Anda di halaman 1dari 40

MODUL 1

KONSEP DASAR SISTEM PENGENDALIAN


Kegiatan Belajar 1
Pengertian, Tujuan, dan Fungsi Sistem Pengendalian
A. Pengertian Sistem dan Pengendalian
1. Sistem
Sistem adalah kumpulan dari dua atau lebih komponen
yang saling bekerja sama dan berhubungan untuk mencapai
tujuan tertentu (Romney dan Steinbart, 2006). Sistem sangat
diperlukan untuk menjalankan fungsi pengelolaan seluruh lini
kegiatan atau komponen agar setiap aktivitas dan tindakannya
dilakukan dan berjalan sesuai dengan standar, terkoordinasi,
dan sistematis.
2. Pengendalian
Pengendalian digunakan untuk membuat langkah-langkah
agar seluruh komponen di dalam sebuah organisasi dapat
sejalan dengan rencana. Pengendalian penting dilakukan untuk
mengamankan dari kemungkinan kegagalan dalam mencapai
tujuan. Alat yang digunakan sebagai media pengendalian
adalah anggaran. Cara pengendalian :
a. Analisis data tentang aspek operasi
b. Analisis laporan masalah
c. Audit operasional
d. Observasi personil
B. Tujuan dan Fungsi Sistem Pengendalian
1. Tujuan Sistem Pengendalian
Tujuan sistem pengendalian adalah membuat keputusan
apa yang seharusnya dilakukan oleh organisasi. Untuk
mencapai tujuan, diperlukan beberapa elemen, menurut
Anthony dan Govindarajan (2007) :
a. Pelacak (detector)
b. Penaksir (assessor)
c. Pelaksana (effector)

d. Jaringan komunikasi
(communication
network)

2. Fungsi Pengendalian
3.
Sistem pengendalian selain berfungsi sebagai
media pengendalian, juga berfungsi sebagai pembuat strategi
baru masa depan atau disebut pengendalian interaktif. Hal-hal
yang mengakibatkan kegagalan pencapaian tujuan :
a. Kekurangjelasan dalam memberikan arahan. Sehingga
fungsi sistem pengendalian adalah untuk menginformasikan
segalah hal sehingga bisa memaksimalkan kontribusinya.
b. Motivasi untuk mencapai tujuan. Hal ini disebabkan oleh
ketidaksamaan antara tujuan pribadi dan tujuan organisasi,
sehingga sistem pengendalian berfungsi untuk
menyelaraskan tujuan.
c. Keterbatasan individu. Keterbatasan mencakup hal
kepandaian, pengalaman, pengetahuan, fisik, dll. Sistem
pengendalian akan mengetahui keterbatasan tersebut dan
dibuatkan solusi alternatif untuk memecahkan
permasalahan.
3. Sudut Pandang Faktor yang Dikendalikan
4.
Menurut Anthony dan Govindarajan (2007),
dilihat dari sudut pandang faktor yang dikendalikannya:
a. Pengendalian faktor internal
b. Pengendalian faktor eksternal
5.
6. Kegiatan Belajar 2
7. Jenis Tipe Pengendalian
A. Pengendalian Tindakan
8.
Pengendalian tindakan dititikberatkan pada
pengendalian atas suatu yang dilakukan dengan pencapaian
tujuan organisasi. Beberapa tipe pengendalian tindakan :
Pembatasan tindakan. : pengendalian bersifat pencegahan
pada seseorang untuk tidak melakukan hal-hal yang dapat
merugiakan organisasi. Ex, pembatasan hak dalam

mengambil keputusan.
Pengecekan sebelum bekerja : pengecekan terhadap
keberlangsungnya dari rencana kegiatan yang akan

dilaksanakan. Ex, mempelajari terlebih dulu setiap tindakan

secara matang.
Akuntabilitas tindakan : berkaitan dengan kemampuan
individu/organisasi untuk melaporkan kegiatan secara

terbuka dan transparan.


Redudansi : melibatkan penugasan komponen organisasi

cadangan untuk melakukan pekerjaan.


9.
B. Pengendalian Hasil
10.
Pengendalian berorientasi pada hasil yang
bertujuan memberikan motivasi dan gambaran pada pelaksana
untuk mengetahui apa dampak yang dapat dirasakan apabila
tujuan berhasil atau gagal. Dasar pengendalian hasil, berdasarkan
pada rencana awal yang direncanakan, dan perbandingan antara
personil satu dengan lainnya. Pengendalian hasil =
Pengendalian terdesentralisasi. Elemen pengendalian hasil :
Pendefinisian dimensi kerja.
Mengukur kinerja
Membuat target kinerja
Membuat skema hadiah dan hukuman
11.
12.

Pengendalian hasil dapat berhasil apabila :


M e n g e ta h u i

13.

ta rg e t
tu ju a n

14.
15.
16.
17.

Ke m a m p u a

Ke m a m p

n m e n g u ku r

uan

tu ju a n

m e m o tiv
asi

C. Pengendalian Personil & Lingkungan


1. Pengendalian Personil
18.
Tipe pengendalian personil dikenal dengan
istilah Self monitoring (penilaian pribadi). Prinsip penilaian
pribadi memberikan kesan bahwa organisasi memperikan
kepercayaan dan tanggung jawab kepada personil. Beberapa

hal yang perlu dilakukan agar personil ini dapat berjalan dengan
baik :
a. Seleksi dan penempatan kerja yang baik, menemukan orang
yang tepat untuk ditempatkan pada posisi yang tepat.
b. Pelatihan kerja, membuat pekerja memiliki ketrampilan dan
memberikan nilai tambah.
c. Pemenuhan kebutuhan personil, memberikan keperluankeperluan yang dapat digunakan untuk membantu personil
dalam menjalankan aktivitas.
2. Pengendalian Lingkungan
19.
Bertujuan untuk mendorong terciptanya
lingkungan dan budaya kerja yang baik, seperti kedisiplinan,
kesopanan, sistem kerja, dll.
20.
Pengendalian lingkungan efektif = Komunikasi baik + Budaya
21.
22.
23.
24.

