BAB 4 Gambaran Umum Kabupaten MalangKLUSSSSSTER 4 PDF
BAB 4 Gambaran Umum Kabupaten MalangKLUSSSSSTER 4 PDF
a. Berapa angka partisipasi pendidikan anak usia dini (PAUD), pada tahun berjalan
dan tahun sebelumnya?
Jawab:
Angka Partisipasi Kasar (APK) anak pendidikan usia dini (PAUD) tahun 2013 sebesar
62,27% dan tahun 2014 meningkat menjadi sebesar 78,73% Angka Partisipasi Kasar
PAUD mengalami peningkatan yaitu mencapai 126,43%, atau meningkat
sebesar
16,67 %. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat terutama orangtua yang
mempunyai anak usia ( 0-6 ) tahun untuk mendapatkan layanan Pendidikan Anak Usia
Dini sangat tinggi, Kondisi ini ditunjang oleh Komitmen Pemerintah Propinsi Jawa Timur
dan Pemerintah Kabupaten Malang untuk mengembangkan dan meningkatkan layanan
PAUD mulai dari usia 0 6 tahun yang ditandai dengan berjamurnya Taman Posyandu
yang melayani anak usia
Usia
P
L
(1)
1.
(4)
(5)
4367
4889
925
6
2.
3 6 thn
APK PAUD
Tahun
Tahun
Berjalan
Sebelumnya
Jumlah
%
(3)
(2)
0 3 thn
APK PAUD
1973
1842
381
47
Jumlah
(6)
(7)
78,73
62,27
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV
Sesuai Undang Undang (UU) Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Negara memberikan layanan pendidikan kepada setiap warga Negara sejak
usia dini. Dengan pendidikan, kita dapat menyiapkan generasi emas yang tangguh,
hebat, dan tentu berkomitmen meneruskan budaya Indonesia dan cita-cita luhur bangsa.
Dalam hal ini, pendidikan bukan hanya berupa ilmu pengetahuan dan keterampilan, tetapi
juga berupa karakter untuk membentuk perilaku positif. Dalam Peraturan Daerah Nomor 7
tahun 2009 tentang Sistem Penyelenggaraan Pendidikan pada pasal 26 yang berbunyi:
(1) PAUD diberikan sebelum jenjang pendidikan dasar
(2) PAUD dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan atau
(3) PAUD pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanan / TK / RA atau
sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya
(7) Peserta didik PAUD adalah anak usia 0 s/d 6 tahun
(8) Acuan menu pembelajaran pada PAUD dikembangkan oleh pengelola dengan
PAUD
merupakan
tanggung
jawab
lembaga
pengelola
dan
Daerah memberikan bantuan dana dan tenaga fungsional sesuai dengan kemampuan
daerah
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan
dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir
sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar
anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV
c. Berapa jumlah desa/kelurahan yang belum memiliki PAUD dalam mendukung Satu
Desa Satu PAUD?
Jawab:
Di 33 Kecamatan Kabupaten Malang, persebaran PAUD hampir merata. Dari 390 desa di
Kabupaten Malang Ada 10 desa yang belum mempunyai layanan PAUD dalam rangka
mendukung satu desa satu PAUD. Desa-desa tersebut berada di kecamatan
Sumbermanjing Wetan, Turen, Gondanglegi, Pagelaran, Kepanjen, Tajinan, dan Pujon
PAUD adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan
suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam
tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal,
dan informal. PAUD merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang
menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan 5 perkembangan, yaitu
perkembangan moral dan agama, perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan
kasar), kecerdasan/kognitif (daya pikir, daya cipta), sosio emosional (sikap dan emosi)
bahasa dan komunikasi.
Pemerintah Kabupaten Malang memiliki komitmen yang tinggi dalam bidang pendidikan.
Oleh karena itu, berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan persebaran PAUD di
Kabupaten Malang dengan melaksanakan hal-hal sebagai berikut:
1) Mendorong partisipasi dunia usaha untuk mengarahkan bantuan CSR yang diberikan
untuk pembangunan PAUD di desa yang belum mempunyai PAUD
2) Peningkatan SDM tenaga pendidik PAUD melalui pelatihan-pelatihan dan bimbingan
teknis sehingga meningkatkan kemampuan guru PAUD untuk menciptakan dan
mengembangkan metode pembelajaran dari potensi yang ada di sekitar
3) Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan anak usia dini
sehingga tingkat partisipasi PAUD terus meningkat
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV
d. Apakah ada PAUD Holistik Integratif (PAUD, Posyandu dan BKB)? Jika sudah ada,
berapa jumlah PAUD HI dan di mana lokasinya?
Jawab:
Di Kabupaten Malang suda ada lembaga PAUD Holistik Integratif, Jumlah lembaga PAUD
Holistik Integratif di Kabupaten Malang yang terintegrasi dengan program Taman
Posyandu sebanyak 397 lembaga dengan 30.512 murid usia 0 s/d 6 tahun. Lembaga
PAUD Holistik Integratif tersebut tersebar di 33 Kecamatan di Kabupaten Malang
(Adapun data jumlah dan rincian PAUD Holistik Integratif terlampir)
Pemahaman yang benar tentang hakikat dan landasan peyelenggaran Pendidikan Anak
Usia Dini hendaknya dimiliki oleh setiap orang yang secara langsung maupun tidak
langsung akan berhubungan dengan anak usia dini. Dimulai dari lingkungan keluarga
dalam hal ini adalah orang tua dan atau pihak lain yang terdekat dengan anak.,
pendidikan di berbagai lembaga pendidikan yang memberikan layanan pada anak usia
dini, masyarakat dan juga para pemegang kebijakan mulai dari pemerintah pusat sampai
daerah. Diharapkan melalui pemahaman yang benar, para pihak akan dapat memberikan
layanan yang seoptimal mungkin bagi anak usia dini.
Pengembangan Anak Usia Dini Holistik-Integratif (PAUD HI) sudah diatur di dalam
Perpres No. 60 Tahun 2013 yang intinya adalah :
Program yang digulirkan untuk kualitas SDM yang paripurna.
Suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai 6 tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan
dan perkembangan Jasmani dan rohaninya, melalui suatu program investasi
kesehatan dan pendidikan menuju sumber daya manusia paripurna kompetitif.
Pendidikan Anak Usia Dini yang saling berkaitan antara pendidikan maupun
kesehatannya, dimana melibatkan keluarga, sekolah, dinas pendidikan, dinas
kesehatan, organisasi masyarakat, stakeholder terkait.
Pelayanan pemenuhan hak hak anak dan prinsip dasar Anak Usia Dini.
Pengembangan PAUD holistik integratif adalah pengembangan anak usia dini yang
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan esensial anak yang beragam, meliputi berbagai
aspek fisik dan non-fisik, termasuk mental, emosional, dan sosial. pengembangan PAUD
holistik integratif juga bertujuan memenuhi 5 pilar hak anak. Mulai dari hak anak untuk
terhindar dari penyakit, serta hak terpenuhi kecukupan gizi agar dapat bereksplorasi dan
mengembangkan kemampuan otaknya dengan maksimal. Selain itu, anak juga perlu
distimulasi sedini mungkin, mendapatkan pengasuhan yang baik, serta hak mendapatkan
perlindungan dari kekerasan fisik dan psikologis. Disebut holistik integratif karena
pelayanan yang diberikan dalam PAUD holistik integratif tidak hanya dalam satu bidang
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV
pendidikan saja, akan tetapi pelayanan yang mencakup kebutuhan yang berkaitan
dengan kesehatan dan gizi, pola pengasuhan dan perlindungan untuk anak. PAUD
holistik integratif meliputi pengembangan karakter, pengembangan aspek dalam bidang
agama dan moral, motorik kasar dan halus, kognitif, serta bahasa dan sosial-emosional.
