Anda di halaman 1dari 41

23.

Angka Partisipasi Pendidikan Anak Usia Dini


Ukuran: Di atas angka rata-rata nasional, dan meningkat setiap tahun, untuk anak
laki-laki dan anak perempuan
Pertanyaan:

a. Berapa angka partisipasi pendidikan anak usia dini (PAUD), pada tahun berjalan
dan tahun sebelumnya?
Jawab:
Angka Partisipasi Kasar (APK) anak pendidikan usia dini (PAUD) tahun 2013 sebesar
62,27% dan tahun 2014 meningkat menjadi sebesar 78,73% Angka Partisipasi Kasar
PAUD mengalami peningkatan yaitu mencapai 126,43%, atau meningkat

sebesar

16,67 %. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat terutama orangtua yang
mempunyai anak usia ( 0-6 ) tahun untuk mendapatkan layanan Pendidikan Anak Usia
Dini sangat tinggi, Kondisi ini ditunjang oleh Komitmen Pemerintah Propinsi Jawa Timur
dan Pemerintah Kabupaten Malang untuk mengembangkan dan meningkatkan layanan
PAUD mulai dari usia 0 6 tahun yang ditandai dengan berjamurnya Taman Posyandu
yang melayani anak usia

0 2 tahun di setiap desa/kelurahan. Disamping hal tersebut,

peran Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yang memprogramkan SATU DESA


SATU PAUD untuk Kabupaten Malang telah tercapai 100%.
Jumlah Anak Usia Dini dan APK PAUD

Jumlah Anak Usia Dini


No.

Usia
P

L
(1)
1.

(4)

(5)

4367

4889

925
6

2.

3 6 thn

APK PAUD

Tahun

Tahun

Berjalan

Sebelumnya

Jumlah
%

(3)

(2)
0 3 thn

APK PAUD

1973

1842

381

47

Jumlah

(6)

(7)

78,73

62,27

Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV

Sesuai Undang Undang (UU) Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Negara memberikan layanan pendidikan kepada setiap warga Negara sejak
usia dini. Dengan pendidikan, kita dapat menyiapkan generasi emas yang tangguh,
hebat, dan tentu berkomitmen meneruskan budaya Indonesia dan cita-cita luhur bangsa.
Dalam hal ini, pendidikan bukan hanya berupa ilmu pengetahuan dan keterampilan, tetapi
juga berupa karakter untuk membentuk perilaku positif. Dalam Peraturan Daerah Nomor 7
tahun 2009 tentang Sistem Penyelenggaraan Pendidikan pada pasal 26 yang berbunyi:
(1) PAUD diberikan sebelum jenjang pendidikan dasar
(2) PAUD dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan atau
(3) PAUD pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanan / TK / RA atau

bentuyk lain yang sederajat


(4) PAUD pada jalur pendidikan non formal berbentuk Kelompok Bermain (KB) Taman

Penitipan Anak (TPA/POS PAUD) dan bentuk lain yang sederajat


(5) PAUD pada jalur pendidikan informal berbentuk Pendidikan Keluarga dan pendidikan

yang diselenggarakan oleh lingkungan


(6) Tujuan PAUD secara umum adalah untuk mengembangkan berbagai potensi anak

sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya
(7) Peserta didik PAUD adalah anak usia 0 s/d 6 tahun
(8) Acuan menu pembelajaran pada PAUD dikembangkan oleh pengelola dengan

mempertimbangkan prinsip-prinsip PAUD dan tidak bertentangan dengan peraturan


perundang-undangan yang berlaku
(9) Lembaga

pengelola PAUD berkewajiban menyediakan pendidik dan tenaga

kependidikan yang kompeten dalam mengelola PAUD


(10) Persyaratan dan kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan PAUD disesuaikan

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku


(11) Pembiayaan

PAUD

merupakan

tanggung

jawab

lembaga

pengelola

dan

menggunakan system swadaya


(12) Dengan mempertimbangkan kebutuhan lembaga pengelola PAUD, Pemerintah

Daerah memberikan bantuan dana dan tenaga fungsional sesuai dengan kemampuan
daerah
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan
dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir
sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar
anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan

Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV

pada jalur formal, nonformal, dan informal.


Ada dua tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini yaitu:
Tujuan utama: untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang
tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki
kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi
kehidupan pada masa dewasa.
Tujuan penyerta: untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar
(akademik) di sekolah, sehingga dapat mengurangi usia putus sekolah dan mampu
bersaing secara sehat di jenjang pendidikan berikutnya.
Rentangan anak usia dini menurut Pasal 28 UU Sisdiknas No.20/2003 ayat 1 adalah 0-6
tahun. Sementara menurut kajian rumpun keilmuan PAUD dan penyelenggaraannya di
beberapa negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8 tahun (masa emas).
Ruang Lingkup Pendidikan Anak Usia Dini
a. Infant (0-1 tahun)
b. Toddler (2-3 tahun)
c. Preschool/ Kindergarten children (3-6 tahun)
d. Early Primary School (SD Kelas Awal) (6-8 tahun)
Berdasarkan hasil penelitian sekitar 50% kapabilitas kecerdasan orang dewasa telah
terjadi ketika anak berumur 4 tahun, 8 0% telah terjadi perkembangan yang pesat
tentang jaringan otak ketika anak berumur 8 tahun dan mencapai puncaknya ketika anak
berumur 18 tahun, dan setelah itu walaupun dilakukan perbaikan nutrisi tidak akan
berpengaruh terhadap perkembangan kognitif. pendidikan anak usia dini akan
memberikan persiapan anak menghadapi masa-masa ke depannya, yang paling dekat
adalah menghadapi masa sekolah. Banyak taman kanak-kanak meminta anak murid
yang mau mendaftar di sana sudah bisa membaca dan berhitung. Di masa TK pun
sudah mulai diajarkan kemampuan bersosialisasi dan problem solving. Karena
kemampuan-kemampuan itu sudah bisa dibentuk sejak usia dini sebagai persiapan
untuk jenjang pendidikan selanjutnya.

Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV

b. Berapa jumlah lembaga penyelenggara PAUD? Bagaimana penyebarannya antar


kecamatan?
Jawab:
Jumlah lembaga PAUD tersebar di wilayah Kabupaten Malang Tahun 2014 sebanyak
2740 lembaga yang terdiri dari (1370 TK/RA, 399 KB, 16 TPA serta 86 PAUD Sejenis),
jumlah siswa-siswi usia (3 s/d 6 ) sebanyak 76.578 anak, jumlah guru 5785 orang dan
Tahun 2014 Jumlah lembaga PAUD sebanyak 1809 (1093 TK/RA, 411 KB, 305 RA),
jumlah siswa-siswi usia (3 s/d 6 ) sebanyak 66.571anak, jumlah guru 6176 orang
Keberadaan PAUD tersebut tersebar di 33 Kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten
Malang.
(Adapun data persebaran PAUD dan jumlah peserta didik PAUD terlampir)
Penyebaran PAUD di Kabupaten merata di setiap kecamatan sesuai dengan jumlah
penduduk usia 0-6 tahun yang ada di Kecamatan tersebut. Jumlah PAUD terbanyak ada
di Kecamatan Kepanjen yang mempunyai jumlah penduduk usia 0-6 tahun terbanyak dan
jumlah PAUD paling sedikit ada di Kecamatan Pagelaran, Gedangan, dan Pagak .
(Adapun Data PAUD Per Desa terlampir)
Satuan penyelenggara pendidikan penyelenggara Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
diantaranya Taman kanak-kanak (TK), Raudhatul Adfal (RA), Bustanul Athfal (BA),
Kelompok Bermain (KB), Taman Pendidikan Alquran (TPA), Taman Penitipan Anak
(TPA), Satuan PAUD Sejenis (SPS).

Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV

c. Berapa jumlah desa/kelurahan yang belum memiliki PAUD dalam mendukung Satu
Desa Satu PAUD?
Jawab:
Di 33 Kecamatan Kabupaten Malang, persebaran PAUD hampir merata. Dari 390 desa di
Kabupaten Malang Ada 10 desa yang belum mempunyai layanan PAUD dalam rangka
mendukung satu desa satu PAUD. Desa-desa tersebut berada di kecamatan
Sumbermanjing Wetan, Turen, Gondanglegi, Pagelaran, Kepanjen, Tajinan, dan Pujon
PAUD adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan
suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam
tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal,
dan informal. PAUD merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang
menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan 5 perkembangan, yaitu
perkembangan moral dan agama, perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan
kasar), kecerdasan/kognitif (daya pikir, daya cipta), sosio emosional (sikap dan emosi)
bahasa dan komunikasi.
Pemerintah Kabupaten Malang memiliki komitmen yang tinggi dalam bidang pendidikan.
Oleh karena itu, berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan persebaran PAUD di
Kabupaten Malang dengan melaksanakan hal-hal sebagai berikut:
1) Mendorong partisipasi dunia usaha untuk mengarahkan bantuan CSR yang diberikan
untuk pembangunan PAUD di desa yang belum mempunyai PAUD
2) Peningkatan SDM tenaga pendidik PAUD melalui pelatihan-pelatihan dan bimbingan
teknis sehingga meningkatkan kemampuan guru PAUD untuk menciptakan dan
mengembangkan metode pembelajaran dari potensi yang ada di sekitar
3) Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan anak usia dini
sehingga tingkat partisipasi PAUD terus meningkat

Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV

d. Apakah ada PAUD Holistik Integratif (PAUD, Posyandu dan BKB)? Jika sudah ada,
berapa jumlah PAUD HI dan di mana lokasinya?
Jawab:
Di Kabupaten Malang suda ada lembaga PAUD Holistik Integratif, Jumlah lembaga PAUD
Holistik Integratif di Kabupaten Malang yang terintegrasi dengan program Taman
Posyandu sebanyak 397 lembaga dengan 30.512 murid usia 0 s/d 6 tahun. Lembaga
PAUD Holistik Integratif tersebut tersebar di 33 Kecamatan di Kabupaten Malang
(Adapun data jumlah dan rincian PAUD Holistik Integratif terlampir)
Pemahaman yang benar tentang hakikat dan landasan peyelenggaran Pendidikan Anak
Usia Dini hendaknya dimiliki oleh setiap orang yang secara langsung maupun tidak
langsung akan berhubungan dengan anak usia dini. Dimulai dari lingkungan keluarga
dalam hal ini adalah orang tua dan atau pihak lain yang terdekat dengan anak.,
pendidikan di berbagai lembaga pendidikan yang memberikan layanan pada anak usia
dini, masyarakat dan juga para pemegang kebijakan mulai dari pemerintah pusat sampai
daerah. Diharapkan melalui pemahaman yang benar, para pihak akan dapat memberikan
layanan yang seoptimal mungkin bagi anak usia dini.
Pengembangan Anak Usia Dini Holistik-Integratif (PAUD HI) sudah diatur di dalam
Perpres No. 60 Tahun 2013 yang intinya adalah :
Program yang digulirkan untuk kualitas SDM yang paripurna.
Suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai 6 tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan
dan perkembangan Jasmani dan rohaninya, melalui suatu program investasi
kesehatan dan pendidikan menuju sumber daya manusia paripurna kompetitif.
Pendidikan Anak Usia Dini yang saling berkaitan antara pendidikan maupun
kesehatannya, dimana melibatkan keluarga, sekolah, dinas pendidikan, dinas
kesehatan, organisasi masyarakat, stakeholder terkait.
Pelayanan pemenuhan hak hak anak dan prinsip dasar Anak Usia Dini.
Pengembangan PAUD holistik integratif adalah pengembangan anak usia dini yang
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan esensial anak yang beragam, meliputi berbagai
aspek fisik dan non-fisik, termasuk mental, emosional, dan sosial. pengembangan PAUD
holistik integratif juga bertujuan memenuhi 5 pilar hak anak. Mulai dari hak anak untuk
terhindar dari penyakit, serta hak terpenuhi kecukupan gizi agar dapat bereksplorasi dan
mengembangkan kemampuan otaknya dengan maksimal. Selain itu, anak juga perlu
distimulasi sedini mungkin, mendapatkan pengasuhan yang baik, serta hak mendapatkan
perlindungan dari kekerasan fisik dan psikologis. Disebut holistik integratif karena
pelayanan yang diberikan dalam PAUD holistik integratif tidak hanya dalam satu bidang

Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV

pendidikan saja, akan tetapi pelayanan yang mencakup kebutuhan yang berkaitan
dengan kesehatan dan gizi, pola pengasuhan dan perlindungan untuk anak. PAUD
holistik integratif meliputi pengembangan karakter, pengembangan aspek dalam bidang
agama dan moral, motorik kasar dan halus, kognitif, serta bahasa dan sosial-emosional.
Metode ini juga menekankan layanan kesehatan dan gizi, serta stimulasi. Pendidikan
anak usia dini itu penting, karena di usia inilah anak membentuk pendidikan yang paling
bagus. Di usia inilah anak-anak harus membentuk kesiapan dirinya menghadapi masa
sekolah dan masa depan. Investasi terbaik yang bisa Anda berikan untuk anak-anak
adalah persiapan pendidikan mereka di usia dini Selain itu, layanan PAUD ini memiliki
konsep program berbasis keluarga dan komunitas.
Ciri-ciri pendidikan PAUD Holistik Integratif adalah