Kegiatan Belajar 3
Mendesain dan Mengevaluasi Sistem Pengendalian
Proses mendesain dan memperbaharui sebuah

sistem pengendalian berkaitan dengan hal utama yaitu


sistem pengendalian apa yang diharapkan dan sistem
pengendalia seperti apa yang disukai. Fungsinya adalah
digunakan untuk menganalisis dan mengobservasi
kemungkinan mengimplementasikan sistem pengendalian
disebuah organisasi. Dibutuhkan pemahaman atas beberapa
konsep dasar dari sistem pengendalian untuk dapat
merancangnya, menurut Merchant dan Stede (2011) :
1. Komponen operasi yang terpasang secara terus-menerus
2. Pengendalian manajemen dipengaruhi oleh manusia
3. Memberikan keyakinan yang memadai
25.
A. Memilih Tipe Pengendalian
26.
Pemilihan tipe pengendalian harus dilakukan secara tepat
agar hasil pengendalian pun dapat berjalan seperti yang
diharapkan. Dari ketiga tipe pengendalian, manajemen sebaiknya

dimuali terlebih dahulu karena pengendalian ini bersifat sentral


dan cenderung tidak mengeluarkan biaya yang besar. Apabila
organisasi sudah memiliki personil dan budaya kerja yang dapat
diandalkan, maka akan memudahkan dalam proses
pengendaliannya.
27.
B. Memilih Tingkat Keketatan Pengendalian
28.
Tiga hal yang menjdi pertimbangan untuk menentukan
apakah pengendalian harus ketat atau tidak:
Keterkaitan antara tingkat keketatan pengendalian dengan

efektivitas pencapaian tujuan


Biaya yang harus dikeluarkan untuk keketatan tingkat

pengendalian
Apakah ada efek samping bila mengaplikasikan
pengendalian dengan tigkat keketata tertentu.

29. Pengendalian yang baik adalah pengendalian yang secara


terus menerus dilakukan dan konsisten, apabila tidak maka akan
terjadi ketidakteraturan organisasi dalam upaya pencapaian
tujuan.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.

41.
42.
43.
44.

aMnjerbwhPuc
45. MODUL 2

46. KONSEP DASAR MANAJEMEN

47.

48. Kegiatan Belajar 1

49. Fungsi dan Peran Manajemen

A. Pengantar Manajemen dan Fungsi Dalam Pelaksanaannya


50.
Kegiatan manaemen berfokus pada
kemampun dalam mengalokasikan seluruh sumber daya yang
dimiliki untuk mencapai tujuan organisasi dengan efektif, efisien,
dan ekonomis.Proses manajemen memiliki peran yang sangat
penting dalam pencapapian tujuan organisasi, salah satunya
adalah membuat organisasi dapat berjalan teratur. Manajemen

berjalan dengan pelaksanaan fungsi tertentu yaitu :


1) Planning (perencanaan)
2) Organizing (pengorganisasian)
3) Actuating (penggerakan)
4) Controlling (pengendalian)
51.
B. Peran Manajemen Dalam Pencapaian Tujuan Organisasi
52.
Menurut Mintzberg (1994), peran manajerial
dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu sebagai berikut:
1) Peran interpersonal. Manajer harus mempunyai kemampuan
berkomunikasi secara interpersonal yang baik.
2) Peran informasional. Manajer harus memiliki informasi yang
memadai seluruh kegiatan yang ada dalam jangkauan

kewenangannya.
3) Peran pengambilan keputusan. Manajer dituntut untuk dapat
membuat keputusan yang tepat.
53.

Dalam manajemen terdapat beberapa tingkatan

manajemen sehingga mampu digunakan untuk memperjelas


pembagian tugas antara masing-masing komponan organisasi
54.

Strategis dan pengembangan


organisasi

55. Taktis

Pelaksana

56.

Hal-hal yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin :


1) Mampu membuat keputusan dalam kondisi yang sulit
2) Dapat bekerja sama dengan seluruh anggota tim
3) Memiliki kemampuan untuk berpikir secara analitis dan
konseptual
4) Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pencapaian
tujuan
5) Mampu menyususn prioritas kerja
6) Berfungsi sebagai mediator
7) Memiliki kemampuan dalam berdiplomasi.

57. Kegiatan Belajar 2


58. Aktivitas Manajemen
A. Perencanaan
59.

Perencanaan merupakan upaya pemilihan

arah tindakan yang akan dilakukan organisasi untuk masa yang


akan datang. Perencanaan diharapkan mampu menjebatani antara
keadaan saat ini dengan keadaaan yang diinginkan di masa
depan. Sifat dasar perencanaan dapat dilihat dari empat
prinsipnya (Koontz, et al, 1990) :
1) Kontribusi kepada tujuan dan sasaran
2) Aspek primer dan pengendalian
3) Aspek daya serap perencanaan
4) Efisiensi rencana
60.

Beberapa hambatan manajemen dalam proses

perencanaan :
1) Keterbatasan sumber daya
2) Kekakuan dalam penyusunan rencana
3) Perencanaan terlalu terpaku kepada prosedur dan kebiasaan
tertentu
4) Kesalahan dalam penggunaan asumsi
61.
B. Pengorganisasian
62.
Pengorganisasian berhubungan dengan
pembagian peran dan tugas masing-masing anggota organisasi
dalam upaya pencapaian tujuan. Untuk memaksimalkan peran
organisasi, maka proses pengorganisasian harus mencakup,

sejumlah tujuan yang dapat diverifikasi, konsep yang jelas, bidang


otoritas yang dimengerti. Output dari pengorganisasian adalah
tergambar dalam struktur organisasi. Proses pengorganisasian
didasarkan pada situasi yang aktual dan subjektif dalam
pelaksanaannya.
63.
C. Penggerakan
64.

Fungsi penggerakan adalah proses

mempengaruhi bawahan untuk bekerja sesuai dengan tugasnya


masing-masing secara maksimal dalam upaya pelaksanaan yang
direncanakan. Faktor yang dijadikan dasar penilaian apakah
proses penggerakan telah berjalan baik atau tidak didasarkan
pada tingkat produktivitas kerja. Manajemen harus membuat
karyawan merasa nyaman sehingga mampu meningkatkan
prduktivitas kerja. Beberapa faktor yang membuat kenyamanan
dala bekerja :
1) Kesempatan pengembangan diri
2) Tingkat pendapatan secara ekonomi
3) Jenjang karir yang baik
4) Lingkungan kerja yang nyaman
5) Jaminan keamanan dan keselamatan
65.

Proses penggerakan atau mempengaruhi anggota

berdasarkan kekuasaan tertentu. Menurut French dan Raven


(1959) kekuasaan dapat bersumber dari, kekuasaan pemberian,
kekuasaan paksaan, kekuasaan sah, kekuasaan pengendali
informasi, kekuasaan panutan, kekuasaan ahli.
66.
D. Pengendalian
67.

Pengendalian adalah upaya pengukuran dan

koreksi terhadap pekerjaan yang dilaksanakan untuk menjamin


apa yang dikerjakan sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
Kegiatan pengendalian biasanya berkaitan dengan pengukuran
prestasi dan pencapaian tujuan.
68.
69.
70.