Metode ini juga menekankan layanan kesehatan dan gizi, serta stimulasi. Pendidikan
anak usia dini itu penting, karena di usia inilah anak membentuk pendidikan yang paling
bagus. Di usia inilah anak-anak harus membentuk kesiapan dirinya menghadapi masa
sekolah dan masa depan. Investasi terbaik yang bisa Anda berikan untuk anak-anak
adalah persiapan pendidikan mereka di usia dini Selain itu, layanan PAUD ini memiliki
konsep program berbasis keluarga dan komunitas.
Ciri-ciri pendidikan PAUD Holistik Integratif adalah
1. Masyarakat Kabupaten Malang, terutama orang tua dan keluarga yang mempunyai
Anak Usia Dini;
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV
5. Media massa;
6. LSM, dunia usaha, dan mitra pembangunan nasional dan internasional.
Paud
holistik
integratif
merupakan
suatu
metode
pembelajaran
efektif
agar
pengembangan anak usia dini bisa berjalan dengan maksimal. Pengertian dan kerjasama
yang baik antara pihak sekolah, pihak keluarga/wali murid dan pihak Pemerintah harus
terjalin dengan baik agar tujuan dari pembelajaran PAUD holistik integratif bisa diraih.
Dalam membentuk PAUD holistik integratif pengajar atau pendidik adalah salah satu
elemen penting dalam membangun kesuksesan pendidikan, maka dari itu dibutuhkan
sumber daya manusia yang mumpuni agar tujuan dari PAUD holistik integratif ini bisa
tercapai yaitu mewujudkan anak sehat, cerdas, ceria dan memiliki akhlak yang mulia.
Maka dari itu para guru-guru PAUD holistik integratif hendaknya memperhatikan 5 hal
sebagai berikut
1. Pelatihan sebelum melaksanakan pembelajaran di sekolah PAUD. Tujuannya adalah
agar guru bisa menjadi guru yang memiliki sikap ramah, penyayang dan mampu
memotivasi siswa-siswi secara tulus
2. Guru harus memberikan kesempatan anak untuk mengembangkan potensi yang
dimilikinya baik itu aspek emosi, sosial, kreatifitas dan aspek spiritual
3. Guru harus mampu membina dan membentuk karakter siswa-siswi dengan
memperhatikan 9 pilar karakter yang diberikan secara intensif dengan metode
knowing/mengetahui, loving/mencintai, and acting the good/melakukan kebaikan.
4. Guru harus memberikan pengalaman pembelajaran yang bersifat konkret, kontekstual
dan mampu merangsang siswa belajar aktif, menyenangkan dan tanpa tekanan atau
beban
5. Guru Paud memberikan kesempatan secara langsung bagi siswa-siswi untuk
melakukan kegiatan pembelajaran yang bersifat nyata.
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV
a. Berapa angka partisipasi wajib belajar pendidikan 12 tahun, pada tahun berjalan
dan setahun sebelumnya, menurut jenis kelamin dan jenjang pendidikan (SD, SLTP,
dan SLTA)/sederajat? Berapa angka putus sekolah 2 tahun terakhir?
Jawab:
Angka partisipasi wajib belajar pendidikan 12 tahun menurut jenis kelamin dan jenjang
pendidikan (SD, SMP, SMA) sederajat dapat dijelaskan sebagai berikut :
APM
2013
99,26%
SD
2014
99,32%
2013
79,78%
79,83%
SMA/K
2013
2014
44,48%
47,33%
APK
113,19%
113,17%
94,41%
96,43%
55,62%
No
SMP
2014
59,34%
Saat ini, pendidikan di Indonesia diatur melalui Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Setiap warga Negara Indonesia wajib mempuh
pendidikan dasar, menengah, dan atas yang diatur melalui program wajib belajar.
Program wajib belajar 12 tahun adalah program yang mewajibkan setiap warga negara
Indonesia untuk bersekolah selama 12 (dua belas) tahun pada jenjang pendidikan dasar,
yaitu dari tingkat kelas 1 Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) hingga kelas
12 Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Madrasah Aliyah (MA). Dengan ditetapkannya
program ini maka semua anak Indonesia wajib bersekolah dan pemerintah wajib
membiayai serta menyediakan segala fasilitasnya.
Meningkatnya APM dan APK baik jenjang SD maupun SMP serta menurunnya angka
putus sekolah di jenjang pendidikan dasar memberikan gambaran bahwa tingkat
partisipasi penduduk usia sekolah dasar semakin meningkat. Demikian pula semakin
kecil angka putus sekolah maka diharakan tidak ada lagi anak usia sekolah dasar di
Kabupaten Malang yang tidak sekolah karena telah disediakan pendidikan paket untuk
menampung anak putus sekolah yang tidak bias sekolah pada lembaga pendidikan
formal. Angka Partisipasi Kasar ( APK ) dan Angka Partisipasi Murni (APM ) pada setiap
jenjang pendidikan menunjukkan prosentase peningkatan yang signifikan. Hal ini
disebabkan oleh :
1.
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV
2.
3.
4.
Dalam rangka upaya meningkatkan kualitas pendidikan dasar yang ada di Kabupaten
Malang, Pemerintah Kabupaten Malang melalui Dinas Pendidikan melakukan upayaupaya untuk meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni
(APM) yaitu:
1. Program Wajib Belajar pendidikan dasar 9 tahun
Pengadaan buku-buku dan alat tulis siswa
Pengadaan alat praktek dan peraga siswa
Pelatihan kompetensi siswa berprestasi
Pembinaan minat, bakat, dan kreatifitas siswa
Pengadaan alat praktek dan peraga siswa
Pengadaan perlengkapan sekolah
2. Program pendidikan menengah
Pengadaan perlengkapan sekolah
Peningkatan kerjasama dengan dunia usaha dan industry
Pembangunan perpustakaan sekolah
Pembangunan laboratorium dan ruang praktikum sekolah
Pengadaan alat praktek dan peraga siswa
Pengadaan perlengkapan sekolah
Penguatan dan pengembangan lembaga sekolah satu atap di 28 titik terpencil
untuk meningkatkan akses pelayanan
Pengadaan unit sekolah baru di kecamatan lingkar kota
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV
b. Berapa jumlah sekolah inklusi pada tahun berjalan dan tahun sebelumnya
(SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs, SMA/SMK/ MA)?
Jawab:
Jumlah Sekolah Inklusi yang ada di Kabupaten Malang pada tahun 2014 sebanyak 6
lembaga sekolah umum dan SLB 15 lembaga sekolah.
