Disusun oleh:
Farras Ramadhnoor 26 PIO
94115024
1. Budaya Organisasi
Budaya organisasi itu didasarkan pada suatu konsep bangunan pada tiga tingkatan, yaitu:
Tingkatan Asumsi Dasar (Basic Assumption), kemudian Tingkatan Nilai (Value), dan Tingkatan
Artifact yaitu sesuatu yang ditinggalkan. Tingkatan asumsi dasar itu merupakan hubungan
manusia dengan apa yang ada di lingkungannya, alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia,
hubungan itu sendiri, dan hal ini, asumsi dasar bisa diartikan suatu philosophy, keyakinan, yaitu
suatu yang tidak bisa dilihat oleh mata tapi ditanggung bahwa itu ada. Tingkatan yang
berikutnya.. Value, Value itu dalam hubungannya dengan perbuatan atau tingkah laku, untuk itu,
value itu bisa diukur (ditest) dengan adanya perubahan-perubahan atau dengan melalui
konsensus sosial. Sedangkan artifact adalah sesuatu yang bisa dilihat tetapi sulit untuk ditirukan,
bisa dalam bentuk tehnologi, seni, atau sesuatu yang bisa didengar (Schein, 1991: 14)Budaya
organisasi itu merupakan bentuk keyakinan, nilai, cara yang bisa dipelajari untuk mengatasi dan
hidup dalam organisasi, budaya organisasi itu cenderung untuk diwujudkan oleh anggota
organisasi (Brown, 1998: 34).
Dari beberapa teori diatasa disini saya menyimpulkan bahwa budaya organisasi itu adalah
sebuah keyakinan dan kebiasaan atau adat istiadat yang didasari nilai, asumsi dan artifak yang
menggambarkan ciri khas anggotanya dalam menjalani kehidupan di organisasi tersebut.
Clan
Adhocracy
18.33
16.00
17.00
16.50
Internal
External
15.50
16.00
16.17
16.33
Hierarchy
Market
Stable
Total
Averag
e
Saat Ini
Harapan
110
18.3333
3
Clan
96
16
Adhocrac
y
Total
102
99
Averag
e
17
16.5
Total
Averag
e
97
Market
98
16.1666
7
16.33333
3
Hierarch
y
Total
96
93
Averag
e
16
15.5
405
386
kekeluargaannya.
Pemimpin tidak perlu menjadi sebagai fasilitator tapi hanya sebagai mentor
karyawannya.
Sedikit mengurangi gaya manajemen yang ditandai oleh consensus.
b. Adhocracy
Budaya Adhocracy mengalami penurunan atau decrease.
Interfensi yang diperlukan :
- Tidak usah terlalu mengambil resiko dalam membuat inovasi baru.
- Pemimpin juga tidak perlu mengambil resiko namun harus inovatif.
- Karyawan juga bukan pengambil resiko.
- Tidak terlalu menekankan untuk menjadi pemimpin dibidangnya.
c. Market
Budaya Market mangalami peningkatan atau increase.
Interfensi yang diperlukan :
- Berorientasi pada hasil yang baik.
- Orang-orang di dalamnya memiliki daya saing yang tinggi.
- Karyawannya memiliki jiwa untuk berprestasi.
- Memiliki jiwa agresifitas dan kemenangan.
- Mendominasikan pada pencapaian target yang tinggi.
- Kepemimpinan pasar yang kompetitif.
d. Hierarcy