71.
72.
73. Kegiatan Belajar 3
74. Lingkungan dan Budaya Manajemen
A. Lingkungan Eksternal
1. Pengaruh Lingkungan Eksternal Terhadap Proses
Manajemen
75.
Pengaruh lingkungan eksternal dapat secara
langsung mengubah proses manajemen dilingkungan
organisasi. Lingkungan eksternal dipengaruhi oleh pihak-pihak
tertentu sehingga menjadi norma dan kebiasaan. Pihak-pihak
eksternal dalam organisasi bisnis antar lain, Pemerintah,
konsumen, pemasok, pesaing, kelompok organisasi,
masyarakat umum.
2. Kegiatan CSR Sebagai Upaya Komunikasi Eksternal.
76.
Konsep CSR berkembang di organisasi bisnis,
namun dalam perkembangannya sekarang berbagai organisasi
non bisnis juga telah mengimplementasikannya. Tujuan
dikembangkannya CSR yaitu agar suatu organisasi tidak hanya
mengeksploitasi manfaat yang didapatkan secara langsung,
namun juga harus memberikan manfaat kepada lingkungan.
CSR juga merupakan strategi pemasaran untuk menarik
konsumen.
77.
B. Lingkungan Internal
78.
Lingkungan internal menyangkuat segala hal
dalam lingkungan organisasi yang dipengaruhi oleh menejemen,
pegawai dan budaya organisasi. Lingkungan organisasi erat
kaitannya dengan aturan dan nilai yang dimiliki oleh organisasi.
Lingkungan dan budaya organisasi dapat mempengaruhi dalam
kesuksesan pencapaian tujuan dengan memperhatikan beberapa
faktor yaitu :
1) Kemampuan menyesuaikan lingkungan
2) Konsistensi lingkungan organisasi
3) Visi yang jelas dari organisasi

4) Keterlibatan lingkungan organisasi


79.
C. Strategi Organisasional
80.
Sebuah organisasi memerlukan strategi yang
baik agar organisasi memiliki keunggulan kompetitif dalam
menjalankan kegiatannya. Pemahaman komponen organisasional
diperluakna agar mengetahui langkah-langkah yang sebenernya.
Strategi disusun menggunakan asumsi yang diperkirakan akan
terjadi. Proses penyusunan strategi dibagi menjadi tiga tahap
yaitu
1)
2)
3)

:
Menganalisis kebutuhan organisasi
Menganalisis keadaan yang terjadi
Memilih strategi alternatif yang paling tepat
81.

Organisasi juga perlu melakukan inovasi, proses

inovasi adlah sebuah proses mengembangakan pengetahuan,


keterampilan, dan pengalaman untuk menciptakan sesuatu yang
berbeda. Proses inovasi dapat dibagi menjadi dua (Scot &Bruece,
1994) yaitu :
1) Inovasi radikal, inovasi ini berskala besar dan menyeluruh.
2) Inovasi inkremental, inovasi berskala kecil dan bersifat per
lini kerja.
82.

Proses inovasi perlu dikelola denga baik agar

kreativitas terpelihara, salah satu caranya adalah membuat


lingkungan kerja yang kreatif. Lingkungan kerja yang kreatif
memiliki beberapa komponen, lingkungan kerja progresif, nyaman,
sistem pengawasan dan pengendalian yang baik, fleksibilitas
kerja, adanya solusi pada setiap masalah.
83.
84.
85.
86.

87.
88.
89.
90.
91.
92.

93. MODUL 3
PROSES PENGENDALIAN STRATEGIS DAN PENYIAPAN
ANGGARAN
94.
95. Kegiatan belajar 1
96. Karakteristik pengendalian manajemen yang baik
dan menghindari masalah sebagian dari upaya
manajemen.
A. Pengendalian Manajemen Yang Baik
97.
Untuk membuat sebuah organisasi dapat mencapai
tujuannya, salah satu faktor yang paling menentukan adalah
dimilikinya sistem pengendalian manajemen yang baik.
98.
Pengendalian yang baik memperhatikan beberapa aspek :
1. Pengendalian bersifat jangka panjang.
2. Pengendalian dapat membatu organisasi dalam mencapai
tujuan.
3. Pengendalian memperhatiakan berbagai aspek ekonomis dan
non ekonomis
99.

Suatu pengendalian seharusnya sudah dapat

mengetahui berbagai potensi masalah yang mungkin dapat


dihadapi kedepannya. Termasuk masalah yang aktual yang
berkaitan dengan keadaan dan kondisi tertentu yang mungkin
terjadi dimasa masa sebelumnya.
100. Tentu sja untuk mengimplementasikan sebuah
sistem pengendalian di butuhkan pengerbonan dan biaya yang
harus dikeluarkan. Apabila biaya/pengorbanan yang dikeluarkan
tidak dapat menghasilkan sistem pengendalian yang baik, hal itu
diistilah sebagai kerugian dalam pengendalian (control loss)
pengendalian dapaat dapat dikatakan optimal apabila kerugian
dalam pengendalian dapat lebih rendah daripada biaya untuk
mengimplementasikan pengendalian yang lain.

101. Sistem pengendalian manajemen pada dasarnya


bergantung pada penilaian setiap personelyang terlibat.
Pengalaman dan dasar penegetahuan seseorang dapat membuat
sistem pengendalian yang dihasilkan akan semakin baik dan
efektif.
B. Upaya Pengendalian Dengan Cara Menghindari Masalah
102. Menghindari masalah merupakan cara yang efektif
sebagai pengendalian menghindari masalah dapat diartikan
sebagai upaya mengeliminasi kemungkinan terjadinya masalah
yang harus dikendalikan. Berikut ini tergolong sebagai bentuk dari
pengedalian/eliminasi menurut (marchant dan stade):
1. Mengeliminasi aktifitas
2. Otomatisasi
3. Sentraliasai
4. Membagi/menyebar risiko
103. Kegiatan belajar 2
104. Perencanaan strategi
A. Peran Dan Fungsi Perencanaan Srategis
105. Perencanaan strategis dapat diartikan sebagai
proses memutuskan program program yang akan diambil
organisasi dan perkiraan jumlah sumber daya yang aloksinya
untuk masing masing program selama beberapa tahun kedepan .
beberapa perencanaan strategis adalah
1. Kerangaka kerja untuk mengembangkan anggaran tahunan.
2. Alat pengembangan manjemen
3. Mekanisme untuk berpikir jangka panjang
4. Menyamakan presepsi strategi jangka panjang
106.
B. Proses Perencanaan Strategis
107. Rencana strategis umumnya memiliki periode waktu
selama tiga sampai lima tahun. Periode waktu tiga sampai lima
tahun. Perencanaan strategis juga berhubungan dengan proses
menentukan menentukan cara melaksanakan startegi , sementara
formulasi strategi adalah proses untuk menentukan atau

menemukan strategi strategi secara umum dapat digambarkan


bahwa dalam proses formulasi strategi. Proses prencanaan
strategi melibatkan seluruh lini organisasi dengan tujuan agar
proses kumunikasi rencana strategi dapat berjalan dengan baik
dan dapat dijalankan secara bersama.
108. Tahapan prencanaan strategi menurut (anthony dan
govindarajan, 2007)terdiri atas:
1.
2.
3.
4.

Merancang visi, misi, dan sasaran organisasi.