Jumlah Sekolah Inklusi Tahun 2014
Tingkatan Sekolah
Jumlah Sekolah
Negeri
Swasta
Total
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
SD
1108
59
1167 5
SMP
99
224
323
SMA
13
52
65
SMK
119
119
(Adapun data lembaga sekolah di Kabupaten Malang terlampir)
Swasta
Total
(6)
(7)
1
-
6
-
individu tertentu sehingga dengan metode seperti ini, sistem kurikulum mencoba
mengembangkan anak sesuai dengan bakat yang dimilikinya. Tujuannya adalah
membimbing anak untuk sukses dalam kehidupan masyarakat dengan bakat yang
mereka miliki. Walaupun sekolah inklusi memiliki kurikulum individual bukan berarti
kurikulum nasional diabaikan. Kurikulum individual itu sebagai pelengkap atau
penyempurna kurikulum nasional sehingga perserta didik mampu lebih mengoptimalkan
potensinya. Sekolah inklusi pada dasarnya bertujuan merangkul semua siswa berbagai
latar belakang dan kondisi dalam satu sistem sekolah dan mencoba untuk menemukan
dan mengembangkan potensi siswa yang majemuk tersebut. Dalam mengembangkan
potensi siswa tidak hanya diterapkan kepada siswa special needs tetapi juga siswa yang
lain yang bukan special needs. Dengan kata lain pendidikan inklusi adalah pelayanan
pendidikan anak berkebutuhan khusus yang di didik bersama-sama anak lainnya (normal)
untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya, dan salah satu yang paling tereksklusi
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV
normal. Karena kekurangan yang mereka miliki membuat mereka terpacu untuk
mengasah kemampuan di bidang lain dan menunjukkan diri bahwa mereka bisa
berprestasi dan tidak berbeda dengan anak lain. Kreativitas yang tumbuh dalam jiwa
seorang penyandang disabilitas merupakan aset bangsa, yang biasa masyarakat
abaikan.
d. Apakah ada kebijakan yang mengatur tentang anak luar sekolah (anak putus
sekolah, anak yang berisiko putus sekolah, anak yang tidak pernah sekolah, anak
yang bekerja)? Sebutkan!
Jawab:
Jumlah penduduk Kabupaten Malang tahun 2014 sebesar 2.446.218 yang terdiri dari
1.229.773 laki-laki dan 1.216.445 perempuan. Penduduk usia wajib belajar 12 tahun
adalah 113.274 orang. Jumlah anak putus sekolah untuk pendidikan dasar di Kabupaten
Malang dari semua jenjang pendidikan mengalami penurunan. Untuk jenjang SD/MI tahun
2014 angka putus sekolah 0,13% sedangkan tahun 2013 sebesar 0,24%. Untuk jenjang
SMP tahun 2014 0,56% dan tahun 2013 0,70%. Jenjang SMA tahun 2014
sebesar
0,94%
Untuk anak yang putus sekolah dan yang tidak pernah sekolah tersedia layanan
pendidikan alternatif melalui jalur program paket A, paket B maupun paket C. Program
Pendidikan jenis ini ditangani langsung oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Malang pada
bidang Pendidikan Luar Sekolah atau PLS. Untuk melaksanakan pendidikan luar sekolah
di masing-masing desa/Kecamatan dikelola oleh Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat
yang ada, dengan pemantauan dan monitoring masing-masing Unit Pelaksana Teknis
Daerah (UPTD) TK/SD dan PLS di setiap kecamatan dan melaporkan progresnya setiap
bulan ke Dinas Pendidikan Kabupaten Malang.
Sedangkan untuk anak yang beresiko putus sekolah Dinas Pendidikan Kabupaten
Malang menyalurkan bantuan Beasiswa Khusus Siswa Miskin (BKSM). Beasiswa ini
diberikan kepada siswa yang kurang mampu dan memiliki prestasi di sekolahnya. Untuk
anak dari keluarga yang tidak mampu dan anak / siswa yang mempunyai kemampuan
akademik rata rata juga berhak untuk mendapatkan bantuan mendapatkan beasiswa
yang ini.
Dengan program beasiswa ini diharapkan bisa meminimalisasi anak putus
sekolah maupun yang terancam putus sekolah. Selain pemberian beasiswa, pemerintah
juga mempermudah akses transportasi untuk daerah-daerah yang jauh dari perkotaan.
Untuk memperkecil angka putus sekolah, ada beberapa hal yang diupayakan oleh Dinas
Pendidikan Kabupaten Malang diantaranya adalah:
1.
Perluasan akses sarana prasarana bagi penduduk usia sekolah untuk memasuki
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV
jenjang pendidikan khususnya penduduk usia 7-15 tahun melalui perbaikan sarana
dan prasarana lembaga sekolah SD, pelaksanaan SD/SMP Satu Atap di 28 titik,
Program rintisan belajar 12 tahun yaitu melalui penyiapan sumberdaya pendidikan
dengan penyediaan Unit Sekolah Baru (USB) setingkat SLTA di daerah pinggiran
dan pedesaan dengan Dana Sharing APBD 10% pada tahun 2013 sebanyak 2 unit di
Kecamatan Gedangan dan Ampelgading .
2.
Melakukan sosialisasi dan advokasi kepada berbagai pihak terkait dan masyarakat
luas untuk memberikan prioritas tinggi dan kepedulian pada pendidikan ;
3.
4.
5.
6.
Pembebasan biaya dan pemberian keringanan biaya pendidikan bagi anak anak dari
keluarga tidak / kurang mampu ;
7.
8.
9.
Melalui Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat
(PKBM) tersebar di 33 kecamatan sebanyak 48 PKBM yang melaksanakan program
PAUD, Kesetaraan paket a, b, c khusus yang melekat (PKH, PP, Kepemudaan,
bantuan social, dan kewirausahaan)
(adapun daftar PKBM Sebagaimana terlampir)
Jumlah Anak Putus Sekolah Tahun 2014
Tingkatan Sekolah
(1)
SD/MI
SMP/MTs
SMA/K/MA
Jumlah Putus
Sekolah
L
P
T
(2)
(3)
(4)
144
350
27
44
218
10
188
568
37
Keterangan
(4)
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV
pedesaan dengan Dana Shering APBD 50% pada tahun 2011 sebanyak 2 unit di
Kecamatan Gedangan dan Ampelgading .
2. Melakukan sosialisasi dan advokasi kepada berbagai pihak terkait dan masyarakat
luas untuk memberikan prioritas tinggi dan kepedulian pada pendidikan ;
3. Meningkatkan keberpihakan terhadap masyarakat tidak mampu agar akses dan
aspirasi mereka terhadap pendidikan tetap berlanjut dan mampu mengentaskan
mereka dari lingkaran kemiskinan
4. Melaksanakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang
berkualitas secara terkendali dengan fokus pada penuntasan Wajib Belajar
Pendidikan Dasar 9 Tahun
5. Pemberdayaan lembaga sekoalah terbuka (SMP dan SMA) serta pengembangan
lembaga sekolah kelas jauh ;
6. Pemberian bantuan biaya pendidikan bagi anak-anak dari keluarga miskin melalui
Program BKSM
7. Pembebasan biaya dan pemberian keringanan biaya pendidikan bagi anak anak dari
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV
Agama
(melalui
sekolah
di
semua
tingkatan)
Badan
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV
NEGERI
SWASTA
TK
956
SD
1091
59
SMP
99
224
SMA
14
51
SLB
20
JUMLAH
Jumlah siswa yang ada di Kabupaten Malang sebanyak 378.934 yang terdiri dari 237.235
siswa sekolah negeri dan 141.699 swasta. Jumlah tenaga pendidik yang ada di
Kabupaten Malang sebanyak 22.435 orang yang terdiri dari 11.522 guru SD, 5984 guru
SMP, 1752 guru SMA, dan 3177 guru SMK dengan rasio guru berbanding murid 1:17
untuk SD, 1:15 untuk SMP dan 1:12 SMA
(adapun data rincian jumlah siswa SD, SMP, SMA sebagaimana terlampir)
Jumlah Guru yang ada di Kabupaten Malang sebanyak 2767 untuk tingkat TK, 12.053
untuk tingkat SD, 6.161 tingkat SMP, 1821 tingkat SMA, dan 2511 tingkat SMK.
