Anda di halaman 1dari 4

Reproduksi pada flagellata

Reproduksi secara vegetatif: pembelahan biner


Pembelahan biner pada flagellata berlangsung secara longitudinal. Menurut Smith
(2010), pembelahan sel dimulai dengan menduplikasi DNA-nya untuk membuat duaset
lengkap. Sel terus tumbuh dan set DNA bergerak ke ujung berlawanan pada sisi sel.Setelah
sel telah mencapai ukuran yang tepat, sel membagi menjadi dua sel anak dengan DNA yang
identik. Fusi biner adalah cara reproduksi klasik yang digunakan ketika suatu organisme
hidup dalam lingkunganyang stabil. Waktu pembelahan biner ini penting, karena organisme
harus melakukannya pada saat yang tepat. Proses ini sebagian diatur oleh septum cincin,
yaitu cincin protein yang terbentuk disekitarpertengahan sel. Septum cincin ini mendorong
sel untuk dibagi secara merata tanpa merusak DNA atau dinding sel. Kesalahan dalam proses
fusi dapat menyebabkan pembentukan sel anak dengan DNA tidak lengkap, atau salinan
tambahan gen tertentu. Cincin septum dirancang untuk mencegah hal ini.
b. Reproduksi secara generatif: persatuan antaraovum dan spermatozoid.
Selain reproduksi secara vegetative (pembelahan biner), kelompok flagellata juga
melakukan perkembangbiakan secarageneratif. Reproduksi ini sangat diperlukan untuk
memperkaya variasi genetic, sehingga akan meningkatkan kemampuannya untuk hidup pada
kondisi lingkungan yang baru. Contoh flagellate yang memiliki proses secara generative
adalah Volvox sp. Volvox merupakan kandidat protozoa yang unik untuk diteliti. Catatan
penting untuk membahas Volvox adalah Volvox merupakan Flagellata yang berkoloni
membentuk suatu bola. Reproduksi aseksual terjadi pada garis ekuator, sel ini berkembang
menjadi germcell, kelompok individu jantan dan individu betina terbentuk pada koloni
yang berbeda. Sel-sel germinal betina tidak membagi, melainkan semakin membesar untuk
membentuk sebuah ovum. Pada beberapaspesies koloni Volvox bersifat hermaproditic, yaitu
dalam satu koloni dapat membentuk sperma serta ovum. Namun kematangan sperma dan
ovum tidak pada saat yang bersamaan, sehingga pembuahan diri (pada satu koloni) dapat
dicegah (Wimvan, 2003).
Reproduksi dimulai dari koloni betina yang menggandung ovum dan koloni jantan yang
mengandung sperma bertemu. Ovum dihasilkan oleh oogonium, sedangkan Volvox jantan
menghasilkan spermatozoid oleh spermatogonium. Setelah terjadi fertilisasi akan
menghasilkan zigot, zigot akan menghasilkan empat spora, yang kemudian akan menjadi
individu baru. koloni Volvox jantan dengan paket sel sperma dan Volvoxbetina dengan ovum.
Sel sperma akan menuju koloni Volvox betina untuk mencariovum dan terjadi pembuahan.
PERANAN CHLOROPHYTA

Serbuk Chlorella dalam industri obat-obatan dimasukkan dalam kapsul dan dijual
sebagai suplemen makanan dikenal dengan Sun Chlorella. Pengembangannya
saat ini di kolam-kolam (contohnya di Pasuruan).
Peranannya bagi kehidupan manusia antara lain, digunakan dalam penyelidikan
metabolisme di laboratorium.

Chlorophyta mempunyai peranan penting dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:

Produsen dari ekosistem air

Sebagai alternatif bahan pangan bagi astronot, terutama spesies chlorella


(karena kandungan chlorelinnya banyak mengandung vitamin E)
Sbagai sumber protein sel tunggal contoh chlorela

Sebagai bahan makan contoh volvox sebagai sayuran

Sebagai plankton, merupakan salah satu komponen yang penting dalam rantai
makanan di perairan tawar

Menghasilkan O2 (oksigen) dan hasil fotositensis yang diperlukan oleh hewan


lain untuk bernafas

Chloropyta juga mempunyai efek negatif yaitu:

Dapat mengganggu jika perairan terlalu subur

Membuat air berubah warna dan menjadi bau

Menjadi masalah dalam proses penjernihan air

Menyebabkan penyumbatan pada saringan pengolahan air.

F. MANFAAT CHRYSOPHYTA
Berguna sebagai bahan penggosok, bahan pembuat isolasi, penyekat dinamit,
membuat saringan, bahan alat penyadap suara, bahan pembuat cat, pernis, dan piringan
hitam. Chrysophyta merupakan bagian yang terdiri dari fitoplankton. Navicula merupakan
fitoplankton dilaut sehingga dikenal sebagai grass of the sea. Beberapa hewan laut kecil
seperti udang-udangan dan larva ikan memperoleh karbohidrat, lemak, dan protein dari
diatomae. Sisa diaromae yang telah mati berbentuk deposit yang disebut tanah diatomi. Tanah
diatomae sering dimanfaatkan sebagai penyerap trinitrogliserin (TNT) pada bahan peledak,
campuran semen, sebagai bahan penggosok, bahan penyaring, solasi penyuling gasoline dan
glukosa serta digunakan sebagai bahan untuk pembuat jalan.
c. Cadangan makanan
Cadangan makanan pada Chrysophyta berupa tepung krisolaminarin. Dan bahan simpanan
utamanya adalah minyak dan krisolaminarin (leukosin) dan kanjinya tidak menimbun.
MYXOMYCOTE
Reproduksi Myxomycetes adalah dengan vegetatif (membelah diri dan fragmentasi), sporik(selalu
dalam keadaan haploid dan dibentuk oleh tubuh buah atau langsung oleh plasmodium dewasa), dan
gametik yang pada dasarnya merupakan tipe isogami-zoogami. Gamet pada cara pembiakan ini
adalah miksamuba dan sel kembara.

Cara reproduksi pada kelas Myxomycetes adalah berupa plasmodium yang akan membentuk
sporangium untuk menghasilkan spora. Spora dapat berkecambah dalam air atau substrat basah
menjadi sel kembara yang disebut miksoflagellata. Miksoflagellata dapat berkembang menjadi
miksoameba setelah bulu cambuknya lenyap. Selanjutnya pembiakan generatif dapat terjadi jika
dua miksoameba mengadakan perkawinan menjadi amebozigot. Amebozigot dengan sesamanya
dapat bersatu menjadi plasmodium yang besar dengan banyak inti. Plasmodium tidak pernah
membentuk sekat-sekat, jadi hanya berupa kumpulan protoplas yang menjadi satu.

Makanan diserap dengan fagositosis dan dicerna dalam vakuola makanan dan sisasisa yang tidak dicerna dikeluarkan dari vakuola. Jika lingkungan tidak

menguntungkan, jamur lendir ini membentuk sel yang berdinding tebal dan keras
yang disebut sklerotium.
Contoh Myxomycetes adalah Ceratiomyxa fructilosa, Physarium polycephalum, Didymium
nigripes. Trichia persimilis, dan Stemonitis splendens.
Manfaat dari jamur Myxomycetes yaitu memakan bakteri, protozoa, dan organisme lainnya, dengan
kata lain dapat membantu manusia dalam membersihkan lingkungan. Di samping itu, jamur lendir
berguna sebagai bahan studi tentang protoplasma dan morfogenesis dalam laboratorium.
Peranan jamur lendir bagi kehidupan
Sama halnya dengan jamur air, beberapa jamur lendir jika
hidup parasit pada tanaman akan menginfeksi akar tanaman yang menyebabkan
pembengkakan akar dan penyakit yang dikenal dengan bengkak akar.
Tanaman yang terserang jamur ini akarnya akan membusuk dan lama kelamaan
akan mati. Infeksi terjadi bila zoospora menembus anak akar tanaman inangnya
dan segera menjadi miksamoeba (organisme amoeboid yang telanjang) yang tumbuh
menjadi plasmodium.
Selanjutnya, plasmodium akan tumbuh sehingga ukurannya bertambah yang
mengakibatkan akar-akar tanaman inang membengkak. Saat infeksi itu berlangsung,
spora-spora pun ikut terbentuk dan akan menghuni sel-sel tanaman inang sampai
sel-sel itu menjadi busuk, kemudian spora-spora dibebaskan dan siap menginfeksi
bibit tanaman baru, seperti pada kubis dan kentang yang dapat rusak sehingga
menyebabkan tanaman menjadi kerdil dan akhirnya akan mati sebelum waktunya.
Misalnya, Phytium penyebab penyakit rebah semai yang merusak bibit tanaman.

OOMYCOTA
a. Lagenidium rabenhorstii, mempunyai hifa bercabang yang hidup parasit dalam sel-sel
ganggang.
b. Saprolegnia parasitica parasit pada ikan dan telur-telur ikan.
c. Phytium debaryanum menyebabkan busuk pada kecambah.
d. Phytophthora infestans, merupakan parasit yang menyerang tanaman kentang, tomat, dan
sebagainya.
e. Pythophtora faberi, menimbulkan penyakit pada tanaman karet pada luka bekas sadapan.
f. Plasmopara viticola, merupakan parasit pada tanaman anggur.
g. Pseudoperonospora cubensis, parasit pada tanaman mentimun.
h. Albugo candida, parasit pada tanaman kol, kubis, dan kelompok Cruciferae
Reproduksi aseksual pada Oomycetes yang hidup di air dengan zoospora berflagel
dua, sedangkan yang hidup di darat dengan sporangium dan konidium. Reoproduksi seksual
dengan oogami. Selnya membentuk struktur yang mengandung sel telur dan struktur yang
membentuk sel sperma.
Kedua struktur ini kemudian bersatu sehingga terjadi pembuahan yang menghasilkan zigot
diploid yang kemudian tumbuh membentuk spora berdinding tebal, yang disebut zoospora

dengan dua flagela, satu flagela tidak berbulu menjurus ke belakang dan satu flagela berbulu
menjurus ke depan. Zoospora bila berkecambah akan membentuk individu baru.

Anda mungkin juga menyukai