Memahami kondisi organiasasi pada saat ini.
Menentukan prioritas kerja.
Menyusun rencana strategis pencapaian tujuan berdasarkan

prioritas kerja.
5. Memonitor dan melakukan pembaharuan jika diperlukan.
109.
110. Kegiatan belajar 3
111. Karakteristik Anggaran
A. Karakteristik Anggaran
112. Organisasi yang baik tentu saja harus terlebih
dahulu membuat perencanaan dan proyeksi kegiatan kedepannya,
sehingga arahan tujuan yang akan dicapai dapat lebih awal
terdefinisikan sehingga memudahkan pihak pihak terkait untuk
bekerja sama mencapai tujuan tersebut. Salah satu bentuk
perencanaan yang sangat penting untuk dibuat adalah
perencanaan keuangan. Anggaran disusun untuk memberikan
jaminan bahwa yang sudah dibuat dapat dilaksanakan dengan
bersaran biaya yang sudah diperhitungkan.
113.
B. Peran Dan Fungsi Anggaran
114. Anggaran berperan sebagai alat untuk membantu
manajemen dalam melaksanakan fungsi manajemen terutama
ditinjau dari sisi keuangan. Selain itu anggaran dapat digunakan
oleh pimpinan untuk mengambil langkah stratejik. Kegunaan lain
dari anggaran:
1. Memperjelas rencana strategi yang sudah dibuat.
2. Sebagai alat koordinasi dan komunikasi antar lini

3. Sebagai bentuk pembagian tanggung jawab untuk


manajemen
4. Sebagai dasar untuk evaluasi kinerja.
115.
C. Proses Penyusunan Anggaran
116. Anggaran dibagi menjadi 2 bagian yaitu anggaran
yang bersifat pendapatan dan anggaran pengeluaran/biaya.
Menurut (Anthony dan govindarajan, 2007) anggaran dibagi
menjadi 5 bagian, yaitu:
1. Anggaran pendapatan.
2. Anggaran biaya produksi.
3. Anggaran biaya pemasaran.
4. Anggaran biaya administrasi.
5. Anggaran biaya penelitian dan pengembangan.
117.

Berikut proses penyusunan anggaran yang biasanya

dilakukan sebagai berikut:


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pengorganisasian.
Pembuatan pedoman
Pengajuan proposal anggaran
Negoisasi
Review dan persetujuan
Revisi anggaran

118.
119.
120.
121.
122.
123.
124.
125.
126.
127.

128.
129.
130.
131.

132. MODUL 4
133. PROSES PENGENDALIAN MANAJEMEN: PENGUKUR
DAN PENILAIAN KINERJA, SERTA MANAJEMEN
KOMPENSASI
134.
135. Kegiatan Belajar 1
136. Pengukuran Dan Penilaian Kinerja
137.
138. Persamaa
n
143. Mempunyai
makna yang
hampir sama,
yaitu suatu
proses
evaluasi dari

139. Perbedaan
141. Pengukuran

142. Penilaian

Kinerja
Bersifat kuantitatif
Dasar-dasar
informasi yang
digunakan terbilang
dalam satuan ukur
144.

pekerjaan

Kinerja
145.
Bersifat
Kualitatif
146.

Informasi yang

digunakan dalam
proses evaluasi sulit
dijabarkan dalam
satuan ukur tertentu

yang
dilakukan
147.
A. Pengukuran Kinerja
148. Pengukuran kinerja sangat penting dilakukan guna
evaluasi dan perencanaan masa depan. Beberapa jenis informasi
yang digunakan dalam pengedalian disiapkan dalam rangka
menjamin bahwa pekerjaan yang dikerjakan telah dilakukan sesuai
dengan yang diinginkan. Pengukuran kinerja merupakan salah
satu bagian dari proses manjemen kinerja. Menurut Spitzer
terdapat 3 aspek formal untuk dapat melakukan suatu proses
pengukuran kinerja secara baik yaitu dengan:
1. Ukur ukuran (variabel yang di ukur )
2. Proses pengukuran.

3. Insfrastruktur teknis (berupa sarana prasarana yang


dilakukan untuk mendukung poses pengukuran)
149. Beberapa pengukuran kinerja dengan hal yang
harus dilakuakan secar efektif, agar para pemangku kepentingan
dapat merasakan menfaat untuk pengukuran yang dilakukan.
Beberapa kriteria yang harus dilakukan untuk penilaian
keefektifan dari sistem pengukuran kinerja, terdiri dari:
1. Kegitan pengukuran dengan hal yang di ukur.
2. Perbaikan berkelanjutan.
3. Pengawasan proses.
150.
B. Balance Scorecard Sebagai Media Pengukuran Kinerja
151. Salah satu pendekatan sistem pengukuran kinerja
yang banyak digunakan adalah balance scorecard yang mencakup
beragam dimensi pengukuran. Seperti faktor keuangan dan non
keuangan, faktor internal dan eksternal, serta prespektif jangka
pendek dan jangka panjang. Dan menggunakan empat
pendekatan pengukuran meliputi :
1. Finansial
2. Pelanggan
3. Proses bisnis dan pihak internal
4. Inovasi dan pembelajaran
152.

Ciri-ciri :

1. Merupakan suatu aspek dari strategi perusahaan


2. Menetapkan ukuan kinerja melalui mekanisme komunikasi
antar tingkatan manajemen
3. Mengevaluasi hasil kinerja secara terus menerus guna
perbaikan pengukuran kinerja pada kesempatan selanjutnya
153.
C. Analisis Selisih (Varians)
154. Digunakan untuk pengukuran kinerja yang dilihat
dari sisi finansial, perbandingan yang digunakan dapat dilakukan

dengan membandingkan antara anggaran dengan realisasi,


parameter pengukuran yang sama dalam periode waktu yang
berdeda, dan juga dapat dilakukan analisis dengan
membandingkan dengan indikator lain.
155.

Klasifikasi analisis vaarians dibagi menjadi tiga bagian

utama :
1. Selisih pemasukan
2. Selisih pengeluaran operasional
3. Selisih pengeluaran non operasional
156.
D. Penilaian Kinerja
157. Proses penilaian dapat memanfaatkan informasi
yang berorientasi pada ukuran finansial dan non finansial.
Orientasi finansial biasanya mengarah pada seberapa besar biaya
yang telah dikeluarkan dan seberapa besar keuntungan yang
didapatkan. Orientasi non finansial melengkapi proses finansial
dengan melihat pengaruh yang lebih luas daripada sekedar
masalah yang berhubungan dengan keuangan. Tahapan
pelaksanaan penilaian kinerja:
1. Mengidentifikasi strategi
2. Mengidentifikasi pengukuran
3. Mengintegrasikan penilaian kedalam sistem manajemen
4. Meninjau ukuran yang ditetapkan dan hasilnya secara
berkelanjutan
158.