(adapun data rincian jumlah guru SD, SMP, SMA sebagaimana terlampir)
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 24 tahun 2007 tentang
standar sarana dan prasarana unuk Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah, dan Sekolah Menengah Atas / Madrasah
Aliyah serta Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 40 tahun 2008 tentang
Standar sarana prasarana untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah
Aliyah Kejuruan (MAK) dan Peraturan Menteri pendidikan Nasional nomor 38 tahun 2008
tentang sarana prasarana untuk SLB. Di Kabupaten Malang masih terdapat 24,82%
sekolah yang memerlukan rehabilitasi ringan, sedang dan berat. Pemilikan ruang
perpustakaan baru mencapai 182 unit, lapangan olahraga 117 lokasi, dan ruang UKS 144
unit. Kebutuhan laboratorium untuk pendidikan menengah atas adalah Laboratorium
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV
fisika, kimia, biologi, bahasa, dan lab computer dengan ketercapaian 47% dan yang
belum memiliki kebanyakan adalah lembaga sekolah swasta sedangkan pada SMK
laboratorium tersedia 40% sedangkan bengkel baru ada di 25 sekolah. Di Kabupaten
Malang, sekolah dasar yang sarana dan prasarananya sesuai standar mencapai 73%,
83% di tingkat SMP, 84% tingkat SMA dan 74% tingkat SMK yang mendekati kriteria
sarana dan prasarana yang baik. Banyak fasilitas yang perlu disediakan terutama
perpustakaan, UKS, Laboratorium, Ruang komputer, dan ruang olahraga. Secara
kuantitatif
keberadaan lembaga sekolah yang ada tersebut tidak semuanya representatif yaitu
masih ada beberapa lembaga sekolah yang membutuhkan perbaikan dan rehabilitasi
gedung sekolah, sarana penunjang lainnya masih perlu ditingkatkan, keberadaan
lembaga sekolah terhadap akses jalan masih makadam, berada di desa terpencil, jumlah
murid dengan guru belum sebanding/jumlah murid sangat sedikit di beberapa lembaga
(persebaran jumlah murid ada yang tidak merata), sehingga keberadaan lembaga
pendidikan di Kabupaten Malang belum semuanya ramah anak namun terhadap lembaga
sekolah yang secara umum sarana dan prasarananya yang ada dapat menjamin
kelancaran proses belajar mengajar siswa dengan memperhatikan standart dan mutu
pelayanan pendidikan yang ada.
Upaya-upaya yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan untuk meningkatkan sarana dan
prasarana pendidikan diantaranya
1. Mengupayakan pengadaan fasilitas dengan menganggarkan melalui dana DAK dan
APBD II maupun dari provinsi.
2. Dinas Pendidikan sebagai leading sektor memotivasi stakeholder untuk membantu
pengembangan dan peningkatan sarana dan prasarana di setiap satuan pendidikan
3. Pemberdayaan
komite
sekolah
dalam
pemenuhan
sarana
dan
prasarana
pembelajaran
4. Penganggaran dalam dokumen anggaran SKPD berupa anggaran melalui dana
pendamping DAK sebesar 10% dari total anggaran DAK fisik maupun non fisik.
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV
Prinsip
utama
adalah
non
diskriminasi
kepentingan,
hak hidup serta penghargaan terhadap anak. Sebagaimana dalam bunyi pasal 4 UU
No.35/2014 tentang perlindungan anak, menyebutkan bahwa anak mempunyai hak untuk
dapat hidup tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai harkat dan
martabat
kemanusiaan,
serta
mendapatkan
perlindungan
dari
kekerasan
dan
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV
pelaksanaan kebijakan sekolah ramah anak diwujudkan dalam partisipasi aktif baik siswa
maupun guru dalam menyusun kebijakan anti kekerasan dan melibatkan semua elemen
dalam satuan pendidikan. Tersedianya kebijakan anti kekerasan meliputi adanya
larangan terhadap tindak kekerasan dan diskriminasi antara peserta didik dan kekerasan
fisik dan mental oleh pendidik dan peserta didik. Peningkatan kualitas sumber daya
manusia dalam hal ini tenaga pendidik juga merupakan prioritas pengembangan sekolah.
Agar tercipta proses pembelajaran yang aman dan nyaman seluruh elemen sekolah
berpartisipasi aktif dalam kampanye pendidikan terhadap warga satuan pendidikan untuk
mencegah diskriminasi kepada penyandang disabilitas, menjamin peserta didik untuk
menikmati kondisi yang layak dan memastikan satuan pendidikan untuk memerangi
bullying
Dinas Pendidikan selaku leading sektor dalam kebijakan membangun Sekolah Ramah
Anak melakukan upaya-upaya peningkatan partisipasi sekolah dalam pelaksanaan
kebijakan diantaranya dengan melaksanakan kebijakan sebagai berikut:
a. Sekolah dituntut untuk mampu menghadirkan dirinya sebagai sebuah media, tidak
sekedar tempat yang menyenangkan bagi anak untuk belajar.
b. Mendorong sekolah untuk menciptakan atmosfer akrab sebagai rumah kedua tempat
bermain dan belajar yang memperkenalkan pertemanan dan persaingan yang sehat,
lingkungan yang aman tanpa kekerasan dan bullying sehingga menciptakan rasa
aman dan familiar terhadap peserta didik
c. Mendorong sekolah untuk memperhatikan kebebasan berpendapat anak sehingga
anak merasa dihargai pendapatnya dan memiliki ruang untuk bersuara dan
mengadukan segala permasalahan yang dialami sehingga terbentuk keterikatan
terhadap sekolah dan mengurangi resiko bolos atau malas masuk sekolah
d. Memberikan arahan kepada guru agar tidak menjadi sosok yang ditakuti oleh para
peserta didik melainkan menempatkan diri sebagai teman bahkan sebagai tempat
curhat siswa sehingga mengurangi resiko bullying antar peserta didik dan
e. Sekolah harus memberikan pemahaman bahwa ilmu yang diperoleh di sekolah
adalah bekal bagi peserta didik untuk kehidupan selanjutnya.
f.
Sekolah bukan merupakan dunia yang terpisah dari realitas keseharian anak dalam
keluarga karena pencapaian cita-cita seorang anak tidak dapat terpisahan dari
realitas keseharian. Penting bagi peserta didik untuk memiliki pemahaman bahwa
ilmu yang didapat di sekolah tidak terpisah dari kehidupan riil. Keterbatasan jam
pelajaran dan kurikulum yang mengikat menjadi kendala untuk memaknai lebih dalam
interaksi antara pendidik dengan anak. Untuk menyiasati hal tersebut sekolah dapat
mengadakan jam khusus diluar jam sekolah yang berisi sharing antar anak maupun
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV
sharing antara guru dengan anak tentang realitas hidupnya di keluarga masingmasing, misalnya: diskusi bagaimana hubungan dengan orang tua, apa reaksi orang
tua ketika mereka mendapatkan nilai buruk di sekolah, atau apa yang diharapkan
orang tua terhadap mereka. Hasil pertemuan dapat menjadi bahan refleksi dalam
sebuah materi pelajaran yang disampaikan di kelas. Cara ini merupakan siasat bagi
pendidik untuk mengetahui kondisi anak karena disebagian masyarakat, anak
dianggap investasi keluarga, sebagai jaminan tempat bergantung di hari tua
Pemerintah Kabupaten Malang telah mengembangkan Sekolah Adiwiyata yaitu Sekolah
yang peduli lingkungan yang sehat, bersih serta lingkungan yang indah. Program
Adiwiyata adalah salah satu program Kementerian Lingkungan Hidup dalam rangka
mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya
pelestarian lingkungan hidup. Dalam program ini diharapkan setiap warga sekolah ikut
terlibat dalam kegiatan sekolah menuju lingkungan yang sehat serta menghindari dampak
lingkungan yang negatif. Penetapan sekolah adiwiyata sesuai Keputusan Bupati Malang
Nomor 180/112/KEP/421.013/2013 tentang Penetapan Sekolah Adiwiyata Tingkat
Kabupaten Malang Tahun 2013. Ada 36 lembaga sekolah adiwiyata, 9 sekolah yang
diajukan sebagai sekolah adiwiyata, dan 12 lembaga yang dibina menjadi sekolah
adiwiyata.
