Ekstuder yang digunakan dalam pembuatan snack jagung ini adalah ekstuder
kering (single screw). Semua panas yang dihasilkan pada ekstruder kering adalah
berasal dari energi mekanik yang disalurkan kepada bahan mentah melalui ulir,
panas yang terperangkap di dalam barrel dan dinding barrel ekstruder. Pada
bagian ulir yang bertekanan masuk ke dalam tengah barrel terdapat besi yang
menekan dan mengisi ruangan pada barrel. Hal tersebut akan meningkatkan
gesekan sepanjang ulir dan menyebabkan berputarnya produk ke bawah saluran
pada barrel. Perputaran tersebut dikombinasikan dengan gesekan yang dibentuk
antara bahan yang melewati daerah celah yang kosong diantara besi (plate) yang
menekan dan permukaan dalam pada barrel, hal tersebut akan meningkatkan suhu
di dalam barrel. Selama proses ekstrusi selama 20 sampai 30 detik, bahan
dimasak dengan suhu yang tinggi dan gesekan yang kuat, sehingga struktur
biopolimer pada bahan terdenaturasi membentuk pasta kental yang bergerak
keluar menuju die. Ketika bahan keluar pada die ekstruder, tekanan secara
langsung muncul di dalam produk, menyebabkan air dalam produk berubah
menjadi steam (udara panas) dan membuat produk mengembang.
Berikut ini merupakan gambar alat yang digunakan dalam pembuatan snack
jagung :
Ektruder kering merupakan salah satu contoh single screw. Bagian-bagian alat
tersebut adalah sebagai berikut :
tabung. Pada silinder ini terdapat lubang cetakan yang runcing akan
mengurangi
kebutuhan
tekanan
balik
dan
menghasilkan
dikompresi.
6. Temperature control panel, berfungsi sebagai tempat pengaturan dan
pengontrolan suhu selama proses ekstuksi.
7. Die, berfungsi sebagai pembentuk atau pencetak bahan/adonan setelah
diolah di dalam ekstruder.
Proses pembuatan snack jagung dilakukan melalui langkah-langkah berikut ini :
1. Pati
Pati yang masih segar cenderung untuk mengembang atau mekar dengan
mudah, sehingga menghasilkan produk ekstrusi yang mempunyai struktur
lebih terbuka, porus dan bestruktur garing.
2. Protein
Suhu tinggi dapat menyebabkan denaturasi protein. Akibat denaturasi, ikatan
peptide lebih mudah dihidrolisis oleh proteolitik, sehingga kelarutan protein
akan tinggi.
3. Lemak
Bahan baku makanan ekstrusi pada umumnya memiliki kadar lemak yang
rendah. Kandungan lemak yang tinggi dapat mempengaruhi pengembangan
produk yang dihasilkan. Lemak akan berikatan dengan molekul amilosa atau
amilopektin, sehingga dapat mengambat pengembangan (puffing) dan
mengurangi sifat renyah dari produk.
4. Vitamin
Penurunan kadar vitamin terutama vitamin B dan vitamin C yang peka
terhadap pemanasan pasti terjadi pada proses ekstrusi. Salah satu metode
yang baik untuk memproduksi produk ekstruder dengan kaya vitamin adalah
dengan cara fortifikasi vitamin setelah produk ekstrusi tersebut selesai
dibuat.
Karakteristik snack jagung yang dihasilkan mempunyai tekstur
yang renyah, derajat pengembangan yang tinggi, ringan, dan
tekstur rapat.