1. Pelayanan Yang Berkesinambungan


2. Pelayanan Yang Berkelanjutan Dari Sebelum Anak Lahir Hingga Usia 8 Tahun
3. Sistem Pelayanan Harus Terkoordinasi Dan Terintegrasi
4. Pendidikan Bagi Orangtua Dan Pengasuh, Serta Keterlibatan Masyarakat,
5. Kesempatan Untuk Mengakses Program Yang Secara Budaya Tepat
6. Memberikan Pelayanan Untuk Anak Berkebutuhan Khusus
Tujuan PAUD Holistik Integratif adalah:
1. Terpenuhinya kebutuhan esensial Anak Usia Dini secara utuh meliputi kesehatan
dan gizi, rangsangan pendidikan, pembinaan moral-emosional dan pengasuhan
sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai kelompok umur;
2. Terlindunginya anak dari segala bentuk kekerasan, penelantaran, perlakuan yang
salah, dan eksploitasi dimanapun anak berada;
3. Terselenggaranya pelayanan AUD secara terintegrasi dan selaras antar lembaga
layanan terkait, sesuai kondisi wilayah;
4. Teruwujudnya komitmen seluruh unsur terkait yaitu orang tua, keluarga, masyarakat,
Pemerintah dan Pemerintah Daerah, dalam upaya pengembangan anak usia dini
holistik-integratif.
Sasaran PAUD Holistik Integratif

1. Masyarakat Kabupaten Malang, terutama orang tua dan keluarga yang mempunyai
Anak Usia Dini;

2. Kader-kader di Kabupaten Malang seperti Posyandu, BKB, PAUD, Taman Anak


Sejahtera, PKK, dan kader-kader masyarakat yang sejenis;

3. Penyelenggara pelayanan dan tenaga pelayanan;


4. Perguruan tinggi, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, dan organisasi
keagamaan;

Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV

5. Media massa;
6. LSM, dunia usaha, dan mitra pembangunan nasional dan internasional.
Paud

holistik

integratif

merupakan

suatu

metode

pembelajaran

efektif

agar

pengembangan anak usia dini bisa berjalan dengan maksimal. Pengertian dan kerjasama
yang baik antara pihak sekolah, pihak keluarga/wali murid dan pihak Pemerintah harus
terjalin dengan baik agar tujuan dari pembelajaran PAUD holistik integratif bisa diraih.
Dalam membentuk PAUD holistik integratif pengajar atau pendidik adalah salah satu
elemen penting dalam membangun kesuksesan pendidikan, maka dari itu dibutuhkan
sumber daya manusia yang mumpuni agar tujuan dari PAUD holistik integratif ini bisa
tercapai yaitu mewujudkan anak sehat, cerdas, ceria dan memiliki akhlak yang mulia.
Maka dari itu para guru-guru PAUD holistik integratif hendaknya memperhatikan 5 hal
sebagai berikut
1. Pelatihan sebelum melaksanakan pembelajaran di sekolah PAUD. Tujuannya adalah
agar guru bisa menjadi guru yang memiliki sikap ramah, penyayang dan mampu
memotivasi siswa-siswi secara tulus
2. Guru harus memberikan kesempatan anak untuk mengembangkan potensi yang
dimilikinya baik itu aspek emosi, sosial, kreatifitas dan aspek spiritual
3. Guru harus mampu membina dan membentuk karakter siswa-siswi dengan
memperhatikan 9 pilar karakter yang diberikan secara intensif dengan metode
knowing/mengetahui, loving/mencintai, and acting the good/melakukan kebaikan.
4. Guru harus memberikan pengalaman pembelajaran yang bersifat konkret, kontekstual
dan mampu merangsang siswa belajar aktif, menyenangkan dan tanpa tekanan atau
beban
5. Guru Paud memberikan kesempatan secara langsung bagi siswa-siswi untuk
melakukan kegiatan pembelajaran yang bersifat nyata.

Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV

24. Persentase Wajib Belajar Pendidikan 12 Tahun


Ukuran: 100% untuk anak laki-laki dan anak perempuan
Pertanyaan:

a. Berapa angka partisipasi wajib belajar pendidikan 12 tahun, pada tahun berjalan
dan setahun sebelumnya, menurut jenis kelamin dan jenjang pendidikan (SD, SLTP,
dan SLTA)/sederajat? Berapa angka putus sekolah 2 tahun terakhir?
Jawab:
Angka partisipasi wajib belajar pendidikan 12 tahun menurut jenis kelamin dan jenjang
pendidikan (SD, SMP, SMA) sederajat dapat dijelaskan sebagai berikut :

APM

2013
99,26%

SD
2014
99,32%

2013
79,78%

79,83%

SMA/K
2013
2014
44,48%
47,33%

APK

113,19%

113,17%

94,41%

96,43%

55,62%

No

SMP
2014

59,34%

Saat ini, pendidikan di Indonesia diatur melalui Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Setiap warga Negara Indonesia wajib mempuh
pendidikan dasar, menengah, dan atas yang diatur melalui program wajib belajar.
Program wajib belajar 12 tahun adalah program yang mewajibkan setiap warga negara
Indonesia untuk bersekolah selama 12 (dua belas) tahun pada jenjang pendidikan dasar,
yaitu dari tingkat kelas 1 Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) hingga kelas
12 Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Madrasah Aliyah (MA). Dengan ditetapkannya
program ini maka semua anak Indonesia wajib bersekolah dan pemerintah wajib
membiayai serta menyediakan segala fasilitasnya.
Meningkatnya APM dan APK baik jenjang SD maupun SMP serta menurunnya angka
putus sekolah di jenjang pendidikan dasar memberikan gambaran bahwa tingkat
partisipasi penduduk usia sekolah dasar semakin meningkat. Demikian pula semakin
kecil angka putus sekolah maka diharakan tidak ada lagi anak usia sekolah dasar di
Kabupaten Malang yang tidak sekolah karena telah disediakan pendidikan paket untuk
menampung anak putus sekolah yang tidak bias sekolah pada lembaga pendidikan
formal. Angka Partisipasi Kasar ( APK ) dan Angka Partisipasi Murni (APM ) pada setiap
jenjang pendidikan menunjukkan prosentase peningkatan yang signifikan. Hal ini
disebabkan oleh :
1.

Semakin meratanya layanan pendidikan di setiap jenjang pendidikan, baik Sekolah


Dasar, Sekolah Menengah Pertama, maupun Sekolah Menengah Atas / Kejuruan.
Hal tersebut ditunjang dengan adanya perbaikan sarana dan prasarana pendidikan
baik melalui rehabilitasi ruang kelas, pembangunan ruang kelas baru (RKB),
pembagunan Ruang perpustakaan, serta peningkatan sarana mutu pendidikan.

Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV

2.

Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembukaan sekolah baru baik jenjang


SD, SMP, maupun SMA/K yang dapat menampung penduduk usia sekolah baik
yang berada di daerah perkotaan maupun daerah terpencil yang sulit dijangkau
sehingga meningkatkan partisipasi kehadiran siswa

3.

Meningkatnya program beasiswa baik beasiswa untuk keluarga miskin (BKSM)


maupun beasiswa lainnya yang dapat menjangkau siswa miskin, sehingga dapat
menekan angka putus sekolah secara signifikan.

4.

Inisiasi Program Sekolah Gratis di Kabupaten Malang untuk jenjang Pendidikan


Dasar ( SD dan SMP ) sehingga dapat memperluas akses masyarakat terutama dari
keluarga kurang mampu untuk mendapatkan layanan pendidikan dasar.

Dalam rangka upaya meningkatkan kualitas pendidikan dasar yang ada di Kabupaten
Malang, Pemerintah Kabupaten Malang melalui Dinas Pendidikan melakukan upayaupaya untuk meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni
(APM) yaitu:
1. Program Wajib Belajar pendidikan dasar 9 tahun
Pengadaan buku-buku dan alat tulis siswa
Pengadaan alat praktek dan peraga siswa
Pelatihan kompetensi siswa berprestasi
Pembinaan minat, bakat, dan kreatifitas siswa
Pengadaan alat praktek dan peraga siswa
Pengadaan perlengkapan sekolah
2. Program pendidikan menengah
Pengadaan perlengkapan sekolah
Peningkatan kerjasama dengan dunia usaha dan industry
Pembangunan perpustakaan sekolah
Pembangunan laboratorium dan ruang praktikum sekolah
Pengadaan alat praktek dan peraga siswa
Pengadaan perlengkapan sekolah
Penguatan dan pengembangan lembaga sekolah satu atap di 28 titik terpencil
untuk meningkatkan akses pelayanan
Pengadaan unit sekolah baru di kecamatan lingkar kota

Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV

b. Berapa jumlah sekolah inklusi pada tahun berjalan dan tahun sebelumnya
(SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs, SMA/SMK/ MA)?
Jawab:
Jumlah Sekolah Inklusi yang ada di Kabupaten Malang pada tahun 2014 sebanyak 6
lembaga sekolah umum dan SLB 15 lembaga sekolah.
Jumlah Sekolah Inklusi Tahun 2014
Tingkatan Sekolah

Jumlah Sekolah
Negeri

Swasta

Total

Jumlah Sekolah Inklusi


Negeri

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
SD
1108
59
1167 5
SMP
99
224
323
SMA
13
52
65
SMK
119
119
(Adapun data lembaga sekolah di Kabupaten Malang terlampir)

Swasta

Total

(6)

(7)

1
-

6
-

Pendidikan inklusi merupakan sebuah metode pendekatan pembelajaran yang berusaha


mentransformasi sistem pendidikan dengan meniadakan hambatan-hambatan yang dapat
menghalangi setiap siswa untuk berpartisipasi penuh dalam memperoleh layanan
pendidikan. Sekolah inklusi adalah sekolah yang menggabungkan layanan pendidikan
khusus dan regular dalam satu sistem persekolahan, dimana siswa berkebutuhan khusus
mendapatkan pendidikan khusus sesuai dengan potensinya masing-masing dan siswa
regular mendapatkan layanan khusus untuk mengembangkan potensi mereka sehingga
baik siswa yang berkebutuhan khusus ataupun siswa regular dapat bersama-sama
mengembangkan potensi masing-masing dan mampu hidup eksis dan harmonis dalam
masyarakat.

Dalam sekolah inklusi ada kurikulum individual yaitu kurikulum khusus

individu tertentu sehingga dengan metode seperti ini, sistem kurikulum mencoba
mengembangkan anak sesuai dengan bakat yang dimilikinya. Tujuannya adalah
membimbing anak untuk sukses dalam kehidupan masyarakat dengan bakat yang
mereka miliki. Walaupun sekolah inklusi memiliki kurikulum individual bukan berarti
kurikulum nasional diabaikan. Kurikulum individual itu sebagai pelengkap atau
penyempurna kurikulum nasional sehingga perserta didik mampu lebih mengoptimalkan
potensinya. Sekolah inklusi pada dasarnya bertujuan merangkul semua siswa berbagai
latar belakang dan kondisi dalam satu sistem sekolah dan mencoba untuk menemukan
dan mengembangkan potensi siswa yang majemuk tersebut. Dalam mengembangkan
potensi siswa tidak hanya diterapkan kepada siswa special needs tetapi juga siswa yang
lain yang bukan special needs. Dengan kata lain pendidikan inklusi adalah pelayanan
pendidikan anak berkebutuhan khusus yang di didik bersama-sama anak lainnya (normal)
untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya, dan salah satu yang paling tereksklusi

Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV

dalam memperoleh pendidikan adalah siswa penyandang cacat. Sedangkan untuk


Sekolah Luar Biasa (SLB) adalah fasilitas pendidikan khusus yang disesuaikan dengan
derajat dan jenis disable yang disandangnya (anak berkebutuhan khusus). Penciptaan
sekolah inklusif bertujuan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada semua
peserta didik yang istimewa untuk memperoleh pendidikan bermutu sesuai kebutuhan
dan kemampuannya sehingga pemenuhan hak atas pendidikan kepada seluruh anak
Indonesia baik yang berkebutuhan khusus maupun tidak dapat dilaksanakan dengan
semaksimal mungkin
Kabupaten Malang, walaupun belum memiliki pokja khusus kabupaten inklusif telah
melaksanakan pembangunan sekolah inklusi di 6 lembaga sekolah dasar yang ada di
Kabupaten Malang sebagai bentuk keperdulian pemerintah kepada anak-anak disabilitas.
Dukungan lain terhadap anak-anak disabilitas adalah dengan mendorong partisipasi aktif
stakeholder yang ada di Kabupaten Malang untuk adanya pertambahan pembangunan
sekolah inklusi. Sesuai dengan falsafah pendidikan, sekolah inklusi adalah sekolah yang
menghindari labelisasi terhadap anak baik anak berkebutuhan khusus maupun tidak,
sekolah dengan pendidikan untuk semua, berintegrasi terhadap lingkungan, dan
menerima perbedaan. Pembangunan sekolah inklusi memerlukan persiapan yang matang
dari segi fasilitas, keterampilan dari para guru sebagai elemen utama pelaksanaan
pendidikan dan menuntut perubahan pola pikir dan pola sikap semua pihak di lingkungan
sekolah, kesiapan siswa menerima teman yang berkebutuhan khusus, kesiapan guru dan
orangtua murid menerima anak khusus dan kesiapan anak berkebutuhan khusus dan
orangtuanya untuk menerima lingkungan yang tidak eksklusif.
Sebagai bentuk keseriusan Pemerintah Kabupaten Malang dalam melaksanakan program
pendidikan inklusi telah dilaksanakan tahapan pendidikan inklusi secara konsisten mulai
dari pelaksanaan sosialisasi terhadap orang tua yang memiliki anak berkebutuhan
khusus, anak dengan resiko tinggi, dan pelayanan kesehatan terhadap anak
berkebutuhan khusus. Pemerintah juga melaksanakan training of trainer (TOT) tenaga
pendidikan dan kesehatan yang dekat dengan penyandang masalah kesejahteraan sosial
(PMKS) yang di dalamnya terdapat anak terlantar, anak dengan kecacatan khusus, dan
anak dengan kecacatan berat. Selain itu dilaksanakan kerjasama pembangunan sekolah
inklusi yang bekerjasama dengan Asosiasi Sekolah Inklusi Jawa Timur untuk anak
disabilitas jenis tuna daksa dan low vision. yang akan menjadi rekan belajar anak dengan
disabilitas. Guru sebagai pendidik telah dilatih bagaimana cara menghadapi anak
berkebutuhan khusus yang ada di dalam lingkungan belajar mereka dan bagaimana
menciptakan suasana belajar yang efektif dan saling memahami kelebihan dan
kekurangan satu dan yang lain

Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV

c. Apakah ada program dan fasilitas dari pemerintah untuk pengembangan


kemampuan bagi

anak disabilitas semaksimum

mungkin untuk mencapai

kemandirian dalam menjalani hidup sehari-hari? Sebutkan!


Jawab:
Pemerintah Kabupaten Malang mempunyai program dan fasilitas untuk pengembangan
kemampuan bagi anak disabilitas untuk mencapai kemandirian. Bentuk program dan
fasilitasi pemerintah dalam pengembangan kemampuan bagi anak disabilitas yaitu
melalui:
1. Pendataan jumlah anak disabilitas melalui pemetaan oleh Pemerintah Kabupaten
Malang
2. Pemberian pelatihan keterampilan kecakapan hidup bagi orangtua yang memiliki anak
berkebutuhan khusus
3. Pelatihan pengembangan kemampuan kepada kaum disabilitas agar mereka berdaya
dan tidak tergantung kepada orang lain
4. Pelatihan pemahaman keluarga mengenai penanganan anak disabilitas
5. Sosialisasi kesehatan reproduksi bagi anak disabilitas di 6 (enam) lembaga sekolah
dari Dinas Kesehatan
6. Pemberian bantuan dana untuk biaya hidup bagi anak dengan cacat berat dari Dinas
Sosial
7. Pemberian bantuan program dan fasilitas tinggal sementara / rumah aman bagi anak
berkebutuhan khusus yang menjadi korban kekerasan sebelum dirujuk ke RPSA atau
LKSA anak yang lain
8. Merujuk anak disabilitas ke UPT Tuna Daksa milik Provinsi Jawa Timur
9. Pelatihan tata cara makan dan minum kepada anak disabilitas
10. Fasilitasi terhadap anak disabilitas agar dapat masuk perguruan tinggi dengan tes
melalui Pusat Study Layanan Disabilitas dibiayai oleh bantuan dari P2TP2A, donatur,
beasiswa bidik misi, dan beasiswa internal universitas
11. Membuka akses taman bermain dan sarana rekreatif anak kepada anak disabilitas
Semua Warga Negara Indonesia mempunyai hak yang sama baik itu berkebutuhan
khusus maupun tidak. Seorang penyandang disabilitas juga mempunyai hak yang sama
dengan warga Negara Indonesia yang lain dan kehadiran anak disabilitas tidak untuk
dipandang sebelah mata. Peranan dan dukungan pemerintah dapat memberikan harapan
bagi anak-anak disabilitas. Dengan dukungan berbagai program dan pelatihan bagi anak
disabilitas mereka merasa menjadi orang yang diterima dalam pergaulan dan
berkedudukan sama dengan orang lain sehingga tidak merasa tersisih. Seringkali anakanak yang berkebutuhan khusus memiliki kreativitas yang lebih daripada anak-anak

Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV

normal. Karena kekurangan yang mereka miliki membuat mereka terpacu untuk
mengasah kemampuan di bidang lain dan menunjukkan diri bahwa mereka bisa
berprestasi dan tidak berbeda dengan anak lain. Kreativitas yang tumbuh dalam jiwa
seorang penyandang disabilitas merupakan aset bangsa, yang biasa masyarakat
abaikan.

d. Apakah ada kebijakan yang mengatur tentang anak luar sekolah (anak putus
sekolah, anak yang berisiko putus sekolah, anak yang tidak pernah sekolah, anak
yang bekerja)? Sebutkan!
Jawab:
Jumlah penduduk Kabupaten Malang tahun 2014 sebesar 2.446.218 yang terdiri dari
1.229.773 laki-laki dan 1.216.445 perempuan. Penduduk usia wajib belajar 12 tahun
adalah 113.274 orang. Jumlah anak putus sekolah untuk pendidikan dasar di Kabupaten
Malang dari semua jenjang pendidikan mengalami penurunan. Untuk jenjang SD/MI tahun
2014 angka putus sekolah 0,13% sedangkan tahun 2013 sebesar 0,24%. Untuk jenjang
SMP tahun 2014 0,56% dan tahun 2013 0,70%. Jenjang SMA tahun 2014

sebesar

0,94%
Untuk anak yang putus sekolah dan yang tidak pernah sekolah tersedia layanan
pendidikan alternatif melalui jalur program paket A, paket B maupun paket C. Program
Pendidikan jenis ini ditangani langsung oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Malang pada
bidang Pendidikan Luar Sekolah atau PLS. Untuk melaksanakan pendidikan luar sekolah
di masing-masing desa/Kecamatan dikelola oleh Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat
yang ada, dengan pemantauan dan monitoring masing-masing Unit Pelaksana Teknis
Daerah (UPTD) TK/SD dan PLS di setiap kecamatan dan melaporkan progresnya setiap
bulan ke Dinas Pendidikan Kabupaten Malang.
Sedangkan untuk anak yang beresiko putus sekolah Dinas Pendidikan Kabupaten
Malang menyalurkan bantuan Beasiswa Khusus Siswa Miskin (BKSM). Beasiswa ini
diberikan kepada siswa yang kurang mampu dan memiliki prestasi di sekolahnya. Untuk
anak dari keluarga yang tidak mampu dan anak / siswa yang mempunyai kemampuan
akademik rata rata juga berhak untuk mendapatkan bantuan mendapatkan beasiswa
yang ini.
Dengan program beasiswa ini diharapkan bisa meminimalisasi anak putus
sekolah maupun yang terancam putus sekolah. Selain pemberian beasiswa, pemerintah
juga mempermudah akses transportasi untuk daerah-daerah yang jauh dari perkotaan.
Untuk memperkecil angka putus sekolah, ada beberapa hal yang diupayakan oleh Dinas
Pendidikan Kabupaten Malang diantaranya adalah:
1.

Perluasan akses sarana prasarana bagi penduduk usia sekolah untuk memasuki

Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV

jenjang pendidikan khususnya penduduk usia 7-15 tahun melalui perbaikan sarana
dan prasarana lembaga sekolah SD, pelaksanaan SD/SMP Satu Atap di 28 titik,
Program rintisan belajar 12 tahun yaitu melalui penyiapan sumberdaya pendidikan
dengan penyediaan Unit Sekolah Baru (USB) setingkat SLTA di daerah pinggiran
dan pedesaan dengan Dana Sharing APBD 10% pada tahun 2013 sebanyak 2 unit di
Kecamatan Gedangan dan Ampelgading .
2.

Melakukan sosialisasi dan advokasi kepada berbagai pihak terkait dan masyarakat
luas untuk memberikan prioritas tinggi dan kepedulian pada pendidikan ;

3.

Meningkatkan keberpihakan terhadap masyarakat kurang mampu agar akses dan


aspirasi mereka terhadap pendidikan tetap berlanjut dan mampu mengentaskan
mereka dari lingkaran kemiskinan ;

4.

Melaksanakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang


berkualitas secara terkendali dengan fokus pada penuntasan Wajib Belajar
Pendidikan Dasar 9 Tahun ;

5.

Pemberdayaan lembaga sekolah terbuka ( jenjang SMP dan SMA) serta


pengembangan lembaga sekolah kelas jauh ;

6.

Pembebasan biaya dan pemberian keringanan biaya pendidikan bagi anak anak dari
keluarga tidak / kurang mampu ;

7.

Meningkatkan layanan alternatif pendidikan dalam rangka melayani mereka yang


tidak berkesempatan mengikuti pendidikan regular ;

8.

Meningkatkan akses anak usia sekolah ke lembaga pendidikan khususnya mereka


dari keluarga miskin dan yang tinggal di wilayah sulit transportasi.

9.

Melalui Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat
(PKBM) tersebar di 33 kecamatan sebanyak 48 PKBM yang melaksanakan program
PAUD, Kesetaraan paket a, b, c khusus yang melekat (PKH, PP, Kepemudaan,
bantuan social, dan kewirausahaan)
(adapun daftar PKBM Sebagaimana terlampir)
Jumlah Anak Putus Sekolah Tahun 2014
Tingkatan Sekolah
(1)
SD/MI
SMP/MTs
SMA/K/MA

Jumlah Putus
Sekolah
L
P
T
(2)

(3)

(4)

144
350
27

44
218
10

188
568
37

Keterangan
(4)

Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV

e. Bagaimana mekanisme penanganan anak yang putus sekolah?


Jawab:
Untuk anak yang putus sekolah dan yang tidak pernah sekolah dapat masuk dalam jalur
paket A, B maupun C. Program Pendidikan jenis ini ditangani langsung oleh Dinas
Pendidikan bidang Pendidikan Luar Sekolah atau PLS. Biasanya untuk pendidikan luar
sekolah di masing-masing desa dikelola oleh PKBM yang ada, dengan pemantauan dan
monitoring masing-masing UPTD di setiap kecamatan dan melaporkan progresnya setiap
bulan ke Dinas Pendidikan. Sedangkan untuk anak yang beresiko putus sekolah Dinas
Pendidikan Kabupaten Malang memberikan Beasiswa Khusus Siswa Miskin (BKSM).
Beasiswa ini diberikan kepada siswa yang kurang mampu dan memiliki prestasi di
sekolahnya. Untuk anak yang tidak mampu dan kemampuan yang pas-pasan juga
mendapatkan beasiswa yang sama. Dengan program beasiswa ini diharapkan bisa
meminimalisasi anak putus sekolah maupun yang terancam putus sekolah. Selain
pemberian beasiswa, pemerintah juga mempermudah akses transportasi untuk daerahdaerah yang jauh dari perkotaan. Untuk memperkecil angka putus sekolah, ada beberapa
hal yang diupayakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Malang diantaranya adalah:
1. Perluasan akses sarana prasarana bagi penduduk usia sekolah untuk memasuki
jenjang pendidikan khususnya penduduk usia 7-15 tahun melalui perbaikan sarana
dan prasarana lembaga sekolah SD, pelaksanaan SD/SMP Satu Atap di 28 titik,
Program rintisan belajar 12 tahun yaitu melalui penyiapan sumberdaya pendidikan
dengan

Penyediaan Unit Sekolah Baru setingkat SLTA di daerah pinggiran dan

pedesaan dengan Dana Shering APBD 50% pada tahun 2011 sebanyak 2 unit di
Kecamatan Gedangan dan Ampelgading .
2. Melakukan sosialisasi dan advokasi kepada berbagai pihak terkait dan masyarakat
luas untuk memberikan prioritas tinggi dan kepedulian pada pendidikan ;
3. Meningkatkan keberpihakan terhadap masyarakat tidak mampu agar akses dan
aspirasi mereka terhadap pendidikan tetap berlanjut dan mampu mengentaskan
mereka dari lingkaran kemiskinan
4. Melaksanakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang
berkualitas secara terkendali dengan fokus pada penuntasan Wajib Belajar
Pendidikan Dasar 9 Tahun
5. Pemberdayaan lembaga sekoalah terbuka (SMP dan SMA) serta pengembangan
lembaga sekolah kelas jauh ;
6. Pemberian bantuan biaya pendidikan bagi anak-anak dari keluarga miskin melalui
Program BKSM
7. Pembebasan biaya dan pemberian keringanan biaya pendidikan bagi anak anak dari

Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV

keluarga tidak mampu ;


8. Meningkatkan layanan alternatif pendidikan dalam rangka melayani mereka yang
tidak berkesempatan mengikuti pendidikan regular ;
9. Meningkatkan akses anak usia sekolah ke lembaga pendidikan khususnya mereka
dari keluarga miskin dan yang tinggal di wilayah sulit transportasi.
f.