(Adapun data lembaga sekolah adiwiyata terlampir)
Tujuan Program Adiwiyata adalah menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk
menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah, sehingga dikemudian hari
warga sekolah tersebut dapat turut bertanggungjawab dalam upaya-upaya penyelamatan
lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan. Kegiatan utama Program Adiwiyata
adalah mewujudkan kelembagaan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan bagi
sekolah dasar dan menengah di Indonesia.
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV
d. Siapa saja mitra instansi pendidikan dalam meningkatkan jumlah dan kualitas SRA?
Jawab:
Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, KP3A, P2TP2A, LPKP, RSUD Kanjuruhan, Badan
KB, Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV
26. Jumlah Sekolah yang Memiliki Program, Sarana dan Prasarana Perjalanan Anak ke
dan dari Sekolah
Pertanyaan:
a. Berapa jumlah sekolah yang memiliki program, sarana, dan prasarana perjalanan
anak ke dan dari sekolah?
Jawab:
Jumlah program rute aman dan selamat ke sekolah pada tahun 2013 sebanyak 168
lembaga dan pada tahun 2014 sebanyak 188 lembaga yang tersebar di 33 Kecamatan
yaitu program yang diarahkan untuk menciptakan keamanan dan keselamatan perjalanan
anak ke dan dari sekolah diutamakan kepada sekolah yang berada di sepanjang jalan
raya (Jalan Provinsi, Jalan Kabupaten dan Jalan desa) yang apabila tidak dilakukan, akan
membahayakan keselamatan perjalanan anak menuju dan pulang sekolah, oleh
karenanya program ini menjadi prioritas SKPD (Dinas Bina Marga, Dinas Pendidikan,
Dishubkominfo) dan Kepolisian secara bersinergi untuk melaksanakan program rute
aman dan selamat ke sekolah setiap tahunnya secara bertahap disesuaikan dengan
kebutuhan dan penganggaran yang ada, Program ini meliputi :
1. Sosialisasi tertib berlalulintas untuk anak didik dan melalui media informasi tertib
berlalulintas (Bando Jalan).
2. Penyediaan taman lalulintas dan pemanfaatannya.
3. Penyediaan zona selamat sekolah (zebra cross, rambu penyebrangan, rambu
petunjuk sekolahan)
4. Pembatasan kecepatan bagi kendaraan yang melintas di area sekolah dengan cara
menempatkan polisi penjaga maupun memasang rambu batas kecepatan
5. Penyediaan dan perbaikan Infrastruktur jalan dan jembatan menuju sekolah baik
Jalan Provinsi (melalui dana dekon), Jalan Kabupaten (APBD) dan Jalan desa
(melalui anggaran kemitraan).
6. Penyiapan pembinaan dan pelatihan bagi petugas keamanan sekolah.
Program rute aman dan selamat mendorong siswa untuk memilih menggunakan
transportasi yang aman dan ramah lingkungan diantaranya sepeda dan berjalan kaki,
atau menggunakan angkutan umum dengan moda yang selamat, aman, nyaman, dan
menyenangkan pada saat berangkat dan pulang dengan selamat. Program rute aman
dan selamat ini selain diharapkan dapat menjaga peserta didik dari kecelakaan lalu lintas
juga dapat mendorong penciptaan rasa aman dan selamat bagi peserta didik yang
menempuh perjalanan ke dan dari sekolah. Peserta didik diberi peran dan tanggung
jawab untuk menaati peraturan lalu-lintas, mengikuti pelatihan peningkatan keterampilan
diri berjalan kaki dan berlalu-lintas dengan baik dan benar, mempraktikan berjalan kaki
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV
dan berlalu-lintas dengan baik dan benar, dan menghormati dan menghargai petugas
lalu-lintas. Tujuan Program ini adalah untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan
peserta didik dalam menempuh perjalanan ke dan dari sekolah, meningkatkan kesehatan
dan perkembangan anak, dan mengurangi kemacetan dan polusi. Rute Aman Selamat ke
Sekolah menjadi pilihan karena masih banyak anak-anak Indonesia rentan terhadap
situasi kecelakaan dan kekerasan. Kondisi ini menjadi tantangan utama orang tua, guru,
kepala sekolah, dan masyarakat. Mengingat 1/3 dari jumlah penduduk Kabupaten Malang
adalah anak usia sekolah dan 150 lebih lembaga sekolah berada di jalan raya baik jalan
provinsi, jalan kabupaten maupun jalan desa. Selama ini, kecelakaan yang menimpa
peserta didik kebanyakan terjadi di jalan yang mereka lalui setiap hari dan telah mereka
kenal. Anak yang menjadi korban kecelakaan adalah pejalan kaki, penumpang,
pengendara sepeda, dan pengendara sepeda motor. Banyak anak yang menjadi korban
kecelakaan karena belum memahami standard aman berkendara, belum mengetahui
keharusan memasang sabuk pengaman ketika mengemudi maupun menumpang mobil,
dan belum mengetahui kelengkapan perlindungan mengemudi misalnya helm berstandar
nasional, pelindung siku dan lutut dan rendahnya kesadaran perlunya.
Wujud nyata dari perwujudan rute aman dan selamat sekolah adanya zona selamat
sekolah yang berada di jalan yang melintasi sekolah.
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV
sosialisasi siswa-siswa juga dibagikan brosur keselamatan lalu lintas dan angkutan
jalan.
k. Pengadaan halte di Kec Turen dan Kepanjen
l. Pengadaan dan pemasangan lampu peringatan memasuki kawasan sekolah di
kecamatan kepanjen
m. Alat keselamatan sesuai moda transportasi dalam bentuk sosialisasi pentingnya alat
keselamatan pemakai jalan
Jawab:
Mitra instansi pendidikan dalam penyediaan rute aman dan selamat anak adalah
bersinergi antara Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika, Dinas Bina Marga,
Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang, Dinas Pendidikan, KP3A, Kepolisian, dan
Kementerian Agama
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV
27. Tersedia Fasilitas untuk Kegiatan Kreatif dan Rekreatif yang Ramah Anak, di Luar
Sekolah
Ukuran: Ada, dan dapat diakses semua anak
Pertanyaan:
a. Apa saja fasilitas untuk kegiatan kreatif dan rekreatif yang ramah anak yang
disediakan, pada tahun berjalan dan setahun sebelumnya? Fasilitas mana yang
milik pemerintah dan mana yang swasta?
Jawab:
Fasilitas kreatif dan rekreatif yang disediakan bagi anak yang ada di Wilayah Kabupaten
Malang tersebar di Desa/Kelurahan dan Kecamatan berupa Taman bacaan, taman
bermain, taman kreatifitas, sanggar seni, lapangan olah raga, Situs sejarah, Pemandian
alam dan wisata alam, yang terdiri dari:
1. Taman bacaan/Taman Cerdas/Rumah Pintar/ Taman Lalulintas
2. Sanggar (Seni, Tari , Teater class, budaya lokal), Padepokan seni topeng
3. Taman Puspa, Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati), Taman Wisata Edukasi di
Kecamatan Kepanjen
4. Pusat Study Kendedes (Playground, Kolam Renang Kecil, Kolam Ikan, Perpustakaan
Ikan, Penitipan Anak, Showroom Produk Unggulan Terbina, Tempat Pelatihan
Keterampilan)
5. Sarana lapangan Olah raga untuk anak di setiap desa
6. Stadion Kanjuruhan (fasilitas Outbond, Bersepeda, sepatu roda, perkemahan, kolam
renang anak, playground).