Penilaian kinerja menurut Werther dan Davis :

1. Peningkatan kinerja
2. Penyesuaian kompensasi
3. Penempatan kerja
4. Program pelatihan dan pengembangan
5. Perencanaan dan pengembangan karier
6. Prosedur perekrutan personil
7. Gambaran kekurangan dalam mengelola SDM
8. Kesempatan yang sama untuk seluruh personil
9. Melihat keterkaitan faktor eksternal
10. Saling memberikan umpan balik

159. Penilaian kinerja yang berorientasi masa lalu adalah


penilaian dari pekerjaan yang telah dilakukan. Kelebihannya jelas
dan mudah di ukur. Kelemahannya kinerja yang di ukur tidak
dapat di ubah sehingga kadang-kadang justru salah dan tidak
dapat menunjukan potensi yang dimiliki. Penilaian kinerja yang
berorientasi masa depan adalah dengan menilai seberapa besar
potensi pegawai. Kekurangannya keakuratannya. Metode
penilaian kinerja menurut Mond :
1.
2.
3.
4.

Written essays
Critical incidents
Graphic rating scales
Behaviourally Anchored

5. Multiperson comparison
6. Management by
objective

Rating Scales (BARS)


7. Kegiatan Belajar 2
8. Manajemen Kompensasi
9.
Kompensasi dapat diartikan sebagai insentif yang
diberikan kepada personil dalam satu organisasi atas
manfaat yang telah diberikannya kepada organisasi, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Tujuan utama
adalah untuk memberikan motivasi dan penghargaan kepada
personel yang berprestasi. Manajemen tentu saja dituntut
untuk dapat membuat sebuah sistem kompensasi yang baik
dan adil, agar seluru personel dapat termotivasi serta
mendapatkan gambaran yang baik dan jelas terhadap
konsekuensi atas apa yang dilakukannya. Beberapa
amanfaat lainnya yang dapat diperoleh dari manajemen
kompensasi :
1. Memberikan keputusan kerja kepada personel.
2. Mendorong setiap personel untuk memberikan kinerja melebihi
standar normal.
3. Meraih keunggualan kompetitif.
4. Membantu proses evaluasi jabatan yang lebih realistis dan
dapat dicapai.
5. Meningkatkan moral kerja,produktifitas dan kerja sama antar
personel.

6. Membantu manajeman sebagai dasar acuan dalam memenuhi


dan menghadapi aksi karyawan.
10.

Untuk menghasilkan suatu sistem kompensasi yang

baik, sebaiknya organisasi memperhatikan beberapa atas


utama penyusunan sistem manjemen kompensasi yang terdiri
dari:
1.
2.
3.
4.

Memiliki nilai manfaat yang dapat dirasakan


Diberikan pada waktu yang tepat
Besaran yang diberikan proporsional
Memiliki dasar dan alasan yang jelas
11.

Secara jelas kompensasi tersebut diberikan dalam

bentuk :
1. Gaji yang diterima secar
periodik
2. Tunjangan maupun fasilitas

3. Bonus
4. Jenjang karir yang baik
5. Jaminan kesehatan dan
keselamatan kerja
6. Kenyamanan kerj

tertentu
7.

Pada perkembangan kompensasi sudah sangat

bervariasi, salah satunya dengan cara memberikan kompensasi


saham terhadap personel yang berprestasi. Sehingga
terbentuknya sikap rasa kepemilikan dan tangung jawab yang
besar terhadap organisasi.

8. MODUL 5
9. SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN SUMBER DAYA
MANUSIA
10.

Kegiatan Belajar 1

11.

Gambaran Umum Aktifitas Manajemen Sumber

Daya Manusia
12.

Sumber daya manusia merupakan salah satu komponen

penting untuk memperoleh keunggulan bersaing. Keseluruhan


keunggulan bersaing tersebut membutuhkan peran manusia sebagai
pelaksana dari tujuan organisasi. Fungsi pengelolaan menajemen
sumber daya manusia dibagi menjadi beberapa kelompok utama,
William (2005) dalam bukunya menerangkan fungsi manajemen
sumber daya manusia berkaitan dengan kegiatan:
1.
2.
3.
4.
5.

Perencanaan
Rekrutmen dan seleksi
Pelatihan dan pengembangan kerja
Pelatihan dan kompensasi kerja
Promosi, pemindahan, dan pemisahan
13.

Dari gambaran kelima aktifitas manajemen sumber daya

manusia di atas, kegiatan pengendalian manajemen dapat dilakukan


pada aktifitas berikut.
1. Perencanaan
14. Perencanaan berkaitan dengan penyusunan rencana kerja
pengelolahan sumber daya manusia termasuk di dalamnya proses
perencanaan pemenuhan kebutuhan tenaga kerja. Kegiatan
sistem pengendalian dilakukan pada manajemen dilakukan pada:
a. Dimulai dari penyusunan rencana kerja pada sektor sumber daya
manusia.
b. Penyiapan anggaran kerja.
2. Rekrutmen dan Seleksi
15. Rekrutmen dan seleksi merupakan proses pemilihan
kebutuhan personil untuk menempati posisi yang dibutuhkan
sesuai dengan spesifikasi kebutuhan. Kegiatan proses rekrutmen
dan seleksi personil berkaiatan dengan kondisi pasar tenaga kerja.

Kegiatan pengendalian dapat pula dilakukan pada saat rekrutmen


dan proses seleksi pada intinya bertujuan untuk mengawasi
proses agar sesuai dengan tujuan organisasi sehingga
memudahkan pelaksanaan rekrutmen dan tentu saja
mempermudah pengawasan kegiatan rekrutmen tersebut.
3. Pelatahan dan Pengembangan
16. Pelatihan dan pengembangan kerja bertujuan
memberikan tambahan pegetahuan tentang suatu hal yang baru
yang belum dimiliki oleh personel bersangkutan. Kegiatan
pelatihan berkaitan dengan aspek teknis sesuai dengan bidang
kerja masing masing. Ukuran keberhasilan kegiatan penelitian dan
pengembangan kerja diukur dari pemahaman personel tentang
materi yang didapatkan, serta implementasi dari kegiatan
pelatihan dan pengembangan kerja pada kegiatan kerjanya.
4. Penilaian dan Kompensasi kerja
17. Penilaian kerja dilakukan untuk mengukur tingkat
produktifitas kerja seseorang dengan membandingkan antara
target capaian dan realisasinya.
5. Promosi, pemindahan, pemisashan,dan pemberhentian
18. Kegiatan ini sebagai tindak lanjut dari hasil evaluasi
kinerja. Jika hasilnya baik maka pegawai tersebut memperoleh
kesempatan untuk mendapatkan promosi dan pemindahan kerja
ketempat yang lebih baik. Proses ini bertujuan untuk agar
memudahkan pengendalian yang perlu dilakukan.
19.
20.

Kegiatan Belajar 2

21.

Metode Pengendalian Manajemen Sumber Daya

Manusia
22.

