MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Bimbingan dan Konseling Perkembangan
yang dibina oleh Bapak Djoko Budi Santoso
oleh
Abi F Rahman P
110111409530
Risky Amallia S
110111409593
Offering C
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan bagian yang tidak
terpisahkan (integral) dari keseluruhan program pendidikan. Program bimbingan
menunjang tercapainya tujuan pendidikan yaitu perkembangan individu secara
optimal.
Oleh
karena
itu,
kegiatan
bimbingan
dan
konseling
harus
mengenai
kegiatan
pendukung
bimbingan
dan
konseling
khususnya,Konferensi kasus.
B. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Dalam bimbingan dan konseling pemakaian kata kasus tidak menjurus
kepada pengertian-pengertian tentang soal-soal atau pun perkara yang berkaitan
dengan urusan kriminal atau perdata, atau urusan yang bersangkut-paut dengan
pihak yang berwajib. Kata kasus dipakai dalam bimbingan dan konseling
sekedar untuk menunjukkan bahwa ada suatu permasalahan tertentu pada diri
siswa yang perlu mendapatkan perhatian dan pemecahan demi kebaikan untuk diri
orang yang bersangkuatan. Misalnya, konselor membahas kasus Amartiwi,
seorang siswa SMA. Ini berarti pada diri Amartiwi ada sesuatu masalah yang
perlu ditangani, untuk kepentingan Amartiwi itu sendiri. Kasus tersebut misalnya
mengenai nilai-nilai raportnya merosot, kurang menaruh minat pada jurusan yang
dimasukinya, kurang menyenangi salah seorang teman, cinta bertepuk sebelah
tangan, merasa kurang mampu merai cita-cita dan lain-lain. Apabila kasus tersebut
tidak segera ditangani, dikwatirkan Amartiwi akan semakin dirugikan karena
masalah yang ada didalamnya semakin menjadi parah dan menggerogoti dirinya.
Jelas sekali kasus seperti ini tidak ada sangkut-paunya dengan kriminalitas atau
perdata.
Konferensi kasus diselenggarakan untuk membicarakan suatu kasus. Di
sekolah,
konferensi
kasus
bisanya
diselenggarakan
untuk
membahas
minggat dari rumahnya, sejak saat itu ia jarang sekali pulang ke rumah. Dia
bersama dengan teman-temannya sering terlibat mabuk-mabukkan dan tindakan
kekerasan. Mengetahui X seperti itu, orang tuanya mengirimnya ke kota P agar
dapat bersekolah dengan baik disana. Di kota P dia tinggal bersama dengan
tantenya. Oleh karenanya X diperlakukan sangat keras. Sepulang sekolah ia tidak
boleh keluar rumah. Dengan perlakuan seperti ini dia merasa dirinya berada dalam
penjara. Perasaan yang dideritanya itu sering dilampiaskannya kepada teman dan
gurunya. Disekolah dia di cap sebagai anak nakal.
Dari kasus tersebut terdapat kesan umum yang dapat kita tangkap ialah
bahwa pada kasus tersebut ada permasalahan tertentu yang perlu mendapat
perhatian dan ditangani dengan seksama. Permasalahan yang ada pada kasus
diatas dilihat dalam kaitannya dengan keempat dimensi kemanusiaan. Dalam
rangka itu permasalahan utama yang secara langsung ditampilkan deskripsi kasus
diatas dapat dicatat sebagai berikut :
Dimensi Kemanusiaan
Aspek Dimensi
a) nilai rendah
Individualitas
b) kurus dan pucat
a) Suka Berkelahi
b) Kasar terhadap orang lain
Sosialitas
c) Diperlakukan sangat keras
d) Tidak bebas
c) Minggat
d) Mabuk-mabukkan
e) Nakal dan Kasar
Religius
a) Malas Beribadah
B. Tujuan
Secara
umum,
tujuan
diadakan
konferensi
kasus
yaitu
untuk
mengusahakan cara yang terbaik bagi pemecahan masalah yang dialami siswa
(konseli) dan secara khusus konferensi kasus bertujuan untuk:
1. Mendapatkan konsistensi, kalau guru atau konselor ternyata menemukan
berbagai data/informasi yang dipandang saling bertentangan atau kurang
serasi satu sama lain (cross check data).
2. Terkomunikasikannya sejumlah aspek permasalahan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan dan yang bersangkutan, sehingga penanganan
masalah itu menjadi lebih mudah dan tuntas.
3. Mendapatkan konsensus dari para peserta konferensi dalam menafsirkan
data yang cukup komprehensif dan pelik yang menyangkut diri siswa
(konseli) guna memudahkan pengambilan keputusan.
4. Mendapatkan pengertian, penerimaan, persetujuan dari komitmen peran
dari para peserta konferensi tentang permasalahan yang dihadapi siswa
(konseli) beserta upaya pengentasannya.
5. Terkoordinasikannya penanganan masalah yang dimaksud sehingga upaya
penanganan itu lebih efektif dan efisien.
Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai itu, maka pihak-pihak yang
diundang dan diminta berpartisipasi secara aktif dan langsung dalam konferensi
itu ialah,
Pertama, mereka yang berperan sangat menentukan bagi siswa yang
bermasalah (seperti orang tua/wali/guru), kedua, pihak yang diharapkan dapat
memeberikan keterangan atau pun masukan berkenaan dengan permasalah
tentang
siswa
(konseli)
yang
sudah
menyimpulkan
beberapa
rekomendasi/keputusan
berupa
sedapat
mungkin
pada
saat
mendeskripsikan
dan
yang
diambil
dalam
konferensi
kasus
berdasarkan
pihak yang memiliki informasi relevan berkaitan dengan kasus yang dialami
konseli dalam kegiatan konferensi kasus.
Akomodasi
keputusan,
menentukan
tujuan,
merencanakan
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Konferensi kasus merupakan kegiatan pendukung atau pelengkap dalam
Bimbingan dan Konseling untuk membahas permasalahan siswa (konseli) dalam
suatu pertemuan, yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan
keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan siswa
(konseli). Dengan tujuannya yaitu untuk mengusahakan cara yang terbaik bagi
pemecahan masalah yang dialami siswa (konseli) secara terbuka namun
terahasiakan atas persetujuan dari konseli yang bersangkutan dan meletakkan
kepentingan konseli diatas kepentingan lain agar terwujudnya kebahagiaan pada
konseli.
DAFTAR PUSTAKA
Sukardi, Dewa Ketut dan Desak P.E Nila Kusmawati.2008. Proses Bimbingan
dan Konseling di Sekolah.Jakarta:Rineka Cipta