Anda di halaman 1dari 5

1.

Pembahasan
1.1.
Pipet Volume
Berfungsi untuk mengambil larutan dengan volume tetap sesuai
dengan label tertera.Cara penggunaannya yaitu dengan mengisi
larutan sesuai dengan label yang tertera pada bagian yang
menggelembung pada bagian tengah pipet biasanya menggunakan
bulb untuk menyedot larutan (Soetrisno, 2013).
1.2.
Pipet Ukur
Cara menggunakannya harus tegak lurus dengan mata kita
berhadapan dengan skala pipet. Pipet volume biasanya berpasangan
dengan bulb (WHO, 2008).
1.3.
Labu Ukur
Berfungsi untuk menakar volume zat kimia dalam bentuk cair pada
proses preparasi tertentu. Alat ini biasanya digunakan untuk mendapatkan larutan
zat tertentu yang nantinya hanya digunakan dalam ukuran yang terbatas hanya sebagai
sampel dengan menggunakan pipet. Dalam sistem pengenceran, untuk zat yang tidak
berwarna, penambahan aquadest sampai menunjukkan garis meniskus berada di leher
labu. Untuk zat yang berwarna, penambahan aquadets hingga dasar meniskus yang
menyentuh leher labu ( meniskus berada di atas garis leher ) (Suhendra,2006).
1.4.
Buret
Buret biasanya digunakan untuk melakukan titrasi. Buret biasanya
dipasangkan dengan statif dan klep.Tempatkan buret pada statif dan klep dengan
dilapisi tisu agar buret tidak berpindah ketika digunakan dan putar keran secara perlahan
saat sedang titrasi (Suhendra,2006).
1.5.
Erlenmeyer
Berfungsi sebagai tempat atau wadah larutan yang akan dititrasi. Juga
dapat digunakan untuk memanaskan larutan. Bukan sebagai alat ukur
(Soetrisno, 2013).
1.6.
Spektofotometer
Berfungsi untuk mengetahui konsentrasi berdasarkan absorbansinya.
Absorbansi merupakan tingkat penyerapan. Untuk mengukur
konsentrasi, menggunakan kuvet sebagai wadah cairan. Cara
penggunaannya yaitu dengan mengkalibrasi alat ini dengan menekan
tombol ON dan diamkan selama 30 menit. Kemudian kuvet diisi dengan
larutan yang hendak diukur dan cara memegang kuvet hanya boleh
pada
bagian
yang
buram/kasar.
Masukan
kuvet
kedalam
spektrofotometer dan tutup alat dengan rapat agar tidak ada cahaya
yang masuk (WHO, 2008).
1.7.
Tabung Reaksi
Sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia. Dapat juga digunakan
sebagai wadah untuk perkembangbiakan mikroba. Juga dapat
digunakan untuk memanaskan larutan (Soetrisno, 2013).
1.8.
Timbangan Analitik
Berfungsi untuk mengetahui atau menimbang massa suatu zat. Dalam
menimbang harus dalam keadaan tertutup. Timbangan ini memiliki
ketelitian hingga 4 angka dibelakang koma (WHO, 2008).

1.9.
Pipet Tetes
Pipet tetes berfungsi untuk mentransfer volume kecil cairan dari satu
wadah ke yang lain dengan tepat berupa tetes tetesan cairan. Dengan
cara memencet penghisap pipet terlebih dahulu. Kemudian, masukan
pipet kedalam larutan yang telah disediakan. Lepaskan pencetannya,
kemudian angkat dan pencet kembali pada wadah yang lainnya (WHO,
2008).
1.10.
Bulb
Bulb memiliki 3 tombol, yaitu: A , S, dan E.
Cara mengunakan: pertama kita harus mengeluarkan udara dari bulb
dengan cara di pencet sambil menekan tombol A. kemudian pasangkan
dengan pipet ukur di bagian bawah bulb. Untuk menyedot larutan kita
menekan tombol S. Untuk mengeluarkan larutan dapat dengan
menekan tombol E. Harus berhati - hati dalam menggunakan bulb,
jangan sampai terkena air sedikitpun. Karena bulb akan rusak jika
terkena air (Koesmadja, 2006).
1.11.
PH meter
PH meter yang digunakan untuk menentukan konsentrasi pH suatu
larutan.
Sebelum
menggunakan
pH
meter,
sebaiknya
kita
mengkalibrasinya terlebih dahulu. Yaitu dengan cara, kita mengukur
konsentrasi pH suatu larutan yang telah diketahui pH nya. Jika berbeda
jauh menandakan pH meter tersebut sudah tidak dapat digunakan lagi.
Elektroda pada pH meter harus dicuci dengan aquades sesudah
menggunakannya (WHO, 2008).
1.12.
Spatula
Berfungsi untuk mengambil bahan dalam bentuk padatan. Spatula
memiliki dua ujung yang berbeda. Ujung yang agak cekung untuk
mengambil dalam jumlah banyak, sedangkan ujung yang datar untuk
mengambil jumlah yang lebih sedikit (Syahmani, 2011).
1.13.
Kuvet
Serupa dengan tabung reaksi tetapi ukurannya lebih kecil. Digunakan
sebagai wadah sampel dalam analisi dengan spektofotometer. Kuvet
tidak boleh dipanaskan, dan cara penggunaannya hanya boleh
dipegang pada sisi yang buram/kasar. Karena, apabila dipegang pada
bagian yang halus akan meninggalkan bekas sidik jari yang bisa
menutupi jalannya cahaya menuju larutan (Suhendra, 2006).
1.14.
Piknometer
Alat yang digunakan untuk mengetahui massa jenis suatu larutan. Yaitu
dengan membagi massa larutan dengan volume larutan. Picnometer
memiliki ukuran yang bermacam-macam (Suhendra, 2006).
1.15.
Hotplate Stirrer