7. Situs Purbakala (Candi Singosari, Jago, Kidal, Badut, Besuki, Stupa Sumberawan,
Pertirtaan Watugede, Keraton pertapaan gunung kawi)
8. Taman Wisata dan Pemandian (Wendit Kec. Pakis, Sengkaling, Lembah Dieng, PWec Kec. Dau, Songgoriti Kec. Pujon)
9. Air Terjun Coban Rondo, Eco Wisata Pandesari Kec. Pujon, Coban Pelangi Kec.
Poncokusumo, Coban Glothak Kec. Wagir, Parangteja Kec. Dau)
10. Pemandian (Metro Kec. Kepanjen, Dewi Sri, Pemandian Air Panas Cangar Kec.
Pujon, Sumberawan Kec. Singosari, Sumberingin Kec Tumpang, Jenon Kec Tajinan,
Ubalan Kec Ngajum dan Kec. Dampit)
11. Pemandian Alam
12. Waduk (Selorejo Kec. Ngantang, Bendungan Sutami dan Lahor Kec.Sumberpucung)
13. Wisata Pantai
Kecamatan Donomulyo Modangan (70 Km), Ngliyep (Upacara Larung Sesaji) (62
km), Jongring Saloko (69 Km), Kondang Bandung, , Kondang Iwak,
Bentol,
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV
Nglurung, Ngebros
Kecamatan Gedangan Pantai bajulmati (58 km), Wonogoro (55 km), Ngantep
Kecamatan Bantur Pantai Balekambang (Upacara Jalani Dipuja) (57 km),
Kondangmerak (59 km)
Kecamatan Sumbermanjing WetanPantai Tamban (68 km), Rawa Indah,
Tambakasri (60 km), Sendang Biru (Upacara Petik Laut)
Kecamatan Tirtoyudo Pantai Sipelot, Lenggoksono, Tanger (70 km)
Kecamatan Ampelgading Pantai Licin (64 km)
14. Wisata Agro Kebun Teh Wonosari (rekreasi di Agro Tawon, Museum Kesehatan Jiwa
Lawang) Kecamatan Lawang, Petik Jeruk/Apel Kecamatan Dau, Wisata Durian
Kecamatan Ngantang,
15. Wisata Religi Masjid Tiban Sananrejo Turen, Gunung Kawi Kecamatan Wonosari
(Upacara Sedekah Bumi)
16. Wisata edukatif pemanfaatan sampah di TPA Talangagung
17. The Seven Paradise di Kabupaten Malang yaitu Tujuh lokasi obyek wisata itu, mulai
wisata candi di Singosari, petik buah di Taman Buah hingga memasuki kawasan
Poncokusumo yang memiliki banyak potensi eco agrowisata.
18. Eco Agrowisata sebagai alternatif pilihan destinasi wisata di Kabupaten Malang.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Malang mengembangkan dua desa
wisata,di Desa Purwodadi, Kecamatan Tirtoyudo, dan Desa Pujon Kidul, Kecamatan
Pujon.
permainan
edukatif.
Permainan
rekreatif
adalah
permainan
yang
bersifat
menyenangkan dan menumbuhkan imajinasi yang tinggi dan biasanya dibuat dengan
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV
keterampilan
motorik
halus
dan
wawasan
berpikir
anak
Dengan bergerak, seperti berlari atau melompat, seorang anak akan terlatih motorik
kasarnya, sehingga memiliki sistem perototan yang terbentuk secara baik dan sehat.
Kemampuan motorik halusnya akan terlatih dengan permainan puzzle, membedakan
bentuk besar dan kecil, dan sebagainya.
2. Mengembangkan Kemampuan Sosial-Emosional
Anak melakukan aktivitas bermain karena ia merasa senang untuk melakukannya.
Pada tahap-tahap awal anak melakukan aktivitas bermain karena ia merasa senang
untuk melakukannya. Pada tahap-tahap awal kembangannya, orang tua merupakan
kawan utama dalam bermain. Pergeseran akan terjadi seiring dengan bertambahnya
umur anak, terutama setelah memasuki usia sekolah. Di sekolah, anak akan
mengalami proses sosialisasi bergaul dengan kawan sebaya dan dengan gurunya.
3. Mengembangkan Kemampuan Kognisi (Kecerdasan)
(Adapun lampiran data dan foto fasilitas kreatif dan rekreatif terlampir)
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV
b. Apakah fasilitas tersebut dapat diakses oleh semua anak? Fasilitas mana yang
gratis?
Jawab:
Berdasarkan Konvensi Hak Anak-Anak PBB, anak-anak kita mempunyai 10 (sepuluh) hak
yang harus kita berikan kepada anak-anak kita, yakni hak untuk bermain, mendapatkan
pendidikan, mendapatkan perlindungan, mendapatkan nama (identitas), mendapatkan
status kebangsaan, mendapatkan makanan, mendapatkan akses kesehatan, rekreasi,
mendapatkan kesamaan, dan mendapatkan peran dalam pembangunan. Dari kesepuluh
hak untuk anak tersebut, hak yang pertama dan kedelapan adalah hak anak untuk
bermain dan berekreasi. Taman bermain dan reakreasi adalah tempat yang penting bagi
anak. Fasilitas bermain yang banyak tersedia sekarang ini adalah fasilitas bermain yang
ada di pusat perbelanjaan (playground) yang berbayar dan tidak semua anak dari semua
kalangan dapat mengaksesnya. Pengembangan fasilitas bermain anak sangatlah
diperlukan, Selain taman bermain yang berbayar yang hanya dapat diakses oleh
kalangan
menengah
keatas,
Pemerintah
Kabupaten
Malang
terus
berusaha
berusaha
membuka
seluas-luasnya
kesempatan
untuk
anak-anak
memanfaatkan fasilitas yang telah ada di Kabupaten Malang. Ruang terbuka publik
seperti taman, stadion, dan wisata alam dapat diakses gratis oleh semua anak. Taman
edukatif seperti taman lalu-lintas dan taman keanekaragaman hayati juga terbuka untuk
umum dan selama ini telah dimanfaatkan untuk sarana bermain dan belajar anak dan
keluarga. Selain untuk pemenuhan kebutuhan rekratif, taman bermain dengan udara
alami juga digunakan agar anak di Kabupaten Malang lebih banyak bergerak dan
beraktifitas di luar ruangan dan tidak hanya terpaku dengan alat-alat permainan elektronik
atau menonton tv di dalam rumah. Beraktivitas di luar ruangan sangat penting untuk
menjaga kebugaran tubuh anak, anak yang tidak banyak bergerak dan menghabiskan
waktunya di dalam rumah beresiko menjadi anak yang pasif dan malas berfikir. Bermain
bagi anak adalah salah satu sarana proses belajar, kemudian pada proses belajar ada
proses mengasah potensi-potensi kecerdasan sebagaimana telah diamanatkan oleh
Unesco dengan empat pilar belajar, yakni belajar untuk mengetahui (learning to know),
belajar untuk melakukan (learning to do), belajar untuk menjadi dirinya sendiri (learning to
be), dan belajar untuk hidup bersama (learning to live together). Dengan bermain di
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV
gas
metan
untuk
masak
rumah
tangga.