Siapa mitra instansi pendidikan untuk meningkatkan pencapaian wajib belajar 12


tahun? Sebutkan!
Jawab:
Mitra peningkatan pencapaian wajib belajar diantaranya Dinas Pendidikan, UPTD TK/SD
se-Kabupaten Malang, Dinas Sosial,
Kementerian

Agama

(melalui

sekolah

Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah,


madrasah

di

semua

tingkatan)

Badan

Pemberdayaan Masyarakat, PKBM 33 Kecamatan, Yayasan Pendidikan, LSM pemerhati


pendidikan
Untuk mewujudkan kualitas pendidikan di Kabupaten Malang telah banyak dilakukan
melalui terobosan-terobosan dan program inovatif yang tertuang dalam dokumen renstra
maupun renja SKPD serta dituangkan dalan DPA SKPD Dinas Pendidikan setiap
tahunnya. Program-program yang telah dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dalam
rangka peningkatan kualitas pendidikan diantaranya
1. Pengembangan sekolah jarak jauh di SMA Terbuka Kepanjen dalam rangka proyek
rintisan untuk menampung anak SMA yang tidak bisa mengikuti sekolah reguler
2. Pemenuhan sarana prasarana dan alat praktek pembelajaran
3. Intensifikasi program remedial, try out dan pengayaan materi ujian nacional
4. Pengembangan dan implementasi e-learning, e-admin, dan e-book
5. Pengembangan metode belajar mengajar
6. Peningkatan kompetensi dan profesionalitas guru dan tenaga kependidikan melalui
optimalisasi peran MKKS, MGMP, KKPS, Penyelenggaraan workshop, diklat, dan
Bintek
7. Akreditasi sekolah
8. Penerimaan siswa baru sekolah
9. Ujian Nasional online

Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV

25. Persentase Sekolah Ramah Anak (SRA)


Ukuran: Meningkat setiap tahun untuk setiap tingkatan satuan pendidikan
Pertanyaan:
a. Berapa jumlah sekolah di kabupaten/kota saudara berdasarkan tingkatan
pendidikan?
Jawab:
Jumlah lembaga sekolah yang ada di Kabupaten Malang di tingkat SD sebanyak 1091 SD
Negeri dan 59 SD Swasta, tingkat SMP sebanyak 99 SMP Negeri dan 224 SMP Swasta,
sedangkan di tingkat SMA sebanyak 14 SMA Negeri, 51 SMA Swasta.
(adapun data lembaga SD, SMP, SMA sebagaimana terlampir)
Jumlah lembaga sekolah di Kabupaten Malang
LEMBAGA

NEGERI

SWASTA

TK

956

SD

1091

59

SMP

99

224

SMA

14

51

SLB

20

JUMLAH

Jumlah siswa yang ada di Kabupaten Malang sebanyak 378.934 yang terdiri dari 237.235
siswa sekolah negeri dan 141.699 swasta. Jumlah tenaga pendidik yang ada di
Kabupaten Malang sebanyak 22.435 orang yang terdiri dari 11.522 guru SD, 5984 guru
SMP, 1752 guru SMA, dan 3177 guru SMK dengan rasio guru berbanding murid 1:17
untuk SD, 1:15 untuk SMP dan 1:12 SMA
(adapun data rincian jumlah siswa SD, SMP, SMA sebagaimana terlampir)
Jumlah Guru yang ada di Kabupaten Malang sebanyak 2767 untuk tingkat TK, 12.053
untuk tingkat SD, 6.161 tingkat SMP, 1821 tingkat SMA, dan 2511 tingkat SMK.
(adapun data rincian jumlah guru SD, SMP, SMA sebagaimana terlampir)
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 24 tahun 2007 tentang
standar sarana dan prasarana unuk Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah, dan Sekolah Menengah Atas / Madrasah
Aliyah serta Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 40 tahun 2008 tentang
Standar sarana prasarana untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah
Aliyah Kejuruan (MAK) dan Peraturan Menteri pendidikan Nasional nomor 38 tahun 2008
tentang sarana prasarana untuk SLB. Di Kabupaten Malang masih terdapat 24,82%
sekolah yang memerlukan rehabilitasi ringan, sedang dan berat. Pemilikan ruang
perpustakaan baru mencapai 182 unit, lapangan olahraga 117 lokasi, dan ruang UKS 144
unit. Kebutuhan laboratorium untuk pendidikan menengah atas adalah Laboratorium

Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV

fisika, kimia, biologi, bahasa, dan lab computer dengan ketercapaian 47% dan yang
belum memiliki kebanyakan adalah lembaga sekolah swasta sedangkan pada SMK
laboratorium tersedia 40% sedangkan bengkel baru ada di 25 sekolah. Di Kabupaten
Malang, sekolah dasar yang sarana dan prasarananya sesuai standar mencapai 73%,
83% di tingkat SMP, 84% tingkat SMA dan 74% tingkat SMK yang mendekati kriteria
sarana dan prasarana yang baik. Banyak fasilitas yang perlu disediakan terutama
perpustakaan, UKS, Laboratorium, Ruang komputer, dan ruang olahraga. Secara
kuantitatif

lembaga sekolah sebanding dengan jumlah anak usia sekolah, namun

keberadaan lembaga sekolah yang ada tersebut tidak semuanya representatif yaitu
masih ada beberapa lembaga sekolah yang membutuhkan perbaikan dan rehabilitasi
gedung sekolah, sarana penunjang lainnya masih perlu ditingkatkan, keberadaan
lembaga sekolah terhadap akses jalan masih makadam, berada di desa terpencil, jumlah
murid dengan guru belum sebanding/jumlah murid sangat sedikit di beberapa lembaga
(persebaran jumlah murid ada yang tidak merata), sehingga keberadaan lembaga
pendidikan di Kabupaten Malang belum semuanya ramah anak namun terhadap lembaga
sekolah yang secara umum sarana dan prasarananya yang ada dapat menjamin
kelancaran proses belajar mengajar siswa dengan memperhatikan standart dan mutu
pelayanan pendidikan yang ada.
Upaya-upaya yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan untuk meningkatkan sarana dan
prasarana pendidikan diantaranya
1. Mengupayakan pengadaan fasilitas dengan menganggarkan melalui dana DAK dan
APBD II maupun dari provinsi.
2. Dinas Pendidikan sebagai leading sektor memotivasi stakeholder untuk membantu
pengembangan dan peningkatan sarana dan prasarana di setiap satuan pendidikan
3. Pemberdayaan

komite

sekolah

dalam

pemenuhan

sarana

dan

prasarana

pembelajaran
4. Penganggaran dalam dokumen anggaran SKPD berupa anggaran melalui dana
pendamping DAK sebesar 10% dari total anggaran DAK fisik maupun non fisik.

Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV

b. Berapa sekolah yang sudah mengembangkan Sekolah Ramah Anak? Sebutkan


nama dan lokasi sekolahnya?
Jawab:
Kabupaten Malang dalam rangka membangun kesadaran terhadap pentingnya kebijakan
sekolah ramah anak telah melakukan penilaian atas partisipasi sekolah dalam
membangun sekolah ramah anak yang telah mencapai nilai 76% untuk SMP Negeri, 71
% SMP Swasta Umum, dan 79 % SMP Swasta Islam. Sedangkan tingkat SMA, penilaian
telah mencapai 90% untuk SMA Negeri, 70% SMA Swasta Umum, 69% SMA Swasta
Islam dan 91% SMK Negeri, 54% SMK Islam, 51% SMK Swasta Umum. Sekolah Ramah
Anak (SRA) ini bisa terwujud apabila lembaga pendidikan berkomitmen dan membangun
kerjasama dengan pihak-pihak yang dapat memberikan kontribusi, untuk mewujudkan
sekolah ramah anak keluarga misal : Orang tua/wali , keluarga, masyarakat, dan swasta
(adapun gambaran secara terperinci dari hasil self assesmen terkait sekolah ramah
anak dapat dilihat pada grafik Indikator mengacu pada Permeneg PP dan PA Nomor
8 Tahun 2014 dan VerifikasI sekolah ramah anak terlampir)
Sekolah Ramah Anak adalah sekolah yang secara sadar berupaya menjamin dan
memenuhi hak-hak anak dalam setiap aspek kehidupan secara terencana dan
bertanggungjawab.

Prinsip

utama

adalah

non

diskriminasi

kepentingan,

hak hidup serta penghargaan terhadap anak. Sebagaimana dalam bunyi pasal 4 UU
No.35/2014 tentang perlindungan anak, menyebutkan bahwa anak mempunyai hak untuk
dapat hidup tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai harkat dan
martabat

kemanusiaan,

serta

mendapatkan

perlindungan

dari

kekerasan

dan

diskriminasi. Disebutkan di atas salah satunya adalah berpartisipasi yang dijabarkan


sebagai hak untuk berpendapat dan didengarkan suaranya. Sekolah Ramah Anak adalah
sekolah yang terbuka melibatkan anak untuk berpartisipasi dalam segala kegiatan,
kehidupan sosial,serta mendorong tumbuh kembang dan kesejahteraan anak.
Lembaga sekolah yang ada di 33 Kecamatan di Kabupaten telah menginisiasi
membangun sekolah ramah anak yang terlihat dari upaya peningkatan kualitas sarana
dan prasarana pendidikan antara lain dengan melaksanakan rehabilitasi terhadap gedung
dan bagunan sekolah yang memerlukan rehabilitasi dan pengadaan baru. Peningkatan
kualitas sarana dan prasarana juga terlihat dari upaya penambahan sarana pendukung
kegiatan belajar dan mengajar diantaranya sarana perpustakaan, laboratorium (IPA,
Bahasa, dan Komputer), Lapangan olahraga, ruang bermain dan kreativitas, tempat
beribadah, kantin dan toilet sehat, serta tersedia tempat pembuangan sampah yang
terpilah dan dan memadai. Para siswa dan guru adalah elemen kunci dalam tercapainya
kebijakan sekolah ramah anak oleh karena itu keterlibatan guru dan siswa dalam

Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV

pelaksanaan kebijakan sekolah ramah anak diwujudkan dalam partisipasi aktif baik siswa
maupun guru dalam menyusun kebijakan anti kekerasan dan melibatkan semua elemen
dalam satuan pendidikan. Tersedianya kebijakan anti kekerasan meliputi adanya
larangan terhadap tindak kekerasan dan diskriminasi antara peserta didik dan kekerasan
fisik dan mental oleh pendidik dan peserta didik. Peningkatan kualitas sumber daya
manusia dalam hal ini tenaga pendidik juga merupakan prioritas pengembangan sekolah.
Agar tercipta proses pembelajaran yang aman dan nyaman seluruh elemen sekolah
berpartisipasi aktif dalam kampanye pendidikan terhadap warga satuan pendidikan untuk
mencegah diskriminasi kepada penyandang disabilitas, menjamin peserta didik untuk
menikmati kondisi yang layak dan memastikan satuan pendidikan untuk memerangi
bullying
Dinas Pendidikan selaku leading sektor dalam kebijakan membangun Sekolah Ramah
Anak melakukan upaya-upaya peningkatan partisipasi sekolah dalam pelaksanaan
kebijakan diantaranya dengan melaksanakan kebijakan sebagai berikut:
a. Sekolah dituntut untuk mampu menghadirkan dirinya sebagai sebuah media, tidak
sekedar tempat yang menyenangkan bagi anak untuk belajar.
b. Mendorong sekolah untuk menciptakan atmosfer akrab sebagai rumah kedua tempat
bermain dan belajar yang memperkenalkan pertemanan dan persaingan yang sehat,
lingkungan yang aman tanpa kekerasan dan bullying sehingga menciptakan rasa
aman dan familiar terhadap peserta didik
c. Mendorong sekolah untuk memperhatikan kebebasan berpendapat anak sehingga
anak merasa dihargai pendapatnya dan memiliki ruang untuk bersuara dan
mengadukan segala permasalahan yang dialami sehingga terbentuk keterikatan
terhadap sekolah dan mengurangi resiko bolos atau malas masuk sekolah
d. Memberikan arahan kepada guru agar tidak menjadi sosok yang ditakuti oleh para
peserta didik melainkan menempatkan diri sebagai teman bahkan sebagai tempat
curhat siswa sehingga mengurangi resiko bullying antar peserta didik dan
e. Sekolah harus memberikan pemahaman bahwa ilmu yang diperoleh di sekolah
adalah bekal bagi peserta didik untuk kehidupan selanjutnya.
f.