Alat yang digunakan untuk menghomogenkan atau memanaskan suatu


larutan. Terdapat magnet yang berada dalam alat ini. Sehinggga dapat
membantu dalam proses homogenisasi (Syahmani, 2011).
1.16.
Gelas Ukur
Berfungsi untuk mengukur zat kimia dalam bentuk cair. Tidak dapat
digunakan
untuk
pembakaran,
karena
permukaannya
tidak
memungkinkan untuk pembakaran yang merata. (WHO,2008).
1.17.
Botol Semprot
Botol yang digunakan untuk menyimpan aquades. Aquades adalah air
dari hasil penyulingan, kandungannya murni H20. Dapat digunakan
juga untuk membilas glassware (Syahmani, 2011).
1.18.
Gelas Beker
Berfungsi sebagai wadah untuk memanaskan larutan. Alat ini bukan
sebagai alat pengukur. Walaupun memiliki skala namun ralatnya cukup
besar. Caranya dengan menggunakan kaki tiga yang alasnya
sebelumnya ada kertas untuk alas pembakar tersendiri. Kemudian
dibakar menggunakan spirtus (WHO,2008).
1.19.
Corong Pisah
Digunakan untuk ekstraksi fase cair-cair untuk memisahkan komponenkomponen dalam suatu campuran antara dua fase pelarut dengan
massa jenis yang berbeda. Dengan cara, pastikan klep berada diarah
vertikal atau off terlebih dahulu. Homogenkan larutan terlebih dahulu
kemudian tunggu hungga larutan berpisah. Setelah itu keluarkan
larutan dengan cara putar klepnya kearah horizontal atau on hingga
mencapai titik dimana cairan itu berpisah (Suhendra, 2006).
1.20.
Gelas Arloji
Tempat bahan padatan pada saat menimbang dan mengeringkan
bahan. Tidak untuk bahan larutan atau cairan. Biasanya digunakan
ditimbangan analitik. Dengan cara meletakkan gelas arloji diatas
timbangan analitik, kemudian tempatkan bahan padatan pada gelas
arloji menggunakan spatula (Suhendra, 2006).
1.21.
Kertas Saring
Terbuat dari kertas selulosa murni yang berguna untuk menyaring
larutan yang akan di tuangkan ke glassware. Kertas ini dilipat hingga
kecil membentuk kerucut, kemudian masukkan ke dalam corong untuk
menyaring larutan (WHO,2008).
1.22.
Corong
Corong berfungsi untuk menolong menuangkan larutan kimia ke dalam
glassware yang memiliki mulut yang lebih kecil. Dengan cara, letakkan
bagian corong yang kecil pada mulut labu ukur, kemudian tuangkan
larutan kedalam labu ukur melalui corong (WHO,2008).

Kesimpulan
Didalam melakukan kegiatan praktikum di laboratorium, kita sebagai
praktikan akan berhubungan langsung dengan zat - zat kimia. Oleh karena
itu, kita harus mengetahui sifat dan bahaya dari masing - masing zat kimia
yang kita gunakan selama praktikum. Sehingga kita bisa menghindari
terjadinya kecelakaan selama kegiatan praktikum berlangsung. Dan kita juga
harus mengetahui penanganan pertama jika kita terkena kontak langsung
dengan bahan kimia tersebut. Oleh karena itu untuk menghindari itu semua,
kita perlu menggunakan alat pengaman guna menghindari kontak langsung
dengan bahan kimia selama praktikum. Kita juga perlu mengetahui nama
dan fungsi masing - masing alat yang akan kita gunakan untuk praktikum.
Serta kita juga harus tahu cara penggunaan alat secara teknis dan prosedurprosedur khusus dalam penggunaan alat yang mudah rusak agar kita bisa
menggunakannya dengan baik dan benar.

Anda mungkin juga menyukai