Anda di halaman 1dari 2

ANALISA UNSUR NITROGEN

Bentuk N-organik meliputi asam amino atau protein, asam amino bebas, gula amino,
dan bentuk kompleks lainnya, sedangkan bentuk N-anorganik meliputi NH4+, NO2-, NO3-,
N2O, NO, dan N2-. N-organik keberadaannya lebih banyak dibandingkan dengan Nanorganik. Untuk dapat diserap oleh tanaman, Norganik harus diubah atau didekomposisi
menjadi Nanorganik (Usman, 2012)
Prinsip metode Kjeldahl adalah penentuan jumlah nitrogen (N) yang terkandung
dalam suatu bahan dengan cara mendegradasi suatu sampel dengan menggunakan asam sulfat
pekat untuk menghasilkan nitrogen sebagai amonia (Rachmania dkk., 2013). Metode
Kjeldahl pada umumnya dapat dibedakan atas dua cara, yaitu cara makro dan semimikro.
Cara makro Kjeldahl digunakan untuk sampel yang sukar dihomogenisasi dan besarnya 1
3 gram, sedangkan semimikro Kjeldahl dirancang untuk sampel yang berukuran kecil, yaitu
kurang dari 300 mg dari bahan yang homogen.
Analisa protein total Kjeldahl terdiri atas tiga tahapan; destruksi, destilasi dan titrasi.
1. Tahap destruksi
Pada tahap ini sampel dipanaskan dalam asam sulfat pekat sehingga terjadi destruksi
menjadi unsur unsurnya. Fungsi asam sulfat yaitu sebagai pengikat nitrogen dan juga
menguraikan unsure-unsunya. Nitrogen akan berubah menjadi (NH 4)2SO4. Untuk
mempercepat proses dekstruksi sering ditambahkan katalisator selenium. Dengan
penambahan bahan katalisator tersebut titik didih asam sulfat akan dipertinggi sehingga
destruksi berjalan lebih cepat. Suhu destruksi berkisar antara 370 4100 C. Proses
destruksi sudah selesai apabila larutan menjadi jernih atau tidak berwarna lagi (Fauzi,
2008)
2. Tahap destilasi
Pada tahap destilasi ammonium sulfat dipecah menjadi ammonia (NH3) dengan
penambahan NaOH sampai suasana menjadi basa dan dipanaskan. Fungsi penambahan
NaOH adalah untuk memberikan suasana basa karena reaksi tidak dapat berlangsung
dalam keadaan asam. Ammonia yang dihasilkan selanjutnya ditangkap oleh larutan asam
standar. Asam standar yang dipakai adalah asam borat 3 % dalam jumlah berlebih. Untuk
mengetahui asam dalam keadaan berlebihan maka diberi indikator (Fauzi, 2008). Contoh
indikatornya adalah BCG + MR (campuran bromcresol green dan methyl red). Asam
borat (H3BO3) berfungsi sebagai penangkap NH3. Setelah penambahan indikator, larutan
berubah menjadi merah muda karena berada dalam kondisi asam (Rachmania dkk., 2013).

Selama proses destilasi lama-kelamaan larutan asam borat akan berubah warna biru
karena larutan menangkap adanya ammonia dalam bahan yang bersifat basa sehingga
mengubah warna merah muda menjadi biru. Reaksi destilasi akan berakhir bila ammonia
yang telah terdestilasi tidak bereaksi basis (Fauzi, 2008).
3. Tahap Titrasi
Larutan hasil destilasi kemudian dititrasi dengan H 2SO4 (asam kuat) sampai warna hijau
berubah menjadi merah muda. Sebagai kontrol terhadap N yang ada dalam bahan pelarut
yang digunakan, prosedur yang sama dilakukan pada larutan yang tidak mengandung
sampel (sebagai blanko) dengan perlakuan yang sama terhadap contoh (Usman, 2012).
DAPUS
Usman. 2012. Buletin Teknik Pertanian: Teknik Penetapan Nitrogen Total pada Contoh Tanah
Secara Destilasi Titrimetri dan Kolorimetri menggunakan Autoanalyzer. 17(01). Hal:
41-44
Rachmania, R.A., F. Nisma dan E. Mayangsari. 2013. Media Farmasi: Ekstraksi Gelatin dari
Tulang Ikan Tenggiri melalui Proses Hidrolisis menggunakan Larutan Basa. 10(2).
Halaman 18-28.
Fauzi, A. 2008. Skripsi: Analisa Kadar Unsur Hara Karbon Organik dan Nitrogen di Dalam
Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis Riau. Medan: Program Studi Diploma 3
Kimia Analisis Departemen Kimia FMIPA USU

Anda mungkin juga menyukai