Sampai di Rantepao Toraja Utara sudah malam, kami langsung menginap di Hotel
Misiliana yang model arsitekturnya terkesan klasik-etnik, dalam lelap terkandung
harap perjalanan esok lebih menarik lagi .
3.
4.
5.
6.
telah berumur ratusan tahun. Untuk masuk ke lokasi makam diwajibkan membeli
tiket seharga Rp. 10.000/orang. Sekitar makam ada bebrapa kios penjual
cinderamata. Menurut Ningsih salah seorang pemilik kios cinderamata, hasil
pejualan di kiosnya bergantung kepada wisatawan yang dating, berkisar
Rp.500.000 Rp. 1,3 juta dengan profit sekitar 20% - 30% .
Musium Buntu Kalando
Terletak di Kecamatan Sangalla sekitar 8 km dari Makale. Disana terdapat
Tongkonan milik Puang Sangalla (bangsawan local) yang dulunya digunakan
sebagai pusat pemerintahan. Di sana terdapat museum kecil yang
memamerkan barang-barang milik bangsawan tersebut. Jika masuk museum ini
diwajibkan memberikan sumbangan Rp. 5.000/orang.
Tampang Allo
Terletak di kecamatan Sangalla sekitar 12km dari Makale. Obyek ini berupa gua
alam dengan peti mati kuno dan deretan patung milik bangsawan setempat
yakni Puang Menturino dengan isteri dan keturunannya. Masuk ke lokasi ini
dikenakan tiket masuk Rp. 10.000,-/ orang.
Suwaya
Terletak di Kec. Sangalla sekitar 9 km arah Timur Makale. Berupa pemakaman
kerajaan di tebing-tebing batu dengan beberapa patung (tau-tau) serta peti mati
berukir dari kayu (erong). Makam batu ini dipersembahkan untuk Puang Tamboro
langi dan keturunannya. Tiket masuk ke Lokasi ini sebesar Rp. 10.000,Wawancara dengan Pengurus PHRI
Menjelang makan malam Kami bertemu dengan pengurus PHRI Toraja, , mereka
menginformasikan mengenai kondisi dan perkembangan PHRI Toraja berkaitan
dengan kondisi kepariwisataan Toraja yang belum pulih seperti masa kejayaan
dahulu. Menurut PHRI tingkat hunian rata-rata anggota yang aktif adal sekitar
15% (data 2012 ini diakui masih kurang akurat, disinyalir banyak anggota PHRI
yang tidak menyetorkan data yang sebenarnya karena khawatir masalah pajak,
kesadaran bayar pajak ini sedang didorong PHRI). Hotel-hotel besar (bintang 3
dan 4) yang pangsa pasar utamanya wisman umumnya tiap tahun merugi
karena wisman hanya ramai pada bulan-bulan terteru saja (Mei-Okt), sedangkan
hotel-hotel kecil (bintang 1 dan 2) lebih tinggi karena tariff kamarnya lebih
murah lebih terjangkau wisnus, sehingga pangsa pasarnya lebih luas.. Ada
rencana memekarkan organisasi menjadi dua yaitu PHRI Tator dan PHRI Torut
disesuaikan dengan pemekaran kabupatennya, diperkirakan komunikasi
organisasi dengan pemerintah daerah dan Bupati masing-masing akan lebih
efektif.
Pertemuan diakhiri dengan makan malam bersama dan selesai makan malam
kami langsung istirahat malam di kamar hotel.
Perputaran uang di pasar dari transaksi hewan ini belum ada datanya, tapi
diperkirakan volumenya bisa mencapai puluhan miliar rupiah, karena harga satu
ekor kerbau dewasa harganya berkisar puluhan juta hingga miliaran rupiah.
Sedangkan harga babi berkisar dari Rp. 1 juta hingga Rp.4 juta .
Salah seorang pedagang kerbau bernama Lukas mengatakan bahwa setiap hari
pasar biasanya terjual 2 ekor kerbaunya, kalau tidak terjual akan dibawa lagi
pada hari pasar berikutnya. Keuntungan yang diperoleh berkisar Rp. 30 juta
hingga 50 juta dari harga kerbaunya yang berkisar Rp 290 juta hingga Rp.390
juta.