Pemanfaatan gas metan, katanya, merupakan salah satu upaya untuk meminimalisir
dampak pemanasan global. Sebab, gas metan merupakan gas perusak lapisan ozon
terbesar di dunia. TPA ini merupakan satu-satunya yang memanfaatkan gas metan untuk
pengganti elpigi.
Untuk meningkatkan pemenuhan sarana bermain anak, Pemerintah Kabupaten Malang
berupaya membangun taman-taman bermain yang dilengkapi dengan sarana permainan
anak dengan udara lepas dan segar dengan cara membuka kesempatan kerjasama
dengan berbagai pihak dan perusahaan melalui sumbangan dana dan CSR dari
perusahaan yang ada di Kabupaten Malang. Bentuk sumbangan fasilitas kreatif dan
rekreatif anak diantaranya dalam bentuk rumah pintar dan taman cerdas yang ada di 12
titik. Dengan adanya Rumah Pintar akan sangat membantu dalam memfasilitasi
kebutuhan anak untuk tumbuh kembang diantaranya untuk menumbuhkan dan
meningkatkan minat baca, terutama lingkungan anak-anak yang kekurangan sumbersumber untuk belajar atau bahan tambahan untuk melengkapi hasil belajar yang didapat
disekolah. Adapun keberadaan Rumah Pintar tersebut adalah sebagai berikut :
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV
Sentra
Penanaman
pohon produktif,bunga,buah-buahan, dan pemeliharaan ternak seperti ikan, ayam
arab/petelur dan kambing Etawa,
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV
2.
3.
4.
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV
masyarakat sekitar desa yang berdekatan yang merupakan desa dengan jumlah
Keluarga Pra Sejahtera yang sangat menonjol, sehingga dapat membantu anak-anak
dari keluarga tersebut dapat mengakses pengetahuan selain di sekolah.
6.
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV
Eko .
Jumlah anggota mencapai 11.000 orang mulai dari usia balita, TK, SD, SMP, SMA,
remaja, masyarakat umum, mahasiswa serta masyarakat umum yang dikunjungi sekitar
150-300 orang/hari yang berasal dari 35 desa dari 8 kecamatan sewilayah Kabupaten
Malang. Koleksi buku mencapai 35.000 eksemplar dengan kegiatan-kegiatan antara
lain diskusi mingguan, temu penulis, bursa, madding serta lomba-lomba.
Selain taman baca dan rumah pintar, fasilitas kreatif dan rekreatif lainnya adalah Rest
Area atau tempat peristirahatan. Adapun rincian rest area tersebut adalah sebagai berikut:
a. Rest Area Karangploso.
Rest Area ini terletak di Desa Donowarih, Kecamatan Karangploso di lahan tanah kas
desa seluas 2340 meter persegi. Rest area ini mempunyai pemandangan indah
dengan berlatar belakang panorama Gunung Panderman dengan udara yang segar
dan sejuk. Pembangunan rest area ini masih belum tuntas, selain fasilitas yang telah
ada yaitu musholla, Fasilitas pendukung yang akan dibangun diantaranya 16 toilet
tambahan, kamar mandi dan tempat bermain anak. Rest area ini selain menyasar
wisatawan dari dan ke batu, juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana wisata dan
rekreasi masyarakat Kecamatan Karangploso dan sekitarnya.
b. Rest Area Ngantang
Fasilitas yang ada di rest area ini diantaranya adalah gazebo tempat istirahat, kios
tempat pamer produk unggulan, toilet, kamar mandi. Rest area ini memiliki
pemandangan waduk selorejo karena posisinya yang tinggi dan berada di perbukitan
yang berhawa sejuk
c. Rest Area Poncokusumo
Keberadaan tempat istirahat ini diharapkan dimanfaatkan para wisatawan. Di sisi lain
juga membantu Poncokusumo sebagai kawasan agropolitan. Lokasi rest area ini
sangat strategis, sebab berada di Gubuk Klakah yang merupakan salah satu rute
terpendek untuk mencapai objek wisata Gunung Bromo. Untuk mencapai Bromo
kurang lebih 10 km. Selain itu, jika ke Bromo lewat Gubuk Klakah, lokasi alamnya
bagus meski jalannya cukup terjal. Pembangunan di area ini dilakukan bertahap. Luas
lahannya sekitar 7.000 m2. Nantinya, lahan itu juga akan dikembangkan sebagai
kebun apel, sehingga wisatawan selain beristirahat bisa berwisata di kebun apel.
(Adapun lampiran foto terlampir)
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV
c. Berapa
jumlah
dilaksanakan
kegiatan/pertunjukan
pemerintah
dan
swasta,
kreatifitas/lomba/pameran
pada
tahun
berjalan
anak
dan
yang
setahun
sebelumnya?
Jawab:
Kegiatan kreatifitas dan seni budaya umumnya diadakan di setiap Peringatan Hari Besar
Nasional, Peringatan Hari Anak Nasional dan Hari anak sedunia serta Peringatan hari jadi
Kabupaten Malang. Pada event Peringatan Hari Jadi Kabupaten Malang setiap
Kecamatan diwajibkan menampilkan Kelompok Kegiatan Seni Budaya dan potensi lokal
yang ada, Peringatan hari-hari besar( Hari Anak Nasional, Hari Pendidikan Nasional, HUT
Kemerdekaan RI ), Acara Ritual Desa, kadang-kadang juga ada tanggapan untuk tampil
pada masyarakat yang mempunyai hajatan. Pada peringatan hari jadi dan hari anak
nasional diadakan pawai yang melibatkan keikutsertaan anak. Kegiatan kreatifitas anak
yang diselenggarakan secara rutin berkaitan dengan kegiatan ekstrakulikuler diantaranya
Pramuka, PMR, dan UKS.
Gerakan Pramuka, sebagaimana diamanatkan oleh Kepres nomor 238 tahun 1961,
memiliki tugas untuk mendidik anak-anak dan pemuda Indonesia sehingga menjadi kader
pembangunan yang berkepribadian dan berwatak luhur, cerdas, cakap, tangkas, terampil
dan rajin yang sehat jasmani dan rohani, berpancasila, dan setia serta patuh kepada
NKRI. Gerakan Pramuka sebagai organisasi pendidikan nonformal yang turut berperan
dalam pendidikan kaum muda Indonesia tidak terlepas dari masalah-masalah ini.
