Anda di halaman 1dari 5

NAMA : RUSYDINA

NIM : 31214177
M.K : AKUNTANSI MANAJEMEN
KELAS : A1/SMT 5

ARTIKEL FULL COSTING DAN DIRECT COSTING


FULL COSTING
Merupakan metode penetuan harga pokok produksi, yang membebankan seluruh biaya
produksi baik yang berperilaku tetap maupun variable terhadap produk. Metode Full
Costing juga dikenal dengan Absortion atau Conventional Costing.
Perbedaan tersebut terletak pada perlakuan terhadap biaya produksi tetap, dan akan
mempunyai akibat pada:
1. Perhitungan harga pokok produksi (COGS)
2. Penyajian laporan laba-rugi
Perhitungan COGS dengan metode Full Costing:
Direct material
$
XXX
Direct Labor
$
XXX
Fixed FOH
$
XXX
Variable FOH
$
XXX +
COGS
$
XXXX
Karakteristik Metode Full Costing
1. Biaya overhead pabrik baik yang bersifat variable maupun tetap, dibebankan kepada
produk atas dasar tarif yang ditentukan dimuka pada kapasitas normal atau atas dasar
biaya overhead yang sesungguhnya.
2. Selisih FOH akan timbul apabila FOH yang dibebankan berbeda dengan FOH yang
sesungguhnya terjadi.
FOH budget > FOH actual = Over-applied
FOH budget < FOH actual = Under-applied
3. Jika semua produk yang diolah dalam periode tersebut belum laku dijual, maka
pembebanan biaya overhead pabrik lebih atau kurang tersebut digunakan untuk
mengurangi atau menambah harga pokok yang masih dalam persediaan (baik produk
dalam proses maupun produk jadi).
4. Metode ini akan menunda pembebanan biaya overhead pabrik tetap sebagai biaya
sampai saat produk yang bersangkutan dijual.

DIRECT COSTING

Merupakan suatu metode penentuan harga pokok produksi yang hanya


memperhitungkan biaya produksi variable saja atau yang berpengaruh langsung dengan
volume produksi.
Direct costing juga sering disebut variable costing atau marginal costing. Direct
costing memfokuskan perhatian pada product dan biaya-biaya yang secara langsung dapat
ditelusuri terhadap perubahan dalam aktivitas produksi.
Titik perhatian tersebut diarahkan pada:
1. Manfaat internal, seperti: perencanaan laba, penetapan harga, pengendalian biaya, dan
pengambilan keputusan.
2. Manfaat external, seperti: pelaporan keuangan dan income determination.
Karakteristik metode Direct / Variable Costing
Biaya overhead pabrik tetap (fixed FOH) diperlakukan sebagai period costsdan bukan
sebagai unsure harga pokok produk, sehingga biaya overhead pabrik tetap dibebankan
sebagai biaya dalam periode terjadinya.
Dalam kaitannya dengan produk yang belum laku terjual, fixed FOH tidak melekat pada
persediaan tersebut, tetapi langsung dianggap sebagai biaya dalam periode terjadinya.
Penundaan pembebanan suatu biaya bermanfaat jika dengan penundaan tersebut
diharapkan dapat dihindari terjadinya biaya yang sama periode yang akan datang.
Manfaat metode Direct Costing
Laporan keuangan yang disusun berdasar metode direct costing bermanfaat bagi
manajemen untuk:
1. Perencanaan laba jangka pendek
Dalam jangka pendek, biaya tetap tidak berubah dengan adanya perubahan volume
kegiatan, sehingga hanya biaya variable yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen.
Laporan laba-rugi menyajikan dua ukuran penting: (1) Contribution Margin (Laba
Kontribusi) dan (2) Operating Leverage.
Contoh:
Sales
:
$
1000
Variable cost :
(600)
Contibution Margin:
400
Fixed cost
:
(300)
Operating Income : $
100
% Contribution Margin =
CM / Sales
=
400 / 1000
=
40 %
Operating Leverage = CM / Operating Income

=
400 / 100
=
4 x (empat kali)
Misal, dalam rencana anggaran diputuskan untuk menaikkan harga jual 12%. Maka
dampak dari kenaikan ini terhadap laba jangka pendek dapat ditentukan:
12% x 40% = 4,8%
Laporan laba rugi yang memisahkan biaya tetap dan variable yang memungkinkan
manajemen melakukan analisis hubungan biaya, volume, dan laba.
2. Pengendalian Biaya
Biaya tetap dalam direct costing dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan,
yakni: discretionary fixed cost dan committed fixed cost.
Discretionary
fixed
FULL COSTING
DIRECT COSTING
cost merupakan
biaya
yang
Sales
Sales
berprilaku tetap CGSkarena
kebijakan
Biaya variableGP (Gross Profit)
Laba Kontribusi
manajemen.
Dalam
jangka
Biaya
OperasionalBiaya
Tetappendek biaya ini
dapat dikendalikan
Laba
Bersih
Laba
Bersih
oleh
manajemen.
Committed fixed cost merupakan biaya yang timbul dari pemilikan pabrik, peralatan,
dalam jangka pendek biaya tersebut tidak dapat dikendalikan oleh manajemen.
3. Pengambilan Keputusan
Pihak manajemen dengan menggunakan metode direct costing dapat menentukan
pengambilan keputusan misal dalam hal pesanan khusus.

FULL COSTING DAN DIRECT COSTING

1. Contribution Margin atau Laba Kontribusi adalah selisih penjualan dengan biaya
variable untuk menutup biaya tetap dan menciptakan laba.
2. Kenaikan Contribution Margin secara otomatis akan mengikuti kenaikan
presentase penjualan selama harga dianggap tetap (factor lain dianggap tetap/konstan).
3. CMR (Contribution Margin Ratio)
CMR = CM/sales x 100%
4. BEP (unit)

BEP (unit) = FC/CM/unit


5. BEP (Rp)
BEP(Rp) = FC/CMR
6.CVP Analysis
Cost variable/unit & fixed (total dan tetap
Volume aktivitas dan harga/unit
Profit *komposisi produk
Setiap ada kenaikan 1 unit di atas BEP maka kontribusi margin akan naik mengikuti
jumlah per unit yang naik setelah BEP.
7. BOPTetap/unit = tarif total/kapasitas normal
CM = Contribution Margin
BEP = Break Even Point (Titik Impas)
CMR = Contribution Margin Ratio

DAFTAR PUSTAKA
http://sjimmyanto.blogspot.co.id/2011/02/direct-costing-full-costing-direct.html
http://www.slideshare.net/aniszakiyyah/akuntansi-manajemen-full-and-direct-costing

Anda mungkin juga menyukai