4. Dinas Peternakan Toraja Utara
Selanjutnya Bpk Kepada Dinas juga menjelaskan bahwa potensi ternak di Toraja
selain kerbau dan babi, juga terdapat potensi ternak lainnya seperti ayam
kampong, itik/bebek, kambing, sapi dan perikanan darat seperti ikan mas dan
lele sangkuriang.
Kami pindah hotel dan menginap di Hotel Herritage, setelah makan malam,
langsung menuju kamar untuk beristirahat.
Jumat, 15 Agustus
1. Dinas Koperasi dan UMKM Tator
Pada saat kunjungan saya dilayani oleh Ibu Siska Kabid Pemberdayaan UMKM
karena Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Tator sedang tugas keluar kantor.
Menurut Ibu Siska program pemberdayaan yang dilakukan oleh Dinas terhadap
terhadap koperasi-koperasi dan Usaha Menengah Kecil dan Mikro diantaranya
melalui:
= Pelatihan Kewirausahaan
= Pelatihan Perencanaan Bisnis
= Seminar-seminar mengenai Peluang Usaha dan Investasi
Beberapa sentra perajin usaha kecil di Tana Toraja di antaranya:
Perajin tenun di Rantetayo
Perajin ukiran/souvenir di Lemo
Perajin dan kelompok alat music bamboo di Sangalla
Perajin ukiran kayu peti mati di poros Makasar (Botang Dongpas)
Perajin kue-kue: Tori, Jipang dan kue kacang di Sepon
Data selengkapnya berupa file data base UMKMdi Tana Toraja telah di copy.
2. Badan Ketahanan Pangan Tator
Kepala Badan dan beberapa staf sedang rapat sehingga tidak dapat ditemui,
tetapi didapat selembar data yang menunjukan ketahanan pangan berupa
produksi beras (Ketersediaan Beras) Kabupaten Tana Toraja Tahun 2013 yang
masih memenuhi kebutuhan penduduknya, sehingga masih ada cadangan
hingga pertengahan tahun 2014.
3. Dinsosnaker Tator
Kami diterima oleh Kabid Kesetiakawanan Sosial dan kabid Ketenagakerjaan, di
berikan data dan informasi mengenai program pengentasan kemiskinan melalui
6
pemberian bantuan modal usaha bersama untuk 300 KK miskin yang dibagi
menjadi 30 kelompok. Diberikan pula copy file ketenagakerjaan di Tana Toraja.
4. Hotel Heritage
Wawancara dengan General Manager Hotel Heritage ternyata mengkonfirmasi
informasi dari PHRI bahwa Hotel besar umumnya merugi karena rata-rata tingkat
hunian kamarnya hanya sebesar 15%, begitu pula yang terjadi dengan tingkat
hunian Hotel Heritage, walaupun di Bulan Agustus hamper mencapai 50% tetapi
di bulan Nopember hingga April umumnya rendah sekali, sehingga di akhir tahun
totalnya hanya sekitar 15%. Padahal menurutnya, untuk mencapai titik impas
dibutuhkan tingkat hunian sebesar 30%. Walau demikian syukur Hotel Heritage
masih tetap bisa bertahan.
Hotel Heritage juga menjalin kemitraan dengan masyarakat sekitar yaitu dengan
memberikan kesempatan kepada kelompok seni local seperti kelompok seni
music bambu dari Sangalla. Selain itu juga Hotel Heritage memberikan lapak
(space) untuk dimanfaat perajin sekitar hotel untuk memasarkan hasil
produksinya. Walaupun masih dalam skala kecil.
Demikian, setelah selesai wawancara dengan General Manager hotel, kami
berangkat makan malam di dekat Pool Bus yang akan membawa kami ke
Makasar, selesai makan malam kami berangkat dengan bus malam dan
menginap di dalamnya.
Sabtu, 16 Agustus 2014
Beristirahat sejenak di bandara, makan pagi kemudian langsung berangkat ke
Jakarta dengan pesawat Citilink.
Setibanya di Bandara Soeta kami membeli makan siang dan melanjutkan
perjalanan ke Bandung menggunakan bus Primajasa.