Sekolah bukan merupakan dunia yang terpisah dari realitas keseharian anak dalam
keluarga karena pencapaian cita-cita seorang anak tidak dapat terpisahan dari
realitas keseharian. Penting bagi peserta didik untuk memiliki pemahaman bahwa
ilmu yang didapat di sekolah tidak terpisah dari kehidupan riil. Keterbatasan jam
pelajaran dan kurikulum yang mengikat menjadi kendala untuk memaknai lebih dalam
interaksi antara pendidik dengan anak. Untuk menyiasati hal tersebut sekolah dapat
mengadakan jam khusus diluar jam sekolah yang berisi sharing antar anak maupun

Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV

sharing antara guru dengan anak tentang realitas hidupnya di keluarga masingmasing, misalnya: diskusi bagaimana hubungan dengan orang tua, apa reaksi orang
tua ketika mereka mendapatkan nilai buruk di sekolah, atau apa yang diharapkan
orang tua terhadap mereka. Hasil pertemuan dapat menjadi bahan refleksi dalam
sebuah materi pelajaran yang disampaikan di kelas. Cara ini merupakan siasat bagi
pendidik untuk mengetahui kondisi anak karena disebagian masyarakat, anak
dianggap investasi keluarga, sebagai jaminan tempat bergantung di hari tua
Pemerintah Kabupaten Malang telah mengembangkan Sekolah Adiwiyata yaitu Sekolah
yang peduli lingkungan yang sehat, bersih serta lingkungan yang indah. Program
Adiwiyata adalah salah satu program Kementerian Lingkungan Hidup dalam rangka
mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya
pelestarian lingkungan hidup. Dalam program ini diharapkan setiap warga sekolah ikut
terlibat dalam kegiatan sekolah menuju lingkungan yang sehat serta menghindari dampak
lingkungan yang negatif. Penetapan sekolah adiwiyata sesuai Keputusan Bupati Malang
Nomor 180/112/KEP/421.013/2013 tentang Penetapan Sekolah Adiwiyata Tingkat
Kabupaten Malang Tahun 2013. Ada 36 lembaga sekolah adiwiyata, 9 sekolah yang
diajukan sebagai sekolah adiwiyata, dan 12 lembaga yang dibina menjadi sekolah
adiwiyata.
(Adapun data lembaga sekolah adiwiyata terlampir)
Tujuan Program Adiwiyata adalah menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk
menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah, sehingga dikemudian hari
warga sekolah tersebut dapat turut bertanggungjawab dalam upaya-upaya penyelamatan
lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan. Kegiatan utama Program Adiwiyata
adalah mewujudkan kelembagaan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan bagi
sekolah dasar dan menengah di Indonesia.

Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV

c. Apa saja upaya yang dilakukan untuk meningkatkan jumlah SRA?


Jawab:
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan sekolah ramah anak antara lain:
1. Sosialisasi Kebijakan Ramah Anak kepada Kepala Sekolah dan stakeholder di tingkat
Kecamatan (camat, ka. Puskesmas, UPT Dinas Pendidikan, UPT Bina Marga dan
Cipta Karya)
2. Pemantapan Sekolah Ramah Anak kepada Semua Kepala SMP dan SMA seKabupaten Malang sejumlah 323 lembaga SMP dan 184 lembaga SMA
3. Sosialisasi Sekolah Ramah Anak untuk UPTD TK/SD se Kabupaten Malang
4. Sosialisasi Gerakan Nasional anti Kejahatan Seksual terhadap Anak (GN AKSA)
untuk pencegahan kekerasan seksual terhadap anak
5. Pelatihan TOT KHA bagi tenaga pendidik dan kependidikan
6. Kampanye Road Show anti kekerasan, HIV AIDS, NAPZA, kampanye bebas rokok
7. Sosialisasi sekolah peduli dan berbudaya lingkungan
8. Mengintegrasikan pendidikan ramah lingkungan dalam kurikulum sekolah
Adapun perwujudan dari keberadaan sekolah ramah anak di wilayah Kabupaten Malang
dengan jumlah lembaga pendidikan di semua tingkatan mulai dari PAUD 1815 Lembaga,
SD/MI 1473 lembaga, SD satu atap 28 lembaga, SMP/Mts/Swasta 474 lembaga,
SMA/SMK/MA/Swasta 197 lembaga, sekolah inklusi SDLB 9, SMPLB 8, SMLB 5, dapat
digambarkan sebagai berikut:
Komponen Sekolah Ramah Anak
1. Kebijakan Sekolah Ramah Anak
2. Pelaksanaan Kurikulum
3. Pendidik dan Tenaga Kependidikan
4. Sarana dan Prasarana Sekolah Ramah Anak
5. Partisipasi Anak
6. Partisipasi orangtua/wali, lembaga masyarakat, Dunia Usaha, pemangku
kepentingan lainnya dan alumni
(adapun rincian komponen Sekolah Ramah Anak sesuai Permeneg PP dan PA
Nomor 8 Tahun 2014 sebagaimana terlampir)

d. Siapa saja mitra instansi pendidikan dalam meningkatkan jumlah dan kualitas SRA?
Jawab:
Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, KP3A, P2TP2A, LPKP, RSUD Kanjuruhan, Badan
KB, Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah

Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV

26. Jumlah Sekolah yang Memiliki Program, Sarana dan Prasarana Perjalanan Anak ke
dan dari Sekolah
Pertanyaan:

a. Berapa jumlah sekolah yang memiliki program, sarana, dan prasarana perjalanan
anak ke dan dari sekolah?
Jawab:
Jumlah program rute aman dan selamat ke sekolah pada tahun 2013 sebanyak 168
lembaga dan pada tahun 2014 sebanyak 188 lembaga yang tersebar di 33 Kecamatan
yaitu program yang diarahkan untuk menciptakan keamanan dan keselamatan perjalanan
anak ke dan dari sekolah diutamakan kepada sekolah yang berada di sepanjang jalan
raya (Jalan Provinsi, Jalan Kabupaten dan Jalan desa) yang apabila tidak dilakukan, akan
membahayakan keselamatan perjalanan anak menuju dan pulang sekolah, oleh
karenanya program ini menjadi prioritas SKPD (Dinas Bina Marga, Dinas Pendidikan,
Dishubkominfo) dan Kepolisian secara bersinergi untuk melaksanakan program rute
aman dan selamat ke sekolah setiap tahunnya secara bertahap disesuaikan dengan
kebutuhan dan penganggaran yang ada, Program ini meliputi :
1. Sosialisasi tertib berlalulintas untuk anak didik dan melalui media informasi tertib
berlalulintas (Bando Jalan).
2. Penyediaan taman lalulintas dan pemanfaatannya.
3. Penyediaan zona selamat sekolah (zebra cross, rambu penyebrangan, rambu
petunjuk sekolahan)
4. Pembatasan kecepatan bagi kendaraan yang melintas di area sekolah dengan cara
menempatkan polisi penjaga maupun memasang rambu batas kecepatan
5. Penyediaan dan perbaikan Infrastruktur jalan dan jembatan menuju sekolah baik
Jalan Provinsi (melalui dana dekon), Jalan Kabupaten (APBD) dan Jalan desa
(melalui anggaran kemitraan).
6. Penyiapan pembinaan dan pelatihan bagi petugas keamanan sekolah.
Program rute aman dan selamat mendorong siswa untuk memilih menggunakan
transportasi yang aman dan ramah lingkungan diantaranya sepeda dan berjalan kaki,
atau menggunakan angkutan umum dengan moda yang selamat, aman, nyaman, dan
menyenangkan pada saat berangkat dan pulang dengan selamat. Program rute aman
dan selamat ini selain diharapkan dapat menjaga peserta didik dari kecelakaan lalu lintas
juga dapat mendorong penciptaan rasa aman dan selamat bagi peserta didik yang
menempuh perjalanan ke dan dari sekolah. Peserta didik diberi peran dan tanggung
jawab untuk menaati peraturan lalu-lintas, mengikuti pelatihan peningkatan keterampilan
diri berjalan kaki dan berlalu-lintas dengan baik dan benar, mempraktikan berjalan kaki

Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV

dan berlalu-lintas dengan baik dan benar, dan menghormati dan menghargai petugas
lalu-lintas. Tujuan Program ini adalah untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan
peserta didik dalam menempuh perjalanan ke dan dari sekolah, meningkatkan kesehatan
dan perkembangan anak, dan mengurangi kemacetan dan polusi. Rute Aman Selamat ke
Sekolah menjadi pilihan karena masih banyak anak-anak Indonesia rentan terhadap
situasi kecelakaan dan kekerasan. Kondisi ini menjadi tantangan utama orang tua, guru,
kepala sekolah, dan masyarakat. Mengingat 1/3 dari jumlah penduduk Kabupaten Malang
adalah anak usia sekolah dan 150 lebih lembaga sekolah berada di jalan raya baik jalan
provinsi, jalan kabupaten maupun jalan desa. Selama ini, kecelakaan yang menimpa
peserta didik kebanyakan terjadi di jalan yang mereka lalui setiap hari dan telah mereka
kenal. Anak yang menjadi korban kecelakaan adalah pejalan kaki, penumpang,
pengendara sepeda, dan pengendara sepeda motor. Banyak anak yang menjadi korban
kecelakaan karena belum memahami standard aman berkendara, belum mengetahui
keharusan memasang sabuk pengaman ketika mengemudi maupun menumpang mobil,
dan belum mengetahui kelengkapan perlindungan mengemudi misalnya helm berstandar
nasional, pelindung siku dan lutut dan rendahnya kesadaran perlunya.
Wujud nyata dari perwujudan rute aman dan selamat sekolah adanya zona selamat
sekolah yang berada di jalan yang melintasi sekolah.

b. Apakah ada mekanisme pemantauan terhadap keberadaan program, prasarana, dan


sarana perjalanan anak ke dan dari sekolah? Jelaskan !
Jawab:
Mekanisme pemantauan terhadap keberadaan program, prasarana dan prasarana
perjalanan anak ked an dari sekolah diantaranya dengan melakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Secara berkala dari dinas perhubungan, komunikasi dan informatika Kabupaten
Malang melakukan survey kebutuhan fasilitas pelengkapan jalan di ruas-ruas jalan
kabupaten yang berpotensi menimbulkan terjadinya kecelakaan lalu lintas ( sekolahsekolah dan daerah rawan kecelakaan) di seluruh wilayah Kabupaten Malang.
2. Secara berkala dari POLRESTA Malang bekerjasama dengan Dinas Pendidikan
(sekolah) mendata dan menginventarisir permasalahan terkait pengamanan terhadap
perjalanan anak sekolah baik dari dan ke sekolah maupun selama anak didik berada di
sekolah.

Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV

c. Uraiakan upaya meningkatkan jumlah sekolah yang memiliki program program,


sarana, dan prasarana perjalanan anak ke dan ke sekolah.
Jawab:
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan sarana perjalanan ramah anak adalah
sebagai berikut:
a. Untuk sekolah-sekolah di daerah terpencil/pelosok mendapatkan perhatian dan
perlakuan yang sama dengan sekolah yang ada di daerah yang tidak terpencil dalam
hal pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan. Tetapi juga harus sesuai dengan
komitmen pemerintah baik pusat maupun daerah untuk memperhatikan perhatian
khusus untuk sekolah di daerah terpencil dalam mendukung pemenuhan pelayanan
dasar pendidikan
b. Memberikan sosialisasi akan pentingnya sarana dan prasarana perjalanan yang aman
untuk anak dari dan ke sekolah dalam berbagai forum pertemuan formal maupun
informal;
c. Memprogramkan pengadaan sarana dan prasarana untuk menunjang keselamatan
perjalanan anak ke dan dari sekolah Meliputi Pengadaan Marka dan Rambu,
Pengadaan taman lalu lintas, Zona selamat sekolah, infrastruktur perjalanan anak
(Pedestrian, Naungan/ tempat berteduh (halte) , garis penyeberangan ), Alat
keselamatan sesuai moda transportasi (dalam bentuk sosialisasi pentingnya alat
keselamatan pemakai jalan).
d. Mengadakan perlombaan terkait dengan zona sarana dan prasarana anak ke dan dari
sekolah ;
e. Melakukan koordinasi dengan dinas-dinas terkait (Binamarga, kepolisian, pendidikan,
Dishubkominfo) bersinergi untuk menunjang program satu dengan yang lainnya ;
f. Mewajibkan sekolah-sekolah yang berada di pinggir jalan raya untuk membuat Zona
Selamat Sekolah ;
g. Pengadaan marka jalan dan zebra cross yaitu di Kecamatan Donomulyo, Tumpang,
dan Kepanjen
h. Melalui pihak sekolah, anak-anak dianjurkan untuk berjalan kaki atau bersepeda
ke/dari sekolah. Karena dengan menggunakan transportasi ini akan lebih aman, lebih
hemat biaya, sehat, dan ramah lingkungan.
i. Bantuan traffic cone untuk keselamatan penyeberang jalan masing-masing sekolah 4 /
5 unit terhadap 17 sekolah SD / SMP / SMA tersebar di pinggir jalan arteri / kolektor
Malang Kepanjen, Malang Kasembon, Malang Turen, Malang Pakis;
j. Sosialisasi keselamatan lalu lintas untuk anak usia sekolah yaitu di SMP Al Hidayah
Poncokusumo, SMPN 3 Bantur, SMPN 2 Dampit, SMP PGRI2 dan Kalipare. Selain

Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV

sosialisasi siswa-siswa juga dibagikan brosur keselamatan lalu lintas dan angkutan
jalan.
k. Pengadaan halte di Kec Turen dan Kepanjen
l. Pengadaan dan pemasangan lampu peringatan memasuki kawasan sekolah di
kecamatan kepanjen
m. Alat keselamatan sesuai moda transportasi dalam bentuk sosialisasi pentingnya alat
keselamatan pemakai jalan

d. Siapa saja mitra instansi pendidikan dalam mengembangkan program dimaksud?