Tantangan utama yang dihadapi adalah bagaimana menempatkan pramuka sebagai
bagian penting dalam lingkungan strategis pendidikan Indonesia. Kegiatan Pramuka yang
diikuti oleh pelajar di Kabupaten malang diantaranya:
1. Jambore Daerah Jawa Timur
Merupakan pertemuan akbar pramuka merupakan salah satu metode pendidikan
efektif dalam mencapai tujuan dan sasaran. Memberikan pelatihan dalam bidang
mental, spiritual, berpikir, bertindak, budi pekerti melalui peningkatan persaudaraan,
unjuk gelar, unjuk prestasi dan kreasi pramuka serta penguatan pengalaman
2. Apel hari besar Pramuka ke 53 dalam rangka memperingati Hari Besar Nasional
Dilakukan bersamaan dengan upacara pembukaan jamboree daerah Jawa Timur
2014
3. Temu bakti genre PIK-R, PIK-M, dan Saka Kencana
Kegiatan temu bakti genre merupakan salah satu wujud kegiatan insane genre di
lingkungan masyarakat. Kegiatan yang dilaksanakan di Lapangan rampal, Kota
Malang ini dikemas dalam bentuk seminar, wawasan kebangsaan, soft skill, bakti
masyarakat dan outdoor activity. Kegiatan ini juga diisi dengan kegiatan lomba pentas
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV
seni untuk memeriahkan suasana malam dan diikuti oleh perwakilan PIK dan saka
kencana provinsi jawa timur
4. Giat Prestasi penggalang Kwarcab Malang
5. Mengikuti kegiatan jamboree diantaranya: Jambore Nasional di Buper teluk gelem
Kab Ogan Komering Ilir, Jambore dunia di Swedia, Jambore budaya serumpun di Goa
Sulawesi Selatan, Jambore daerah
6. Kegiatan persami dan kemah jauh yang diadakan secara rutin
7. Kegiatan bhakti masyarakat dengan menyumbangkan beras kepada masyarakat
miskin yang ada di sekitar kecamatan kepanjen, memberikan sumbangan kepada
masyarakat yang terkena bencana
Selain itu dalam rangka peningkatan kualitas Pramuka sebagai salah satu pendidikan non
formal, telah dilaksanakan pelatihan-pelatihan terhadap pendidik pramuka diantaranya:
1. Lokakarya partisipasi dan peran pramuka peduli penanggulangan bencana melalui
pengurangan resiko berbasis komunitas
2. On Training dialogue under messanger of peace (MOP)
3. Pelatihan pendidikan karakter pendidikan kepramukaan untuk pembina putra dan putri
4. BINTEK peningkatan professional pembina pramuka se-jawa timur
5. Kursus Mahir Dasar (KMD), Kursus mahir lanjutan (KML)
Selain itu juga dilaksanakan kegiatan-kegiatan kreatifitas anak yang bekerja sama
dengan dunia usaha diantaranya bekerjasama dengan Taman Rekreasi Sengkaling dan
Alfamart menyelenggarakan lomba kreatifitas anak dengan mengadakan lomba kreatifitas
diantaranya menyanyi solo dan berkelompok, menari, fashion show, dan melukis.
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV
mengakomodir kepentingan anak. Ruang bermain dapat dikatakan ramah anak apabila
ada ruang bagi mereka untuk melatih motorik kasar mereka yaitu ada tempat yang cukup
untuk melatih otot kaki mereka dengan berjalan-jalan atau berlari, aman dari benda-benda
atau sudut berbahaya yang dapat melukai anak dan memiliki lantai yang tidak licin dan
membahayakan anak serta memiliki fasilitas pendukung seperti alat permainan edukatif,
pengukur tinggi dan berat badan anak, sirkulasi udara yang sehat, cukup sinar matahari.
Ruang bermain ramah anak ada di Puskesmas, Rumah Sakit, dan fasilitas kesehatan
masyarakat lainnya. Banyak sekolah di Kabupaten Malang yang telah memiliki tempattempat bermain yang dapat diakses secara gratis dan terbuka bagi anak-anak
diantaranya Stadion Kanjuruhan, Rumah Pintar, Taman lalu-lintas, Taman Puspa, taman
keanekaragaman hayati, serta ruang terbuka hijau untuk publik yang tersebar di wilayah
Kabupaten Malang termasuk lapangan terbuka yang digunakan sebagai sarana olahraga.
Ruang bermain ramah anak juga tersedia di tempat-tempat wisata diantaranya Pusat
Study Kendedes, Taman wisata dan pemandian wendit, taman wisata sengkaling, PWEC, pemandian cangar dan lembah dieng. Selain itu telah tersedia rumah aman untuk
anak yang dikelola oleh KP3A dan P2TP2A yang terletak di Jalan Nusabarong 13 yang
mempunyai Area Bermain anak, perpustakaan mini, dan shelter sebagai tempat
perlindungan sementara bagi anak korban kekerasan.
Ruang bermain ramah anak, selain untuk memenuhi hak bermain anak juga memiliki
manfaat lain diantaranya:
1. Dengan bermain bersama di tempat umum, anak belajar bersosialisasi dengan teman
sebayanya dan orang lain selain orangtua. Anak juga belajar berbagi karena ruang
bermain yang ada di tempat umum pasti didatangi banyak anak dan harus bergantian
untuk menggunakan fasilitas permainannya.
2. Ruang bermain ramah anak juga merupakan sarana perkembangan otak kanan. Otak
kanan anak usia dini lebih dominan dari otak kiri. Hal ini membuat anak usia dini
sangat imajinatif dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Terkait dengan hal ini,
bermain merupakan stimulasi terlengkap pada usia ini. Apalagi sebagian tempat
bermain melengkapi sarananya dengan beberapa permainan seperti bermain masak-
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV
e. Apakah ada fasilitas atau event kegiatan yang disediakan bagi anak bersama
keluarganya? Bila ada sebutkan.
Jawab:
Event kegiatan yang disediakan bagi anak bersama dengan keluarganya diadakan setiap
rangkaian Peringatan Hari Jadi Kabupaten Malang yang terdiri dari Lomba-lomba yang
melibatkan anak-anak diantaranya Lomba layang-layang, Berbagai cabang olahraga,
PBB, serta berbagai macam lomba lain dan Karnaval Gumebyar Bhumi Kanjuruhan yang
melibatkan kreativitas anak-anak. Selain itu, event kegiatan yang ramah anak juga
dilaksanakan setiap Peringatan Hari Besar Nasional diantaranya HUT RI, Hari Pramuka,
Hari Kartini, Hari Anak Sedunia dan Hari Anak Nasional. Upacara ritual Budaya di
Kabupaten Malang seperti Upacara Satu Suro di Gunung Kawi, Upacara Jalanidhi Puja di
Pantai Balekambang, Upaca Petik Laut di Pantai Sendang Biru, Upacara bersih desa,
Ritual Petik Pari, Grebeg tirto aji yang dilakukan masyarakat suku Tengger di taman
wisata mendit. Upacara ini terdiri dari kirab hasil bumi, upacara pengambilan air di
Sendang Widodaren yang dilakukan Bupati Malang H Rendra Kresna, hingga pertunjukan
tayub serta campursari. juga seringkali melibatkan anak-anak dalam pelaksanaannya
sekaligus menjadi sarana rekreatif anak bersama keluarganya. Event olahraga seperti
Porseni juga bisa menjadi event kegiatan bagi anak dan keluarganya.
Kegiatan anak bersama keluarga adalah salah satu elemen penting dalam pola
pengasuhan anak. Menghabiskan waktu bersama anak selain menjaga kedekatan dan
hubungan antara orangtua dan anak juga menjadi quality time atau ajang bertukar pikiran
dengan anak. Menghabiskan waktu bersama anak tidaklah harus dengan kegiatan yang
mengeluarkan banyak uang. Mengajak anak pergi bersama ke sarana kreatif dan rekreatif
yang dapat dimanfaatkan secara gratis atau menyaksikan event dan kegiatan yang
dilaksanakan berkaitan dengan anak juga dapat menjadi usaha yang baik dalam
mendekatkan diri dengan anak. Melakukan kegiatan yang dilakukan secara bersamasama bisa menimbulkan sense of belonging pada anak. Mereka akan merasa bahwa
mereka adalah bagian dari keluarga, dan peran mereka sangat penting dalam rumah
tangga.
f. Siapa saja mitra instansi penanggung jawab dalam pengembangan fasilitas dan
pembentukan kelompok kreatif dan rekreatif anak?
Jawab:
Mitra Instansi yang terlibat dalam pengembangan fasilitas dan pembentukan kelompok
rekreatif anak diantaranya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Pendidikan, Badan
Perpustakaan, Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika, KP3A
Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV