Anda di halaman 1dari 6

Laporan Hasil Diskusi

Mata Kuliah Psikologi Pendidikan

Hari, tanggal

: Rabu,06 April 2016

Waktu

: 10.00-11.40

Tempat

: Ruang A4 - 104

Tema makalah

: Hubungan Emosi dengan Tingkah Laku

Dosen Pengampu

: H. A. Zaenal Abidin, M. Pd

Rombel

: 07

Kelompok

:4

Pelaksana Diskusi
1. Moderator
2. Penyaji

3. Notulis

: Wanda Utomo

(1401414494)

:
1) Marita Tri Susilowati

(1401414455)

2) Farikha Ana Savitri

(1401414487)

3) Wanda Utomo

(1401414494)

: Marita Tri Susilowati

(1401414455)

4. Peserta : Seluruh mahasiswa Rombel mata kuliah Psikologi Pendidikan

Acara
1. Pembukaan
Moderator membuka diskusi dengan memperkenalkan penyaji, materi diskusi,
serta peraturan diskusi. Lalu moderator mempersilahkan penyaji untuk mempresentasikan
hasil diskusi (materi yang akan dibagikan)
2. Penyajian / Presentasi Materi
a. Penyaji 1 menyampaikan
b. Penyaji 2 menyampaikan
c. Penyaji 3 menyampaikan
3. Sesi Tanya Jawab / Diskusi
Pada sesi ini, penyaji memberikan satu termin yang berisikan 4 penanya. Pertanyaan
akan dijawab oleh kelompok penyaji, peserta dibagi menjadi beberapa kelompok diskusi
untuk ikut menjawab pertanyaan serta diberikan kesempatan untuk menambah jawaban
dan menyanggah jawaban dari hasil jawaban penyaji.
Pertanyaan
1. Rina Nur Ahadiyatus S (1401414476)
Saat ini perkembangan sosial dan moral pada anak telah menurun, banyak anak kecil
yang sudah merokok. Bagaimana menurut kelompok anda tentang hal tersebut? Dan
apakah peran orang tua di dalam mengatasinya?
2. Dwi Lutfianingtyas (1401414470)
Dari tahap-tahap yang dikemukakan oleh Erikson, manakah puncak dari tahap
perkembangan personal dan sosial individu?
3. Maria Ulfa (1401414483)
Telah dijelaskan bermacam teori tentang emosional, lalu bagaimana cara mengatasi
emosional dalam teori tersebut?
4. Nofi Setyoningsih (1401414453)
Apa penyebab utama anak mengalami introvet? Bagaimana sikap guru dalam menghadapi
penyebab tersebut?
Jawaban
1. Penyaji :
Hal tersebut merupakan kerusakan moral pada generasi penerus bangsa. Biasanya
anak kecil yang merokok disebabkan karena rasa penasaran, coba-coba ataupun
hanya mengikuti teman ataupun orang terdekatnya. Mereka berpikir bahwa jika
mereka merokok maka akan terlihat hebat dimata orang lain.

Orang tuapun tentunya ikut andil dalam permasalahan tersebut. Orang tua hendaknya
memberikan contoh yang baik kepada anak, mengawasi pergaulannya,mendidik dan
mengajarkan sejak dini tentang pendidikan moral.
2. Penyaji :
Menurut kelompok kami puncak perkembangan personal dan sosial yang
dikemukakan erikson terletak pada identitas versus kebingungan, dimana tahapan
tersebut dialami pada masa remajayang merupakan tahap pencarian jati diri dan arah
tujuan yang akan dituju oleh seorang individu.
3. Penyaji :

Teori yang telah dipaparkan oleh penyaji sebelumnya adalah teori tentang hubungan
antara emosi dan tingkah laku, dan didalamnya tidak diberikan cara tentang
peredaman emosi sendiri. Tapi menurut kelompok penyaji ada beberapa cara untuk
meredam emosi (negatif) diantaranya :
Menarik nafas dan menghembuskannya secara perlahan (relaksasi)
Berdiam diri sejenak
Mengalihkan perhatian diri dari hal-hal yang dapat menimbulkan emosi
4. Penyaji :
Penyebab anak menjadi introvert bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti
keluarga, lingkungan mauppun pergaulan. Contoh anak yang diabaikan orang tua
ataupun dikekang oleh orang tua biasanya akan mengalami hal tersebut. Ataupun
anak yang di bully oleh teman-temannya.
Sikap guru dalam menghadapi hal tersebut adalah
1) Mengenalkan anak dengan lingkungannya
2) Mengembangkan bakatnya
3) Memberikan kebebasan memilih
4) Membangun kepercayaan diri anak
5) Membuat ruang dan waktu khusus dengan anak
Yang paling penting adalah terus berusaha mengajak si anak untuk
berkomunikasi. Karena komunikasi adalah kunci utama dari sebuah hubungan.
Jawaban Kelompok Diskusi dan Tambahan:
1. Priska Agustin Windasari
Kurnia Juni Cahyono
Aftiina Siti Aisyah
Hajar Saktia Darmastuti
Dini Maulida
Tristanto

(1401414460)
(1401414463)
(1401414456)
(1401414472)
(1401414474)
(1401414475)

Jujur kami miris melihat hal tersebut. Tetapi hal tersebut dipengaruhi beberapa faktor,
baik eksternal (lingkungan) maupun internal (orang tua).
Sedang sikap orang tua seharusnya memberikan bimbingan kepada anak dan memberikan
contoh yang baik dan memberikan arahan.