Sebutkan.

Jawab:
Mitra instansi pendidikan dalam penyediaan rute aman dan selamat anak adalah
bersinergi antara Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika, Dinas Bina Marga,
Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang, Dinas Pendidikan, KP3A, Kepolisian, dan
Kementerian Agama

Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV

27. Tersedia Fasilitas untuk Kegiatan Kreatif dan Rekreatif yang Ramah Anak, di Luar
Sekolah
Ukuran: Ada, dan dapat diakses semua anak
Pertanyaan:

a. Apa saja fasilitas untuk kegiatan kreatif dan rekreatif yang ramah anak yang
disediakan, pada tahun berjalan dan setahun sebelumnya? Fasilitas mana yang
milik pemerintah dan mana yang swasta?
Jawab:
Fasilitas kreatif dan rekreatif yang disediakan bagi anak yang ada di Wilayah Kabupaten
Malang tersebar di Desa/Kelurahan dan Kecamatan berupa Taman bacaan, taman
bermain, taman kreatifitas, sanggar seni, lapangan olah raga, Situs sejarah, Pemandian
alam dan wisata alam, yang terdiri dari:
1. Taman bacaan/Taman Cerdas/Rumah Pintar/ Taman Lalulintas
2. Sanggar (Seni, Tari , Teater class, budaya lokal), Padepokan seni topeng
3. Taman Puspa, Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati), Taman Wisata Edukasi di
Kecamatan Kepanjen
4. Pusat Study Kendedes (Playground, Kolam Renang Kecil, Kolam Ikan, Perpustakaan
Ikan, Penitipan Anak, Showroom Produk Unggulan Terbina, Tempat Pelatihan
Keterampilan)
5. Sarana lapangan Olah raga untuk anak di setiap desa
6. Stadion Kanjuruhan (fasilitas Outbond, Bersepeda, sepatu roda, perkemahan, kolam
renang anak, playground).
7. Situs Purbakala (Candi Singosari, Jago, Kidal, Badut, Besuki, Stupa Sumberawan,
Pertirtaan Watugede, Keraton pertapaan gunung kawi)
8. Taman Wisata dan Pemandian (Wendit Kec. Pakis, Sengkaling, Lembah Dieng, PWec Kec. Dau, Songgoriti Kec. Pujon)
9. Air Terjun Coban Rondo, Eco Wisata Pandesari Kec. Pujon, Coban Pelangi Kec.
Poncokusumo, Coban Glothak Kec. Wagir, Parangteja Kec. Dau)
10. Pemandian (Metro Kec. Kepanjen, Dewi Sri, Pemandian Air Panas Cangar Kec.
Pujon, Sumberawan Kec. Singosari, Sumberingin Kec Tumpang, Jenon Kec Tajinan,
Ubalan Kec Ngajum dan Kec. Dampit)
11. Pemandian Alam
12. Waduk (Selorejo Kec. Ngantang, Bendungan Sutami dan Lahor Kec.Sumberpucung)
13. Wisata Pantai
Kecamatan Donomulyo Modangan (70 Km), Ngliyep (Upacara Larung Sesaji) (62
km), Jongring Saloko (69 Km), Kondang Bandung, , Kondang Iwak,

Bentol,

Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV

Nglurung, Ngebros
Kecamatan Gedangan Pantai bajulmati (58 km), Wonogoro (55 km), Ngantep
Kecamatan Bantur Pantai Balekambang (Upacara Jalani Dipuja) (57 km),
Kondangmerak (59 km)
Kecamatan Sumbermanjing WetanPantai Tamban (68 km), Rawa Indah,
Tambakasri (60 km), Sendang Biru (Upacara Petik Laut)
Kecamatan Tirtoyudo Pantai Sipelot, Lenggoksono, Tanger (70 km)
Kecamatan Ampelgading Pantai Licin (64 km)
14. Wisata Agro Kebun Teh Wonosari (rekreasi di Agro Tawon, Museum Kesehatan Jiwa
Lawang) Kecamatan Lawang, Petik Jeruk/Apel Kecamatan Dau, Wisata Durian
Kecamatan Ngantang,
15. Wisata Religi Masjid Tiban Sananrejo Turen, Gunung Kawi Kecamatan Wonosari
(Upacara Sedekah Bumi)
16. Wisata edukatif pemanfaatan sampah di TPA Talangagung
17. The Seven Paradise di Kabupaten Malang yaitu Tujuh lokasi obyek wisata itu, mulai
wisata candi di Singosari, petik buah di Taman Buah hingga memasuki kawasan
Poncokusumo yang memiliki banyak potensi eco agrowisata.

18. Eco Agrowisata sebagai alternatif pilihan destinasi wisata di Kabupaten Malang.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Malang mengembangkan dua desa
wisata,di Desa Purwodadi, Kecamatan Tirtoyudo, dan Desa Pujon Kidul, Kecamatan
Pujon.

19. Rafting di Kecamatan Kepanjen, Kecamatan Pujon, dan Kecamatan Kasembon


20. Museum Singhasari di Kecamatan Singosari
Kegiatan kreatif dan rekreatif adalah kegiatan yang menarik, menyenangkan, dan
menantang yang dapat mengembangkan daya imajinasi, kemampuan berfikir kritis serta
kemampuan mengekspresikan ide-idenya dalam suatu karya baru yang unik. Usia anak
adalah masa perkembangan terbaik dalam masa pertumbuhan. Salah satu hak anak
adalah hak bermain dan berkreasi. Pemenuhan kebutuhan anak untuk bermain dan
berekreasi adalah salah satu cara untuk mengasah tumbuh kembang dan kreatifitas anak.
Oleh karena itu, penyediaan sarana kreatif dan rekreatif anak merupakan kebutuhan vital
bagi tumbuh kembang anak.
Tujuan dan fungsi permainan edukatif bagi anak usia dini
Permainan secara garis besar dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu permainan rekreatif
dan

permainan

edukatif.

Permainan

rekreatif

adalah

permainan

yang

bersifat

menyenangkan dan menumbuhkan imajinasi yang tinggi dan biasanya dibuat dengan

Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV

teknologi yang tinggi pula, contohnya mobil-mobilan, robot-robotan, dll. Sedangkan


permainan edukatif adalah permainan yang menyenangkan dirancang untuk tujuan
latihan, atau sebagai sarana untuk melatih kemampuan anak.
1. Mengembangkan

keterampilan

motorik

halus

dan

wawasan

berpikir

anak

Dengan bergerak, seperti berlari atau melompat, seorang anak akan terlatih motorik
kasarnya, sehingga memiliki sistem perototan yang terbentuk secara baik dan sehat.
Kemampuan motorik halusnya akan terlatih dengan permainan puzzle, membedakan
bentuk besar dan kecil, dan sebagainya.
2. Mengembangkan Kemampuan Sosial-Emosional
Anak melakukan aktivitas bermain karena ia merasa senang untuk melakukannya.
Pada tahap-tahap awal anak melakukan aktivitas bermain karena ia merasa senang
untuk melakukannya. Pada tahap-tahap awal kembangannya, orang tua merupakan
kawan utama dalam bermain. Pergeseran akan terjadi seiring dengan bertambahnya
umur anak, terutama setelah memasuki usia sekolah. Di sekolah, anak akan
mengalami proses sosialisasi bergaul dengan kawan sebaya dan dengan gurunya.
3. Mengembangkan Kemampuan Kognisi (Kecerdasan)
(Adapun lampiran data dan foto fasilitas kreatif dan rekreatif terlampir)

Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV

b. Apakah fasilitas tersebut dapat diakses oleh semua anak? Fasilitas mana yang
gratis?
Jawab:
Berdasarkan Konvensi Hak Anak-Anak PBB, anak-anak kita mempunyai 10 (sepuluh) hak
yang harus kita berikan kepada anak-anak kita, yakni hak untuk bermain, mendapatkan
pendidikan, mendapatkan perlindungan, mendapatkan nama (identitas), mendapatkan
status kebangsaan, mendapatkan makanan, mendapatkan akses kesehatan, rekreasi,
mendapatkan kesamaan, dan mendapatkan peran dalam pembangunan. Dari kesepuluh
hak untuk anak tersebut, hak yang pertama dan kedelapan adalah hak anak untuk
bermain dan berekreasi. Taman bermain dan reakreasi adalah tempat yang penting bagi
anak. Fasilitas bermain yang banyak tersedia sekarang ini adalah fasilitas bermain yang
ada di pusat perbelanjaan (playground) yang berbayar dan tidak semua anak dari semua
kalangan dapat mengaksesnya. Pengembangan fasilitas bermain anak sangatlah
diperlukan, Selain taman bermain yang berbayar yang hanya dapat diakses oleh
kalangan

menengah

keatas,

Pemerintah

Kabupaten

Malang

terus

berusaha

meningkatkan pemenuhan rekreatif untuk anak-anak dari semua kalangan di Kabupaten


Malang sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 35 tahun 2012 tentang tentang
perubahan atas undang-undang 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak dengan cara
menginisiasi adanya sarana atau tempat bermain gratis untuk anak. Untuk saat ini,
fasilitas bermain yang layak, memadai dan gratis masih jarang ditemukan oleh karena itu,
Pemerintah

berusaha

membuka

seluas-luasnya

kesempatan

untuk

anak-anak

memanfaatkan fasilitas yang telah ada di Kabupaten Malang. Ruang terbuka publik
seperti taman, stadion, dan wisata alam dapat diakses gratis oleh semua anak. Taman
edukatif seperti taman lalu-lintas dan taman keanekaragaman hayati juga terbuka untuk
umum dan selama ini telah dimanfaatkan untuk sarana bermain dan belajar anak dan
keluarga. Selain untuk pemenuhan kebutuhan rekratif, taman bermain dengan udara
alami juga digunakan agar anak di Kabupaten Malang lebih banyak bergerak dan
beraktifitas di luar ruangan dan tidak hanya terpaku dengan alat-alat permainan elektronik
atau menonton tv di dalam rumah. Beraktivitas di luar ruangan sangat penting untuk
menjaga kebugaran tubuh anak, anak yang tidak banyak bergerak dan menghabiskan
waktunya di dalam rumah beresiko menjadi anak yang pasif dan malas berfikir. Bermain
bagi anak adalah salah satu sarana proses belajar, kemudian pada proses belajar ada
proses mengasah potensi-potensi kecerdasan sebagaimana telah diamanatkan oleh
Unesco dengan empat pilar belajar, yakni belajar untuk mengetahui (learning to know),
belajar untuk melakukan (learning to do), belajar untuk menjadi dirinya sendiri (learning to
be), dan belajar untuk hidup bersama (learning to live together). Dengan bermain di

Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV

tempat umum, anak-anak menemukan pengalaman-pengalaman baru yang menarik dan


menyenangkan. Pemerintah Kabupaten Malang juga berupaya membangun fasilitasfasilitas penunjang untuk taman bermain diantaranya membangun jalur untuk bersepeda
dan sepatu roda, memberikan tempat khusus untuk anak-anak berlatih cabang olahraga.
Area tersebut berada di stadion kanjuruhan yang merupakan ruang terbuka publik dan
dapat dikunjungi oleh semua anak di Kabupaten Malang.
Selain itu Pemerintah Kabupaten Malang juga bekerja sama dengan tempat
penampungan akhir (TPA) talang agung untuk menyelenggakan kreatif bagi anak kurang
mampu dengan cara menyelenggarakan outbound gratis bagi anak-anak yang di
dalamnya terdapat kegiatan penanaman pohon dan tanaman obat, menonton film
edukatif bersama, dan kegiatan sharing untuk anak-anak. TPA Talangagung ini memang
dicanangkan sebagai tempat wisata edukasi bagi para pelajar dan mahasiswa serta
masyarakat umum. Dari data TPA, jumlah pengunjung rata-rata berasal dari para pelajar
dan mahasiswa, ada juga dari masyarakat umum. Rata-rata pengunjung yang datang ke
TPA ini untuk melakukan riset dan belajar. Selain masyarakt umu, ada juga pengunjug
dari luar negeri misalnya Malaysia dan Perancis. Ada sekitar 3.500 sampai 3.700 meter
kubik per bulan atau sekitar 1,5 ton per hari jumlah sampah yang masuk ke TPA ini. Dari
jumlah itu, ber ton-ton gas metan yang terbuang percuma sebelum ada instalasi
pemanfaatan

gas

metan

untuk

masak

rumah

tangga.