Strategi perusahaan berfokus pada bagaimana

perusahaan mengerti apa yang sebenarnya diinginkan konsumen dan


seefisien mungkin menciptakan produk yang secara efektif mampu

memenuhi keinginan konsumen. Strategi pengendalian MSDM


contohnya adalah :
1. Menerapkan strategi penjualan dan distribusi langsung maupun
tidak langsung
2. Struktur organisasi yang sederhana
3. Menerapkan sistem desentralisasi, memberikan kepercayaan
kepada setiap personil yang dapat memberikan keputusan
penting
4. Menciptakan komunikasi yang baik dan rutin antar pegawai
5. Sistem penempatan kerja yang unik
6. Membuat pemetaan kebutuhan tenaga kerja untuk menghindari
kesalahan perekrutan
7. Menyiapkan program pelatihan dan peningkatan kapasitas
kerja.

23.
24.

MODUL 6

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN KEUANGAN

25.
26.

Kegitan Belajar 1

27.

Gambaran Umum Aktivitas Manajemen Keuangan

A. Pusat Pertanggungjawaban
28.

Dalam fungsi kegiatan manajemen keuangan dikenal

pembagian pusat-pusat pertanggungjawaban (responsibility


center). Pada hakikatnya, suatu organisasi merupakan kumpulan
dari pusat-pusat pertanggungjawaban, yang dipresentasikan
dalam suatu hierarki organisasi. Masing-masing pusat
pertanggungjawaban membutuhkan perencanaan dan sistem
pengendalian yang berbeda. Pusat pertanggungjawaban terdiri
dari:
1. Pusat pertanggungjawaban pendapatan
29. Pusat pendapatan merupakan aktivitas organisasi yang
bertugas menghasilkan pendapatan/keuntungan dari
penjualan produk maupun pemberian jasa.
2. Pusat pertanggungjawaban biaya
30. Pusat pertanggungjawaban ini mengukur seluruh input
yang dikeluarkan dalam bentuk satuan uang, namun
outputnya tidak dapat secara langsung diukur dalam satuan
uang. Anthony dan Govindarajan (2007), membagi pusat
biaya menjadi dua bagian yaitu pusat biaya teknik dan pusat
biaya kebijakan.
3. Pusat pertanggungjawaban laba
31. Pusat pertanggungjawaban laba bertugas mengelola
kesimbangan pendapatan dan biaya untuk dapat
menghasilkan laba. Proses pengendaliannya dilakukan dengan
mempertimbangkan antara pendapatan yang dikeluarkan
dengan biaya yang adil.
4. Pusat pertanggungjawaban investasi

32. Digunakan untuk menjalankan aktivitas organisasi dengan


memperhitungkan pemanfaatan atas informasi asset yang
dilakukan dalam upaya memberikan kontribusi yang maksimal
terhadap laba yang didapatkan.
33.
34.
B. Analisis Risiko
35.
Sumber daya keuangan memiliki peran yang sangat
penting untuk dapat menggerakkan sumber daya organisasi
lainnya. Risiko keuangan secara umum dapat dibedakan menjadi
dua bagian, yaitu;
1. Risiko internal. Contohnya melesetnya pelaksanaan aktifitas
keuangan dari prediksi anggaran keuangan yang sudah dibuat
sebelumnya.
2. Risiko eksternal. Contohnya risiko pasar, regualsi pemerintah,
risiko keadaan alam dan lain lain.
36.
C. Penganggaran
37.
Pada dasarnya aktifitas peyusunan anggaran
merupakan aktifitas yang juga dilakukan oleh seluruh organisasi,
seperti divisi divisi lainnya dalam suatu perusahaan. Anggaran
lebih banyak digunakan oleh manajemen untuk mengukur kinerja
berdasarkan pengelolaan sumber keuangan. Kegiatan
pengendalian pada saat penyusunan anggaran difokuskan pada
upaya agar anggaran benar benar realistis dan dapat
dipertangungjawabkan. Sebuah organisasi sebaiknya memiliki
sebuah pedoman standar tarif mengenai komponen biaya
pendapatan, hal ini dapat bermanfaat pada proses penyusunan
anggaran.
38.
D. Akuntansi
39.

Akuntansi merupakan sebuah bentuk upaya

pencatatan, pengikhtisaran, dan pelaporan segala aktivitas


keuangan yang terjadi pada suatu organisasi. Secara umum
kegiatan akuntansi dibagi menjadi beberapa siklus akuntansi;
1. Akuntansi keuangan

2. Akuntansi manajemen
3. Akuntansi perpajakan
40.
Laporan keuangan merupakan suatu bentuk
pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan organisasi secara
berkala, yang diukur berdasarkan satuan alat ukur keuangan
berdasarkan standar akuntansi yang berlaku.
1. Dimulai dari pencatatan transaksi keuangan yang terjadi
2. Pengikhtisaran transaksi berdasarkan kriteria tertentu
3. Pelaporan keuangan merupakan output akhir dari sebuah
siklus akuntansi
41.

Kegiatan Belajar 2

42.

Metode Pengendalian Manajemen Keuangan

43.
A. Latar Belakang Organisasi
44.
Produsen pembuatan mobil dari Jepang melayani
tiga segmen pasar. Divisi X untuk segmen atas, divisi Y untuk
kalangan menengah. Divisi Z untuk segmen bawah. Perusahaan
memberikan kebebasan kepada masing-masing divisi untuk dapat
memilih pilihan bisnis yang dianggap paling memberikan manfaat
terbesar untuk divisinya.
45.
B. Aktivitas Kerja Organisasi
46.
Proses komunikasi dan koordinasi antardivisi
berjalan sangat baik yaitu dapat saling memberikan masukan dan
menawarkan solusi untuk pengembangan produk. Dalam hal
komponen, setiap divisi diberi keleluasaan untuk memutuskan
apakah membuat sendiri, atau membeli dari luar, atau membeli
dari divisi lain namun untuk tujuan efesiansi, biasanya divisi
membeli komponen pada divisi lain yang dapat memproduksinya
(transfer pricing).
47.
C. Upaya Pengendalian
48.
Untuk pelaksanaan fungsi pengendalian dan
koordinasi dilakukan oleh manajemen di kantor pusat. Sehingga

standar pengukuran menilai kinrja masing-masing menggunakan


standar yang sama. Hal-hal yang dilakukan oleh kantor pusat:
1. Kewenangan menentukan anggaran
2. Konsolidasi keuangan
3. Pengelolaan SDM
4. Keputusan strategis berkaitan dengan investasi
5. Evaluasi kerja
49.
D. Intisari Kegiatan Pengendalian Manajemen Keuangan
50.
Fokus pengendalian manajemen keuangan dari
perusahaan mobil di Jepang berkaitan dengan:
1. Memberi wewenang pada setiap divisi untuk mengembangkan
kemampuan dan kreativitas masing-masing divisi.
2. Proses komunikasi dan koordinasi tetap dilakuakan dengan
baik.
3. Pelaksanaan fungsi pengendalian dan koordinasi dilakukan
oleh manajemen di kantor pusat.
4. Konsep transfer pricing antar divisi dilakukan sebagai upaya
pengendalian secara tidak langsung.
5. Anggaran pendapatan dan belanja divisi ditetapkan oleh
kantor pusat.
6. Pelaksanaan evaluasi kerja secara periodik.
7. Pengembangan manajemen risiko.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.