Tambahan :
1) Maria ulfa
(1401414483)
Biasanya anak merokok karena banyak faktor, seperti penasaran dengan rokok,
merasa hebat. Akan tetapi bukan karena itu saja, bisa saja anak mengalami
keputusasaan sehingga melarikannya kedalam rokok. Keputusasaaan sendiri bisa jadi
karena banyaknya peraturan dirumah dan anak cenderung dilarang melakukan hal
psitif yang disukainya.
Untuk mengatasinya orang tua hendaknya meminta maaf dan memberi tahu anak
bahwasanya merokok tidak baik bagi kesehatan.
Menizinkan anak melakukan keinginannya yang bersifat positif
Mengawasi pergaulan anak dan memberikan uang saku yang cukup dan sewajarnya.
Jika anak masih merokok, maka biarkan saja. Nantinya jika sudah terkena dampak
dari rokok anak akan berhenti dengan sendirinya.
2) Lutvi Nidya Bintari
(1401414485)
Menurut saya orang tua yang harus mendidik anak dengan baik dan benar seperti
tugas orang tua itu sendiri. Cara mendidik sedari dini dengan memberitahu perilaku
yang baik dan salah bagi anak, dan mencontohkannya serta mendekatkan anak
dengan orang tua sehingga saling terbuka.
2. Nofi Setyoningsih
Meidha Dwiasrini
Rina Nur A.S
Nurul Kamelia
Nourma Puspita
Fiky Laili A

(1401414453)
(1401414469)
(1401414476)
(1401414477)
(1401414480)
(1401414486)

Menurut kelompok kami, tahap puncak pada identitas versus kebingungan.karena pada
masa remaja yang berusia 10-20 tahun. Pencarian jati diri, apa makna dirinya, kemana
mereka akan menuju. Mereka berhadapan dengan peran baru dan status dewasa (seperti
pekerjaan dan pacar). Pada masa ini perlu adanya eksplorasi berbagai cara untuk
memahami identitasnya. Jadi dalam pencarian jati dirinya disini yang menjadi puncak
perkembanganyang ada pada dirinya (personal) dan dengan lingkungannya (sosial).
3. Karimatus Sania
Iin
Febi Laksono
Alifiana Raharjayanti
Rika Adela
Indira Wido Kencana
Lutvi Nidya B
Artisa Sabri

(1401414458)
(1401414459)
(1401414465)
(1401414468)
(1401414473)
(1401414478)
(1401414485)
(1401414490)

Ketika emosi, kita sebagai orang tua menghadapinya jangan dengan emosi. Berikan
perhatian.
Jangan bimbing anak di lingkungan yang penuh dengan emosi. Jika orang tua ada
konflik, sebaiknya dibicarakan tanpa sepengetahuan anak, dibicarakan dengan kepala
dingin.
Jangan emosi/cepat emosi kepada anak, karena anak sedang dalam tahap meniru.
Ajarilah anak tentang nilai-norma-agama supaya anak mempunyai jiwa,raga,dan pikiran
yang tenang.
4. Sihabuddin Munir
Charis Ainur R
Nofi Mariati Laila
Dwi Lutfianingtyas
Maria Ulfa
Nida Sekar K
Yuni Widiastuti

(1401414462)
(1401414463)
(1401414464)
(1401414470)
(1401414483)
(1401414484)
(1401414490)

Faktor penyebab anak introvert yaitu :


Intern : Kepribadian cenderung kaku, minder, pemalu, rendah diri, phobia sosial.
Genetik : diturunkan oleh orang tua.
Ekstern : faktor lingkungan (keluarga, sekolah, masyarakat)
Cara guru menghadapinya :
Kenalkan anak pada lingkungan
Guru membuat pembelajaran di kelas dengan metode dimana semua anak dapat secara
aktif, kerja sama, sosialisasi di kelas bersama-sama.
Guru harus memahami karakteristik anak, sehingga tidak ada anak yang mendominasi di
kelas
Guru memberikan kesempatan anak untuk tampil ke depan
Guru memberikan pujian, sehingga anak introvert tidak minder dan juga sebagai motivasi
untuk semua.
Tambahan :
1. Rina Nur A. S
(1401414476)
Kepribadian yang tertutup (seringkali terjadi karena genetik)
Kepribadian yang cenderung kaku (biasanya ditandai dengan ketidak mampuan
dalam memulai percakapan, kurang bisa menyesuaikan pembicaraan dengan orang
lain)
Minder/rendah diri sehingga tidka memiliki keberanian untuk bergaul dengan orang
lain
Fobia sosial karena faktor traumatik akan kejadian dimasa lalu.
Lingkungan yang tertutup (anak yang harusnya pandai bergaul menjaddi kesulitan
bergaul.

Memiliki gangguan emosional (sulit mengendalikan emosi yang membuatnya dijauhi)


Kebiasaan yang telah tertanam dalam pikiran bawah sadar.
Cara guru menghadapinya :
Kenalkan anak pada lingkungan
Mengembangkan bakatnya
Memberikan kebebasan memilih
Bangun kepercayaan dirinya dengan pujian
Mendorong anak untuk berani tampil di depan

Anda mungkin juga menyukai