Pemanfaatan gas metan, katanya, merupakan salah satu upaya untuk meminimalisir
dampak pemanasan global. Sebab, gas metan merupakan gas perusak lapisan ozon
terbesar di dunia. TPA ini merupakan satu-satunya yang memanfaatkan gas metan untuk
pengganti elpigi.
Untuk meningkatkan pemenuhan sarana bermain anak, Pemerintah Kabupaten Malang
berupaya membangun taman-taman bermain yang dilengkapi dengan sarana permainan
anak dengan udara lepas dan segar dengan cara membuka kesempatan kerjasama
dengan berbagai pihak dan perusahaan melalui sumbangan dana dan CSR dari
perusahaan yang ada di Kabupaten Malang. Bentuk sumbangan fasilitas kreatif dan
rekreatif anak diantaranya dalam bentuk rumah pintar dan taman cerdas yang ada di 12
titik. Dengan adanya Rumah Pintar akan sangat membantu dalam memfasilitasi
kebutuhan anak untuk tumbuh kembang diantaranya untuk menumbuhkan dan
meningkatkan minat baca, terutama lingkungan anak-anak yang kekurangan sumbersumber untuk belajar atau bahan tambahan untuk melengkapi hasil belajar yang didapat
disekolah. Adapun keberadaan Rumah Pintar tersebut adalah sebagai berikut :

Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV

1. RUMAH PINTAR LP3TP2A (Lembaga Pengembangan Pusat Pelayanan Terpadu


Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak)
Rumah pintar ini berdiri pada tanggal 7 oktober 2013 di atas tanah 139 m yang terdiri
dari 1 shelter, 2 ruang sentra, dan 1 ruang administrasi. Rumah pintar ini berbasis
shelter dimana peserta yang memanfaatkan rumah pintar ini adalah perempuan dan
anak korban kekerasan yang ada di shelter P2TP2A serta anggota laskar anak. Status
lembaga ini adalah atas nama P2TP2A. Sarana yang ada di rumah pintar ini adalah
Sentra Baca, sentra computer, sentra bermain, sentra panggung, dan sentra kriya
2. RUMAH PINTAR LANUD ABD. SALEH
Rumah Pintar Lanud Abd Saleh akan mempunyai 5 sentra yaitu sentra komputer,
sentra baca, sentra panggung, sentra bermain dan sentra kriya. Pembangunan tersebut
dimulai pertengahan Januari 2010 dan sesuai dengan rencana, pada saat Ulang Tahun
ke-64 TNI AU, tanggal 9 April 2010 Rumah Pintar Lanud Abd Saleh akan diresmikan
pemakaiannya. Lokasi rumah pintar Lanud Abd Saleh sangat strategis selain dekat
dengan sekolah-sekolah Dasar dan TK, juga dekat pintu keluar Lanud dan masyarakat
umum.
JAM LAYANAN
Rumah Pintar Lanud Abd Saleh berada pada komplek TNI AU Lanud Abd. Saleh di
Desa

Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang Telp. (0341) 401159

dan melayani setiap :


Hari : Senin Kamis Pukul : 08.00 15.00 WIB

Hari : Jumat Pukul : 08.00 11.00 WIB

3. CAKRA CENDEKIA YONKES 2I2 KOSTRAD


Rumah pintar Cakra Cendekia berlokasi di Asrama Batlyon Kesehatan 2 Divisi Infanteri
2 Kostrad TNI AD Desa Ngijo Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang. Dalam
penyelenggaraan Rumah Pintar, pengunjung tidak dikenakan biaya sehingga segala
biaya akan dikeluarkan untuk penyelenggaraan Rumah Pintar sangat mengharapkan
adanya bantuan dari semua pihak yang mempunyai kepedulian terhadap pendidikan
anak.
BENTUK LAYANAN
Selain 5 (lima) bentuk layanan dasar bagi rumah pintar, di Rumah Pintar Cakra
Cendekia terdapat layanan :
1.

Sentra

Ketahanan Pangan yaitu memberikan pemahaman tentang tata cara

Penanaman
pohon produktif,bunga,buah-buahan, dan pemeliharaan ternak seperti ikan, ayam
arab/petelur dan kambing Etawa,

Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV

2.

Sentra Konsultasi merupakan tempat informasi dan konsultasi tentang kesehatan


dasar

3.

Sentra Penetasan Telur , memberikan pemahaman tentang tata cara penetasan


telur dengan benar.

4.

RUMAH PINTAR SRIGONCO


Rumah Pintar Srigonco berdiri bulan Desember 2009 yang berlokasi di Balai Desa
Srigonco Kecamatan Bantur berjarak 60 Km di selatan ibukota Kabupaten Malang
yang berbatasan dengan Laut Selatan. Adapun keberadaan Rumah Pintar sangatlah
tepat karena bisa menjangkau masyarakat sekitar desa yang berdekatan, khususnya
keluarga TKW karena wilayah ini merupakan sending area TKW ( Buruh Migran ) ke
Hongkong dan Taiwan.

5. RUMAH PINTAR YASMIN


Rumah Pintar Yasmin berlokasi di Desa Sumberjaya Kecamatan Gondanglegi Kab.
Malang merupakan kerjasama antara PC Fatayat NU Kab. Malang dengan Solidaritas
Istri Kabinet Indinesia Bersatu (SIKIB) yang berdiri tanggal 7 Desember 1998.
Desa Sumberjaya terletak di Kecamatan Gondanglegi, Malang Kabupaten bagian
selatan terkenal sebagai basis buruh migran (TKI perempuan) dengan daerah tujuan
Arab Saudi dan Timur Tengah, di samping jumlah TKI perempuan yang relatif tinggi,
Kecamatan Gondanglegi juga memiliki beberapa permasalahan sosial sebagai berikut.
1. Merupakan daerah dengan prevalensi HIV/AIDS tertinggi di Kabupaten Malang,
khususnya di kalangan PENASUN (pengguna narkoba jarum suntik).
2. Masyarakatnya cenderung sulit bekerjasama dengan instansi dan sebagian besar
berasal dari suku Madura.
3. Tingkat kepedulian terhadap kesehatan juga relatif rendah.
4. Pola hidup cenderung konsumtif, termasuk para TKI yang jarang memiliki kegiatan
produktif pascakepulangan, hingga cenderung kembali ke LN lagi.
5. Ada indikasi tingkat ketelantaran anak-anak dan keluarga TKI lumayan tinggi,
utamanya masalah pendidikan.
Selain 5 sentra yang ada juga terdapat sentra Layanan Khusus yang kegiatannya
mengadakan berbagai pelatihan dan menggagas berbagai forum yang bertujuan
meningkatkan kearifan, wawasan, kecerdasan dan ketrampilan warga sasaran yaitu
masyarakat Sumberjaya dan sekitarnya.
5. RUMAH PINTAR PT. EKAMAS FORTUNA
Rumah Pintar PT. EKAMAS FORTUNA berdiri bulan 20 Desember 2011 yang berlokasi
di lingkungan Kompleks PT.EKAMAS FORTUNA Desa Gampingan Kecamatan Pagak.
Adapun keberadaan Rumah Pintar sangatlah tepat karena bisa menjangkau

Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV

masyarakat sekitar desa yang berdekatan yang merupakan desa dengan jumlah
Keluarga Pra Sejahtera yang sangat menonjol, sehingga dapat membantu anak-anak
dari keluarga tersebut dapat mengakses pengetahuan selain di sekolah.
6.

TAMAN CERDAS SAHABAT AL ISLAM


Taman Cerdas Sahabat Al Islam berlokasi di Puncak Permata Sengkaling K4 Dau
Kecamatan Dau yang berdiri pada tanggal 10 Oktober 2010 yang dikelola langsung
oleh masyarakat desa Sumbersekar dengan pengelola bernama Tri Putri, ST., Taman
Cerdas Sahabat Al Islam mempunyai kegiatan :
a. Taman Bacaan, memiliki koleksi buku sejumlah 1000 buku yang terdiri dari
Dongeng Anak-anak, Buku Pelajaran dan Science, Cerita Tokoh, Cerita Sahabat
Nabi, Buku Ketrampilan dengan jumlah pengunjung 30 orang/hari oleh usia anak
disekitar lokasi
b. Outbond dan Motivasi,
c. Creative Class
d. Gebyar Seni dan Pentas Karya Anak

7. TAMAN BACAAN MASYARAKAT SMART


Taman Bacaan Masyarakat Smart berdiri pada tanggal 18 Juli 2010. Di TBM SMART
anak anak tidak hanya datang untuk membaca, mereka belajar bersama untuk
menyelesaikan tugas sekolah. TBM SMART mempuyai program KELAS KREATIF.
Anak-anak diajari berbagai keterampilan yang dapat meningkatkan kreatifitas mereka.
8. TAMAN BACAAN MASYARAKAT WACAN
Taman Bacaan Masyarakat WACAN berdiri pada tanggal 10 November 2010. Di TBM
WACAN anak-anak tidak hanya datang untuk membaca, mereka belajar bersama untuk
menyelesaikan tugas sekolah. TBM WACAN juga mempuyai program KELAS KREATIF
setiap hari Jumat jam 16.00 WIB. Anak-anak kami belajar bersama musik angklung,
berbagai keterampilan dari barang bekas, dan belajar menjadi wartawan cilik.
Sampai saat ini memiliki sekitar 170 judul buku dan majalah. Buku-buku tersebut di
peroleh dari koleksi pribadi dan bebagai donatur antara lain KICK ANDY METROTV,
TBM SMART Sengkaling, dan beberapa donatur perorangan dari Kabupaten Malang
dan luar kota seperti Bandung, Cirebon, dan Jakarta.
9. TAMAN BACA MASYARAKAT PERPUSTAKAAN ANAK BANGSA
Perpustakaan anak Bangsa berdiri tahun 1998 sampai saat ini sudah berjalan 13 tahun.
Lokasi di Jl.Brawijaya Desa Sukopuro Kecamatan Jabung Kabupaten Malang.
Perpustakaan anak Bangsa meberikan pelayanan peminjaman dan penyediaan bukubuku dan bahan bacaan lainnya kepada masyarakat secara gratis dan memberikan
pelayanan 24 jam, 7 hari seminggu dan dikelola swadaya secara perorangan oleh Sdr.

Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV

Eko .
Jumlah anggota mencapai 11.000 orang mulai dari usia balita, TK, SD, SMP, SMA,
remaja, masyarakat umum, mahasiswa serta masyarakat umum yang dikunjungi sekitar
150-300 orang/hari yang berasal dari 35 desa dari 8 kecamatan sewilayah Kabupaten
Malang. Koleksi buku mencapai 35.000 eksemplar dengan kegiatan-kegiatan antara
lain diskusi mingguan, temu penulis, bursa, madding serta lomba-lomba.
Selain taman baca dan rumah pintar, fasilitas kreatif dan rekreatif lainnya adalah Rest
Area atau tempat peristirahatan. Adapun rincian rest area tersebut adalah sebagai berikut:
a. Rest Area Karangploso.
Rest Area ini terletak di Desa Donowarih, Kecamatan Karangploso di lahan tanah kas
desa seluas 2340 meter persegi. Rest area ini mempunyai pemandangan indah
dengan berlatar belakang panorama Gunung Panderman dengan udara yang segar
dan sejuk. Pembangunan rest area ini masih belum tuntas, selain fasilitas yang telah
ada yaitu musholla, Fasilitas pendukung yang akan dibangun diantaranya 16 toilet
tambahan, kamar mandi dan tempat bermain anak. Rest area ini selain menyasar
wisatawan dari dan ke batu, juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana wisata dan
rekreasi masyarakat Kecamatan Karangploso dan sekitarnya.
b. Rest Area Ngantang
Fasilitas yang ada di rest area ini diantaranya adalah gazebo tempat istirahat, kios
tempat pamer produk unggulan, toilet, kamar mandi. Rest area ini memiliki
pemandangan waduk selorejo karena posisinya yang tinggi dan berada di perbukitan
yang berhawa sejuk
c. Rest Area Poncokusumo
Keberadaan tempat istirahat ini diharapkan dimanfaatkan para wisatawan. Di sisi lain
juga membantu Poncokusumo sebagai kawasan agropolitan. Lokasi rest area ini
sangat strategis, sebab berada di Gubuk Klakah yang merupakan salah satu rute
terpendek untuk mencapai objek wisata Gunung Bromo. Untuk mencapai Bromo
kurang lebih 10 km. Selain itu, jika ke Bromo lewat Gubuk Klakah, lokasi alamnya
bagus meski jalannya cukup terjal. Pembangunan di area ini dilakukan bertahap. Luas
lahannya sekitar 7.000 m2. Nantinya, lahan itu juga akan dikembangkan sebagai
kebun apel, sehingga wisatawan selain beristirahat bisa berwisata di kebun apel.
(Adapun lampiran foto terlampir)

Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV

c. Berapa

jumlah

dilaksanakan

kegiatan/pertunjukan

pemerintah

dan

swasta,

kreatifitas/lomba/pameran
pada

tahun

berjalan

anak
dan

yang

setahun

sebelumnya?
Jawab:
Kegiatan kreatifitas dan seni budaya umumnya diadakan di setiap Peringatan Hari Besar
Nasional, Peringatan Hari Anak Nasional dan Hari anak sedunia serta Peringatan hari jadi
Kabupaten Malang. Pada event Peringatan Hari Jadi Kabupaten Malang setiap
Kecamatan diwajibkan menampilkan Kelompok Kegiatan Seni Budaya dan potensi lokal
yang ada, Peringatan hari-hari besar( Hari Anak Nasional, Hari Pendidikan Nasional, HUT
Kemerdekaan RI ), Acara Ritual Desa, kadang-kadang juga ada tanggapan untuk tampil
pada masyarakat yang mempunyai hajatan. Pada peringatan hari jadi dan hari anak
nasional diadakan pawai yang melibatkan keikutsertaan anak. Kegiatan kreatifitas anak
yang diselenggarakan secara rutin berkaitan dengan kegiatan ekstrakulikuler diantaranya
Pramuka, PMR, dan UKS.
Gerakan Pramuka, sebagaimana diamanatkan oleh Kepres nomor 238 tahun 1961,
memiliki tugas untuk mendidik anak-anak dan pemuda Indonesia sehingga menjadi kader
pembangunan yang berkepribadian dan berwatak luhur, cerdas, cakap, tangkas, terampil
dan rajin yang sehat jasmani dan rohani, berpancasila, dan setia serta patuh kepada
NKRI. Gerakan Pramuka sebagai organisasi pendidikan nonformal yang turut berperan
dalam pendidikan kaum muda Indonesia tidak terlepas dari masalah-masalah ini.
Tantangan utama yang dihadapi adalah bagaimana menempatkan pramuka sebagai
bagian penting dalam lingkungan strategis pendidikan Indonesia. Kegiatan Pramuka yang
diikuti oleh pelajar di Kabupaten malang diantaranya:
1. Jambore Daerah Jawa Timur
Merupakan pertemuan akbar pramuka merupakan salah satu metode pendidikan
efektif dalam mencapai tujuan dan sasaran. Memberikan pelatihan dalam bidang
mental, spiritual, berpikir, bertindak, budi pekerti melalui peningkatan persaudaraan,
unjuk gelar, unjuk prestasi dan kreasi pramuka serta penguatan pengalaman
2. Apel hari besar Pramuka ke 53 dalam rangka memperingati Hari Besar Nasional
Dilakukan bersamaan dengan upacara pembukaan jamboree daerah Jawa Timur
2014
3. Temu bakti genre PIK-R, PIK-M, dan Saka Kencana
Kegiatan temu bakti genre merupakan salah satu wujud kegiatan insane genre di
lingkungan masyarakat. Kegiatan yang dilaksanakan di Lapangan rampal, Kota
Malang ini dikemas dalam bentuk seminar, wawasan kebangsaan, soft skill, bakti
masyarakat dan outdoor activity. Kegiatan ini juga diisi dengan kegiatan lomba pentas

Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV

seni untuk memeriahkan suasana malam dan diikuti oleh perwakilan PIK dan saka
kencana provinsi jawa timur
4. Giat Prestasi penggalang Kwarcab Malang
5. Mengikuti kegiatan jamboree diantaranya: Jambore Nasional di Buper teluk gelem
Kab Ogan Komering Ilir, Jambore dunia di Swedia, Jambore budaya serumpun di Goa
Sulawesi Selatan, Jambore daerah
6. Kegiatan persami dan kemah jauh yang diadakan secara rutin
7. Kegiatan bhakti masyarakat dengan menyumbangkan beras kepada masyarakat
miskin yang ada di sekitar kecamatan kepanjen, memberikan sumbangan kepada
masyarakat yang terkena bencana
Selain itu dalam rangka peningkatan kualitas Pramuka sebagai salah satu pendidikan non
formal, telah dilaksanakan pelatihan-pelatihan terhadap pendidik pramuka diantaranya:
1. Lokakarya partisipasi dan peran pramuka peduli penanggulangan bencana melalui
pengurangan resiko berbasis komunitas
2. On Training dialogue under messanger of peace (MOP)
3. Pelatihan pendidikan karakter pendidikan kepramukaan untuk pembina putra dan putri
4. BINTEK peningkatan professional pembina pramuka se-jawa timur
5. Kursus Mahir Dasar (KMD), Kursus mahir lanjutan (KML)
Selain itu juga dilaksanakan kegiatan-kegiatan kreatifitas anak yang bekerja sama
dengan dunia usaha diantaranya bekerjasama dengan Taman Rekreasi Sengkaling dan
Alfamart menyelenggarakan lomba kreatifitas anak dengan mengadakan lomba kreatifitas
diantaranya menyanyi solo dan berkelompok, menari, fashion show, dan melukis.

Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV

d. Apakah tersedia ruang bermain ramah anak?


Jawab:
Ruang bermain ramah anak adalah sebuah tempat dengan daya tarik untuk anak yang
dilengkapi dengan alat-alat permainan dan memiliki pilihan berbagai alat permainan yang
mendukung aktivitas anak. Ruang bermain ramah anak diciptakan untuk menciptakan
kegembiraan bagi anak-anak bermain dan mempelajari banyak hal lain karena untuk
anak terutama yang berusia dini .

Ruang bermain ramah anak haruslah aman dan

mengakomodir kepentingan anak. Ruang bermain dapat dikatakan ramah anak apabila
ada ruang bagi mereka untuk melatih motorik kasar mereka yaitu ada tempat yang cukup
untuk melatih otot kaki mereka dengan berjalan-jalan atau berlari, aman dari benda-benda
atau sudut berbahaya yang dapat melukai anak dan memiliki lantai yang tidak licin dan
membahayakan anak serta memiliki fasilitas pendukung seperti alat permainan edukatif,
pengukur tinggi dan berat badan anak, sirkulasi udara yang sehat, cukup sinar matahari.
Ruang bermain ramah anak ada di Puskesmas, Rumah Sakit, dan fasilitas kesehatan
masyarakat lainnya. Banyak sekolah di Kabupaten Malang yang telah memiliki tempattempat bermain yang dapat diakses secara gratis dan terbuka bagi anak-anak
diantaranya Stadion Kanjuruhan, Rumah Pintar, Taman lalu-lintas, Taman Puspa, taman
keanekaragaman hayati, serta ruang terbuka hijau untuk publik yang tersebar di wilayah
Kabupaten Malang termasuk lapangan terbuka yang digunakan sebagai sarana olahraga.
Ruang bermain ramah anak juga tersedia di tempat-tempat wisata diantaranya Pusat
Study Kendedes, Taman wisata dan pemandian wendit, taman wisata sengkaling, PWEC, pemandian cangar dan lembah dieng. Selain itu telah tersedia rumah aman untuk
anak yang dikelola oleh KP3A dan P2TP2A yang terletak di Jalan Nusabarong 13 yang
mempunyai Area Bermain anak, perpustakaan mini, dan shelter sebagai tempat
perlindungan sementara bagi anak korban kekerasan.
Ruang bermain ramah anak, selain untuk memenuhi hak bermain anak juga memiliki
manfaat lain diantaranya:
1. Dengan bermain bersama di tempat umum, anak belajar bersosialisasi dengan teman
sebayanya dan orang lain selain orangtua. Anak juga belajar berbagi karena ruang
bermain yang ada di tempat umum pasti didatangi banyak anak dan harus bergantian
untuk menggunakan fasilitas permainannya.
2. Ruang bermain ramah anak juga merupakan sarana perkembangan otak kanan. Otak
kanan anak usia dini lebih dominan dari otak kiri. Hal ini membuat anak usia dini
sangat imajinatif dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Terkait dengan hal ini,
bermain merupakan stimulasi terlengkap pada usia ini. Apalagi sebagian tempat
bermain melengkapi sarananya dengan beberapa permainan seperti bermain masak-

Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV

masakan, mewarnai, dan lainnya. Semua permainan tersebut dapat mengembangkan


otak kanan anak.
3. Saat anak berada di area bermain, maka ia akan bertemu dengan teman sebaya,
sehingga terjadilah interaksi dan komunikasi. Kondisi ini dapat merangsang
kemampuan bicara anak. Mungkin ia akan memperbincangkan mainan baru,
membicarakan siapa yang melempar bola, dan sebagainya. Kosakata anak akan
semakin banyak, kemampuan bahasanya pun semakin terasah.
4. Saat anak bermain dan ada banyak teman terlibat, maka keterampilan sosial dan
emosi mereka akan ikut terasah. Saat mengikuti sebuah permainan, anak akan
dirangsang untuk bernegosiasi dengan teman, memimpin, mengalah, menunggu
giliran, dan berbagai keterampilan yang bermanfaat untuk perkembangan kecerdasan
emosi mereka.

Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV

e. Apakah ada fasilitas atau event kegiatan yang disediakan bagi anak bersama
keluarganya? Bila ada sebutkan.
Jawab:
Event kegiatan yang disediakan bagi anak bersama dengan keluarganya diadakan setiap
rangkaian Peringatan Hari Jadi Kabupaten Malang yang terdiri dari Lomba-lomba yang
melibatkan anak-anak diantaranya Lomba layang-layang, Berbagai cabang olahraga,
PBB, serta berbagai macam lomba lain dan Karnaval Gumebyar Bhumi Kanjuruhan yang
melibatkan kreativitas anak-anak. Selain itu, event kegiatan yang ramah anak juga
dilaksanakan setiap Peringatan Hari Besar Nasional diantaranya HUT RI, Hari Pramuka,
Hari Kartini, Hari Anak Sedunia dan Hari Anak Nasional. Upacara ritual Budaya di
Kabupaten Malang seperti Upacara Satu Suro di Gunung Kawi, Upacara Jalanidhi Puja di
Pantai Balekambang, Upaca Petik Laut di Pantai Sendang Biru, Upacara bersih desa,
Ritual Petik Pari, Grebeg tirto aji yang dilakukan masyarakat suku Tengger di taman
wisata mendit. Upacara ini terdiri dari kirab hasil bumi, upacara pengambilan air di
Sendang Widodaren yang dilakukan Bupati Malang H Rendra Kresna, hingga pertunjukan
tayub serta campursari. juga seringkali melibatkan anak-anak dalam pelaksanaannya
sekaligus menjadi sarana rekreatif anak bersama keluarganya. Event olahraga seperti
Porseni juga bisa menjadi event kegiatan bagi anak dan keluarganya.
Kegiatan anak bersama keluarga adalah salah satu elemen penting dalam pola
pengasuhan anak. Menghabiskan waktu bersama anak selain menjaga kedekatan dan
hubungan antara orangtua dan anak juga menjadi quality time atau ajang bertukar pikiran
dengan anak. Menghabiskan waktu bersama anak tidaklah harus dengan kegiatan yang
mengeluarkan banyak uang. Mengajak anak pergi bersama ke sarana kreatif dan rekreatif
yang dapat dimanfaatkan secara gratis atau menyaksikan event dan kegiatan yang
dilaksanakan berkaitan dengan anak juga dapat menjadi usaha yang baik dalam
mendekatkan diri dengan anak. Melakukan kegiatan yang dilakukan secara bersamasama bisa menimbulkan sense of belonging pada anak. Mereka akan merasa bahwa
mereka adalah bagian dari keluarga, dan peran mereka sangat penting dalam rumah
tangga.

f. Siapa saja mitra instansi penanggung jawab dalam pengembangan fasilitas dan
pembentukan kelompok kreatif dan rekreatif anak?
Jawab:
Mitra Instansi yang terlibat dalam pengembangan fasilitas dan pembentukan kelompok
rekreatif anak diantaranya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Pendidikan, Badan
Perpustakaan, Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika, KP3A

Laporan Pelaksanaan Kabupaten Malang Menuju Layak Anak Tahun 2015, Kluster IV

Anda mungkin juga menyukai