60.
61.
62.
63.
64.
65.

66.
67.

MODUL 7

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN PEMASARAN


68.

69.

Kegiatan Belajar 1

70.

Gambaran Umum Aktivitas Manajemen Pemasaran

71.

Tujuan utama dari kegiatan pemasaran bukan hanya

memaksimalkan jumlah penjualan saja,akan tetapi berusaha untuk


dapat memfasilitasi konsumen mendapatkan kebutuhan-kebutuhan
yang diinginkan berkaitan dengan produk yang ditawarkan.
72.
A. Nilai Dan Kepuasaan Konsumen
73.
Salah satu aspek paling penting untuk diperhatikan
dalam aktivitas pemasaran yaitu berkaitan dengan upaya untuk
memberikan nilai atau kepuasan kepada konsumen. Dimana
masing-masing nilai memiliki pengaruh yang berbeda terhadap
kepuasan dan manfaat yang didapatkan konsumen. Menurut
Wang, et al (2004) dapat dilihat dari berbagai segi:
Nilai Fungsional
Nilai Ekonomi
Nilai Emosional
Nilai Pengorbanan.
74.

Konsumen akan memaksimumkan nilai, dengan

tetap membuat batasan atas apa yang perlu mereka


keluarkan/korbankan. Nilai dapat dilihat dari mutu, jasa, dan
harga. Begitupula dengan kepuasan, biasanya juga berpengaruh
pada kesetiaan dan loyalitas kepada produk yang ditawarkan
75.
B. Bauran Pemasaran
76.
Dalam penentuan strategi pemasaran, organisasi
perlu memperhatikan konsep bauran pemasaran (marketing mix).
Bauran pemasaran menurut McCarthy,et al (2008) merupakan
seperangkat alat pemasaran yang digunakan untuk mencapai
tujuan pemasaran, terdiri dari berikut ini.

Produk
Harga

Namun bauran pemasaran perlu dihubungkan dengan

Tempat
Promosi

perspektif pembeli yang didefinisikan oleh Lauterborn, et


al(1994) dalam konsep empat C, yakni:

Consumen
Cost

Convenience
Communication

C. Elektronisasi Komunikasi
Salah satu konsep yang dapat dilakukan guna memelihara
proses komunikasi dengan konsumen yaitu dengan
dikembangkannya konsep Costumer Relationship Management
(CRM). CRM adalah sebuah system terintegrasi, yang
mengintegrasikan kegiatan komunikasi pemasaran yang
mencakup aktivitas-aktivitas sebelum penjualan dan sesudah
penjualan. E-Business dan E-Commerce dilakukan berkaitan
dengan pelaksanaan kegiatan organisasi dalam bidang
komunikasi bisnis, yaitu sebagai berikut.
1. Komunikasi bisnis ke konsumen (business to consumer- B2C)
2. Komunikasi bisnis ke bisnis (business to business-B2B)
3. Komunikasi konsumen ke konsumen (consumer to
consumer- C2C)
4. Komunikasi konsumen ke bisnis (consumer to business-C2B)
Kegiatan Belajar 2

Metode Pengendalian Manajemen Pemasaran

A. Program Pemasaran
Program pemasaran dilakukan dengan mengombinasikan
penggunaan media internet untuk mempermudah proses
komunikasi dengan para pelanggan. Untuk penjualan secara
langsung, manajemen melakukan berbagai upaya pengendalian,
yaitu:
1. Upaya pengendalian terhadap efektivitas program
pemasaran

2. Pengendalian atas strategi pemasaran


3. Pengendalian atas keuntungan dan rentabilitas usaha
pemasaran
4. Pengendalian efisiensi kegiatan pemasaran
5. Memaksimalkan fungsi bagian pengawasan intern yang
diutamakan untuk mengecek aktivitas operasional dan
keuangan
6. Struktur organisasi serta pertanggungjawaban yang jelas
terhadap setiap kegiatan pemasaran
B. Intisari Kegiatan Pengendalian Manajemen Pemasaran
Beberapa strategi pengendalian manajemen pemasaran, yaitu:
Strategi perusahaan untuk mengintegrasikan fungsi
pengendalian atas aktivitas operasionalnya ke dalam sistem

informasi berbasis teknologi informasi terintegrasi.


Salah satu program pemasaran dilakukan dengan

memanfaatkan media internet.


Sistem pemasaran konvensional.
Target pemasaran produk mencakup seluruh lapisan

masyarakat.
Mengedepankan proses penelitian dan survey terlebih
dahulu atas berbagai rencana pemasaran serta penjualan
produk yang akan dilakukan

MODUL 8

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN PRODUKSI

Kegiatan Belajar 1

Gambaran Umum Aktivitas Manajemen Produksi

A. Aktivitas Produksi
Kegiatan produksi diartikan sebagai upaya yang dilakukan
untuk menambah nilai guna atau menciptakan produk baru.
Kegiatan produksi dimulai dengan perancangan terhadap produk
yang akan dibuat juga secara simultan mengakumulasi biaya
produksi yang perlu dikeluarkan. Biaya yang dikapitalisasi
langsung ke dalam komponen biaya produksi dibagi menjadi
empat komponen biaya,yaitu:
1. Biaya bahan baku
2. Biaya tenaga kerja langsung
3. Biaya mesin dan peralatan
4. Biaya overhead pabrik

B. Faktor Produksi
Faktor produksi merupakan sumber daya yang digunakan
dalam proses produksi secara langsung, baik tampak secara fisik
maupun tidak. Faktor produksi dapat dikelompokkan menjadi lima
bagian (Griffin dan Elbert, 2009), yaitu:
1. Sumber fisik
2. Tenaga kerja
3. Modal
4. Kewirausahaan
5. Sumber daya informasi

Beberapa konsep dasar yang berkaitan dengan analisis

penggunaan faktor produksi, yaitu sebagai berikut;


1.
2.
3.
4.

Faktor produksi sebagai permintaan turunan


Konsep hubungan penggunaan anatar faktor produksi
Hukum pertambahan hasil yang semakin menurun
Efek substitusi

C. Penelitian Dan Pengembangan


Inovasi digunakan untuk mempertahankan maupun
mengembangkan prestasi yang sudah dimiliki, di samping itu
inovasi juga dilakukan untuk menghindari dampak-dampak buruk
yang dapat ditimbulkan dari stagnasi proses yang monoton. Pada
suatu proses produksi, penelitian dimaksudkan untuk menyelidiki
dan mengumpulkan data-data yang terkait dengan rencana
inovasi produk yang akan dikembangkan.

D. Pengelolaan Persediaan
Persediaan dapat dikelompokkan menjadi persediaan
bahan baku, persediaan bahan setengah jadi, persediaan barang
jadi.
1.
2.
3.
4.

