuan yang dimaksud dengan baik, sesuai dengan fungsi, tugas,
dan tanggung jawabnya masing-masing. Tak terkecuali mengatur teknis pembuatan karya tulis
ilmiah (makalah).
B. Kriteria dan Teknik Penulisan Makalah
Masih menurut Anwar Hasnun, kriteria atau ciri makalah secara umum ialah:
a. Logis, artinya keterangan , uraian, pandangan, dan pendapat dapat dikaji, dibuktikan, dan
diterima rasio atau akal sehat.
b. Obyektif, artinya mengemukakan keterangan dan penjelasan apa adanya, tidak memihak, tidak

berlebihan, dan sejenisnya.


c. Sistematis, yakni apa yang disampaikan, disusun atau ditulis secara runtut dan
berkesinambungan, ada kaitan antara awal hingga akhir.
d. Jelas, maksudnya keterangan, pendapat, dan pandangan yang dikemukakan jelas, dan tidak
membingungkan, lugas, tidak bertele-tele.
e. Kebenarannya dapat diuji. Artinya, penyataan, pandangan serta keterangan yang dipaparkan
dapat diuji, berdasarkan kenyataan yang sesungguhnya.
Adapun langkah-langkahnya:
1. Menentukan topik makalah.
2. Mencari bahan atau referensi.
3. Penelaahan atau membaca secara mendalam bahan-bahan yang telah terkumpul.
4. Proses penulisan.
5. Koreksi dan editing.
6. Revisi.
7. Presentasi.
Tahapan-tahapan proses pembuatan makalah di atas, hanya sebagai acuan dan tidak bersifat
saklek, sehingga bisa saja kita mengambil langkah lain yang menurut hemat kita lebih efektif.
Adapun teknik penulisan, dapat dibaca dalam lampiran makalah ini.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagai penutup, penulis mendapatkan beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Makalah merupakan karya ilmiah, tetapi lebih khusus bila dibandingkan dengan karya tulis
lainnya. Makalah lebih memfokuskan pada karya tulis yang dibacakan di muka umum seperti
dalam bentuk diskusi kelas, disksusi kelompok, seminar, atau lokakarya.
2. Kriteria atau ciri makalah secara umum ialah:
a. Logis
b. Obyektif
c. Sistematis
d. Jelas
e. Kebenarannya dapat diuji
B. Saran
1. Sebelum menulis makalah, ada baiknya mahasiswa mengetahui terlebih dahulu definisi
makalah serta perbedaannya dengan karya tulis ilmiah yang lain (skripsi, tesis, dan disertasi).
2. Dalam menulis maklah, seyogyanya mahasiswa mengacu pada kriteria yang telah disepakati
secara umum berdasarkan kaidah dan teknik penulisan ilmiah.

C. Kata Penutup
Demikian makalah sederhana ini kami susun. Terima kasih atas antusiasme dari pembaca yang
sudi menelaah dan mengimplementasikan isi makalah ini. Saran kritik konstruktyif tetap kami
harapkan sebagai bahan perbaikan. Sekian.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Panduan Institut Islam Nahdlatul Ulama (INISNU) Jepara, tt.p: t.p. t.t.
Komaidi, Didik, Aku Bisa Menulis; Panduan Praktis Menulis Kreatif Lengkap, Yogyakarta:
Sabda Media, 2008, Cet. 2.
Daftar Kepustakaan
1. Daftar pustaka, yang merupakan keterangan mengenai bahan bacaan yang dijadikan rujukan
dalam proses pembuatan skripsi, ditempatkan diakhir skripsi dengan jarak satu (1) spasi dan
tidak menggunakan nomor urut. Sedangkan jarak antara dua sumber pustaka satu setengah (1,5)
spasi;
2. Daftar pustaka ditulis dengan urutan: nama pengarang (nama kedua), koma, nama lengkap
(tanpa gelar), koma, judul buku dicetak miring (italic), koma, jilid atau volume, koma, tempat
penerbitan, titik dua, nama penerbit, koma, tahun penerbitan, koma, nomor cetakan;
3. Penulisan nama pengarang disusun secara alfabetik dengan mendahulukan nama keluarga dan
marga (kalau ada) atau nama belakang, dan diketik pada ketukan pertama. Untuk singkatan
mengikuti nama terakhir. Bila informasi tentang buku/sumber rujukan itu melebihi satu baris,
maka baris kedua dan berikutnya diketik mulai ketukan kelima. Contoh :
Nasution, Harun., Islam Ditinjau dari berbagai Aspeknya, Jilid I, Jakarta: UI Press, 1973, Cet. 3.
Sapari, Ahmad Kurikulum Berbaris Kompetensi,
http://www.surya.co.id./30052002/12pini.phtml.
4. Apabila penulis terdiri dari dua orang, maka nama kedua-duanya ditulis, dihubungkan dengan
kata dan, seperti Nashiruddin dan Karnadi. Apabila lebih dari dua orang, ditulis nama pertama
dan diikuti kata dkk. (dan kawan-kawan) atau ( dalam bahasa Arab), seperti Nashiruddin
dkk. ( ) .
5. Apabila ada dua karangan atau lebih berasal dari pengarang yang sama, maka nama pengarang
dicantumkan satu kali, lainnya cukup diganti dengan garis sepanjang lima ketukan dari garis
margin kiri (tulisan latin) dan margin kanan (bahasa Arab) dan diikuti oleh koma, dengan
ketentuan mendahulukan sumber pustaka yang lebih dahulu penerbitannya.
Contoh :
Nasution, Harun., Islam Ditinjau dari berbagai Aspeknya, Jilid I, Jakarta: UI Press, 1973, Cet. 3.
____, Teologi Islam, Jakarta: UI Press, 1986.
6. Apabila berupa buku terjemahan maka ditulis pengarang yang asli, koma, judul buku, koma,
kata terj. Atau ( dalam bahasa Arab), nama penerjemah, koma, tempat penerbit, titik dua,
nama penerbit, koma, tahun terbit diakhiri dengan titik. Contoh :
Benda, Harry J., Bulan Sabit dan Matahari Terbit : Islam Indonesia pada Masa Pendudukan

Jepang, terj. Daniel Dhakidae, Jakarta: Pustaka Jaya, 1980.


7. Jika penulis dan tahunnya sama, sedangkan judul bukunya berbeda maka dibelakang
keterangan tahun diberi kode a, b, c, dan seterusnya sesuai dengan bulan terbit. Contoh :
Nasution, Harun., Islam Ditinjau dari berbagai Aspeknya, Jilid I, Jakarta: UI Press, 1986a, Cet. 3.
____, Teologi Islam, Jakarta: UI Press, 1986b.
8. Sumber kutipan yang diambil dari internet cara penulisannya adalah sebagai berikut: nama
penulis, koma, judul artikel diapit tanda petik (), koma, nama situs, titik.
Contoh : Sapari, Ahmad Kurikulum Berbaris Kompetensi,
http://www.surya.co.id./30052002/12pini.phtml.

Anda mungkin juga menyukai