Pengorganisasian persediaan dimulai dari tahap berikut:


Pengorganisasian pembelian bahan baku
Pada proses pemroduksian
Pengiriman persediaan dilakukan pada saat yang tepat
Pengelolaan penyimpanan persediaan

Pada metode Just In Time (JIT), barang dipesan atau

diproduksi sebagai tanggapan atas permintaan produksi. Artinya


dalam metode JIT ini kegiatan produksi terjadi sebagai tindak
lanjut dari pesanan. Sehingga organisasi mendapatkan beberapa
manfaat dari pelaksanaan konsep tersebut, diantarnya:
1. Meminimalisir biaya- biaya yang dapat ditimbulkan karena
menyimpan barang terlalu lama digudang.
2. Biaya yang sebelumnya dialokasikan untuk pembelian
barang, dapat dimanfaatkan terlebih dahulu untuk
penggunaan kebutuhan lain yang sifatnya lebih mendesak.
3. Meminimalisir risiko barang gagal dijual
4. Menghindari risiko barang mengalami kerusakan selama
disimpan di gudang
5. Menghindari resiko pencurian barang digudang
E. Manajemen Kualitas
Upaya pelaksanaan manajemen kualitas merupakan salah
satu cara yang dilakukan sebagai upaya pengendalian
manajemen produksi. Beberapa prosedur manajemen kualitas

yang dapat digunakan yaitu dengan melakukan pemeriksaan dan


pengujian produk yang tepat.
Beberapa pedoman yang perlu diperhatikan berkaitan dengan
pelaksanaan manajemen kualitas adalah:
1. Urgensi pekerjaan yang dilakukan
2. Kerawanan prosedur atau pekerjaan yang dilakukan
3. Keterkaitan dengan prosedur ataupun pekerjaan yang lain
4. Sumber daya yang digunakan

Kegiatan Belajar 2

Metode Pengendalian Manajemen Produksi

1. Perusahaan menerapkan konsep diferensiasi produk


2. Menerapkan konsep JIT dengan melakukan pemesanan dan
produksi barang berdasarkan kebutuhan pada saat itu
3. Penggunaan teknologi informasi dalam pengelolaan persediaan
4. Membuat sebuah system pemesanan barang kepada pemasok
secara komputerisasi dan otomatis
5. Aspek perhitungan akuntansi biaya

MODUL 9

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN ORGANISASI


NON-PROFIT

Kegiatan Belajar 1

Gambaran Umum Aktivitas Manajemen Non-Profit


Motif organisasi non-profit pada umumnya berbasis motif

moral, sosial, kemasyarakatan, dan hal-hal lainnya yang bertujuan


untuk membantu orang lain. Pada organisasi non-profit tidak
mengenal pembagian kepemilikan. Kepemilikan organisasi non-profit
dianggap sebagai milik masyarakat secara umum.

A. Pengoperasian Organisasi NonProfit


Prinsip pelaksanaan secara profesional dan komunikasi
efektif merupakan hal penting dalam suatu organisasi non-profit.
Profesionalitas dapat diwujudkan diantaranya dengan tata laksana
dan pembagian tugas kerja dengan baik. Pola pengelolaan
organisasi non-profit tepat menggunakan pola manajemen
kolaborasi dimana aspek utamanya ditekankan pada partisipasi
dan kebersamaan seluruh pihak.
Secara spesifik proses komunikasi dalam organisasi nonprofit biasanya dilakukan dengan menitikberatkan pada aspek
kebersamaan dan meminimalisir struktur formal, tujuannya agar
proses komunikasi dapat berjalan lancar dan masing-masing pihak
dapat memiliki pemahaman yang memadai atas hak dan
kewajiban kerjanya.
Tim internal organisasi non profit :
1. Dewan Pengurus : kumpulan beberapa personil yang bertugas
melaksanakan kegiatan operasional sehari-hari berdasarkan
prosedur kerja yang dimiliki.

2. Dewan Penasihat : bertugas untuk mengarahkan kebutuhan


tertentu yang berada diluar peranan dan tanggung jawab
dewan pengurus.

B. Pengelolaan keuangan
Organisasi non-profit perlu melakukan pencatatan
akuntansi serta penyusunan laporan keuangan sebagai bagian
dari upaya pertanggungjawaban penggunaan keuangan dan
sebagai bentuk pelaporan aktivitas kerja dalam satu periode.
Pada organisasi non-profit sumber dana aktivitas kerja
didapat dari penggalian dana atau donasi dari pihak tertentu
seperti donatur, relawan, dll. Beberapa konsep penggalian dana
(Indra Bastian, 2007):
1. Memastikan para pengurus terlibat dalam rencana dan
pelaksanaan penggalian dana,
2. Mengembangkan tujuan penggalian dana menjadi tujuan
strategis
3. Mengidentifikasi berbagai sumber dana untuk masingmasing tujuan dan strategi penggalian dana khusus
4. Memastikan rencana dan menentukan siapa yang akan
melakukan penggalian dana.
Konsep pencatatan akuntansi dan pelaporan organisasi
non-profit di Indonesia berpedoman pada PSAK No. 45 yang
meliputi komponen laporan keuangan:
a.
b.
c.
d.

Laporan posisi keuangan


Laporan Aktivitas
Laporan Arus kas
Catatan atas laporan keuangan
Prisip pelaksanaan akuntansi :

Terikat permanen

Merupakan prinsip pembatasan penggunaan


sumberdaya yang digunakan dan dimanfaatkan untuk

kepentingan tertentu secara permanen.


Terikat temporer

Merupakan prinsip pembatasan penggunaan

sumber daya yang digunakan dan dimanfaatkan untuk


kepentingan tertentu sampai batas waktu dan

penggunaan yang telah ditetapkan.


Tidak terikat

Merupakan prinsip penggunaan sumberdaya yang


penggunaannya tidak dibatasi untuk tujuan tertentu.

Kegiatan Belajar 2

Metode pengandalin Manajemen Organisasi Nonprofit

Beberapa upaya pengendalian manajemen dalam


organisasi nonprofit :

1. Pembagian tugas pokok fungsi kerja yang jelas anatar pihak


dalam lingkungan organisasi.
2. Membuat sistem prosedur yang jelas untk setiap aktivitas
3. Pencatatan keuangan yng baik dan sesuai dengan prinsip
pencaatan yang sudah diterapkan
4. Evaluasi kinerja dan program kerja secara rutin
5. Pelaporan kinerja secara periodik kepada para pemangku
kepentingan.

Beberapa strategi pengendalian manajemen

organisasi non-profit :
1. Prinsip pengelolaan organisasi
2. Menerapkan prinsip kehati-hatian dalam upaya mencari
sumber pendanaan
3. Pembagian hak dan kewajiban antara organisasi dan pihak
eksternal yang membantu pembiayaan berusaha dikelola
dengan baik.
4. Seleksi ketat para peserta program bantuan pendidikan dari
kalangan masyarakat.
5. Mengelola organisasi secara profesional.

Anda mungkin juga menyukai